ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), RESIDUAL INCOME (RI), EARNINGS DAN OPERATING CASH FLOW (OCF) TERHADAP RETURN SAHAM “STUDI PADA PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI), ANALISIS DATA TAHUN 2003-2007” DISUSUN OLEH : ABDUL KHOER (204081002245) JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M i ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), RESIDUAL INCOME (RI), EARNINGS DAN OPERATING CASH FLOW (OCF) TERHADAP RETURN SAHAM Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Abdul Khoer NIM: 204081002245 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof, Dr Ahmad Rodoni MM NIP. 150317955 Titi Dewi Warninda, SE, Msi NIP. 150368746 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M ii ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), RESIDUAL INCOME (RI), EARNINGS DAN OPERATING CASH FLOW (OCF) TERHADAP RETURN SAHAM Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Abdul Khoer NIM: 204081002245 Di bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof, Dr Ahmad Rodoni MM NIP. 150317955 Titi Dewi Warninda, SE, Msi NIP. 150368746 Penguji Ahli Prof. Dr.Abdul Hamid, MS NIP. 13147891 iii Hari ini Rabu Tanggal 13 Agustus Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Abdul Khoer NIM : 204081002245 dengan judul skripsi ”ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), RESIDUAL INCOME (RI), EARNINGS DAN OPERATING CASH FLOW (OCF) TERHADAP RETURN SAHAM”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 13 Agustus 2008 Penguji Ujian Komprehensif Prof, Dr Ahmad Rodoni MM Drs. Herni Ali HT,MM Ketua Sekretaris Prof. Dr.Abdul Hamid, Ms Penguji Ahli iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. DATA PRIBADI 1. Nama : Abdul Khoer 2. Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Oktober 1986 3. Alamat : Jl. Ibnu Sina III No 42 Rt 05/008 Ciputat Tangerang ( 15419 ) 4. No Telepon Rumah : 021 – 92131384 5. No Handphone : +62856 – 97270217 6. Agama : Islam 7. Kewarganegaraan : Indonesia B. DATA PENDIDIKAN 1. Tahun 1992-1998 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Jakarta Selatan 2. Tahun 1998-2001 SLTPN 240 Jakarta Jakarta Selatan 3. Tahun 2001-2004 SMUN 46 Jakarta Jakarta Selatan 4. Tahun 2004-2008 FEIS Manajemen UIN Jakarta C. DATA PENGALAMAN ORGANISASI 1. Tahun 2004 : Divisi Keamanan. Acara peringatan Isra Mi’raj (SMU 46 JAKARTA) 2. Tahun 2004 : Anggota ROHIS 46 JAKARTA 3. Tahun 2006 : Anggota Karang Taruna Rt.05 D. DATA PENGALAMAN KERJA Tahun 2007 : Job Training / Magang bagian Administrasi PT Asuransi Takaful Umum (selama 3 bulan) Tahun 2007 : Job Training / Magang Bagian Customer Care PT.TELKOM BSD (Selama 1 Bulan) v ABSTRACT This research has purposes : (1). To analyze the effect partial between Economic Value Added, Residual Income, Earnings and Operating Cash Flow upon the stock return which is registered in the Indonesian Stock Exchange. (2). To analyze the effect simultan’s between Economic Value Added, Residual Income, Earnings and Operating Cash Flow upon this stock return which is registered in the Indonesian Stock Exchange. (3). To Analyze the most dominant independent variable upon the stock return. This research is using the analysis of bifilar liniear regression to watch how big the contribution of each free variable in effecting the stock return. The Hypothesizes of this research are Economic Value Added, Residual Income, Operating Cash Flow which have significant effects upon the stock return. The research is using the secondary data which come from Indonesian Stock Exchange. The samples are all of registered companies in the Indonesian Stock Exchange, category LQ45 from 2003 – 2007, from the previous research we can find that Economic Value and Earnings is the most dominant analysis variable. But, on the current research, find that Economic Value Added and Residual Income is the most dominant analysis variable. Keywords: Economic Value Added, Residual Income, Earning, Operating Cash Flow, Return. vi ABSTRAK Penelitian ini memiliki tujuan: (1) Menganalisa pengaruh economic value added, residual income, earnings dan Operatig Cash Flow terhadap return saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2) Menganalisa pengaruh secara simultan antara economic value added, residual income, earnings dan Operatig Cash Flow terhadap return saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan (3) Menganalisa variabel independen mana yang paling dominan terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan analisa regresi linier berganda untuk melihat besar kontribusi masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi return saham. Hipotesis penelitian ini adalah Economic Value Added, Residual Income, Earnings dan Operating Cash Flow mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data skunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk kategori LQ-45 mulai dari tahun 2003 s/d tahun 2007. Pada penelitian sebelumnya ditemukan hasil analisa variabel yang paling dominan adalah Economic Value Added dan Earnings. Tetapi, pada penelitian saat ini, ditemukan hasil analisa variabel yang paling dominan adalah Economic Value Added dan Residual Income. Kata kunci: Economic Value Added, Residual Income, Earning, Operating Cash Flow, Return. vii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan apa yang saya harapkan. skripsi ini disusun sebagai suatu syarat untuk mencapai tahap kelulusan dalam proses perkuliahan, mudah-mudahan menjadi karya yang spektakuler. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah agar dapat mengenal lebih jauh mengenai analisis pemilihan investasi yang baik berdasarkan kinerja perusahaan, dalam hal ini saya menganalisa pada perusahaan LQ 45 yang berada di BEI. Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, saya tidak lupa menyampaikan telima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam penyusunan skripsi saya ini, antara lain kepada : 1. Orang tua saya, yang telah membesarkan saya dan mendoakan serta memberikan dukungan yang sangat besar terhadap saya, sehingga tersusunya skripsi yang menjadi persyratan mencapai suatu kelulusan. 2. Prof.Dr. Komaruddin Hidayat, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta 3. Prof.Dr. Abdul Hamid, Ms, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan ilmu sosial 4. Drs. Herni Ali HT, MM, selaku Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial. viii 5. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan masukan dan bimbingan dengan kesabaran dan ketabahanya. 6. Titi Dewi Warninda, SE, Msi., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan skripsi saya dengan sabar dan penuh keikhlasan. 7. Seluruh dosen yang berada di Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial khususnya jurusan manajemen yang memiliki peran yang sangat besar bagi saya dalam proses perkuliahan. 8. Mbak ani yang udah melayani saya dan teman-teman dalam proses pendaftaran 9. Seluruh staf akademik Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial yang telah bekerja dengan baik melayani para mahasiswa, semoga amalnya diterima Allah SWT 10. Kawan-kawanku di Manajemen B yang telah membantu saya, sehingga tersusunya skripsi. Terus berjuang raih mimpi-mimpimu dengan semangat yang tinggi….! 11. Kawan-kawanku di Mananajemen keuangan, jangan kau tunggu mimpimimpi-mu, sambut mimpi-mu dengan kobaran semangat 12. Rama Imandani, Dadi Supriyadi, Utsman Afandy, Mbak Rany Siswati, kawan-kawanku yang yang terlah memberi semangat kepada saya dari mulai saya ujian kompre sampai dengan selesainya skripsi saya, “kapan kita belajar kompre bareng lagi” ix 13. Keluarganya Mbak Rani (ibu wati/ibunya mbak rani, ana/adenya mbak rani, bapaknya mbak rani) yang telah menerima saya dan teman-teman untuk belajar kompre di rumahnya semoga menjadi keluarga yang selalu dilindungi Allah SWT dan dibalas semua kebaikanya dengan kebaikan yang lebih baik lagi 14. “Pa Dosen” (samaran) yang ada di kostan ustman, yang telah memberikan semangat dan pencerahan kepada saya, sehingga menimbulkan semangat ketika saya mengikuti ujian kompre “U are The Best” 15. Ka Istiqomah SE, selaku orang yang telah membantu saya dalam pengolahan data, maaf kalo dah sering ganggu aktifitasnya, semoga Allah SWT membalas kebaikanya 16. Dika Nofalista. SE, yang telah membimbing saya untuk pengolahan data pada program SPSS, tetap semangat ya….! 17. Kawan-kawanku yang telah membantu, baik secara materil maupun secara moril, semoga amalnya diterima Allah SWT 18. My btother and my sister, yang udah membantu saya dalam proses tersusunya skripsi saya 19. Kawan-kawanku dalam dunia komunikasi, makasih atas do’anya 20. Pihak-pihak lain, yang saya tidak dapat sebutkan namanya satu persatu Saya menyadari sekali bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf dan berharap skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua. Dan saya berharap skripsi yang saya susun ini menjadi suatu karya yang baik serta menjadi suatu x persembahan terbaik bagi para dosen-dosen yang berada di Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial. Demikianlah kata pengantar dari saya dan sebagai suatu intropeksi dalam diri, saya mohon maaf atas kekuranganya. Dan kekurangan hanya terdapat pada diri saya, karena kebenaran hanya milik Allah SWT saya ucapkan terima kasih. Jakarta, Oktober 2008 (Abdul Khoer) xi DAFTAR ISI Halaman Sampul Dalam .................................................................................. i Halaman Pengesahan Skripsi .......................................................................... ii Halaman Pengesahan Ujian Kompre .............................................................. iii Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... iv Abstract.............................................................................................................. v Abstrak............................................................................................................... vi Kata Pengantar ................................................................................................. vii Daftar Isi ............................................................................................................ xii Daftar Tabel ...................................................................................................... xiv Daftar Gambar ................................................................................................. xv Daftar Lampiran .............................................................................................. xvi BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 9 C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 9 C. Perumusan Masalah ................................................................................. 10 D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian................................................................ 10 BAB II Tinjauan Pustaka ............................................................................... 13 A. Pengeretian Manajemen Keuangan.......................................................... 13 B. Definisi Dan Tujuan Investasi .................................................................. 15 C. Pengertian Dan Instrumen Pasar Modal ................................................... 