BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2006, p5), “Marketing deals with identifying and meeting human and social needs. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2007, p6), “Marketing is an organizational function and set of process for creating, communicating, and delivering value to customers and for managing customers relationship in ways that benefit the organization and its stakeholder. Pemasaran adalah sebuah fungsi dari organisasi dan proses dari menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengirimkan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dalam berbagai cara yang menguntungkan organisasi dan stakeholdernya. Menurut UK Charted Institude of Marketing dalam Blythe (2005),“Marketing is the management process which indentifies, anticipates, and supplies customer requirements effeciently and profitability”. Pemasaran adalah proses manajemen yang mana mengidentifikasi, mengantisipasi, dan menyediakan persyaratan pelanggan secara efisien dan menguntungkan”. 7 8 Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah proses manajemen yang mana menciptakan, mengkomunikasikan, mengirimkan nilai kepada pelanggan secara efisien dengan cara mengidentifikasi kebutuhan ataupun keinginan konsumen terlebih dahulu sehingga dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. 2.1.2 Konsep Manajemen Pemasaran Menurut Kotler (2012,p33-35) ada lima konsep alternative yang melandasi aktivitas pemasaran organisasi yaitu : 1. Konsep Produksi The production concept is the idea that consumer will favor products that are available and highly affordableand the organization should therefore focus on improving production and distribution efficiency. Konsep produksi adalah gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan sangat terjangkau dan oleh karena itu organisasi harus fokus pada peningkatan produksi dan efisiensi distribusi. 2. Konsep Produk Product concept is the idea that consumers will favor products that offer the most quality, perfomance, and features and that the organization should therefore devote its energy to making continuous product improvements. Konsep produk adalah gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas yang baik, kinerja, dan fitur dengan demikian organisasi harus membuat perbaikan atas produk secara berkelanjutan. 3. Konsep Penjualan 9 Selling Concept is the idea that consumer will not buy enough of the firm’s products unless it undertakes a large-scale selling and promotion effort. Konsep penjualan adalah gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup produk perusahaan kecuali perusahaan melakukan sebuah penjualan dengan skala yang besar dan melakukan usaha promosi. 4. Konsep Pemasaran Marketing concept is a philosophy that hold that achieving organizational goals depends on knowing that needs and wants of target markets and delivering the desired satisfcations better than competitor do. Konsep pemasaran adalah sebuah filosofi yang berpendapat bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada mengethaui bahwa kebutuhan dan keinginan sasaran pasar dan memberikan kepuasan yang dinginkan lebih baik daripada yang dilakukan oleh pesaing. 5. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial Societal marketing concept is the ide that a company’s marketing decision should consider consumers’ wants, the company’s requirements, consumers’ long-run interest, and society’s long interest. Konsep pemasaran sosial adalah ide bahwa keputusan pemasaran perusahaan harus mempertimbangkan keinginan konsumen, kebutuhan perusahaan dan ketertarikan masyarakat jangka panjang. 2.1.3 Bauran Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2006) dalam Munusamy dan Hoo (2008) mengatakan bahwa, “The Marketing mix is defined as 4P’s Namely the product, price, promotion, and place” . Bauran pemasaran didefinisikan sebagai 4P: produk, harga, promosi, dan tempat. 4P seringkali didesign untuk mempengaruhi keputusan 10 pembelian dan membawa kepada pertukaran yang menguntungkan antara perusahaan dan pembeli. Menurut Borden (1984) dalam Munusamy dan Hoo (2008) mengatakan bahwa, “The marketing mix is the set of marketing tools a firm utilizes to pursue its marketing objectives in target market”. Bauran pemasaran merupakan suatu seperangkat alat-alat pemasaran sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam target pasar. a. Product (Produk) Kotler dan Amstrong (2006) mendefinisikan produk sebagai “anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use, or consumption that might satisfy a want or need”. Produk merupakan segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau untuk dikonsumsi yang bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan. b. Price (Harga) Munusamy dan Hoo (2008), harga adalah satu dari 4P dalam bauran pemasaran dari sebuah perusahaan. Harga dari produk dan jasa seringkali mempengaruhi konsumen untuk membeli produk secara keseluruhan. c. Place ( Tempat) Kotler dan Amstrong (2006) mendefinisikan distribusi sebagai berikut, “place or distribution as a set of interdependent organizations involved in the process of making a product available for use or consumption by consumers”. Tempat atau distribusi sebagai sebuah rangakian dari organisasi yang saling bergantungan dalam sebuah proses dari membuat produk tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. 