analisis pengaruh economic value added (eva), residual income

advertisement
ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA),
RESIDUAL INCOME (RI), EARNINGS DAN OPERATING CASH
FLOW (OCF) TERHADAP RETURN SAHAM
“STUDI PADA PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI), ANALISIS DATA TAHUN 2003-2007”
DISUSUN OLEH :
ABDUL KHOER
(204081002245)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
i
ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA),
RESIDUAL INCOME (RI), EARNINGS DAN OPERATING CASH
FLOW (OCF) TERHADAP RETURN SAHAM
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Abdul Khoer
NIM: 204081002245
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof, Dr Ahmad Rodoni MM
NIP. 150317955
Titi Dewi Warninda, SE, Msi
NIP. 150368746
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
ii
ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA),
RESIDUAL INCOME (RI), EARNINGS DAN OPERATING CASH
FLOW (OCF) TERHADAP RETURN SAHAM
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Abdul Khoer
NIM: 204081002245
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof, Dr Ahmad Rodoni MM
NIP. 150317955
Titi Dewi Warninda, SE, Msi
NIP. 150368746
Penguji Ahli
Prof. Dr.Abdul Hamid, MS
NIP. 13147891
iii
Hari ini Rabu Tanggal 13 Agustus Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Abdul Khoer NIM : 204081002245 dengan judul
skripsi ”ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA),
RESIDUAL INCOME (RI), EARNINGS DAN OPERATING CASH
FLOW (OCF) TERHADAP RETURN SAHAM”. Memperhatikan
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Agustus 2008
Penguji Ujian Komprehensif
Prof, Dr Ahmad Rodoni MM
Drs. Herni Ali HT,MM
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr.Abdul Hamid, Ms
Penguji Ahli
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
1. Nama
: Abdul Khoer
2. Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Oktober 1986
3. Alamat
: Jl. Ibnu Sina III No 42 Rt 05/008 Ciputat
Tangerang ( 15419 )
4. No Telepon Rumah
: 021 – 92131384
5. No Handphone
: +62856 – 97270217
6. Agama
: Islam
7. Kewarganegaraan
: Indonesia
B. DATA PENDIDIKAN
1. Tahun 1992-1998
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Jakarta Selatan
2. Tahun 1998-2001
SLTPN 240 Jakarta
Jakarta Selatan
3. Tahun 2001-2004
SMUN 46 Jakarta
Jakarta Selatan
4. Tahun 2004-2008
FEIS Manajemen UIN
Jakarta
C. DATA PENGALAMAN ORGANISASI
1. Tahun 2004
: Divisi Keamanan. Acara peringatan Isra Mi’raj
(SMU 46 JAKARTA)
2.
Tahun 2004
: Anggota ROHIS 46 JAKARTA
3.
Tahun 2006
: Anggota Karang Taruna Rt.05
D. DATA PENGALAMAN KERJA
Tahun 2007
: Job Training / Magang bagian Administrasi PT Asuransi
Takaful Umum (selama 3 bulan)
Tahun 2007
: Job Training / Magang Bagian Customer Care
PT.TELKOM BSD (Selama 1 Bulan)
v
ABSTRACT
This research has purposes : (1). To analyze the effect partial between Economic
Value Added, Residual Income, Earnings and Operating Cash Flow upon the
stock return which is registered in the Indonesian Stock Exchange. (2). To analyze
the effect simultan’s between Economic Value Added, Residual Income, Earnings
and Operating Cash Flow upon this stock return which is registered in the
Indonesian Stock Exchange. (3). To Analyze the most dominant independent
variable upon the stock return. This research is using the analysis of bifilar
liniear regression to watch how big the contribution of each free variable in
effecting the stock return. The Hypothesizes of this research are Economic Value
Added, Residual Income, Operating Cash Flow which have significant effects
upon the stock return. The research is using the secondary data which come from
Indonesian Stock Exchange. The samples are all of registered companies in the
Indonesian Stock Exchange, category LQ45 from 2003 – 2007, from the previous
research we can find that Economic Value and Earnings is the most dominant
analysis variable. But, on the current research, find that Economic Value Added
and Residual Income is the most dominant analysis variable.
Keywords: Economic Value Added, Residual Income, Earning, Operating Cash
Flow, Return.
vi
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan: (1) Menganalisa pengaruh economic value added,
residual income, earnings dan Operatig Cash Flow terhadap return saham yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2) Menganalisa pengaruh secara simultan
antara economic value added, residual income, earnings dan Operatig Cash Flow
terhadap return saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan (3)
Menganalisa variabel independen mana yang paling dominan terhadap return
saham. Penelitian ini menggunakan analisa regresi linier berganda untuk melihat
besar kontribusi masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi return
saham. Hipotesis penelitian ini adalah Economic Value Added, Residual Income,
Earnings dan Operating Cash Flow mempunyai pengaruh signifikan terhadap
return saham. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
skunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel pada
penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang masuk kategori LQ-45 mulai dari tahun 2003 s/d tahun 2007. Pada
penelitian sebelumnya ditemukan hasil analisa variabel yang paling dominan
adalah Economic Value Added dan Earnings. Tetapi, pada penelitian saat ini,
ditemukan hasil analisa variabel yang paling dominan adalah Economic Value
Added dan Residual Income.
Kata kunci: Economic Value Added, Residual Income, Earning, Operating Cash
Flow, Return.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
segala rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini
sesuai dengan apa yang saya harapkan. skripsi ini disusun sebagai suatu syarat
untuk mencapai tahap kelulusan dalam proses perkuliahan, mudah-mudahan
menjadi karya yang spektakuler.
Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah agar dapat mengenal lebih jauh
mengenai analisis pemilihan investasi yang baik berdasarkan kinerja perusahaan,
dalam hal ini saya menganalisa pada perusahaan LQ 45 yang berada di BEI.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, saya tidak lupa menyampaikan
telima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah mendukung
dalam penyusunan skripsi saya ini, antara lain kepada :
1. Orang tua saya, yang telah membesarkan saya dan mendoakan serta
memberikan dukungan yang sangat besar terhadap saya, sehingga
tersusunya skripsi yang menjadi persyratan mencapai suatu kelulusan.
2. Prof.Dr. Komaruddin Hidayat, MA, selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Jakarta
3. Prof.Dr. Abdul Hamid, Ms, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan ilmu
sosial
4. Drs. Herni Ali HT, MM, selaku Ketua Program Ekstensi Fakultas
Ekonomi Dan Ilmu Sosial.
viii
5. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan masukan dan bimbingan dengan kesabaran dan ketabahanya.
6. Titi Dewi Warninda, SE, Msi., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan masukan dalam proses penyusunan skripsi saya dengan sabar
dan penuh keikhlasan.
7. Seluruh dosen yang berada di Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
khususnya jurusan manajemen yang memiliki peran yang sangat besar
bagi saya dalam proses perkuliahan.
8. Mbak ani yang udah melayani saya dan teman-teman dalam proses
pendaftaran
9. Seluruh staf akademik Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial yang telah
bekerja dengan baik melayani para mahasiswa, semoga amalnya diterima
Allah SWT
10. Kawan-kawanku di Manajemen B yang telah membantu saya, sehingga
tersusunya skripsi. Terus berjuang raih mimpi-mimpimu dengan semangat
yang tinggi….!
11. Kawan-kawanku di Mananajemen keuangan, jangan kau tunggu mimpimimpi-mu, sambut mimpi-mu dengan kobaran semangat
12. Rama Imandani, Dadi Supriyadi, Utsman Afandy, Mbak Rany Siswati,
kawan-kawanku yang yang terlah memberi semangat kepada saya dari
mulai saya ujian kompre sampai dengan selesainya skripsi saya, “kapan
kita belajar kompre bareng lagi”
ix
13. Keluarganya Mbak Rani (ibu wati/ibunya mbak rani, ana/adenya mbak
rani, bapaknya mbak rani) yang telah menerima saya dan teman-teman
untuk belajar kompre di rumahnya semoga menjadi keluarga yang selalu
dilindungi Allah SWT dan dibalas semua kebaikanya dengan kebaikan
yang lebih baik lagi
14. “Pa Dosen” (samaran) yang ada di kostan ustman, yang telah memberikan
semangat dan pencerahan kepada saya, sehingga menimbulkan semangat
ketika saya mengikuti ujian kompre “U are The Best”
15. Ka Istiqomah SE, selaku orang yang telah membantu saya dalam
pengolahan data, maaf kalo dah sering ganggu aktifitasnya, semoga Allah
SWT membalas kebaikanya
16. Dika Nofalista. SE, yang telah membimbing saya untuk pengolahan data
pada program SPSS, tetap semangat ya….!
17. Kawan-kawanku yang telah membantu, baik secara materil maupun secara
moril, semoga amalnya diterima Allah SWT
18. My btother and my sister, yang udah membantu saya dalam proses
tersusunya skripsi saya
19. Kawan-kawanku dalam dunia komunikasi, makasih atas do’anya
20. Pihak-pihak lain, yang saya tidak dapat sebutkan namanya satu persatu
Saya menyadari sekali bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf dan berharap
skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua. Dan saya berharap skripsi
yang saya susun ini menjadi suatu karya yang baik serta menjadi suatu
x
persembahan terbaik bagi para dosen-dosen yang berada di Fakultas Ekonomi
Dan Ilmu Sosial.
Demikianlah kata pengantar dari saya dan sebagai suatu intropeksi dalam
diri, saya mohon maaf atas kekuranganya. Dan kekurangan hanya terdapat pada
diri saya, karena kebenaran hanya milik Allah SWT saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, Oktober 2008
(Abdul Khoer)
xi
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Dalam .................................................................................. i
Halaman Pengesahan Skripsi .......................................................................... ii
Halaman Pengesahan Ujian Kompre .............................................................. iii
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... iv
Abstract.............................................................................................................. v
Abstrak............................................................................................................... vi
Kata Pengantar ................................................................................................. vii
Daftar Isi ............................................................................................................ xii
Daftar Tabel ...................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ................................................................................................. xv
Daftar Lampiran .............................................................................................. xvi
BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 9
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 9
C. Perumusan Masalah ................................................................................. 10
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian................................................................ 10
BAB II Tinjauan Pustaka ............................................................................... 13
A. Pengeretian Manajemen Keuangan.......................................................... 13
B. Definisi Dan Tujuan Investasi .................................................................. 15
C. Pengertian Dan Instrumen Pasar Modal ................................................... 17
D. Return Saham ........................................................................................... 20
xii
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham ................................. 22
F. EVA (Economic Value Added) .................................................................. 22
G. Earnings ................................................................................................... 26
H. Residual Income ....................................................................................... 27
I. Operating Cash Flow ............................................................................... 28
J. Penelitian Terdahulu................................................................................. 28
K. Kerangka Pemikiran................................................................................. 30
L. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 31
BAB III Metodologi Penelitian ...................................................................... 32
A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................ 32
B. Metode Penentuan Sample ....................................................................... 32
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 32
D. Metode Analisis Data ............................................................................... 33
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 38
BAB IV Penemuan Dan Pembahasan ........................................................... 41
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 41
B. Sejarah Objek Penelitian ......................................................................... 53
C. Hasil Dan Pembahasan ............................................................................. 54
D. Interpretasi................................................................................................ 63
BAB V Kesimpulan Dan Implikasi ................................................................ 66
A. Kesimpulan ............................................................................................. 66
B. Saran Dan Implikasi ................................................................................ 67
Daftar Pustaka................................................................................................... 69
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Hal
4.1
Deskripsi Data
55
4.2
Hasil Pengujian Multikoloniaritas
57
4.3
Hasil Uji Autokolerasi
58
4.4
Uji Hipotesis
59
4.5
Uji ANOVA
61
4.6
Variabel Indsependen Yang Paling Berpengaruh
62
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Hal
2.1
Kerangka Pemikiran
30
4.1
Struktur Pasar Modal Indonesia
45
4.2
Grafik Normalitas Data
56
4.3
Grafik Uji Heteroskedastisitas
59
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Hal
1
Mentah
72
2
Penghitungan Data
80
3
Hasil Uji Metode Dengan SPSS 16.0
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pasar modal meningkat secara terus-menerus, ini
disebabkan karena pemerintah membuat suatu peraturan berupa paket
kebijakan
(PAKDES,
1988),
yang
di
dalamnya
berisi
mengenai
pengembangan pasar modal, agar nantinya diharapkan meningkatnya jumlah
investor yang menanamkan modalnya di dalam pasar modal. Yang kemudian
akan digunakan sebagai modal untuk menjalankan perusahaan. Dana tersebut
sangat dibutuhkan bagi perusahaan yang kekurangan dana. Perubahan keadaan
perekonomian negara menyebabkan ketidakstabilan perusahaan dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Banyak sekali pengaruh yang disebabkan
karena keadaan negara yang stabil. Maka suatu perusahaan harus dapat
menciptakan suatu kinerja yang efektif dan secara efisien agar terciptanya
keuntungan yang optimal seperti yang diinginkan setiap perusahaan. Sehingga
perusahaan dapat menghadapi tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah dan
persaingan global yang semakin ketat dan padat.
Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh keuntungan atau
profitabilitas yang sebesar-besarnya, meningkatkan penjualan barang dan
memaksimalkan nilai perusahaan. Melihat tujuan utama tersebut kita dapat
melihat bahwa semua perusahaan pasti melakukan kegiatan usahanya hanya
xvii
untuk mencari laba atau profit dan memperkaya diri agar mencapai suatu
kemakmuran. Dalam teori manajemen keuangan modern, menyatakan bahwa
tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan para
pemegang saham. Dan dengan memaksimalkan harga saham dan berupaya
meningkatkan tingkat pengembalian dari modal/asset yang ditanamkan atau
yang diinvestasikan.
Suatu perusahaan, akan mencapai tujuan utamanya jika perusahaan
dapat menciptakan kinerja yang baik. Dan untuk menciptakan kinerja yang
baik memerlukan pengelolaan secara teliti dan lebih akurat secara terusmenerus. Dan dapat melihat gejala-gejala yang kurang baik dalam kinerja
perusahaan, sehingga gejala-gejala yang kurang baik dapat diperbaiki.
Investor jangka pendek lebih berorientasi dalam pasar modal
dibandingkan dengan investor jangka panjang, karena motif dari investor
jangka pendek yang ingin memperoleh capital gain sebagai selisih perubahan
harga saham dalam jangka waktu yang pendek dan mengharapkan keuntungan
lebih cepat, tetapi tidak bermotif pada pengendalian manajemen perusahaan.
Pertumbuhan deviden serta menciptakan harga saham yang tinggi dalam
jangka waktu yang panjang (Cyndy Lapinda, 2004). Jika seorang pengusaha
(para pemodal) memiliki saham, maka mereka memiliki prospek perusahaan
juga. Dalam sebuah buku mengenai investasi dijelaskan bahwa “kalau prospek
perusahaan membaik maka harga saham tersebut akan meningkat”. Dari
pernyataan tersebut kita dapat melihat arti pentingnya penanaman saham bagi
setiap perusahaan, apalagi perusahaan yang telah besar dan go public. Dan
xviii
saham juga dapat menjadi alat untuk menilai sejauh apa perusahaan telah
meningkat dan mencapai kesuksesan. Karena jika perusahaan memiliki saham
yang banyak, berarti suatu perusahaan telah memiliki profit yang banyak dan
tidak adanya kendala dalam proses produksinya. Karena saham akan
diinvestasikan jika perusahaan telah memiliki simpanan dana. Jadi tidak
mungkin jika produksi tidak terlaksana mereka akan menanamkan saham.
Naik atau turunya harga saham suatu perusahaan banyak dipengaruhi
oleh banyak faktor, seperti kinerja perusahaan, resiko (sensitivitas) saham,
deviden perusahaan, tingkat suku bunga, penawaran, permintaan, laju inflasi,
kebijaksanaan pemerintah dan kondisi perekonomian, politik, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan. Inflasi merupakan faktor yang cukup kuat dalam
pengaruhnya terhadap naik turunya harga saham. Naik atau turunya harga
saham lebih di dominasi oleh keadaan makro suatu negara. Seperti yang
disebutkan sebelumnya inflasi, inflasi merupakan salah satu keadaan makro
yang berada pada suatu negara. Inflasi merupakan ancaman yang cukup nyata
bagi keadaan perekonomian suatu negara bahkan seluruh aspek akan
mengalami keruntuhan secara menyeluruh.
Keadaan makro memang menjadi faktor yang mempengaruhi saham,
tetapi terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi saham adalah
berdasarkan keadaan perusahaan dalam suatu negara. Dan dalam menganalisa
perusahaan
dapat
dilihat
berdasrkan
keadaan
keuangan
perusahaan.
Diantaranya dilihat dari sisi hutang, arus kas, deviden, modal, dan sebagainya.
Tingkat return sangat berpengaruh terhadap pendapatan, yang dapat
xix
mempengaruhi harga dari suatu saham. Dan dalam suatu saham return adalah
menjadi faktor utama bagi seorang investor untuk menanamkan sahamnya di
suatu perusahaan.
Alat analisis suatu saham dalam pasar modal telah banyak berkembang
salah satu alat analisis yang pada saat ini berkembang adalah EVA, yaitu suatu
alat analisis yang melihat berdasarkan nilai tambah dari perusahaan
berdasarkan kinerja keuangan. Bahkan menjadi suatu alat analisis yang dapat
mempengaruhi return suatu saham.
Alat analisis suatu saham yang paling baik dan akurat menurut stewart
adalah EVA, tetapi dalam penelitian ini akan membuktikan apakah penelitian
sebelumnya yang menyatakan EVA adalah faktor yang mempengaruhi return
masih terdapat tingkat kesamaan yang menyatakan EVA lah yang menjadi alat
analisis yang tepat pada saat ini.
Pada jurnal tahun 2004 menurut Pradono dalam penelitianya bahwa
EVA bukanlah faktor dominan, dan yang menjadi faktor dominannya adalah
earnings dan arus kas. Analisa itu di analisa dengan merubah perusahaan dan
tahun penelitian dengan tidak menambah variabel. Tetapi dalam penelitian ini
saya akan mencoba dengan menambah variabel, merubah tahun penelitian dan
sektor usaha yang lain. Dan akan menganalisa apakah variabel yang baru
dapat mempengaruhi return setelah kedua penelitian terdahulu berbeda
pendapat.
Earnings dihasilkan oleh proses akuntansi dan disajikan dalam laporan
laba rugi. Generally accepted accounting principle (GAAP) menyatakan
xx
bahwa pengakuan pendapatan terjadi pada saat transfer of title, tanpa
memperdulikan apakah perusahaan sudah atau belum menerima pembayaran
tunai (accrual basis). Biaya yang berkaitan langsung dengan pendapatan akan
diakui pada periode yang sama dengan pengakuan pendapatan. Biaya lain
yang tidak berkaitan langsung dengan pendapatan akan diakui pada periode
terjadinya (Pradono, 2004).
Residual Income yang positif menunjukan kelebihan laba dari yang
dibutuhkan oleh kreditur dan pemilik modal, yang berarti merupakan wealth
bagi residual claimants, yaitu pemegang saham. Sebaliknya, residual income
yang negatif berarti penurunan wealth pemegang saham.
Arus kas operasi (Operating Cash Flow) bagi para pemilik perusahaan
digunakan sebagai alat yang bermanfaat untuk menganalisa kinerja dan
prestasi dari suatu manjemen. Karena berdasarkan laporan arus kas dapat
diketahui semua pengeluaran dan penerimaan kas selama satu periode. Maka
dengan mengetahui pengeluaran dan pendapatan akan timbul keinginan para
investor untuk menanamkan sahamnya di suatu perusahaan, maka akan
meningkatkan harga saham yang akan meningkatkan return bagi pemegang
saham.
Tujuan corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan.
Tujuan ini bisa menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan
dengan kreditur. Jika perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar
saham (dana pemilik) akan meningkat pesat, sementara nilai hutang
perusahaan (dana kreditur) tidak berpengaruh. Sebaliknya, apabila perusahaan
xxi
mengalami kerugian atau bahkan kebangkrutan, maka hak kreditur akan
didahulukan sementara nilai saham akan menurun drastis. Jadi dengan
demikian nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk mengukur
efektivitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai
perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
Return merupakan penghasilan yang diterima dari suatu investasi
ditambah dengan perubahan harga pasar, yang biasanya dinyatakan sebagai
presentase dari harga pasar awal dari suatu investasi (James c, Van horne,
2001 : 144). Pengertian lain menyatakan bahwa return adalah suatu harapan
keuntungan di masa yang akan datang tersebut merupakan kompensasi atas
waktu dan resiko yang terkait dengan investasi. Pada dasarnya return memiliki
dua komponen yang dapat menaikan atau menurunkan, yaitu berdasarkan cash
yang diterima dari cash dan berdasarkan keuntungan atau kerugian dari suatu
investasi “ This return will usually have two component. First, you may
receive some cash directly while you own the investment. This called the
income component of your return. Second, the value of the asset your
purchase will often change inthis case. You have a capital gain or capital loss
on your investment” (Ross, Westernfield, Jordan, 2007 : 382))
Bagi investor return adalah suatu hal yang diharapkan setelah
menanamkan saham. Para investor akan mencari saham-saham yang memiliki
tingkat return yang tinggi dan menghindari tingkat resiko yang rendah. Untuk
mengetahui tingkat return maka kita perlu mengetahui apa saja factor naik
xxii
atau turunnya return suatu saham agar dalam memilih suatu investasi dengan
tepat dan tanggap.
Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi suatu return saham cukup
banyak dan memiliki keterikatan teori yang berbeda-beda dan analisa yang
berbeda pula maka perlu adanya suatu analisa lebih teliti lagi untuk
menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi. Dalam menganalisa suatu return
kita dapat melihat berdasarkan perusahaan yang akan kita analisa dan
bagaimana prospek dari perusahaan tersebut dalam penambahan tingkat
return. Dalam penelitian ini, akan menganalisa perusahaan yang masuk ke
dalam katagori indeks LQ-45.
