MERANCANG PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR DAN FUZZY AHP Dedi Purwanto Mahasiswa Sarjana S1 Teknik Industri UPI Y.A.I Jakarta NIM : 0844290043 Email : [email protected] AL Ikbal Arbi Kepala Lab dan Studio Teknik Industri UPI Y.A.I Jakarta Email : [email protected] ABSTRAK Penyampaian produk yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro selama ini berdasarkan permintaan terbesar yang diutamakan tanpa memperhatikan faktor- faktor manajemen rantai pasok sehingga produk menjadi sering kosong di kantor penjualan.Untuk menghindari terjadinya penyampaian produk kurang tepat perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan metode SCOR, dapat diketahui faktor-faktor yang diperlukan untuk manajemen rantai pasok seperti perencanaan, pengadaan, produksi, pengiriman dan pengembalian yang akan dijadikan alat ukur membuat kuesioner. fuzzy AHP digunakan dalam menentukan kriteria terpenting.penelitian di PT. Sinar Sosro menunjukkan bahwa dkriteria perencanan memiliki bobot terbesar (0,561 ) dibandingkan kriteria lainnya .Sedangkan pada level tujuan kinerja meningkatkan kualitas produk(0,397) menjadi faktor yang sangat penting, level atribut kinerja supply chain reliability (0,387) yang menjadi faktor paling penting serta level alternatif metrik pengukuran kinerja pemenuhan pesanan sempurna (0,187) menjadi faktor yang paling penting Kata kunci : Rancangan Kinerja SCOR dan Fuzzy AHP Delivery of the product conducted by PT. Sinar Sosro been preferred by the greatest demand without taking heed of supply chain management so that the product becomes vacant in the office often penjualan.Untuk avoid incorrect product delivery needs to be done by using the method of SCOR research, can know the factors required for the management such as supply chain planning, procurement, production, delivery and returns that will be used as measurement tools to make a questionnaire. fuzzy AHP is used in determining the criteria terpenting.penelitian in PT. Sosro rays showed that dkriteria planning to have the greatest weight (0.561) than other criteria. While the level of performance goals to improve the quality of the product (0.397) becomes a very important factor, the level of supply chain performance attributes of reliability (0.387) is the most important factor as well as the level of alternative metric measurement of the performance of perfect order fulfillment (0.187) becomes the most important factor Key words: SCOR Performance Plan and Fuzzy AHP 1 2 mengkategorikan proses-proses yang Pendahuluan Jika dilihat secara lebih mendalam, inti dari persaingan perusahaan-perusahaan sekarang ini terletak pada bagaimana sebuah perusahaan mampu menciptakan produk yang lebih murah, lebih berkualitas, dan lebih cepat dibandingkan dengan pesaing bisnisnya. Hal tersebut memaksa perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnisnya. Kesadaran akan pentingnya peran semua pihak dalam menciptakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat inilah yang kemudian melahirkan konsep baru yaitu Manajemen Kinerja Rantai Pasokan ( Supply Chain Management ) Sistem pengukuran kinerja diperlukan untuk melakukan monitoring dan pengendalian, mengkomunikasikan tujuan organisasi ke fungsi-fungsi pada rantai pasok, mengetahui dimana posisi suatu membangun metrik-metrik pengukuran yang diperlukan dalam pengukuran kinerja rantai pasok. Dengan demikian akan