11 d. Promotion ( Promosi) Duncan (2005) dalam Munusamy dan Hoo (2008) mendefinisikan promosi sebagai “promotion is the key to the market exchange process that communicates with present and potential stakeholders, and the general public”. Promosi adalah kunci ke proses pertukaran di pasar yang bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada stakeholders yang ada dan potensial dan masyarakat umum. Dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah alat-alat pemasaran(4P) yang digunakan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan pemasaran. “Each element of the marketing mix can affect consumers in many ways”. Setiap elemen dari marketing mix dapat mempengaruhi konsumen dalam berbagai cara (Petter dan Donnelly, 2007 dalam Munusamy dan Hoo, 2008) . 2.2 Produk 2.2.1 Pengertian Produk Berikut adalah beberapa pengertian dari produk : • Menurut Kotler dan Amstrong (2006, p7), “ Product is anything can be offered to a market for attention, acquisition, use, or for consumption that might satisfy a want or need” . Produk merupakan segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau untuk dikonsumsi yang bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan. • Menurut W.J Stanton dalam Buchari Alma (2004, p139), “ A product is a set of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price, manufacture’s prestige, which the buyer may accept as offering want satisfaction”. Sebuah produk adalah sesuatu yang berwujud dan atribut tidak 12 berwujud, termasuk pengemasan, warna, harga, nama baik produsen dimana pembeli dapat menerima sebagai penawaran atas suatu keinginan kepuasan”. • Menurut Forrel (2005) dalam Munusamy dan Hoo (2008), “The product is the core of the marketing mix strategy in which retailers can offer consumers symbolic and experiental attributes to differentiate products from competitors”. Sebuah produk adalah inti dari strategi bauran pemasaran yang mana retailer dapat menawarkan konsumen simbol dan attribut untuk membedakan dengan produk pesaing. 2.2.3 Klasifikasi Product Klasifikasi produk menurut Kotler dan Keller ( 2009,p5) yaitu : 1. Ketahanan ( Durability) dan Kewujudan (Tangibility ) Pemasar menggolongkan produk menjadi tiga kelompok menurut ketahanan dan kewujudannya : • Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurables goods) adalah barangbarang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaaan, seperti sabun dan shampo. Karena barang-barang tersebut sering dibeli , strategi yang tepat adalah membuat barang-barang tersebut tersedia di banyak lokasi. • Barang tahan lama (durables goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama seperti kulkas, alat-alat mesin dan pakaian. Produk-produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan personal dan jasa dan memerlukan garansi penjual yang lebih banyak. 13 • Jasa (service) adalah produk yang tak berwujud,tak terpisahkan,bervariasi dan dapat musnah, akibatnya jasa biasanya memerlukan kendali kualitas, kredibilitas pemasok dan kemampuan adaptasi yang lebih besar. 2. Keandalan (Reliability) Keandalan adalah ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan mengalami malfungsi atau gagal dalam periode tertentu. 3. Kemudahan perbaikan ( repairbility ) Kemudahan perbaikan (repairbility) adalah ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk tidak berfungsi atau gagal. Kemudahan perbaikan yang ideal jika pengguna dapat memperbaiki sendiri produk tersebut dengan sedikit biaya dan waktu. Beberapa produk meliputi diagnostik yang memungkinkan bagian pelayanan memperbaiki masalah lewat telepon atau memberi nasihat kepada pengguna tentang cara memperbaikinya. 2.2.4 Tingkatan Product Tingkat produk menurut Kotler dan keller ( 2009,p4 ), dalam merencanakan penawaran pasarnya,pemasar harus melihat lima tingkat produk yaitu : 1. Manfaat Inti ( Core benefit ) Manfaat inti dari tingkat produk adalah berupa layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli oleh pelanggan. 2. Produk Dasar ( Basic Product) Pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar,misalnya kamar hotel meliputi tempat tidur,kamar mandi, handuk,meja,lemari pakaian dan toilet. Produk dasar merupakan produk awal dari setiap produk atau jasa yang ditawarkan. 14 3. Produk yang diharapkan (Expected product) Produk yang diharapkan merupakan sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereke membeli suatu produk 4. Produk Tambahan (Augmanted product) Pemasar menyiapkan produk tambahan yang melebihi harapan pelanggan. 5. Produk Potensial (Potential product) Produk potensial yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin dialami sebuah produk atau penawaran dimasa yang akan datang. Gambar 2.1 Lima Tingkatan Produk Sumber Kotler dan Keller ( 2009,p4). 15 2.3 Atribut Produk Atribut produk merupakan hal penting bagi konsumen ataupun pemasar. Konsumen menggunakan atribut produk sebagai basis untuk mengevaluasi sebuah produk sejak atribut menyediakan manfaat yang konsumen cari ketika membeli sebuah produk dan membandingkan dengan merek kompetitif lainnya. Menurut Kotler dan Amstrong (2008 : p283) atribut produk adalah mutu, sifat, dan rancangan yang terdapat dalam suatu produk dan mempengaruhi keputusan pembelian. Tjiptono (2008, p103) atribut adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan hal penting bagi pemasar dalam mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. 