11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian informasi yang dapat berupa pesan, ide, gagasan yang berasal dari satu pihak kepada pihak lain. Komunikasi pada umumnya dilakukan secara verbal (lisan) dan dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Namun tidak menutup kemungkinan jika secara lisan tidak dapat dilakukan maka dapat dilakukan dengan menggunakan non verbal (gerakan badan) yang menunjukkan sikap tertentu, contohnya dengan tersenyum. Pengertian ilmu komunikasi dapat dilihat dari asal katanya. Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya “communis” adalah “communico” yang artinya berbagi5 dan menurut Wiryanto kata sifatnya, communis yang berarti umum atau bersama-sama6. Sumber lain mengatakan bahwa komunikasi berasal dari kata “communication” atau “communicare” yang berarti ” membuat sama” (to make common). Dari definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam proses penyampaian pesan, komunikasi dapat sampai dan diterima oleh penerima pesan 5 6 Vardiansyah, D, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta. PT. Elex Media Komputindo, 2004) Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Grasindo, Jakarta, 2008, hal.5 12 dengan melalui berbagai macam simbol, baik berupa verbal (lisan) maupun non verbal (gerak tubuh) dimana setiap maksud dan tujuan mempunyai arti yang berbeda-beda sehingga diharapkan tiap pesan yang dikirimkan dapat dimengerti oleh penerima pesan sesuai dengan yang diinginkan oleh pemberi pesan. Sedangkan komunikasi menurut Ruben dan Steward yaitu “proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain”. Mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?. Paradigma di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu: 1. Komunikator (siapa yang mengatakan?). 2. Pesan (mengatakan apa?). 3. Media (melalui saluran/ channel/ media apa?). 4. Komunikan (kepada siapa?). 5. Efek (dengan dampak/ efek apa?). Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa?. Jadi berdasarkan paradigma tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu. 13 Proses komunikasi dibedakan menjadi dua tahap, yaitu: 1. Proses komunikasi secara primer, yaitu proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan non verbal (kial/ gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/ mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. 2. Proses komunikasi sekunder, yaitu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.7 Berdasarkan definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi yang saling mempengaruhi antara satu sama lain, yang bertujuan memiliki kesamaan persepsi antara kedua belah pihak. 2.1.2 Fungsi Komunikasi Definisi Fungsi komunikasi menurut Deddy Mulyana adalah sebagai berikut8: 1. Sebagai komunikasi sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh 7 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1994. Hal: 16 8 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) 14 kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, Perguruan Tinggi, RT, Desa, Negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama 2. Sebagai komunikasi ekspresif Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesanpesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi. 3. Sebagai komunikasi ritual Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka. 4. Sebagai komunikasi instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal 15 dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan. Memahami komunikasi berarti memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, manfaat apa yang dirasakan, akibatakibat apa yang ditimbulkan, apakah tujuan dari aktifitas berkomunikasi sesuai dengan apa yang diinginkan, memahami hal-hal yang dapat mempengaruhi dan memaksimalkan hasil-hasil dari kejadian tersebut. 2.1.3 Tujuan dan Manfaat Komunikasi 2.1.3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi adalah untuk membangun atau menciptakan pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku, ataupun perubahan secara sosial.9 Sementara itu menurut Dan B. Curtis dalam buku Komunikasi Bisnis Profesional tujuan komunikasi10 adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi, kepada para klien, kolega, bawahan dan penyelia (supervisor). 