Volume : 1 No: 1 ISSN : 2548-3137 e-ISSN : 2548

advertisement
Volume : 1 No: 1
ISSN
: 2548-3137
e-ISSN : 2548-3145
ii
Volume 1 Nomor 1 tahun 2016
ISSN : 2548-3137
e-ISSN : 2548-3145
REDAKSI
JURNAL PUSDIKLAT PERDAGANGAN
Jaringan Informasi Diklat dan Kebijakan Perdagangan
Diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan,
Kementerian Perdagangan RI dua kali setahun.
Penanggung Jawab :
R. Sapuratwi, S.Sos, M.Si
Pemimpin Redaksi :
Drs. M.Hadi Adji Susanto, MM
Editor :
Sunang Kori, SE, MM
Mitra Bestari :
Dr. Parluhutan Tado Sianturi, SE
Dr. Teja Primawati Utami, S.TP, MM
Dr. Miftah Farid, S.Tp, MSE
Dr. Azis Muslim, ST, MSE
Dudi Adi Firmansyah, Ph.d
Dr. Sukoco, S.Tp, MSE
Dr. Wahyu Widji Pamungkas, S.KOM, MM
Design Grafis :
Nasrudin
Fotografer :
Suaip Rizal, ST
Penerbit :
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan
Alamat :
Gedung Pusdiklat Perdagangan, Jalan Abdul Wahab No. 8, Cinangka,
Sawangan, Depok, Jawa Barat
Telp/fax : 021-7422570, e-mail : [email protected]
ii
Volume 1 Nomor 1 tahun 2016
ISSN : 2548-3137
e-ISSN : 2548-3145
PENGANTAR REDAKSI
Jurnal Pusdiklat Perdagangan merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan, Kementerian Perdagangan. Maksud
dan tujuan diterbitkannya Jurnal Pusdiklat Perdagangan adalah sebagai sarana
pertukaran ilmu pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan pendidikan dan
pelatihan aparatur dan non aparatur, keilmuan di bidang perdagangan dan kebijakan di
sektor perdagangan. Jurnal ini diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas dan
pertukaran gagasan para widyaiswara, peneliti, akademisi dan pemangku kebijakan
sektor perdagangan. Jurnal Pusdiklat Perdagangan berisi pokok-pokok permasalahan
baik dalam pengembangan kerangka teoritis, implementasi maupun pengembangan
sistem pendidikan dan pelatihan perdagangan serta pengkajian kebijakan di sektor
perdagangan secara keseluruhan. Dalam Vol. 1 No.1, Desember 2016 Jurnal
Cendekia Niaga memuat 14 tulisan ilmiah. Diharapkan setiap naskah yang diterbitkan
didalam jurnal ini memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan sumberdaya
penelitian didalam bidang ilmu pendidikan dan perdagangan.
Tim redaksi membuka pintu lebih lanjut untuk masukan baik kritik, saran dan
pembahasan. Semoga jurnal Pusdiklat Perdagangan dapat bermanfaat bagi kita
semua
Selamat menyimak dan semoga bermanfaat.
Salam redaksi
iii
Volume 1 Nomor 1 tahun 2016
ISSN : 2548-3137
e-ISSN : 2548-3145
DAFTAR ISI
PERAN PUSAT LOGISTIK
MENURUNKAN DWELLING
INDONESIA
Aviv Haryana
BERIKAT (PLB) DALAM
TIME DI PELABUHAN
1-10
PENGARUH FAKTOR MOTIVASI KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PT. SURABAYA AUTOCOMP
INDONESIA MOJOKERTO
Budi Mulyadi Muslim
11-20
DAMPAK KERJASAMA EKONOMI DAN PERDAGANGAN
INDONESIA-YORDANIA DALAM KERANGKA ASEAN
JORDAN FREE TRADE AREA (FTA)
Dian Dwi Laksani
21-27
PENERAPAN MARKETING PUBLIC RELATIONS PADA
PERTUMBUHAN INDUSTRI FARMASI
Dwi Putri Destiani
28-34
ANALISIS EKSPORT
MAKROEKONOMI
Edy Purwoto
INDIKATOR
35-47
ANALISIS KETERBUKAAN DAN DAYA SAING UNTUK
MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN
INVESTASI
DI
INDONESIA
Ilham Winoto
48-57
ANALISIS FAKTOR PENINGKATAN NILAI EKSPOR
INDONESIA UNTUK PRODUK BERBASIS DESIGN
Noto Yuhartono
58-68
PENTINGNYA KEBERADAAN PASAR FISIK KOMODITI
UNTUK PENGEMBANGAN PERDAGANGAN BERJANGKA
DI INDONESIA
Nurlisa Arfani
69-82
IMPORT
SEBAGAI
iv
Volume 1 Nomor 1 tahun 2016
ISSN : 2548-3137
e-ISSN : 2548-3145
DAFTAR ISI
DESAIN STRATEGIS UNTUK MENINGKATKAN DAYA
SAING INDONESIA DALAM KOMPETISI PASAR
GLOBAL
83-103
Azman Ridha
VIDEO PRODUCTION
AS
A LEARNING TOOL TO
INCREASE
TRAINING
PARTICIPANTS’
LEARNING
MOTIVATION IN ACHIEVING LEARNING GOAL
Ratnaningsih Hidayati
104-113
MENGUKUR KESIAPAN PEMBELAJARAN DIGITAL PADA
INSTITUSI PEMERINTAHAN
Reni Sri Marliani
114-124
POTENSI PASAR INTERNASIONAL DALAM INDUSTRI
PRODUK BERBASIS DESAIN: DAMPAK DARI FAKTOR
PERMINTAAN DAN GAYA HIDUP MASYARAKAT
Teguh Sayekti
125-138
DAMPAK KEBIJAKAN UU NOMOR 5 TAHUN 2014
TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PPC DI ERA
PASAR BEBAS
Sang Saniaka Tajul Fitri
139-147
PENGGUNAAN INTERNET OF THINGS (IOT) DAN
TEKNOLOGI RFID DALAM MENINGKATKAN VISIBILITAS
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
148-164
Victor Tulus Pangapoi Sidabutar
v
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 148-164
PENGGUNAAN INTERNET OF THINGS (IOT) DAN TEKNOLOGI RFID DALAM
MENINGKATKAN VISIBILITAS MANAJEMEN RANTAI PASOKAN PERUSAHAAN
KECIL DAN MENENGAH
