BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obligasi 2.1.1 Pengertian Obligasi

advertisement
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obligasi
2.1.1
Pengertian Obligasi
Obligasi merupakan surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh
pemerintah atau perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak yang berhutang,
yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar
bunga secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap (Yuliana, dkk.
2011). Bursa Efek Indonesia mendefinisikan bahwa obligasi sebagai surat
utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi
janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga
pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Sedangkan menurut Yulianingsih (2010) menyatakan bahwa obligasi
pada dasarnya merupakan surat pengakuan hutang atas pinjaman yang
diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat pemodal. Obligasi
juga sebagai alternatif investasi yang dapat memberikan pendapatan tetap
dengan waktu yang telah ditentukan kepada investor.
13
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
14
2.1.2
Klasifikasi Investasi Obligasi
Tujuan dari penjualan obligasi kepada investor salah satunya agar
pemerintah dan perseroan memperoleh pinjaman uang. Uang yang mereka
dapatkan ketika menerbitkan obligasi, atau dijual kepada publik merupakan
jumlah dari uang yang dipinjam. Imbalan yang akan didapatkan oleh
pemerintah atau perseroan berupa persetujuan untuk memberikan bayaran
dengan jumlah tertentu kepada pemegang obligasi atau pemberi pinjaman
(kreditur). Kupon merupakan pembayaran bunga tetap tiap tahun hingga
obligasi tersebut jatuh tempo untuk pemilik obligasi. Sehingga utang tersebut
akan dilunasi pada saat jatuh tempo, pemegang obligasi akan memperoleh
bayaran dari peminjam berupa nilai nominal atau nilai muka obligasi (face
value).
Menurut Keown et al. (2001) dalam Pertiwi (2013) menyatakan bahwa
obligasi memiliki klasifikasi yang penting diantaranya yaitu:
a. Klaim terhadap Aset dan Pendapatan Perusahaan
Bila perusahaan penerbit obligasi bangkrut, maka klaim terhadap
utang secara umum, termasuk obligasi, mendapat kehormatan untuk
didahulukan haknya daripada saham maupun saham prefer. Namun,
utang-utang yang berbeda itu mempunyai urutan dalam pelunasanya.
Obligasi juga memiliki klaim terhadap pendapatan yang didahulukan dari
saham biasa dan saham prefer. Secara umum jika suku obligasi tidak
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
15
dibayar, dewan obligasi dapat menyatakan bahwa perusahaan penerbitnya
bangkrut.
b. Nilai Pari
Nilai pari obligasi adalah nilai nominal yang tertera pada lembar
obligasi yang akan dikembalikan kepada pemegang obligasi pada saat
jatuh tempo. Tidak dinyatakan dalam jumlah melainkan dalam persentase
atas nilai nominalnya.
c. Tingkat Suku Bunga Kupon
Tingkat suku bunga kupon dari suatu obligasi menunjukan besarnya
presentase terhadap nilai pari obligasi yang akan dibayar setiap tahun
sebagi bunga.
d. Periode Jatuh Tempo
Periode jatuh tempo adalah lamanya waktu hingga pihak penerbit
obligasi membayarkan kembali nilai pari obligasi kepada para pemilik
obligasi yang sekaligus akan mengakhiri masa berlakunya.
e. Indenture
Indenture adalah dewan perjanjian legal antara perusahaan penerbit
obligasi dengan dewan atau wali obligasi yang mewakili para pemilik atau
pembeli obligasi tersebut. Didalamnya termuat berbagai ketentuan utangpiutang, termasuk penjelasan mengenai obligasi itu sendiri, hak-hak para
pemilik obligasi, hak-hak perusahaan atau pihak penerbit, serta tanggung
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
16
jawab dewan. Dewan obligasi, biasanya sebuah bank komersial atau
institusi keuangan yang diserahi tugas untuk mengawasi hubungan antar
penerbit dan pemilik obligasi, melindungi kepentingan para pemilik
obligasi, serta menjamin dilaksanakanya segenap ketentuan yang telah
disepakati.
f. Tingkat Penghasilan Sekarang
Tingkat penghasilan sekarang dari suatu obligasi adalah rasio
pembayaran bunga tahunan terhadap harga obligasi pada saat sekarang
dipasaran.
