BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
Penelitian ini dilaksanakan di Gedung Bursa Efek Jakarta (PRPM) yang
berlokasi di Jl. Jend.Sudirman Kav 52-53 Jakarta, dengan objek penelitian harga
saham yang terlikuid .
Berdasarkan daftar yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia pada tahun
2009-2011 terdapat populasi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
sebanyak 21 perusahaan dan perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar
sebanyak 30 perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah
perusahaan yang mempunyai laporan keuangan selama tahun 2009-2011, yaitu
sebanyak 9 perusahaan makanan dan minuman dan 21 perusahaan real estate dan
property. Sedangkan 21 perusahaan sisanya tidak mempunyai laporan keuangan pada
BEI selama tahun 2009-2011.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal yang
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih (sugiyono, 2007 : 11). Penelitian kausal ini merupakan penelitian untuk
mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable)
terhadap variabel terkait (dependent variable).
42
43
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap penelitian yang kebenarannya
harus diuji secara empiris. Hipotesis bisa saja benar dan bisa saja salah, hipotesis ini
dengan teknik pengujian tersendiri sehingga dapat diambel suatu kesimpulan apakah
hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Didasarkan kepada rumusan masalh, maka
hipotesis dalam penelitian ini, diperinci untuk setiap variabel yang mempengaruhi
harga saham
a. Pengaruh Nilai tukar dollar terhadap rupiah terhadap harga saham
Nilai tukar uang yang mempengaruhi harga saham melalui permintaan uang
(money demand equation). Pada kondisi tertentu yang mencerminkan aktivitas
ekonomi riil, perubahan harga saham menyebabkan peningkatan permintaan uang riil
dan nilai mata uang domestik. Disamping itu harga saham dapat mencerminkan
variabel makroekonomi, karena menunjukkan ekspektasi pasar terhadap aktivitas
ekonomi riil (Ibrahim, 2000). Semenjak model nilai tukar uang misalnya model
moneter mengkorelasikan nilai tukar tersebut terhadap variabel makro ekonomi,
maka perubahan dalam harga saham dapat menyebabkan efek dari nilai tukar.
Ibrahim (2000) juga menemukan hubungan positif yang lemah antara perbedaan
return saham (domestik dikurangi luar negeri) dengan perubahan dalam nilai tukar.
Mok (1993) menemukan bahwa nilai tukar (FOREX) dan harga saham merupakah
dua variabel yang independen, tetapi ada kausalitas dua arah antara FOREX dan
harga saham penutupan dan pembukaan saham. Nilai tukar mempengaruhi harga
44
saham, tapi pertumbuhan pasar saham juga mendesak pengaruh positif dari nilai
tukar. Indeks SCC (Structural Contagion Coefficient) yang negatif juga menunjukkan
bahwa hubungan antara harga saham dan nilai tukar adalah positif, yang berarti
ketika dolar Hongkong terdepresiasi, harga saham juga turun dan begitu pula
sebaliknya..
Menurut Damele dkk (2004), pergerakan pasar dan juga merupakan hasil dari
market contagion (penularan dari pasar lain). Dalam kondisi asimetri informasi
terhadap harga pasar, perubahan harga pada satu segmen pasar dapat bergantung dari
perubahan harga dalam segmen lain melalui SCC. Pada kondisi ini, pasar tidak
menyerap seluruh informasi secara simultan dan pergerakan harga menunjukkan
lead/lag struktur korelasi. Bany, Amain dan Hook (dalam Damele dkk., 2004)
meneliti nilai tukar di Kualalumpur Stock Exchange, menemukan bahwa Harga
saham nampak mengikuti pergerakan nilai tukar selama periode ini. Sementara itu
Ang (1997) dalam Damele et al (2004) menemukan bahwa harga saham bergerak
secara cepat mengikuti pergerakan nilai tukar. Karmarkar dan Kawadia (dalam
Damele et.al., 2004) menemukan hubungan yang kuat antara nilai tukar dolar AS
terhadap Rupee dengan Stock Market India. Dengan menggunakaan indeks sektoral
yang berbeda, penelitian tersebut menyimpulkaan bahwa ketika Rupee terdepresiasi
maka stock market terapresiasi begitu pula sebaliknya.
