Manajemen & Bisnis, Volume 11, Nomor 2, September 2012 THREE FACTOR MODEL DAN KEPEMILIKAN ASING TERHADAP TINGKAT RETURN Richard Irawan PT Surya Prima Sakti, email: [email protected] Werner R. Murhadi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya, email: [email protected] Abstract Indonesian government issued various regulations and policies of market liberalization and provide the widest opportunities both local and foreign investors to trade. Stock market liberalization should improve market efficiency is similar to the stock markets of developed countries. Intensive research conducted by Fama and French succeeded in explaining the performance of stocks in developed countries with three factors model approach. This study tried to model the stock markets of Indonesia and the added factor of foreign ownership is considered by some to dominate price movements. This study used a sample of 269 firms from 2008 to 2011 period. The study uses panel data regression. The results showed the market factor, size and book-to-market has a positive effect on returns while foreign ownership factors do not affect significantly. Keywords: investor asing, return saham Abstrak Kebijakan pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai peraturan dan kebijakan liberalisasi pasar dan memberi peluang seluas-luasnya kepada investor baik lokal maupun asing untuk bertransaksi. Liberalisasi pasar saham seharusnya meningkatkan efisiensi pasar serupa dengan pasar saham negara-negara maju. Penelitian intensif yang dilakukan oleh Fama dan French berhasil menjelaskan kinerja saham di negara-negara maju dengan pendekatan three factors modelnya. Penelitian ini mencoba model tersebut dalam pasar saham Indonesia dan menambahkan faktor kepemilikan asing yang dianggap oleh beberapa kalangan mendominasi pergerakan harga. Penelitian ini menggunakan sampel 269 perusahaan periode 2008-2011. Penelitian menggunakan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan faktor market, size dan book-to-market berpengaruh positif pada returns sedangkan faktor kepemilikan asing tidak berpengaruh secara signifikan. Kata kunci: investor asing, return saham JEL Classification: G12, G32, G34 1. Latar Belakang Pasar modal Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi bagi investor negaranegara maju (developed markets) yang dikenal sebagai emerging market. Seperti umumnya emerging market, pasar saham Indonesia memberikan risk premium yang lebih tinggi (Salomons dan Grootveld, 2003) sehingga memberikan expected returns yang lebih tinggi jika dibanding dengan developed market. Fama dan French dengan Three Factors model-nya menemukan bahwa faktor market, size dan book to market berpengaruh terhadap returns saham. Sampai saat ini penelitian masih berlanjut diberbagai negara yang melibatkan kalangan lebih luas dan terbuka. Fama dan French (1992) tidak menemukan bukti langsung hubungan antara beta dengan return rata-rata yang berarti investor tidak menerima imbalan return atas resiko pasar yang 213 Richard Irawan dan Werner R. Murhadi diambil tetapi sebaliknya size dan rasio book value to market value berasosiasi kuat terhadap return. Fama dan French menduga bahwa size dan book-to-market (BM) mungkin merupakan proksi atas faktor resiko yang mempengaruhi return. Size memiliki korelasi negatif dimana semakin kecil kapitalisasi perusahaan memberikan tingkat return yang semakin tinggi sedangkan book-to-market berasosiasi positif yang berarti book-to-market yang tinggi menunjukkan saham yang mengalami undervalue dan memiliki peluang memberikan return lebih tinggi dimasa akan datang. Menyempurnakan model Capital Assets Pricing Model (CAPM), Fama dan French memasukkan kedua faktor tersebut dan melahirkan Fama Three Factors Model. Sejalan dengan peningkatan kinerja pasar saham Indonesia yang beranjak dari 2.745,83 pada penutupan akhir tahun 2007 mencapai 3.821,99 pada akhir tahun 2011. Dari data penelitian terseleksitotal kapitalisasi kepemilikan asing menguasai lebih dari 60% dari kapitalisasi free float value, meningkat dari 539 triliun rupiah menjadi 707 triliun rupiah pada periode yang sama. Penelitian sebelumnya dengan menggunakan data antara tahun 2002 sampai dengan 2007 menunjukkan bahwa investor institusi asing (FO) memegang hampir 70% dari free-fload value atas pasar saham Indonesia atau 41% dari total kapitalisasi pasar saham Indonesia, Rhee dan Wang (2008). Tim Bapenas (2008) menyimpulkan respon pergerakan indeks harga saham terhadap shock aliran modal asing menunjukkan respon yang positif, sebagaimana diharapkan bahwa aliran modal asing dan pergerakan indeks harga saham mempunyai aliran yang positif, dimana besarnya aliran modal asing (capital inflow) yang masuk ke Indonesia dapat memberikan peningkatan pada index harga saham gabungan. Penelitian oleh Wuryandani (2010) menunjukkan bahwa faktor index saham regional Asean dan Hongkong serta nilai tukar rupiah mempengaruhi IHSG secara signifikan. Menggunakan angka kapitalisasi seluruh populasi, peningkatan dana asing meningkat dari 81 triliun rupiah di tahun 2002 mencapai 563 triliun di tahun 2007, ditambah lagi penguasaan asing mencapai hampir 70% dari free float value, Rhee dan Wang(2008). Selama kurun waktu tersebut ditemukan investor asing mengungguli investor domestik dalam hal proses penyesuaian harga. Mengamati dominasi kepemilikan asing pada pasar saham Indonesia dan ditambah dengan tools yang dimiliki diduga kuat menjadi faktor penentu kenaikan harga. Penelitian ini mengadopsi model Fama-French, dengan menambahkan satu faktor yaitu kepemilikan asing. Penelitian ini difokuskan pada penyajian bukti empiris pengaruh keempat faktor penentu tingkat return antara lain market, size, book-to-market, yang merupakan tiga faktor utama yang telah terbukti pengaruhnya secara empiris dibanyak negara serta faktor spesifik kepemilikan asing yang merupakan signifikansi penelitian dibanding dengan penelitian penelitian sebelumnya tentang pasar saham di Indonesia. 2. Telaah Pustaka dan Pengembangan Hipotesis 2.1. Capital Assets Pricing Model (CAPM) Sharpe (1964), Lintner (1965) dan Black (1972) dalam CAPM menyatakan bahwa investor hanya mendapat kompensasi atas resiko market yang ditanggungnya. Dimana resiko market diukur dengan beta, besaran angka beta menunjukkan berapa besar perubahan return suatu saham terhadap market. Dengan beta 2, suatu saham akan mengalami kenaikan 2% apabila marketmengalami kenaikan 1% dengan asumsi variable lainnya tidak berubah. Model CAPM dinyatakan dengan rumus: E (ri) = rf + βi (E(rm) – rf) Dimana: Cov (ri, rm) σim βi = --------------- = -----Var (rm) σ2 m 214