17 D. Return Saham ........................................................................................... 20 xii E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham ................................. 22 F. EVA (Economic Value Added) .................................................................. 22 G. Earnings ................................................................................................... 26 H. Residual Income ....................................................................................... 27 I. Operating Cash Flow ............................................................................... 28 J. Penelitian Terdahulu................................................................................. 28 K. Kerangka Pemikiran................................................................................. 30 L. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 31 BAB III Metodologi Penelitian ...................................................................... 32 A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................ 32 B. Metode Penentuan Sample ....................................................................... 32 C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 32 D. Metode Analisis Data ............................................................................... 33 E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 38 BAB IV Penemuan Dan Pembahasan ........................................................... 41 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 41 B. Sejarah Objek Penelitian ......................................................................... 53 C. Hasil Dan Pembahasan ............................................................................. 54 D. Interpretasi................................................................................................ 63 BAB V Kesimpulan Dan Implikasi ................................................................ 66 A. Kesimpulan ............................................................................................. 66 B. Saran Dan Implikasi ................................................................................ 67 Daftar Pustaka................................................................................................... 69 xiii DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Hal 4.1 Deskripsi Data 55 4.2 Hasil Pengujian Multikoloniaritas 57 4.3 Hasil Uji Autokolerasi 58 4.4 Uji Hipotesis 59 4.5 Uji ANOVA 61 4.6 Variabel Indsependen Yang Paling Berpengaruh 62 xiv DAFTAR GAMBAR Nomor Keterangan Hal 2.1 Kerangka Pemikiran 30 4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia 45 4.2 Grafik Normalitas Data 56 4.3 Grafik Uji Heteroskedastisitas 59 xv DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan Hal 1 Mentah 72 2 Penghitungan Data 80 3 Hasil Uji Metode Dengan SPSS 16.0 xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal meningkat secara terus-menerus, ini disebabkan karena pemerintah membuat suatu peraturan berupa paket kebijakan (PAKDES, 1988), yang di dalamnya berisi mengenai pengembangan pasar modal, agar nantinya diharapkan meningkatnya jumlah investor yang menanamkan modalnya di dalam pasar modal. Yang kemudian akan digunakan sebagai modal untuk menjalankan perusahaan. Dana tersebut sangat dibutuhkan bagi perusahaan yang kekurangan dana. Perubahan keadaan perekonomian negara menyebabkan ketidakstabilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Banyak sekali pengaruh yang disebabkan karena keadaan negara yang stabil. Maka suatu perusahaan harus dapat menciptakan suatu kinerja yang efektif dan secara efisien agar terciptanya keuntungan yang optimal seperti yang diinginkan setiap perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menghadapi tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah dan persaingan global yang semakin ketat dan padat. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh keuntungan atau profitabilitas yang sebesar-besarnya, meningkatkan penjualan barang dan memaksimalkan nilai perusahaan. Melihat tujuan utama tersebut kita dapat melihat bahwa semua perusahaan pasti melakukan kegiatan usahanya hanya xvii untuk mencari laba atau profit dan memperkaya diri agar mencapai suatu kemakmuran. Dalam teori manajemen keuangan modern, menyatakan bahwa tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Dan dengan memaksimalkan harga saham dan berupaya meningkatkan tingkat pengembalian dari modal/asset yang ditanamkan atau yang diinvestasikan. Suatu perusahaan, akan mencapai tujuan utamanya jika perusahaan dapat menciptakan kinerja yang baik. Dan untuk menciptakan kinerja yang baik memerlukan pengelolaan secara teliti dan lebih akurat secara terusmenerus. Dan dapat melihat gejala-gejala yang kurang baik dalam kinerja perusahaan, sehingga gejala-gejala yang kurang baik dapat diperbaiki. Investor jangka pendek lebih berorientasi dalam pasar modal dibandingkan dengan investor jangka panjang, karena motif dari investor jangka pendek yang ingin memperoleh capital gain sebagai selisih perubahan harga saham dalam jangka waktu yang pendek dan mengharapkan keuntungan lebih cepat, tetapi tidak bermotif pada pengendalian manajemen perusahaan. Pertumbuhan deviden serta menciptakan harga saham yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang (Cyndy Lapinda, 2004). Jika seorang pengusaha (para pemodal) memiliki saham, maka mereka memiliki prospek perusahaan juga. Dalam sebuah buku mengenai investasi dijelaskan bahwa “kalau prospek perusahaan membaik maka harga saham tersebut akan meningkat”. Dari pernyataan tersebut kita dapat melihat arti pentingnya penanaman saham bagi setiap perusahaan, apalagi perusahaan yang telah besar dan go public. Dan xviii saham juga dapat menjadi alat untuk menilai sejauh apa perusahaan telah meningkat dan mencapai kesuksesan. Karena jika perusahaan memiliki saham yang banyak, berarti suatu perusahaan telah memiliki profit yang banyak dan tidak adanya kendala dalam proses produksinya. Karena saham akan diinvestasikan jika perusahaan telah memiliki simpanan dana. Jadi tidak mungkin jika produksi tidak terlaksana mereka akan menanamkan saham. Naik atau turunya harga saham suatu perusahaan banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kinerja perusahaan, resiko (sensitivitas) saham, deviden perusahaan, tingkat suku bunga, penawaran, permintaan, laju inflasi, kebijaksanaan pemerintah dan kondisi perekonomian, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Inflasi merupakan faktor yang cukup kuat dalam pengaruhnya terhadap naik turunya harga saham. Naik atau turunya harga saham lebih di dominasi oleh keadaan makro suatu negara. Seperti yang disebutkan sebelumnya inflasi, inflasi merupakan salah satu keadaan makro yang berada pada suatu negara. Inflasi merupakan ancaman yang cukup nyata bagi keadaan perekonomian suatu negara bahkan seluruh aspek akan mengalami keruntuhan secara menyeluruh. Keadaan makro memang menjadi faktor yang mempengaruhi saham, tetapi terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi saham adalah berdasarkan keadaan perusahaan dalam suatu negara. Dan dalam menganalisa perusahaan dapat dilihat berdasrkan keadaan keuangan perusahaan. Diantaranya dilihat dari sisi hutang, arus kas, deviden, modal, dan sebagainya. Tingkat return sangat berpengaruh terhadap pendapatan, yang dapat xix mempengaruhi harga dari suatu saham. Dan dalam suatu saham return adalah menjadi faktor utama bagi seorang investor untuk menanamkan sahamnya di suatu perusahaan. Alat analisis suatu saham dalam pasar modal telah banyak berkembang salah satu alat analisis yang pada saat ini berkembang adalah EVA, yaitu suatu alat analisis yang melihat berdasarkan nilai tambah dari perusahaan berdasarkan kinerja keuangan. Bahkan menjadi suatu alat analisis yang dapat mempengaruhi return suatu saham. Alat analisis suatu saham yang paling baik dan akurat menurut stewart adalah EVA, tetapi dalam penelitian ini akan membuktikan apakah penelitian sebelumnya yang menyatakan EVA adalah faktor yang mempengaruhi return masih terdapat tingkat kesamaan yang menyatakan EVA lah yang menjadi alat analisis yang tepat pada saat ini. Pada jurnal tahun 2004 menurut Pradono dalam penelitianya bahwa EVA bukanlah faktor dominan, dan yang menjadi faktor dominannya adalah earnings dan arus kas. Analisa itu di analisa dengan merubah perusahaan dan tahun penelitian dengan tidak menambah variabel. Tetapi dalam penelitian ini saya akan mencoba dengan menambah variabel, merubah tahun penelitian dan sektor usaha yang lain. Dan akan menganalisa apakah variabel yang baru dapat mempengaruhi return setelah kedua penelitian terdahulu berbeda pendapat. Earnings dihasilkan oleh proses akuntansi dan disajikan dalam laporan laba rugi. Generally accepted accounting principle (GAAP) menyatakan xx bahwa pengakuan pendapatan terjadi pada saat transfer of title, tanpa memperdulikan apakah perusahaan sudah atau belum menerima pembayaran tunai (accrual basis). Biaya yang berkaitan langsung dengan pendapatan akan diakui pada periode yang sama dengan pengakuan pendapatan. Biaya lain yang tidak berkaitan langsung dengan pendapatan akan diakui pada periode terjadinya (Pradono, 2004). Residual Income yang positif menunjukan kelebihan laba dari yang dibutuhkan oleh kreditur dan pemilik modal, yang berarti merupakan wealth bagi residual claimants, yaitu pemegang saham. Sebaliknya, residual income yang negatif berarti penurunan wealth pemegang saham. Arus kas operasi (Operating Cash Flow) bagi para pemilik perusahaan digunakan sebagai alat yang bermanfaat untuk menganalisa kinerja dan prestasi dari suatu manjemen. Karena berdasarkan laporan arus kas dapat diketahui semua pengeluaran dan penerimaan kas selama satu periode. Maka dengan mengetahui pengeluaran dan pendapatan akan timbul keinginan para investor untuk menanamkan sahamnya di suatu perusahaan, maka akan meningkatkan harga saham yang akan meningkatkan return bagi pemegang saham. Tujuan corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan dengan kreditur. Jika perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar saham (dana pemilik) akan meningkat pesat, sementara nilai hutang perusahaan (dana kreditur) tidak berpengaruh. Sebaliknya, apabila perusahaan xxi mengalami kerugian atau bahkan kebangkrutan, maka hak kreditur akan didahulukan sementara nilai saham akan menurun drastis. Jadi dengan demikian nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Return merupakan penghasilan yang diterima dari suatu investasi ditambah dengan perubahan harga pasar, yang biasanya dinyatakan sebagai presentase dari harga pasar awal dari suatu investasi (James c, Van horne, 2001 : 144). Pengertian lain menyatakan bahwa return adalah suatu harapan keuntungan di masa yang akan datang tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi. Pada dasarnya return memiliki dua komponen yang dapat menaikan atau menurunkan, yaitu berdasarkan cash yang diterima dari cash dan berdasarkan keuntungan atau kerugian dari suatu investasi “ This return will usually have two component. First, you may receive some cash directly while you own the investment. This called the income component of your return. Second, the value of the asset your purchase will often change inthis case. You have a capital gain or capital loss on your investment” (Ross, Westernfield, Jordan, 2007 : 382)) Bagi investor return adalah suatu hal yang diharapkan setelah menanamkan saham. Para investor akan mencari saham-saham yang memiliki tingkat return yang tinggi dan menghindari tingkat resiko yang rendah. Untuk mengetahui tingkat return maka kita perlu mengetahui apa saja factor naik xxii atau turunnya return suatu saham agar dalam memilih suatu investasi dengan tepat dan tanggap. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi suatu return saham cukup banyak dan memiliki keterikatan teori yang berbeda-beda dan analisa yang berbeda pula maka perlu adanya suatu analisa lebih teliti lagi untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi. Dalam menganalisa suatu return kita dapat melihat berdasarkan perusahaan yang akan kita analisa dan bagaimana prospek dari perusahaan tersebut dalam penambahan tingkat return. Dalam penelitian ini, akan menganalisa perusahaan yang masuk ke dalam katagori indeks LQ-45. Perusahaan yang terdaftar di LQ-45 adalah perusahaan yang memiliki kriteria yang cukup baik di antara perusahaan di sektor lainya, bahkan salah satu perusahaan LQ-45 yang selalu masuk daftar LQ-45 yaitu PT.TELKOM telah meraih perusahaan dengan tingkat EVA terbaik, bahkan dapat menaikan tingkat return. Ini terbukti bahwa EVA adalah suatu metode yang cukup baik dalam menilai suatu kinerja perusahaan yang di temukan oleh stewart. Karena dalam prinsipnya EVA menggunakan perhitungan selisih antara return on net asset (RONA) dan WACC (Weighted Average Cost of Capital). Dalam penelitianya stewart menyatakan bahwa dengan nilai EVA yang positif akan meningkatkan kinerja keuangan suatu perusahaan yang akan menghasilkan return yang cukup baik bagi para investor. Keadaan ini terbukti lagi oleh penelitian seorang konsultan dunia yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan EVA akan meningkatkan xxiii return, dalam penelitian Lehman Brothers (27 Nopember 2006) pada PT.TELKOM, ternyata dengan pengukuran EVA kita dapat melihat bahwa return meningkat dari Rp.10.150 menjadi 11.400, ini membuktikan EVA adalah metode yang tepat dalam menganalisa kinerja keuangan. Indeks LQ-45 adalah suatu indeks saham yang terdaftar di BEJ yang terdiri dari 45 perusahaan dan indeks LQ-45 adalah suatu indeks saham yang perusahaannya memiliki kategori dengan likuditas yang tinggi dan memiliki tingkat resiko yang kecil. Dengan keadaan seperti itu maka akan menyebabkan banyaknya investor yang menanamkan sahamnya di perusahaan yang masuk ke dalam kategori indeks LQ-45. Adapun kategori perusahaan yang masuk ke dalam indeks LQ-45 yaitu, 1. Masuk dalam Top 60 dari total saham di pasar regular 2. Masuk dalam rangking berdasarkan kapitalisasi pasar 3. Telah tercatat minimal 3 bulan 4. Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi di pasar regular. Suatu analisa perlu adanya dasar teori dan acuan yang tepat dalam melakukan penelitian, maka dalam penelitian ini terdapat teori-teori pendukung dan berdasarkan penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini akan menganalisa kembali dari penelitian terdahulu dengan sedikit perbedaan yang dapat menjadi analisa yang baru. Adapun perbedaan dari analisis kali ini dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut : xxiv 1. Pada penelitian terdahulu berjudul ”Pengaruh EVA, Earnings, Residual Income, Arus Kas Operasi terhadap return yang di terima pemegang saham”, sedangkan dalam penelitian ini akan merubah variabel dependen menjadi ”return saham”. 2. Pada penelitian terdahulu menganalisa perusahaan yang berada pada sektor ”manufaktur”, sedangkan pada penelitian ini menganalisa perusahaan yang masuk kategori ”indeks LQ-45”. 3. Pada penelitian ini akan menganalisa pada periode menggunakan data tahunan yang berawal dari tahun 2003-2007. B. Identifikasi Masalah Analisa return saham bagi investor adalah suatu yang sangat dibutuhkan sebagai pendapatan penanaman modal/saham yang akan diterima investor. Tingkat return merupakan suatu pilihan bagi para investor untuk menanamkan modalnya. Tingkat return suatu saham banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, adapun faktor yang mempengaruhi naik turunya tingkat return dipengaruhi oleh ROI, ROA, Beta (β), EVA, Earnings, Residual Income, Operating Cash Flow, dll. Dalam penelitian ini, akan menganalisa ”Apakah ada pengaruh EVA, Earnings, Residual Income Dan Operating Cash Flow terhadap Return Saham” dan dari kelima variabel bebas (EVA, Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow) apakah terdapat variabel bebas yang paling dominan pengaruhnya terhadap return saham. Untuk membuktikan dengan penelitian terdahulu. C. Pembatasan Masalah xxv Analisa mengenai variabel yang mempengaruhi return cukup banyak dan perlu analisa keuangan perusahaan. Dan dalam analisa return dilihat berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunya tingkat return. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi return saham berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh ahli keuangan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi return saham berdasarkan penelitianpenelitian sebelumnya yang dilakukan ahli keuangan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi return saham, diantarnya EVA, Residual Income, Earnings, Operating Cash Flow, ROA, ROI, Tingkat Profitabilitas, dll. Analisa return saham cukup banyak variabel yang mempengaruhinya, dan banyak pula analisa lainya tentang perhitungan return saham. Dalam penelitian ini peneliti akan membatasi masalah dengan menganalisa ”Pengaruh EVA, Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow terhadap return”. Dan ”variabel bebas yang paling signifikan terhadap variabel terikat”. D. Perumusan Masalah Berdasarkan penelitian yang telah dibahas maka permasalahanya adalah sebagai berikut : a. Apakah ada pengaruh secara parsial antara Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow terhadap return saham. xxvi b. Apakah ada pegaruh secara simultan antara Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow terhadap return saham. c. Manakah variabel yang paling berpengaruh antara variabel dependent dengan variabel independent E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Menganalisis apakah ada pengaruh secara parsial antara Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow terhadap return saham. b. Menganalisis apakah ada pengaruh secara simultan antara Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow terhadap return saham. c. Menganalisis variabel independen mana yang paling berpengaruh terhadap return saham. 2. Manfaat Investor Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Perusahaan/Investor Agar perusahaan/investor dapat menganalisa tingkat return saham yang dapat menjadi suatu pertimbangan dalam pemilihan investasi yang tepat dan memberikan kemudahan investor dalam menginvestasikan dananya agar meningkatkan return bagi pemegang saham. Dan dapat xxvii menganalisa faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap return saham. b. Bagi Peneliti Bagi peneliti adalah untuk menambah penetahuan dan pengalaman serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan keadaan langsung di lapangan. Dan bagaimana menganalisa suatu masalah dengan berbagai metode yang telah dapatkan selama saya mengikuti c. Bagi Peneliti Bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan keadaan langsung di lapangan. Dan bagaimana menganalisa suatu masalah dengan berbagai metode yang telah saya dapatkan selama saya mengikuti proses perkuliahan. d. Bagi Akademik Bagi akademik dan pihak lain adalah sebagai literature dan dapat digunakan sebagai informasi dan sumber ilmu pengetahuan serta diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut. xxviii BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan di setiap perusahaan merupakan salah satu bagian yang penting dan tidak dapat dianggap hal yang biasa. Tujuan utama dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan dan memaksimalkan laba dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Di dalam perusahaan manajemen keuangan digunakan untuk pengelolaan perusahaan berdasarkan modal yang ada. (Puji Astuti, 2004) menyatakan bahwa secara umum manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen untuk fungsi-fungsi keuangan oleh sebab itu manajemen keuangan disuatu perusahaan diangap penting dibandingkan aspek yang lainnya. Sebelum kita mengetahui lebih lanjut mengenai masalah saham dan keuangan kita terlebih dahulu mengetahui pengertian dari manajemen keuangan menurut para ahli keuangan yang terdapat di dalam buku karangan Tandelilin, 2001. Adapun pengertianya adalah sebagai berikut : 1. Menurut agus Sartono (1998 : 8) Manajemen keuangan adalah manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien xxix 2. Menurut Weston dan Thomas (1955 : 5) Manajemen keuangan dapat dirumuskan dari segi tanggung jawab para manajer keuangan, meskipun tugas dan tanggung jawabnya berbeda-beda pada setiap perusahaan. Namun tugas pokok manajemen keuangan antara lain menyangkut pengambilan suatu keputusan tentang penambahan modal, pembagian kegiatan usaha dan pembagian deviden pada berbagai perusahaan. Dari berbagai pendapat para ahli, maka dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen keuangan merupakan suatu kegiatan dalam memperoleh dana yang dialokasikan untuk kepentingan perusahaan yang digunakan secara efisien dan efektif dan memerlukan suatu pengambilan keputusan oleh para manajer dengan tepat dan cepat. Pada umumnya, setiap perusahaan manajemen keuanganya tidak sama tetapi pada prinsipnya terdapat fungsi utama seorang manajer keuangan, antara lain : a. Keputusan alokasi dana (investasi), menentukan investasi apa saja yang baik bagi perusahaan untuk mencapai laba yang optimal b. Pengambilan keputusan pembelanjaan atau pembiayaan investasi, bagaimana seorang manajer mengambil suatu keputusan tentang pembelanjaan kegiatan perusahaan yang optimal c. Kebijakan deviden, pengambila keputusan pembagian deviden kepada para pemegang saham, apa berupa kas dan pembelian kembali saham atau sebaiknya laba itu ditahan terlebih dahulu. xxx Tujuan manajemen keuangan menurut Weston dan Thomas adalah merencanakan untuk memperoleh, dan menggunakan dana guna memaksimalkan nilai perusahaan. Seorang manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lainya yang ikut bekerja sama dengan manajer lain yang ikut bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perencanaan strategis yang umum. B. Definisi Dan Tujuan Investasi Definisi mengenai investasi cukup banyak dari para ahli, di mana pada dasarnya tiap para ahli mendefinisikan mengenai saham adalah suatu tabungan yang akan meningkat di masa dating. Menurut sumber buku yang dikarang oleh “Dr. Eduardus Tandelilin, M.B.A” seorang dosen “Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta” dalam bukunya yang berjudul “Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio” beliau mengatakan Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang investor memiliki suatu saham saat ini memiliki harapan memperoleh suatu keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun deviden yang akan meningkat di masa depan. