PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

advertisement
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA PELAYANAN AIR DALAM
PEMBAYARAN TARI DASAR PDAM DI KOTA SAMARINDA
ABSTRAK
Roni Saftiawan , 0710015182, Program Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi Hukum
Bisnis , “ Perlindungan Hukum Terhadapat Pengguna Jasa Pelayanan Air Dalam
Pembayaran Tarif Dasar PDAM Di Kota Samarinda” dibawah bimbingan Bapak Dr. La
Sina, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Insan Tajali Nur,S.H.,M.H
selaku Dosen Pembimbing II. Penelitian ini merumuskan suatu perumusan masalah
faktor – faktor apa saja penyebab terjadinya perselisihan perhitungan tari dasar
pembayaran PDAM di kota Samarinda dan bagaimana perlindungan hukum kepada
konsumen ketika terjadi masalah dalam pengenaan dasar tarif pembayaran.Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor apa saja penyebab terjadinya
perselisihan perhitungan tarif dasar pembayaran dan untuk menganalisa bagaimana
perlindungan huku kepada konsumen ketika terjadi masalah dalam pengenaan tarif
pembayaran air.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
pendekatan yuridis empiris dan pendekatan masalah yang penulis pakai dalam penulisan
skripsi ini adalah survei kasus hukum. Pembahasan skripsi ini menjabarkan suatu
perumusan masalah yang berkaitan faktor – faktor apa saja penyebab terjadinya
perselisihan perhitungn tarif dasar pembayaran PDAM dikota Samarinda dan bagaimana
perlindungan hukum kepada konsumen ketika terjadinya masalah dalam pengenaan
dasar tarif pembayaran. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa
faktor – faktor penyebab terjadinya perselisiahan tarif dasar pembayaran adalah adanya
salahnya perhitungan atau audit data yang dilakukan oleh Perusahan Daerah Air Minum
(PDAM) kota Samarinda dan juga ada juga diakibat oleh konsumen diantaranya adalah
pipa yang berada dirumah konsumen bocor. Penyelesain permasalahan antara pihak
Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Samarinda dan Konsumen pelanggan Perusahan
Daerah Air Minum (PDAM) ditempuh melalui jalur diluar pengadilan (non ligitasi ) yaitu
melalui cara negosiasi dan mediasi yang berdasarkan pada kesepakatan – kesepakatan
para pihak yang bersangkutan dan saling menguntungkan antara kedua belah pihak.
PENDAHULUAN
Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan
dapat dipastikan tampa pengembangan sumber daya air secara konsisten peradaban
manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini, oleh karena itu
pengembangan dan pengelolahan sumber daya air merupakan dasar peradaban
manusia ( Sunaryo,dkk,2005 )
Salah satu faktor penting pengguna air dalam kehidupan sehari – hari adalah
untuk kebutuhan air minum, air bersih merupakan air yang harus bebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit dan bahan – bahan kimia yang dapat merugikan
kesehatan manusia maupun makhluk hidup lainya. Air merupakan zat kehidupan dimana
tidak ada satupun mahkluk hidup dibumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil
penelitian menunjukan bahwa 65 – 75 % dari berat manusia terdiri dari air menurut ilmu
kesehatan setiap orang memerlukan air minum sebanyak 2,5 – 3 liter setiap hari
termasuk air yang berada dalam makanan manusia bisa bertahan hidup 2 – 3 minggu
tampa makan, tetapi hanya 2 – 3 hari tampa minum ( Suripin,2002)
Perlindungan hukum atas kepentingan konsumen pengguna jasa air sangat
diperlukan mengingat bahwa dalam kenyataanya pada umumnya konsumen selalu
berada di pihak yang dirugikan dalam setiap melakukan pembayaran air tiap bulannya.
Begitu banyak keluhan dari konsumen penguna jasa air minum dimana konsumen
penguna jasa air minum selalu dirugikan dalam pembayaran air yang mereka gunakan
dalam tiap bulannya selalu membayar tidak sesuai dengan yang digunakan oleh
konsumen air.
Dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 yang dimana dalam pasal
33 ayat (3) yang berbunyi : “Bumi, air,dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.”
Dari dalam pasal tersebut mengandung maksud dan sasaran yaitu :
1.
Penguasan sumber daya alam ( bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai sepenuhnya oleh negara. Peguasaan ini
membebankan kewajiban kepada negara yang diaktualisasikan kedalam
bentuk penetapan kebijakan dan norma hukum.
2.
Sumber daya alam harus dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Hal ini mengandung konsep trans generasi, karena itu
kebijakan dan norma hukum yang ditetapkan harus dapat menjamin
keberlanjutan manfaat sumber daya alam bagi generasi yang akan datang. Ini
berarti ada keharusan untuk pengelolahan lingkungan
Pada dasarnya mengenai pengawasan dan pembinaan perlindungan konsumen
juga terdapat didalam Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen dimana terdapat dalam pasal 22 ayat 1 disebutkan pemerintah bertanggung
jawab atas pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen yang menjamin
diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha serta dilaksanakanya kewajiban
konsumen dan pelaku usaha.