2.3.1 Unsur-Unsur Atribut Produk Unsur-unsur atribut produk menurut Kotler (2004) dalam Rangkuti (2009, p130) : a. Kualitas produk Kualitas produk adalah kemampuan dari suatu produk untuk memberikan kinerja sesuai dengan fungsinya. Kualitas produk adalah salah satu alat utama yang paling sering digunakan oleh pemasar untuk melakukan positioning. b. Fitur produk Sebuah produk dapat terdiri dari beberapa fitur. Fitur ini yang membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. c. Design Design adalah keindahan menyangkut kemasan yang menjadi daya tarik dari suatu produk. 16 2.4. Harga 2.4.1 Pengertian Harga Menurut moneter yang Hasan (2009,p298) , harga dikorbankan oleh merupakan segala bentuk konsumen untuk biaya memperoleh, memiliki, memanfaatkn sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk. Menurut Tjiptono (2004, p151) harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Harga merupakan komponen langsung yang berpengaruh langsung terhadap laba. Harga adalah satu-satunya menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen dari bauran pemasaran yang elemen yang lain menghasilkan pengeluaran. Harga bukan hanya angka pada suatu label. Harga memiliki banyak bentuk dan dapat berfungsi dalam banyak hal (Kotler, 2009, p.416). Harga merupakan sesuatu yang harus dibayar demi mendapatkan sesuatu yang berupa barang atau jasa. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran yang dikorbankan oleh konsumen untuk mendapatkan barang atau jasa yang berkaitan dan berpengaruh langsung terhadap pendapatan. Menurut Kotler dan Keller (2009 ,p63) menyatakan bahwa dimensi harga terdiri dari : 1. Daftar harga (List Price) adalah informasi mengenai harga produk yang ditawarkan agar konsumen mempertimbangkan untuk membeli. 17 2. Rabat / Diskon (Discount) diskon adalah tingkat diskon/ potongan harga yang diberikan penjual kepada konsumen. 3. Potongan harga khusus (Allowance) adalah potongan harga khusus oleh potongan harga yang diberikan produsen / penjual kepada konsumen pada saat event tertentu. 2.4.2 Tujuan Penetapan Harga Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu ( Tjiptono, 2004, p152-153) : 1. Tujuan berorientasi pada laba Setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi. Tujuan dikenal dengan istilah maksimal laba. 2. Tujuan berorientasi pada volume Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harga berdasarkan tujuan yang beriontasi pada volume tertentu agar dapat mencapai target volume yang diinginkan. 3. Tujuan berorientasi pada citra Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menentukan harga yang tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisiusnya. 4. Tujuan stabilitas harga Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan pula harga mereka. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri. 18 2.4.3 Peranan Harga Menurut Tjiptono (2007,p152) berpendapat bahwa “ harga memiliki dua peranan utam dalam proses pengambilan keputusan, yaitu : a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan membeli produk berdasarkan daya beli. b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk. Pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat,maka nilainya akan meningkat pula,demikian pula sebaliknya, pada tingkat harga tertentu nilai barang dan jasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan. 2.4.4 Faktor Mempengaruhi Harga Menurut Lupiyodi dan Hamdani (2006 , P100) terdapat beberapa faktorfaktor yang mempengaruhi harga, diantaranya sebagai berikut : 1. Elastisitas permintaan. Dengan elastisitas dapat diketahui hubungan antara harga dengan permintaan. 2. Struktur biaya. Umumnya terdapat dua jenis biaya yang terdapat dalam struktur biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variable. 3. Persaingan. Perusahaan harus mengamati pesaing-pesaingnya agar dapat menentukan harga yang tepat. 4. Positioning. 19 5. Sasaran yang ingin dicapai perusahaan. 6. Siklus hidup jasa. 7. Sumber daya yang digunakan. 8. Kondisi ekonomi 2.4.5 Metode Penetapan Harga Beberapa metode penetapan harga menurut Kotler (2004, p529-534) yaitu: • Mark Up Pricing Harga jual ditentukan berdasarkan presentasi keuntungan yang diharapkan ditambahkan dengan keseluruhan biaya produksi sebagai keuntungan atau laba. • Target Return Pricing Perusahaan menentukan tingkat harga yang akan menghasilkan pengembalian dengan target yang sudah ditentukan. • Perceived- Value Pricing Harga ditentukan berdasarkan penilaian konsumen terhadap produk, bila konsumen menilai produk tinggi maka harga yang ditetapkan atas produk juga tinggi. • Going- Rate Pricing Harga yang ada mengikuti harga pasar yang ada, berdasarkan harga jual yang ditetapkan pesaing. 20 • Sealed –Bid Pricing Harga ditentukan berdasarkan dugaan perusahaan tentang berapa besar harga yang akan ditetapkan pesaing,bukan biaya dan permintaannya sendiri yang digunakan ketika peusahaan ingin memenangkan produk. 