Perusahaan yang terdaftar di LQ-45 adalah perusahaan yang memiliki
kriteria yang cukup baik di antara perusahaan di sektor lainya, bahkan salah
satu perusahaan LQ-45 yang selalu masuk daftar LQ-45 yaitu PT.TELKOM
telah meraih perusahaan dengan tingkat EVA terbaik, bahkan dapat menaikan
tingkat return. Ini terbukti bahwa EVA adalah suatu metode yang cukup baik
dalam menilai suatu kinerja perusahaan yang di temukan oleh stewart. Karena
dalam prinsipnya EVA menggunakan perhitungan selisih antara return on net
asset (RONA) dan WACC (Weighted Average Cost of Capital). Dalam
penelitianya stewart menyatakan bahwa dengan nilai EVA yang positif akan
meningkatkan kinerja keuangan suatu perusahaan yang akan menghasilkan
return yang cukup baik bagi para investor.
Keadaan ini terbukti lagi oleh penelitian seorang konsultan dunia yang
dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan EVA akan meningkatkan
xxiii
return, dalam penelitian Lehman Brothers (27 Nopember 2006) pada
PT.TELKOM, ternyata dengan pengukuran EVA kita dapat melihat bahwa
return meningkat dari Rp.10.150 menjadi 11.400, ini membuktikan EVA
adalah metode yang tepat dalam menganalisa kinerja keuangan.
Indeks LQ-45 adalah suatu indeks saham yang terdaftar di BEJ yang
terdiri dari 45 perusahaan dan indeks LQ-45 adalah suatu indeks saham yang
perusahaannya memiliki kategori dengan likuditas yang tinggi dan memiliki
tingkat resiko yang kecil. Dengan keadaan seperti itu maka akan menyebabkan
banyaknya investor yang menanamkan sahamnya di perusahaan yang masuk ke
dalam kategori indeks LQ-45. Adapun kategori perusahaan yang masuk ke
dalam indeks LQ-45 yaitu,
1. Masuk dalam Top 60 dari total saham di pasar regular
2. Masuk dalam rangking berdasarkan kapitalisasi pasar
3. Telah tercatat minimal 3 bulan
4. Kondisi
keuangan
perusahaan,
prospek
pertumbuhan
perusahaan,
frekuensi dan jumlah transaksi di pasar regular.
Suatu analisa perlu adanya dasar teori dan acuan yang tepat dalam
melakukan penelitian, maka dalam penelitian ini terdapat teori-teori pendukung
dan berdasarkan penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini akan menganalisa
kembali dari penelitian terdahulu dengan sedikit perbedaan yang dapat menjadi
analisa yang baru. Adapun perbedaan dari analisis kali ini dengan penelitian
terdahulu adalah sebagai berikut :
xxiv
1. Pada penelitian terdahulu berjudul ”Pengaruh EVA, Earnings, Residual
Income, Arus Kas Operasi terhadap return yang di terima pemegang
saham”, sedangkan dalam penelitian ini akan merubah variabel dependen
menjadi ”return saham”.
2. Pada penelitian terdahulu menganalisa perusahaan yang berada pada
sektor ”manufaktur”, sedangkan pada penelitian ini menganalisa
perusahaan yang masuk kategori ”indeks LQ-45”.
3. Pada penelitian ini akan menganalisa pada periode menggunakan data
tahunan yang berawal dari tahun 2003-2007.
B. Identifikasi Masalah
Analisa return saham bagi investor adalah suatu yang sangat
dibutuhkan sebagai pendapatan penanaman modal/saham yang akan diterima
investor. Tingkat return merupakan suatu pilihan bagi para investor untuk
menanamkan modalnya. Tingkat return suatu saham banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor, adapun faktor yang mempengaruhi naik turunya tingkat
return dipengaruhi oleh ROI, ROA, Beta (β), EVA, Earnings, Residual Income,
Operating Cash Flow, dll. Dalam penelitian ini, akan menganalisa ”Apakah
ada pengaruh EVA, Earnings, Residual Income Dan Operating Cash Flow
terhadap Return Saham” dan dari kelima variabel bebas (EVA, Residual
Income, Earnings Dan Operating Cash Flow) apakah terdapat variabel bebas
yang
paling
dominan
pengaruhnya
terhadap
return
saham.
Untuk
membuktikan dengan penelitian terdahulu.
C. Pembatasan Masalah
xxv
Analisa mengenai variabel yang mempengaruhi return cukup banyak
dan perlu analisa keuangan perusahaan. Dan dalam analisa return dilihat
berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunya tingkat return.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi return saham berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh ahli keuangan terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi return saham berdasarkan penelitianpenelitian sebelumnya yang dilakukan ahli keuangan terdapat banyak faktor
yang mempengaruhi return saham, diantarnya EVA, Residual Income,
Earnings, Operating Cash Flow, ROA, ROI, Tingkat Profitabilitas, dll.
Analisa return saham cukup banyak variabel yang mempengaruhinya,
dan banyak pula analisa lainya tentang perhitungan return saham. Dalam
penelitian ini peneliti akan membatasi masalah dengan menganalisa
”Pengaruh EVA, Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow
terhadap return”. Dan ”variabel bebas yang paling signifikan terhadap
variabel terikat”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan penelitian yang telah dibahas maka permasalahanya
adalah sebagai berikut :
a. Apakah ada pengaruh secara parsial antara Economic Value Added,
Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow terhadap return
saham.
xxvi
b. Apakah ada pegaruh secara simultan antara Economic Value Added,
Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow terhadap return
saham.
c. Manakah variabel yang paling berpengaruh antara variabel dependent
dengan variabel independent
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis apakah ada pengaruh secara parsial antara Economic
Value Added, Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow
terhadap return saham.
b. Menganalisis apakah ada pengaruh secara simultan antara Economic
Value Added, Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow
terhadap return saham.
c. Menganalisis variabel independen mana yang paling berpengaruh
terhadap return saham.
2. Manfaat Investor
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Perusahaan/Investor
Agar perusahaan/investor dapat menganalisa tingkat return saham yang
dapat menjadi suatu pertimbangan dalam pemilihan investasi yang
tepat dan memberikan kemudahan investor dalam menginvestasikan
dananya agar meningkatkan return bagi pemegang saham. Dan dapat
xxvii
menganalisa faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap return
saham.
b. Bagi Peneliti
Bagi peneliti adalah untuk menambah penetahuan dan pengalaman
serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan keadaan langsung
di lapangan. Dan bagaimana menganalisa suatu masalah dengan
berbagai metode yang telah dapatkan selama saya mengikuti
c. Bagi Peneliti
Bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan keadaan langsung
di lapangan. Dan bagaimana menganalisa suatu masalah dengan
berbagai metode yang telah saya dapatkan selama saya mengikuti
proses perkuliahan.
d. Bagi Akademik
Bagi akademik dan pihak lain adalah sebagai literature dan dapat
digunakan sebagai informasi dan sumber ilmu pengetahuan serta
diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
xxviii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan di setiap perusahaan merupakan salah satu
bagian yang penting dan tidak dapat dianggap hal yang biasa. Tujuan utama
dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan dan
memaksimalkan laba dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Di
dalam perusahaan manajemen keuangan digunakan untuk pengelolaan
perusahaan berdasarkan modal yang ada. (Puji Astuti, 2004) menyatakan
bahwa secara umum manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen
untuk fungsi-fungsi keuangan oleh sebab itu manajemen keuangan disuatu
perusahaan diangap penting dibandingkan aspek yang lainnya.
Sebelum kita mengetahui lebih lanjut mengenai masalah saham dan
keuangan kita terlebih dahulu mengetahui pengertian dari manajemen
keuangan menurut para ahli keuangan yang terdapat di dalam buku karangan
Tandelilin, 2001. Adapun pengertianya adalah sebagai berikut :
1. Menurut agus Sartono (1998 : 8)
Manajemen keuangan adalah manajemen dana baik yang berkaitan dengan
pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun
usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan
secara efisien
xxix
2. Menurut Weston dan Thomas (1955 : 5)
Manajemen keuangan dapat dirumuskan dari segi tanggung jawab para
manajer keuangan, meskipun tugas dan tanggung jawabnya berbeda-beda
pada setiap perusahaan. Namun tugas pokok manajemen keuangan antara
lain menyangkut pengambilan suatu keputusan tentang penambahan
modal, pembagian kegiatan usaha dan pembagian deviden pada berbagai
perusahaan.
Dari berbagai pendapat para ahli, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa manajemen keuangan merupakan suatu kegiatan dalam memperoleh
dana yang dialokasikan untuk kepentingan perusahaan yang digunakan secara
efisien dan efektif dan memerlukan suatu pengambilan keputusan oleh para
manajer dengan tepat dan cepat.
Pada umumnya, setiap perusahaan manajemen keuanganya tidak sama
tetapi pada prinsipnya terdapat fungsi utama seorang manajer keuangan,
antara lain :
a. Keputusan alokasi dana (investasi), menentukan investasi apa saja yang
baik bagi perusahaan untuk mencapai laba yang optimal
b. Pengambilan
keputusan
pembelanjaan atau
pembiayaan
investasi,
bagaimana seorang manajer mengambil suatu keputusan tentang
pembelanjaan kegiatan perusahaan yang optimal
c. Kebijakan deviden, pengambila keputusan pembagian deviden kepada
para pemegang saham, apa berupa kas dan pembelian kembali saham atau
sebaiknya laba itu ditahan terlebih dahulu.
xxx
Tujuan manajemen keuangan menurut Weston dan Thomas adalah
merencanakan
untuk
memperoleh,
dan
menggunakan
dana
guna
memaksimalkan nilai perusahaan. Seorang manajer keuangan harus bekerja
sama dengan para manajer lainya yang ikut bekerja sama dengan manajer lain
yang ikut bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perencanaan strategis
yang umum.
B. Definisi Dan Tujuan Investasi
Definisi mengenai investasi cukup banyak dari para ahli, di mana pada
dasarnya tiap para ahli mendefinisikan mengenai saham adalah suatu tabungan
yang akan meningkat di masa dating. Menurut sumber buku yang dikarang
oleh “Dr. Eduardus Tandelilin, M.B.A” seorang dosen “Fakultas Ekonomi
Universitas Gajah Mada Yogyakarta” dalam bukunya yang berjudul “Analisis
Investasi Dan Manajemen Portofolio” beliau mengatakan Investasi adalah
komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainya yang dilakukan pada
saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Seorang investor memiliki suatu saham saat ini memiliki harapan memperoleh
suatu keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun deviden yang akan
meningkat di masa depan.
Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut dengan
“investor”. Investor pada umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Investor Individual (Individual/retail investor), individu-individu yang
langsung melakukan aktivitas investasi
xxxi
b. Investor Institusional (Instittutional investor), terdiri dari perusahaanperusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga
simpan-pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi.
Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan
investor, kesejahteraan dalam konteks ini adalah kesejahteraan yang bersifat
moneter, yang dilihat berdasarkan jumlah pendapatan yang dimiliki saat ini
dan nilai saat ini pendapatan di masa datang.
Tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan
sejumlah uang, tujuan tersebut merupakan salah satunya. Tetapi tujuan yang
paling luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan
dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan
penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa
datang.
Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang
melakukan investasi, antara lain adalah :
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa datang
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan
taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana
mempertahankan tingkat pendapatanya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.
xxxii
b. Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau
obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai
kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang
bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian
fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada
bidang-bidang usaha tertentu.