Kebutuhan air terus meningkat dari tahun ketahunya dan juga seiring dengan
pertumbuhan penduduk yang semakin pesat. Hal ini mendorong masyarakat yang belum
memiliki sendiri air akan menghubungi perusahan daerah air minum ( PDAM ) selaku
pemberi jasa dengan konsumen selaku penerima jasa terdapat suatu hubungan hukum,
yaitu adanya diterima sesuai dengan jumlah air minum yang dikonsumsi yang tertera
didalam water meter serta sesuai dengan besar tarif yang telah ditentukan, ikut menjaga
dan peduli terhadap sarana yang ada disekitar, beritikad baik dalam menggunakan air
yang diterima, disamping itu juga terdapat hak – hak dari pelanggan sebagai penerima
jasa yaitu : hak atas keamanan dalam mengkonsumsi air yang diterima, hak
mendapatkan informasi yang benar, jujur dan jelas mengenai kondisi air yang diterima
dari PDAM. ( Tesis oleh Jan Rohtuahson Sinaga: Perlindungan Hukum Terhadap
Konsumen Dalam Pelayanan Air Bersih: studi pada masyarkat Kota Medan pelanggan
PDAM tirtanadi Cabang Medan; 2010;21)
Pemenuhan kebutuhan air minum kadang kala menimbulkan permasalahan yang
cenderung merugikan konsumen, persoalan perlindungan konsumen merupakan
masalah yang banyak mengundang perhatian konsumen kususnya konsumen pelanggan
perusahan daerah air minum (PDAM) dimana permasalahan yang terjadi di masyarakat
adalah dimana dalam pembayaran bulanan yang dikenakan ke konsumen ada
perselisihan atau tidak sesuainya pembayaran air yang dipakai oleh konsumen sehingga
selalu ada keluhan konsumen kepada Perusahan Daerah Air Minum ( PDAM ), contoh
kasus yang penulis dapat dari perusahan daerah air minum kota samarinda diantaranya
kasus yang dialami oleh bapak ragil didi yang berlamat dibengkuring yang dimana beliau
melapor kepada pihak pengaduan pelangganan yang dimana merasa dirugikan dalam
pembayaran air yang dibayar, sehingga beliau melaporkan kepada pihak PDAM dan
ketika dibawa pihak PDAM mengatakan ada salah pencatatan meteran yang dimana
pada saat petugas dari PDAM mencatat data meteran dari rumah bapak ragil didi ini
sudah benar tetapi pada saat mengimput data kekomputer ada salah pengetikan angka
meteran, angka meteran yang dibawa bapak ragil ke PDAM adalah 1070 sedangkan
catatan dari PDAM adalah 1080-1367 pada bulan maret sehingga pihak PDAM
menggubah angka meteran dimulai dari 1080 – 1080 pada bulan maret dan berlanjut ke
pada bulan aprilnya sehingga bapak ragil Cuma dikenakan biaya beban saja. Lain lagi
kasus konsumen yang bernama bapak bowo prasetyo yang beralamat L.putih.6 RT 83
bengk dimana konsumen merasa pemakaian air yang banyak tetapi konsumen Cuma
membayar sedikit tiap bulanya,sehingga konsumen datang kebagian pengaduan angka
meteran yang ada di PDAM bulan maret 110 – 120 sehingga pemakain 10kubik tetapi
angka meteran yang berada dirumah konsumen angka meteranya 182 sehingga angka
meteran lebih besar dilapangan dari pada data yang ada di PDAM sehingga pihak PDAM
menyelesaikan masalah dengan cara angka meteran konsumen yang 182 – 110 = 172
dan angka meteran ini dijadikan patokan terakhir pembayaran dibulan april sehingga
bulan maret konsumen dikenakan pemakaian 35 kubik dimana angka meteranya 110 ke
145 pada bulan maret dan 145 – 175 pada bulan aprilnya. Lain lagi kasus pembengkaan
pembayaran air diakibatkan rumah kosong, dimana konsumen dibebani pembayaran
sebesar 20kubik tiap bulanya sedangkan rumah itu kosong yang seharusnya tidak ada
pemakaian air sama sekali, jadi konsumen tersebut dapat melaporkan kepada pihak
PDAM untuk pengecekan kelapangan bahwa rumah tersebut tidak ada penghuninya
sama sekali, jika memang benar pihak PDAM Cuma membebani biaya pembayaran
beban saja kepada pihak konsumen untuk setiap bulanya.
PERUMUSAN MASALAH
1. Faktor penyebab terjadinya perselisihan perhitungan tarif dasar pembayaran
PDAM di kota samarinda ?
2. Bagaimana perlindungan hukum kepada konsumen dalam pengenaan dasar
tarif pembayaran air?
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis dari penelitian yang Penulis akan lakukan adalah penelitian yuridis empiris.
Karena penelitian ini selain mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek, juga mengkaji
hukum dari aspek terapan atau implementasinya, atau sering disebut dengan penelitian
yuridis empiris. Jenis penelitian yuridis empiris mengungkapkan hukum yang hidup
(living law) dalam masyarakat melalui perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat dan
melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku.
WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
Waktu yang diperlukan dalam penelitian adalah kurang lebih 5 bulan. 9
maret 2012 dan berakhir pada 5 juli 2012. Penelitian ini dilakukan di Kota
Samarinda Propinsi Kalimantan Timur dengan mengambil lokasi penelitian, yaitu
diKantor Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Samarinda dijalan Tirta Kencana
Nomor 1.
SUMBER DATA
Data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara,
observasi dan kuisioner kepada para pihak yang terkait dengan
permasalahan yang menjadi hambatan dalam pelayanan air bersih yg
dilakukan oleh PDAM di Kota samarinda
b. Data Sekunder, yaitu sumber data yang berasal dari buku – buku,
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
Konsumen, perda nomor 4 tahun 2010 tentang perusahaan daerah air
minum kota Samarinda, KUHperdata Buku ke III tentang perikatan, dan
jurnal hukum yang terkait dengan penelitian skripsi berjudul
Perlindungan Hukum Terhadap Pengenaan Dasar Tarif Pengguna Jasa
Pelayanan Air Diwilayah Kota Samarinda.