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut dengan “investor”. Investor pada umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu : a. Investor Individual (Individual/retail investor), individu-individu yang langsung melakukan aktivitas investasi xxxi b. Investor Institusional (Instittutional investor), terdiri dari perusahaanperusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan-pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi. Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor, kesejahteraan dalam konteks ini adalah kesejahteraan yang bersifat moneter, yang dilihat berdasarkan jumlah pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini pendapatan di masa datang. Tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang, tujuan tersebut merupakan salah satunya. Tetapi tujuan yang paling luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang. Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah : a. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa datang Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatanya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. xxxii b. Mengurangi tekanan inflasi Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. C. Pengertian Dan Instrumen Pasar modal Menurut “Dr. Eduardus Tandelilin, M.B.A” dalam bukunya yang berjudul “Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio”, Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahu, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek. Di Indonesia terdapat dua bursa efek, yaitu bursa efek Jakarta (BEJ) dan bursa efek Surabaya (BES). Pasar modal juga dapat berfungsi sebagi lembaga perantara, fungsi ini menunjukan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal juga dapat mendorong xxxiii terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternative investasi yang memberikan return yang paling optimal. Beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal antara lain adalah saham, obligasi, reksadana, dan instrument derivative. Masing-masing sekuritas tersebut memberikan return dan resiko yang berbeda-beda. 1. Saham Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa. a. Saham Preferen, saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa. b. Saham Biasa, sekuritas yang menunjukan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Investor yang membeli saham biasa belum tentu akan mendapatkan pendapatan secara tetap dari perusahaan, karena saham biasa tidak mewajibkan perusahaan untuk membayar sejumlah kas terhadap pemegang saham. xxxiv 2. Obligasi Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pandapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Seandainya investor ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, maka penentuan harga pasar obligasi tersebut akan tergantung pada tingkat bunga yang berlaku saat ini. Pembayaran bunga obligasi ditentukan oleh seberapa besar kupon yang ditetapkan oleh penerbit obligasi, tetapi ada satu jenis obligasi yang tidak memberikan kupon, atau disebut dengan zero coupon bond. Pada jenis obligasi ini, penerbit tidak memberikan pembayaran bunga tetap, tetapi pembeli akan membayar dengan harga kurang dari nilai par yang telah ditetapkan (harga diskon), dan pada saat jatuh tempo akan menerima sejumlah nilai par (tanpa diskon). Potongan harga pada saat pembelian obligasi itulah yang merupakan tingkat keuntungan bagi pembeli. 3. Reksadana Reksadana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang. Reksadana dapat dibedakan menjadi dua, yaitu reksadana tertutup dan reksadana terbuka, pada reksadana tertutup, setelah dana yang terhimpun mencapai jumlah tertentu maka reksadana tersebut akan ditutup, dengan demikian investor tidak dapat menarik kembali dana yang diinvestasikan. Sedangkan pada resakdana terbuka, investor dapat menginvestasikan dananya atau menarik dananya setiap saat dari xxxv reksadana tersebut selama reksadana tersebut masih aktif. Dengan demikian investor dapat menjual kembali reksadana yang telah dibeli atau perusahaan reksadana dapat membeli kembali reksadana yang telah dijual. 4. Instrumen Derivatif Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya adalah turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrument derivatif tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagi patokan. D. Return Saham Return adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan bagi para investor, dan merupakan suatu harapan bagi investor setelah melakukan investasi. Return adalah suatu harapan keuntungan di masa yang akan datang tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan (Tandelilin, 2001 : 47). Pengembalian suatu investasi adalah harapan yang diinginkan bagi investor, maka bagi investor return adalah alasan bagi investor untuk menanamkan modalnya. Dan bagi investor tingkat resiko suatu saham sangat dijauhi, karena sangat berpengaruh pada tingkat pengembalian sham. Maka bagi para investor harus mengetahui faktor apa saja yang menjadi pengaruh naik turunya suatu return saham, dan harus memiliki pengetahuan dalam menghindari resiko yang terjadi. E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Perkembangan saham yang semakin meningkat, maka semakin banyak investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal. Sebagai xxxvi seorang Investor dalam menginvestasikan saham harus dapat mengetahui factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi return saham. Banyak factor yang mempengaruhi return saham. Bagi seorang pemodal informasi mengenai naik turunya harga saham sangat dibutuhkan, karena seorang pemodal dapat mengetahui bagaimana menghitung tingkat keuntungan (return) yang akan diterima. Seorang pemodal juga harus mengetahui seberapa besar β atau resiko yang akan muncul ketika akan melakukan investasi. Resiko dan return saham dapat diukur dengan metode CAPM dan SIM. Tetapi dalam menghitung return dan resiko harus memiliki informasi yang cukup akurat dan cepat, sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat untuk menentukan investasi. Menurut Maorish Kandel dalam teorinya menyatakan bahwa harga saham bersifat uncretable (tidak dapat di prediksi) atau biasa disebut random walk (acak/tidak beraturan), maka harga saham hanya dapat diperkirakan saja berdasarkan berdasarkan harga saham masa lalu, dan hanya dapat dilihat berdasarkan naik turunya harga saham berdasarkan kekuatanya. Dan dapat dihitung dengan menggunakan metode regresi linier sederhana yang dapat menghitung saham di masa lalu. Return saham tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat resiko (β) tetapi terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi return saham. Dan faktor tersebut adalah faktor yang cukup mempengaruhi tingkat return dari suatu saham. Yang menjadi faktor tersebut adalah seperti EVA (Economic Value Added), Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Debt to Equity xxxvii Ratio (DER), dan Beta Saham. Faktor tersebut adalah hanya sebagian faktor yang mempengaruhi return dari suatu saham, banyak faktor lain yang dapat menjadi acuan dalam penentuan return suatu perusahaan. F. EVA (Economic Value Added) Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh stewart & Stren, yaitu seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun 1993. Di indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan NITAMI ( Nilai Tambah Ekonomi). NITAMI/EVA adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal. EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah dari modala yang ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh karena itu EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operation Profit After Tax/NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital) 1. Manfaat EVA Terdapat manfaat yang didapat perusahaan dalam menggunakan EVA sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah perusahaan. Menurut pendapat beberapa sumber manfaat EVA adalah. Menurut Erie Febrian, 2005 a. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan xxxviii dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisa kecenderungan (trend) b. Hasil perhitungan EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah Menurut Pradono, 2004 a. EVA dapat digunakan sebagai penilaian kinerja keuangan perusahaan karena penilaian kinerja tersebut difokuskan pada penciptaan nilai b. EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijakan struktur modal c. EVA membuat manajemen berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham d. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya modalnya. 2. Keunggulan Dan Kelemahan EVA Terdapat beberapa pendapat menenai keunggulan dan kekurangan dari EVA, salah satu keunggulan EVA adalah dapat digunakan sebagai alat penciptaan nilai adapun keunggulan lain KEUNGGULAN EVA Menurut Erie Febrian, 2005 : 6 a. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan menghitung beban sebagi konsekuensi investasi xxxix b. konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukuranya yaitu dengan memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil di mana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku. c. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian d. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan stakeholders satisfaction concepts e. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis. Menurut McDaniel, Gadkari dan Fiksel 2000 a. EVA tidak dibatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pengguna EVA bisa menyesuaikan dengan kondisi spesifik, b. EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah perusahaan, mulai dari investasi modal, kompensasi karyawan dan kinerja unit bisnis, xl c. Struktur EVA yang relatif sederhana membuatnya bias digunakan oleh bagian engineering, environmental dan personil lain sebagai alat yang umum untuk mengkomunikasikan aspek yang berbeda dari kinerja keuangan. KELEMAHAN EVA Menurut Mirza, 1997 a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan. Menurut Pradono, 2004 a. Sebagai ukuran kinerja masa lampau EVA tidak mampu memprediksi dampak strategi yang kini diterapkan untuk masa depan perusahaan b. Sifat pengukurannya merupakan potret jangka pendek, sehingga manajemen cenderung enggan berinvestasi jangka panjang, karena bias mengakibatkan penurunan nilai EVA dalam periode yang bersangkutan. Hal ini bisa mengakibatkan turunnya daya saing perusahaan di masa depan c. EVA mengabaikan kinerja non keuangan yang sebenarnya bisa meningkatkan kinerja keuangan. Menurut Kaplan dan Norton, 2001, tanpa balanced scorecard, strategi value based management memang xli dapat menurunkan biaya dan meningkatkan intensitas aktiva tetapi akan kehilangan kesempatan menciptakan tambahan nilai, yaitu strategi pertumbuhan pendapatan jangka panjang melalui investasi pelanggan, inovasi, perbaikan proses, teknologi informasi dan kemampuan karyawan d. Tidak cocok diterapkan pada industri tertentu. Penggunaan EVA untuk engevaluasi kinerja keuangan mungkin tidak tepat untuk beberapaperusahaan, isalkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi seperti ada sektor teknologi. e. Tidak bisa diterapkan pada saat inflasi, mengindikasikan bagaimana