2.5 Tempat atau Distribusi 2.5.1 Pengertian Tempat/Distribusi Menurut Craven dalam Hasan (2009 , p348) saluran pemasaran suatu bentuk jaringan organisasional yang menghubungkan produk dengan pengguna atau pembeli baik barang atau jasa. Menurut Berman dalam Hasan (2009, p348) saluran pemasaran merupakan merupakan fungsi dan sistem jaringan perantara (agen , pedagang , retailer) yang terorganisasi melakukan semua aktivitas pemasaran yang diperlukan untuk menghubungkan produsen dengan konsumen. Berdasarkan dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian distribusi (place) yakni suatu proses pendistribusian suatu produk agar konsumen mudah untuk mendapatkan produk tersebut. 2.5.2 Komponen Distribusi Berikut adalah komponen-komponen dari distribusi menurut Julian Vieceli dan Michael Valos (2008, p278) yaitu : • Channels (saluran) : alat digunakan oleh produsen dan penjual untuk mendapatkan produk mereka ke pasar dan ke dalam tangan pengguna. Alat manajemen ini digunakan untuk memindahkan barang dari satu tempat 21 produksi ke tempat konsumsi, ini adalah cara yang dimana barang ditransfer dari penjual kepada para pembeli. • Inventory ( persediaan) : adalah persediaan barang yang tersedia dalam saluran pemasaran (Channels). 2.5.3 Aspek –Aspek Distribusi Menurut Yunarto (2006,p50) ada tiga aspek yang berkaita dengan keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat). Aspek tersebut adalah : • Sistem transportasi : sistem ini tentang pemilihan transportasi (kereta api, kapal, dan truk), penentuan jadwal pengiriman, dan penentuan rute yang harus ditempuh. • Sistem penyimpanan : dalam sistem ini bagian pemasaran harus menentukan letak gudang, jenis peralatan yang dipakai untuk menangani bahan baku maupun peralatan lainnya. • Pemilihan saluran distribusi, menyangkut keputusan-keputusan tentang penggunaan penyalur (pedagang besar, pengecer,agen, retailer) dan menjalin kerjasama yang baik dengan para penyalur tersebut. 2.5.4Saluran Distribusi (Distribution Channel) Menurut Yunarto (2006, p75), saluran distribusi (distribution channel) adalah sekumpulan organisasi yang saling berhubungan untuk membuat suatu produk atau jasa terseda bagi konsumen atau pemakai dan kemudian dapat dikonsumsi oleh konsumen. Saluran distribusi berfungsi sebagai jembatan antara producer (pembuat barang) dan konsumen, atau dengan kata lain distribution channel bertanggung jawab untuk memindahkan barang dari pembuat barang ke konsumen. Terdapat 3 saluran distribusi , yaitu : 22 • Intermediary (perantara) adalah pihak-pihak yang whosaler (grosir/pedagang besar) dan retailer(pengecer) yang membeli barang, memilikinya, dan menjual kembali barang tersebut. Whosaler dan retailer sering disebut juga dengan pedagang. • Agent (wakil) adalah pihak-pihak seperti broker (pedangang, perantara yang biasanya dibayar dengan imbalan komisi) dan sales agent (agen penjualan). Broker dan agent akan mencari pembeli, tetapi tidak memiliki barang yang diperantarakan atau diperdagangkan. • Facilitator (fasilitator) adalah pihak-pihak yang memfasilitasi atau membantu proses distribusi dalam pengiriman barang secara fisik, pengiriman informasi, ataupun proses pembayaran. Fasilitator adalah pihak ketiga yang tidak terlibat proses jual-beli barang dan tidak memiliki barang yang dikirim atau diperdagangkan. 2.5.5 Strategi Distribusi Menurut Yunarto (2006, p90) terdapat empat strategi utama dalam distribusi, antara lain adalah : 1. Direct Distribution Direct Distribution ( distribusi langsung) terdapat dua macam, yaitu Straight dan Corporate. Straight direct distribution terjadi ketika perusahaan langsung mendistribusikan barangnya ke Customer (tanpa perantara). Corporate direct distribution terjadi jika producer (pembuat barang) menggunakan satu perusahaan untuk mendistribusikan produknya. 23 2. National Single Distribution Producer (pembuat barang) menggunakan satu perusahaan untuk mendistribusikan produknya dan distributor bukan milik dari producer (pembuat barang). Yang menjadi kekuatan dari national single distribution adalah kontrol perusahaan yang besar dan kompetisi harga yang biasanya terjadi antar distributor tidak terjadi. 3. National Multy Distribution Producer (pembuat barang) menggunakan beberapa perusahaan untuk mendistribusikan produknya. Salah satu kekuatan sistem ini adalah adanya iklim kompetisi antara distributor yang akan memicu kepada peningkatan penjualan. 4. Microscipic Distribution Di dalam memasarkan produknya, terdapat banyak distributor. Jika ditinjau dari sisi wilayah yang luas. Kelemahan dari distribusi ini adalah dimungkinkan adanya barang yang berpindah dari suatu area ke arae lain karena harga satu area yang mungkin lebih muarah dari area lain, sehingga pembuat barang (producer). 2.5.6Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi produk Menurut Yunarto (2006, p125) ada 5 hal yang mempengaruhi distribusi produk, antara lain : • Produk, banyak produk yang dipasarkan mempengaruhi distribusi produk, semakin banyak item produk yang ditawarkan maka sales force (salesman) mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menjual produk yang jumlahnya satu item saja. 24 • Sales force, banyaknya salesman juga mempengaruhi aktivitas distribusi produk. Jika jumlah salesman cukup dan wilayah penjualannya sudah dipetakan sedemikian rupa maka peliputan salesman terhadap pelanggan bisa menjadi maksimal, dan sebagai dampaknya produk akan distribusi ke seluruh pelanggan yang ada. • Armada Delivery, banyaknya armada delivery juga bisa mempengaruhi distribusi produk. Jumlah armada delivery yang tidak memadai dapat mengacaukan jadwal pengiriman produk. • Oulet survey, jumlah dari oulet yang sudah didata atau berasal dari database perusahaan pesaing sangat penting. Outler survey merupakan kondisi riil di lapangan yang ditujukkan maupun daftar outlet. • Wilayah penjualan, jika wilayah penjualan sangat luas dan kemampuan distributor hanya 25% distribusi produk memetakan dari sangat wilayah besarnya wilayah, maka berkurang. Oleh penjualan sebab sehingga tidak maksimalisasi itu, perusahaan terlalu mendapatkan wilayah penjualan yang lebar. Jika wilayah sudah dipetakan, maka langkah selanjutnya adalah penyesuaian kebutuhan akan armada delivery dan salesman. 