2.1.3
Jenis-jenis Obligasi
Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak perjanjian
obligasi (bond indenture) antara pembeli dan penjual obligasi. Perjanjian
tersebut menentukan adanya macam-macam obligasi yang terdiri dari
beberapa bagian diantaranya adalah:
a. Berdasarkan penerbit obligasi (Issuer)
Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi atas tiga jenis yaitu:
1) Obligasi pemerintah
yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
2) Obligasi perusahaan milik Negara (state owned company)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
17
Contoh penerbit obligasinya adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa
marga, Pegadaian, Pelabuhan Indonesia, dan lain-lain
3) Obligasi perusahaan swasta
Contoh penerbit obligasinya adalah Astra Internasional, Bank
Internasional Indonesia, Citra Marga Nusaphala Persada, Bank
Modern, Multiland, Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra development,
Tjiwi Kimia, dan lain-lain.
b. Berdasarkan sistem pembayaran bunga
Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi
atas dua jenis yaitu:
1) Obligasi Kupon (Coupon Bond)
Obligasi kupon (coupon bond) yaitu obligasi yang bunganya
dibayarkan secara periodik, ada yang setiap triwulan, semesteran,
atau tahunan. Pada surat obligasi terdapat bagian yang dapat dirobek
untuk mengambil bunga obligasi tersebut. Bagian inilah yang
disebut kupon obligasi. Jadi kupon obligasi adalah bagian yang
istimewa dari suatu obligasi yang mendefinisikan jumlah bunga
tahunan. Setiap 1 kupon melambangkan 1 kali bunga yang dapat
diambil.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
18
2) Obligasi tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)
Lain halnya dengan coupon bond, zero coupon bond tidak
mempunyai kupon, sehingga investor tidak akan menerima bunga
secara periodik, tetapi bunga langsung dibayarkan sekaligus pada
saat pembelian.
c. Berdasarkan tingkat bunganya
Berdasarkan tingkat bunga ada 3 jenis obligasi, yaitu:
1) Obligasi dengan Bunga Tetap (Fixed Rate Bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi
dan tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
2) Obligasi dengan Bunga Mengambang (Floating Rate Bond)
Bunga pada obligasi ini dietapkan pada waktu pertama kali
untuk kupon pertama, sedangkan pada waktu jatuh tempo kupon
pertama akan ditentukan tingkat bunga untuk kupon berikutnya,
demikian seterusnya. Biasanya obligasi dengan bunga mengambang
ini ditentukan relatif terhadap suatu patokan suku bunga misalnya
1% diatas JIBOR (Jakarta Inter Bank Offering Rate), 1,5% diatas
LIBOR (London Bank Offering Rate).
3) Obligasi dengan Bunga Campuran (Mixed Rate Bond)
Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga tetap
dan bunga mengambang. Bunga tetap ditetapkan untuk periode
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
19
tertentu biasanya pada periode awal, dan periode selanjutnya
bunganya mengambang.
d. Berdasarkan jaminannya
Berdasarkan jaminannya ada 5 jenis obligasi yaitu:
1) Collateral
Perusahaan penerbit membuat suatu janji, apabila pada saat
jatuh tempo obligasi perusahaan penerbit tidak dapat membayar nilai
nominal obligasi maka perusahaan penerbit menyediakan sejumlah
asset milik perusahaan sebagai jaminan. Hal tersebut akan
memperkuat tingkat kepercayaan pemodal, yang menjamin bahwa
pemodal tidak akan mengalami kerugian.
2) Debenture
Dalam tipe obligasi ini, perusahaan penerbit obligasi tidak
menjamin dengan aktiva tertentu, tetapi dijamin oleh tingkat
likuiditas perusahaan. Pemodal berharap bahwa perusahaan dapat
mencapai laba untuk membayar bunga dan nilai nominal obligasi.
3) Subording Debenture
Dalam
perjanjian
kontrak
obligasi,
pemegang
obligasi
diklasifikasikan berdasarkan siapa yang akan dibayar terlebih
dahulu. Jika perusahaan bangkrut, siapa yang paling mendapat
prioritas untuk dibayar terlebih dahulu. Tipe Subording Debenture
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
20
dibayar setelah debenture. Oleh karena itu, Subording Debenture
merupakan obligasi yang mempunyai risiko tinggi.
4) Obligasi pendapatan (Income Bonds)
Obligasi tipe ini, tidak dijamin dengan asset tertentu. Disamping
itu, perusahaan penerbit tidak mempunyai kewajiban membayar
bunga secara periodik kepada pemegang obligasi. Dalam obligasi,
perusahaan akan membayar bunga apabila laba yang dicapai cukup
untuk membayar bunga. Perusahaan penerbit tidak mempunyai
utang bunga apabila periode yang berlalu tidak mampu membayar
bunga.