didapat pengukuran yang terintegrasi antara supplier, internal perusahaan dan konsumen ( Supply Chain Council, 2006). Suatu pendekatan fuzzy AHP ditujukan untuk menyusum ketidakpastian dan kekaburan yang dihubungkan dengan penilaian dari penentuan bobot masing-masing metrik pengukuran kinerja, sebab perbandingan berpasangan crisp dalam AHP konvensional tidak cukup dan tidak tepat untuk menangkap tingkat derajat petingnya pengambilan keputusan dalam mengevaluasi metrik pengkuran kinerja. organisasi relatif terhadap pesaing maupun tujuan yang hendak dicapai dan menentukan arah perbaikan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing.Salah satu model Metodologi Model SCOR pengukuran kinerja rantai pasok adalah SCOR ( Supply Chain Operation Reference ) yang dikembangkan oleh sebuah lembaga profesional yaitu Supply Chain Council (SCC). SCOR merupakan suatu cara untuk mengkomunikasikan sebuah kerangka yang menjelaskan mengenai rantai pasok secara mendetail, mendefinikan dan SCOR ( Supply Chain Operation Reference) adalah suatu model referensi dikembangkan Pasokan oleh sebagai proses dewan alat yang Rantai diagnosa manajemen Rantai Pasok. SCOR dapat digunakan untuk mengukur kinerja 3 rantai pasok., meningkatkan kinerjanya dan berpasangan tentang proses pemilihan merupakan alat manajemen yang mencakup untuk mulai ketidakjelasan. Angka fuzzy adalah dari pemasoknya hingga kekonsumennya. menangkap fuzzy khusus yang di set = F ={(x,µf Dalam SCOR proses-proses rantai pasokan tersebut didefinisikan kedlam 5 proses yang terintegrasi yaitu Perencanaan ( Plan ), Pengadaan (source), Produksi (make), Distribusi tujuan (Deliver) dan Pengembalian (Return). Metrik - metrik penilaian dalam (x)), x € R}, dimana x nilai digaris yang rill, R : - ~ < x < + ~ dan µf (x) adalah suatu memetakan lanjutan dari R pada interval tertutup [0,1]. Suatu triangular fuzzy number dinyatakn sebagai M = (l,m,u), dimana l ≤ m ≤ u. SCOR dinyatakan dalam beberapa level Triangular fuzzy number, ~1 - tingkatan meliputi level 1, level 2, dan level ~9 digunakan untuk meningkatkan 3. Dengan demikian, selain proses rantai rencana skala konvensional 9 poin. pasokan yang dimodelkan kedalam bentuk Untuk tujuan impresisi dari penilaian hierarki proses, maka metrik penilaiannya manusia pun pertimbangan, dinyatakan dalam bentuk hierarki yang kualitatif 5 kedalam triangular fuzzy penilaian. Banyaknya metrik dan tingkatan number digambarkan sesuai dengan metrik yang digunakan disesuaikan dengan fungsi keanggotaan seperti tabel 01. jenis dan banyaknya proses, serta tingkatan proses rantai pasokanm yang diterapkan didalam perusahaan yang bersangkutan (SSC, Supply Chain Council, 2006) Analisa fuzzy synthetic extent Analisa synthetic extent dipakai untuk memperoleh perluasan suatu objek dalam memenuhi tujuan yang Fuzzy AHP disebut satified extent. Jika C = { C1, Suatu skala yang sering digunakan C2, C3,....,Cn} merupakan sekumpulan dalam AHP adalah titik-sembilan skla (Saaty kriteria sebanyak n dan A = { A1, A2, 1989, Tabel 1) yang menunjukkan penilaian A3,....,Am} peserta atau pilihan diantara alternatif pilihan atribut keputusan sebanyak m, maka seperti sama penting, sedikit lebih penting, Mci1, Mci2, Mcim adalah nilai extent jelas lebih penting, sangat jelas lebih penting, analysis pada i- kriteria dan m- atribut dan mutlak lebih penting. Dalam penelitian keputusan dimana i = 1, 2,.....n dan ini, triangular