ABSTRAK KETEPATAN DOSIS COTRIMOXAZOLE SUSPENSI

advertisement
ABSTRAK
KETEPATAN DOSIS COTRIMOXAZOLE SUSPENSI PADA BALITA DI
PUSKESMAS TAMBARUNTUNG KABUPATEN TAPIN TAHUN 2013.
Mi`rajiah Rahmah1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt2 ; Septi Heryani
S.Farm, Apt3
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman. Bila
penggunaan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan bakteri menjadi kebal
(resistensi) terhadap antibiotik. Balita memiliki risiko mendapatkan efek
merugikan lebih tinggi akibat infeksi bakteri. Penggunaan cotrimoxazole suspensi
di puskesmas Tambaruntung banyak diberikan pada balita. Pemakaian
cotrimoxazole suspensi cukup besar dibandingkan antibiotik yang lain seperti
amoxicillin sirup, erytromisin sirup, cefixime sirup dan cefadroxil sirup pada
tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan dosis
cotrimoxazole suspensi pada balita di Puskesmas Tambaruntung, Kabupaten
Tapin Tahun 2013 yang meliputi tepat takaran dosis dan untuk mengetahui
besarnya persentasi (%) rata-rata penyimpangan dosis cotrimoxazole suspensi
terhadap dosis standar di puskesmas Tambaruntung, Kabupaten Tapin tahun 2013.
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
tentang suatu keadaan secara objektif. Tekhnik Pengumpulan data dilakukan
dengan tekhnik pengamatan dengan instrumen penelitian lembar check list.
Analisis data mengetahui dosis pemberian untuk balita yang tepat dosis dan tidak
tepat dosis dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan dengan literatur
Drug Information Handbook (DIH), kemudian dilakukan pengolahan data dengan
menghitung persentase ketepatan tepat dosis dan persentase penyimpangan dosis
yang di berikan terhadap dosis standar pada literatur.
Dari hasil pengamatan pada Puskesmas Tambaruntung diperoleh hasil
persentase ketepatan dosis yang meliputi tepat takaran dosis adalah 25.25 %
(50 resep dari 198 resep) dan untuk persentase rata-rata penyimpangan dosis
cotrimoxazole suspensi di puskesmas Tambaruntung, yaitu persentasi rata-rata
dosis yang menyimpang kurang terhadap dosis standar (under dose) sebesar 31.69
% dan persentasi rata-rata dosis yang menyimpang lebih terhadap dosis standar
(over dose ) sebesar 9.67 %.
Kata Kunci: Ketepatan Dosis, Cotrimoxazole, Balita
1,2
3
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Puskesmas Tambaruntung
ABSTRACT
ACCURATY DOSAGE OF COTRIMOXAZOLE SUSPENSION IN
INFANS TAMBARUNTUNG HEALTH CENTER, DISTRICT TAPIN
2013
Mi`rajiah Rahmah1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt2 ; Septi Heryani
S.Farm, Apt3
Antibiotics are chemical substances produced by fungi and
bacteria, which has a lethal efficacy or inhibit the growth of bacteria. If the
improper use of antibiotics causes bacteria to become resistant (resistance) to
antibiotics. Infans have a risk of getting a higher adverse effects caused by
bacterial infection. Use of cotrimoxazole suspension is quite large compared
to other antibiotics such as amoxicillin syrup, erythromycin syrup, syrup and
cefadroxil cefixime syrup in 2013. The purpose of this study was to
determine accuracy dose of cotrimoxazole suspension in infants
Tambaruntung health centers, district Tapin in 2013 which includes precise
dosage schedule and to includes the magnitude of the percentage
(%)deviation dose
cotrimoxazole suspension to the standard dose
in Tambaruntung health centers, district Tapin in 2013.
This study uses a descriptive methode is a research method that is
carried out with the main objective to create an overview of a situation
objective. Engineering Data collected by observation techniques with
research instrument sheet check list. Analysis of the data determine doses for
infants the exact of dose and not exact conducted by comparing the
observations with the literature Drug Information Handbook (DIH), then the
data processing is done by calculating the percentage of precise dosage
schedule and includes the magnitude of the percentage (%) deviation dose
cotrimoxazole suspension to the literature.
From observations on Tambaruntung health centers obtained
results accuracy percentage dose includes of precise dosage schedule is
25.25 % (50 recipes from 198 recipes and the magnitude average of the
percentage (%) deviation dose cotrimoxazole suspension in Tambaruntung
health centers is the average percentage of the dose that deviate less against
the standard dose (under dose) as 31.39% and percentage of the average
dose to the standard dose deviate more (over dose) 9.67 %.