Use of TheInternet Of Things (IOT) and RFID Technology In Increasing SME’s
Supply Chain Management Visibility
Victor Tulus Pangapoi Sidabutar
Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia, Kementerian Perdagangan
Jln. S. Parman No. 112 Grogol Jakarta 11440, Indonesia
[email protected]
ABSTRACT:Many SMEs are losing control of their inventory because they do not have visibility
into its supply chain management system. The owner of goods can not know directly the
movement of his inventory except they’re informed by the consignment’s company, and the
consignment’s company is often lost their controls to the goods during data collection. The
focus of solving problems done using literature review and case examples of successful retail
company applying IOT and RFID technology in supply chain management.The development of
IOT and RFID technology is expected to provide visibility to all supply chain partners including
manufacturers, distributors, logistics providers and retailers.
Keywords: Supply Chain Management, RFID, IOT, Visibility.
ABSTRAK: Banyak perusahaanUKM yang kehilangan kontrol terhadap persediaan mereka
karena mereka tidak memiliki visibilitas dalam sistem manajemen rantai pasokannya. Pemilik
barang tidak dapat mengetahui secara langsung pergerakan stok barangnya kecuali diinfokan
oleh perusahaan penerima konsinyasi, dan perusahaan penerima konsinyasi sering kehilangan
laporan ketersediaan barang saat dilakukan pendataan ulang. Fokus penyelesaian permasalah
dilakukan dengan menggunakan kajian literatur dan contoh kasus perusahaan pengecer yang
sukses menerapkan teknologi IOT dan RFID dalam manajemen rantai pasokan. Perkembangan
teknologi RFID dan IOT diharapkan dapat memberikan visibilitas terhadap setiapmitra rantai
pasokan termasuk produsen, distributor, penyedia logistik dan pengecer.
Kata kunci:Manajemen Rantai Pasokan, RFID, IOT, Visibilitas.
 Persediaan yang Berlebih
Salah satu penyebab utama dalam
masalah terkait biaya dalam siklus
rantai pasokan adalah persedian
yang berlebih atau kedaluwarsa.
PENDAHULUAN
Saat ini, menurut Chopra (2012),
terdapat 3 tantangan terbesar dalam
manajemen rantai pasokan, yaitu:
 Kurangnya Visibilitas
Banyak perusahaanyang kehilangan
kontrol terhadap persediaan mereka
karena mereka tidak memiliki sistem
manajemen rantai pasokan yang
menyediakan
visibilitas.
Dalam
banyak kasus, perusahaan memiliki
permasalahan
dengan
memiliki
terlalu banyak persediaanatau salah
menempatkan inventaris mereka
yang mengakibatkan permasalahan
meningkatnya biaya perawatan.
 Layanan Pelanggan
Saat ini pelanggan memiliki tuntutan
yang lebih tinggi, jika perusahaan
tidak memiliki persediaan yang
mereka
cari,
mereka
akan
menemukan perusahaan lain yang
memiliki apa yang mereka inginkan.
Hal ini membutuhkan sistem rantai
pasokan sangat terorganisir yang
memungkinkan untuk melakukan
pengirimanlebih handal dan lebih
cepat. Hal ini juga membuat bisnis
membutuhkan informasi yang akurat
tentang
persediaan
mereka.
148
Penggunaan Internet of things (IOT) dan Teknologi..., Victor Tulus
Rantai jangka pasokan mencakup
semua proses yang mungkin terlibat
dalam arus barang mulai dari
manufaktur hingga ke pelanggan;
termasuk proses manufaktur, distribusi
dan transportasi. Manajemen rantai
pasokan menurut Kosasi (2014)
mencakup semua langkah-langkah
termasuk
didalamnya
dikombinasi
keputusan dari pemasaran,permintaan
pelanggan, sejalan dengan strategi dan
tujuan
umum
dari
perusahaan.
Manajemen rantai pasokan bisa
mendapatkan keuntungan signifikan
dari penerapan IOT.Menurut Vermesan
(2014), penggunaan IOT saat ini pada
bidang kesehatan dan kesejahteraan,
transportasi dan mobilitas, keamanan
dan
pengamanan,
energi
dan
lingkungan,
komunikasi
dan
emasyarakat. Untuk aplikasinya, RFID
merupakan salah satu perantara yang
signifikan
pengaruhnya
dalam
penggunaan IOT dalam Manajemen
Rantai Pasokan.Teknologi RFID telah
meningkat menjadi elemen revolusioner
dalam manajemen rantai pasokan
menurut Myerson (2007). Hal ini tidak
hanya digunakan sebagai pengganti
barcode, RFID dapat memastikan
bahwa barang yang tepat tersedia di
tempat yang tepat dengan tidak ada
perbedaan dan nol kesalahan sehingga
membuat rantai pasokan jauh lebih
presisi dan terjadi peningkatan efisiensi
dan keandalan dari seluruh titik di rantai
pasokan. Informasi yang diperoleh lebih
real-timedan meningkatkan secara
signifikan proses administrasi dan
perencanaan.
data dari pemasok dengan data dari
perusahaan
kliennya
sehingga
berpengaruh pada efisiensi kedua
perusahaan.