Bahmani‐Oskccee dan Sohrabian (l992) menawarkan penjelasan lain dari efek
harga saham terhadap nilai tukar, dimana hasil kenaikan dalam keseimbangan riil
45
akan menghasilkan kenaikan tingkat bunga. Akhirnya, aset financial domestik akan
menjadi lebih atraktif. Sebagai hasilnya, para investor akan menyesuaikan portotolio
asset dalam dan luar negeri melalui permintaan yang lebih banyak aset domestik.
Penyesuaian portofolio dari perusahaan tersebut akan menghasilkan apresiasi mata
uang domestik, karena mereka membutuhkan mata uang domestik untuk transaksi
tersebut. Qiao (dalam Ibrahim, 2000) juga menegaskan bahwa perubahan dalam
harga saham dapat mempengaruhi aliran masuk dan aliran keluar modal, yang akan
menghasilkan perubahan dalam nilai mata uang. Ibrahim (2002) menemukan bahwa
dalam pengujian multivariat ada kausalitas satu arah (uni‐directional) dari indeks
pasar saham (stock market index) terhadap nilai tukar. Selanjutnya, nilai tukar dan
indek pasar saham dipengaruhi oleh suplai uang dan begitu pula sebaliknya.
Para ekonom lain yakin bahwa apresiasi mata uang dalam sistem nilai tukar
mengambang (the floating exchange rate regime) akan mempengaruhi daya saing
produk lokal secara international dan posisi neraca perdagangan. Nantinya, aliran kas
perusahaan di masa datang akan terpengaruh karena buruknya output riil dan hal ini
menurunkan harga saham. Intinya, model tersebut menyimpulkan bahwa nilai tukar
berpengaruh pada harga saham secara positif (Saini dkk.,2002). Dengan melihat porsi
kepemilikan saham di bursa efek indonesia yang didominasi oleh asing maka
kecenderungannya adalah semakin tinggi nilai mata uang dollar maka semakin tinggi
pula indeks harga saham sektor properti. Artinya, jika nilai dollar naik dari Rp. 8000,‐
menjadi Rp. 9000,‐ maka indeks harga saham properti naik.
46
Dari paparan diatas dapat diajukan hipotesis berikut:
H1a
: Terdapat pengaruh positif nilai tukar USD terhadap harga saham
transektor di BEI.
H1b
: Terdapat pengaruh negatif nilai tukar USD terhadap harga saham
transektor di BEI.
b. Pengaruh suku bunga terhadap dollar terhadap harga saham.
Ketika suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia naik, maka pada
dasarnya akan menaikkan suku bunga kredit yang dikeluarkan oleh bank. Dengan
meningkatnya suku bunga kredit maka akan mempengaruhi permintaan akan kredit
properti
(subprime mortgage).
Dengan
naiknya suku
bunga kredit
akan
mempengaruhi permintaan akan properti yang nanatinya akan mempengaruhi kinerja
perusahaan properti yang terdaftar pada pasar saham.
Pengaruh signifikan dari suku bunga terhadap harga saham sebagaimana yang
ditemukan Granger (dalam Mok, 1993) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
negatif antara suku bunga dan harga saham. Pengaruh antara suku bunga terhadap
harga saham dikemukakan pula oleh Boedie et al (1995) yang menyatakan bahwa
perubahan harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satunya adalah
suku bunga. Hal tersebut didukung pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami
dan Rahayu (2003) yang menemukan secara empiris pengaruh negatif suku bunga
terhadap harga saham selama masa krisis di Indonesia.
47
Dari paparan di atas dapat diajukan hipotesis berikut:
H2a
: Terdapat pengaruh positif suku bunga SBI terhadap harga saham
transektor di BEI.
H2b
: Terdapat pengaruh negatife suku bunga SBI terhadap harga saham
transektor di BEI.