9 10 Candra, Ade, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta Aufie’s Script, 2006). Hal.6-7 Dan B. Curtis. Komunikasi Bisnis Profesional. 1992. Hal 9 16 2. Diberi informasi, karena perilaku diberi informasi merupakan bentuk interaksi komunikasi. Orang atau masyarakat cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang diperlukan atau yang akan diberi jalan masuk menuju informasi tersebut yang merupakan bagian dari keadaan percaya dan rasa aman. 3. Menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun berusaha memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan. 4. Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena semakin tinggi kedudukan/status seseorang maka semakin penting meminta orang lain untuk keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan masalah/membuat keputusan tersebut harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai bahan pertimbangan. 5. Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan setelah menerima message. 2.1.3.1 Manfaat Komunikasi Manfaat komunikasi11 secara umum adalah: 11 1. Dapat menyampaikan pikiran atau perasaan; 2. Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan; 3. Dapat mengajarkan atau memberitahukan sesuatu; 4. Dapat mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di lingkungan; 5. Dapat mengenal diri sendiri; 6. Dapat memperoleh hiburan atau menghibur orang lain; 7. Dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang; Deddy KPA, Program Studi Manajemen Informatika, 2009, hal.10 17 8. Dapat mengisi waktu luang; 9. Dapat menambah pengetahuan dan merubah sikap serta perilaku kebiasaan; dan 10. Dapat membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku sebagaimana diharapkan. 2.2 Public Relations 2.2.1 Pengertian Public Relations Public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut12. Selain itu, John E. Marston mengemukakan bahwa: “Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara sebuah organisasi demi kepentingan publik dan melaksanakan proram kegiatan dan berkomunikasi untuk meraih pengertian umum dan dukungan publik”.13 Adapun yang menjadi kegiatan Public Relations adalah melakukan suatu perencanaan dengan membuat suatu program untuk menciptakan minat publik dengan menciptakan kegiatan yang bertujuan mendapatkan pengertian dan dukungan publik. Definisi kedua menurut Coulsin public relation adalah: “Usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin- 12 Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007) 13 Hilderiah, Rosmawati, Public Relations (Jakarta: FIKOM Universitas Mercubuana, 2009), Hal: 1 18 Thomas, 2002)14. Terkait dengan banyaknya definisi PR, namun pada intinya PR tersebut senantiasa berkenaan dengan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni berupa perubahan kearah yang lebih baik. Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik organisasi yang bersifat komersial maupun yang non-komersial. Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. Setiap orang pada dasarnya juga mengalami aktivitas Public Relations, kecuali jika manusia tersebut terisolasi dan tidak menjalin kontak dengan manusia lainnya. Untuk memperjelas makna Public Relations, berikut akan memberikan definisi-definisi dari beberapa tokoh Public Relations beserta analisisnya: Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. (Frank Jefkins, 2004:10)15. Berdasarkan definisi tersebut penulis dapat menganalisis bahwa Public Relations bukan hanya komunikasi yang terbatas pada saling pengertian saja, melainkan juga memiliki berbagai macam tujuan khusus yang sedikit banyak berkaitan dengan saling pengertian itu sendiri. 