Tanggal : 2014-01-27 Penulis : Web RSUA Kategori : Berita Tanda Dan Gejala Penyakit Sindrom Koroner Akut Berita : Acute Myocardial Infarction termasuk ST-segment elevation MI (STEMI) dan non-segment elevation MI (NSTEMI), dan angina tidak stabil kini dikenal sebagai bagian dari kelompok penyakit klinis yang disebut Acute coronary syndrome. Ruptur plak mengawali hampir semua sindrom ini. Ruptur menyebabkan pembentukan trombus. Jika hal ini terlambat ditangani, maka tingkat mortalitasnya tinggi, dan hampir setengah dari kematian mendadak disebabkan oleh MI yang terjadi sebelum penderita dirawat inap atau dalam waktu satu jam setelah gejala menyerang. Prognosisnya akan membaik jika penderita segera ditangani dengan baik.Penyebab: AterosklerosisFaktor-faktor Risiko :- Diabetes- Riwayat adanya penyakit jantung dalam keluargaMakanan berlemak tinggi dan berkabohidrat tinggi- Hiperlipoproteinemia- Hipertensi- Obesitas- Status postmenopausal- Banyak duduk dan tidak bergerak- Rokok- Stres Tanda dan Gejala : 1. AnginaTanda dan gejalanya meliputi :- Rasa terbakar, teremas dan sesak yang menyakitkan di dada substernalatauprekordial yang bias menjalar ke lengan kiri, leher dan rahang.- Rasa nyeri saat beraktivitas, meluapkan kegembiraan emosional, terpapar dingin atau makan dalam jumlah besar.2. MI (myocardial infarction)Tanda dan gejalanya meliputi :- Rasa tertekan, teremas, terbakar yang tidak nyaman, nyeri atau rasa penuh yang sangat terasa dan menetap di tengah dada dan berlangsung selama beberapa menit (biasanya lebih dari 15 menit)- Nyeri yang menjalar sampai ke bahu, leher, lengan atau rahang atau nyeri di punggung- Berkeringat- Mual- Sesak napasUji Diagnostik :Elektrokardiografi (EKG) membantu menentukan area jantung danarteri koroner mana yang terlibatPemeriksaan kadar enzim kardiak dan protein bias menunjukkan kenaikan khas pada CK-MB, troponin T dan I, dan mioglobin- Pemeriksaan laboratorium bisa memperlihatkan jumlah sel darah putih yang meningkat dan tingkat sedimentasi eritrosit berubah dalam tingkat elektrolit yang naik- Ekokardiografi bisa menunjukkan gangguan pergerakan dinding ventrikel dan bias mendeteksi rupture otot papiler atau septal- Rontgen toraks bias menunjukkan gagal jantung sisi kiri, kardiomegali atau penyebab non kardiak lain terhadap dispnea dan nyeri di dada- CT Scan yang menggunakan thallium 201 atau technetium 99m bias digunakan untuk mengidentifikasi area infark.- Kateterisasi jantung bias digunakan untuk mengetahui arteri koroner yang terlibat, serta memberikan informasi mengenai fungsi ventrikel dan tekanan dan volume di dalam jantung.Penanganan :- Oksigen digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen ke jantung- Nitrogliserin diberikan untuk meringankan nyeri di dada- Morfin diberikan untuk meringankan nyeri- Aspirin digunakan untuk menghambat agregasi platelet- Betabloker untuk mengurangi beban jantung yang berlebihan dan kebutuhan oksigen- Heparin dan GPIIb/IIIainhibitor untuk meminimalkan agregasi platelet- Nitrogliserin I.V untuk mendilasi arteri koroner dan meringankan nyeri dada- Obat penurun kolesterol- Terapi trombolitik (kecuali jika ada kontraindikasi) dalam waktu 12 jam setelah serangan gejala- Heparin - GP IIb/IIIa Inhibitor untuk meminimalkan agregasi platelet- PTCA- Bedah CABG untuk membuka arteri yang mengalami rintangan atau menyempit.Oleh:dr. Faizal PamewaPPDS Jantung FK-Unair Rumah Sakit Universitas Airlangga : http://rumahsakit.unair.ac.id Email : [email protected] Kampus C Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Surabaya, Jawa Timur, Indonesia - Kodepos : 60115 Phone Help Desk : 031.81153153 (Rawat Inap), 031.5916290 (UGD), Page 1 Tanggal : 2014-01-27 Penulis : Web RSUA Kategori : Berita 031.77338118 (UGD), 031.5916287 (Poli), Fax : 031.5916291 Page 2