inflasi akan engakibatkan distorsi pada EVA dan menunjukkan bahwa EVA tidak dapat digunakan selama periode inflasi untuk mengestimasi profitabilitas aktual f. Memerlukan tambahan biaya, penggunaan EVA mungkin akan meningkatkan auditing fees dan bisa menimbulkan potential litigation costs. G. Earnings Earnings merupakan suatu analisis keuangan yang sering digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat diukur melalui perolehan earnings setiap tahunya, apalagi jika dari tahun ke tahun earnings yang diperoleh oleh perusahaan emiten mengalami kenaikan (Indah Kurniawati, 2006). Sehingga dengan earnings yang yang tinggi maka akan mempengaruhi pembagian dividen oleh xlii perusahaan emiten. Hal itu akan menarik bagi para investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Bagi investor memiliki keyakinan bahwa dengan earnings yang positif akan menyebabkan harga saham akan menjadi tinggi, sehingga dengan tingginya harga saham maka akan meningkatkan tingkat return dari saham tersebut. Hal tersebut terbukti dengan analisa yang dilakukan Beza dan Na’im, 1998. Yang menemukan hasil penelitianya bahwa pengumuman earnings secara statistik signifikan mempengaruhi perdagangan saham perusahaan pada saat sepuluh hari sebelumnya dan sesudah pengumuman earnings. H. Residual Income (RI) Residual income mengukur kinerja operasi perusahaan (net operating profit after tax/NOPAT) dikurangi dengan beban atas semua hutang dan modal yang diinvestasikan: RI = NOPAT – (k * Capital), dimana k adalah biaya modal perusahaan (weighted average cost of capital) dan capital adalah aktiva yang diinvestasikan dalam aktivitas operasi yang berkelanjutan (going concern). Residual income yang positif menunjukkan kelebihan laba dari yang dibutuhkan oleh kreditur dan pemilik modal, yang berarti merupakan wealth bagi residual claimants, yaitu pemegang saham. Sebaliknya, residual income yang negatif berarti penurunan wealth pemegang saham (Pradono, 2004). EVA merupakan modifikasi residual income. (Stewart, 1991) berusaha memperbaiki residual income dengan melakukan penyesuaian atas NOPAT dan capital, yang menurut mereka menyebabkan distorsi dalam model akuntansi untuk pengukuran kinerja. xliii I. Operating Cash Flow (OCF) Operating Cash Flow bagi para pemilik perusahaan digunakan sebagai alat yang bemanfaat untuk menganalisa kinerja dan prestasi dari suatu manajemen. Karena berdasarkan laporan arus kas dapat diketahui semua pengeluaran dan penerimaan kas selama satu periode. Arus kas adalah salah satu analisa keuangan yang lebih baik daripada earnings, karena selain dapat menganalisa kinerja arus kas juga dapat digunakan sebagai alat dalam strategi investasi. Menurut stewart arus kas tidak dapat mengukur kinerja secara tepat dan akurat, dan yang paling akurat adalah berdasrkan EVA, di mana terdapat keunggulan dalam menilai kinerja maupun dalam pengukuranya. J. Penelitian Terdahulu Penelitian suatu masalah terdapat beberapa cara untuk menganalisa suatu masalah. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode dengan menganalisa penelitian sebelumnya yang berasal dari beberapa jurnal dan sumber pustaka dari berbagai tempat. Pada penelitian sebelumnya peneliti mendapatkan beberapa jurnal yang saling berhubungan, dan memiliki kemiripan teori yang jelas. Jurnal pertama yang peneliti dapatkan adalah mengenai pengaruh EVA, Earnings, Residual Income, Dan Arus Kas Opeasi terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Di mana dalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa dari keempat variabel bebas dan satu variabel terikat terdapat suatu hubungan yang cukup signifikan. Dalam penelitian sebelumnya itu juga xliv menganalisa dari keempat variabel bebas tersebut apakah terdapat variabel yang paling dominan mempengaruhi return yang diterima pemegang saham, setelah analisa dari jurnal itu maka ditemukan bahwa variabel bebas yang paling dominan adalah EVA dan Earnings. Pada jurnal ke dua menjelaskan bagaimana pengaruh variabel bebas yang sama tapi peneliti merubah tahun penelitian dan sektor perusahaanya. Tapi pada jurnal kedua bertentangan dengan jurnal pertama. Yang menyatakan bahwa dari variabel bebas tersebut yang paling berpengaruh adalah arus kas dan earnings, bahkan EVA memiliki tingkat signifikasi yang paling kecil. Ini membuktikan adanya perubahan teori yang cukup jauh akibat dari perubahan tahun penelitian dan sektor yang diteliti. Dan berdasarkan sumber lain yang dianalisa oleh (Istiqomah, 2007) yang menganalisa dengan variabel yang sama pula dan merubah tahun penelitian dengan sektor yang berbeda pula. Tetapi hasil penelitian menyatakan sama dengan teori yang ada yaitu variabel yang paling dominan adalah EVA dan Earnings. Dengan pertimbangan berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka penelitian ini akan menganalisa kembali dengan variabel bebas yang sama, tetapi dengan merubah variabel terikat dengan variabel return saham. Dengan pertimbngan itu maka akan menganalisa kembali dan akan menganalisa sesuai tahun penelitian selama lima tahun dengan sektor yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Mudah-mudahan dengan penelitian yang akan diteliti akan menghasilkan hasil yang yang sesuai dengan teori dan dapat bermanfaat bagi xlv para investor dalam menganalisa keadaan return saham dengan tujuan menghasilkan keuntungan yang lebih baik lagi. K. Kerangka Pemikiran Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, berikut ini adalah gambaran permasalahan pada skripsi ini : Return Saham Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham EVA, Residual income, Arus Kas Dan Earnings Uji Model Regesi Uji Asumsi Klasik Uji Multikolonieritas Uji Autokolerasi Uji Heterokedastitas Uji Normalitas Regresi Berganda Uji F Uji T Uji R2 Interpretasi Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran xlvi L. Hipotesis Penelitian a. H0 : b1 = 0 EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham H1 : b1 ≠ 0 EVA mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return yang diterima pemegang saham b. H0 : b2 = 0 Residual Income tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham H1 : b2 ≠ 0 Residual Income mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return yang diterima pemegang saham c. H0 : b3 = 0 Earnings tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return yang diterima pemegang saham H1: b3 ≠ 0 Earnings mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return yang diterima pemegang saham d. H0 : b4 = 0 Arus Kas Operasi tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return yang diterima pemegang saham H1 : b4 ≠ 0 Arus Kas Operasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return yang diterima pemegang saham e. H0 : b1, b2, b3, b4 = 0 Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan Arus Kas Operasi tidak terdapat pengaruh secara simultan terhadap return saham. H1 : b1, b2, b3, b4, b5, ≠ 0 Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan Arus Kas Operasi terdapat pengaruh secara simultan terhadap return saham. xlvii BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penyusunan penulisan skripsi ini melakukan penelitian pada perusahaan yang berada di BEI. Dan semua data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berlokasi di Jalan Sudirman. Data penelitian bersumber dari perusahaan yang ada di bursa efek indonesia. B. Metode Penentuan Sampel Populasi penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan yang telah masuk ke dalam perusahaan LQ 45. adapun sampel ditentukan berdasarkan data perusahaan yang telah memiliki pendapatan yang cukup tinggi dan perusahaan yang memiliki tingkat resiko saham yang rendah. Dan merupakan perusahaan-perusahaan yang dalam penelitian-penelitian sebelumnya memiliki tingkat signifikan yang baik terhadap return saham. C. Metode Pengumpulan data Data dikumpulkan dari beberapa studi pustaka berupa data skunder, selain itu terdapat sumber-sumber lain yang berupa jurnal ilmiah, buku-buku, skripsi-skripsi terdahulu yang dipilih berdasarkan skripsi-skripsi yang memiliki kualitas yang cukup baik. Data lain yang akan disajikan adalah data-data dari perusahaanperusahaan sebagai alat analisa penelitian agar terciptanya hubungan antara xlviii variable-variabel akan diteliti. Adapun data tersebut berasal dari data perusahaan yang telah tersedia di BEI. D. Metode Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis proposal ini adalah menggunakan model analisis regresi, dengan beberapa pengujian data yang berasal dari BEI. Variabel-variabel yang terdiri dari variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X). Variabel terikat terdiri dari satu variabel, yaitu “Return Saham”, dan Variabel bebas yang terdiri dari lima variabel (EVA, Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow). Dari variabel-variabel tersebut akan diteliti suatu analisa apakah adanya pengaruh variabel X terhadap Variabel Y dalam analisis regresi. Dalam analisis akan menggunakan alat analisis berupa suatu software SPSS.16, yaitu suatu software yang berfungsi untuk menganalisa data dengan perhitungan statistik baik untuk statistik parametik maupun non-parametrik. Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + εi Y : Return X1 : EVA (Economic Value Added) X2 : Residual Income X3 : Earnings X4 : Operating Cash Flow εi : Standard Error xlix 1. Pengujian Data Dalam pengujian data terdiri dari dua pengujian, yaitu : a. Uji Hipotesis 1) Persamaan Regresi Berganda Persamaan regresi ini bertujuan untuk memprediksi besarnya keterikatan dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya (singgih santoso, 2002 :163) 2) Uji t Uji t digunakan untuk menguji hipotesa yaitu untuk menguji signifikasi pengaruh masing-masing variabel indenpenden secara parsial terhadap variabel dependen Hipotesis : Ho : Koefisien regresi tidak signifikan Hi : Koefisien regresi signifikan Kriteria Pengujian : Jika probabilita < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilita > 0,05 maka Ho diterima 3) Uji f Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara simultan atau tidak. Hipotesis : Ho : Model regresi tidak dapat digunakan l Hi : Model regresi dapat digunakan Kriteria Pengujian : Jika probabilita < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilita > 0,05 maka Ho diterima b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikoloniaritas Uji multikoloniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (Prof.Dr.H.Imam Ghozali,.M.Com,Akt, 2005). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikoloniaritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. 