C. Pengertian Dan Instrumen Pasar modal
Menurut “Dr. Eduardus Tandelilin, M.B.A” dalam bukunya yang
berjudul “Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio”, Pasar modal adalah
pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan
demikian,
pasar
modal
juga
dapat
diartikan
sebagai
pasar
untuk
memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu
tahu, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual
beli sekuritas disebut dengan bursa efek. Di Indonesia terdapat dua bursa efek,
yaitu bursa efek Jakarta (BEJ) dan bursa efek Surabaya (BES).
Pasar modal juga dapat berfungsi sebagi lembaga perantara, fungsi ini
menunjukan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian
karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana
dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal juga dapat mendorong
xxxiii
terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal
maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternative investasi
yang memberikan return yang paling optimal.
Beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal
antara lain adalah saham, obligasi, reksadana, dan instrument derivative.
Masing-masing sekuritas tersebut memberikan return dan resiko yang
berbeda-beda.
1. Saham
Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset
perusahaan yang menerbitkan saham. Saham dapat dibedakan menjadi
saham preferen dan saham biasa.
a. Saham Preferen, saham yang mempunyai kombinasi karakteristik
gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen
memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga
mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa.
b. Saham Biasa, sekuritas yang menunjukan bahwa pemegang saham
biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan.
Investor yang membeli saham biasa belum tentu akan mendapatkan
pendapatan secara tetap dari perusahaan, karena saham biasa tidak
mewajibkan perusahaan untuk membayar sejumlah kas terhadap
pemegang saham.
xxxiv
2. Obligasi
Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pandapatan dalam
jumlah tetap kepada pemiliknya. Seandainya investor ingin menjual
obligasi sebelum jatuh tempo, maka penentuan harga pasar obligasi
tersebut akan tergantung pada tingkat bunga yang berlaku saat ini.
Pembayaran bunga obligasi ditentukan oleh seberapa besar kupon
yang ditetapkan oleh penerbit obligasi, tetapi ada satu jenis obligasi yang
tidak memberikan kupon, atau disebut dengan zero coupon bond. Pada
jenis obligasi ini, penerbit tidak memberikan pembayaran bunga tetap,
tetapi pembeli akan membayar dengan harga kurang dari nilai par yang
telah ditetapkan (harga diskon), dan pada saat jatuh tempo akan menerima
sejumlah nilai par (tanpa diskon). Potongan harga pada saat pembelian
obligasi itulah yang merupakan tingkat keuntungan bagi pembeli.
3. Reksadana
Reksadana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya
menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan
sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.
Reksadana dapat dibedakan menjadi dua, yaitu reksadana tertutup
dan reksadana terbuka, pada reksadana tertutup, setelah dana yang
terhimpun mencapai jumlah tertentu maka reksadana tersebut akan ditutup,
dengan demikian investor tidak dapat menarik kembali dana yang
diinvestasikan. Sedangkan pada resakdana terbuka, investor dapat
menginvestasikan dananya atau menarik dananya setiap saat dari
xxxv
reksadana tersebut selama reksadana tersebut masih aktif. Dengan
demikian investor dapat menjual kembali reksadana yang telah dibeli atau
perusahaan reksadana dapat membeli kembali reksadana yang telah dijual.
4. Instrumen Derivatif
Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya adalah
turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrument derivatif
tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagi patokan.
D. Return Saham
Return adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan bagi
para investor, dan merupakan suatu harapan bagi investor setelah melakukan
investasi. Return adalah suatu harapan keuntungan di masa yang akan datang
tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan
investasi yang dilakukan (Tandelilin, 2001 : 47).
Pengembalian suatu investasi adalah harapan yang diinginkan bagi
investor, maka bagi investor return adalah alasan bagi investor untuk
menanamkan modalnya. Dan bagi investor tingkat resiko suatu saham sangat
dijauhi, karena sangat berpengaruh pada tingkat pengembalian sham. Maka
bagi para investor harus mengetahui faktor apa saja yang menjadi pengaruh
naik turunya suatu return saham, dan harus memiliki pengetahuan dalam
menghindari resiko yang terjadi.
E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
Perkembangan saham yang semakin meningkat, maka semakin banyak
investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal. Sebagai
xxxvi
seorang Investor dalam menginvestasikan saham harus dapat mengetahui
factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi return saham. Banyak factor
yang mempengaruhi return saham. Bagi seorang pemodal informasi mengenai
naik turunya harga saham sangat dibutuhkan, karena seorang pemodal dapat
mengetahui bagaimana menghitung tingkat keuntungan (return) yang akan
diterima. Seorang pemodal juga harus mengetahui seberapa besar β atau
resiko yang akan muncul ketika akan melakukan investasi. Resiko dan return
saham dapat diukur dengan metode CAPM dan SIM. Tetapi dalam
menghitung return dan resiko harus memiliki informasi yang cukup akurat dan
cepat, sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat untuk
menentukan investasi.
Menurut Maorish Kandel dalam teorinya menyatakan bahwa harga
saham bersifat uncretable (tidak dapat di prediksi) atau biasa disebut random
walk (acak/tidak beraturan), maka harga saham hanya dapat diperkirakan saja
berdasarkan berdasarkan harga saham masa lalu, dan hanya dapat dilihat
berdasarkan naik turunya harga saham berdasarkan kekuatanya. Dan dapat
dihitung dengan menggunakan metode regresi linier sederhana yang dapat
menghitung saham di masa lalu.
Return saham tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat resiko (β) tetapi
terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi return saham. Dan
faktor tersebut adalah faktor yang cukup mempengaruhi tingkat return dari
suatu saham. Yang menjadi faktor tersebut adalah seperti EVA (Economic
Value Added), Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Debt to Equity
xxxvii
Ratio (DER), dan Beta Saham. Faktor tersebut adalah hanya sebagian faktor
yang mempengaruhi return dari suatu saham, banyak faktor lain yang dapat
menjadi acuan dalam penentuan return suatu perusahaan.
F. EVA (Economic Value Added)
Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh stewart & Stren, yaitu
seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun 1993.
Di indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan NITAMI ( Nilai Tambah
Ekonomi). NITAMI/EVA adalah metode manajemen keuangan untuk
mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa
kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi
semua biaya operasi dan biaya modal.
EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah
dari modala yang ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan.
Oleh karena itu EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net
Operation Profit After Tax/NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital)
1. Manfaat EVA
Terdapat manfaat yang didapat perusahaan dalam menggunakan EVA
sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah perusahaan. Menurut pendapat
beberapa sumber manfaat EVA adalah.
Menurut Erie Febrian, 2005
a. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri
sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan
xxxviii
dengan
menggunakan
perusahaan
sejenis
atau
menganalisa
kecenderungan (trend)
b. Hasil perhitungan EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan
untuk investasi dengan biaya modal yang rendah
Menurut Pradono, 2004
a. EVA dapat digunakan sebagai penilaian kinerja keuangan perusahaan
karena penilaian kinerja tersebut difokuskan pada penciptaan nilai
b. EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijakan
struktur modal
c. EVA membuat manajemen berpikir dan bertindak seperti halnya
pemegang saham
d. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek
yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya
modalnya.
2. Keunggulan Dan Kelemahan EVA
Terdapat beberapa pendapat menenai keunggulan dan kekurangan dari
EVA, salah satu keunggulan EVA adalah dapat digunakan sebagai alat
penciptaan nilai adapun keunggulan lain
KEUNGGULAN EVA
Menurut Erie Febrian, 2005 : 6
a. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan menghitung
beban sebagi konsekuensi investasi
xxxix
b. konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang
dilihat dari segi ekonomis dalam pengukuranya yaitu dengan
memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil di mana
derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur
modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai
buku.
c. Perhitungan
EVA
dapat
dipergunakan
secara
mandiri
tanpa
memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data
perusahaan lain sebagai konsep penilaian
d. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian
bonus pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA
lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan stakeholders
satisfaction concepts
e. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep
tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah
digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam
mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
Menurut McDaniel, Gadkari dan Fiksel 2000
a. EVA tidak dibatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pengguna EVA bisa menyesuaikan dengan kondisi spesifik,
b. EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah perusahaan,
mulai dari investasi modal, kompensasi karyawan dan kinerja unit
bisnis,
xl
c. Struktur EVA yang relatif sederhana membuatnya bias digunakan oleh
bagian engineering, environmental dan personil lain sebagai alat yang
umum untuk mengkomunikasikan aspek yang berbeda dari kinerja
keuangan.
KELEMAHAN EVA
Menurut Mirza, 1997
a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur
aktivitas-aktivitas penentu
b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat
mengandalkan
pendekatan
fundamental
dalam
mengkaji
dan
mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu
padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan.
Menurut Pradono, 2004
a. Sebagai ukuran kinerja masa lampau EVA tidak mampu memprediksi
dampak strategi yang kini diterapkan untuk masa depan perusahaan
b. Sifat pengukurannya merupakan potret jangka pendek, sehingga
manajemen cenderung enggan berinvestasi jangka panjang, karena bias
mengakibatkan
penurunan
nilai
EVA
dalam
periode
yang
bersangkutan. Hal ini bisa mengakibatkan turunnya daya saing
perusahaan di masa depan
c. EVA mengabaikan kinerja non keuangan yang sebenarnya bisa
meningkatkan kinerja keuangan. Menurut Kaplan dan Norton, 2001,
tanpa balanced scorecard, strategi value based management memang
xli
dapat menurunkan biaya dan meningkatkan intensitas aktiva tetapi
akan kehilangan kesempatan menciptakan tambahan nilai, yaitu
strategi pertumbuhan pendapatan jangka panjang melalui investasi
pelanggan, inovasi, perbaikan proses, teknologi informasi dan
kemampuan karyawan
d. Tidak cocok diterapkan pada industri tertentu. Penggunaan EVA untuk
engevaluasi
kinerja
keuangan
mungkin
tidak
tepat
untuk
beberapaperusahaan, isalkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi seperti ada sektor teknologi.
e. Tidak bisa diterapkan pada saat inflasi, mengindikasikan bagaimana
inflasi akan engakibatkan distorsi pada EVA dan menunjukkan bahwa
EVA tidak dapat digunakan selama periode inflasi untuk mengestimasi
profitabilitas aktual
f. Memerlukan tambahan biaya, penggunaan EVA mungkin akan
meningkatkan auditing fees dan bisa menimbulkan potential litigation
costs.
G. Earnings
Earnings merupakan suatu analisis keuangan yang sering digunakan
sebagai ukuran kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan yang memiliki kinerja
keuangan yang baik dapat diukur melalui perolehan earnings setiap tahunya,
apalagi jika dari tahun ke tahun earnings yang diperoleh oleh perusahaan
emiten mengalami kenaikan (Indah Kurniawati, 2006). Sehingga dengan
earnings yang yang tinggi maka akan mempengaruhi pembagian dividen oleh
xlii
perusahaan emiten. Hal itu akan menarik bagi para investor yang akan
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Bagi investor memiliki keyakinan bahwa dengan earnings yang positif
akan menyebabkan harga saham akan menjadi tinggi, sehingga dengan
tingginya harga saham maka akan meningkatkan tingkat return dari saham
tersebut. Hal tersebut terbukti dengan analisa yang dilakukan Beza dan Na’im,
1998. Yang menemukan hasil penelitianya bahwa pengumuman earnings
secara statistik signifikan mempengaruhi perdagangan saham perusahaan pada
saat sepuluh hari sebelumnya dan sesudah pengumuman earnings.