Kerangka dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Nilai Tukar Mata
Uang Asing (USD)
Harga Saham
Tingkat Suku Bunga
Bank Indonesia (SBI)
Gambar 3.1
Kerangka Pemikiran
48
D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
Berdasarkan judul skripsi yang ditulis oleh penulis, maka terdapat dua
variabel yang harus diidentifikasikan,yaitu harga dollar (X1) dan tingkat suku bunga
(SBI) (X2) sebagai variabel yang mempengaruhi dan harga saham Transektor (Y)
sebagai variabel yang dipengaruhi.
Definisi Operasional Variabel adalah definisi dari variabel‐variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, dan menunjukkan cara pengukuran dari
masing‐masing variabel tersebut, pada setiap indikator dihasilkan dari data sekunder
dan dari suatu perhitungan terhadap formulasi yang mendasarkan pada konsep teori.
Pengertian dari masing‐masing penelitian ini adalah :
1. Variabel Independen
a. Nilai Tukar Mata Uang Asing (USD)
Menurut teori makro, nilai tukar merupakan perbandingan nilai mata
uang Negara lain atau tingkat yang disepakati penduduk kedua Negara
untuk saling melakukan perdagangan. Nilai tukar yang digunakan
adalah Dollar US. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar hutang luar
negeri Indonesia dalam bentuk Dolllar US serta impor bahan baku
untuk industri – industri dalam negeri juga dalam bentuk Dolllar US.
Data nilai tukar yang digunakan untuk harga saham merupakan data
kurs tengah pada setiap akhir bulan dari periode Januari 2009 dengan
49
Desember 2011 yang didapat dari website (www.bi.go.id). Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala rasio
Besar perubahaan nilai tukar dihitung berdasarkan kenaikan
atau penurunan nilai tukar tersebut dari satu periode ke periode
berikutnya yang diformulasikan menurut Utami dan Rahayu (2003)
sebagai Berikut :
Kurs = Kurs t / Kurst-1
Dimana :
Kurs t
= Kurs tukar periode t
Kurs t-1 = Kurs tukar periode t-1
b. Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat bank Indonesia yang selanjutnya di sebut SBI adalah surat
berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indenesia
sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
Data suku bunga SBI yang digunakan untuk harga saham merupakan
suku bunga SBI pada setiap akhir bulan dari periode Januari 2009 sampai
dengan Desember 2011 yang didapat dari website Bank Indonesia
(www.bi.go.id). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
Besar suku bunga SBI dihitung berdasarkan kenaikan atau penurunan
tingkat suku bunga tersebut dari saru periode ke periode berikutnya yang
diformulasikan sebagai berikut :
50
SBI = Rt/Rt-1
Dimana :
Rt
= Suku Bunga SBI periode t
Rt1
= Suku Bunga SBI Perode -1
2. Variabel Dependen
a. Harga Saham Perusahaan
Harga Saham dalam penelitian ini merupakan harga saham rata-rata
bulanan dari seluruh saham transektor yaitu apresiasi atau depresiasi
harga saham bulanan. Harga saham yang merupakan harga saham
bulanan pada periode Januari 2009 sampai dengan desember 2011
yang
didapat
dari
website
(www.finance.yahoo.com).
Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
Harga saham merupakan ukuran kinerja perusahaan yang
diformulasikan menurut jogiyanto (2003) sebagai berikut :
(P jt – P jt-1)
R=
+ djt
P jt- 1
Dimana : Pjt-1 = Harga Saham perusahaan pada periode sebelumnya
Pjt
= Harga Saham perusahaan pada periode saat ini
Djt
= deviden yang dibagikan
51
Adapun variabel‐variabel operasional terangkum dalam tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Variabel dan Skala Pengukuran
Variabel
Formula
Definisi Operasional
Pengukuran Skala
Harga saham
Harga saham sektoral
Suatu Indikator yang
transektor
penutupan yang telah
menunjukan
dihitung oleh bursa
pergerakan harga
efek Indonesia
saham secara bulanan
(Y)
Nilai Tukar
(X1)
Nilai tengah antara
kurs jual dan beli yang digunakan adalah nilai
digunakan oleh Bank
dollar Amerika Serikat
Indonesia yang
terhadap rupiah secara
diterbitkan Bulanan
Tingkat Suku Bunga
(X2)
Nilai tukar yang
bulanan
Rata-rata SBI 1
Surat berharga yang
bulanan
diterbitkan Bank
Indonesia sebagai
pengakuan utang
jangka pendek dengan
sistem diskonto
52
E. Metode Pengumpulan Data
Di dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode pengumpulan
data, yaitu:
1.