Tulisan ini berfokus pada visibilitas
pada produk dimana perusahaan
kehilangan kontrol terhadap persediaan
mereka saat produk mereka berada
rantai pasokan menurut Myerson
(2007).Perusahaan yang dimaksud
disini difokuskan kepada perusahaan
pemasok produk ke perusahaan
penjual seperti usaha retail atau
distributor. Menurut White (2004),
perusahaan
sering
mengalami
kehilangan
visibilitas
pada
inventarisnya akibat tidak sinkronnya
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI RFID
METODOLOGI
Metoda yang digunakan dalam dalam
pengumpulan data penelitian adalah
metoda primer, dimana penulis secara
langsung
melakukan
penelitian
mengenai
pengaruh
langsung
penerapan RFID dan IOT pada sistem
logistik yang digunakan perusahaan edagang lokal dan internasional, dan
metoda sekunder, dimana data yang
digunakan berasal dari penelitian terkait
manajemen rantai pasokan sebelum
dan hingga digunakannya kombinasi
teknologi
RFID
dan
IOT,
perkembangan teknologi RFID serta
implementasi IOT saat ini pada
manajemen rantai pasokan di dunia
dengan menggunakan contoh kasus.
Penggunakan teknologi RFID dan
IOTsaat ini belum banyak diaplikasikan
oleh pelaku UKM di Indonesia sehingga
hal
ini
menarik
penulis
untuk
melakukan
penelitian
dengan
menggunakan
data
primer
dan
sekunder dengan melakukan sendiri
pengamatan visibilitas terhadap setiap
mitra
rantai
pasokan
termasuk
produsen, distributor, penyedia logistik
dan pengecer dengan mengambil
contoh dari situs e-dagang yang
penjualnya skala UKM dari Indonesia
dan Internasional.
KAJIAN LITERATUR
RFID adalah singkatan dari Radio
Frequency IDentification dan telah
menjadi salah satu yang paling sering
dibicarakan
terkait
perkembangan
teknologi yang menjanjikan di pasar
saat ini.Penggunaan teknologi ini oleh
dunia bisnis baru-baru ini dirangsang
oleh
beberapa
faktor
termasuk
diantaranya
untuk
melakukan
penurunan
biaya
pelaksanaan,
pembentukan standar utama dalam
149
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 148-164
perusahaan,
permintaan
dari
perusahaan pengecer dan pemerintah
dan peningkatan kinerja teknologi.Saat
ini semakin banyak bisnis yang
mempertimbangkan untuk melakukan
investasi atau berinvestasi di teknologi
pengumpulan data otomatis ini dengan
tujuan meningkatkan kenyamanan,
ketepatan,
keselamatan
dan
keamanan.
Namun, mengintegrasikan infrastruktur
RFID
dalam
sistem
informasi
membutuhkan
perencanaan
dan
pengujian yang intens tidak hanya
karena nilai investasinya yang besar,
tetapi juga karena ini berarti proses
bisnis perlu direkayasa ulang, selain
fakta bahwa teknologi adalah subjek
perubahan.
Kesalahan
persepsi
tentang apa itu RFID dan apa yang
dapat dapat dilakukan juga dapat
menghalangi beberapa perusahaan
untuk beralih ke teknologi ini.
Prinsip kerja sistem pelacakan dan
identifikasi berdasarkan sumber Online
(2016) dari Wikipedia adalah dengan
menempatkan transponder frekuensi
radio yang berisi microchip pada item
yang akan dilacak. Kemudian, setiap
kali item melewati atau berada di
bawah alat pembaca yang dapat
membaca pancaran gelombang radio
selanjutnya akan memancarkan atau
memantulkan sinyal untuk bertukar
data dan identitas tanpa campur tangan
manusia.
IOT: ASAL MULA, PERKEMBANGAN
DAN APLIKASINYA
Menurut Majalah internetsociety.org
(2015), istilah "Internet of Things" (IOT)
pertama kali digunakan pada tahun
1999 oleh pelopor teknologi dari
Inggris,
Kevin
Ashton,
untuk
menggambarkan suatu sistem di mana
objek di dunia fisik dapat terhubung ke
Internet dengan menggunakan sensor.
Ashton menciptakan istilah untuk
menggambarkan kemampuan dalam
menghubungkan
label
RadioFrequency
IDentification
(RFID)
digunakan dalam rantai pasokan
perusahaan
ke
Internet
untuk
menghitung dan melacak barang tanpa
perlu campur tangan manusia. Konsep
menggabungkan komputer dan jaringan
untuk memantau dan perangkat kontrol
telah
berkembangsekitar
selama
beberapa dekade menurut majalah
internetsociety.org (2015). Pada 1970an, misalnya, sistem untuk memantau
alat ukur dari jarak jauh pada jaringan
listrik melalui saluran telepon sudah
digunakan secara komersial. Pada
1990-an, kemajuan teknologi nirkabel
memungkinkan
"mesin-ke-mesin"
(M2M) perusahaan dan solusi untuk
industri dalam melakukan pemantauan
dan pengoperasian peralatan mulai
banyak digunakan. Banyak dari solusi
M2M pada awalnya didasarkan pada
jaringan tetutup yang hanya digunakan
didalam industri dan bukan bukan
menggunakan Internet Protokol (IP) jaringan berstandar dan berbasis
Internet.
