BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan Penelitian ini dilaksanakan di Gedung Bursa Efek Jakarta (PRPM) yang berlokasi di Jl. Jend.Sudirman Kav 52-53 Jakarta, dengan objek penelitian harga saham yang terlikuid . Berdasarkan daftar yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011 terdapat populasi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar sebanyak 21 perusahaan dan perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar sebanyak 30 perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan yang mempunyai laporan keuangan selama tahun 2009-2011, yaitu sebanyak 9 perusahaan makanan dan minuman dan 21 perusahaan real estate dan property. Sedangkan 21 perusahaan sisanya tidak mempunyai laporan keuangan pada BEI selama tahun 2009-2011. B. Desain Penelitian Dalam penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (sugiyono, 2007 : 11). Penelitian kausal ini merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terkait (dependent variable). 42 43 C. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis bisa saja benar dan bisa saja salah, hipotesis ini dengan teknik pengujian tersendiri sehingga dapat diambel suatu kesimpulan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Didasarkan kepada rumusan masalh, maka hipotesis dalam penelitian ini, diperinci untuk setiap variabel yang mempengaruhi harga saham a. Pengaruh Nilai tukar dollar terhadap rupiah terhadap harga saham Nilai tukar uang yang mempengaruhi harga saham melalui permintaan uang (money demand equation). Pada kondisi tertentu yang mencerminkan aktivitas ekonomi riil, perubahan harga saham menyebabkan peningkatan permintaan uang riil dan nilai mata uang domestik. Disamping itu harga saham dapat mencerminkan variabel makroekonomi, karena menunjukkan ekspektasi pasar terhadap aktivitas ekonomi riil (Ibrahim, 2000). Semenjak model nilai tukar uang misalnya model moneter mengkorelasikan nilai tukar tersebut terhadap variabel makro ekonomi, maka perubahan dalam harga saham dapat menyebabkan efek dari nilai tukar. Ibrahim (2000) juga menemukan hubungan positif yang lemah antara perbedaan return saham (domestik dikurangi luar negeri) dengan perubahan dalam nilai tukar. Mok (1993) menemukan bahwa nilai tukar (FOREX) dan harga saham merupakah dua variabel yang independen, tetapi ada kausalitas dua arah antara FOREX dan harga saham penutupan dan pembukaan saham. Nilai tukar mempengaruhi harga 44 saham, tapi pertumbuhan pasar saham juga mendesak pengaruh positif dari nilai tukar. Indeks SCC (Structural Contagion Coefficient) yang negatif juga menunjukkan bahwa hubungan antara harga saham dan nilai tukar adalah positif, yang berarti ketika dolar Hongkong terdepresiasi, harga saham juga turun dan begitu pula sebaliknya.. Menurut Damele dkk (2004), pergerakan pasar dan juga merupakan hasil dari market contagion (penularan dari pasar lain). Dalam kondisi asimetri informasi terhadap harga pasar, perubahan harga pada satu segmen pasar dapat bergantung dari perubahan harga dalam segmen lain melalui SCC. Pada kondisi ini, pasar tidak menyerap seluruh informasi secara simultan dan pergerakan harga menunjukkan lead/lag struktur korelasi. Bany, Amain dan Hook (dalam Damele dkk., 2004) meneliti nilai tukar di Kualalumpur Stock Exchange, menemukan bahwa Harga saham nampak mengikuti pergerakan nilai tukar selama periode ini. Sementara itu Ang (1997) dalam Damele et al (2004) menemukan bahwa harga saham bergerak secara cepat mengikuti pergerakan nilai tukar. Karmarkar dan Kawadia (dalam Damele et.al., 2004) menemukan hubungan yang kuat antara nilai tukar dolar AS terhadap Rupee dengan Stock Market India. Dengan menggunakaan indeks sektoral yang berbeda, penelitian tersebut menyimpulkaan bahwa ketika Rupee terdepresiasi maka stock market terapresiasi begitu pula sebaliknya. Bahmani‐Oskccee dan Sohrabian (l992) menawarkan penjelasan lain dari efek harga saham terhadap nilai tukar, dimana hasil kenaikan dalam keseimbangan riil 45 akan menghasilkan kenaikan tingkat bunga. Akhirnya, aset financial domestik akan menjadi lebih atraktif. Sebagai hasilnya, para investor akan menyesuaikan portotolio asset dalam dan luar negeri melalui permintaan yang lebih banyak aset domestik. Penyesuaian portofolio dari perusahaan tersebut akan menghasilkan apresiasi mata uang domestik, karena mereka membutuhkan mata uang domestik untuk transaksi