5) Obligasi Hipotek (Mortgage)
Obligasi tipe ini dijamin dengan aset tertentu dan aset yang
dijadikan agunan disebutkan secara jelas. Aset tersebut merupakan
aset yang tidak bergerak misalnya, tanah dan gedung. Apabila
perusahaan menepati janjinya, agunan tersebut dapat dijual untuk
menutupi kewajiban perusahaan tersebut. Dalam obligasi tipe ini,
asset perusahaan yang baru secara langsung menjadi agunan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
21
2.1.4
Manfaat Obligasi
Obligasi memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
a. Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak dipengaruhi
harga pasar obligasi.
b. Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima,
sebab dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak
yang akan diterima pemegang obligasi.
c. Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obligasi dari
kemungkinan terjadinya inflasi.
d. Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk membeli
instrumen aktiva lain.
2.1.5
Kelemahan Obligasi
Berbagai bentuk kelemahan obligasi sangat bervariasi, tergantung pada
stabilitas suatu perekonomian Negara. Berikut ini kelemahan dari obligasi:
a. Tingkat bunga. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi
mempunyai hubungan negatif, apabila harga obligasi naik maka tingkat
bunga akan turun, dan sebaliknya.
b. Obligasi merupakan instrumen keuangan yang sangat konservatif,
sehingga menghasilkan yield yang cukup baik, dengan resiko rendah.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
22
c. Tingkat likuidasi obligasi rendah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga
obligasi, khususnya apabila harga obligasi menurun.
d. Resiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada
persyaratan penarikan obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi
sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premi.
e. Resiko kecurangan. Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah
likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami
kebangkrutan maka pemegang obligasi akan menderita kerugian.
2.1.6
Peringkat Obligasi
Sebuah perusahaan atau emiten yang akan mengeluarkan obligasi sangat
mengharapkan agar pemilik modal tertarik untuk berinvestasi diperusahaan
tersebut. Tetapi pemilik modal juga tentunya harus memperhatikan peringkat
obligasi perusahaan yang menawarkan obligasinya. Peringkat merupakan
adanya pernyataan yang berisi tentang keadaan pemilik hutang mengenai
kemungkinan yang akan dilakukan berkaitan dengan utang yang dimikinya.
Peringkat dijadikan indikator penting dalam membeli obligasi dikarenakan
dapat digunakan sebagai strategi bagi investor dalam mengambil keputusan
apakah akan membeli obligasi atau tidak membeli obligasi perusahaan
tersebut.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
23
Pemeringkatan obligasi memiliki tujuan untuk memberikan informasi
akurat berupa peringkat mengenai posisi bisnis perusahaan dan kinerjanya
yang menerbitkan obligasi kepada calon investor . Perusahaan juga memiliki
manfaat lain dari adanya peringkat obligasi, jika peringkat yang didapatkan
perusahaan baik dengan sendirinya akan menjadi sarana promosi untuk
menarik investor untuk berinvestasi karena memiliki kepercayaan diri
dengan peringkat yang dimiliki.
Peringkat obligasi merupakan skala resiko dari semua obligasi yang
diperdagangkan milik perusahaan yang menerbitkan obligasi. Semua
perusahaan yang menerbitkan obligasi wajib memiliki peringkat obligasi.
Peringkat dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat, dan perusahaan
peringkat harus mendapat izin resmi dari pemerintah. Lembaga pemeringkat
sekuritas utang atau obligasi di Indonesia ada dua yaitu PT. PEFINDO
(Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating Indonesia.
Pemeringkatan berbagai perusahaan tidak akan dilakukan secara bersamaan
atau serentak tetapi pemeringkatan akan diberikan sesuai dengan perjanjian
yang
telah
disepakati
masing-masing
perusahaan
dengan
lembaga
pemeringkat secara terpisah. Lembaga peringkat juga akan memberikan
peringkat obligasi setiap satu tahun sekali selama obligasi tersebut belum
lunas. Peringkat dan penjelasan peringkat utang perusahaan yang dikeluarkan
PT Pefindo adalah sebagai berikut:
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
24
Tabel 2.1 Definisi Peringkat Obligasi PT Pefindo
Peringkat
Keterangan
AAA
Efek utang dengan peringkat AAA merupakan efek utang
peringkat tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh
kemampuan obligor yang superior relatif di banding entitas
Indonesia lainya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka
panjang sesuai dengan yang diperjanjikan.
AA
Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit
sedikit dibawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan
obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial
jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relatif
dibandingkan dengan entitas Indonesia lainya.