14 15 Coulson-Thomas, Colin, Pedoman Praktis untuk Public Relations, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002) Yadin, Daniel, Public Relations, (Jakarta: Erlangga, 2004), Hal.10 19 2.2.2 Fungsi Public Relations Secara umum, public relations dapat diartikan sebagai “penyambung lidah” perusahaannya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan pihak luar dan dalam perusahaan. Jadi, tidak hanya bertugas sebagai a channel of information (saluran informasi) dari perusahaan kepada publiknya, melainkan juga merupakan saluran informasi dari publik kepada perusahaan. Informasi yang datang dari publik merupakan opini publik sebagai umpan balik dari informasi yang diberikan oleh perusahaan. Demikian pula fungsi public relations sebagai source of information (sumber informasi), tidak hanya bagi pihak luar saja, melainkan juga merupakan sumber informasi bagi publik di dalam perusahaan, terutama bagi pimpinan perusahaan. Dengan kedua fungsi utamanya itu, public relations tidak saja merupakan media komunikasi yang menyalurkan penerangan atau informasi kepada publik luar dan publik dalam perusahaan, tetapi juga harus mendengar, mencium, merasakan dan melihat opini publiknya itu. Tegasnya, public relations merupakan “jembatan” penghubung antara pimpinan perusahaan dengan publiknya. Jembatan penghubung yang menerjemahkan “bahasa” pimpinan perusahaan ke dalam “bahasa” publik (masyarakat) dan sebaliknya, sehingga terjadi suatu pengertian yang dapat memperlancar jalannya perusahaan dalam hal mencapai tujuannya di tengahtengah masyarakat. 20 Pada umumnya, tugas public relations dalam perusahaan16 adalah sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, agar publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan serta kegiatan yang dilakukan. 2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat. Di samping itu, menjalankan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat. 3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi Public Relations, menyadari citra yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi dan seterusnya. Tetapi, bagaimana organisasi bisa mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi, dapat dikatakan bahwa citra tersebut merupakan gambaran komponen yang kompleks. 4. Tanggung jawab sosial Public Relations merupakan instrumen untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut. Suatu organisasi mempunyai kewajiban dalam pelayanan sosial yang harus menjadi tanggung jawab. 5. Komunikasi Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi timbal balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi modalnya. 16 Rumanti, Maria Assumpta, Dasar-dasar Public Relations: Teori dan Praktek, (Jakarta: Gramedia Widiasarana, 2002) 21 2.2.3 Peran Public Relations Peran merupakan perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Menurut Raplh Linton peran adalah aspek dinamis dari status “the dynamic aspect of status”, sedangkan status adalah suatu kumpulan hak dan kewajiban “a collection of right and duties”. Menurut linton seseorang disebut menjalankan peranannya jika ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan statusnya.17 Peran seorang Public Relations sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Public Relations adalah sebagai Jembatan antara perusahaan dengan publik atau antara manajemen dengan karyawannya agar tercapai Mutual Understanding (saling pengertian) antara kedua belah pihak. Public Relations bertindak sebagai komunikator ketika manajemen berhubungan dengan para karyawan. Adapun peran Public Relations antara lain18 : 17 a. Penasehat Ahli ( Expert Prescriber) Seorang praktisi Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Communicator Fasilitator). b. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator) Peranan praktisi Public Relations dalam pemecahan masalah persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2000) Hal: 63) 18 Broom, G.M. dan Dozier, D.M., Using Research in Public Relations: Applictions To Program Management, (New Jersey : Prentice Hall, 2000) 22 (adviser) hingga mengambil rindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. d. Teknisi Komunikasi ( Communication Technician ) Peranan communications technician ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan of communication in organization. 