HUKUM NONTON FILM, TELEVISI DAN MAIN KARTU DI SIANG HARI RAMADHAN MAKAR ORANG KAFIR MELALUI MEDIA MASSA Ditulis oleh: Al-Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin Freedom of the Press. Ya, kebebasan pers. Bebas tanpa batas. Kalau pun ada batas, maka batas itu pun masih ditafsir bebas tiada berbatas. Freedom of the Press. Deret爀攀敬汥rbun浴u si p i歰un敬汥r祩 p最敬a, ke爠tia愠pun敩h 慰un m猠慰uhaka ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah HUKUM NONTON FILM, TELEVISI DAN MAIN KARTU DI SIANG HARI RAMADHAN selera rendah. Media massa telah menjadi alat untuk menyuarakan kebebasan yang tiada kendali. Walau dengan kebebasan itu bakal menimbulkan berbagai kerusakan di tengah masyarakat. Media massa semakin jauh dari kesantunan. Media massa menjadi pupuk penyubur para kapitalis tak berhati lurus. Allah ‘azza wa jalla berfirman, َ َٰ ۡﻊ ٱﻟ َ ﺤ ٞاب أَﻟِﻴﻢ َ ۡﻬﻢ ُ ﺸ ِ ﺔ ِ ﻔ ِ ُ ﻳﻦ ﻳ ِ ﻓﻲ ٱﻟ ِ َ ﻮن أن ﺗ ِ ن ٱﻟ َ ﺤﺒ ِإ ٌ َﻋﺬ َ ﺸﻴ ُ َ ﻳﻦ ءَا َﻣﻨُﻮا ْ ﻟ َ ﺬ َ ﺬ َ ٓ ١٩ ﻮن ِ وٱﻟۡﺄ ِ َ ﻤ ُ َ وأﻧﺘُﻢۡ َﻻ ﺗَﻌۡﻠ ُ َ ﻪ ﻳَﻌۡﻠ ُ وٱﻟﻠ َ ﻢ َ ۚﺧ َﺮ ِة َ ﻧۡﻴَﺎﻓﻲ ٱﻟﺪ “Sesungguhnya orang-orang yang menginginkan agar (berita) perbuatan yang keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (an-Nur: 19) Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah memberi penjelasan terkait ayat di atas bahwa yang dimaksud “menyukai penyebaran perbuatan keji (al-fahisyah) di kalangan orang-orang beriman” meliputi dua makna: Menyukai al-fahisyah tersebar di tengah kaum muslimin. Terkait hal ini, menyebarkan beragam film cabul dan surat kabar (atau media lainnya –red.) yang jelek, jahat dan porno. Media-media semacam ini, tak diragukan lagi, merupakan media yang menyukai penyebaran al-fahisyah di tengah masyarakat muslimin. Mereka menghendaki timbulnya kerusakan agama pada diri seorang muslim. Tentunya, kerusakan itu timbul melalui sebab perbuatan mereka (yang menyebarkan al-fahisyah) melalui beragam majalah, surat kabar, dan media lainnya. Barang siapa menyukai al-fahisyah itu tersebar di tengah kaum muslimin, dia berhak untuk mendapatkan azab nan pedih di dunia dan akhirat. Menyukai al-fahisyah tersebar pada kalangan tertentu, bukan lingkup masyarakat Islam secara menyeluruh. Balasan bagi yang berbuat demikian ialah diazab di dunia dan akhirat. (Syarhu Riyadhi ashShalihin, I/598) Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin menyebutkan pula bahwa musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi, Nasrani, musyrikin, komunis, dan para kaki tangannya sangat ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah HUKUM NONTON FILM, TELEVISI DAN MAIN KARTU DI SIANG HARI RAMADHAN bersemangat menebarkan godaan wanita di tengah kaum muslimin. Mereka menyerukan tabarruj, mendedahkan aurat wanita, menghasung ikhtilat, mengajak pada kerusakan akhlak. Mereka dengan gencar menyuarakan semua itu melalui media yang mereka miliki, baik secara lisan maupun tulisan. Mereka mengetahui, ini merupakan godaan terbesar yang akan menjadikan manusia lupa kepada Rabb dan agamanya. Semua itu bisa terjadi melalui pintu godaan wanita. (Syarhu Riyadhi ash-Shalihin, 1/48) Membincang fitnah wanita, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan perihal itu, sebagaimana diungkap hadits Usamah bin Zaid radhiallahu ‘anhu, ﺴﺎ ِء ً َ ﻓﺘْﻨ ِ ﺪي َ َﻲ أ ِ ﺔ ِ ﺖ ﺑ َ ْﻌ َ اﻟﺮ ُ ْ َﻣﺎ ﺗ َ َﺮﻛ َ ﻦ اﻟﻨ َ ﺎل ِﻣ ِ ﺟ ﺮ ﻋَﻠَﻰ ﺿ َ ﻫ “Tiada fitnah sepeninggalku kelak yang lebih membahayakan (selain godaan) wanita terhadap laki-laki.” ( HR. al-Bukhari no. 5096, Muslim, no. 97) Apa yang terjadi kini? Makar orang kafir untuk menghancurkan kaum muslimin di antaranya dengan memperalat kaum wanita. Lebih memprihatinkan lagi, banyak kaum muslimah tidak menyadari bahwa dirinya diperalat untuk kepentingan busuk orang-orang kafir. Hingga kaum muslimah berbondongbondong menjajakan diri, memamerkan kecantikan dan kemolekannya, guna dipasarkan oleh kaum kafir melalui media mereka. Nas’alullaha assalaamah. “Hendaknya, kita jangan tertipu oleh seruan orang-orang yang berbuat kejelekan dan kerusakan dari kalangan yang membebek orang-orang kafir. Mereka mengajak untuk berikhtilath (membaurkan antara wanita dan laki-laki). Sebab, sungguh itu ajakan setan. Wal ‘iyadzu billah,” demikian penjelasan asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al- ’Utsaimin rahimahullah. “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan kaum wanita untuk menghadiri Shalat ‘Id di lapangan. Namun, tidak menyatukan (membaurkan) antara kaum wanita dan laki-laki. Para wanita dikumpulkan secara khusus di satu tempat yang terpisah dari kaum laki-laki,” kata beliau rahimahullah lebih jelas. (Syarhu Riyadhi ash-Shalihin, 1/674—675) Propaganda ala Yahudi ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah HUKUM NONTON FILM, TELEVISI DAN MAIN KARTU DI SIANG HARI RAMADHAN Dalam lintasan sejarah terpatri nama Abdullah bin Saba. Sosok pria keturunan Yahudi kelahiran Kota Shan’a, Yaman. Hidupnya menampakkan seorang muslim, namun yang terpendam dalam hatinya; permusuhan dan kebencian nan sengit kepada Islam dan kaum muslimin. Hidupnya nomaden, selalu berpindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Di setiap wilayah yang disinggahinya senantiasa menebarkan pemahaman sesatnya. Abdullah bin Saba memompa masyarakat dengan propaganda licik. Menyemai permusuhan dalam tubuh umat agar membenci penguasa muslim, yaitu Khalifah Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu. Upaya menghasut kaum muslimin yang dilakukan Yahudi satu ini, digalang di beberapa daerah. Bashrah, Kufah, Syam, Hijaz, dan Mesir adalah lahan garap untuk menumbuhsuburkan kebencian umat kepada pemerintahan kaum muslimin. Saat pergerakannya tidak menampakkan hasil yang memuaskan, sang Yahudi ini beralih menuju Mesir. Di tempat ini ia melancarkan makarnya. Penduduk Mesir dihasut. Ia tebar beragam informasi menyesatkan. Dalam tempo yang dirasa tepat, penduduk Mesir itu pun digerakkan menuju Kota Madinah. Aksi provokasi Yahudi telah memerdaya umat. Kebencian, permusuhan, dan kemarahan telah menyelimuti. Mereka tiada segan untuk menekan dan melawan Amirul mukminin, sahabat mulia, menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan khalifah, Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu. Mata hati mereka telah terkunci. Hawa nafsu mencengkram kukuh, menggelapkan pandangan akal mereka. Terjadilah apa yang terjadi. Para demonstran mengepung kediaman Khalifah Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu. Suplai makanan dan minuman dihentikan. Khalifah beserta