H. Residual Income (RI)
Residual income mengukur kinerja operasi perusahaan (net operating
profit after tax/NOPAT) dikurangi dengan beban atas semua hutang dan
modal yang diinvestasikan: RI = NOPAT – (k * Capital), dimana k adalah
biaya modal perusahaan (weighted average cost of capital) dan capital adalah
aktiva yang diinvestasikan dalam aktivitas operasi yang berkelanjutan (going
concern). Residual income yang positif menunjukkan kelebihan laba dari yang
dibutuhkan oleh kreditur dan pemilik modal, yang berarti merupakan wealth
bagi residual claimants, yaitu pemegang saham. Sebaliknya, residual income
yang negatif berarti penurunan wealth pemegang saham (Pradono, 2004).
EVA merupakan modifikasi residual income. (Stewart, 1991)
berusaha memperbaiki residual income dengan melakukan penyesuaian atas
NOPAT dan capital, yang menurut mereka menyebabkan distorsi dalam
model akuntansi untuk pengukuran kinerja.
xliii
I. Operating Cash Flow (OCF)
Operating Cash Flow bagi para pemilik perusahaan digunakan sebagai
alat yang bemanfaat untuk menganalisa kinerja dan prestasi dari suatu
manajemen. Karena berdasarkan laporan arus kas dapat diketahui semua
pengeluaran dan penerimaan kas selama satu periode.
Arus kas adalah salah satu analisa keuangan yang lebih baik daripada
earnings, karena selain dapat menganalisa kinerja arus kas juga dapat
digunakan sebagai alat dalam strategi investasi. Menurut stewart arus kas tidak
dapat mengukur kinerja secara tepat dan akurat, dan yang paling akurat adalah
berdasrkan EVA, di mana terdapat keunggulan dalam menilai kinerja maupun
dalam pengukuranya.
J. Penelitian Terdahulu
Penelitian suatu masalah terdapat beberapa cara untuk menganalisa
suatu masalah. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode dengan
menganalisa penelitian sebelumnya yang berasal dari beberapa jurnal dan
sumber pustaka dari berbagai tempat. Pada penelitian sebelumnya peneliti
mendapatkan beberapa jurnal yang saling berhubungan, dan memiliki
kemiripan teori yang jelas.
Jurnal pertama yang peneliti dapatkan adalah mengenai pengaruh EVA,
Earnings, Residual Income, Dan Arus Kas Opeasi terhadap return yang
diterima oleh pemegang saham. Di mana dalam jurnal tersebut menjelaskan
bahwa dari keempat variabel bebas dan satu variabel terikat terdapat suatu
hubungan yang cukup signifikan. Dalam penelitian sebelumnya itu juga
xliv
menganalisa dari keempat variabel bebas tersebut apakah terdapat variabel
yang paling dominan mempengaruhi return yang diterima pemegang saham,
setelah analisa dari jurnal itu maka ditemukan bahwa variabel bebas yang
paling dominan adalah EVA dan Earnings.
Pada jurnal ke dua menjelaskan bagaimana pengaruh variabel bebas
yang sama tapi peneliti merubah tahun penelitian dan sektor perusahaanya.
Tapi pada jurnal kedua bertentangan dengan jurnal pertama. Yang menyatakan
bahwa dari variabel bebas tersebut yang paling berpengaruh adalah arus kas
dan earnings, bahkan EVA memiliki tingkat signifikasi yang paling kecil. Ini
membuktikan adanya perubahan teori yang cukup jauh akibat dari perubahan
tahun penelitian dan sektor yang diteliti.
Dan berdasarkan sumber lain yang dianalisa oleh (Istiqomah, 2007)
yang menganalisa dengan variabel yang sama pula dan merubah tahun
penelitian dengan sektor yang berbeda pula. Tetapi hasil penelitian
menyatakan sama dengan teori yang ada yaitu variabel yang paling dominan
adalah EVA dan Earnings.
Dengan pertimbangan berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka
penelitian ini akan menganalisa kembali dengan variabel bebas yang sama,
tetapi dengan merubah variabel terikat dengan variabel return saham. Dengan
pertimbngan itu maka akan menganalisa kembali dan akan menganalisa sesuai
tahun penelitian selama lima tahun dengan sektor yang berbeda dari penelitian
sebelumnya. Mudah-mudahan dengan penelitian yang akan diteliti akan
menghasilkan hasil yang yang sesuai dengan teori dan dapat bermanfaat bagi
xlv
para investor dalam menganalisa keadaan return saham dengan tujuan
menghasilkan keuntungan yang lebih baik lagi.
K. Kerangka Pemikiran
Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, berikut ini adalah
gambaran permasalahan pada skripsi ini :
Return Saham
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
EVA, Residual income, Arus Kas Dan Earnings
Uji Model Regesi
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolonieritas
Uji Autokolerasi
Uji Heterokedastitas
Uji Normalitas
Regresi Berganda
Uji F
Uji T
Uji R2
Interpretasi
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
xlvi
L. Hipotesis Penelitian
a. H0 : b1 = 0 EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return
yang diterima pemegang saham
H1 : b1 ≠ 0 EVA mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return yang
diterima pemegang saham
b. H0 : b2 = 0 Residual Income tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap return yang diterima pemegang saham
H1 : b2 ≠ 0 Residual Income mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
return yang diterima pemegang saham
c. H0 : b3 = 0 Earnings tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return
yang diterima pemegang saham
H1: b3 ≠ 0 Earnings mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return yang
diterima pemegang saham
d. H0 : b4 = 0 Arus Kas Operasi tidak mempunyai pengaruh secara parsial
terhadap return yang diterima pemegang saham
H1 : b4 ≠ 0 Arus Kas Operasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap
return yang diterima pemegang saham
e. H0 : b1, b2, b3, b4 = 0 Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan
Arus Kas Operasi tidak terdapat pengaruh secara simultan terhadap return
saham.
H1 : b1, b2, b3, b4, b5, ≠ 0 Economic Value Added, Residual Income, Earnings
Dan Arus Kas Operasi terdapat pengaruh secara simultan terhadap return
saham.
xlvii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penyusunan penulisan skripsi ini melakukan penelitian pada
perusahaan yang berada di BEI. Dan semua data diperoleh dari situs Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang berlokasi di Jalan Sudirman. Data penelitian
bersumber dari perusahaan yang ada di bursa efek indonesia.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan yang telah
masuk ke dalam perusahaan LQ 45. adapun sampel ditentukan berdasarkan
data perusahaan yang telah memiliki pendapatan yang cukup tinggi dan
perusahaan yang memiliki tingkat resiko saham yang rendah. Dan merupakan
perusahaan-perusahaan yang dalam penelitian-penelitian sebelumnya memiliki
tingkat signifikan yang baik terhadap return saham.
C. Metode Pengumpulan data
Data dikumpulkan dari beberapa studi pustaka berupa data skunder,
selain itu terdapat sumber-sumber lain yang berupa jurnal ilmiah, buku-buku,
skripsi-skripsi terdahulu yang dipilih berdasarkan skripsi-skripsi yang
memiliki kualitas yang cukup baik.
Data lain yang akan disajikan adalah data-data dari perusahaanperusahaan sebagai alat analisa penelitian agar terciptanya hubungan antara
xlviii
variable-variabel akan diteliti. Adapun data tersebut berasal dari data
perusahaan yang telah tersedia di BEI.
D. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis proposal ini adalah
menggunakan model analisis regresi, dengan beberapa pengujian data yang
berasal dari BEI. Variabel-variabel yang terdiri dari variabel terikat (Y) dan
variabel bebas (X). Variabel terikat terdiri dari satu variabel, yaitu “Return
Saham”, dan Variabel bebas yang terdiri dari lima variabel (EVA, Residual
Income, Earnings Dan Operating Cash Flow). Dari variabel-variabel tersebut
akan diteliti suatu analisa apakah adanya pengaruh variabel X terhadap
Variabel Y dalam analisis regresi. Dalam analisis akan menggunakan alat
analisis berupa suatu software SPSS.16, yaitu suatu software yang berfungsi
untuk menganalisa data dengan perhitungan statistik baik untuk statistik
parametik maupun non-parametrik.
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + εi
Y
: Return
X1
: EVA (Economic Value Added)
X2
: Residual Income
X3
: Earnings
X4
: Operating Cash Flow
εi
: Standard Error
xlix
1. Pengujian Data
Dalam pengujian data terdiri dari dua pengujian, yaitu :
a. Uji Hipotesis
1) Persamaan Regresi Berganda
Persamaan regresi ini bertujuan untuk memprediksi besarnya
keterikatan dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah
diketahui besarnya (singgih santoso, 2002 :163)
2) Uji t
Uji t digunakan untuk menguji hipotesa yaitu untuk menguji
signifikasi pengaruh masing-masing variabel indenpenden secara
parsial terhadap variabel dependen
Hipotesis :
Ho : Koefisien regresi tidak signifikan
Hi : Koefisien regresi signifikan
Kriteria Pengujian :
Jika probabilita < 0,05 maka Ho ditolak
Jika probabilita > 0,05 maka Ho diterima
3) Uji f
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat
digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara simultan
atau tidak.
Hipotesis :
Ho : Model regresi tidak dapat digunakan
l
Hi : Model regresi dapat digunakan
Kriteria Pengujian :
Jika probabilita < 0,05 maka Ho ditolak
Jika probabilita > 0,05 maka Ho diterima
b. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Multikoloniaritas
Uji multikoloniaritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi
ditemukan
adanya
kolerasi
antar
variabel
bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen
berkorelasi
maka
variabel-variabel
ini
tidak
ortogonal
(Prof.Dr.H.Imam Ghozali,.M.Com,Akt, 2005). Nilai cutoff yang
umum dipakai untuk menunjukan adanya multikoloniaritas adalah
nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
2) Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainya (Prof.Dr.H.Imam
Ghozali,.M.Com,Akt, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi dalam suatu penelitian.
li
a) Uji Durbin – Watson
Uji durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat
satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya
intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel
lagi di antara variabel independen hipotesis yang akan diuji
adalah :
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)
3) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Dalam uji normalitas terdapat dua cara untuk
medeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik (Prof.Dr.H. Imam ghazali,
M.Com, Akt)
a) Analisa Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara
data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal.
b) Uji Statistik
Selain dengan analisis grafik maka perlu dianjurkan dengan uji
statistik, agar mencapai keakuratan yang lebih baik lagi. Uji
lii
statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis
dan skewness dari residual.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya. Adapun dasar
pengambilan keputusan :
• Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
nirmalitas.
• Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
4) Uji Heterokodastisitas
Uji heteroskedastitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi
terjadi
ketidaksamaan variance
dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainya. Jika variance dari residual satu
pengamatan
ke
pengamatan
lain
tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokodastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskesdasitas atau tidak
terjadi heterokesdasitas (Prof.Dr.H. Imam ghazali, M.Com, Akt).
Dalam analisis memiliki dasar yaitu :
liii
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola
tertentu teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka telah terjadi heteroskedasitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Pengukuran Economic Value Added (EVA)
Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengukur EVA,
tergantung dari struktur modal dari perusahaan. Apabila perusahaan hanya
menggunakan modal sendiri maka secara matematis dapat dihitung.