2.6 Perilaku dan Keputusan Pembelian Konsumen 2.6.1 Definisi Perilaku Konsumen Menurut Sumarwan (2004 , p25), perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan , mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa , termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan. 25 Menurut Simamora (2004,p2) lebih menekankan bahwa perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan. Mereka mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi , memperoleh , ,menggunakan atau mengatur barang dan jasa. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan , tindakan , serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat membeli , ketika membeli , menggunakan , menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan evaluasi. 2.6.2 Model Perilaku Konsumen Titik tolak memahami perilaku konsumen adalah model rangsangan –tanggapan seperti yang diperlihatkan pada tampilan dimana rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian pembeli. 26 Rangsangan Rangsangan Ciri-ciri Proses Keputusan Pemasaran Lain Pembeli Pembelian Produk Ekonomi Budaya Pemahaman masalah Harga Teknologi Sosial Pencarian informasi Saluran Politik Pribadi Pemilihan alternatif Pemasaran Budaya Psikologi Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian Promosi Keputusan \ Pembelian Penentuan waktu Pemilihan produk Jumlah pembelian Pemilihan merek Pemilihan saluran Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen Sumber Kotler dalam rangkuti (2009,p93). 2.6.3 Faktor - faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menurut Kotler dalam Rangkuti (2009, p97- 107 ) Faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal dan faktor psikologis. 27 1) Faktor kebudayaan Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, subkultur dan kelas sosial pembeli. a. Budaya Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. b. Sub-budaya Masing – masing budaya terdiri atas sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri dari sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. Sub- budaya terdiri atas kebangsaan , agama , kelompok ras, dan daerah geografis. Banyaknya sub-budaya membentuk segmen pasar penting , dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. c. Kelas sosial Pada dasarnya , semua masyarakat memiliki strata kelas sosial. Stratafikasi tersebut kadang-kadang terbentuk sistem kasta di mana anggota kasta yang berbeda dibesarkan dalam peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta. Stratifikasi tersebut sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial . Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen , yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai , minat dan perilaku yang serupa. 28 Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan , tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan , pendidikan , dan tempat tinggal. Kelas sosial berbeda dalam busana , cara berbicara, preferensi rekreasi dan memiliki cara lain. 2) Faktor social Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor social seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. Faktor ini sangat memengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar benar memperhitungkannya untuk menyusun strategi pemasaran. a. Kelompok acuan Kelompok acuan memiliki seseorang pengaruh terdiri atas semua langsung (tatap muka) atau kelompok tidak yang langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. b. Keluarga Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah menjadi objek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan yang paling berpengaruh. c. Peran dan status Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya seperti keluarga dan organisasi. Kedudukan seseorang di masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. 29 3) Faktor personal Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur – hidup pembeli , jabatan , keadaan ekonomi , gaya hidup , kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan. a. Usia dan tahap siklus hidup Orang yang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.Selera orang berhubungan dengan terhadap makanan, pakaian,perabot dan usia.Konsumsi keluarga, pemasar sering dibentuk oleh siklus hidup memilih kelompok-kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasaran. b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi Pekerjaan seseorang juga memengaruhi pola konsumsinya. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat diatas rata-rata atas produk atau jasa. Perusahan bahkan dapat mengkhususkan produknya untuk kelompok profesi tertentu.pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. c. Gaya hidup Orang – orang yang berasal dari dari subbudaya, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. d. Kepribadian dan konsep diri Masing – masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang masing memengaruhi perilaku pembelian. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dari orang lain yang 30 menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Konsep diri (citra pribadi) seseorang juga berkaitan dengan dengan kepribadain , pemasar berusaha mengembangkan citra merek yang sesuai dengan citra pribadi pasar sasaran. 4) Faktor psikologi Kebutuhan yang dirasakan oleh seseorang timbul dari suatu keadaan fisiologis tertemtu. Kebutuhan yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang bersifat fisiologis seperti kebutuhan untuk diakui , harga diri , atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungannya. Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama yaitu motivasi persepsi , kepercayaan dan sikap. a. Motivasi Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Kebutuhan muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan tidak nyaman. Kebutuhan muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan. Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. b. Persepsi Seseorang yang termotivasi siap untuk seseorang yang termotivasi bertindak bertindak. Bagaimana akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih,mengorganisis, dan menginterpretasi masukan-masukan gambaran dunia yang memiliki arti. informasi guna menciptakan 31 c. Pembelajaran Saat orang bertindak, mereka bertambah pengetahuannya. Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Dorongan (drives) adalah rangsangan internal yang kuat yang mendorong tindakan. Petunjuk (cues) adalah rangsangan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana tanggapan seseorang. d. Keyakinan dan sikap Melalui bertindak belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian memengaruhi perilaku pembelian. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Keyakinan berdasarkan pengetahuan,pendapat atau kepercayaan. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. 32 Kebudayaan Sosial Budaya Kelompok Acuan Sub – budaya Keluarga Kepribadian Kejiwaan Usia dan tahap siklus hidup Motivasi Pekerjaan dan lingkungan ekonomi Persepsi P E M B Pembelajara n E L Peran status Kepribadian dan konsep diri I Keyakinan dan sikap Kelas sosial Gambar 2.3 Model Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen Sumber Kotler dalam Rangkuti (2009, p97- 107 ) 2.6.4 Jenis- jenis Perilaku Pembelian Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, tergantung pada keputusan pembelian. Pembelian yang rumit dan mahal mungkin melibatkan lebih banyak pertimbangan pembeli dan lebih banyak peserta. Menurut Kotler (2005, p221), terdapat empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antara merek, diuraikan sebagai berikut: 33 1. Perilaku pembelian yang rumit Perilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan berusaha menyadari perbedaan-perbedaan jelas diantara merek-merek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli, beresiko, dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, jam tangan, pakaian, dan lain-lain. Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus berusaha untuk mengetahuinya. Sehingga pemasar harus menyusun strategi untuk memberikan informasi kepada konsumen, tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek perusahaan, dan atribut penting lainnya. 2. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan Perilaku membeli semacam ini mempunyai keterlibatan yang tinggi dan konsumen menyadari hanya terdapat sedikit perbedaan diantara berbagai merek. Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli, berisiko, dan membeli secara relatif cepat karena perbedaan merek tidak terlihat, seperti karpet, keramik, dan lain-lain. 3. Perilaku pembelian karena kebiasaan Konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan , bukan berdasarkan kesetiaan terhadap suatu merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena mereka sudah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk. 34 4. Perilaku pembelian yang mencari variasi Perilaku ini mempunyai keterlibatan ynag rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan merupakan suatu bukan kepuasan. Jadi yang merek dalam perilaku ini bukan mutlak. Perilaku seperti ini biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga dan konsumen sering mencoba merekmerek baru. 2.6.5 Definisi Keputusan Pembelian Menurut Schiffman dan Kanuk (2007,p485) “ Seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain , pilihan alternative harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan.” Menurut Supranto dan Limakrisna adalah proses integrasi (2007 , p211) Keputusan pembelian dengan mana pengetahuan dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih alternative perilaku kemudia pilih satu. Menurut Samarwan (2004 , p289) Keputusan pembelian adalah suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternative. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternative. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen adalah suatu proses yang melibatkan konsumen dalam mengenali kebutuhannya, pencarian informasi , evaluasi alternative lain , hingga pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk yang sesuai kebutuhan tersebut. 