yang memadai dalam memenuhi kebutuhan

advertisement
Tentang ABM
About ABM
Dari Manajemen
From the Management
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion and Analysis
Penunjang Bisnis
Business Support
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Data Perusahaan
Corporate Data
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated Financial Statements
have not provided sufficient reserves to meet customers’
needs, so it can be in deficit if there is disrupted power plant
or undergoing routine maintenance. For example, electricity
system in Northern Sumatra almost throughout the year
does not have backup operation, so it is often in deficit and
has to operate many oil-fired power plants. Similar condition
happens in South Sumatra, East Kalimantan, South Kalimantan,
Southeast Sulawesi, Minahasa-Gorontalo, Palu, Lombok,
Ambon, Ternate and Jayapura Systems.
Masalah penyediaan tenaga listrik yang mendesak adalah
upaya memenuhi listrik pada daerah-daerah yang kekurangan
pasokan listrik dan mengganti pembangkit berbahan bakar
minyak dengan bahan bakar non-minyak serta menjangkau
daerah yang belum mendapatkan pasokan listrik. Solusi jangka
pendek yang dilakukan di wilayah Indonesia Barat dan Timur
meliputi sewa pembangkit, pembelian energi listrik dari IPP
skala kecil, bermitra/kerjasama operasi pembangkit dengan
Pemda setempat, pembelian excess power, percepatan
pembangunan PLTU batubara PerPres 71/2006, membangun
saluran transmisi, mengamankan kontinuitas pasokan energi
primer dan memasang beberapa PLTS secara terbatas.
The urgent problem of electricity supply is effort to meet
electricity needs in areas that lack of electricity and replace
oil-fired power plants with non oil-fired and reach areas with
no electricity supply. Short-term solutions carried out in the
western and eastern parts of Indonesia include rented power
plants, purchase of electricity from small-scale IPP, power plant
partnership/cooperation with local government, purchase
of excess power, acceleration of coal-fired power plant
construction Perpres 71/2006, building transmission lines,
securing continuity of primary energy supply and installing
limited solar power plants.
C. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik
Antara tahun 2013 dan 2022 pemakaian tenaga listrik
Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 189 TWh menjadi
386 TWh dengan pertumbuhan rata-rata 8,4% per tahun
seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Jumlah pelanggan juga
meningkat dari 54 juta menjadi 77 juta pada tahun 2022
atau bertambah rata-rata 2,7 juta per tahun. Penambahan
pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari
79,6% menjadi 97,7%. Pada tahun 2012, rasio elektrifikasi di
wilayah Sulawesi dan Indonesia Bagian Timur adalah yang
terendah yaitu masing-masing 67,5% dan 54%.
C. Estimated Demand of Electricity
Between 2013 and 2022 Indonesian electricity consumption is
expected to increase from 189 TWh to 386 TWh with average
growth of 8.4% per year as shown in Figure 7. Number of
customers will increase from 54 million to 77 million in 2022
or on average increase by 2.7 million per year. The increased
customers will improve electrification ratio from 79.6% to
97.7%. In 2012, electrification ratios in Sulawesi and Eastern
Indonesia were the lowest at 67.5% and 54%, respectively.
Secara regional, kebutuhan listrik Jawa – Bali diperkirakan
akan meningkat dari 144 TWh menjadi 275 TWh, atau tumbuh
rata-rata 7,6% per tahun. Indonesia Timur tumbuh lebih
cepat, meningkat dari 18 TWh menjadi 46 TWh atau tumbuh
rata-rata 11,2% per tahun. Wilayah Sumatera tumbuh dari
26 TWh menjadi 66 TWh atau tumbuh rata-rata 10,6% per
tahun. Pada sistem Jawa – Bali kelompok pelanggan industri
mempunyai porsi yang cukup besar, yaitu rata-rata 38,5% dari
total penjualan. Sedangkan di Indonesia Timur dan Sumatera
rata-rata porsi pelanggan industri relatif kecil, yaitu masingmasing hanya 11% dan 15,8%. Pelanggan residensial masih
mendominasi penjualan hingga tahun 2022, yaitu 62% untuk
Indonesia Timur dan 55% untuk Sumatera.
Regionally wise, the electricity need for Java - Bali is expected
to increase from 144 TWh to 275 TWh, or on average grow
by 7.6% per year. The eastern Indonesia grows more rapidly,
increasing from 18 TWh to 46 TWh or an average of 11.2%
per year. Sumatra grows from 26 TWh to 66 TWh or an
average of 10.6% per year. In Java - Bali system the industrial
customers group has quite a large portion, which is on average
38.5% of total sales. While in Eastern Indonesia and Sumatra
generally the portion of industrial customers is relatively small,
respectively only 11% and 15.8%. Residential customers still
dominate sales until 2022, which is 62% for Eastern Indonesia
and 55% for Sumatra.
65
ABM Investama Annual Report 2013
yang memadai dalam memenuhi kebutuhan masyarakat,
sehingga dapat mengalami defisit jika ada sebuah pembangkit
yang terganggu atau menjalani pemeliharaan rutin. Sebagai
contoh, sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara hampir
sepanjang tahun tidak mempunyai cadangan operasi, sehingga
sering mengalami defisit dan harus mengoperasikan banyak
pembangkit berbahan bakar minyak. Hal yang serupa terjadi di
Sistem Sumatera Bagian Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Tenggara, Minahasa-Gorontalo, Palu,
Lombok, Ambon, Ternate dan Jayapura.
Download