Berdasarkan ide yang luar biasa ini,
teknologi
ini
dapat
mendukung
berbagai aplikasi tidak hanya di bidang
perdagangan dan ritel, tetapi juga
dalam pelayanan publik, administrasi,
riset dan pengembangan, dan bahkan
dalam dunia olahraga.Terlepas dari hal
tersebut, penggunaan RFID berperan
penting dalam perkembangan bidang
rantai pasokan.Bahkan hal ini tidak
mengherankan karena pada dasarnya
RFID adalah hal yang sedang dicari
perusahaan
untuk
meningkatkan
manajemen rantai pasokan. Dengan
memberikan keleluasaan benda untuk
dapat berkomunikasi tanpa perlu
dilakukan kontak atau cek fisik, RFID
menyediakan kepada organisasi suatu
kemampuan
untuk
melakukan
pelacakan,
mengamankan
dan
mengelola item melalui seluruh siklus
hidup dari barang, sehingga sangat
meningkatkan efisiensi proses bisnis
internal dan visibilitas dalam rantai
pasokan. Untuk itu, perusahaan
menempatkan kepercayaan dalam
teknologi ini untuk dapat melacak lokasi
aset mereka dengan aman juga untuk
pengiriman dan persediaan item.
150
Penggunaan Internet of things (IOT) dan Teknologi..., Victor Tulus
PRINSIP OPERASI RFID DENGAN
IOT
dapat diakses oleh pengguna untuk
menentukan identitas dari etiket barang
dan untuk mengumpulkan informasi
lainnya yang tersimpan tentang hal
barang itu (misalnya pembuat, tanggal
pengiriman,
harga
dan
tanggal
kadaluwarsa).
Setelah
sinyal
diterjemahkan,
alat
pembaca
mengirimkan data ke sistem komputer
baik melalui kabel atau koneksi
nirkabel, dimana teknologi RFID dapat
digunakan dengan menghubungkan
dengan
jaringan
nirkabel
tanpa
mengakibatkan
gangguan
pada
jaringan.Jika terdapat banyak etiket
dilapangan,
hal
ini
dapat
mengakibatkan terjadinya tabrakan
data.Contohnya pada tempat belanja
bahan makanan dimana semua barang
menggunakan etiket.Untuk mencegah
dua buah ID melakukan transmisi
secara bersamaan, RFID dalam
implementasinya dapat menggunakan
algoritma anti tabrakan yang dapat
menentukan urutan untuk melakukan
respon sehingga setiap etiket hanya
dapat dibaca sekali dan hanya sekali.
Hal penting yang perlu digaris bawahi
adalah
pembacaan
RFID
tidak
membutuhkan bantuan operator dan
pertukaran data yang terjadi secara
otomatis.Sebagai tambahan, untuk
menjamin agar sistem bekerja dengan
baik, setiap etiket harus memiliki kode
unik yang berbeda dari angka unik
etiket lainnya.
Secara garis besar, menurut Myerson
(2007), RFID adalah metoda pelebelan
identitas
secara
otomatis
untuk
menyimpan dan menarik data dari jarak
jauh dengan menggunakan etiket RFID
yang menempel pada benda yang
didalamnya terdapat microchip dan
sebuah antena. Dengan menggunakan
alat pembaca RFID, suatu alat yang
diletakkan ditempat tertentu dengan
memiliki antena satu atau lebih, data
pada microchip dapat dibaca secara
tepat dalam proses bisnis melalui
gelombang radio, memudahkan etiket
pada benda untuk diidentifikasi secara
otomatis tanpa harus berhadapan
langsung. Informasi akan ditangkap
oleh
pembaca
yang
kemudian
diteruskan melalui piranti lunak yang
bertindak sebagai jembatan antara
piranti lunak sistem operasi dan piranti
lunak aplikasi yang kemudian akan
melakukan validasi dan memproses
data,
sehingga
hasilnya
dapat
digunakan untuk meningkatkan nilai
pada suatu bisnis.
Lebih jelasnya, agar komunikasi bisa
terjadi, alat pembaca mengirim sinyal
radio untuk meminta atau menangkap
informasi yang terdapat pada chip dari
etiket.Sinyal
tersebut
kemudian
diterima oleh setiap etiket yang berada
di daerah jangkauan frekuensi radio
yang
telah
ditentukan
sebelumnya.Sinyal yang dihasilkan
memiliki dua tujuan yaitu memberikan
daya untuk etiket dan menciptakan
sinyal
interogasi.
Setelah
etiket
menerima sinyal melalui antenanya
mereka
kemudian
menjalankan
perintah yang dikirim oleh pembaca
dan meresponnya dengan mengirimkan
sinyal yang kemudian alat pembaca
akan menerima sinyal tersebut melalui
antena
dan
kemudian
akan
menafsirkan sebagai data yang dikirim
dengan menggunakan alat penerima.