METODE PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini mengunakan 3 alat dalam tehnik melakukan pengumpulan
data yaitu :
a. Wawancara yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
yang bersifat sepihak yang dilakukan secara sistematis berdasarkan
tujuan penelitian yang dimana disini bertujuan untuk mencari informasi
tentang pelayanan air bersih bagi konsumen perusahan daerah air
minum (PDAM) samarinda.
b. Studi kepustakaan ( bibliography study ) yaitu dengan mengkaji
perundang – undangan maupun buku-buku yang relevan dengan
permasalahan yang akan diteliti dalam skripsi ini.
c. Studi dokumentasi ( document study ) yaitu dengan mengkaji berbagai
dokumen ataupun arsip surat yang relevan dengan permasalahan yang
dibahas dalam skripsi ini.
ANALISIS DATA
Data yang diperoleh baik dari penelitian lapangan maupun dari
penelitian
kepustakaan
kemudian
dianalisa.
Menurut
Abdulkadir
Muhammad,2004:127 metode analisa data yaitu :
Analisa kualitatif yaitu data yang diperoleh baik dari penelitian lapangan
maupun dari penelitian kepustakaan dikelompokan dan dipilih kemudian
digabungkan dengan masalah yang akan diteliti menurut kualitas dan kebenaran
sehingga akan menjawab permasalahan yang ada.
Analisis yang penulis gunakan terhadap data-data yang dipakai dalam
penulisan skripsi ini adalah kualitatif, maksudnya adalah data yang diperoleh
disajikan secara deskriptif dalam bentuk kalimat yang benar,lengkap dan
sistematis tidak menimbulkan penafsiran yang beragam dan kemudian dijadikan
sebagai dasar dalam menarik suatu kesimpulan.
PEMBAHASAN
1.
Faktor penyebab terjadinya perselisihan perhitungan tarif dasar pembayaran
PDAM di Kota Samarinda
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu pelayanan publik
yang di kelola oleh pemerintah daerah, yang dimana pelayanan publik dapat
dijelaskan sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang– undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan penyelengara pelayanan publik.
Sebagai pelanggan air minum ada pun yang harus dilakukan oleh seorang
pelanggan adalah mendaftarkan diri sebagai pelanggan air minum PDAM dikota
Samarinda, proses dalam pendaftaran baru sebagai pelangan PDAM air minum Kota
Samarinda adalah :
1. Pelanggan harus datang kekantor Perusahan Daerah Air Minum (PDAM)
samarinda yang beralamat Jl. Tirta Kencana Nomor.1 Samarinda.
2. Kemudian pelanggan harus mengisi data diri di lembar formulir pendaftaran
dimana berisi nama dan alamat sesuai dengan yang tertera di kartu tanda
penduduk (KTP) atau pun di kartu keluarga ( KK) dengan jelas dan benar.
3. Setelah melakukan pendaftaran petugas yang berada di Perusahaan Daerah
Air Minum ( PDAM) datang melihat lokasi pelanggan yang mau memasang
sambungan air.
4. Selanjut pelanggan datang kembali ke kantor Perusahan Daerah Air Minum
(PDAM) untuk membayar biaya dan menandatangani persetujuan.
5. Setelah semua proses diatas telah terpenuhi, maka selanjutnya akan
dilakukan pemasangan instalasi air.
Dimana sebagai yang namanya pelanggan air minum harus mendapatkan hak–
haknya pelanggan tersebut adalah hak untuk mendapatkan informasi yang benar,
jelas, jujur, serta hak untuk didengar pendapat dan keluhan dalam mengkonsumsi air
bersih yang diterima oleh pelanggan air. Dimana dalam Undang – Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen disebutkan dalam pasal 4 huruf c dan d
yaitu tentang hak – hak konsumen yang berbunyi, hak mendapatkan informasi yang
benar, jelas, jujur atas barang dan jasa dan hak untuk didengar pendapat dan
keluhannya. Sehingga pelanggan konsumen dapat mengadukan masalah dalam
pembayaran tarif yang dilakukan oleh pelanggan tiap bulanya dan setiap melakukan
pembayaran tarif selalu tidak sesuai dengan apa yang digunakan oleh pelanggan
Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Samarinda.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis
di Perusahan Daerah Air
Minum penulis melihat dikantor tersebut yang sering dipenuhi oleh pelanggan air
selain di loket pembayaran yaitu dibagian kantor pengaduan dimana disitu lah
masalah yang terjadi adalah pembayaran pelanggan yang tidak sesuai pemakaian
yang digunakan oleh pelanggan air.
Dari penelitian hasil wawancara saya dengan ibu masna kabag Satuan
Pengawas Internal (SPI) PDAM di Kota samarinda, beliau mengatakan pada tahun
2011 ada 3 pengaduan yang dilakukan oleh konsumen yaitu pengaduan pipa bocor
5432 kasus, pengantian meteran 818 kasus dimana penyebab pengantian meteran ini
adalah meteran macet, meteran kabur ( susah dalam melihat nomor dalam meteran)
dan salah pencatatan meteran 3531 kasus.
Faktor – faktor penyebab dari kasus diatas ada 3 yaitu kesalahan
konsumen/pelanggan, kesalahan bukan konsumen dan kesalahan dari Perusahan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Samarinda.