EVA = NOPAT – (ie x E)
Di mana :
NOPAT
: Net Operating Profit After Tax
ie
: Opportunity Cos of Equity
E
: Total Equity
*Apabila dalam struktur perusahaan terdiri dari hutang dan modal sendiri,
secara matematis EVA dirumuskan.
EVA = NOPAT – (WACC x TA)
Di mana :
NOPAT
: Net Operating Profit After Tax
liv
WACC
: Weigthted Average Cost of Capital
TA
: Total Asset
2. Pengukuran Residual Income (RI)
Residual Income adalah suatu pengukuran kinerja perusahaan (NOPAT)
dikurangi dengan beban atas semua hutang dan modal yang diinvestasikan,
adapun rumus dari residual income (RI).
RI = NOPAT – (WACC x capital )
RI
: Residual Income
NOPAT
: Net Operating Profit After Tax
WACC
: Weigthted Average Cost of Capital
Capital
: Aktiva yang diinvestasikan
3. Pengukuran Earnings
Earnings merupakan suatu analisis keuangan yang seing kali digunakan
sebagai ukuran kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan yang memiliki
kinerja keuangan yang baik dapat diukur melalui perolehan earnings setiap
tahun, apalagi jika dari tahun ke tahun earnings diperoleh oleh perusahaan
emiten mengalami kenaikan (Indah Kurniawati, 2006). Earnings sama
halnya dengan laba suatu perusahaan dapat dilihat berdasarkan laporan
laba/rugi dalam suatu perusahaan.
4. Pengukuran Operating Cash Flow
Operating Cash Flow (arus kas bersih) adalah suatu analisis keuangan
yang lebih baik daripada earnings, karena selain dapat menganalisa
kinerja, arus kas juga dapat digunakan sebagai alat dalam strategi
lv
investasi. Menurut stewart arus kas operasi tidak dapat mengukur kinerja
secara tepat dan akurat, dan yang paling akurat adalah berdasarkan
perhitungan EVA dan Earnings, dimana terdapat keunggulan dalam
menilai kinerja maupun pengukuranya.
lvi
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Pasar Modal di Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan
dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan,
bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan
II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa
efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal
pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
dapat dilihat sebagai berikut:
lvii
a. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia
oleh Pemerintah Hindia Belanda.
b. 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang DuniaI
c. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
d. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
e. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang
Dunia II
f. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat
Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman
Wiradinata)
dan
Menteri
Djojohadikusumo).
Instrumen
keuangan
yang
(Prof.DR.
Sumitro
diperdagangkan:
Obligasi
Pemerintah RI (1950)
g. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin
tidak aktif.
h. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
i. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT
Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
lviii
j. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
k. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
l. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat.
m. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
n. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public
dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
o. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
p. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
q. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
lix
r. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8
Tahun
1995
tentang
Pasar
Modal.
Undang-Undang
ini
mulai
diberlakukan mulai Januari 1996.
s. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
t. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
u. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(remote trading).
v. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Bursa Efek Indonesia (BEI)
Penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek
Surabaya (BES) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) paling lambat 30
November 2007. Selanjutnya BEI mulai aktif 1 Desember 2007. di mana
Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta.
Sebelum penggabungan ini, telah dilakukan RUPS (Rapat Umum
Penegang Saham) pada tanggal 30 Oktober 2007 untuk pembahasan rencana
merger tersebut. Pada saat itu, proses merger kedua bursa tersebut masih
menunggu persetujuan dari Dephukham. Sebab badan hukum dan nama
keduanya berubah menjadi Bursa Efek Indonesia. Setelah menjalani
beberapa proses, maka sekarang namanya telah menjadi Bursa Efek
Indonesia. Mengenai direksi Bursa Efek Indonesia, posisi-posisi masih
lx
ditempati oleh direksi-direksi kedua bursa. Direksi tersebut akan
melanjutkan tugas sampai RUPS 2009 dilakukan.
3. Struktur Pasar Modal Indonesia
Menteri Keuangan
BAPEPAM
Bursa Efek
Lembaga Keuangan Dan
Penjamin
Perusahaan Efek
• Penjamin
Emisi Efek
• Perantara
Pedagang Efek
• Manajer
Investasi
• Penasehat
Investasi
Lembaga Penyimpanan Dan
Penyelesaian
Lembaga
Penunjang
Profesi
Penunjang
Pemodal
• Biro Adm
Efek
• Custodian
• Wali Amanat
• Penanggung
• Akuntan
• Konsultan
Hukum
• Penilai
• Notaris
• Domestik
• Asing
Emiten
• Perusahaan
Publik
• Reksa Dana
Gambar 4.1
Struktur Pasar Modal Indonesia
4. Lembaga-lembaga yang terlibat di Bursa Efek Indonesia
Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial yang sangat luas, Bursa
Efek Jakarta melibatkan benyak lembaga masing-masing pihak mempunyai
peranan dan fungsi yang berbeda dan saling menunjang kepentingan pihak
lainnya. Pihak-pihak dan saling kegiatan di Bursa Efek jakarta adalah :
lxi
a. Perusahaan yang go publik (Emiten)
Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah
melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan
dana guna membelanjai operasi rencana investasi.
b. Perusahaan Efek
Adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk
beberapa kegiatan seperti penjamin emisi efek, perantara pedagang efek,
manager investasi atau penasehat investasi.
c. Lembaga kliring dan penyelesaian penyimpanan
Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan
penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa efek, penyimpanan efek serta
penitipan harta untuk pihak lain.
d. Perusahaan Reksa dana
Adalah pihak yang kegiatan umumya melakukan investasi,
investasi kembali (reinvestasi).
e. Lembaga Penunjang
Lembaga penunjang meliputi tempat penitipan harta, wali amanat
atau penanggung yang menyediakan jasa, tempat penitipan harta adalah
yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan untuk
kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa mempunyai hak
kepemilikan atas harta tersebut. Wali amanat (trusrt agent) adalah pihak
yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang
obligasi atau sertifikat kredit. Penaggung (gurator) adalah pihak yang
lxii
menanggung kembali jumlah pokok atau bunga emisi obligasi atau
sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji.
Sedangkan Biro Administrasi Efek (BAE) yang semula berperan
penting dalam regristrasi saham, setelah scripless berperan memelihara
investasi hingga memantau peroleh deviden investor, penawaran perdana
(IPO), atau corporate action lainnya. Dan saat ini pencatatan semua
daham investor beralih ke Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
f. Profesi Penunjang
Terdiri
dari
akuntan
publik,
notaris,
perusahaan
penilai
(appraisal) dan konsultan hukum. Akuntan publik adalah pihak yang
memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksa akuntan
(auditing). Fungsi akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran
laporan keuangan emiten atau calon emiten. Notaris adalah pejabat yang
berwenang membuat akte otentik sebagaimana dimaksudkan dalam Staad
Glad 1860 No. 3 tentang pengaturan jabatab notaris.
Peran notaris adalah membuat perjanjian, penyusunan anggaran
dasar dan perubahannya, perubahan pemilik modal dan lain-lain.
Penilaian appraisal adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani
laporan penilai. Laporan penilai mencakup pendapat atas aktiva yang
disusun berdasarkan pemerikasaan menurut keahlian peniali. Konsultan
hukum adalah ahli hukum mengenai emisi atau emiten. Fungsi utama
konsultan hukum adalah melindungi pemodal atau calon pemodal dari
lxiii
segi hukum. Tugasnya antara lain meneliti akte pendirian, izin usaha dan
lain-lain.
g. Pemodal (Investor)
Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan
modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan.
h. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan lembaga
pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Memonitor dan mengatur surat pasar dimana sekuritas-sekuritas dapat
diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar dan efisien
dengan maksud untuk melinduingi kepentingan para pemodal dan
masyarakat.
2) Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, clearing, settlement
dan lembaga-lembaga penyimpanan reksa dana, perusahaan sekuritas
dan para pialang, berbagai lembaga pendukung pasar modal dan para
profesional.
3) Untuk memberikan rekomendasi tentangt pasar modal kepada Menteri
Keuangan.
Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) lebih bisa melaksanakan fungsi pengawasan karena
kegiatan perdagangan efek dan berbagai kegiatan yang berkaitan
dengannya diselenggarakan oleh Bursa Efek sendiri, selain itu peraturan
mulai oleh badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) secara konsisten.
lxiv
5. Mekanisme Perdagangan
a. Sistem Perdagangan Bursa Efek Indonesia
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpusat di lantai
perdagangan di Indonesia Stock Exchange Building, Jl. Jenderal
Sudirman Kav 52 – 53 Jakarta 12190, hingga saat ini, instrumeninstrumen yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah
saham, bukti right, warant, obligasi dan obligasi konversi. Sejak 22 Mei
1995. sistem perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sudah
menggunakan komputer. Sistem yang tergolong paling modern yaitu
Jakarta Automated Trading System (JATS), sedangkan kegiatan
administratif dan manajemen Bursa Efek Indonesia terpusat di lantai
empat gedung yang sama.
b. Sistem pasar : digerakkan oleh Order dan Lelang Terbuka
Bursa Efek Jakarta menganut sistem order – driven market atau
pasar yang digerakkan oleh order-order dari pialang dengan sistem lelang
secara terus-menerus. Pembeli atau penjual, yang hendak melakukan
transaksi harus menghubungi perusahaan pialang. Perusahaan pialang
membeli dan menjual efek dilantai bursa atas perintah atau permintaan
(order) investor. Akan tetapi, perusahaan pialang melakukan jual efek
untuk dan atas nama perusahaan itu sendiri sebagai bagian dari investasi
portofolio.
Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasuki
semua order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa.
lxv
Orang-orang yang bertindak di perusahaan pialang tersebut disebut
Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE). Dengan menggunakan
Jakarta Automated Trading (JATS), order-order tersebut diolah oleh
komputer yang akan melakukan matcing dengan mempertimbangkan
prioritas harga dan prioritas waktu. Dengan demikian sistem perdagangan
di bursa Efek Jakarta adalah sistem lelang secara terbuka yang
berlangsung terus menerus selama jam bursa. Hingga saat ini, seluruh
order dari perusahaan pialang memang harus dimasukkan ke dalam
sistem melalui terminal yang ada di lantai bursa. Bursa Efek Indonesia
telah menerapkan akses jarak jauh atau remote trading access untuk
Jakarta Automated Trading System (JATS) sehingga seluruh perusahaan
pialang bisa langsung melakukan perdagangan dari luar lantai bursa,
bahkan dari luar Jakarta.
1) Penyelesaian Transaksi
Transaksi di Bursa Efek Indonesia secara umum bukan
transaksi yang bersifat tunai. Bursa menentukan apabila transaksi
dilakukan hari ini, maka penterahan saham dan pembayaran harus
diselesaikan melalui PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI)
dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada hari bursa ke
lima (T+4) setelah terjadinya transaksi. Penyelesaian untuk
transasksi obligasi dilakukan antara anggota bursa yang melakukan
transaksi. Sementara itu, penyelesaian untuk transaksi right
lxvi
dilakukan melalui PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
2) Sistem Otomasi Perdagangan
Otomasi sistem perdgangan atau Jakarta Automated Trading
System (JATS) dimulai tanggal 22 Mei 1995. awalnya, Bursa Efek
Jakarta menyediakan 444 unit trader work sistem di lantai
perdagangan bursa. Pada bulan Mei 2000, Bursa Efek Indonesia
melakukan perluasan lantai dengan 360 terminal di lantai 5 gedung
bursa, perluasan ini dilakuakn untuk sementara. Terminal-terminal
yang dinamakan Trader Work System atau booth dihubungkan
dengan mesin utama perdagangkan (Trading Engine) melalui jakarta
Stock Exchange Network.