Studi kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang relevan, yang
diperoleh dengan cara membaca, mengumpulkan, mencatat, dan mempelajari
buku-buku, litaratur dan sumber data lainnya yang berhubungan dengan
masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini
2.
Studi lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan cara melakukan penelitian langsung pada
BEI untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan oleh
penulis.
Metode pengumpulan data secara dokumenter dengan dokumentasi berupa
laporan tahunan, pergerakan harga saham dan pergerakan nilai tukar USD terhadap
Rupiah serta tingkat suku bunga SBI. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling dimana populasi yang akan dijadikan sampel penelitian
adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti.
53
F. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan jenis data runtun waktu (time
series) selama kurun waktu 36 bulan dari jaunari 2009 hingga desember 2011. Data
yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari beberapa sumber antara lain : Nilai
Tukar Mata Uang Asing (USD) dan Tingkat Suku Bunga SBI bersumber dari
Website Bank Indonesia yaitu http://www.bi.go.id. Harga Saham yang digunakan
merupakan Harga Saham bulanan pada periode Januari 2009 sampai desember 2011
yang didapat dari website http://www.finance.yahoo.com
G. Populasi dan Sampel penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder karena data yang dibutuhkan
peneliti dikumpulkan melalui pihak lain dan berasal dari sumber internal /eksternal
organisasi. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Daftar Perusahaan Transektor yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun
2009 sampai dengan tahun 2011.
2. Laporan tahunan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2011.
3. Nilai tukar mata uang asing (USD) terhadap rupiah dan tingkat suku bunga
(SBI) yang dikumpulkan setiap bulannya
Berikut adalah Populasi nama-nama perusahaan makanan dan minuman dalam kurun
waktu 2 tahun :
1. ADES
Ades Waters Indonesia Tbk
54
2. AQUA
Aqua Golden Mississippi Tbk
3. CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
4. DLTA
Delta Djakarta tbk
5. INDF
Indofood Sukses makmur Tbk
6. DAVO
Davomas Abadi Tbk
7. FAST
Fast Food Indonesia tbk
8. MYOR
Mayora Indah Tbk
9. MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
10. PTSP
Pioneerindo Gourment Indonesia
11. PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
12. SRHD
Sari Husada Tbk
13. SKBM
Sekar Bumi Tbk
14. SKBL
Sekar Laut Tbk
15. STTP
Siantar Top Tbk
16. SIPD
Sierad produce Tbk
17. SMAR
Smart Tbk
18. SUBA
Suba Indah Tbk
19. AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
20. TLBA
Tunas Baru Lampung Tbk
21. UJTJ
Ultra Jaya milk Indonesia tbk
55
Yang akan di jadikan sampel dan yang memenuhi syarat yaitu 9 perusahaan makanan
dan minuman. Datanya sebagai berikut :
No
Kode
Nama Perusahaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
CEKA
DLTA
INDF
FAST
MYOR
PTSP
STTP
SMAR
AISA
Cahaya Kalbar Tbk
Delta Djakarta Tbk
Indofood Sukses makmur Tbk
Fast Food Indonesia Tbk
Mayora Indah Tbk
Pioneerindo Gourment Indonesia Tbk
Siantar Top Tbk
Smart Tbk
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Kriteria