1.
Kesalahan yang dilakukan Konsumen
Menurut hasil penelitian penulis kepada bapak maskuriansyah Kasi
pencatatan meteran mengatakan bahwa faktor – faktor yang disebabkan
oleh konsumen perusahaan daerah air minum (PDAM) adalah rumah yang
ditempati konsumen pintu pagarnya terkunci jadi membuat susah petugas
dalam melakukan pencatatan meteran air, adanya hewan peliharaan yang
berada dirumah konsumen sehinga petugas pencatat meteran susah
masuk kedalam rumah tersebut, meteran yang berada dirumah konsumen
telah tertimbun dala tanah jadi menyulitkan petugas dalam mencatat,
meteran yang berada dirumah konsumen sudah terlau lama maka
terjadinya kerusakan atay macetnya meteran air tersebut, kebocoran pipa
yang berada didalam rumah warga sehingga air mengalir terus dan
terbaca oleh meteran air.
2.
Kesalahan yang dilakukan oleh bukan Konsumen PDAM atau pun
keselahan dari PDAM ( terjadinya pencurian air di rumah warga) Dimana
dalam hasil penelitian penulis kepada bapak maskuriansyah Kepala Seksi
(Kasi) pencatatan meteran beliau mengatakan bahwa kesalahan seperti
pencurian air dirumah warga pihak dari Perusahaan daerah air minum
belum pernah mendapatkan laporan yang serius dari masyarakat akan
tetapi kesalahan dalam pencurian air tersebut sering dilakukan oleh
konsumen itu sendiri dimana konsumen memasang pipa sambungan dari
pipa PDAM untuk dialirkan kerumah konsumen tersebut.
3.
Kesalahan yang dilakukan oleh Perusahan Daerah Air Minum (PDAM)
Dimana hasil penelitian penulis kepada bapak mskuriansyah kepala seksi
(Kasi) pencatatan meteran air kesalahan yang diakibat dari PDAM adalah
adanya salah pencatatan yang dilakukan oleh petugas yang mencatat
meteran disetiap – setiap rumah pelanggan air kota samarinda, selain itu
pada saat pelanggan ada melakukan pemasangan baru meteran yang ada
dirumah pelanggan belum bisa ketemui oleh petugas pencatat, dan fakto
salah input data dalam komputer bisa menjadi penyebab kenapa
mahalnya pembayaran air konsumen PDAM.
Dalam Undang – Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik,
dalam pasal 13 ayat 1 huruf e yang berbunyi : penyelengara dapat melakukan
kerjasama dalam bentuk penyerahan sebagai tugas penyelengara pelayanan publik
kepada pihak lain dengan ketentuan : penyelengara dan pihak lain wajib
mencantumkan alamat tempat mengadu dan sarana untuk menampung keluhan
masyarakat yang mudah diakses, antara lain telepon, pesan layanan singkat ( Short
Massage Service ) (SMS)), laman ( website), pos.el (E-mail) dan kotak pengaduan.
Dari pasal diatas apa yang terjadi dilapangan tidak sesuai salah satunya adalah
pada saat seorang konsumen ingin mengadukan masalah melewati telepon tidak
pernah ada jawaban dari pihak PDAM, itu akan menjadi masalah apabila seorang
konsumen bermasalah air, karena pada saat konsumen pergi langsung dibagian
pengaduan pasti pihak PDAM pun menanyakan kepada konsumen berapa hitungan
meteran air yang ada dirumah, apa bila layanan keluhan yang disebutkan pada
undang- undng nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik dijalankan oleh pihak
PDAM akan memudahkan pihak konsumen mengadukan masalahnya sebelum
langsung pergi ke bagian pengaduan untuk mengadukan masalahnya.
Dinamakan masalah dalam pembayaran yang dibayar oleh konsumen PDAM
adalah apa yang telah penulis sebutkan diatas setiap bulanya sering dilakukan oleh
pelanggan di bagian pengaduan di PDAM kota samarinda. Dan pada saat melakukan
penelitian ada pelanggan yang mengeluhkan pembayaran setiap bulanya selalu sama
dimana setiap bulannya tersebut membayar sembilan puluh ribu rupiah tiap bulanya
pelanggan tersebut merasa keberatan karena pelanggn tersebut tidak merasa
memakai air yang belebihan disini petugas dibagian pengaduan pelanggan meminta
pelanggan tersebut mematikan semua keranan air yang ada dirumah apa bila masih
sama saja pembayaranya berati ada masalah air yang masuk kerumah dari pipa pusat
masalah tersebut akan dicek oleh petugas lapangan apa bila masalah tersebut
berupa pipa bocor maka petugas siap untuk mengatikan pipa yang bocor tersebut,
Pada saat penulis melakukan penelitian di PDAM tirta kencana pelanggan
sebenarnya sering mengeluhkan yang namanya antrian, pelanggan merasa terlalu
lama menunggu dalam proses menyelesaikan masalah pengaduan kepada pihak
PDAM ada juga pelanggan yang binggung dalam penentuan golongan kelompok
pelanggan dimana pelanggan tersebut mengatakan bahwa rumah yang mereka
tempati hanya bersampingan akan tetapi dalam penentuan golongan berbeda antara
satu rumah dengan rumah yang lainya, selain itu apa bila masalah ini terjadi pada
masyarakat daerah kota samarinda seberang masalahnya adalah jauhnya tempat
pengaduan yang ada di daerah samarinda kota sehingga pelanggan kesulitan dalam
melakukan pengaduan. Dari masalah diatas bertentangan dengan Undang – Undang
Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik pasal 18 Huruf I , Pasal 34 Huruf D
dan F dan Pasal 36 ayat 1 dan 4.
Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tenatang pelayanan publik Pasal 18
Huruf I yang berbunyi : Masyarakat berhak : mendapatkan pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan dan ini bertentangan dengan
apa yang dirasakan oleh konsumen PDAM Samarinda dalam menyelesaikan masalah
dalam pengaduan selalu mengeluhkan yang namanya antiran selalu lama dalam
menunggu dalam proses pengaduan dengan pihak Perusaha Daerah Air Minum
(PDAM ) kota Samarinda.
Pasal 34 Huruf d dan f yang berbunyi : pelaksana dalam menyelengarakan
pelayanan publik harus berperilaku sebagai berikut
d. Tegas, andal dan tidak memberikan putusan yang berlarut – larut.
f. Tidak mempersulit.
Dari undang diatas juga selalu bertentangan dengan apa yang dialami oleh
konsumen dalam menyelesaikan masalah dalam pengaduan selalu berbelit – belit
dalam menyelesaikan masalahnya dan berlarut – larut.
Sarana dan prasarana yang berada di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kota Samarinda sudah cukup memadai dimana sarana yang diberikan oleh pihak
PDAM antara lain adalah sarana pelayanan pemasangan baru dan pengaduan, dalam
pelayanan pemasangan baru hanya satu orang petugas dimana petugas tersebut
memberikan penjelasan dan syarat menjadi pelanggan PDAM dengan ketentuan yang
telah diatur oleh PDAM dan sarana yang berada didalam tempat pengaduan
konsumen berisi 6 unit komputer yang memeperkerjakan petugas sebanyak enam
orang lebih baik dilapangan atau didalam kantor pengaduan PDAM akan tetapi masih
ada saja pelanggan yang mengeluh dengan yang namanya antiran dalam
mengadukan masalah pembayaran air konsumen.
Ada juga sarana pelayanan pembayaran rekening dimana petugas yang berada
di pelayanan pembayaran rekening ada empat orang dimana disitulah tempat
pembayaran tiap bulanya selain ditempat pembayaran rekening dilakukan di PDAM
pusat PDAM juga menyediakan tempat pembayaran cabang selain itu konsumen juga
dapat membayar melalui bank dan pada pelayanan ini lah yang penyebab asal mula
konsumen melakukan pengaduan karena pada saat membayaran rekening air
konsumen merasa dirugikan dengan nilai pembayaran yang tidak sesuai pada kuitansi
pembayaran dengan nilai yang tertera pada meteran konsumen.
Dalam melakukan pelaksanaan menangani konsumen dalam masalah
pembayaran air pihak konsumen pihak PDAM melakukan pengecekan dari bukti
pembayaran yang dibawa konsumen setelah itu pihak PDAM mencocokan data yang
ada pada konsumen berupa angka meteran dan membawa bukti foto meteran yang
berada dirumah konsumen apa bila angka lebih tinggi dikomputer dari pada angka
dilapangan baru lah diturunkan petugas lapangan untuk mengecek meteran yang
berada dilapangan dari situ dapat diliat kenapa pembayaran konsumen mahal
apakah ada pipa yang bocor maupun ada kerusakan dalam meteran air pelanggan
konsumen.
Dalam melakukan pelaksanan pencatatan air dilapangan pihak PDAM bekerja
sama dengan pihak koperasi karyawan PDAM dimana disana ada empat puluh orang
yang melakukan pencatatan di enam titik tersebar di seluruh kota samarinda dan ada
empat puluh petugas dalam mengatur data yang ada dilapangan.
konsumen berhak untuk melaporkan pengaduan kepada pihak PDAM dimana
pelanggan membawa bukti berupa angka meteran yang bermasalah kepada pihak
PDAM dan pada waktu pengaduan pihak PDAM akan melakukan penggecekan data
yang berada dalam komputer apa bila terjadi masalah akan dilakukan pebaikan atau
penyelesain masalah tersebut. Masalah diatas sudah sesuai dengan Undang –
Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air Pasal 82 Huruf e yang
berbunyi dalam pelaksanaan pengelolahan sumber daya air, masyarakat berhak
untuk mengajugakan laporan dana pengaduan kepada pihak yang berwenang antas
kerugin yang menimpah dirinya dan berkaitan dengan penyelengaran pengelohan
sumber daya air.
pihak PDAM selalu berupaya memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan
yang dimana pihak PDAM telah memberikan penyejuk ruangan didalam kantor
pengaduan agar konsumen yang merasa terlalu lama dalam mengantri masalah
pengaduan dan agar tidak merasa bosan pihak PDAM juga memberikan fasilitas
televisi yang dapat diliat oleh konsumen agar tidak bosan menunggu antrian
pengaduan. Akan tetapi itu pun masih ada saja konsumen yang mengeluh.