fuzzy number, ~1 - ~9, untuk Mcij ( j = 1,2,....m ) merupakan digunakan untuk menunjukkan perbandingan bilangan triangular fuzzy. merupakan sekumpulan 4 Langkah – langkah model extent analysis, =( , , ) yaitu : 1. [ M Untuk memperoleh M j j gi gi ] -1 2. perbandingan tingkat kemungkinan antara bilangan fuzzy Pertimbangan maka perbandingan dilakukan operasi penjumlahan nilai fuzzy extent analysis (m) untuk metrik sebagian, dimana digunakan operasi penjumlahan pada tiap-tiap bilangan triangular fuzzy dalam setiap baris seperti berikut : untuk perkiraan sekumpulan nilai bobot pada masingmasing kriteria. Sebagai contoh adalah 2 bilangan fuzzy M1 dan M2 dengan tingkat kemungkinan ( M1 ≥ M2 ) dapat V (M1 ≥ M2) = [min ( µm1 (x), µm2 (y))] ( Dimana sup adalah supremum (batas Sedangkan untuk nilai [ himpunan yang paling kecil), jika j M gi ] dapat dijabarkan dengan rumus berikut yang operasi penjumlahan untuk keseluruhan bilangan triangular fuzzy dalam metrik keputusan (n x m), perumusannya adalah : [ M j pasangan (x,y) dimana x ≥ y dan µm1 (x) = µm2 (y) =1 maka V (M1 ≥ M2) = 0. Apabila M1(l1, m1, u1) dan M2 (l2, m2, u2) merupakan bilangan fuzzy convex dapat diperoleh =( ketentuan berikut : V (M1 ≥ M2) = 1 iff m1 ≥ m2 gi ] V (M1 ≥ M2) = hgt ( M1 M jgi ) Dan untuk menghitung invers dari persamaan tersebut, yaitu : [ prinsip didefiisikan sebagai berikut : M jg i= merupakan ini dari M2 ) = µm1(xd) Dimana iff menyatakan “jika dan hanya jika “ dan d merupakan ordinat titik perpotongan tertinggi antara µm1 M jgi ]-1 dan µm2. Titik dimana ordinat d berada adalah Xd dan hgt merupakan bilangan fuzzy perpotongan M1 dan M2. Tinglat 5 kemungkinan untuk bilangan fuzzy fuzzy beberapa konveks dapat diperoleh dengan persamaan logaritmic least square. Normalisasi berikut : terdiri dari 2 cra yaitu pembagian dan V (M1 ≥ M2) = 1 , jika M2 ≥ M1 untuk kondisi lain metode geometris. Normalisasi fuzzy convex M lebih baik dibandingkan sejumlah k bilangan fuzzy convex m1 = metode pembagian menggunakan operasi penjumlahan dan pembagian. 3. Tingkat kemungkinan untuk bilangan seperti Sedangkan normalisasi geometris memakai konsep rata-rata geometris. Dari kedua cara tersebut yang lebih mudah, tepat dan banyak digunkan adalah normalisasi ( i = 1, 2, ....k ) dapat ditentukan dengan pembagian. Jika vektor bobot tersebut menggunakan diatas normalisasi, maka definisi vektor operasi max dan min ( Dubois and Prade, 1980 ) dan dirumuskan : bobot berikut: V (M ≥ M1, M2,....... Mk) = V = (d1(A1), d1(A2),.... d1(An))T V[ (M ≥ M1) dan (M ≥ M2), ..... (M ≥ Mk)] Perumusan normalisasi adalah: = min V ( M ≥ Mi) D (An) = Dengan I = 1,2,3,.......k Normalisasi bobot ini dilakukan 1 Jika diasumsikan bahwa d ( A1) = agar nilai dalam vektor diperbolehkan min V ( Si ≥ Sk )untuk k=1,2,...n ; k≠i maka menjadi analog bobot yang ditetapkan vektor bobot didefinisikan : dari metode AHP dan terdiri dari W1 = (d1(A1),d1(A2),....d1(An))T bilangan yang bukan fuzzy. Penelitian Dimana : Ai ( i = 1,2,.....,n) adalah n elemen dan d1 (Ai) adalah nilai yang menggambarkan pilihan relatif masing- masing atribut keputusan. Normalisasi Normalisasi vektor bobot penting meliputi metode SCOR dan fuzzy AHP meliputi analisis faktor yang mempengaruhi Supply Chain Management. faktor ini Pada meliputi analisis perencanaan, pengadaan, produksi, pengiriman dan pengembalian dimana faktor ini dilakukan tidak hanya untuk memudahkan