A
Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan
obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia lainya
untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai
dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap
perubahan yang merugikan.
BBB
Efek utang dengan BBB didukung oleh kemempuan obligor
yang memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia
lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial, namun
kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh keadaan bisnis dan
perekonomian yang merugikan.
BB
Efek utang dengan peringkat BB menunjukan dukungan
kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibandingkan
dengan entitas lainya untuk memenuhi kewajiban potensial
jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka
terhadap keadaan bisnis yang tidak menentu.
B
Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter
perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor masih
memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial
jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis
dari perekonomian yang merugikan akan memperburuk
kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban finansialnya.
CCC
Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan efek utang yang
tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta
hanya tergantung kepada perbaikan keadaan ekternal.
D
Efek utang dengan peringkat D menandakan efek utang yang
macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha.
Sumber : www.pefindo.com
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
25
Darmadji dan Fakhruddin (2001) menyatakan bahwa peringkat obligasi
dengan tanda tambah (+) atau kurang (-) dapat dicantumkan dengan
peringkat mulai dari AA hingga CC. Tanda tambah menunjukan bahwa
kategori peringkat lebih mendekati kategori peringkat diatasnya. Tanda
kurang berarti bahwa suatu kategori peringkat tetap lebih baik dari kategori
peringkat dibawahnya walaupun semakin mendekati. Jadi rating dengan
tanda (+) atau (-) berpeluang dinaikan atau tidak tergantung pada outlook.
Jika outlook bernilai positif artinya berpeluang dinaikan pada periode rating
mendatang, stabil artinya akan tetap dan negatif artinya akan berpeluang
diturunkan pada periode rating berikutnya.
Menurut Ang (1997) dalam Ikhsan (2012) menyatakan bahwa
pemeringkatan dibagi atas 2 jenis yaitu corporate rating dan securities
rating. Corporate rating adalah pemeringkatan yang dilakukan untuk menilai
suatu perusahaan secara menyeluruh, sedangkan securities rating adalah
pemeringkatan yang dilakukan terhadap suatu produk efek yang dikeluarkan
oleh perusahaan. Pemeringkatan suatu obligasi ini sangat berguna bagi
investor obligasi, karena dengan adanya rating maka para investor tidak
perlu lagi melakukan proses evaluasi yang membosankan dan membutuhkan
kerja keras sendiri-sendiri.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
26
2.1.7
PT.PEFINDO
Peringkat obligasi dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat obligasi. Di
Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkatan obligasi yaitu PT. PEFINDO
(Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating. Perbedaan
antara PT. PEFINDO dengan PT. Kasnic Credit Rating yaitu Pefindo dapat
mempublikasikan peringkat obligasi setiap bulan sedangkan Kasnic tidak
dapat mempublikasikan peringkat obligasi setiap bulan, disebabkan karena
banyaknya perusahaan yang menggunakan jasa PEFINDO dibandingkan
dengan Kasnic dalam proses untuk pemeringkatan obligasi.
PT. Pemeringkatan Efek Indonesia (PT. PEFINDO) didirikan di Jakarta
pada tanggal 21 Desember 1993 oleh BAPEPAM (Badan Pengawas dan
Pelaksana Pasar Modal) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 13 Agustus 1994,
PEFINDO mendapatkan surat ijin operasi (No. 39/PM-PI/ 1994) dari
BAPEPAM dan menjadi salah satu dari institusi pembantu dari bursa efek
Indonesia. Fungsi utama dari PEFINDO adalah menyediakan secara objektif,
bebas dan rating terpercaya didalam risiko kredit dari penerbitan umum
obligasi dalam aktivitas peratingan. Selain aktivitas pemeringkat PEFINDO
melanjutkan untuk memproduksi dan mempublikasikan informasi kredit yang
berhubungan dengan hutang. Produk publikasi meliputi opini kredit didalam
perusahaan besar yang menerbitkan obligasi dan underlying sektor.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
27
Berikut ini beberapa rating obligasi yang dikeluarkan oleh PT Pefindo
(Pemeringkat Efek Indonesia), dengan menggunakan ordinal yang diukur
berdasarkan kode 1-20, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.2 Kategori Peringkat Obligasi
Pemeringkat Obligasi
Skala
AAA
20
AA+
19
AA
18
AA17
A+
16
A
15
A14
BBB+
13
BBB
12
BBB11
Sumber : www.pefindo.com
Pemeringkat Obligasi
BB+
BB
BBB+
B
BCCC+
CCC
CCCD
Skala
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2.2 Perusahaan Non Perbankan
Perusahaan non perbankan atau Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah
badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, secara langsung
ataupun tidak langsung, menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali kepada masyarakat untuk kegiatan produktif.