Pada tahap poertama, implementasi Jakarta Automated
Trading System (JATS) lebih dipusatkan pada sistem konversi dari
manual ke sistem komputerisasi. Pengembangan implementasi
Jakarta Automated Trading System (JATS) terdiri dari beberapa
tahap, antara lain :
a) Implementasi perdagangan tanpa warant (scriless trading) yang
terintegrasi dengan sistem kliring dan penjaminan (clearing and
guarante system) PT. Kliring dan Penjaminan Indonesia.
b) Berkenaan dengan peningkatan transaksi, perluasan lantai
perdagangan dengan kapasitas 804 booth dilakukan untuk
lxvii
mengantisipasi kebutuhan anggota bursa terhadap fasilitas
perdagangan pada pertengahan tahun 2000.
c) Pengembangan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).
Dengan menggunakan fasilitas ini anggota bursa dapat secara
langsung mengakses Jakarta Automated Trading System (JATS)
dari kantornya, kantor pusat maupun kantor cabang.
3) Biaya Transaksi
Untuk membeli atau menjual saham, investor diwajibkan
membayar biaya transaksi kepada perusahaan pialang berdasarkan
kesepakatan. Dalam peraturan Bursa Efek Indonesia, biaya komisi
setinggi-tingginya 1 % dari total nilai transaksi (beli atau jual).
Sementara itu, pialang diwajibkan membayar biaya transaksi sebesar
0,04 % dari total nilai transaksi di bursa.
Perusahaan pilang diwajibkan membayar biaya-biaya sebagai
berikut :
a) Untuk transaksi saham dan right dikenakan sebesar 0,04 % dari
kumulatif nilai transaksi setiap bulan dan 0,01 % dari biaya
tersebut oleh PT. Kliring Penjamin efek (KPEI) dan sisanya 0,015
% untuk biaya operasional bursa dan 0,006 % untuk PT.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
b) Untuk transaksi obligasi atas unjuk tidak dikenakan biaya
transaksi.
lxviii
c) Untuk transaksi warant dikenakan biaya sebesar 0,02 % dari nilai
transaksi dimana 0,005 % untuk dana jaminan dan kliring di PT.
Kliring Penjamin Efek Indonesia. 0,0045 % untuk biaya
penyelesaian dan kliring di Kliring Penjamin Efek Indonesia, dan
sisasnya untuk biaya operasional bursa 0,0075 % dan untuk
Kustodian Sentral efek Indonesia 0,003 %.
d) Untuk anggota bursa yang tidak melakukan transaksi sama sekali,
wajib membayar biaya administratif kepada bursa sebesar Rp
250.000 per bulan (untuk anggota aktif).
Pengenaan komisi dan biaya-biaya transaksi ini belum
termasuk Pajak Penambahan nilai (PPn) sebesar 10 %. Pajak
transaksi penjualan saham ditetapkan sebesar 0,1 % dari kumulatif
nilai transaksi penjualan (khusus untuk saham).
B. Sejarah Objek Penelitian
1. Sejarah Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih yang memiliki
likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi yang terus direview setiap 6
bulan. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan
melewati seleksi utama sebagai berikut :
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir.
2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12
bulan terakhir)
lxix
3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi
dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 adalah perusahaan
yang memiliki profit yang cukup tinggi dan memiliki saham yang cukup
besar. Perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 merupakan perusahaan yang
masuk ke dalam perusahaan yang telah Go Publik. Di dalam indeks LQ 45
terdiri dari 45 perusahaan yang bervariasi dari berbagai sektor yang telah
memenuhi persyaratan dalam indeks LQ 45.
Salah satu perusahaan yang paling sering masuk pada indeks LQ 45
adalah perusahaan telekomunikasi. Salah satunya adalah PT.TELKOM dan
PT.INDOSAT. Kedua perusahaan tersebut adalah perusahaan yang cukup
besar dan akan menjadi primadona pada pasar saham. Karena berdasarkan
riset pasar di Indonesia pada tahun 2006 perusahaan yang akan menjadi
primadona adalah pada sector telekomunikasi, sector pertambangan dan
energi.
C. Hasil Dan Pembahasan
1. Deskripsi Data
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan peneliti, dapat
dijelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat dalam model yang
digunakan dalam penelitian ini, seperti dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
lxx
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
RETURN
86
-7.4186
1.4034
-3.253595
1.3049006
EVA
89
22
33
27.81
1.628
EARNINGS
98
23
30
27.55
1.284
RI
73
24
36
27.64
1.884
100
-2.E12
3.E13
3.24E12
5.226E12
OCF
Valid N (listwise)
62
Deskriptif Data
(Sumber : Data diolah)
Dari deskripsi data di atas memperlihatkan mengenai semua variabel
yang terdapat dalam metode penelitian, yakni variabel Y (Return) dan
variabel-variabel X (EVA, Residual Income, Earnings Dan Operating Cash
Flow). Sebagian data di log natural (Ln) karena ketidaknormalan yang terjadi
dan banyaknya unsur-unsur lain yang mempengaruhi sehingga membuat data
kurang layak. Variabel return Saham dengan jumlah data sebanyak 86
terdapat 14 saham yang memiliki return positif dengan nilai terbesar 1,4034
dan nilai terkecil -7,4186 dengan rata-rata sebesar -3,253595 dan standar
deviasi 1,3049006.
Variabel Economic Value Added terdapat 89 buah dengan nilai
terbesar 33 dan nilai terkecil 22 dengan rata-rata sebesar 27,81 dan standar
deviasi 1,628.
Variabel Earnings terdapat 98 buah dengan nilai terbesar 30 dan nilai
terkecil 23 dengan rata-rata sebesar 27,55 dan standar deviasi 1,284
lxxi
Variabel Residual Income terdapat 73 buah dengan nilai terbesar 36
dan nilai terkecil 24 dengan rata-rata sebesar 27,64 dan standar deviasi 1,884.
Variabel Operating Cash Flow terdapat 100 buah dengan nilai
terbesar 3,000 dan nilai terkecil -2,000 dengan rata-rata sebesar 3,24000 dan
standar deviasi 5,22000. Data di atas menunjukan deskripsi data yang diteliti
berdasarkan output penelitian.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik terdiri dari empat pengujian :
a. Uji Normalitas Data
Berdasarkan ketentuan dari pengujian normalitas maka variabelvariabel yang diteliti haruslah mengikuti pola distribusi normal, dimana
grafik mengikuti garis diagonalnya, adapun grafik data normalitas :
Gambar 4.2
Pengujian Normalitas Data
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa data penelitian memiliki
penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada nilai
lxxii
rata-rata dan median atau nilai plot PP terletak digaris diagonal, maka
dapat dikatakan bahwa distribusi data return saham adalah normal.
b. Uji Multikolinieritas
Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus
terbebas dari gejala multikolonearitas, gejala ini ditunjukan dengan
korelasi
antar
variabel
independen.
Pengujian
dalam
uji
multikolinearitas dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)
harus berada di bawah 10, hal ini akan dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.2
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
5.027
4.424
EVA
1.097
.323
EARNINGS
.123
RI
OCF
Collinearity Statistics
t
Beta
Sig.
Tolerance
VIF
1.136
.261
-1.237
-3.401
.001
.107
9.320
.156
.121
.790
.433
.605
1.654
.686
.229
.955
3.002
.004
.140
7.125
-1.401E-14
.000
.064
.422
.675
.617
1.621
a. Dependent Variable: RETURN
Hasil Pengujian Multikolonearitas
(Sumber: Data diolah)
Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi
gejala multukolonieritas antara masing-masing variabel independen
yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya
mencapai 10 maka data diatas dapat dipastikan tidak terjadi gejala
multikolonearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF
lxxiii
lebih kecil dari 10, keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya
multikolonearitas.
c. Uji Autokolerasi
Dalam suatu pengujian, variabel independen tidak berkorelasi
dengan dirinya sendiri. Adapun hasil uji autokolerasi, untuk melihat
apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan periode t-1 (sebelumnya).
Tabel 4.3
Model Summaryb
Change Statistics
R Square
Model
Change
F Change
.191a
1
df1
3.366
df2
4
Sig. F Change
57
.015
Durbin-Watson
1.926
a. Predictors: (Constant), OCF, RI, EARNINGS, EVA
b. Dependent Variable: RETURN
Uji Autokolerasi
(Sumber: Data diolah)
Tabel di atas menyatakan bahwa nilai Durbin-Watson untuk
variabel dependen return saham adalah sebesar 1,926, autokolerasi
tidak terjadi bila nilai Durbin Watson masih berada di antara -2 sampai
+2.
d. Uji Heteroskedasitas
Asumsi Heteroskedasitas adalah asumsi dalam regresi dimana
varians dari residual tiadak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan
lainya. Adapun hasil uji heteroskedasitas.
lxxiv
Gambar 4.3
Uji Heteroskedasitas
Terlihat bahwa penyebaran residual yang terjadi di atas tidak
teratur dan tidak terbentuk suatu pola pada plot, yang membuktikan
tidak terjadi homoskedastisitas atau persamaan tersebut memenuhi
asumsi heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian ini dibutuhkan sig dan t hitung,
Tabel 4.4
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
5.027
4.424
EVA
1.097
.323
EARNINGS
.123
RI
OCF
Collinearity Statistics
t
Beta
Sig.
Tolerance
VIF
1.136
.261
-1.237
-3.401
.001
.107
9.320
.156
.121
.790
.433
.605
1.654
.686
.229
.955
3.002
.004
.140
7.125
-1.401E-14
.000
.064
.422
.675
.617
1.621
a. Dependent Variable: RETURN
Uji Hipotesis
(Sumber : Data diolah)
lxxv
Pengaruh variabel independen terhadap Return saham baik
secara simultan maupun secara parsial.
a. Parsial
Uji statistik dilakukan dengan uji t, karena model regresi yang diuji
adalah regresi linier berganda. Digunakan alpha 5%, untuk menerima
atau menolak hipotesis. Lebih lanjut untuk mengetahui besar pengaruh
masing-masing variabel pada model digunakan parameter koefisien
determinasi.
Adapun penjelasan dari hasil uji statistik t adalah sebagai berikut :
1) Variabel EVA, dengan nilai t hitung sebesar -3.401 > -2.000 atau
nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.001 < 0.05), maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti hipotesis
yang menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan EVA berpengaruh
nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini EVA menjadi patokan
dalam pengambilan keputusan suatu investasi oleh para investor.
2) Variabel Earnings, dengan nilai t hitung sebesar 0,790 < 2.000 atau
nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.433 > 0.05), maka dapat
disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti hipotesis yang
menyatakan
tolak
ukur
kinerja
perusahaan
Earnings
tidak
berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini
dikarenakan return saham berubah bukan berdasarkan kinerja
perusahaan saja, tapi masih banyak pengaruh yang lebih besar lagi.
lxxvi
3) Variabel Residual Income, dengan nilai t hitung sebesar 3,002 >
2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.004 < 0.05), maka
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
hipotesis yang menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Residual
Income berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini
dikarenakan Residual Income berpengaruh terhadap tolak ukur
transaksi saham.