tersebut. Qiao (dalam Ibrahim, 2000) juga menegaskan bahwa perubahan dalam harga saham dapat mempengaruhi aliran masuk dan aliran keluar modal, yang akan menghasilkan perubahan dalam nilai mata uang. Ibrahim (2002) menemukan bahwa dalam pengujian multivariat ada kausalitas satu arah (uni‐directional) dari indeks pasar saham (stock market index) terhadap nilai tukar. Selanjutnya, nilai tukar dan indek pasar saham dipengaruhi oleh suplai uang dan begitu pula sebaliknya. Para ekonom lain yakin bahwa apresiasi mata uang dalam sistem nilai tukar mengambang (the floating exchange rate regime) akan mempengaruhi daya saing produk lokal secara international dan posisi neraca perdagangan. Nantinya, aliran kas perusahaan di masa datang akan terpengaruh karena buruknya output riil dan hal ini menurunkan harga saham. Intinya, model tersebut menyimpulkan bahwa nilai tukar berpengaruh pada harga saham secara positif (Saini dkk.,2002). Dengan melihat porsi kepemilikan saham di bursa efek indonesia yang didominasi oleh asing maka kecenderungannya adalah semakin tinggi nilai mata uang dollar maka semakin tinggi pula indeks harga saham sektor properti. Artinya, jika nilai dollar naik dari Rp. 8000,‐ menjadi Rp. 9000,‐ maka indeks harga saham properti naik. 46 Dari paparan diatas dapat diajukan hipotesis berikut: H1a : Terdapat pengaruh positif nilai tukar USD terhadap harga saham transektor di BEI. H1b : Terdapat pengaruh negatif nilai tukar USD terhadap harga saham transektor di BEI. b. Pengaruh suku bunga terhadap dollar terhadap harga saham. Ketika suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia naik, maka pada dasarnya akan menaikkan suku bunga kredit yang dikeluarkan oleh bank. Dengan meningkatnya suku bunga kredit maka akan mempengaruhi permintaan akan kredit properti (subprime mortgage). Dengan naiknya suku bunga kredit akan mempengaruhi permintaan akan properti yang nanatinya akan mempengaruhi kinerja perusahaan properti yang terdaftar pada pasar saham. Pengaruh signifikan dari suku bunga terhadap harga saham sebagaimana yang ditemukan Granger (dalam Mok, 1993) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara suku bunga dan harga saham. Pengaruh antara suku bunga terhadap harga saham dikemukakan pula oleh Boedie et al (1995) yang menyatakan bahwa perubahan harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satunya adalah suku bunga. Hal tersebut didukung pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Rahayu (2003) yang menemukan secara empiris pengaruh negatif suku bunga terhadap harga saham selama masa krisis di Indonesia. 47 Dari paparan di atas dapat diajukan hipotesis berikut: H2a : Terdapat pengaruh positif suku bunga SBI terhadap harga saham transektor di BEI. H2b : Terdapat pengaruh negatife suku bunga SBI terhadap harga saham transektor di BEI. Kerangka dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Nilai Tukar Mata Uang Asing (USD) Harga Saham Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran 48 D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Berdasarkan judul skripsi yang ditulis oleh penulis, maka terdapat dua variabel yang harus diidentifikasikan,yaitu harga dollar (X1) dan tingkat suku bunga (SBI) (X2) sebagai variabel yang mempengaruhi dan harga saham Transektor (Y) sebagai variabel yang dipengaruhi. Definisi Operasional Variabel adalah definisi dari variabel‐variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dan menunjukkan cara pengukuran dari masing‐masing variabel tersebut, pada setiap indikator dihasilkan dari data sekunder dan dari suatu perhitungan terhadap formulasi yang mendasarkan pada konsep teori. Pengertian dari masing‐masing penelitian ini adalah : 1. Variabel Independen a. Nilai Tukar Mata Uang Asing (USD) Menurut teori makro, nilai tukar merupakan perbandingan nilai mata uang Negara lain atau tingkat yang disepakati penduduk kedua Negara untuk saling melakukan perdagangan. Nilai tukar yang digunakan adalah Dollar US. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar hutang luar negeri Indonesia dalam bentuk Dolllar US serta impor bahan baku untuk industri – industri dalam negeri juga dalam bentuk Dolllar US. Data nilai tukar yang digunakan untuk harga saham merupakan data kurs tengah pada setiap akhir bulan dari periode Januari 2009 dengan 49 Desember 2011 yang didapat dari website (www.bi.go.id). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio Besar perubahaan nilai tukar dihitung berdasarkan kenaikan atau penurunan nilai tukar tersebut dari satu periode ke periode berikutnya yang diformulasikan menurut Utami dan Rahayu (2003) sebagai Berikut : Kurs = Kurs t / Kurst-1 Dimana : Kurs t = Kurs tukar periode t Kurs t-1 = Kurs tukar periode t-1 b. Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) Sertifikat bank Indonesia yang selanjutnya di sebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indenesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Data suku bunga SBI yang digunakan untuk harga saham merupakan suku bunga SBI pada setiap akhir bulan dari periode Januari 2009 sampai dengan Desember 2011 yang didapat dari website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Besar suku bunga SBI dihitung berdasarkan kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga tersebut dari saru periode ke periode berikutnya yang diformulasikan sebagai berikut : 50 SBI = Rt/Rt-1 Dimana : Rt = Suku Bunga SBI periode t Rt1 = Suku Bunga SBI Perode -1 2. Variabel Dependen a. Harga Saham Perusahaan Harga Saham dalam penelitian ini merupakan harga saham rata-rata bulanan dari seluruh saham transektor yaitu apresiasi atau depresiasi harga saham bulanan. Harga saham yang merupakan harga saham bulanan pada periode Januari 2009 sampai dengan desember 2011 yang didapat dari website (www.finance.yahoo.com). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Harga saham merupakan ukuran kinerja perusahaan yang diformulasikan menurut jogiyanto (2003) sebagai berikut : (P jt – P jt-1) R= + djt P jt- 1 Dimana : Pjt-1 = Harga Saham perusahaan pada periode sebelumnya Pjt = Harga Saham perusahaan pada periode saat ini Djt = deviden yang dibagikan 51 Adapun variabel‐variabel operasional terangkum dalam tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Variabel dan Skala Pengukuran Variabel Formula Definisi Operasional Pengukuran Skala Harga saham Harga saham sektoral Suatu Indikator yang transektor penutupan yang telah menunjukan dihitung oleh bursa pergerakan harga efek Indonesia saham secara bulanan (Y) Nilai Tukar (X1) Nilai tengah antara kurs jual dan beli yang digunakan adalah nilai digunakan oleh Bank dollar Amerika Serikat Indonesia yang terhadap rupiah secara diterbitkan Bulanan Tingkat Suku Bunga (X2) Nilai tukar yang bulanan Rata-rata SBI 1 Surat berharga yang bulanan diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang jangka pendek dengan sistem diskonto 52 E. Metode Pengumpulan Data Di dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode pengumpulan data, yaitu: 1. Studi kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang relevan, yang diperoleh dengan cara membaca, mengumpulkan, mencatat, dan mempelajari buku-buku, litaratur dan sumber data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini 2. Studi lapangan Studi lapangan dilakukan dengan cara melakukan penelitian langsung pada BEI untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan oleh penulis. Metode pengumpulan data secara dokumenter dengan dokumentasi berupa laporan tahunan, pergerakan harga saham dan pergerakan nilai tukar USD terhadap Rupiah serta tingkat suku bunga SBI. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dimana populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti. 53 F. Jenis Data Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan jenis data runtun waktu (time series) selama kurun waktu 36 bulan dari jaunari 2009 hingga desember 2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari beberapa sumber antara lain : Nilai Tukar Mata Uang Asing (USD) dan Tingkat Suku Bunga SBI bersumber dari Website Bank Indonesia yaitu http://www.bi.go.id. Harga Saham yang digunakan merupakan Harga Saham bulanan pada periode Januari 2009 sampai desember 2011 yang didapat dari website http://www.finance.yahoo.com G. Populasi dan Sampel penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder karena data yang dibutuhkan peneliti dikumpulkan melalui pihak lain dan berasal dari sumber internal /eksternal organisasi. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Daftar Perusahaan Transektor yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. 2. Laporan tahunan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2011. 