1. Usaha – Usaha yang dilakukan LKBB antara lain:
a.
Menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan kertas berharga.
b. Sebagai perantara untuk mendapatkan kompanyon (dukungan dalam
bentuk dana) dalam usaha patungan.
c. Perantara untuk mendapatkan tenaga ahli
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
28
2. Jenis – Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank :
a. Perusahaan Asuransi : perusahaan yang memberikan jasa-jasa dalam
penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung
jawab hukum pada pihak ketiga karena peristiwa ketidakpastian
b. Perusahaan Dana Pensiun ( TASPEN ) : badan hukum yang mengelola
dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pension.
c. Koperasi Simpan Pinjam : menghimpun dana dari masyarakat dan
meminjamkan kembali kepada anggota atau masyarakat.
d. Bursa Efek / Pasar Modal : tempat jual beli surat-surat berharga, salah
satunya yaitu obligasi. Obligasi adalah surat berharga yang merupakan
instrumen utama perusahaan.
e. Pegadaian : suatu usaha yang memberikan pinjaman bagi nasabah dengan
jaminan barang
2.3 Faktor Keuangan yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
Perbandingan antar data dengan unsur-unsur yang terdapat di laporan laba
rugi dan neraca disebut dengan rasio keuangan. Investor dalam melakukan
penilaian utang dan risiko default obligasi sangat dibantu dengan adanya
peringkat
obligasi.
Peringkat
obligasi
mengambarkan
risiko
berupa
ketidakmampuan emiten dalam membayar dan melunasi kewajiban selama umur
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
29
obligasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi pada
penelitian ini adalah:
2.3.1
Profitabilitas
Menurut Septyawati (2013) menyatakan bahwa profitabilitas dapat
digunakan untuk mengukur seberapa efektif keberhasilan perusahaan dalam
memperoleh laba atau keuntungan pada tingkat penjualan, asset, modal dan
sumber dana yang dimilikinya. Profitability dapat memberikan gambaran
secara efektif kegiatan operasi perusahaan sehingga memberikan keuntungan
bagi perusahaan. Hasilnya dapat ditunjukan dari penjualan dan pendapatan
investasi dengan memperoleh laba.
Sedangkan menurut Mamduh dan Halim (2000) dalam Pakarinti dan
Meiranto (2009) menyatakan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas)
pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Investasi dalam
bentuk obligasi secara langsung sebenarnya tidak berpengaruh oleh
profitabilitas perusahaan, karena tetap menerima sebesar tingkat bunga yang
telah ditentukan. Akan tetapi para analis tetap tertarik terhadap profitabilitas
perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya indikator
yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
30
Menurut Sartono (2010) rasio profitabilitas dapat diproksikan dengan
menggunakan:
1.
2.
3.
4.
2.3.2 Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
suatu kewajiban keuanganya yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo.
Current ratio dan Acid Test Ratio dapat digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas
perusahaan.
Perusahaan
yang
mampu
melunasi
kewajiban
keuangannya dalam jangka pendek itu berarti bahwa perusahaan dalam kondisi
likuid, dikarenakan aktiva lancar yang perusahaan miliki mampu untuk
melunasi kewajiban jangka pendek. Tingkat kemampuan perusahaan dalam
pelunasan kewajiban jangka pendek secara tidak langsung mempengaruhi
penulasan obligasi atau kewajiban jangka panjang yang baik. Dapat dikatakan
bahwa tingkat likuiditas yang tinggi dapat mempengaruhi peringkat obligasi
yang baik.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
31
Menurut Pertiwi (2013) indikator terbaik untuk menilai sejauh mana
perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya dapat diubah menjadi kas dengan
cepat melunasi utang perusahaan yaitu dengan menggunakan sekala ukur
Current Ratio. Sedangkan menurut Sartono (2010) rasio likuiditas dapat
diproksikan dengan current ratio dan quick ratio. Adapun rumus dari masingmasing proksi adalah sebagai berikut:
1.
2.
2.3.3 Ukuran Perusahaan
Total asset, penjualan, dan ekuitas dapat digunakan untuk mengukur
perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang digunakan untuk
menunjukan besar kecilnya perusahaan tersebut. Besar kecilnya perusahaan
mampu melihat seberapa besar resiko yang mungkin akan di terima.