2.2.4 Aktivitas Public Relations Menurut Mahidin Mahmud menyebutkan bahwa salah satu aktivitas humas/PR antara lain adalah menyiapkan kegiatan hari raya dan peringatan atau event.19 Sedangkan Aktivitas atau Kegiatan PR/Humas antara lain : a. Penyusunan kegiatan (Programming) ini meliputi analisis masalah dan alternatif penerapan tujuan dan publik dan memberi saran serta perencanaan aktivitas. b. Keterpautan antara Relationship, para petugas humas yang berhasil mengembangkan keterampilan pribadinya dalam mengumpulkan informasi dan manajemen dari rekan dalam organisasinya dan dari sumber eksternal secara terus menerus mereka mengevaluasi apa yang telah dilaksanakan, merumuskan rekomendasi dan mengusahakan persetujuan dari manajemen. c. Penulisan dari penyuntingan (writing and editing) karena seorang petugas humas seringkali berusaha untuk menjangkau kelompok besar dalam masyarakat, maka alat yang paling sering digunakan adalah kata-kata tercetak contohnya brosur, pidato, siaran berita, naskah film dan informasi barang-barang yang dihasilkan. d. Informasi (information) menetapkan saluran yang tepat bagi penyebaran materi pada surat kabar, radio dan majalah. 19 Mahidin Mahmud, Pengantar Humas, Jakarta, Karunika, 1998, Hal: 19 23 e. Pidato (speaking) pekerjaan humas menurut keterampilan dalam berkomunikasi tatap muka, mencari forum yang cocok, mempersiapkan pidato bagi orang lain dalam menyampaikan pidatonya. f. Peristiwa atau acara khusus (special event) konferensi pers dan pameran semua itu merupakan peristiwa khusus yang dapat digunakan untuk menarik perhatian dan memperoleh penerimaan dari masyarakat. g. Penelitian dan penilaian (research and evaluation). Aktivitas yang pertama dilaksanakan oleh seorang humas adalah fact finding (pengumpulan fakta), kegiatan ini bersifat sangat pribadi melalui wawancara pengkajian materi perpustakaan dan percakapan yang bersifat informasi. Setelah semua program selesai, petugas humas harus mempelajari hasilnya dan menilai pelaksanaan dan keefektifan program tersebut. Namun menurut Scott Cutlip dan Allan Center, aktivitas atau kegiatan Public Relations mencakup sebagai berikut: 1. Relasi dengan pihak-pihak yang menjadi publik atau konsistusi organisasi; 2. Cara dan sarana yang digunakan untuk mencapai relasi yang favourable; dan 3. Kualitas atau status relasi tersebut.20 2.3 Customer Relations Kegiatan Public Relations yang ditentukan bagi publik eksternalnya salah satunya adalah bagi para konsumen/pelanggan, karena merupakan komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan 20 Yosal Iriantara, Community Relations (Konsep dan Aplikasinya), Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004. Hal: 48 24 kerjasama dengan pemenuhan kepentingan bersama.21 Para customer/nasabah adalah publik yang sangat menentukan bagi kelangsungan organisasi. Customer relations yang baik haruslah memahami dan berusaha melayani konsumen dengan profesional sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam pelaksanaan kegiatan customer relations bukan hanya merupakan tanggung jawab public relations saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab setiap karyawan yang memberikan pelayanan kepada nasabah dan berhubungan langsung dengan customer. Karena para karyawan yang berhubungan langsung dengan publik harus selalu mendengarkan apa yang dikatakan publik kepadanya, sabar dalam melayani mereka dan jangan menangguhkan suatu pelayanan yang dapat dilakukan secara segera.22 Terciptanya hubungan baik dengan konsumen merupakan hal penting dilakukan bagi perusahaan dalam menjalin komunikasi dan kerjasama dengan konsumen. Perusahaan berusaha meningkatkan kepercayaan konsumen dengan cara memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan konsumen akan merasa dihargai, sehingga tercipta hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan customer/nasabahnya. 2.3.1 Pengertian Customer Relations Customer Relations adalah hubungan antara pimpinan organisasi dengan para relasi atau customer dengan tujuan untuk mencari dan mempertahankan pelanggan. Menurut H.R. Danan Djaja, mengatakan bahwa: 21 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1984, Hal: 23 22 Oemi Abdurrahman, Dasar-dasar Public Relations, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990. Hal: 70 25 Customer Relations merupakan salah satu bentuk kegiatan dari eksternal Public Relations yang kegiatannya diarahkan kepada menciptakan hubungan kepada publik pemakai jasa atau produk dan pengertian publik disini mempunyai arti yang luas, antara lain seperti publik Ibu Rumah Tangga, Publik anak sekolah, publik remaja, publik dewasa, anak-anak, Pria, wanita