merupakan 5 proses dasar bisnis. interprestasi tapi juga untuk solusi unik Perencanaan menyeimbangkan adalah permintaan proses dan 6 pasokan untuk menentukan tindakan terbaik to stock, make to order, dan engineer dalam memenuhi kebutuhan pengadaan, to order. produksi dan pengiriman. Pengadaan adalah proses pengadaan barang atau jasa untuk memenuhi permintaan. Produksi adalah proses untuk mentransformasikan bahan baku/komponen diinginkan menjadi oleh produk pelanggan. yang Pengiriman adalah kegiatan mengirimkan produk jadi ketangan konsumen. Dan Pengembalian SCOR Level 3 = Mengidentifikasi kinerja rantai pasok yang berlaku perusahaan dan menilai inefisiensi diperusahaan sehingga dapat diambil strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja rantai pasok diperusahaan. adalah proses pengembalian atau menerima Melalui metode SCOR dapat pengembalian produk karena berbagai alasan. diketahui faktor faktor mempengaruhi Terdapat 3 level dalam model SCOR yang rantai pasok yang akan dijadikan dapat sebagai digunakan untuk mengukur dan SCOR Level 1= Mengidentifikasi proses bisnis yang terjadi dalam manajemen pasok di perusahaan kemudian diidentifikasi tentang kompetisi dasar yang ingin dicapai dengan menganalisa ruang lingkup rantai performanya pasok dan diukur bagaimana dengan mengkarakteristikan kinerja berdasarkan 2 perspektif. Perspektif pertama adalah dari sisi customer ( external ) dan perspektif kedua adalah berdasarkan sisi kuesioner yang bertujuan untuk meneentukan tingkat meningkatkan performa rantai pasok. rantai bahan perusahaan ( internal ) yang akan dilakukan dengan menggunakan SCORcards. kepentingan kriteria utama, subkriteria dan alternatif perbandingan metode serta pembobotan berpasangan fuzzy AHP melalui berdasarkan hierarki penentuan produk. Kemudain diuji validitas kuesioner tersebut dengan tujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mampu mengukur apa yang ingin diukur kemudian diukur reliabilitas kuesioner tersebut dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran tetap konsisten pengukuran dua apabila kali dilakukan atau lebih SCOR Level 2 = Mengidentifikasikan terhadap gejala yang sama dengan konfigurasi dari perencanaan dalam aliran menggunakan alat ukur yang sama material dari perencanaaan dalam aliran pula. Dari kuesiner tersebut dibuat data material menggunakan kategori seperti make perbandingan berpasangan triangular fuzzy kemudian hitung nilai fuzzy 7 synthetic extent untuk tiap kriteria utamanya kemungkinan untuk bilangan fuzzy konveks kemudian menghitung niai normalisasi vektor bobot. Bobot akhir yang paling besar merupakan kriteria terpenting dari kriteria lain. Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis uraikan pada bab pendahuluan dan penyelesaian masalah yang telah dilakukan pada pengolahan data, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu ; Berdasarkan analisis pengukuran kinerja SCM dengan menggunakan Pembahasan model SCOR, teridentifikasi beberapa Hasil penyelesaian masalah yang peneliti lakukan terhadap merancang inefisiensi yang terjadi baik pada aliran material maupun aliran informasi dan pengukuran kinerja rantai pasok dengan kerja. menggunakan metode SCOR dan fuzzzy manajemen distribusi masih lemah, AHP antara lain SCORcards perusahaan serta manajemen peran pentingnya kriteria dalam struktur adanya produk yang non standar dan hierarki dalam mengambil keputusan proses