Keywords : Accuracy dose, Cotrimoxazole, Infans
1,2
3
Academy pharmacy ISFI Banjarmasin
Health center Tambaruntung
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan
bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan
kuman (Tjay dan Kirana, 2007). Antibiotik merupakan obat pilihan untuk
mengobati berbagai penyakit. Seperti halnya obat pada umumnya, antibiotik
memiliki efek samping yang bisa muncul jika penggunaannya tidak tepat,
antara lain dapat menyebabkan alergi, gatal-gatal, nyeri lambung, mual, atau
bengkak pada bibir, kelopak mata, dan bagian tubuh lainnya, terutama bila
diberikan pada anak, karena sistem dan fungsi organ pada tubuhnya belum
tumbuh sempurna. Bila penggunaan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan
bakteri menjadi kebal (resistensi) terhadap antibiotik. Resistensi ini
merupakan masalah berat yang mengkhawatirkan seluruh dunia dan dapat
menimbulkan penyakit serius dan menyebabkan kematian (Shaleh, 2008).
Pada penggunaan antibiotik terhadap anak, hasil
studi
di
Indonesia, Pakistan dan India menunjukkan bahwa pada 25% responden
memberikan antibiotik pada anak balita. Hal ini menunjukkan peningkatan
penggunaan antibiotik secara irasional juga terjadi pada balita. Fakta ini
sangat perlu diperhatikan karena prevelansi penggunaan antibiotik tertinggi
didapat pada anak-anak. Sebuah studi menunjukan 62% orang tua anak
mengharapkan dokter meresepkan antibiotik dan hanya 7% yang tidak
2
mengharapkan dokternya meresepkan antibiotik (Kakkilaya, 2013).
Balita memiliki risiko mendapatkan efek merugikan lebih tinggi
akibat infeksi bakteri
imunitas
karena
tiga
faktor.
Pertama,
karena
sistem
yang belum berfungsi secara sempurna, kedua, akibat pola
tingkah laku anak yang lebih banyak berisiko
terpapar
ketiga, karena beberapa antibiotik yang cocok digunakan
bakteri,
dan
pada dewasa
belum tentu tepat jika diberikan kepada anak karena absorbsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi obat termasuk antibiotik pada anak
dengan dewasa, serta
berbeda
tingkat maturasi organ yang berbeda sehingga
dapat terjadi perbedaan respon terapetik atau efek samping (Dertarani, 2009).
Berdasarkan penelitian di RSU Dr.Saiful Anwar, Malang didapatkan
data bahwa macam problema obat yang terjadi meliputi, reaksi obat yang
tidak dikehendaki berupa efek samping non alergi (15,22%), efek toksik
(3,62%), obat tidak diresepkan tetapi indikasi jelas (18,12%), obat tidak
sesuai indikasi (11,59%), indikasi penggunaan obat tidak jelas (4,35%),
duplikasi obat tidak sesuai (1,45%), kontraindikasi (0,72%), dosis terlalu
tinggi (22,46%), durasi terapi terlalu panjang (2,90%), dosis terlalu rendah
(0,72%), dan problema lain (ketidakpuasan pasien terhadap terapi yang
diberikan (10,14%) dan kurangnya perhatian/kesadaran pasien terhadap
kondisi/ penyakitnya (4,35%), dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa
problema obat yang berkaitan dengan dosis mempunyai persentasi (%) yang
besar dibandingkan problema yang lain (Yulistiana dkk, 2008).
3
Cotrimoxazole adalah bakterisid yang merupakan kombinasi
sulfametoksazol dan trimetoprim dengan perbandingan 5:1. Kombinasi
tersebut mempunyai aktivitas bakterisid yang besar karena menghambat
pada dua tahap biosintesa asam nukleat dan protein yang sangat esensial
untuk mikroorganisme (FKUI, 2008).
Penggunaan
cotrimoxazole
suspensi
di
puskesmas
Tambaruntung banyak diberikan pada balita baik pada pasien ISPA
pheneumonia maupun non pheneumonia, diare, faringitis akut, dan
obstruksi febris. Pemakaian cotrimoxazole suspensi cukup besar
dibandingkan antibiotik yang lain seperti amoxicillin sirup, erytromisin
sirup, cefixime sirup dan cefadroxil sirup pada tahun 2013. Hasil studi
pendahuluan pada bulan Agustus 2014 di puskesmas Tambaruntung dari
beberapa resep tentang pemberian obat antibiotik seperti cotrimoxazole
suspensi pada balita ternyata dari 25 resep diperoleh 8 resep yang
dikatakan tepat pemberian dosis dan 17 resep tidak tepat pemberian dosis
karena ditemukan terdapat 10 resep dengan cotrimoxazole suspensi yang
underdose dan 7 resep yang overdose berdasarkan perhitungan standar
DIH (Drug Information Handbook).
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka penggunaan antibiotik
cotrimoxazole suspensi perlu perhatian khusus dalam pemberian dosis
obat, sehingga peneliti sangat tertarik untuk mengambil judul tentang
“Ketepatan Dosis Cotrimoxazole Suspensi Pada Balita di Puskesmas
Tambaruntung, Kabupaten Tapin Tahun 2013.”
Download