Dalam menjamin rasa keamanan dalam pelayanan pihak PDAM juga tidak
sembarangan dalam memberikan data yang mereka punya karena data yang berada
didalam komputer merupakan data pribadi yang tidak semuanya dapat dilihat oleh
pihak umun dimana seperti data masalah pembayaran air salah satu pelanggan yang
menunggak pembayaran sampai berlarut tidak dibayar sehingga nama konsumen
tidak dapat diketahui oleh pihak mana pun, dalam menstribusikan air pihak PDAM
juga tidak sembarangan dalam mengalirkan air kepelangan dimana air yang dialirkan
oleh PDAM berikut proses pelayanan pengelolahan air dari PDAM ke pelanggan
PDAM yang pertama adalah :
1. Koagulasi dan Flokulasi
Adalah proses pengelolahan air minum dimana zat-zat padat melayang
yang sangat kecil dan koloid dikumpulkan serta membentuk flok-flok
dengan cara menambah zat-zat kimia, seperti aluminum sulfat. Proses
ini dilakukan dengan pengendapan atau penyaringan. Partikel koloid
adalah partkel dengan ukuran zat padat dan zat melayang. Zat yang
sering dihilangkan dengan koagulasi dan flokulasi adalah zat penyebab
kekeruahan warna air.
2. Sedimentasi
Suatu proses pengendapan dan menghilangkan partikel melayang yang
terjadi saat air diam atau mengalir secara perlahan melalui bak
pengendap. Selama air mengalir, aliran sangan laminar dan partikel –
partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar daripada berat jenis
air akan mengendap. Partikel – partikel ini akan mengendap diatas
dasar bak membentuk lapisan lumpur. Air yang mencapai saluran
bagian dalam sudah dalam keadaan jernih.
3. Filtrasi
Proses ini dilakukan dengan dua macam cara, tergantung dari
kebutuhan atau mobilitas serta keadaan air baku itu sendiri, cara
pertama yaitu dengan penyaringan dengan saringan lambat adalah
proses dimana air dibersihkan melewatkanya melalui bahan berpasir
dengan mengunakan butiran pasir berukuran 0,15- 0,35mm
sehinggaair meresap kedalam lapisan tersebut secara perlahan. Cara
kedua yaitu, penyaringan dengan saringan pasir cepat adalah proses
diaman air dibersihkan melewatkan melalui bahan pasir dengan
menggunakan butiran pasir berukuran 0,6-1,2mm sehinga air akan
meresap kedalam lapisan secara perlahan.
4. Disinfektan
Disinfektan dilakukan setelah proses penyaringan hal ini dilakukan
untuk menghilangkan kontaminasi bakteri pada air minum dan
merupakan proses untuk mengoksidasi bakteri dilakukan dengan cara
membubuhkan zat-zat kimia seperti gas khlor dan kaporit.
Dari Semua pembahan diatas apa yang dilakukan oleh PDAM hanya sebagian
saja yang sesuai dan sudah dilaksanakan sesuai dengan undang – undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang pelayanan publik dalam pasal 21.
2.
Perlindungan hukum kepada konsumen dalam pengenaan dasar tarif pembayaran
air
Dalam pemasalah antara pihak pelanggan dengan pihak Perusahan Daerah Air
Minum ( PDAM) Samarinda dalam masalah dasar tarif pembayaran air harus ada
kesepakatan antara kedua belah pihak tampa ada yang merasa dirugikan dan kedua
belah pihak saling menguntungkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan di PDAM tirta
kencana Samarinda upaya dilakukan oleh kedua belah pihak adalah Penyelesain yang
melalui Perusahan Daerah Air Minum ( PDAM ) Kota Samarinda dengan pihak
konsumen.
Dari hasil pengamatan penulis di dalam ruang pengaduan Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) masalah yang terjadi pada konsumen adalah Mahalnya
pembayaran tarif dasar yang sering terjadi, sering membuat para pelanggan
konsumen gerah dengan apa yang mereka alami apa lagi dalam masalah pembayaran
rekening pembayaran tiap bulanya dimana pelanggan merasa selalu membayaran
tepat pada waktu yang telah ditentukan oleh pihak PDAM akan tetapi pembayaran
yang dilakukan setiap bulanya tidak sesuai dengan pemakain yang dipakai setiap
bulanya sehingga pelanggan melakukan pengaduan yang dimana pengaduan
dilakukan langsung kekantor PDAM dan ada juga melalui telepon. Dari masalah dapat
dikaitkan dengan
Undang – Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
penyelesaian sengketa dan terdapat dalam bab II pasal 6 ayat 1 dan 2 dimana, pasal 6
ayat 1 yang berbunyi : Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh
para pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik
dengan mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri Dan dalam
Undang – Undang Nomor 30 Tahun 199 tentang Arbitrase dan Alternatif sengketa
dalam pasal 6 ayat 2 yang berbunyi penyelesain sengketa atau beda pendapat melalui
alternatif penyelesain sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diselesaikan dalam
pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 (empat belas ) hari
dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.
Proses dalam penyelesaian pengaduan pelanggan kepada PDAM dikota
Samarinda adalah sebagai berikut :
a.
pelanggan perusahan daerah air minum ( PDAM ) datang kekantor
dibagian pengaduan dan membawa bukti angka meteran yang
bermasalah
b.
setelah itu bagian pengaduan mencocokan angka yang ada pada
konsumen dengan data yang ada didalam komputer apa bila terjadi
masalah yang riggan penyelesaianya di tempat sedangkan apa bila
masalahnya susah dan mebutuhkan ahli kelapangan bisa dilakukan
berhari – hari
c.
apa bila masalah ringgan dapat dilakukan ditempat dimana petugas
membuat nota revisi pemakaian air dimana di nota itu berisi nama
alamat dan nomor sambungan dan pada nota tersebut akan
dituliskan angka materen yang bermasalah dari pemakaian
sebelumnya kepemakaian sesudahnya.
d.
Kemudian nota dibawa keloket pembayaran dan meminta merubah
angka meteran rekining air dan harga pembayaran air pelanggan.
e.