Alat pembaca biasanya meminta
Identitas digital unik yang kemudian
dapat dilihat dalam database yang
KOMPONEN SISTEM RFID
Sistem pada teknologi RFID secara
garis besar terdiri dari:
 Satu atau lebih etiket (biasa disebut
transponder),
 Satu
atau
lebih
alat
penulis/pembaca
(atau
disebut
interrogator,
transceiver
atau
sederhananya disebut pembaca),
 Dua atau lebih antenna, satu atau
dua pada etiket dan setidaknya satu
pada setiap pembaca,
 Aplikasi piranti lunak dan sistem
komputer
host.
151
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 148-164
tingkatannya.Dengan
melihat
tingkatannya
dapat
membantu
pengambil keputusan dalam memilih
etiket
yang
diinginkan
dalam
mengimplementasikan
infrastruktur
RFID dan opsi dalam memilih etiket
yang nyaman digunakan dan efektif
dalam pembiayaannya.
Gambar 1. RFID Komponen Sistem
RFID (sumber: www.astech.co.kr)
a.
Etiket RFID
Jenis etiket bervariasi umumnya pada
kemampuan
menulis/membaca,
memori, kebutuhan daya, daya tahan
dan
bergantung
pada
aplikasi
penggunaan di lapangan. Etiket RFID
dapat digunakan untuk penggunaan
identifikasi seumur hidup tidak seperti
metoda
identifikasi
tidak
permanen.Kompleksitas
etiket
bergantung pada fungsionalitas etiket
dalam hal berkomunikasi dengan
pembaca dan saat keberadaan sumber
energi. Semakin kompleks etiket yang
digunakan akan semakin meningkat
harganya. Etiket yang berfungsi
canggih akan membutuhkan microchip
yang
mahal
dan
etiket
yang
membutuhkan
sumber
energi
membutuhkan baterai.
Sebuah
etiket
RFID
setidaknya
mengandung dua komponen berikut:
 Sebuah
sirkuit
silicon
kecil
terintegrasi yang berguna untuk
menyimpan
dan
memproses
informasi dan fungsi spesial lainnya,
 Satu atau lebih antena untuk
mengirim dan menerima sinyal
frekuensi radio untuk merespon
sinyal radio frekuensi dari pembaca
RFID.
Gambar 2. Isi Etiket RFID (sumber:
www.barcodesinc.com)
Saat ini, kebanyakan etiket juga
mengandung substrat atau bahan yang
dienkapsulasi.
Chip
dan
antena
dipasang untuk membentuk tatahan
yang kemudian dienkapsulasi dengan
bahan lainnya untuk membentuk etiket
akhir.
Gambar 3. Berbagai Jenis Etiket
(sumber: www.coresonant.com)
Microchip
dalam
etiket
dapat
menyimpan berbagai macam unsurunsur data, riwayat aktifitas seperti
tanggal terakhir perawatan atau kapan
ketika etiket melewati lokasi-lokasi
tertentu atau bahkan data-data yang
disediakan oleh alat sensor seperti
temperatur. Secara umum, etiket
mengandung setidaknya kode unik
identifikasi untuk benda yang diberi
etiket.
b.
Pembaca RFID
Pembaca RFID adalah transceiver
yang didesain melakukan komunikasi
radio dengan etiket sesuai dengan
kompatibiliasnya. Gelombang radio
yang dikeluarkan mengandung cukup
energi untuk mengaktivasi etiket
sehingga etiket dapat mengirimkan
datanya. Hal ini terjadi dalam hitungan
fraksi detik yang sangat kecil.
Terdapat berbagai macam jenis etiket,
perbedaan
didasarkan
dari
152
Penggunaan Internet of things (IOT) dan Teknologi..., Victor Tulus
Pembaca memiliki satu atau lebih
antena
eksternal
yang
dapat
mengeluarkan gelombang radio yang
dapat terkoneksi ke pembaca dengan
menggunakan kabel koaksial (Gambar
4).
barang.Ia juga bertanggung jawab
untuk melakukan perubahan rute dan
melakukan pemisahan terhadap arus
dari data yang dihasilkan pembaca
sehingga duplikasi dapat dihilangkan
dan hanya informasi yang berhubungan
dengan operasional yang diteruskan ke
piranti lunak manajemen organisasi
tingkatan tinggi.
Gambar 4. Pemasangan Alat Pembaca
Pada Pintu (sumber: www.zebra.com)
Dikarenakan tidak diperlukannya posisi
berhadapan langsung dan jarak
pembaca dapat dijauhkan, penempatan
alat
pembaca
dapat
fleksibel
penempatannya.Pembaca
dapat
diletakkan pada posisi tetap di dok,
pintu, jalur ban berjalan, pintu jalan,
pagar dan area lainnya untuk dapat
melakukan pembacaan saat barang
berjalan melewati mereka. Ada juga
yang berbentuk pembaca portabel yang
terintegrasi dengan komputer mobil
atau truk forklift atau kendaraan lainnya
yang berfungsi untuk memudahkan
mengidentifikasi pallet secara otomatis
atau benda lainnya pada saat
dipindahkan atau bergerak. Pembaca
RFID dapat juga digunakan bersamaan
dengan pemindai barcode jika memang
dibutuhkan.
c.
Piranti
(Middleware)
Lunak
Gambar 5.Forklift yang Terpasang
Sistem RFID (sumber:
www.compsee.com)
d.
Aplikasi
Setelah
disaring
oleh
lapisan
middleware, informasi yang dihasilkan
oleh pembaca RFID telah siap untuk
diproses
aplikasi
manajemen
perusahaan.Semua isi dari piranti lunak
ERP (Enterprise Resource Planning)
seperti SAP atau Oracle telah
menawarkan opsi koneksitas RFID.