2) Uji Autokolerasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainya (Prof.Dr.H.Imam Ghozali,.M.Com,Akt, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu penelitian. li a) Uji Durbin – Watson Uji durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) HA : ada autokorelasi (r ≠ 0) 3) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitas terdapat dua cara untuk medeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Prof.Dr.H. Imam ghazali, M.Com, Akt) a) Analisa Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. b) Uji Statistik Selain dengan analisis grafik maka perlu dianjurkan dengan uji statistik, agar mencapai keakuratan yang lebih baik lagi. Uji lii statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Adapun dasar pengambilan keputusan : • Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi nirmalitas. • Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 4) Uji Heterokodastisitas Uji heteroskedastitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokodastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdasitas atau tidak terjadi heterokesdasitas (Prof.Dr.H. Imam ghazali, M.Com, Akt). Dalam analisis memiliki dasar yaitu : liii a) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedasitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. E. Operasional Variabel Penelitian 1. Pengukuran Economic Value Added (EVA) Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari struktur modal dari perusahaan. Apabila perusahaan hanya menggunakan modal sendiri maka secara matematis dapat dihitung. EVA = NOPAT – (ie x E) Di mana : NOPAT : Net Operating Profit After Tax ie : Opportunity Cos of Equity E : Total Equity *Apabila dalam struktur perusahaan terdiri dari hutang dan modal sendiri, secara matematis EVA dirumuskan. EVA = NOPAT – (WACC x TA) Di mana : NOPAT : Net Operating Profit After Tax liv WACC : Weigthted Average Cost of Capital TA : Total Asset 2. Pengukuran Residual Income (RI) Residual Income adalah suatu pengukuran kinerja perusahaan (NOPAT) dikurangi dengan beban atas semua hutang dan modal yang diinvestasikan, adapun rumus dari residual income (RI). RI = NOPAT – (WACC x capital ) RI : Residual Income NOPAT : Net Operating Profit After Tax WACC : Weigthted Average Cost of Capital Capital : Aktiva yang diinvestasikan 3. Pengukuran Earnings Earnings merupakan suatu analisis keuangan yang seing kali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dapat diukur melalui perolehan earnings setiap tahun, apalagi jika dari tahun ke tahun earnings diperoleh oleh perusahaan emiten mengalami kenaikan (Indah Kurniawati, 2006). Earnings sama halnya dengan laba suatu perusahaan dapat dilihat berdasarkan laporan laba/rugi dalam suatu perusahaan. 4. Pengukuran Operating Cash Flow Operating Cash Flow (arus kas bersih) adalah suatu analisis keuangan yang lebih baik daripada earnings, karena selain dapat menganalisa kinerja, arus kas juga dapat digunakan sebagai alat dalam strategi lv investasi. Menurut stewart arus kas operasi tidak dapat mengukur kinerja secara tepat dan akurat, dan yang paling akurat adalah berdasarkan perhitungan EVA dan Earnings, dimana terdapat keunggulan dalam menilai kinerja maupun pengukuranya. lvi BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Pasar Modal di Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut: lvii a. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda. b. 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang DuniaI c. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya d. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup. e. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II f. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Djojohadikusumo). Instrumen keuangan yang (Prof.DR. Sumitro diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950) g. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif. h. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum. i. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama. lviii j. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal. k. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia. l. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat. m. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. n. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. o. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. p. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. q. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems). lix r. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. s. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. t. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. u. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). v. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Bursa Efek Indonesia (BEI) Penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) paling lambat 30 November 2007. Selanjutnya BEI mulai aktif 1 Desember 2007. di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta. Sebelum penggabungan ini, telah dilakukan RUPS (Rapat Umum Penegang Saham) pada tanggal 30 Oktober 2007 untuk pembahasan rencana merger tersebut. Pada saat itu, proses merger kedua bursa tersebut masih menunggu persetujuan dari Dephukham. Sebab badan hukum dan nama keduanya berubah menjadi Bursa Efek Indonesia. Setelah menjalani beberapa proses, maka sekarang namanya telah menjadi Bursa Efek Indonesia. Mengenai direksi Bursa Efek Indonesia, posisi-posisi masih lx ditempati oleh direksi-direksi kedua bursa. Direksi tersebut akan melanjutkan tugas sampai RUPS 2009 dilakukan. 3. Struktur Pasar Modal Indonesia Menteri Keuangan BAPEPAM Bursa Efek Lembaga Keuangan Dan Penjamin Perusahaan Efek • Penjamin Emisi Efek • Perantara Pedagang Efek • Manajer Investasi • Penasehat Investasi Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian Lembaga Penunjang Profesi Penunjang Pemodal • Biro Adm Efek • Custodian • Wali Amanat • Penanggung • Akuntan • Konsultan Hukum • Penilai • Notaris • Domestik • Asing Emiten • Perusahaan Publik • Reksa Dana Gambar 4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia 4. Lembaga-lembaga yang terlibat di Bursa Efek Indonesia Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial yang sangat luas, Bursa Efek Jakarta melibatkan benyak lembaga masing-masing pihak mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda dan saling menunjang kepentingan pihak lainnya. Pihak-pihak dan saling kegiatan di Bursa Efek jakarta adalah : lxi a. Perusahaan yang go publik (Emiten) Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna membelanjai operasi rencana investasi. b. Perusahaan Efek Adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan seperti penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, manager investasi atau penasehat investasi. c. Lembaga kliring dan penyelesaian penyimpanan Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa efek, penyimpanan efek serta penitipan harta untuk pihak lain. d. Perusahaan Reksa dana Adalah pihak yang kegiatan umumya melakukan investasi, investasi kembali (reinvestasi). e. Lembaga Penunjang Lembaga penunjang meliputi tempat penitipan harta, wali amanat atau penanggung yang menyediakan jasa, tempat penitipan harta adalah yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. Wali amanat (trusrt agent) adalah pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sertifikat kredit. Penaggung (gurator) adalah pihak yang lxii menanggung kembali jumlah pokok atau bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji. Sedangkan Biro Administrasi Efek (BAE) yang semula berperan penting dalam regristrasi saham, setelah scripless berperan memelihara investasi hingga memantau peroleh deviden investor, penawaran perdana (IPO), atau corporate action lainnya. Dan saat ini pencatatan semua daham investor beralih ke Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). f. Profesi Penunjang Terdiri dari akuntan publik, notaris, perusahaan penilai (appraisal) dan konsultan hukum. Akuntan publik adalah pihak yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksa akuntan (auditing). Fungsi akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran laporan keuangan emiten atau calon emiten. Notaris adalah pejabat yang berwenang membuat akte otentik sebagaimana dimaksudkan dalam Staad Glad 1860 No. 3 tentang pengaturan jabatab notaris. Peran notaris adalah membuat perjanjian, penyusunan anggaran dasar dan perubahannya, perubahan pemilik modal dan lain-lain. Penilaian appraisal adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai. Laporan penilai mencakup pendapat atas aktiva yang disusun berdasarkan pemerikasaan menurut keahlian peniali. Konsultan hukum adalah ahli hukum mengenai emisi atau emiten. Fungsi utama konsultan hukum adalah melindungi pemodal atau calon pemodal dari lxiii segi hukum. Tugasnya antara lain meneliti akte pendirian, izin usaha dan lain-lain. g. Pemodal (Investor) Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan. h. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut : 1) Memonitor dan mengatur surat pasar dimana sekuritas-sekuritas dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar dan efisien dengan maksud untuk melinduingi kepentingan para pemodal dan masyarakat. 2) Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, clearing, settlement dan lembaga-lembaga penyimpanan reksa dana, perusahaan sekuritas dan para pialang, berbagai lembaga pendukung pasar modal dan para profesional. 3) Untuk memberikan rekomendasi tentangt pasar modal kepada Menteri Keuangan. Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) lebih bisa melaksanakan fungsi pengawasan karena kegiatan perdagangan efek dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengannya diselenggarakan oleh Bursa Efek sendiri, selain itu peraturan mulai oleh badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) secara konsisten. lxiv 5. Mekanisme Perdagangan a. Sistem Perdagangan Bursa Efek Indonesia Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpusat di lantai perdagangan di Indonesia Stock Exchange Building, Jl. Jenderal Sudirman Kav 52 – 53 Jakarta 12190, hingga saat ini, instrumeninstrumen yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah saham, bukti right, warant, obligasi dan obligasi konversi. Sejak 22 Mei 1995. sistem perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sudah menggunakan komputer. Sistem yang tergolong paling modern yaitu Jakarta Automated Trading System (JATS), sedangkan kegiatan administratif dan manajemen Bursa Efek Indonesia terpusat di lantai empat gedung yang sama. b. Sistem pasar : digerakkan oleh Order dan Lelang Terbuka Bursa Efek Jakarta menganut sistem order – driven market atau pasar yang digerakkan oleh order-order dari pialang dengan sistem lelang secara terus-menerus. Pembeli atau penjual, yang hendak melakukan transaksi harus menghubungi perusahaan pialang. Perusahaan pialang membeli dan menjual efek dilantai bursa atas perintah atau permintaan (order) investor. Akan tetapi, perusahaan pialang melakukan jual efek untuk dan atas nama perusahaan itu sendiri sebagai bagian dari investasi portofolio. Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasuki semua order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa. lxv Orang-orang yang bertindak di perusahaan pialang tersebut disebut Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE). Dengan menggunakan Jakarta Automated Trading (JATS), order-order tersebut diolah oleh komputer yang akan melakukan matcing dengan mempertimbangkan prioritas harga dan prioritas waktu. Dengan demikian sistem perdagangan di bursa Efek Jakarta adalah sistem lelang secara terbuka yang berlangsung terus menerus selama jam bursa. Hingga saat ini, seluruh order dari perusahaan pialang memang harus dimasukkan ke dalam sistem melalui terminal yang ada di lantai bursa. Bursa Efek Indonesia telah menerapkan akses jarak jauh atau remote trading access untuk Jakarta Automated Trading System (JATS) sehingga seluruh perusahaan pialang bisa langsung melakukan perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan dari luar Jakarta. 