Kemudian konsumen dapat mebayaran atau membayar bulan
berikutnya.
Dari langkah penyelesaian pengaduan yang ditempuh antara pelanggan air
dengan pihak PDAM adalah penyelesaian diluar pengadilan yang dimana berupa
negosiasi, yang dinamakan negosiasi adalah upaya penyelesaian sengketa paling
sederhana dan murah serta tampa pihak ketiga.
Prosedur penyelesaian pengaduan konsumen pelanggan perusahan daerah air
minum ( PDAM ) sesuai dengan ketentuan pasal 45 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen yang berbunyi yaitu : “Penyelesaian
sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan maupun diluar pengadilan
berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.”
Dari penelitian dan pengamatan penulis di kantor bagian pengaduan
perusahaan daerah air minum kepada salah satu konsumen yang bernama bapak
mujiono beliau mengatakan hal yang paling tidak enak dalam menyelesaikan masalah
dibagian pengaduan adalah mengantri di satu tempat dan dalam proses yang lama
sehingga membuang – buang waktu konsumen yang lagi dalam masalah pembayaran
sebenarnya komputer data yang ada dikantor pengaduan ada lima buah unit itu pun
masih ada keluahan dari konsumen karena terlalu lama mengantri sehingga
penyelesaian masalah belum efisien dan cepat.
Hal ini dapat dilihat pengaduan yang dilakukan oleh pelanggan kepada pihak
PDAM yang dimana prosedurnya terlalu panjang dan lama itu pun pada saat saya
melakukan penelitian setiap satu konsumen ditangani oleh petugas memakan waktu
dua puluh menit.dan proses pengaduan terhadap terjadinya kebocoran pipa, dimana
pelanggan melapor kepada petugas bahwa ada pipa bocor di sekitar meteran air dan
mengakibatkan pembayaran tinggi selain itu juga adanya kesalahanan catat oleh
petugas pencatat meteran air. Upaya yang ditempuh oleh kedua belah pihak untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah jalur negosiasi yang dimana pelanggan
datang memohon kepada pihak PDAM untuk melakukan peneyelesain masalah
tersebut, pertama konsumen mengisi formulir permintaan service dan pihak PDAM
mencatatkan keluhan yang terjadi. Setelah formulir yang diajukan pelanggan dengan
pihak PDAM selanjutnya pihak PDAM memberikan perintah tugas kepada petugas
untuk menyelesaikan masalah yang terjadi tersebut, yang dilakukan oleh petugas
tersebut adalah pertama mengecek meteran air dengan menggunakan alat test
meter dibengkel meter. Untuk masalah rekening tagihan yang tinggi dilakukan
dengan pengecekan atau pencocokan Daftar Rekening Ditagih ( DRD) dengan Daftar
Pembaca Meter (DPM) konsumen pelanggan PDAM yang dibuat oleh petugas
pembaca meter, setelah itu baru melakukan pengecekan langsung kerumah
pelanggan dan melakukan pencocokan kondisi meteran air melalui test meter, dari
hasil pengecekan tersebut kemudian dilaporkan kepada seksi rekening untuk
diterbitkan Daftar Rekening Ditagih (DRD) revisi bulanan bersangkutan.
Dari hasil penelitian penulis ada pun cara yang dilakukan oleh pihak Perusahan
Daerah Air Minum ( PDAM ) dalam mengatasi keluhan pelanggan dikantor
pengaduan adalah dimana PDAM menggunakan alat yang bernama HAND HELD
dalam pembacaan meteran untuk lebih memberikan pelayanan yang baik kepada
pelanggan dalam hal pembacaan angka meteran serta mengurangi tingkat kehilangan
air maka saat ini PDAM kota Samarinda menggunakan HAND HELD untuk pembacaan
angka meteran air, yang mana dengan alat ini banyak kemudahan yang didapatkan
diantaranya biaya yang dikeluarkan dari mulai mencatat hingga menginput data jauh
lebih murah, data yang diinput dilapangan dapat langsung dibaca diserver atau
langsung masuk data kekomputer yang ada dikantor PDAM kota Samarinda, sehingga
memudahkan evaluasi pencatatan meteran, urutan datan pencatatan dapat diatur
oleh pencatatan sendiri, sehingga lebih mudah dikerjakan dilapangan serta dapat
melaporkan kasus dilapangan dengan langsung mengirimkan foto seperti meteran
kabur, rusak dan hilang mau pun kebocoran pipa dapat termonitor secara langsung,
saat ini ada 40 unit HAND HELD, dimana diharapkan dengan pemakaian alat tersebut
mengurangi keluhan pelanggan terhadap pencatatan angka meteran.
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan sebelumnya dibab III penulis dapat menyimpulkan suatu
masalah yang terjadi dalam pembahasan yang telah dibahas sebelumnya, ada pun
kesimpulan yang penulis sajikan adalah sebagai berikut :
1.
Ada pun penyebab dari masalah konsumen Perusahan Daerah Air Minum
diantaranya meteran yang berada dirumah pelanggan tidak dapat dijangkau
oleh petugas yang mencatat meteran sehingga pembayaran bisa
membengkak itu lah penyebab yang terjadi karena kelalain konsumen
sendiri selain itu ada pun masalah yang diakibatkan oleh PDAM itu sendiri
yang dimana yang sering terjadi adalah kesalahan pencatatan angka
meteran dan menginput data kekomputer. Konsumen atau pelanggan tidak
masalah apa bila harus pergi kekantor untuk menyelesaikan masalah akan
tetapi yang dieluhkan oleh pelanggan adalah mengantrinya terlalu lama dan
tidak cepat dalam menyelesaikan masalahnya sehingga membuang waktu
pelanggan PDAM dan bagi konsumen yang jauh tempat tinggalnya itu pun
merupakan masalah karena jarak yang tempuh bagi pelanggan terlalu jauh.