PERFORMANSI SISTEM RFID
Banyak faktor dapat mempengaruhi
performansi
dari
sistem
RFID,
bervariasi baik dari jangkauan dan
frekuensi yang digunakan, chip memori,
keamanan, jenis dari data yang
dikumpulkan dan karakteristik lainnya.
Penghubung
Dalam mengatur sejumlah pembaca
RFID dan sekaligus mengatur datadata yang mereka hasilkan akan
membutuhkan lapisan piranti lunak
penghubung yang dikenal dengan
middleware.
Middleware,
menurut
Myerson (2007), mengijinkan pembaca
melakukan
koordinasi,
memonitor
sistem
dan
mengidentifikasi
pembacaan
ganda
dari
sebuah
a.
Frekuensi
Frekuensi adalah faktor utama yang
menentukan
rentang
membaca,
ketahanan terhadap interferensi dan
atribut kinerja lainnya.Menurut Myerson
(2007), gelombang radio berperilaku
berbeda pada frekuensi yang berbeda,
153
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 148-164
sehingga menghasilkan sifat yang
berbeda seperti rentang yang berbeda.
Selanjutnya, diketahui bahwa sulit
untuk
mengirimkan
sinyal
radio
melewati logam dan cairan.Produk
dengan banyak unsur air dan logam
sangat menantang untuk ditandai dan
dapat menyebabkan berkurangnya
rentang pembacaan dan kehandalan
pembacaan etiket karena gangguan
serta
perubahan
frekuensi
saat
ditangkap
antena.
Ganguan
ini
terutama terjadi pada sistem UHF,
dimana sistem frekuensi rendah dan
tinggi dapat bekerja lebih baik daripada
sistem UHF disekitar logam dan
air.Gelombang radio tidak terpental di
logam dan lebih mampu menembus air.
Salah satu cara untuk mengatasi
masalah ini adalah untuk merancang
antena yang bisa selaras ketika dekat
dengan bahan yang tidak bisa
meneruskan frekuensi radio. Cara
lainnya adalah dengan membuat celah
udara antara etiket dan benda.
Tabel 1. Aplikasi Umum Frekuensi RFID()
Pita Frekuensi
Penjelasan
125 – 135 kHZ
Low Frequency (LF)
Jangkauan
Khusus
Hingga 18 inchi
13.56 MHZ
High Frequency
(HF)
Kontak dekat
1 – 1.5 meter
858 – 930 MHZ
Ultra-High
Frequency (UHF)
2 – 4 meter
(Eropa)
7 meter
(Amerika
Serikat)
2.45 GHZ
Microwave
Diatas beberapa
ratus meter
Penggunaan Umum




Identifikasi binatang
Identifikasi kendaraan
Kontrol produksi
Otomatisasi
 Tiketing (transportasi
publik, lift angkasa)
 Kontrol akses
 Laundry komersial dan
pelacakan garmen
 Perdagangan (produk
individu)
 Contactless payment
 Otomatisasi
 Identifikasi pallet,
karton, bungkusan
 Pelacakan kemasan
yang dapat diguakan
kembali
 Pelacakan benda
dalam pengerjaan
 Manajemen aset
 Pelacakan bagasi
 Identifikasi jarak jauh
dengan menggunakan
etiket aktif (identifikasi
kontainer)
Sumber: www.oecd.org (2008)
Keterangan: Diakses tanggal 25 Mei 2016
dapat mempengaruhi rentang sistem
dalam membaca sama halnya dengan
pengaruh lingkungan fisik secara
langsung. Seperti disebutkan di atas,
b. Jangkauan
Selain frekuensi, keluaran daya dan
kepekaan direksional dari antena juga
154
Penggunaan Internet of things (IOT) dan Teknologi..., Victor Tulus
keberadaan logam dan cairan dapat
menyebabkan gangguan yang akan
mempengaruhi tidak hanya jangkauan
tetapi juga kinerja saat melakukan
pembacaan/penulisan. Menurut sumber
online
OECD
(2008)
mengenai
karakteristik
RFID,
logam
dapat
mempengaruhi induksi elektromagnetik
RFID pada frekuensi rendah dan
frekuensi tinggi, tetapi tidak pada
frekuensi ultra tinggi dan microwave.
Begitu juga kelembaban yang tinggi
dapat mempengaruhi terutama pada
frekuensi ultra tinggi dan microwave
tetapi tidak pada frekuensi rendah dan
frekuensi tinggi.
logam, benda dengan kepadatan yang
tinggi maupun benda dalam bentuk cair
menurut
Myerson
(2007)
dapat
mempengaruhi
kemampuan
baca
etiket.Oleh karena itu, saat penempelan
etiket
menurut
Myerson
(2007)
sebaiknya pada kemasan yang unsur
logamnya sedikit. Begitu juga alat
pembaca etiket diposisikan tidak
terhalang oleh benda-benda yang
dapat
mempengaruhi
pembacaan
etiket.
e.