3. Nilai tukar mata uang asing (USD) terhadap rupiah dan tingkat suku bunga (SBI) yang dikumpulkan setiap bulannya Berikut adalah Populasi nama-nama perusahaan makanan dan minuman dalam kurun waktu 2 tahun : 1. ADES Ades Waters Indonesia Tbk 54 2. AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 3. CEKA Cahaya Kalbar Tbk 4. DLTA Delta Djakarta tbk 5. INDF Indofood Sukses makmur Tbk 6. DAVO Davomas Abadi Tbk 7. FAST Fast Food Indonesia tbk 8. MYOR Mayora Indah Tbk 9. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 10. PTSP Pioneerindo Gourment Indonesia 11. PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 12. SRHD Sari Husada Tbk 13. SKBM Sekar Bumi Tbk 14. SKBL Sekar Laut Tbk 15. STTP Siantar Top Tbk 16. SIPD Sierad produce Tbk 17. SMAR Smart Tbk 18. SUBA Suba Indah Tbk 19. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 20. TLBA Tunas Baru Lampung Tbk 21. UJTJ Ultra Jaya milk Indonesia tbk 55 Yang akan di jadikan sampel dan yang memenuhi syarat yaitu 9 perusahaan makanan dan minuman. Datanya sebagai berikut : No Kode Nama Perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CEKA DLTA INDF FAST MYOR PTSP STTP SMAR AISA Cahaya Kalbar Tbk Delta Djakarta Tbk Indofood Sukses makmur Tbk Fast Food Indonesia Tbk Mayora Indah Tbk Pioneerindo Gourment Indonesia Tbk Siantar Top Tbk Smart Tbk Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kriteria 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Berikut adalah Populasi nama-nama perusahaan Real Estate dan Property dalam kurun waktu 2 tahun : 1.ASRI Alam Sutera realty Tbk 2. BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk 3. BCIP Bhuwantala Indah Permai Tbk 4. BKDP Bukit Darmo Property 5. BKSL Sentul City (formerly Bukit Sentul) Tbk 6.BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk 7. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 56 8. COWL Cowell Development tbk 9.CTRA Ciputra Development Tbk 10.CTRP Ciputra Property Tbk 11. CTRS Ciputra Surya 12.DART Duta Anggada Realty tbk 13.DILD Intiland Development (Dharmala Intiland) Tbk 14.DGIK Duta Graha Indah Tbk 15.DUTI Duta Pertiwi 16.ELTY Bakrieland Development Tbk 17.FMII Fortune mate Indonesia 18.GMTD Gowa Makassar Tourism Development tbk 19. GPRA Perdana Gapuraprima Tbk 20. JIHD Jakarta Int’t Hotel & Development Tbk 21. JRPT Jaya Real Property Tbk 22. JSPT Jakarta Setia Budi Internal Tbk 23. KARK Dayaindo Resources International (karka yasa Profilia) Tbk 57 24.KIJA Kawasan industry Jabebeka Tbk 25.LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 26.LCGP Laguna Cipta griya Tbk 27. LPCK Lippo Cikarang Tbk 28. LPKR Lippo Karawaci Tbk 29. MAMI Mas Murni Indonesia tbk 30. MDLN Modernland Realty Ltd Tbk Yang dijadikan sampel dan yang memenuhi syarat yaitu 21 perusahaan real estate dan property. Datanya sebagai berikut : No Kode Nama Perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 ASRI BAPA BKDP BKSL BMSR BSDE COWL CTRA CTRP CTRS DART DILD DGIK Alam Sutera Realty Tbk Bekasi Alam Pemula tbk Bukit Dharmo Property tbk Sentul City Tbk Bintang Mitra Semestaraya Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Cowell Development Tbk Ciputra Development Tbk Ciputra Property tbk Ciputra SuryaTbk Duta Anggada Realty tbk Intiland Development tbk Duta Graha Indah Kriteria 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 58 14 15 16 17 18 19 20 21 H. DUTI ELTY GPRA JIHD JRPT JSPT KARK KIJA Duta Pertiwi Tbk Bakrieland Development tbk Perdana Gapuraprima Tbk Jakarta Int'l Hotel & Development Tbk Jaya real Property Tbk jakarta Setia Budi Internal Tbk Dayaindo Resources International Tbk kawasan Industry jabebeka tbk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Metode Analisa Data Untuk mencapai tujuan penelitian, maka penulis menggunakan analisa statistic, dengan bantuan SPSS ( Statisical Product and Service Solution ) 19,0 for Windows, untuk mengatur pengaruh antara variable independen dengan variabel dependen dan menguji hipotesis yang diajukan. Analisa ini dilakukan untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut. Adapun analisa statistic yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Analisis Statistik Deskriptif Analisa statistic deskriptif untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan secara lebih rinci. Dalam statistic deskriptif, akan dilakukan analisa rata-rata, standar diviasi, minimum dan maksimum dari setiap variabel. √ √ √ √ √ √ √ √ 59 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan antar beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Multikolonieritas merupakan keadaan dimana satu atau lebih variabel independen dinyatakan sebagai kombinasi linear dengan variabel independen lainnya, artinya bahwa jika diantara perubahan – perubahan bebas yang digunakan sama sekali tidak berkorelasi satu dengan yang lainnya maka bisa dikatan bahwa tidak terjadi multikolonieritas. Menguji multikolonieritas dalam penelitian ini menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) Tolerance. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari multikolonieritas, yakni bila seluruh variabel memiliki angka VIF kurang dari 10 dan angka Tolerance lebih dari 0,1. (Ghozali, 2001:59) b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahaan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya)” (Ghozali, 2004,95) jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. “untuk mendekati ada tidaknya 60 autokorelasi perlu digunakan uji Durbin-Watson, dimana hipotesis yang akan diuji adalah (Santoso, 2002:218) : 1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif 2) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3) Angka D-W diatas +2, berarti autokorelasi negatif. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Scatter Plot. Syarat terjadinya heteroskedastisitas adalah jika ada pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2006). 61 d. Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dimana dalam pengujian ini menggunakan Uji Kolmogorov – Smirnov dengan melihat tingkat signifikan 5% jika lebih besar dari 5% maka data berdistribusi normal, sedangkan jika lebih kecil dari 5% maka data tidak berdistribusi normal. (Ghozali, 2006). 3. Uji Hipotesis Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisi regresi linear berganda (Multiple Regression Analysis Model). Persamaan yang dapat disusun dalam penelitian adalah sebagai berikut : Rίt = α + β₁X₁ + β₂X₂ + e Dimana : Rίt = Harga Saham untuk perusahaan i α = Konstanta β₁, β₂ = Koefisiensi regresi X₁ = Persentase perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing (USD) 62 X₂ = Persentase perubahan tingkat Suku Bunga SBI e = Error untuk merumuskan hasil penelitian dan sebagai upaya untuk mencari jawaban dari masalah yang diteliti, maka perlu dilakukan analisi-analisis atau pengujian-pengujian dengan menggunakan uji statistic terhadap hasil estimasi yang dihasilkan dari perhitungan statistic tersebut. Adapun uji statistik yang digunakan adalah : a. Uji Korelasi dan Koefisien Determasi ( Adjusted R Square ) Uji Adjusted R Square dilakukan bertujuan ingin mengetahui apakah diantara varibael atau lebih terdapat hubungan, dan jika ada bagaimana arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut. Angka korelasi dapat diartikan sebagai berikut : 0 : TIdak ada hubungan 0.01-0.09 : Hampir tidak ada hubungan 0.10-0.29 : Hunbungan sangat rendah 0.30-0.49 : Hubungan rendah 0.50-0.69 : Hubungan sedang / moderat 0.70-0.84 : Hubungan erat/tinggi 63 0.85-0.99 : Hubungan Sangat erat/tinggi 1.0 : Hubungan sempurna Koefisien determasi ini menunjukan seberapa besar persentase variasi dalam variabel independen dapat menjelaskan perubahan dalam variabel dependen. b. Uji t (Ujia Parsial) Uji t (Analysis Test Of Significance) dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial atau individual berpengaruh terhadap variabel dependennya. Kriteria pengujinya sbb : HO : Suatu variabel independen tidak memiliki pengaruh signidikan terhadap variabel independennya. Ha : Suatu variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya. Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil probabilitas atau sinifikansi yang diperoleh, yaitu : Jika probabilitas > 0.05, maka HO di terima dan Ha di tolak Jika probabilitas < 0.05, maka HO di tolak dan Ha diterima 64 c. Uji F (Uji Simultan) Uji F atau ANOVA digunakan untuk menguji secara statistik apakah koefisien variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya. Criteria Pengujiannya sebagai berikut : Ho : Secara bersama-sama variabel independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Ha : Secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujiannya ini dilakukan dengan melihat hasil probabilitas atau signifikansi yang diperoleh, yaitu : Jika probabilitas > 0.05, maka HO di terima dan Ha di tolak Jika probabilitas < 0.05, maka HO di tolak dan Ha di terima.