Bah kan ada pula keluhan pelanggan yang dimana pelanggan tersebut
adalah dimana pelanggan tersebut membayar tagihan yang sama tiap
bulanya walau pemakain airnya yang dimana pelanggan merasa tidak
memakai terlalu banyak.
2.
PDAM telah mempunyai alat pencatat yang bernama alat pencatat gengam
(HANDHELD) yang dimana berfungsi untuk menyelesaikan masalah
pembayaran atau perhitungan angka meteran air dirumah pelanggan.
3.
Dalam langkah penyelesaian pengaduan yang ditempuh antara pelanggan
air dengan pihak PDAM adalah penyelesaian diluar pengadilan yang dimana
berupa negosiasi, yang dinamakan negosiasi adalah upaya penyelesaian
sengketa paling sederhana dan murah serta tanpa pihak ketiga.
B. SARAN
Dari beberapa masalah yang terjadi ada pun saran dari penulis adalah :
1. dimana perusahan daerah air minum (PDAM) harus lebih selektif mengoreksi
petugas – petugas yang ada dilapangan dalam melakukan pencatatan
meteran air dirumah – rumah pelanggan agar tidak ada kesalahan dalam
pencatatan meteran air.
2. PDAM telah mempunyai alat perhitungan dimana alat itu harus digunakan
sebaik mungkin dan semoga dapat menyelesaikan masalah yang terjadi
dimasyarakat berupa pembayaran konsumen yang tidak sesuai dengan
pemakain sehingga terhindar dari yang namanya pencurian air.
3. PDAM bisa membuka kantor cabang yang dimana kantor tersebut juga
memeliki kantor yang mengatasi keluhan –keluhan konsumen seperti yang
berada di kantor pusat agar dalam menyelesaikan masalah tidak hanya di
satu tempat saja.
DAFTAR PUSTAKA
A.
LITERATUR
Hakim, Abdul,1980, Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen dalam
Perjanjin
sepihak dengan produsen, Sumur Bandung, Bandung
Hetty Hasanah, perlindungan konsumen dalam perjanjian pembiayaan konsumen
atas kendaraan bermotor fidusia.
Lili Rasjidi dan B Arief Sidharta, Filsafat Hukum Madzab dan refleksi,PT
remaja.
Rosda Karya, 1994. Bandung
Miru,Ahmadi, DKK ,2004, Hukum Perlindungan Konsumen, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
Muchin,2003 perlindungan dan kepastian hukum bagi Investor diindonesia,
Megister ilmu hukum program pasca sarjana universitas sebelas maret,
Surakata
Marzuki,Mahmud,P,2007, Penelitian Hukum. Kencana Perdana Media Grup. Jakarta
Sari Elsi Kartika, DKK,Hukum dalam Ekonomi,PT.Grasindo, jakarta.
Salim H.S, 2003. Hukum Kontrak teori dan teknik Penyusun Kontrak, Sinar Grafika,
jakarta.
Salim H.S.2006. Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan. Sinar Grafika:Jakarta.
Cetakan Keempat.
Satjipto Rahardjo, Sisi-sisi lain dari hukum indonesia, Kompas 2003, Jakarta
Setiono, Rule of law ( supermasi Hukum ) Megister ilmu hukum program pasca
sarjana universitas sebelas maret, Surakata
Subekti, 2003,Kitab Undang Undang Hukum Perdata Burgerlijk Wetboek dengan
Tambahan
UU
Pokok
Agraria
dan
UU
Perkawinan.
Pradnya
Paramita.Jakarta Cetakan ke 30.
Sunaryo dkk,2005.Pengelolahan Sumber Daya Air.
Suripin,2002,Pelestarian Sumber Daya Tanah Dan Air. Terjemahan Djoko sasongko.
Erlangga,Jakarta.
Siahaan, N.H.T.,2005, Hukum Konsumen, Perlindungan Konsumen dan tanggung
jawab Produk,Panta Rei, Bogor.
B.
PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN
Republik Indonesia Kitab Undang – Undang Hukum Perdata Terjemahan,Soesilo,
2007, Wipress.
Republik Indonesia, Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen
Peraturan daerah Nomor 4 tahun 2010 tentang pembentukan PDAM
Keputusan Walikota Samarinda Nomor 500/0959/porda/1/X/2008
C.
DOKUMEN HUKUM,HASIL PENELITIAN,TESIS DAN DISERTASI
Arnayan,2002,Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Pelanggan Perusahan
Daerah Air Minum (PDAM) Di Kota Samarinda,Proposal Penelitian,Fakultas Hukum
,Universitas Mulawarman,Samarinda.
Jan Rohtuahson Sinaga,2009,Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam
Pelayanan Air Bersih: Studi pada Masyarakat Medan Pelanggan PDAM
Tirtanadi,Tesis, Universitas Sumatra Utara,Medan.
Maskuriansyah, Kasi Pencatatan Meteran , PDAM Tirta Kencana Samarinda.
Hj. Martha.NS, Kasi Pemasangan dan Hubungan langganan, PDAM Tirta Kencana
Samarinda.
D. INTERNET
http://widyagowordpress.com/2011/03/27/tarif-2/
http://maribelajarhukum.blogspot.com/
Download