Sistem RFID menurut Myerson (2007)
dapat terganggu oleh berbagai macam
mesin seperti ban berjalan yang
menggunakan sabuk nilon atau robot
manufaktur.
c. Antena
Orientasi, posisi, kedekatan dan area
membaca dari antena etiket merupakan
unsur penting yang harus diperhatikan
dalam rangka untuk memastikan
pembacaan yang optimal. Orientasi
antena dari beberapa etiket dapat
mengganggu orientasi etiket lainnya,
terutama ketika produk tersebut
diposisikan dekat atau bertumpuk,
misalnya
di
dalam
keranjang
belanja.Tentu saja, menambahkan
antena pembaca lebih memungkinkan
etiket untuk dibaca dalam berbagai
posisi atau diluar lokasinya. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah bahwa
pembaca tidak dapat berkomunikasi
dengan etiket aktif yang berorientasi
tegak lurus terhadap antena pembaca.
d.
Ganguan Elektromagnetik
STANDAR APLIKASI
Standar sangat penting untuk banyak
aplikasi
RFID
seperti
sistem
pembayaran
dan
barang
atau
pelacakan kemasan yang dapat
digunakan kembali dalam suatu rantai
pasokan terbuka. Tanpa standar,
aplikasi tersebut akan tidak berarti.
Meskipun pada umumnya dikatakan
tidak ada standar dalam RFID, terdapat
banyak standar yang sudah diakui dan
standar yang baru muncul yang untuk
beragam frekuensi dan aplikasi,
sehingga etiket dan peralatan dari
berbagai sumber dapat digunakan
bersama-sama dalam sistem rantai
pasokan terbuka. Misalnya, standar
RFID sudah adadi tempat untuk
manajemen barang, kontainer logistik,
kartu tarif, hewan, ban dan identifikasi
ban berjalan dan banyak kegunaan
lainnya. Namun hanya sedikit standar
yang ada yang berkaitan dengan
penggunaan RFID untuk melacak
barang dalam rantai pasokan terbuka.
Pelemahan Sinyal
Pelemahan sinyal menurut Myerson
(2007)
tidak hanya karena terjadi
dikarenakan pelemahan alami sesuai
dengan
jarak
dan
pada
saat
pergerakan cepat. Hal ini terjadi karena
etiket membutuhkan tenaga dari baterai
yang
ketika
diaktifkan
akan
mengirimkan sinyal ke pembaca.
Sumber daya pada etiket kemudian
akanmeningkat penggunaannya saat
sinyal kembali. Cara sistem terpasang
atau faktor eksternal seperti bahan dari
barang yang ditandai juga dapat
melemahkan sinyal yang berujung pada
kinerja yang buruk().Bahan terbuat dari
Standar harus membahas tentang
protokol
antarmuka
di
udara
(bagaimana etiket dan alat pembaca
berkomunikasi), isi data (format dari
data dan pengaturannya), kesesuaian
(cara untuk menguji bahwa produk
sudah memenuhi standar) dan aplikasi
155
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 148-164
(contohnya
bagaimana
standar
digunakan pada etiket pengiriman).
Dua organisasi standar yang sangat
relevan untuk rantai pasokan adalah
International Standards Organization
(ISO) dan EPCglobal Inc. Banyak
standar nasional dan industri yang
berdasarkan pada standar ISO dan
EPCglobal. ISO telah menciptakan
beberapa standar yang mencakup
banyak
bidang,
seperti
protokol
antarmuka
udara
(ISO
11785),
identifikasi otomatis (ISO 24710) dan
pengelolaan konten (ISO 18001)().
EPCglobal
Inc
bertujuan
untuk
mencapai standarisasi global untuk
dapat melakukan pelacakan secara
universal dan digunakan pada proposal
standar internasional yang bertujuan
untuk
melakukan
normalisasi
penggunaan
RFID
secara
teknis.Mereka berhasil pada pusat
Auto-ID, yang semula menjawab untuk
mengembangkan Electronic Product
Code (EPC).
Gambar 6. Struktur EPC pada dasar
SGTIN-96 (Sumber:
http://www.devx.com)
Tujuan EPCglobal adalah untuk
memberikan sistem distribusi etiket
yang homogen, sehingga masingmasing item dapat memiliki EPC dalam
rantai pasokan dari setiap perusahaan
di dunia, yang akan memungkinkan
mitra dagang untuk dengan mudah
melacak barang di seluruh dunia.
Dengan kata lain, EPCglobal berusaha
untuk meningkatkan visibilitas dan
efisiensi dari seluruh rantai pasokan
dan menciptakan arus informasi yang
lebih berkualitas antara perusahaan
dan mitra dagang utama mereka. Dari
perspektif ini, saat ini telah mulai
dikembangkan arsitektur jaringan yang
akan memungkinkan setiap orang yang
berwenang untuk mencari informasi
terkait dengan nomor seri yang
tersimpan pada etiket.
EPC adalah kode nomor yang telah
distandarkan, yang digunakan secara
unik untuk mengidentifikasi benda,
sehingga masing-masing benda yang
diberi etiket dapat dilacak secara
terpisah
menggunakan
teknologi
RFID.Hal
ini
dianggap
menjadi
pengganti dari penggunaan barcode.
Bertolak belakang dengan penggunaan
teknologi barcode, EPC memungkinkan
identifikasi setiap item yang diproduksi
dan bukan hanya produsennya saja
tetapi juga kelas produk. Jadi, EPC
menurut Myerson (2007) terdiri dari
bagian kepala dan tiga set partisi data
yang berguna untuk mengidentifikasi
produsen, kelas produk dan item itu
sendiri dengan menggunakan nomor
seri
yang
unik().
Gambar
6
menunjukkan caraencoding dari EPC
96 bit. Jenis EPC ini cukup besar untuk
mencakup semua produk diproduksi di
seluruh dunia untuk beberapa tahun
mendatang.