keluarga dikungkung. Akhir dari konspirasi jahat ini, terbunuhlah Khalifah Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu. Tikaman pedang mengoyak tubuh sahabat mulia ini. Tetesan darah seorang syahid membasahi mushaf al-Qur’an. Tindak angkara murka telah menodai sejarah umat Islam. Melalui beragam media yang dikuasai, Abdullah bin Saba’ berhasil merekrut para pengikutnya untuk berbuat anarkis. Sebuah tindak zalim menjijikkan. Persekongkolan jahat telah membuahkan malapetaka. Kekacauan melingkupi umat. Semua tercatat dalam lembaran hitam kelam sejarah umat. Ingat, Yahudi di balik semua peristiwa bersimbah darah ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah HUKUM NONTON FILM, TELEVISI DAN MAIN KARTU DI SIANG HARI RAMADHAN ini. (Lihat Mukhtashar Sirah ar-Rasul, asy-Syaikh Muhammad bin Abdilwahhab, hlm. 218) Begitulah watak Yahudi. Lihai melakukan beragam hilah (tipu muslihat). Dahulu, kaum Yahudi melakukan hilah sebagai upaya menolak kebenaran. Mereka tak segan melakukan tipu muslihat dalam rangka menjaga kekufuran dan kesesatan yang diyakininya. Mereka lakukan tipu muslihat lantaran tak mampu secara kesatria dan terang-terangan menunjukkan hujahnya. Karena itu, seringkali mereka berbuat makar secara sembunyi-sembunyi. Ketika Perang Badr usai, manusia berbondong-bondong memeluk Islam. Orang-orang Yahudi pun tak kuasa menghalanginya. Lalu, orang-orang Yahudi di Madinah membuat makar. Mereka ucapkan, “Masuklah Islam saat awal siang. Jika telah akhir siang, murtadlah kalian dari Islam. Katakan, ‘Kami tak memperoleh kebaikan dalam agama Muhammad.’ Niscaya orang akan mengikuti jejak kalian karena kalian ahli kitab.” Makar Yahudi ini dibongkar Allah ‘azza wa jalla dalam firman-Nya, ُ َ ﻣﻦۡ أٞﻔﺔ ْ ﻳﻦ ءَا َﻣﻨُﻮا َ ِ ﺎٓﺋﻗﺎﻟَﺖ ﻃ َ و َ ﻧﺰ ِ ل ﻋَﻠَﻰ ٱﻟ ِ ﺐ ءَا ِﻣﻨُﻮا ْ ﺑِٱﻟ َ ﺬ ٓ ﺬ ِ َٰ ﻫۡﻞ ٱﻟۡﻜِﺘ ِ َ ِ يأ ُ ۡوٱﻛ ٧٢ ﻮن ِ وا ْ ءَا َ ﺮۡﺟ ُﻌ َ ﻬﻢۡ ﻳ ُ ﺧ َﺮهُۥ ﻟ َ َﻌﻠ َ ﻪ ٱﻟﻨ َ ۡوﺟ ِ ٓ ﻔ ُﺮ َ ﺎر َ ِ ﻬ “Sekelompok ahli kitab (kepada sesamanya) berkata, ‘Perlihatkanlah (seolah-olah) kalian beriman pada apa yang diturunkan kepada orang-orang yang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran).” (Ali Imran: 72) Makar Yahudi Kini Yahudi kerap kali memanfaatkan media guna menyusupkan pemahamannya. Melalui media, disusupkanlah pemahaman-pemahaman yang mengagungkan kaum kafir. Diopinikan, seakan persenjataan dan kelengkapan militer orang-orang kafir itu canggih dan tak ada yang mampu menandinginya. Propaganda melalui tayangan telivisi, misalnya, bisa berakibat menumbuhkan jiwa inferior (minder, merasa kecil dan tak berdaya) pada sebagian kaum muslimin di hadapan kaum kafir. Seakan-akan orang-orang kafir itu hebat, sedangkan kaum muslimin lemah. Seakanakan kaum kafir itu unggul, sedangkan kaum muslimin tersisih. ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah HUKUM NONTON FILM, TELEVISI DAN MAIN KARTU DI SIANG HARI RAMADHAN ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah HUKUM NONTON FILM, TELEVISI DAN MAIN KARTU DI SIANG HARI RAMADHAN Propaganda ala Munafikin Peristiwa itu terjadi setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pulang dari peperangan Bani Musthaliq. Adapun Bani Musthaliq itu sendiri merupakan salah satu nama kabilah dari rumpun kabilah Khuza’ah. Bani