1) Penyelesaian Transaksi Transaksi di Bursa Efek Indonesia secara umum bukan transaksi yang bersifat tunai. Bursa menentukan apabila transaksi dilakukan hari ini, maka penterahan saham dan pembayaran harus diselesaikan melalui PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada hari bursa ke lima (T+4) setelah terjadinya transaksi. Penyelesaian untuk transasksi obligasi dilakukan antara anggota bursa yang melakukan transaksi. Sementara itu, penyelesaian untuk transaksi right lxvi dilakukan melalui PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). 2) Sistem Otomasi Perdagangan Otomasi sistem perdgangan atau Jakarta Automated Trading System (JATS) dimulai tanggal 22 Mei 1995. awalnya, Bursa Efek Jakarta menyediakan 444 unit trader work sistem di lantai perdagangan bursa. Pada bulan Mei 2000, Bursa Efek Indonesia melakukan perluasan lantai dengan 360 terminal di lantai 5 gedung bursa, perluasan ini dilakuakn untuk sementara. Terminal-terminal yang dinamakan Trader Work System atau booth dihubungkan dengan mesin utama perdagangkan (Trading Engine) melalui jakarta Stock Exchange Network. Pada tahap poertama, implementasi Jakarta Automated Trading System (JATS) lebih dipusatkan pada sistem konversi dari manual ke sistem komputerisasi. Pengembangan implementasi Jakarta Automated Trading System (JATS) terdiri dari beberapa tahap, antara lain : a) Implementasi perdagangan tanpa warant (scriless trading) yang terintegrasi dengan sistem kliring dan penjaminan (clearing and guarante system) PT. Kliring dan Penjaminan Indonesia. b) Berkenaan dengan peningkatan transaksi, perluasan lantai perdagangan dengan kapasitas 804 booth dilakukan untuk lxvii mengantisipasi kebutuhan anggota bursa terhadap fasilitas perdagangan pada pertengahan tahun 2000. c) Pengembangan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). Dengan menggunakan fasilitas ini anggota bursa dapat secara langsung mengakses Jakarta Automated Trading System (JATS) dari kantornya, kantor pusat maupun kantor cabang. 3) Biaya Transaksi Untuk membeli atau menjual saham, investor diwajibkan membayar biaya transaksi kepada perusahaan pialang berdasarkan kesepakatan. Dalam peraturan Bursa Efek Indonesia, biaya komisi setinggi-tingginya 1 % dari total nilai transaksi (beli atau jual). Sementara itu, pialang diwajibkan membayar biaya transaksi sebesar 0,04 % dari total nilai transaksi di bursa. Perusahaan pilang diwajibkan membayar biaya-biaya sebagai berikut : a) Untuk transaksi saham dan right dikenakan sebesar 0,04 % dari kumulatif nilai transaksi setiap bulan dan 0,01 % dari biaya tersebut oleh PT. Kliring Penjamin efek (KPEI) dan sisanya 0,015 % untuk biaya operasional bursa dan 0,006 % untuk PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). b) Untuk transaksi obligasi atas unjuk tidak dikenakan biaya transaksi. lxviii c) Untuk transaksi warant dikenakan biaya sebesar 0,02 % dari nilai transaksi dimana 0,005 % untuk dana jaminan dan kliring di PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia. 0,0045 % untuk biaya penyelesaian dan kliring di Kliring Penjamin Efek Indonesia, dan sisasnya untuk biaya operasional bursa 0,0075 % dan untuk Kustodian Sentral efek Indonesia 0,003 %. d) Untuk anggota bursa yang tidak melakukan transaksi sama sekali, wajib membayar biaya administratif kepada bursa sebesar Rp 250.000 per bulan (untuk anggota aktif). Pengenaan komisi dan biaya-biaya transaksi ini belum termasuk Pajak Penambahan nilai (PPn) sebesar 10 %. Pajak transaksi penjualan saham ditetapkan sebesar 0,1 % dari kumulatif nilai transaksi penjualan (khusus untuk saham). B. Sejarah Objek Penelitian 1. Sejarah Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks LQ 45 Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih yang memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi yang terus direview setiap 6 bulan. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut : 1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir. 2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir) lxix 3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan 4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. Perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 adalah perusahaan yang memiliki profit yang cukup tinggi dan memiliki saham yang cukup besar. Perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 merupakan perusahaan yang masuk ke dalam perusahaan yang telah Go Publik. Di dalam indeks LQ 45 terdiri dari 45 perusahaan yang bervariasi dari berbagai sektor yang telah memenuhi persyaratan dalam indeks LQ 45. Salah satu perusahaan yang paling sering masuk pada indeks LQ 45 adalah perusahaan telekomunikasi. Salah satunya adalah PT.TELKOM dan PT.INDOSAT. Kedua perusahaan tersebut adalah perusahaan yang cukup besar dan akan menjadi primadona pada pasar saham. Karena berdasarkan riset pasar di Indonesia pada tahun 2006 perusahaan yang akan menjadi primadona adalah pada sector telekomunikasi, sector pertambangan dan energi. C. Hasil Dan Pembahasan 1. Deskripsi Data Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan peneliti, dapat dijelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat dalam model yang digunakan dalam penelitian ini, seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini : lxx Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation RETURN 86 -7.4186 1.4034 -3.253595 1.3049006 EVA 89 22 33 27.81 1.628 EARNINGS 98 23 30 27.55 1.284 RI 73 24 36 27.64 1.884 100 -2.E12 3.E13 3.24E12 5.226E12 OCF Valid N (listwise) 62 Deskriptif Data (Sumber : Data diolah) Dari deskripsi data di atas memperlihatkan mengenai semua variabel yang terdapat dalam metode penelitian, yakni variabel Y (Return) dan variabel-variabel X (EVA, Residual Income, Earnings Dan Operating Cash Flow). Sebagian data di log natural (Ln) karena ketidaknormalan yang terjadi dan banyaknya unsur-unsur lain yang mempengaruhi sehingga membuat data kurang layak. Variabel return Saham dengan jumlah data sebanyak 86 terdapat 14 saham yang memiliki return positif dengan nilai terbesar 1,4034 dan nilai terkecil -7,4186 dengan rata-rata sebesar -3,253595 dan standar deviasi 1,3049006. Variabel Economic Value Added terdapat 89 buah dengan nilai terbesar 33 dan nilai terkecil 22 dengan rata-rata sebesar 27,81 dan standar deviasi 1,628. Variabel Earnings terdapat 98 buah dengan nilai terbesar 30 dan nilai terkecil 23 dengan rata-rata sebesar 27,55 dan standar deviasi 1,284 lxxi Variabel Residual Income terdapat 73 buah dengan nilai terbesar 36 dan nilai terkecil 24 dengan rata-rata sebesar 27,64 dan standar deviasi 1,884. Variabel Operating Cash Flow terdapat 100 buah dengan nilai terbesar 3,000 dan nilai terkecil -2,000 dengan rata-rata sebesar 3,24000 dan standar deviasi 5,22000. Data di atas menunjukan deskripsi data yang diteliti berdasarkan output penelitian. 2. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik terdiri dari empat pengujian : a. Uji Normalitas Data Berdasarkan ketentuan dari pengujian normalitas maka variabelvariabel yang diteliti haruslah mengikuti pola distribusi normal, dimana grafik mengikuti garis diagonalnya, adapun grafik data normalitas : Gambar 4.2 Pengujian Normalitas Data Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa data penelitian memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada nilai lxxii rata-rata dan median atau nilai plot PP terletak digaris diagonal, maka dapat dikatakan bahwa distribusi data return saham adalah normal. b. Uji Multikolinieritas Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus terbebas dari gejala multikolonearitas, gejala ini ditunjukan dengan korelasi antar variabel independen. Pengujian dalam uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) harus berada di bawah 10, hal ini akan dijelaskan sebagai berikut : Tabel 4.2 Coefficientsa Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant) 5.027 4.424 EVA 1.097 .323 EARNINGS .123 RI OCF Collinearity Statistics t Beta Sig. Tolerance VIF 1.136 .261 -1.237 -3.401 .001 .107 9.320 .156 .121 .790 .433 .605 1.654 .686 .229 .955 3.002 .004 .140 7.125 -1.401E-14 .000 .064 .422 .675 .617 1.621 a. Dependent Variable: RETURN Hasil Pengujian Multikolonearitas (Sumber: Data diolah) Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala multukolonieritas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai 10 maka data diatas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolonearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lxxiii lebih kecil dari 10, keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolonearitas. c. Uji Autokolerasi Dalam suatu pengujian, variabel independen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Adapun hasil uji autokolerasi, untuk melihat apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Tabel 4.3 Model Summaryb Change Statistics R Square Model Change F Change .191a 1 df1 3.366 df2 4 Sig. F Change 57 .015 Durbin-Watson 1.926 a. Predictors: (Constant), OCF, RI, EARNINGS, EVA b. Dependent Variable: RETURN Uji Autokolerasi (Sumber: Data diolah) Tabel di atas menyatakan bahwa nilai Durbin-Watson untuk variabel dependen return saham adalah sebesar 1,926, autokolerasi tidak terjadi bila nilai Durbin Watson masih berada di antara -2 sampai +2. d. Uji Heteroskedasitas Asumsi Heteroskedasitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tiadak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lainya. Adapun hasil uji heteroskedasitas. lxxiv Gambar 4.3 Uji Heteroskedasitas Terlihat bahwa penyebaran residual yang terjadi di atas tidak teratur dan tidak terbentuk suatu pola pada plot, yang membuktikan tidak terjadi homoskedastisitas atau persamaan tersebut memenuhi asumsi heteroskedastisitas. 3. Pengujian Hipotesis Untuk pengujian ini dibutuhkan sig dan t hitung, Tabel 4.4 Coefficientsa Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant) 5.027 4.424 EVA 1.097 .323 EARNINGS .123 RI OCF Collinearity Statistics t Beta Sig. Tolerance VIF 1.136 .261 -1.237 -3.401 .001 .107 9.320 .156 .121 .790 .433 .605 1.654 .686 .229 .955 3.002 .004 .140 7.125 -1.401E-14 .000 .064 .422 .675 .617 1.621 a. Dependent Variable: RETURN Uji Hipotesis (Sumber : Data diolah) lxxv Pengaruh variabel independen terhadap Return saham baik secara simultan maupun secara parsial. a. Parsial Uji statistik dilakukan dengan uji t, karena model regresi yang diuji adalah regresi linier berganda. Digunakan alpha 5%, untuk menerima atau menolak hipotesis. Lebih lanjut untuk mengetahui besar pengaruh masing-masing variabel pada model digunakan parameter koefisien determinasi. Adapun penjelasan dari hasil uji statistik t adalah sebagai berikut : 1) Variabel EVA, dengan nilai t hitung sebesar -3.401 > -2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.001 < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti hipotesis yang menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan EVA berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini EVA menjadi patokan dalam pengambilan keputusan suatu investasi oleh para investor. 