Perusahaan yang besar memiliki resiko yang lebih kecil sedangkan perusahaan
yang kecil memiliki kemungkinan untuk memperoleh resiko yang lebih besar.
Besarnya perusahaan akan semakin dikenal oleh masyarakat sehingga investor
lebih yakin dengan banyaknya informasi yang dapat diperolehnya itu dapat
mengurangi resiko perusahaan yang menerbitkan obligasi.
Menurut Sejati (2010) menyatakan bahwa pengukuran variabel ukuran
perusahaan dalam penelitian menggunakan proksi logaritma natural total aset
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
32
pada saat mengemisi obligasi. Maka total aset ditranformasikan ke dalam
bentuk logaritma natural sebagai berikut:
2.4 Faktor Non Keuangan yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
2.4.1
Reputasi Auditor
Laporan keuangan diaudit oleh auditor eksternal, dengan maksud agar
auditor dapat memberikan pendapatnya apakah laporan tersebut telah
disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Certified Public Accountant
(CPA) akan diberikan kepada auditor independen yang telah lulus sehingga
auditor dapat mengaudit laporan keungan perusahaan. Penyajian laporan
keuangan dapat disajikan dengan informasi yang andal dan terbebas dari
praktek kecurangan akuntansi apabila dilakukan oleh auditor ekternal karena
adanya mekanisme pengendalian terhadap manajemen perusahaan. Reputasi
auditor adalah sebuah nama baik dan citra yang diperoleh dengan proses kerja
yang baik pula, dilihat dari kepercayaan yang klien berikan kepada auditor
mengenai tanggung jawabnya sebagai seorang auditor. Menurut Arens, dkk.
(2012) dalam Thamida dan Lukman (2013) menyatakan bahwa ada empat
kategori ukuran untuk mengelompokan Kantor Akuntan Publik, diantaranya
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
33
yaitu Big Four International Firm, National Firm, Regional and large local
firm dan small local firms.
Allen (1994) dalam Winardi (2013) menyatakan bahwa penggunaan
informasi keuangan merasa bahwa auditor Big Eight memberikan kualitas
audit yang lebih baik bagi perusahaan dan pemerintah daerah. Reputasi
auditor yang baik adalah auditor yang berafiliasi dengan kantor akuntan
publik (KAP) besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four
Worldwide Accounting Firm. Berdasarkan reputasinya KAP dikategorikan
menjadi dua yaitu:
a. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four tahun 2011:
1) KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja afiliasi dengan Ernst &
Young.
2) KAP Osman Bing Satrio & Rekan afiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu.
3) KAP Siddharta & Widjaja afiliasi dengan KPMG.
4) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan serta KAP Haryanto Sahari &
dan Rekan afiliasi dengan Price Waterhouse Coopers.
b. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four tahun 2012:
1) KAP Purwantono, Suherman & Surja (PSS) afiliasi dengan Ernst &
Young.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
34
2) KAP Osman Bing Satrio dan rekan afiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu.
3) KAP Siddharta & Widjaja (Tohana Widjaja) afiliasi dengan KPMG.
c. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four tahun 2013:
1) KAP Purwantono, Suherman & Surja afiliasi dengan Ernst & Young.
2) KAP Osman Bing Satrio dan Eny afiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu.
3) KAP Siddharta & Widjaja afiliasi dengan KPMG.
4) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan afiliasi dengan Price
Waterhouse Coopers.
d. KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four.
2.4.2
Umur Obligasi
Tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran
kembali pokok atau nominal obligasi yang dimiliknya atau yang disebut
dengan umur obligasi (maturity). Periode jatuh tempo obligasi bervariasi
mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang jatuh tempo
dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki
resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode
jatuh tempo dalam waktu 5 tahun (Yulianingsih, 2010).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
35
Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih
panjang dikarenakan risiko yang akan didapat juga akan semakin besar. Oleh
sebab itu umur obligasi yang pendek lebih menunjukan peringkat obligasi
yang investment grade. Jatuh tempo obligasi yang panjang secara umum akan
memperoleh kupan dan bunga yang tinggi pula.
2.5
Penelitian Terdahulu
Mengkaji beberapa penelitian terdahulu mengenai faktor keuangan dan non
keuangan terhadap peringakat obligasi dengan menunjukan hasil yang berbedabeda, diantaranya adalah penelitian dari Thamida dan Lukman (2013) yang
meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi.