Musthaliq menetap di wilayah Qudaid, berdekatan dengan mata air al-Muraisi. Setelah kaum muslimin berhasil menaklukan pasukan Bani Musthaliq, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta pasukan kaum muslimin pulang ke Madinah. Saat tiba di satu daerah dekat Madinah, beliau beserta pasukannya beristirahat. Turut dalam rombongan pasukan istri beliau, Aisyah radhiallahu ‘anha. Kala malam tiba, beliau dan pasukannya bergerak meninggalkan tempat itu menuju Madinah. Namun, saat pasukan itu bergerak. Aisyah radhiallahu ‘anha tidak bersama mereka. Aisyah radhiallahu ‘anha tertinggal. Itu terjadi tatkala Aisyah radhiallahu ‘anha telah menunaikan keperluannya, lalu terasa kalungnya terjatuh. Maka, ia pun segera kembali ke tempat tadi untuk mencari kalungnya. Akhirnya, setelah dicari, kalung itu pun ditemukannya. Ia pun bergegas kembali ke rombongan pasukan. Namun, ternyata rombongan pasukan telah berangkat menuju Madinah. Aisyah radhiallahu ‘anha tertinggal. Lantas Aisyah radhiallahu ‘anha berdiam diri di tempatnya semula. Harapannya, rombongan pasukan yang bersamanya mengetahui kalau dirinya tertinggal lalu kembali ke tempat itu. Saat menunggu, Aisyah radhiallahu ‘anha tertidur. Dalam waktu bersamaan, ada juga seorang sahabat bernama Shafwan bin al-Mu’aththal asSulami radhiallahu ‘anhu tertinggal dari pasukannya. Ia tertinggal lantaran tertidur dan tidak diketahui oleh anggota pasukan lainnya. Maka, ketika ia bergerak mengejar rombongan pasukan, Shafwan radhiallahu ‘anhu melihat sesuatu. Ia dekati. Ternyata, yang ada di hadapannya adalah Aisyah radhiallahu ‘anha. Saat itu perintah berhijab belum turun sehingga Shafwan radhiallahu ‘anhu mengenali bahwa itu adalah Aisyah radhiallahu ‘anha. “Inna lillaahi wa inna ilaihi raji’uun, seorang istri Rasulullah?” Kata-kata itu terucap olehnya. Aisyah radhiallahu ‘anha pun terbangun lalu menutupkan jilbab ke wajahnya. ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah HUKUM NONTON FILM, TELEVISI DAN MAIN KARTU DI SIANG HARI RAMADHAN Semenjak dahulu hingga sekarang makar itu terus berlangsung. Mereka hendak memadamkan cahaya Islam melalui beragam media yang dimilikinya. Allah ‘azza wa jalla berfirman, َ ﻪ ﺑﺄﻔﻮا ْ ﻧُﻮر ٱﻟﻠ ِ ۡون ﻟِﻴُﻄ ِ ﻓۡﻮ َ ُﺮﻳﺪ َﺮه ِ ﻪ ُﻣﺘ ُ وٱﻟﻠ ِ ِ َ ﻮر ِهۦ َ ۡﻬﻢ َٰ َ ِ َ وﻟَﻮۡ ﻛ ِ ُﻢ ﻧ ِ ُﻳ ِ ﻫ ٨ ون ِ َٰ ٱﻟۡﻜ َ ﻔ ُﺮ “Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.” (ash-Shaf: 8) Untuk menghancurkan akhlak kaum muslimin, orang-orang kafir, dan munafik merancang strategi dengan menerbitkan majalah, tabloid, surat kabar, dan media audio-visual, seperti televisi, yang menyuguhkan kisah-kisah berselera rendah. Menampilkan gambar-gambar seronok. Menyajikan informasi yang membangkitkan birahi. Sementara itu, dalam dunia sosial politik ditebar beragam berita yang merendahkan penguasa, bahkan mencela dan mencacatnya. Walau pun mereka membungkusnya dengan kemasan kata “mengkritisi” atau dengan bahasa “pers sebagai alat kontrol sosial”. Dampak dari media semacam ini, masyarakat terdidik untuk suka mencela pemerintah. Padahal tindakan demikian bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, َْ ﻪ َ َض أ ِ ﻪ َ َﻦ أ ِ ﺎن اﻟﻠ َ َﺳﻠْﻄ َ ﻫ ُ ﺎن ْ َﻣ ُ ﻪ اﻟﻠ ُ َ ﻫﺎﻧ ِ ﻓﻲ اﻷ ْر “Barang siapa yang merendahkan (menghina, mencela) penguasa