2) Variabel Earnings, dengan nilai t hitung sebesar 0,790 < 2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.433 > 0.05), maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti hipotesis yang menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Earnings tidak berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini dikarenakan return saham berubah bukan berdasarkan kinerja perusahaan saja, tapi masih banyak pengaruh yang lebih besar lagi. lxxvi 3) Variabel Residual Income, dengan nilai t hitung sebesar 3,002 > 2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.004 < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti hipotesis yang menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Residual Income berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini dikarenakan Residual Income berpengaruh terhadap tolak ukur transaksi saham. 4) Variabel Operating Cash Flow, dengan nilai t hitung sebesar 0,422 < 2.000 atau nilai alpha lebih kecil dari 0.05 (0.675 > 0.05), maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti hipotesis yang menyatakan tolak ukur kinerja perusahaan Operating Cash Flow tidak berpengaruh nyata terhadap return saham terbukti. Hal ini dikarenakan OCF yang dihasilkan dalam penelitian ini kurang baik sehingga tidak berpengaruh terhadap return, bahkan pada penelitianpenelitian sebelumnya OCF tidak berpengaruh. b. Simultan Tabel 4.5 ANOVAb Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 21.349 4 5.337 Residual 90.369 57 1.585 111.718 61 Total F 3.366 Sig. .015a a. Predictors: (Constant), OCF, RI, EARNINGS, EVA b. Dependent Variable: RETURN UJi ANOVA (Sumber : Data diolah) lxxvii Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat dilihat nilai F hitung sebesar 3,366 dengan signifikan 0.015. Dengan mencari pada table F, diperoleh nilai F table 2,37. Dengan kondisi dimana F hitung lebih besar daripada F tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari alpha (0.05), maka dapat diambil kesimpulan adalah menolak H0 yang berarti H1 diterima dan koefisien regresi signifikan secara simultan. Kolom pertama dari uji ANOVA yaitu kolom regresi, adalah jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan dari model persamaan regresi, sedangkan kolom kedua yaitu residual adalah jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi. Variabel independen manakah yang paling berpengaruh terhadap return saham. Tabel 4.6 b Model Summary Adjusted R Model R 1 .437 R Square a Square .191 .134 Change Statistics Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson 1.2591347 .191 3.366 4 57 .015 a. Predictors: (Constant), OCF, RI, EARNINGS, EVA b. Dependent Variable: RETURN Variabel Independen yang paling berpengaruh (Sumber : Data diolah) Berdasarkan hasil yang telah diuji maka secara regresi berganda variabel independen hanya mempengaruhi return saham sekitar 13,4 % dengan hasil ini bisa dikatakan bahwa variabel independen dengsn kategori pengaruh yang lemah. Dan sisanya 86,6 % dipengaruhi oleh lxxviii 1.926 faktor-faktor lain yang mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap return saham. 4. Uji Regresi Linier Berganda Tabel 4.7 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Std. Error Collinearity Statistics t Beta Sig. Tolerance (Constant) 5.027 4.424 1.136 .261 EVA 1.097 .323 -1.237 -3.401 .001 EARNINGS .123 .156 .121 RI .686 .229 -1.401E-14 .000 OCF VIF .107 9.320 .790 .433 .605 1.654 .955 3.002 .004 .140 7.125 .064 .422 .675 .617 1.621 a. Dependent Variable: RETURN Pengujian Regresi Linier Berganda Sumber : Data diolah Dari tabel di atas dapat dirumuskan persamaan regresi berganda antara variabel independen dengan variabel dependen Y = 5,027 + 1,097 EVA+ 0,123 Earnings + 0,686 RI + (0,00000000001401) OCF Konstanta sebesar 5,027 menunjukan bahwa jika variabel EVA, RI, OCF dan Earnings bernilai nol maka nilai return adalah 5,027%. Koefisien regresi EVA sebesar 1,097 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 % EVA akan meningkatkan Return sebesar 1,097%. lxxix Koefisien regresi Residual Income sebesar 0,686 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 % Residual Income akan meningkatkan Return sebesar 0,686%. D. Interpretasi Dari hasil uji regresi berganda maka hasil yang didapat adalah yang paling berpengaruh dan signifikan adalah Economic Value Added dan Residual Income, hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan, 2004), hasil penelitianya adalah ada dua variabel yang berpengaruh yaitu earnings dan OCF. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan (Istiqomah, 2007), dalam hasil penelitianya terdapat dua variabel yang mempengaruhi return pemegang saham adalah EVA dan Earnings. Sedangkan dengan uji secara simultan didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dalam hal ini perbedaan antara hasil pengujian sebelumya dengan pengujian ini dikarenakan adalah perbedaan waktu penelitian dan sektor yang diteliti dan merubah variabel terikat dengan return saham, karena pada penelitian sebelumnya menggunakan variabel terikatnya dengan return pemegang saham. Sedangkan untuk return saham, bila dikaitkan dengan variabel yang berpengaruh dan signifikan yaitu EVA dan Residual Income adalah variabel yang mempengaruhi return saham dan return saham adalah salah satu patokan dari para pemegang saham untuk menanamkan modalnya untuk berinvestasi. Dan untuk memprediksi return dapat dilihat berdasarkan hasil EVA dan lxxx Residual Income. Maka para pemegang saham harus memperhitungkan EVA dan Residual Income sehingga dapat keuntungan yang lebih baik lagi. Dan EVA dan Residual Income menjadi suatu alat analisis dalam mencapai return yang baik pada saat ini. lxxxi BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pembahasan di atas maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian regresi berganda variabel independen terhadap variabel dependen Return Saham menunjukan bahwa dari empat variabel independen yang diteliti, yang terbukti berpengaruh signifikan baik secara parsial adalah Economic Value Added dan Residual Income yaitu sebesar 0.001 dan 0.004 sedangkan variabel lain tidak mempunyai pengaruh sama sekali. 2. Hasil pengujian secara simultan (Uji F) menjelaskan bahwa variabel Independen (EVA, RI, Earnings, OCF) secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham 3. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,191 dan nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (adjusted R Square) sebesar 0,134. Hal ini berarti 13,4 % dari return saham dapat dijelaskan oleh variabel (EVA, RI, Earnings, OCF). Sedangkan sisanya yaitu 86,6 % dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis model regresi penelitian. 4. Hasil pengujian regresi berganda bahwa variabel yang paling dominan adalah Economic Value added kemudian Residual Income lxxxii B. Saran Dan Implikasi Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan peneliti, penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih banyak yang perlu diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk penelitian-penelitian berikutnya, beberapa saran perlu ditambahkan guna penelitian yang lebih baik lagi, adapun saranya sebagai berikut : 1. Menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian sehingga dapat mencerminkan keadaan pasar yang sesungguhnya yang terjadi di Bursa Efek Indonesia. 2. Memperpanjang periode (waktu) Penelitian agar menambah jumlah data. 3. Menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi return sehingga dapat menjadi luas penelitian 4. Mencari teori yang relevan dengan keadaan sekarang Implikasi : Kemampuan perusaahaan menciptakan Economic Value Added yang lebih baik lagi dapat digunakan untuk menghadapai keadaan ekonomi global saat ini juga dapat meningkatkan keuntungan bagi para pemegang saham, para investor, manjer dan semua orang yang ikut dalam oprasi perusahaan, serta menambah nilai kemakmuran terhadap lingkungan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan sangat penting bagi kelangsungan pertumbuhan suatu perusahaan, maka perlu adanya evaluasi kinerja perusahaan lebih baik lagi dan perlu adanya kontrol yang ebih baik lagi agar tidak terulang kesalahan-kesalahan perusahaan di waktu yang lalu. lxxxiii Adapun penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu yang dimanfaatkan sesuai dengan tujuanya, yaitu: ¾ Bagi para pembaca diharapkan penelitian ini dapatmenambah pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung ¾ Bagi para investor diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambil keputusan dalam berinvestasi, sehingga menghasilkan keuntungan yag lebih baik lagi dan untuk mengetahui nilai tambah yang diciptakan dengan EVA dan juga mengetahui kinerja-kinerja perusahaan sehingga tidak salah dalam berinvestasi. lxxxiv DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono, ”Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2000 Astuti, Puji, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan Properti Yang Go Publik Di Bursa Efek”, Jakarta, 2004 Budie, Zvi Kane. Alex and Marcus, Alan. J, “Investment, 4th edition, Singapore, The Mc Graw-Hill Companies Inc, 2000 Febrian, Erie. ”Finnacial Value Added:Suatu Paradigma Dalam Pengukuran Kinerja Dan nilai Tambah Perusahaan”. Universitas Padjajaran, Bandung, 2005 Charles P.Jones, Investments”, Wiley, United State Of America, 2007 Ghozali, Imam.”Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang 2005 Hartono, “SPSS 16”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008 Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN Press, Jakarta, 2005. Istiqomah, “Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Yang Diterima Oleh Pemegang Saham” Universitas Islam Negeri Jakarta, 2007. James C, Van Horn, “Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta, 2001 Jogiyanto, Akt. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi Edisi 3, BPFE, Yogyakarta, 2003 lxxxv Keown, Arthur J. Martin, John D. Petti J. William. Scott Jr., David F, Prinsip “Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan”, New Jersey, Prentice Hall, 2002 Kurniawati, Indah, Analisa Pengaruh Pengumuman Earnings Terhadap Abnormal Return Dan Tingkat Likuiditas Saham”, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 2006 Lisa Linawati Utomo, Pengenalan Dalam Strategi Manajemen Risiko Perusahaan, Universitas Petra. Jakarta, 2000 Oktarina, “Spss 13.0 Untuk Orang Awam”, Maxikom, Palembang, 2006 Pradono, “Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Yang Diterima Oleh Pemegang Saham”, Universitas Kristen Petra, Jakarta, 2004 Ross, Westerfield, Jordan, Fundamental Of Corporation Finance”, McGraw-Hill Irwin, Boston, 2008 Sasongko, Noer, Nila Wulandari, “Pengaruh EVA Dan Rasio-rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham”, Universitas Muhamadiyah, Surakarta, 2006 Santoso, Singgih, “SPSS Statistik Parametrik”, Cetakan Pertama, Jakarta, PT Elexmedia Komputindo, 2000 Suad, Husnan, ”Pemilihan Portofolio Dan Analisis Sekuritas”, UPPAMP-YKPN, Yogyakarta, 2004 Suad, Husnan, “Manajemen Keuangan teori dan terapan”. BPFE, Yogyakarta, 2001 lxxxvi Tandelilin, Eduardus, ”Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio”, PT.BPFE, Yoogyakarta, 2001 Umu dan Irany, “Perbandingan Kinerja Keuangan”, Jakarta, 2002. lxxxvii lxxxviii