2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Berikut adalah Populasi nama-nama perusahaan Real Estate dan Property dalam
kurun waktu 2 tahun :
1.ASRI
Alam Sutera realty Tbk
2. BAPA
Bekasi Asri Pemula Tbk
3. BCIP
Bhuwantala Indah Permai Tbk
4. BKDP
Bukit Darmo Property
5. BKSL
Sentul City (formerly Bukit Sentul) Tbk
6.BMSR
Bintang Mitra Semestaraya Tbk
7. BSDE
Bumi Serpong Damai Tbk
56
8. COWL
Cowell Development tbk
9.CTRA
Ciputra Development Tbk
10.CTRP
Ciputra Property Tbk
11. CTRS
Ciputra Surya
12.DART
Duta Anggada Realty tbk
13.DILD
Intiland Development (Dharmala Intiland) Tbk
14.DGIK
Duta Graha Indah Tbk
15.DUTI
Duta Pertiwi
16.ELTY
Bakrieland Development Tbk
17.FMII
Fortune mate Indonesia
18.GMTD
Gowa Makassar Tourism Development tbk
19. GPRA
Perdana Gapuraprima Tbk
20. JIHD
Jakarta Int’t Hotel & Development Tbk
21. JRPT
Jaya Real Property Tbk
22. JSPT
Jakarta Setia Budi Internal Tbk
23. KARK
Dayaindo Resources International (karka yasa Profilia) Tbk
57
24.KIJA
Kawasan industry Jabebeka Tbk
25.LAMI
Lamicitra Nusantara Tbk
26.LCGP
Laguna Cipta griya Tbk
27. LPCK
Lippo Cikarang Tbk
28. LPKR
Lippo Karawaci Tbk
29. MAMI
Mas Murni Indonesia tbk
30. MDLN
Modernland Realty Ltd Tbk
Yang dijadikan sampel dan yang memenuhi syarat yaitu 21 perusahaan real estate dan
property. Datanya sebagai berikut :
No
Kode
Nama Perusahaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
ASRI
BAPA
BKDP
BKSL
BMSR
BSDE
COWL
CTRA
CTRP
CTRS
DART
DILD
DGIK
Alam Sutera Realty Tbk
Bekasi Alam Pemula tbk
Bukit Dharmo Property tbk
Sentul City Tbk
Bintang Mitra Semestaraya Tbk
Bumi Serpong Damai Tbk
Cowell Development Tbk
Ciputra Development Tbk
Ciputra Property tbk
Ciputra SuryaTbk
Duta Anggada Realty tbk
Intiland Development tbk
Duta Graha Indah
Kriteria
1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
58
14
15
16
17
18
19
20
21
H.
DUTI
ELTY
GPRA
JIHD
JRPT
JSPT
KARK
KIJA
Duta Pertiwi Tbk
Bakrieland Development tbk
Perdana Gapuraprima Tbk
Jakarta Int'l Hotel & Development Tbk
Jaya real Property Tbk
jakarta Setia Budi Internal Tbk
Dayaindo Resources International Tbk
kawasan Industry jabebeka tbk
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Metode Analisa Data
Untuk mencapai tujuan penelitian, maka penulis menggunakan analisa
statistic, dengan bantuan SPSS ( Statisical Product and Service Solution ) 19,0 for
Windows, untuk mengatur pengaruh antara variable independen dengan variabel
dependen dan menguji hipotesis yang diajukan. Analisa ini dilakukan untuk
menerima atau menolak hipotesis tersebut. Adapun analisa statistic yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisa
statistic deskriptif untuk mengetahui karakteristik sampel
yang digunakan secara lebih rinci. Dalam statistic deskriptif, akan dilakukan
analisa rata-rata, standar diviasi, minimum dan maksimum dari setiap
variabel.
√
√
√
√
√
√
√
√
59
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
hubungan antar beberapa atau semua variabel independen dalam
model regresi. Multikolonieritas merupakan keadaan dimana satu atau
lebih variabel independen dinyatakan sebagai kombinasi linear dengan
variabel independen lainnya, artinya bahwa jika diantara perubahan –
perubahan bebas yang digunakan sama sekali tidak berkorelasi satu
dengan yang lainnya maka bisa dikatan bahwa tidak terjadi
multikolonieritas.
