BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja sangat erat kaitannya dengan perkembangan psikis saat periode pubertas seiringi dengan perkembangan seksual. Kondisi ini menyebabkan remaja rentan terhadap masalah-masalah perilaku berisiko, seperti melakukan hubungan seks sebelum menikah, menjaga kebersihan alat genital dan penyalahgunaan napza, dengan risiko tertular penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. Permasalahan remaja tersebut perlu mendapat perhatian lebih khusus guna menjamin kualitas generasi muda mendatang. Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi, menjadikan remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu mengambil keputusan terbaik bagi dirinya, maka pelayanan konseling sangat diperlukan remaja. Atas dasar itulah Pemerintah Kabupaten Subang melalui Dinas Kesehatan Keluarga Berencana (BKKBN) membentuk pusat Pelayanan Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR) (BKKBN, 2010) Kelompok Remaja Putri adalah populasi yang berisiko terkena penyakit menular seksual, yang umumnya ditandai oleh gejala leukore, dan perlu mendapat perhatian khusus. Remaja putri memasuki masa pubertas ditandai dengan menstruasi dan pada sebagian remaja saat menjelang menstruasi mengalami leukore normal yang umumnya berwarna bening, tidak berwarna, tidak gatau atau berbau. Bila cairan berubah warna, berbau, dan gatal maka telah terjadi leukore patologis akibat peradangan atau infeksi pada alat genitalianya (Pribakti, 2004;Wijayanti, 2009). Leukore tidak hanya mengakibatkan kemandulan dan hamil di luar kandungan, tetapi juga merupakan gejala awal kanker serviks yang merupakan pembunuh nomor satu bagi wanita, dengan insidensi mencapai 100 per 100.000 penduduk per tahun (Iskandar, 2002). 1 2 Banyak remaja Indonesia yang tidak mengetahui bahaya leukore patologis sehingga menganggap leukore sebagai hal biasa dan rasa malu sehingga enggan berkonsultasi dengan dokter. BKKBN melaporkan bahwa 75% wanita di Indonesia pernah mengalami leukore minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% di antaranya mengalami leukore sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN, 2009). Data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2008 melaporkan bahwa dari 43,3 juta jiwa remaja usia 15-24 tahun di Indonesia berperilaku tidak sehat. Hasil penelitian dari salah satu SMA Negeri Semarang didapatkan 48 dari 50 siswi yang diwawancarai (96%) siswi yang mengalami leukore akibat ketidaktahuan tentang merawat organ genitalia eksterna 23 siswi (47,9%) dan ketidakseimbangan hormon 25 siswi (52,1%) (Wiwit, 2008). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku feminine hygiene terhadap insidensi leukorrhoea”. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengetahuan feminine hygiene remaja putri terhadap leukorrhoea. 2. Bagaimana sikap feminine hygiene remaja putri terhadap leukorrhoea. 3. Bagaimana perilaku feminine hygiene remaja putri terhadap leukorrhoea. 1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk: 1. Mengetahui tingkat pengetahuan feminine hygiene remaja putri tentang leukorrhoea. 2. Mengetahui bagaimana sikap feminine hygiene remaja putri terhadap terjadinya leukorrhoea. 3. Mengetahui perilaku feminine hygiene remaja putri terhadap leukorrhoea. 3 1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1. Manfaat Akademis Manfaat akademis dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menambah referensi gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya feminine hygiene. 1.4.2. Manfaat Praktis Bagi Tenaga Kesehatan, Karya Tulis Ilmiah ini sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap kesehatan reproduksi remaja dan mensosialisasikan pada masyarakat secara luas. Bagi Masyarakat, Karya Tulis Ilmiah ini sebagai upaya untuk menerapkan pengetahuan tentang feminine hygiene khususnya untuk remaja. 1.5 Landasan Teori Letak alat kelamin wanita secara anatomi lebih pendek dibandingkan alat kelamin pria. Akibatnya wanita lebih rentan terkena infeksi alat genital. Organ intim wanita seperti vagina sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Daerah genital cenderung lembab dan temperaturnya lebih tinggi yang merupakan tempat yang baik untuk berkembangbiaknya jamur dan bakteri patogen menyebabkan leukore (Prawirohardjo, 2007). Leukore sering dikaitkan dengan perubahan kadar keasaman daerah vagina, akibat pH vagina yang cenderung menjadi alkalis. Kadar keasaman vagina disebabkan oleh dua hal yaitu faktor interna dan eksterna. Faktor interna antara lain akibat pemberian antibiotik dan atau kortikosteroid, juga imunosupresan bagi penderita HIV positif. Faktor eksterna penderita diabetes mellitus, yaitu feminine hygiene yang buruk yang dipengaruhi oleh keadaan alat genital yang lembab, rutinitas penggunaan sabun pembersih, cara membersihkan alat genital yang salah yaitu dari belakang ke depan, rentan penggunaan pembalut dan pantyliners yang terlalu lama, penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat, hubungan seks yang tidak aman (pasangan seks yang berganti-ganti, pasangan penderita IMS), menggunakan toilet umum yang tidak bersih (Zubier.F, 2002). 4 Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku feminine hygiene menurut L.Green (1980) dalam Notoadmodjo bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh predisposing (faktor pendahulu) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai dari seseorang, enabling factor (faktor pemungkin) yaitu tingkat pendapatan dan ketersediaan sarana kebersihan, dan reinforcing factor (faktor penguat) yaitu pengaruh teman sebaya, media massa, pembinaan tenaga kesehatan. Dari analisis green bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh predisposing (faktor pendahulu) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap dan perilaku. 1.6. Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey analitik, dengan rancangan cross sectional menggunakan instrumen kuesioner dengan sistem skoring. 1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.7.1 Lokasi Penelitian Bertempat di sebuah SMA Negeri Kota Subang Provinsi Jawa Barat dan Universitas Kristen Maranatha Bandung. 1.7.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 – Juli 2012.