Variabel yang diuji adalah Capitalization, profitabilitas, likuiditas, reputasi
auditor dan capitalization yang diproksikan dengan peringkat obligasi
PT.PEFINDO. Sampel yang diambil adalah pada industri perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2012. Hasil penelitian yang
didapat adalah 5 (lima) variabel yang diuji terdapat tiga variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi diantaranya yaitu variabel
Capitalization, reputasi auditor, dan capitalization yang diproksikan dengan
primary ratio dan reputasi auditor memiliki pengaruh dalam pentuan peringkat
obligasi oleh PT. PEFINDO dan dua variabel lainya seperti profitabilitas, dan
likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
36
Septyawanti (2013) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat
obligasi dengan menggunakan variabel
konservatisme akuntansi, leverage,
liquidity, dan profitability. Sampel yang diambil sebanyak 75 perusahaan nonperbankan tahun 2008-2010. Dengan menggunakan regresi logistik didapatkan
hasil penelitian bahwa yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi adalah
leverage dan profitability.
Yuliana, ddk. (2011) meneliti variabel ukuran perusahaan (size), leverage,
profitability, activity, market value ratio, umur obligasi (maturity), jaminan
(secure), dan reputasi auditor. Sampel yang diambil adalah perusahaan
keuangan yang di peringkat oleh PT.PEFINDO periode April 2009 dan 2010.
Dengan hanya meneliti dengan rentan waktu dua tahun diperoleh hasil
penelitian yang menyatakan bahwa hanya 4 variabel dari 8 variabel yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi yaitu ukuran
perusahaan (size), profitability, jaminan (secure), dan reputasi auditor.
Siswanto,dkk. (2013) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
peringkat obligasi dengan variabel independen growth, ukuran perusahaan
(size), profitabilitas, likuiditas, umur obligasi, jaminan, dan reputasi auditor.
Sampel yang digunakan adalah perusahaan BUMN pada periode 2009-2012.
Pengukuran umur obligasi dilakukan dengan variabel dummy, yaitu kategori 1
untuk obligasi yang mempunyai umur antara 1-5 tahun dan kategori 0 untuk
obligasi yang mempunyai umur lebih dari 5 tahun. Hasil penelitian menyatakan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
37
bahwa hanya growth dan jaminan yang berpengaruh positif terhadap peringkat
obligasi. Sedangkan ukuran perusahaan (size), profitabilitas, likuiditas, umur
obligasi, reputasi auditor tidak berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
Yulianingsih (2010) menguji variabel likuiditas (CR), profitabilitas (ROA),
leverage (DER), size perusahaan, produktivitas (STA), dan umur obligasi untuk
mendapatkan hasil tentang faktor yang berpengaruh terhadap prediksi peringkat
obligasi. Sampel yang digunakan adalah perusahaan perbankan 2006-2010.
Hasil penelitian tersebut adalah hanya variabel likuiditas dan leverage yang
tidak berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi.
2.6
Kerangka Pemikiran
Salah satu instrumen keuangan yang diperjualbelikan dipasar modal adalah
obligasi. Obligasi di terbitkan oleh perusahaan maupun pemerintah kepada
pembeli atau pemilik obligasi (investor) berupa surat tanda kontrak hutang
jangka panjang. Investor yang akan membeli obligasi sebelumnya harus
memperhatikan risiko yang terkandung dalam suatu obligasi. Dengan begitu
investor dapat melihat peringkat dari obligasi untuk menilai risiko obligasi
tersebut.
Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori diatas, maka yang akan
digunakan menjadi variabel-variabel dalam penelitian ini di bagi menjadi dua
yaitu faktor keuangan berupa profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
38
sedangkan faktor non keuangannya ada reputasi auditor dan umur obligasi
sebagai variabel independen. Peringkat obligasi sebagai variabel dependen.
Oleh sebab itu kerangka pemikiran yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Profitabilitas (X1)
H1+
Likuiditas (X2)
H2+
Ukuran Perusahaan (X3)
H3+
H4 +
Reputasi Auditor (X4)
Peringkat Obligasi
(Y)
H5-
Umur Obligasi (X5)
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
2.7
2.7.1
Perumusan Hipotesis
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.
Menurut Prabowo dan Sujipto (2012) salah satu indikator penting yang harus
diperhatikan dalam menilai peringkat obligasi dimasa mendatang adalah
dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
39
ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui investasi yang akan
dilakukan investor disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai
dengan tingkat yang disyaratkan investor, salah satunya dengan menggunakan
ROA.
