1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan gambaran mengenai keseluruhan penelitian yang dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pendahuluan, mencakup latar belakang rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya perekonomian secara global, persaingan bisnis di berbagai industri pun semakin meningkat. Setiap perusahaan berusaha menerapkan berbagai upaya dan strategi untuk dapat terus bertahan dan berjuang memperoleh tujuan secara optimal dengan sumber daya yang tersedia. Di samping itu, setiap perusahaan juga memiliki metode yang berbeda-beda dalam menyampaikan produk kepada konsumen, salah satunya adalah melalui direct selling (penjualan langsung). World Federation of Direct Selling Associations (2010, dalam Ferrell, Gonzales-Padron, dan Ferrell, 2010) mendefinisikan penjualan langsung sebagai pemasaran barang atau jasa secara langsung kepada konsumen, bertatap muka di rumah, tempat kerja, atau tempat lain yang bukan merupakan toko ritel. Menurut Peterson dan Albaum (2007, 318), bentuk dari penjualan langsung yang paling 2 popular adalah multilevel marketing (penjualan multi tingkat). Secara global, 80% perusahaan penjualan langsung tergabung dalam penjualan multi tingkat (Ho, 2004 dalam Peterson dan Albaum, 2007, 318). Pemasaran multi tingkat sebagai sebuah cara untuk mendistribusikan barang atau jasa dan penyalur akan memperoleh penghasilan dari hasil penjualan ritel yang dilakukannya ataupun penjualan ritel dari orang lain yang direkrut olehnya, baik yang direkrut secara langsung maupun tidak langsung (Nat dan Keep, 2002, 21). Sedangkan, Muncy (2004, 48) berpendapat bahwa pemasaran multi tingkat merupakan industri yang menyediakan manfaat ekonomis dan fungsi bisnis. Sistem penjualan pemasaran multi tingkat pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat oleh pendiri Nutrilite, Carl Rehnborg, yang menemukan cara paling tepat dalam memperkenalkan produk suplemen alami adalah melalui penjualan secara langsung, dengan memberikan komisi kepada penjual apabila berhasil merekrut penjual baru (Muncy, 2004, 48). Sistem penjualan dengan konsep pemasaran multi tingkat terus berkembang dari tahun ke tahun. Sparks dan Schenk (2006, 161) menyatakan bahwa pada tahun 2003, pemasaran multi tingkat berhasil mencapai penjualan sebesar $ 22 juta dengan total anggota di bawah 11 juta orang dan dalam 10 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan per tahun industri ini mencapai 7%. Konsep sistem penjualan pemasaran multi tingkat ini mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dan berkembang pesat dalam kurun waktu 30 tahun ini. Perusahaan lokal yang pertama kali menerapkan sistem penjualan Pemasaran multi tingkat di Indonesia adalah PT. Nusantara Sun Chlorella Tama pada tahun 1986 yang kemudian berganti nama menjadi PT. Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI). Berangkat 3 dari hanya menjual satu buah produk yaitu Sun Chlorella, CNI yang awalnya berpusat di Bandung mulai dapat memperkenalkan konsep sistem penjualan pemasaran multi tingkat ke masyarakat dan memperoleh respon yang positif hingga akhirnya diputuskan untuk pindah ke Jakarta. CNI pun terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya jumlah member atau penyalur, semakin meningkatnya profit hasil penjualan, semakin banyak jumlah produk dengan berbagai variasi, dan tentunya semakin luas pasar yang dapat dimasuki oleh CNI. Kesuksesan yang dialami CNI tentunya menjadi daya tarik bagi pesaing untuk masuk ke dalam industri pemasaran multi tingkat. Keberadaan banyak perusahaan MLM baru yang masuk ke industri membuat persaingan menjadi semakin ketat. Akan tetapi, CNI tetap bertahan dalam pasar ini di tengah maraknya persaingan yang ada dengan strategi pemasaran yang dapat mengikuti perubahan pasar dan tetap memenuhi kepuasan konsumen. 1.2 Rumusan Masalah Persaingan dalam industri pemasaran multi tingkat pun semakin ketat, terlebih setelah Indonesia mengalami krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997. Momentum dan situasi krisis ini dimanfaatkan oleh pebisnis pemasaran multi tingkat asing maupun lokal untuk menawarkan sebuah alternatif bisnis bagi masyarakat. Menurut Abrian S. Natan, CEO PT. CNI, pertumbuhan CNI paling tinggi justru 4 tercapai pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi moneter di penghujung tahun 1997-1998 yaitu mencapai 60% dimana rata-rata pertumbuhan per tahun adalah sekitar 30% dan jumlah penyalur bertambah berkali-kali lipat (Manopol dan Ruslina, 2006). Seiring bertumbuhnya industri pemasaran multi tingkat di Indonesia, semakin banyak perusahaan yang menyatakan bergerak dalam industri ini, meskipun dalam kenyataannya adalah tidak. Praktisi pemasaran multi tingkat pun mendapat banyak kritik menyangkut perilaku yang tidak sesuai etika, sehubungan dengan kekeliruan atas potensi pendapatan, tekanan teman atau kerabat untuk menjadi penyalur dan membeli barang atau jasa yang tidak dibutuhkan, serta penggunaan teknik perekrutan yang menipu (Peterson dan Albaum, 2007, 318). Hal tersebut mungkin menjadi faktor menurunnya penjualan CNI setelah mencapai puncak kejayaan pada tahun 2003. Sehingga masalah yang akan dibahas dalam kasus ini adalah: 1. Bagaimana CNI menghadapi persaingan yang semakin ketat? 2. Strategi apa saja yang diterapkan oleh CNI untuk tetap memimpin pasar? 3. Apakah strategi yang diterapkan oleh CNI berhasil? 4. Apakah ada strategi lain yang seharusnya bisa diterapkan oleh CNI dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 5 1. Untuk mengetahui langkah yang diambil CNI saat mulai banyak pesaing yang masuk ke pasar 2. Untuk mengetahui strategi yang diterapkan oleh CNI untuk dapat memimpin pasar 3. Untuk mengetahui hasil dari strategi yang diterapkan 4. Untuk mengetahui alternatif strategi yang mungkin dapat diterapkan CNI dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Dengan segala keterbatasan waktu dan sumber daya lainnya, penulis membatasi kasus ini dalam lingkup pembahasan strategi pemasaran dengan objek penelitian PT. CNI. Lebih lanjut, kasus ini juga dibatasi dalam area dan jangka waktu penelitian, karena hanya membahas mengenai PT. CNI Indonesia pada tahun 20082010. 1.5 Sistematika Penulisan Laporan tugas akhir ini dibagi ke dalam lima bab sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pendahuluan, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian dan juga sistematika penelitian. 6 BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori dasar yang dapat mendukung penelitian ini sehingga diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang terdapat pada Bab I. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam kasus ini, mencakup metode penelitian, metode analisis, dan juga sumber data yang digunakan pada kasus ini. Selain itu, pada bab ini juga akan dijelaskan mengenai kerangka pembuatan kasus ini. BAB IV : ANALISIS KASUS DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan secara detil mengenai profil perusahaan, masalah yang dihadapi oleh perusahaan, strategi yang dilakukan oleh perusahaan, dan hasil yang diperoleh melalui strategi tersebut. 7 BAB V : KESIMPULAN Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dari kasus dan disertai dengan pembelajaran dan saran yang diperoleh penulis selama penyusunan kasus ini.