Menguji multikolonieritas dalam penelitian ini menggunakan
Variance Inflation Factor (VIF) Tolerance. Model regresi yang baik
adalah model regresi yang bebas dari multikolonieritas, yakni bila
seluruh variabel memiliki angka VIF kurang dari 10 dan angka
Tolerance lebih dari 0,1. (Ghozali, 2001:59)
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahaan penganggu pada
periode t-1 (sebelumnya)” (Ghozali, 2004,95) jika terjadi korelasi,
maka ada problem autokorelasi. “untuk mendekati ada tidaknya
60
autokorelasi perlu digunakan uji Durbin-Watson, dimana hipotesis
yang akan diuji adalah (Santoso, 2002:218) :
1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif
2) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Angka D-W diatas +2, berarti autokorelasi negatif.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain
tetap,
maka
disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas.
Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan
Scatter Plot. Syarat terjadinya heteroskedastisitas adalah jika ada pola
tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi menyebar diatas dan dibawah angka 0
(nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali,
2006).
61
d. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah
model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Dimana dalam pengujian ini
menggunakan Uji Kolmogorov – Smirnov dengan melihat tingkat
signifikan 5% jika lebih besar dari 5% maka data berdistribusi normal,
sedangkan jika lebih kecil dari 5% maka data tidak berdistribusi
normal. (Ghozali, 2006).
3. Uji Hipotesis
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan analisi regresi linear berganda (Multiple
Regression Analysis Model). Persamaan yang dapat disusun dalam penelitian
adalah sebagai berikut :
Rίt = α + β₁X₁ + β₂X₂ + e
Dimana :
Rίt = Harga Saham untuk perusahaan i
α = Konstanta
β₁, β₂ = Koefisiensi regresi
X₁ = Persentase perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing (USD)
62
X₂ = Persentase perubahan tingkat Suku Bunga SBI
e = Error
untuk merumuskan hasil penelitian dan sebagai upaya untuk mencari jawaban
dari masalah yang diteliti, maka perlu dilakukan analisi-analisis atau
pengujian-pengujian dengan menggunakan uji statistic terhadap hasil estimasi
yang dihasilkan dari perhitungan statistic tersebut. Adapun uji statistik yang
digunakan adalah :
a. Uji Korelasi dan Koefisien Determasi ( Adjusted R Square )
Uji Adjusted R Square dilakukan bertujuan ingin mengetahui apakah
diantara varibael atau lebih terdapat hubungan, dan jika ada bagaimana
arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut. Angka korelasi
dapat diartikan sebagai berikut :
0
: TIdak ada hubungan
0.01-0.09
: Hampir tidak ada hubungan
0.10-0.29
: Hunbungan sangat rendah
0.30-0.49
: Hubungan rendah
0.50-0.69
: Hubungan sedang / moderat
0.70-0.84
: Hubungan erat/tinggi
63
0.85-0.99
: Hubungan Sangat erat/tinggi
1.0
: Hubungan sempurna
Koefisien determasi ini menunjukan seberapa besar persentase
variasi dalam variabel independen dapat menjelaskan perubahan
dalam variabel dependen.
b. Uji t (Ujia Parsial)
Uji t (Analysis Test Of Significance) dilakukan untuk mengetahui
apakah variabel independen secara parsial atau individual berpengaruh
terhadap variabel dependennya.
Kriteria pengujinya sbb :
HO
: Suatu variabel independen tidak memiliki pengaruh
signidikan terhadap variabel independennya.
Ha
: Suatu variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependennya.
Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil probabilitas atau sinifikansi
yang diperoleh, yaitu :
Jika probabilitas > 0.05, maka HO di terima dan Ha di tolak
Jika probabilitas < 0.05, maka HO di tolak dan Ha diterima
64
c. Uji F (Uji Simultan)
Uji F atau ANOVA digunakan untuk menguji secara statistik apakah
koefisien variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependennya.
Criteria Pengujiannya sebagai berikut :
Ho
: Secara bersama-sama variabel independen tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Ha
: Secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.
Pengujiannya ini dilakukan dengan melihat hasil probabilitas atau
signifikansi yang diperoleh, yaitu :
Jika probabilitas > 0.05, maka HO di terima dan Ha di tolak
Jika probabilitas < 0.05, maka HO di tolak dan Ha di terima.
Download