Allah ‘azza wa jalla di muka bumi, Allah ‘azza wa jalla akan merendahkan (menghinakan)nya.” (HR. at-Tirmidzi, no. 2224, dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam ashShahihah, no. 2296) Demikian pula sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, َ َ َ ﻣ وإِﻻ َ َﻓﺬ َ ﻪ ُ ن َ ،ﻪ َ ﺪ ِه َ ﺮ َ ِ ﻗﺒ ُ ْ ﻦ ﻟِﻴَﺄ ً َ ﻪ ﻋ ََﻼﻧِﻴ ِ ِﻮ ﺑ ِ َ ﺧﺬْ ﺑِﻴ ِ ْ ﻓﻼ َ ﻳُﺒ ْ ِ ﻓﺈ ْ ﻦ أ َرادَ أ ُ ﺼ ُ ِﺢ ﻟ ْ ِ وﻟَﻜ ْ َ ُ ْ ﻞ ِﻣﻨ ُ َﺪ ﻟ َ ْ ن ﻳَﻨ َ اك َ ُ ﻓﻴَﺨْﻠ َ ﺔ ٍ َﺴﻠْﻄ ٍ ﺎن ﺑِﺄ ْﻣ َ َ ﻛَﺎن ﻪ ِ ْ ﺬي ﻋَﻠَﻴ ِ ى اﻟﻗﺪْ أد َ “Barang siapa ingin menasihati penguasa karena satu perkara, hendaknya jangan melakukannya di hadapan publik (secara terbuka). Akan tetapi, lakukanlah dengan cara ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah HUKUM NONTON FILM, TELEVISI DAN MAIN KARTU DI SIANG HARI RAMADHAN mengambil tangannya lantas (menasihatinya) di tempat tersembunyi bersamanya (tidak dipublikasikan). Jika ia menerima (nasihat)nya, itulah (yang diharap). Jika tidak menerima nasihatnya, sungguh nasihat itu telah sampai kepadanya.” (HR. Ahmad dari Syuraih bin Ubaid radhiallahu ‘anhu) Adapun untuk menebar kerancuan memahami Islam, sejumlah media telah getol menyuguhkannya. Pemahaman Islam Liberal, Syiah, Mu’tazilah dijajakan dalam beragam bentuk, baik secara terang-terangan maupun melalui cara halus tersembunyi. Bahkan, ada sebuah terbitan yang menyediakan halaman khusus. Selain itu, media pun kerapkali menggiring masyarakat untuk membenci dan tak menyukai orang-orang yang menampakkan syiar-syiar keislaman. Peristiwa terorisme dijadikan kuda tunggangan untuk menghantam orang-orang yang berpegang teguh kepada Islam yang benar. Tak sedikit media yang tak mampu membedakan siapa teroris dan siapa yang benarbenar mengamalkan Islam secara baik dan benar. Satu contoh, tuduhan Wahabi identik terorisme seringkali dilontarkan media. Padahal, bila ditelisik, pengelola media itu sendiri tidak memahami sejatinya apa dan bagaimana Wahabi itu. Tragis! Kini, tampak di hadapan kita betapa banyak anggota masyarakat yang tak mengindahkan bimbingan Islam yang mulia ini. Senyatanya, inilah yang dikehendaki orang-orang kafir dan munafik. Mereka menghendaki agar ajaran Islam ditinggalkan oleh umatnya. Dengan begitu Islam tiada menyinari kehidupan manusia. Begitulah makar orang-orang kafir dan munafik. Wal ‘iyadzu billah. Namun, yang menjaga Islam adalah Allah ‘azza wa jalla. Kesucian dan keberadaannya dipelihara Allah ‘azza wa jalla. Betapa pun busuk makar orang-orang kafir dan munafik, Allah ‘azza wa jalla tetap akan menampakkan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Kebenaran akan tetap tampak walau orang-orang kafir, munafik, musyrik membencinya. َ ﺬي أﻫﻮ ٱﻟ َ َ رۡﺳ ﻳﻦ ُ ﻖ ﻟِﻴ َ ۡﻳﻦ ٱﻟ ُ ۡﻪۥ ﺑِٱﻟ ُ ﻞ َر َ ﺤ ٰ َﻬﺪ ُ َ ﺳﻮﻟ ٓ ِ َ ى َ ُ ِ ﻈۡﻬ َﺮهُۥ ﻋَﻠﻰ ٱﻟﺪ ِ ِ و ِد ٩ ﻮن ﻤ ِ ﻛُﻠ َ ُ ﺸۡﺮﻛ ُ ۡﺮهَ ٱﻟ َ ﻪۦ ِ ِ َ وﻟَﻮۡ ﻛ “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya.” ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah HUKUM NONTON FILM, TELEVISI DAN MAIN KARTU DI SIANG HARI RAMADHAN (ash-Shaf: 9) Hati-hati memilih media. Sebab, hal ini menyangkut keselamatan agama yang ada pada kita. Allahu a’lam. Sumber: Majalah Asy Syariah Online ForumSalafy.net - Menjalin Ukhuwwah Diatas Minhaj Nubuwwah