dan sebagainya.23 Hubungan konsumen (Customer Relations) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan public relations yang bertujuan untuk membina hubungan baik dan harmonis serta saling menguntungkan antara perusahaan dengan konsumennya. Kegiatan Customer Relations diadakan untuk menjalin hubungan yang baik dengan konsumen dan tujuannya untuk memberikan kepuasan pada para pelanggan. Cara memberikan pelayanan yang baik diantaranya adalah memberikan pelayanan secara wajar tidak memandang bulu, hal tersebut dimaksudkan agar para pelanggan merasa diakui dan merasa senang24, karena itu banyak orang berpedoman pada kualitas pelayanan prima bukan hanya sebagai slogan yang dibesar-besarkan belaka, tetapi benar-benar ditujukan kepada semua konsumen. 2.3.2 Tujuan Customer Relations Tujuan kegiatan Customer Relations bagi perusahaan adalah perwujudan cara yang baik harus memperhatikan faktor kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen sangat tergantung pada produk dan pelayanan.25 23 H.R. Danan Djaja, Peranan Humas dalam Perusahaan, Alumni Bandung, 1985. Hal: 34 Neni Yulianita, Dasar-dasar Public Relations, (Pusat Penelitian Universitas (P2U), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Univ.Islam Bandung (LPPM UNISBA, Bandung, 2005). Hal: 79 25 H. Frazier Moore, Humas, Prinsip Kasus dan Masalah Jilid 2, Remaja Karya CV, Bandung , 1988. Hal: 67 24 26 Tujuan dari Customer Relations adalah: a. Menentukan apakah para customer memikirkan dan membicarakan kebijaksanaan, tindakan, produksi atau pelayanan perusahaan; b. Memahami apakah semua pertanyaan untuk para customer mengenai harga, nilai, pelayanan dan kualitas adalah menurut kenyataan dan tidak dibuat-buat; c. Meningkatkan pelayanan customer dengan penanganan yang lebih memuaskan atas dasar keluhan; d. Memperoleh penerimaan tentang produk dan pelayanan suatu perusahaan oleh publik pemakai; e. Mendidik para karyawan untuk memberikan pelayanan yang cepat, tepat, sopan dan ramah pada customer; f. Menyebarluaskan informasi kepada publik pemakai tentang produk, pelayanan, kebijaksanaan dan praktek perusahaan; g. Menjawab pertanyaan customer yang berhubungan dengan perusahaan, produk, pelayanan serta manfaatnya; h. Menghasilkan produk atau pelayanan yang lebih memuaskan kepada para konsumen melalui penelitian dan pemahaman produk; i. Memberikan nama produk dengan istilah yang bias dipahami sehingga customer dapat mengetahui mutu dan sifat-sifat produk; j. Menetapkan harga serendah mungkin sesuai dengan mutu melalui peniadaan limbah produksi dan distribusi juga meneruskan kepada para customer penghematan dari efisiiensi yang lebih besar; k. Bekerjasama dengan kelompok customer untuk memberikan informasi dan mendidik para customer mengenai penghematan mutu dan untuk memenuhi kebutuhannya; l. Memelihara dan meningkatkan hubungan dengan para stakeholder; m. Mempersiapkan dan menyebarluaskan petunjuk, resep dan buku-buku tentang penggunaan produk sehingga para konsumen akan memperoleh 27 maksimal dalam pemakaian produk.26 Disinilah tugas terberat dari PR yang mewakili perusahaan. Apabila ada sedikit kekurangan dari pelayanan yang diberikan kepada customer tersebut bukan mustahil tujuan perusahaan jadi tidak terpenuhi. Tugas Public Relations erat hubungannya dengan persepsi konsumen yang mempunyai kedudukan penting dalam kegiatan customer relations. 2.3.3 Fungsi Customer Relations Fungsi atau dalam bahasa Inggris ‘function’, bersumber pada perkataan bahasa latin, function yang berarti penampilan, pembuatan pelaksanaan, atau kegiatan. Ralph Currier Davis dan Allan C Filley dalam bukunya, Principiles of Management, mengatakan bahwa istilah fungsi menunjukkan suatu tahap pekerjaan yang jelas dapat dibedakan, bahkan jika perlu dipisahkan dari tahap pekerjaan lain. Sebuah sistem Customer Relations dalam perusahaan harus bisa menjalankan fungsi sebagai berikut:27 Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi pelanggan; Mengusung falsafah customer-oriented (customer centric); Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan; Membangun proses ujung ke ujung dalam melayani pelanggan; Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna; Menangani keluhan/komplain pelanggan; 26 27 Ibid, Frazier Moore, Hal: 175 http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_hubungan_pelanggan. Diakses pada tanggal 18 Januari 2015 28 Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam penjualan; dan Membuat informasi holistik tentang informasi layanan dan penjualan dari pelanggan. 