35 2.6.6 Tahapan - Tahapan Keputusan Pembelian Lima tahap keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2007 , p235) , yaitu : 1) Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali kebutuhan. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu , dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. 2) Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level penguatan perhatian , orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya orang mungkin mulai aktif mencari informasi : mencari bahan bacaan , menelpon teman , dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. 3) Evaluasi Alternatif Dalam evaluasi alternative terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Pada tahap ini, konsumen selalu melakukan evaluasi-evaluasi produk sejenis dari perusahaan lain. Dimana dalam proses evaluasi tersebut konsumen melakukan perbandiangan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya untuk mengetahui produk mana yang lebih unggul. 36 4) Keputusan Pembelian Keputusan pembelian merupakan saat dimana konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk yang bersangkutan dan membuat keputusan pemesanan yang berhubungan dengan pembelian. Pemilihan keputusan ini dilakukan atas dasar hasil evaluasi ditahap sebelumnya. Dalam tahap evaluasi , para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada didalam kumpulan pilihan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, keputusan pembelian merupakan saat dimana konsumen memutuskan untuk membeli produk atau tidak membeli produk, setelah melewati tahap proses evaluasi alternatif . Dimana tahap proses evaluasi tersebut membandingkan produk yang satu dengan produk yang lain mana yang lebih unggul. 5) Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain , dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Adapun tahapan-tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku Masalah Informasi Alternatif Pembelian Pasca Gambar 2.4 Tahapan Keputusan Pembelian Sumber Kotler dan Keller 2007. 37 Schiffman dan Kanuk (2007 , p491-507) model dalam tahapan pengambilan keputusan konsumen menjadi tiga komponen utama : 1. Input Komponen input terdiri dari berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai – nilai sikap dan perilaku yang berkaitan dengan produk yang paling utama dalam komponen input adalah berbagai kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh sosial budaya. • Input Pemasaran Kegiatan pemasaran perusahaan yang merupakan usaha langsung untuk mencapai , memberikan informasi dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan produknya. Usaha –u saha tersebut meliputi berbagai strategi bauran pemasaran yaitu , produk , harga , tempat , promosi , proses , orang (SDM) , bukti fisik. • Input Sosial Budaya Input sosial budaya terdiri dari berbagai macam pengaruh komersial seperti pengaruh dari keluarga , sumber informasi , non komersial , kelas sosial , budaya dan sub-sub budaya. 2. Proses Komponen proses berhubungan cara konsumen mengambil keputusan untuk memahami proses , maka harus dipertimbangkan pengaruh berbagai konsep psikologis yang merupakan pengaruh dari dalam diri. Pengaruh - pengaruh tersebut adalah motivasi , persepsi , pembelajaran , kepribadian dan sikap. 38 Proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tiga tahap yaitu pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen dihadapkan pada suatu kebutuhan atau masalah yang berbeda. Pertama merupakan tipe keadaaan yang sebenarnya yang masalah bahwa mereka mempunyai masalah ketika sebuah produk tidak dapat berfungsi secara memuaskan. Kedua , tipe keadaan yang di inginkan dimana bagi konsumen terhadap sesuatu yang baru dapat menggerakan proses keputusan. • Penelitian sebelum pembelian Penelitian dimulai ketika konsumen merasakan adanya kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi , suatu produk. Ingatan pada pengalaman yang lalu dapat memberikan informasi yang memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan sekarang. Jika tidak memiliki pengalaman sebelumnya , mungkin konsumen harus melakukan penelitian lebih dalam mengenai keadaan diluar dirinya untuk memperoleh informasi yang berguna sebagai dasar pemilihan. Banyak keputusan konsumen yang didasarkan pada gabungan pengalaman yang lalu (sumber internal) dan informasi pemasaran dan non dirasakan komersial juga (sumber eksternal). Tingkar risiko dapat mempengaruhi tahap yang pengambilan keputusan. • Penilaian alternatif Ketika menilai berbagai alternatif potensial , konsumen cenderung menggunakan dua tipe informasi yaitu , daftar merek yang akan 39 konsumen rencanakan untuk dipilih dan kriteria yang akan mereka gunakan untuk menilai setiap merek. 