distribusi yang tidak optimal. Berdasarkan pengamatan jalannya proses pendistribusian produk ke kantor penjualan wilayah berdasarkan ( KPW permintaan ) terbanyak hanya yang didahulukan tanpa mempertimbangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kritis sukses pengukuran performa rantai pasok. Yang terdiri dari rantai pasok reliabilitas, responsiv, fleksibilitas, biaya serta aset, disini penulis melakukan penelitian pengukuran kinerja rantai pasokan terhadap 5 faktor kritis sukses pengukuran performansi rantai pasokan tersebut. Inefisiensi tersebut suplier meliputi lemah, masih Untuk mengatasi hal tersebut, maka dirumuskan beberapa praktek terbaik yang dapat diterapkan agar mampu meningkatkan kinerja SCM perusahaan. Praktik terbaik tersebut meliputin kolaborasi planning, membangun kemitraan, menerapkan manajemen transportasi, menerapkan custumer Relationship Management. Penerapan best practice dapat meningkatkan kinerja SCM di PT. Sinar Sosro terutama pada performa Suppy Chain Reliability, Supply hain Responsiveness, Flexibility. Supply chain 8 Pada pengolahan fuzzy synthetic extent Edithtya Putri. 2011. Pengukuran kriteria perencanan memiliki bobot terbesar Kinerja Rntai Pasok dengan dibandingkan khusus Metode SCOR dan Fuzzy maka AHP Di PT. Multi Warna, perencanaan menjadi faktor yang sangat Jakarta : Universitas Persada penting karena merupakan langkah awal Indonesia. kreiteria level kriteria lainnya proses bisnis yang menentukan keberhasilan rangkaian proses dalam rantai pasok. Sedangkan pada level tujuan kinerja meningkatkan kualitas produk menjadi faktor yang sangat penting, level atribut kinerja supply chain reliability yang menjadi faktor paling penting serta leve alternatif metrik pengukuran kinerja pemenuhan pesanan sempurna mnjadi faktor yang paling penting. Dari tersebut dapat disimpulkan bahwa penlitian ini layak untuk diterapkan agar perusahaan mampu menciptakan produk yang lebih murah, lebih berkualitas dan lebih Maghfiroh, Nurul dan Marimin. 2010. Aplikasi Pengambilan Pasok. Bogor : PT. Penerbit IPB Press Marimin. 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Grasindo Eko Indrajit, Richrdus dan richardus Jakarta Anggraini, widya,2009. Pengukuran Kinerja Pengelolaan Rantai Pasokan Pada PT. LG Elektronik Indonesia, Depok. : Universitas Gunadarma. Siregar, Ir.Sofyan.,MM. 2011. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian . Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Nyoman, I Pujawan. 2005. Supply Chain Management. Widya Surabaya : Guna Keputusan Kriteria Majemuk Jakarta : Manajemen Daftar Pustaka Keputusan Dalam Manajemen Rantai Djokopranoto. cepat. Teknik 2006. Konsep Supply Chain. : Grasi 9 Tabel 01 skala fuzzy dan gambaran linguistik kepentingan relatif antara 2 kriteria Intensitas Skala Kebalikan Skala Fuzzy Definisi Variabel Linguistik 1 = ( 1, 1, 3 ) ( 1/3, 1/1, 1/1 ) Dua kriteria mempunyai kepentingan yang sama 3 = ( 1, 3, 5 ) ( 1/5, 1/3, 1/1 ) Satu kriteria sedikit lebih penting dari yang lain 5 = ( 3, 5, 7 ) ( 1/7, 1/5, 1/3 ) Satu kriteria lebih penting dari yang lain 7 = ( 5, 7, 9 ) ( 1/9, 1/7, 1/5 ) Satu kriteria sangat lebih penting dari yang lain 9 = ( 7, 9, 9 ) ( 1/9, 1/9, 1/7 ) Satu kriteria mutlak lebih penting dari yang lain 2 = ( 1, 2, 4 ) ( ¼, ½, 1/1 ) 4 = ( 2, 4, 6 ) ( 1/6, ¼, ½ ) 6 = ( 4, 6, 8 ) ( 1/8, 1/6, ¼ ) 8 = ( 6, 8, 9 ) ( 1/9, 1/8, 1/6 ) Fuzzy Nilai tengah antara 2 pilihan