2.4 Peran Public Relations dalam mempertahankan The Best Service Of Excellence Meraih dan mempertahankan adalah dua proses berurutan. Keduanya memerlukan usaha. Usaha untuk mempertahankan lebih besar ketimbang usaha untuk meraih. Mempertahankan adalah lebih sulit dari memperoleh. Usaha untuk mempertahankan adalah sebuah usaha reaksi yang lebih bersifat responsive yang harus dilakukan dengan aksi-aksi kreatif dan inovatif yang terus menerus serta adanya perhitungan yang matang, mengukur kekuatan lawan dengan kemampuan kompetitif kita. Sebab kalau tidak, yang terjadi malah sebaliknya. Itu hal yang akan menjadi kesimpulan bagi yang sudah memulai sesuatu. Untuk memulai sesuatu dan dibutuhkan kerja keras yang tidak sedikit. Tidak mudah untuk memulai, tetapi kenyataannya ternyata lebih sulit lagi untuk mempertahankan. Ada banyak ujian dalam perjalanan, dan untuk bisa mempertahankan apa yang telah diraih butuh semangat pantang menyerah, dan seringkali dibutuhkan usaha keras yang lebih lagi dari sebelumnya. Seiring perjalanan waktu maka akan semakin merasakan kebenarannya. 2.4.1 Pengertian Service Excellence Sangat sering kita mendengar istilah service excellence dibicarakan. Pegawai atau frontliner yang melayani dengan baik sering disebut servicenya 29 excellent, misalnya seorang Customer Service sebuah perusahaan yang melayani dengan ramah, sopan, cepat dan tuntas. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan service excellent? Ada berbagai pengertian yang mungkin pernah kita dengar atau pahami dari setiap kondisi yang ada, dimana orang dapat beranggapan bahwa seperti itulah yang bisa diartikan sebagai service excellent atau pelayanan prima. Mari kita telaah dengan bahasa sederhana istilah service excellent ini dalam dunia nyata bisnis sehari-hari. Secara sederhana, pelayanan prima (excellent service) adalah suatu pelayanan yang terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan. Dengan kata lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas. Pelayanan disebut sangat baik atau terbaik atau akan menjadi prima, manakala dapat atau mampu memuaskan pihak yang dilayani (pelanggan), jadi pelayanan prima dalam hal ini sesuai dengan harapan pelanggan.28 Menurut Atep Adya Brata, dalam layanan prima (service excellence) ada 3 (tiga) hal pokok yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Adanya pendekatan sikap yang berkaitan dengan kepedulian kepada pelanggan. 2. Upaya melayani dengan tindakan terbaik. 3. Ada tujuan untuk memuaskan pelanggan dengan berorientasi pada standar layanan tertentu.29 Ada beberapa anggapan tentang definisi service excellent, seperti: layanan yang sangat memahami kebutuhan customer, atau layanan yang menitik beratkan 28 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Penerbit Alfabeta, Bandung, 2010). Hal: 211 29 Atep Adya Brata, Dasar-dasar Pelayanan Prima, PT. Alex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003. Hal: 30 30 pada segi menepati janji terhadap customer. Ada juga yang berpendapat service excellent mengandung arti memberikan kepuasan yang lebih dari pada yang diharapkan oleh customer, sehingga dapat memenangkan hatinya. Dan ada juga yang memandang dari sisi emotional seperti ketika customer merasa sangat diperhatikan oleh pemberi jasa dan sebagainya. 2.4.2 Tujuan dan Manfaat Service Excellence Tujuan dari service excellence atau pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus pelayanan kepada pelanggan. Service excellence dalam sektor publik didasarkan pada aksioma bahwa “pelayanan adalah pemberdayaan”. Pelayanan pada sektor bisnis berorientasi profit, sedangkan pelayanan prima pada sektor publik bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat secara sangat baik atau terbaik.30 Selain itu tujuan lain dengan adanya penilaian service of excellence adalah karena adanya suatu tuntutan dan semakin meningkatnya ekspektasi nasabah/mitra terhadap layanan. Dan tidak hanya dari permasalahan dalam peningkatan pelayanan akan tetapi dapat juga memperbaiki pelayanan dan meningkatkan skill frontliner secara terus-menerus agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah/mitra. Perbaikan pelayanan sektor publik merupakan kebutuhan yang mendesak 30 http://administrasidanmanajemen.blogspot.com/2009/01/pengertian-tujuan-dan-manfaatpelayanan.