4) Variabel Operating Cash Flow, dengan nilai t hitung sebesar 0,422 <
2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.675 > 0.05), maka
dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti hipotesis
yang menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Operating Cash
Flow tidak berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini
dikarenakan OCF yang dihasilkan dalam penelitian ini kurang baik
sehingga tidak berpengaruh terhadap return, bahkan pada penelitianpenelitian sebelumnya OCF tidak berpengaruh.
b. Simultan
Tabel 4.5
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
21.349
4
5.337
Residual
90.369
57
1.585
111.718
61
Total
F
3.366
Sig.
.015a
a. Predictors: (Constant), OCF, RI, EARNINGS, EVA
b. Dependent Variable: RETURN
UJi ANOVA
(Sumber : Data diolah)
lxxvii
Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat
dilihat nilai F hitung sebesar 3,366 dengan signifikan 0.015. Dengan
mencari pada table F, diperoleh nilai F table 2,37. Dengan kondisi
dimana F hitung lebih besar daripada F tabel dan nilai signifikan lebih
kecil dari alpha (0.05), maka dapat diambil kesimpulan adalah menolak
H0 yang berarti H1 diterima dan koefisien regresi signifikan secara
simultan. Kolom pertama dari uji ANOVA yaitu kolom regresi, adalah
jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan dari model persamaan
regresi, sedangkan kolom kedua yaitu residual adalah jumlah kuadrat
varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi.
Variabel independen manakah yang paling berpengaruh
terhadap return saham.
Tabel 4.6
b
Model Summary
Adjusted R
Model
R
1
.437
R Square
a
Square
.191
.134
Change Statistics
Std. Error of
the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson
1.2591347
.191
3.366
4
57
.015
a. Predictors: (Constant), OCF, RI, EARNINGS, EVA
b. Dependent Variable: RETURN
Variabel Independen yang paling berpengaruh
(Sumber : Data diolah)
Berdasarkan hasil yang telah diuji maka secara regresi berganda
variabel independen hanya mempengaruhi return saham sekitar 13,4 %
dengan hasil ini bisa dikatakan bahwa variabel independen dengsn
kategori pengaruh yang lemah. Dan sisanya 86,6 % dipengaruhi oleh
lxxviii
1.926
faktor-faktor lain yang mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap
return saham.
4. Uji Regresi Linier Berganda
Tabel 4.7
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
Collinearity Statistics
t
Beta
Sig. Tolerance
(Constant)
5.027
4.424
1.136 .261
EVA
1.097
.323
-1.237 -3.401 .001
EARNINGS
.123
.156
.121
RI
.686
.229
-1.401E-14
.000
OCF
VIF
.107
9.320
.790 .433
.605
1.654
.955
3.002 .004
.140
7.125
.064
.422 .675
.617
1.621
a. Dependent Variable: RETURN
Pengujian Regresi Linier Berganda
Sumber : Data diolah
Dari tabel di atas dapat dirumuskan persamaan regresi berganda antara
variabel independen dengan variabel dependen
Y = 5,027 + 1,097 EVA+ 0,123 Earnings + 0,686 RI +
(0,00000000001401) OCF
Konstanta sebesar 5,027 menunjukan bahwa jika variabel EVA,
RI, OCF dan Earnings bernilai nol maka nilai return adalah 5,027%.
Koefisien regresi EVA sebesar 1,097 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 % EVA akan meningkatkan Return sebesar 1,097%.
lxxix
Koefisien regresi Residual Income sebesar 0,686 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 % Residual Income akan meningkatkan
Return sebesar 0,686%.
D. Interpretasi
Dari hasil uji regresi berganda maka hasil yang didapat adalah yang
paling berpengaruh dan signifikan adalah Economic Value Added dan Residual
Income, hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pradhono dan
Yulius Jogi Christiawan, 2004), hasil penelitianya adalah ada dua variabel yang
berpengaruh yaitu earnings dan OCF. Lain halnya dengan penelitian yang
dilakukan (Istiqomah, 2007), dalam hasil penelitianya terdapat dua variabel
yang mempengaruhi return pemegang saham adalah EVA dan Earnings.
Sedangkan dengan uji secara simultan didapatkan hasil bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Dalam hal ini perbedaan antara hasil pengujian sebelumya dengan
pengujian ini dikarenakan adalah perbedaan waktu penelitian dan sektor yang
diteliti dan merubah variabel terikat dengan return saham, karena pada
penelitian sebelumnya menggunakan variabel terikatnya dengan return
pemegang saham.
Sedangkan untuk return saham, bila dikaitkan dengan variabel yang
berpengaruh dan signifikan yaitu EVA dan Residual Income adalah variabel
yang mempengaruhi return saham dan return saham adalah salah satu patokan
dari para pemegang saham untuk menanamkan modalnya untuk berinvestasi.
Dan untuk memprediksi return dapat dilihat berdasarkan hasil EVA dan
lxxx
Residual Income. Maka para pemegang saham harus memperhitungkan EVA
dan Residual Income sehingga dapat keuntungan yang lebih baik lagi. Dan
EVA dan Residual Income menjadi suatu alat analisis dalam mencapai return
yang baik pada saat ini.
lxxxi
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan di atas maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian regresi berganda variabel independen terhadap variabel
dependen Return Saham menunjukan bahwa dari empat variabel
independen yang diteliti, yang terbukti berpengaruh signifikan baik secara
parsial adalah Economic Value Added dan Residual Income yaitu sebesar
0.001 dan 0.004 sedangkan variabel lain tidak mempunyai pengaruh sama
sekali.
2. Hasil pengujian secara simultan (Uji F) menjelaskan
bahwa variabel
Independen (EVA, RI, Earnings, OCF) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap return saham
3. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,191 dan nilai koefisien
determinasi yang telah disesuaikan (adjusted R Square) sebesar 0,134. Hal
ini berarti 13,4 % dari return saham dapat dijelaskan oleh variabel (EVA,
RI, Earnings, OCF). Sedangkan sisanya yaitu 86,6 % dijelaskan oleh
faktor atau variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam
analisis model regresi penelitian.
4. Hasil pengujian regresi berganda bahwa variabel yang paling dominan
adalah Economic Value added kemudian Residual Income
lxxxii
B. Saran Dan Implikasi
Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan peneliti, penelitian
ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih banyak yang
perlu diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk penelitian-penelitian berikutnya,
beberapa saran perlu ditambahkan guna penelitian yang lebih baik lagi,
adapun saranya sebagai berikut :
1. Menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebagai sampel penelitian sehingga dapat mencerminkan keadaan pasar
yang sesungguhnya yang terjadi di Bursa Efek Indonesia.
2. Memperpanjang periode (waktu) Penelitian agar menambah jumlah data.
3. Menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi return sehingga dapat
menjadi luas penelitian
4. Mencari teori yang relevan dengan keadaan sekarang
Implikasi :
Kemampuan perusaahaan menciptakan Economic Value Added yang
lebih baik lagi dapat digunakan untuk menghadapai keadaan ekonomi global
saat ini juga dapat meningkatkan keuntungan bagi para pemegang saham,
para investor, manjer dan semua orang yang ikut dalam oprasi perusahaan,
serta menambah nilai kemakmuran terhadap lingkungan perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan sangat penting bagi kelangsungan
pertumbuhan suatu perusahaan, maka perlu adanya evaluasi kinerja
perusahaan lebih baik lagi dan perlu adanya kontrol yang ebih baik lagi agar
tidak terulang kesalahan-kesalahan perusahaan di waktu yang lalu.
lxxxiii
Adapun penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu yang
dimanfaatkan sesuai dengan tujuanya, yaitu:
¾ Bagi para pembaca diharapkan penelitian ini dapatmenambah pengetahuan
baik secara langsung maupun tidak langsung
¾ Bagi para investor diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
pengambil keputusan dalam berinvestasi, sehingga menghasilkan
keuntungan yag lebih baik lagi dan untuk mengetahui nilai tambah yang
diciptakan dengan EVA dan juga mengetahui kinerja-kinerja perusahaan
sehingga tidak salah dalam berinvestasi.
lxxxiv
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono, ”Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Ketiga,
Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2000
Astuti, Puji, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan
Properti Yang Go Publik Di Bursa Efek”, Jakarta, 2004
Budie, Zvi Kane. Alex and Marcus, Alan. J, “Investment, 4th edition, Singapore,
The Mc Graw-Hill Companies Inc, 2000
Febrian, Erie. ”Finnacial Value Added:Suatu Paradigma Dalam Pengukuran
Kinerja Dan nilai Tambah Perusahaan”. Universitas Padjajaran,
Bandung, 2005
Charles P.Jones, Investments”, Wiley, United State Of America, 2007
Ghozali, Imam.”Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang 2005
Hartono, “SPSS 16”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008
Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN Press,
Jakarta, 2005.
Istiqomah, “Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan
Arus Kas Operasi Terhadap Return Yang Diterima Oleh Pemegang
Saham” Universitas Islam Negeri Jakarta, 2007.
James C, Van Horn, “Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan”, Salemba Empat,
Jakarta, 2001
Jogiyanto, Akt. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi Edisi 3, BPFE,
Yogyakarta, 2003
lxxxv
Keown, Arthur J. Martin, John D. Petti J. William. Scott Jr., David F, Prinsip
“Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan”, New Jersey, Prentice Hall,
2002
Kurniawati, Indah, Analisa Pengaruh Pengumuman Earnings Terhadap
Abnormal Return Dan Tingkat Likuiditas Saham”, Universitas Ahmad
Dahlan, Yogyakarta, 2006
Lisa Linawati Utomo, Pengenalan Dalam Strategi Manajemen Risiko
Perusahaan, Universitas Petra. Jakarta, 2000
Oktarina, “Spss 13.0 Untuk Orang Awam”, Maxikom, Palembang, 2006
Pradono, “Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan
Arus Kas Operasi Terhadap Return Yang Diterima Oleh Pemegang
Saham”, Universitas Kristen Petra, Jakarta, 2004
Ross, Westerfield, Jordan, Fundamental Of Corporation Finance”, McGraw-Hill
Irwin, Boston, 2008
Sasongko, Noer, Nila Wulandari, “Pengaruh EVA Dan Rasio-rasio Profitabilitas
Terhadap Harga Saham”, Universitas Muhamadiyah, Surakarta, 2006
Santoso, Singgih, “SPSS Statistik Parametrik”, Cetakan Pertama, Jakarta, PT
Elexmedia Komputindo, 2000
Suad, Husnan, ”Pemilihan Portofolio Dan Analisis Sekuritas”, UPPAMP-YKPN,
Yogyakarta, 2004
Suad, Husnan, “Manajemen Keuangan teori dan terapan”. BPFE, Yogyakarta,
2001
lxxxvi
Tandelilin, Eduardus, ”Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio”, PT.BPFE,
Yoogyakarta, 2001
Umu dan Irany, “Perbandingan Kinerja Keuangan”, Jakarta, 2002.
lxxxvii
lxxxviii
Download