ROA digunakan untuk mengukur prifitabilitas karena mampu mengukur
efektivitas
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan
dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA juga memiliki pengaruh positif
terhadap pertumbuhan laba karena rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu
Yuliana, dkk. (2011).
Rasio profitabilitas yang tinggi menunjukan semakin baik kemampuan
perusahaan dalam membayar bunga periodik dan melunasi pokok pinjaman
sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan (Winardi, 2013).
Hal itu juga dikemukakan oleh Yuliana (2011) yang menyatakan bahwa
semakin
tinggi
tingkat
profitabilitas,
maka
semakin
rendah
risiko
ketidakmampuan membayar atau default risk, dan semakin baik peringkat
yang berkaitan terhadap perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka
dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut.
H₁ : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi
perusahaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
40
2.7.2
Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan
sumber jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin
tinggi kemampuan perusahaan membayar utang-utang jangka pendeknya.
dengan aset lancar yang lebih tinggi dari utang lancar, perusahaan mempunyai
kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek kepada investor tepat
pada waktunya (Alfiani, 2013).
Menurut Maharti (2011) apabila kemampuan melunasi utang jangka
pendek baik maka setidaknya kemampuan perusahaan untuk melunasi utang
jangka panjang juga baik. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan keuangan
perusahaan yang baik, dengan terlunasinya kewajiban jangka pendek maka
mengindikasi bahwa kewajiban jangka panjang juga dapat terpenuhi.
Penelitian yang dilakukan oleh Almalia, dkk. (2007) dalam Hedianto dan
Wijaya (2010) mengkonfirmasi bahwa likuiditas berhubungan positif dengan
prediksi peringkat obligasi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
dikembangkan hipotesis sebagai berikut.
H₂ : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi
perusahaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
41
2.7.3
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam
hubunganya dengan struktur perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan
besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukan oleh total aktiva, jumlah
penjualan, rata-rata total penjualan, dan rata-rata aktiva. Jika total aktiva,
jumlah penjualan, atau ekuitas tersebut besar, maka logaritme terhadap
jumlah tersebut dapat digunakan sebagai penelitian (Alfian, 2013).
Menurut Prabowo dan Sutjipto (2012) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan mempunyai korelasi positif terhadap peringkat obligasi. Didukung
dengan pernyataan dari Yuliana (2011) yang menyatakan bahwa perusahaan
kecil lebih memiliki risiko yang besar dibandingkan dengan perusahaan besar.
Aset yang dimiliki perusahaan besar relatif lebih besar jumlahnya sehingga
dengan aset tersebut dapat digunakan untuk jaminan membayar obligasi. Oleh
karena itu perusahaan yang besar diasumsikan memiliki kemampuan untuk
melunasi kewajiban obligasi, sehingga peringkat obligasi menjadi lebih baik.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai
berikut.
H₃ : Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat
obligasi perusahaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
42
2.7.4
Reputasi Auditor
Reputasi auditor dilakukan pengujian karena memiliki argumen yang
mendukung salah satunya yaitu semakin tinggi reputasi auditor maka akan
memberikan hasil audit yang dapat dipercaya sehingga semakin kecil
kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan. Perusahaan yang diaudit oleh
KAP the big 4 sebagian besar memiliki kualitas yang lebih baik karena
semakin baik reputasi auditor maka akan mempengaruhi peringkat obligasi
(Sejati, 2010).
Winardi (2013) menyatakan bahwa auditor eksternal dapat menjadi
mekanisme pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan
informasi keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan
akuntansi. Yuliana (2011) juga berpendapat bahwa dengan begitu investor
dapat memenuhi kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibankewajibannya, yang berdampak pada obligasi yang aman untuk diinvestasikan
sehingga peringkat obligasi perusahaan dapat meningkat. Berdasarkan uraian
diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut.
H₄ : Reputasi Auditor berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat
obligasi perusahaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
43
2.7.5
Umur Obligasi
Umur obligasi adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nominal yang dimilikinya.
Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan
diatas 5 tahun, obligasi yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih
mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil
dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam
waktu 5 tahun Susilowati dan Sumarto (2010) dalam Yuliana (2011).
Raharjo (2004) dalam Winardi (2013) menyatakan bahwa secara umum,
semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon atau
bunganya. Obligasi yang jatuh tempo dalam jangka waktu yang pendek akan
lebih mudah untuk dipediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil
dibandingkan dengan obligasi yang memiliki jatuh tempo dalam waktu
panjang. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis
sebagai berikut.
H₅ : Umur obligasi berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi
perusahaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Aning Listianingrum, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
Download