V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Jumlah populasi bakteri pada hutan tidak terbakar lebih banyak dibandingkan pada hutan yang terbakar. Pada hutan tidak terbakar jumlah bakteri pada kedalaman tanah 0-10 cm yaitu 3,10 x 108 CFU, kedalaman 11-20 cm yaitu 2,43 x 107 CFU, dan kedalaman 21-30 cm yaitu 1,45 x 107 CFU. Pada hutan yang terbakar jumlah bakteri pada kedalaman tanah 0-10 cm yaitu 2,12 x 107 CFU, kedalaman 11-20 cm yaitu 2,7 x 106 CFU, dan kedalaman 21-30 cm yaitu 9,0 x 105 CFU. Ditemukan 12 jenis bakteri yang terdiri dari 7 bakteri dari hutan tidak terbakar dan 5 bakteri dari hutan yang terbakar. Dari 12 isolat bakteri yang ditemukan merupakan jenis bakteri gram negatif dengan bentuk sel yang bervariasi yaitu 7 isolat memiliki bentuk sel coccus dan 5 isolat berbentuk basil. 2. Jumlah populasi cendawan pada hutan yang tidak terbakar lebih banyak dibandingkan pada hutan yang terbakar. Jumlah populasi cendawan pada hutan tidak terbakar pada kedalaman 0-10 cm (1,26 x 108 CFU), 11-20 cm (6,2 x 107 CFU), dan 21-30 cm (2,1 x 107 CFU). Pada hutan yang terbakar kedalaman 0-10 cm sebanyak 6,8 x 105 CFU, 11-20 cm (1,8 x 105 CFU), dan 21-30 cm (1,5 x 105 CFU). Jenis cendawan yang ditemukan pada hutan tidak terbakar yaitu Aspergillus sp, Fusarium sp dan Penicillium sp, sedangkan pada hutan terbakar cendawan yang ditemukan yaitu Aspergillus sp, Fusarium sp, Trichoderma sp. 5.2. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap sifat biologi tanah gambut setelah kebakaran dengan selang waktu yang lebih lama. Dengan penelitian lanjutan tersebut diharapkan bisa diperoleh informasi ilmiah yang sangat penting tentang kemungkinan sejauh mana berkurangnya populasi dan jenis cendawan dan bakteri pada hutan setelah terbakar. Selain itu, hindari membuka lahan dengan cara membakar karena akan berdampak pada turunnya populasi mikroorganisme. 35