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2014 31 sebagai kunci keberhasilan reformasi administrasi negara. Pelayanan prima bertujuan memberdayakan masyarakat, bukan memperdayakan atau membebani, sehingga akan meningkatkan kepercayaan (trust) terhadap pemerintah. Kepercayaan adalah modal bagi kerjasama dan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan. Pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan pengembangan penyusunan standar pelayanan. Penyedia layanan, pelanggan atau stakeholder dalam kegiatan pelayanan akan memiliki acuan tentang bentuk, alasan, waktu, tempat dan proses pelayanan yang seharusnya. Dari penjelasan diatas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa tujuan service excellence adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta berfokus kepada pelanggan/masyarakat secara sangat baik atau terbaik dan bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan pengembangan penyusunan standar pelayanan. 2.4.3 Faktor-faktor Service Excellence Menurut Ruslan dalam buku “A Conceptual Model of Service Quality and it’s Implication for Future Research,” terdapat faktor-faktor yang menentukan kualitas service of excellence, yaitu : 1. Reliability Yaitu kehandalan, mencakup kinerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability), serta dapat memenuhi janji yang ditawarkan 32 dalam memberikan pelayanan. 2. Rensponsiveness Kesigapan dalam merespon dan memberikan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh para pelanggannya (mitra). 3. Competence Memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik tentang produk jasa yang ditawarkan kepada pelanggan (mitra). 4. Access Kemudahan untuk menghubungi dan dijumpai, seperti lokasi, fasilitas, dan informasi produk layanan jasa mudah diakses pelanggan. 5. Courtesy Memiliki sikap sopan santun, respek, perhatian, keramahan dari pihak pemberi jasa layanan dalam kontak personal, melalui operator telepon, receptionist, customer service dan costumer relations. 6. Communication Media komunikasi yang dipergunakan selain dapat mempermudah penyampaian pesan – pesan informasi, dan mudah dipahami serta penuh perhatian untuk mendengar atau keluhan yang disampaikan oleh pelanggannya. 7. Credibility Kepercayaan yang dibangun itu berawal dari sifat jujur dan dapat diterima, biasanya mencakup citra atau image, nama, dan reputasi yang baik dari pihak perusahaan atau costumer service dalam berinteraksi dengan para pelanggannya. 8. Security Menciptakan rasa aman dan nyaman dari suatu resiko, atau keragu-raguan, yaitu berkaitan dengan keamanan secara fisik (physical safety), keuangan (financial security), dan kerahasiaan terjamin (confidential). 9. Understanding or Knowing The Costumer Berupaya memahami kebutuhan atau keinginan para pelanggannya. 33 10. Tangibles Wujud fisik yang ditampilkan, sosok gedung, ruangan, fasilitas dan sarana parkir serta peralatan penunjang lainnya untuk memberikan pelayanan jasa (service) yang memadai, aman, dan nyaman. Faktor lain dari service excellent adalah sebagai berikut31: 1. Kemampuan; 2. Sikap; 3. Penampilan; 4. Tindakan; dan 5. Perhatian. Berdasarkan faktor-faktor diatas merupakan satu kesatuan pelayanan jasa terintegrasi, artinya pelayanan atau jasa yang diberikan kepada mitra menjadi tidak excellence (unggul), jika salah satunya kurang. Untuk mencapai tingkat suatu pelayanan prima, maka pihak customer service harus memiliki tingkat keterampilan tertentu, kehandalan, berpenampilan baik dan rapi (good performance), bersikap ramah serta mampu berkomunikasi dan menciptakan hubungan yang baik dengan mitra (good relationship). Apabila kelima faktor dari pelayanan prima tersebut dapat dijalankan maka dengan sendirinya citra positif akan didapat. 31 Atep Adya Brata, Ibid, Hal: 31-32