BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern saat ini telah memiliki perhatian yang lebih terhadap makanan yang mereka konsumsi, pemilihan terhadap makanan yang dikonsumsi tidak hanya mengutamakan kepuasan dan selera, tetapi juga mengutamakan aspek gizi dan kesehatan. Dari segi gizi, makanan yang dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari, sedangkan dari segi kesehatan, makanan yang dikonsumsi adalah makanan yang sehat, salah satunya adalah mengurangi asupan kolesterol ke dalam tubuh. Kecenderungan untuk mengkonsumsi pangan sehat dan juga menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini salah satunya dengan cara vegetarian yang sudah mulai tampak pada beberapa tahun terakhir. Vegetarian merupakan pola makan tertentu yang mengurangi atau tidak mengkonsumsi produk hewani. Vegetarian terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu lacto-vegetarian yang masih mengkonsumsi produk susu seperti keju, susu, dan mentega pada menu makanannya, ovo-vegetarian yang masih mengkonsumsi telur, lacto-ovo vegetarian yang masih mengkonsumsi telur dan produk susu, dan vegan, yaitu tingkatan vegetarian yang sama sekali tidak mengkonsumsi produk hewani. 1 2 Pengurangan konsumsi produk hewani menyebabkan para vegetarian memiliki keterbatasan dalam mengkonsumsi produk olahan daging yang salah satunya adalah sosis. Produk sosis merupakan salah satu produk yang praktis dan dapat digunakan secara luas untuk berbagai olahan lainnya. Sosis biasanya terbuat dari daging sapi, babi, ayam, maupun ikan. Sosis juga memiliki karakteristik yang khas, yaitu sosis merupakan salah satu produk yang mempunyai sifat kenyal dan memiliki sifat isisan yang halus. Menurut Hadiwiyoto (1983), sosis adalah makanan yang dibuat dari daging (kadang-kadang dari ikan) yang telah dicincang kemudian dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu, dimasukkan ke dalam pembungkus yang berbentuk bulat panjang yang berupa usus hewan atau pembungkus buatan, dengan atau tanpa dimasak, dengan atau tanpa diasap. Sosis merupakan makanan yang mengandung protein cukup tinggi, minimal sebesar 13% seperti yang telah diatur dalam SNI sosis daging. Bagi kaum vegetarian, pemenuhan protein dapat diperoleh dari sumber nabati yang mengandung tinggi protein, salah satunya adalah kacang-kacangan. Sosis memiliki karakteristik yang khas yaitu memiliki sifat kenyal sebagai salah satu cirinya, sehingga perlu ditambahkan dengan bahan nabati yang juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi namun memiliki sifat kenyal sebagai karakter khas dari produk sosis. Sifat kenyal pada sosis dapat diperoleh dari bahan nabati, salah satunya adalah jamur tiram putih. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Jamur ini menjadi salah satu jenis jamur yang digemari karena memiliki rasa yang enak, tekstur 3 yang kenyal, dan mudah untuk diolah menjadi berbagai macam makanan. Selain itu, menurut Alam et al. (2008) jamur tiram mempunyai kandungan protein sebesar (23.91 ± 2.0 %(db), kandungan protein yang cukup tinggi ini dapat digunakan sebagai sumber protein nabati yang baik bagi masyakakat yang sedang menjalankan diet atau kaum vegetarian. Dalam pembuatan sosis, komponen daging dapat digantikan dengan sumber protein lain seperti kacang tolo (Vigna unguiculata L.Walp) yang merupakan sumber pangan lokal yang memiliki kandungan protein sebesar 23-30 % (db) (Nielson et al. (1993) dalam Timko et al. (2007). Penggunaan kacang tolo ini selain karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi juga dapat dengan mudah ditemukan di pasaran dan pemanfaatannya belum maksimal. Dari data tersebut potensi jamur tiram dan kacang tolo untuk pembuatan sosis analog cukup tinggi, karena sama-sama memiliki kandungan protein yang tinggi. Sosis analog yang dibuat dari jamur tiram dan kacang tolo ini ditujukan pada kelompok ovo vegetarian dan lacto-ovo vegetarian, yaitu kelompok vegetarian yang masih mengkonsumsi telur pada menu makanannya, karena pada sosis analog yang dibuat menggunakan putih telur sebagai bindernya, karena putih telur bersifat mengikat jika dipanaskan akan berubah sifatnya dari cairan menjadi padat (gel), selain itu putih telur juga mengandung protein yang cukup tinggi, menurut Matz (1972) putih telur mengandung protein 11,6%. Sebagai filler dalam pembuatan sosis ini dipilih menggunakan terigu karena terigu mengandung karbohidrat yang cukup tinggi sehingga akan membentuk body dari sosis analog dan dapat meningkatkan 4 stabilitas emulsi, selain itu terigu mengandung protein yang cukup tinggi yaitu 14%, protein dalam terigu yaitu glutenin dan gliadin yang menghasilkan sifat elastisitas jika terkena panas dan perlakuan mekanis, sehingga akan meningkatkan kekenyalan pada sosis. Pembuatan sosis analog jamur tiram dan kacang tolo ini menggunakan cara yang sama dengan pembuatan sosis daging dengan mengacu pada formula dasar Kramlich (1973). Tetapi karena bahan baku yang digunakan berbeda, terutama pada kandungan protein, air, dan lemaknya, maka formula yang digunakan juga dilakukan modifikasi agar hasil yang didapatkan bisa mendekati sosis daging dan juga dilakukan pretreatment pada kacang tolo sebelum dicampur ke dalam adonan. Perbedaan bahan baku tentu saja dapat memberi perbedaan pada sifat fisik dan sensoris sosis yang dihasilkan. Oleh karena itu dilakukan berbagai variasi terhadap rasio jamur tiram dan kacang tolo. Variasi ini dilakukan untuk mendapatkan sosis analog dengan bahan jamur tiram dan kacang tolo yang dapat diterima oleh masyarakat. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan Umum: Mengetahui karakteristik sensoris, fisik, dan kimia sosis analog dari jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dan kacang tolo (Vigna unguiculata L.Walp) dengan binder putih telur dan filler vegetarian lakto-ovo. terigu sebagai makanan alternatif bagi kelompok 5 Tujuan Khusus: 1. Mengetahui pengaruh rasio binder putih telur dan filler tepung terigu dengan perbandingan 10:90, 20:80, dan 30:70 pada rasio jamur tiram dan tepung kacang tolo 0:100, 25:75, 50:50, 75:25, dan 100:0 terhadap karakteristik sensoris dan fisik sosis analog. 2. Mengetahui pengaruh rasio jamur tiram dan tepung kacang tolo 75:25, 80:20, 85:15, 90:10, 95:5, dan 100:0 dengan rasio binder filler 20:80 terhadap karakteristik sensoris, fisik, dan kimia sosis analog. 3. Menentukan sifat sensoris, fisik, dan kimiawi pada sosis analog terpilih. 1.3 Manfaat Penelitian Untuk masyarakat : Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang diversifikasi olahan jamur tiram dan kacang tolo sebagai sosis analog, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif sumber protein bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya penganut pola vegetarian. Penggunaan kacang tolo sebagai sosis analog diharapkan dapat memberi nilai tambah pada pemanfaatan kacang tolo. Untuk pengembangan ilmu dan teknologi : Pengembangan produk baru non daging dengan menggunakan pangan lokal.