3. Output Komponen berhubungan output menyangkut erat yaitu , perilaku pembelian. Tujuan kegiatan pasca pembelian pembelian yang penilaian pasca dan dari kegiata output adalah untuk meningkatkan konsumen terhadap pembeliannya. • Perilaku pembelian Konsumen melakuakn dua tipe pembelian yang pertama adalah pembelian percobaan yang bersifat penjajakan konsumen untuk menilai suatu produk melalui pemakain langsung. Yang kedua adalah pembelian ulang , biasanya memenuhi persetujuan menandakan bahwa produk konsumen dan konsumen bersedia memakainya lagi dalam jumlah yang lebih besar. • Penilaian pasca pembelian Unsur terpenting dari evaluasi pasca pembelian adalah pengurangan ketidakpastian atau keragu-raguan yang dirasakan oleh konsumen pembelian pentingnya yang suatu terhadap pilihannya. Tingkat dilakukan keputusan para konsumen produk dan analisis pasca tergantung pada pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk tersebut. Jika kinerja produk seusai harapan maka mungkin konsumen akan membelinya lagi. Sebaliknya, jika tidak sesuai dengan harapan maka konsumen akan memakai berbagai alternatif yang lebih sesuai pengaruh eksternal. 40 2.6.7 Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan Pembelian Berdasarkan faktor yang dipertimbangkan, menurut Hawkins et al, dalam Simamora (2004, p8), pengambilan keputusan pembelian dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Pengambilan keputusan berdasarkan atribut produk. Pada pengambilan keputusan ini memerlukan pengetahuan tentang apa atribut suatu produk dan bagaimana kualitas atribut tersebut. • Pengambilan keputusan berdasarkan sikap. • Pengambilan keputusan ini diambil berdasarkan kesan umum, intuisi maupun perasaan. 2.6.8 Tingkat Pengambilan Keputusan Konsumen Schiffman dan Kanuk (2007 , p487) membedakan tiga tingkat pengambilan keputusan konsumen yang spesifik, yaitu : a. Pemecahan masalah yang luas Jika konsumen tidak mempunyai criteria yang mapan untuk menilai kategori atau merek tertentu dalam kategori tersebut atau tidak membatasi jumlah merek yang akan mereka pertimbangkan menjadi rangkaian kecil yang dapat dikuasai, usaha pengambilan keputusan dapat diklasifikasikan sebagai pemecahan masalah yang luas. b. Pemecahan masalah yang terbatas Pada tingkat pemecahan masalah , konsumen telah menetapkan criteria dasar untuk menilai kategori produk dan berbagai merek dalam kategori tersebut. Tetapi ,belum sepenuhnya menetapkan pilihan terhadap kelompok merek tertentu. Pencarian informasi tambahan yang dilakukan lebih merupakan “ penyesuaian sedikit-sedikit harus mengumpulkan informasi merek tambahan untuk melihat perbedaan diantara berbagai merek. 41 c. Perilaku sebagai respon yang rutin Pada tingkat ini , konsumen sudah mempunyai beberapa pengalaman mengenai kategori produk dan serangkain criteria yang ditetapkan dengan baik untuk menilai berbagai merek yang sedang mereka pertimbangankan. 2.7 Hubungan Antar Variabel Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini : a. Pada penelitian berjudul Influence of product attributes on consumer purchase decision in the Nigerian food and beverages Industry : A study of Lagos Metropolis menurut Akpoyomare, Adeso, Ganio pada tahun 2012 mengatakan bahwa “Attributes play a vital role in the consumer decision making proses since consumers evalute nand compare comptetitive products based on attributes”. Dengan demikian bahwa atribut produk memiliki peran penting dalam keputusan pembelian konsumen. b.Pada penelitian berjudul Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian kacang Dua Kelinci (Study Kasus pada konsumen kacang Dua Kelinci di Kecamatan Pati Lor Kabupaten Pati) menurut Yosi Rusmeliana dan Witjaksono (2012) dari hasil penelitiannya diketahui bahwa produk, harga, promosi dan tempat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. c. Pada penelitian Pengaruh promosi dan distribusi terhadap keputusan beli konsumen pada PT. Semen Padang.menurut Ardi dan Zefriyeni (2012) dari hasil penelitiannya diketahui bahwa promosi dan distribusi memiliki pengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian Semen Padang,. 42 2.8 Kerangka Pemikiran Berikut adalah kerangka pemikiran dalam penelitian ini : Atribut Produk (X1) Kesesuaian Harga Keputusan Pembelian (Y) (X2) Ketersediaan Harga (X3) Gambar 2. 8 Kerangka Pemikiran 2.9 Hipotesis Berikut adalah hipotesis dari penelitian ini : T-1 : Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara signifikan atribut produk terhadap keputusan pembelian Ho : tidak ada pengaruh secara signifikan antara atribut produk terhadap keputusan pembelian . Ha : ada terdapat pengaruh secara signifikan antara atribut produk terhadap keputusan pembelian . T-2 : Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara signifikan kesesuaian harga terhadap keputusan pembelian. Ho : tidak ada pengaruh secara signifikan antara kesesuaian harga terhadap keputusan pembelian . 43 Ha : ada terdapat pengaruh secara signifikan antara kesesuaian harga terhadap keputusan pembelian. T-3 : Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara signifikan ketersediaan produk terhadap keputusan pembelian. Ho : tidak ada pengaruh secara signifikan antara ketersediaan produk terhadap keputusan pembelian . Ha : ada terdapat pengaruh secara signifikan antara ketersediaan produk terhadap keputusan pembelian. T-4 : Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara atribut produk, kesesuaian harga dan ketersediaan produk terhadap keputusan pembelian secara simultan. Ho : tidak ada pengaruh secara signifikan antara atribut produk, kesesuaian harga dan ketersediaan produkterhadap keputusan pembelian secara simultan. Ha : ada terdapat pengaruh secara antara atribut produk, kesesuaian harga dan ketersediaan produksignifikan terhadap keputusan pembelian secara simultan.