CONTOH KASUS
PENGGUNAAN IOT DAN RFID
DALAM OPTIMALISASI VISIBILITAS
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
Untuk mencapai tujuannya, menurut
Optimize
SCM
(2016),manajemen
rantai pasokan harus melakukan
identifikasi
secara
akurat
dan
pelacakan barang serta pengetahuan
tentang apa saja persediaan yang
dimiliki perusahaan, di mana barang
tersebut dan berapa banyak yang
dimiliki serta bagaimana kondisinya.
Informasi tersebut sangat penting saat
ini dalam rangka agar perusahaan
dapat bertahan dan berkembang.
Selain itu, terdapat tekanan pada
produsen, distributor dan pengecer
156
Penggunaan Internet of things (IOT) dan Teknologi..., Victor Tulus
untuk memaksimalkan efisiensi proses,
meminimalkan biaya dan memberikan
pilihan terbaik untuk pelanggan akhir,
yang nantinya akan meningkatkan
efisiensi dari rantai pasokan.
Di
Indonesia,
Carrefour
mulai
mengembangkan manajemen rantai
pasokannya dengan menggunakan
InfoLog dalam sistem manajemen
pergudangannya. Menurut Dwiyangtri
(2012), penggunaan InfoLog dapat
mengintegrasikan semua proses dalam
rantai pasokan. Selain itu, sistem ini
memudahkan kolaborasi Carrefour
dengan para pemasok, walaupun
belum semua pemasok terintegrasi.
Baik Wallmart maupun Carefour
menggunakan
pusat
distribusi
(Distribution
Center/DC)
dengan
menerapkan proses just-in-time (JIT)
pada pusat distribusinya. Tujuannya,
menurut Dwiyangtri (2012), untuk
mengefisienkan proses sehingga tidak
diperlukan adanya stok di pusat
distribusi.
Jadi
ketika
pemasok
mengirim barang hari ini ke DC
Carrefour di Pondok Ungu dan Lebak
Bulus, maka keesokan harinya barang
itu sudah terkirim ke gerai-gerai.
Di Indonesia, saat pelaku usaha dalam
skala UKM memasok barang ke
perusahaan retail dengan sistem
konsinyasi atau titip, dokumen yang
perusahaan punya hanyalah dokumen
pengiriman barang atau packing list
yang masih dalam bentuk yang
sederhana. Pemilik barang tidak dapat
mengetahui
secara
langsung
pergerakan stok barangnya kecuali di
infokan oleh perusahaan penerima
konsinyasi, dan perusahaan penerima
konsinyasi sering kehilangan laporan
ketersediaan barang saat dilakukan
pendataan
ulang.Menurut
Kosasi
(2014),
Wallmart
berinisiasi
menggunakan teknologi RFID pada
tahun 2003. Wal-Mart telah memulai
rencana untuk menggunakan teknologi
RFID dalam rantai pasokan pada bulan
Juni 2003. Selanjutnya WallMart
memperkuat rencananya dan mulai
menetapkan standar RFID yang akan
digunakan. Spesifikasi komponen RFID
yang diinginkan mulai dihasilkan pada
bulan
November
2003
dengan
menggunakan spesifikasi EPC, jenis
Chip yang akan dipasang, dan pusatpusat distribusi yang akan menerima
produk
dengan
etiket
RFID.
Perusahaan
ini
awalnya
mempergunakan RFID untuk melacak
palet barang dagangannya sepanjang
perjalanan rantai pasokan termasuk
saat berada di gudang. Pada tahun
2007, Wallmart berhasil memotong
kelebihan persediaan dan sepertiga
dari stok kebutuhannya.
Gambar 8. Aliran Rantai Pasokan
Carrefour jika tidak menggunakan DC
(Sumber: Dwiyangtri (2012))
Gambar 7. Aliran Rantai Pasokan
Wallmart dengan pemasok P&G
(Sumber: Kosasi (2014))
157
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 148-164
Gambar 9. Aliran Rantai Pasokan
Carrefour menggunakan DC (Sumber:
Dwiyangtri (2012))
Gambar 10. Aliran perjalanan barang
pesanan
dengan
menggunakan
perusahaan logistik lokal (sumber:
www.bukalapak.com)
a. RFID dalam Logistik
Teknologi
RFID
sudah
banyak
digunakan dalam bidang logistik,
terutama untuk mengoptimalkan arus
barang, meningkatkan visibilitas di
seluruh
rantai
pasokan,
untuk
meningkatkan efisiensi manajemen
armada dan untuk mengotomatisasi
bagian-bagian tertentu dari rantai
pasokan. Teknologi ini adalah teknologi
yang ideal untuk mengotomatisasi
proses pengumpulan data manufaktur
dan distribusi. Penulis melakukan
penelitian dengan cara membeli produk
dari e-dagang lokal (bukalapak.com)
dan Internasional (aliexpress.com).
Bukalapak.com menggunakan sistem
logistik yang belum sepenuhnya
terintegrasi
menggunakan
IOT,
sehingga pergerakan barang yang
dipesan hanya bisa terdeteksi saat
masuk
kedalam
gudang
dari
perusahaan logistik dan saat mulai
akan dikirim oleh kurir.
Gambar 11. Aliran perjalanan barang
pesanan
dengan
menggunakan
perusahaan
logistik
internasional.
(Sumber: www.aliexpress.com)
Pada perusahaan logistik yang telah
menerapkan RFID dan IOT, sejumlah
besar informasi dapat dianalisis dan
dikirim ke sistem internal dan eksternal
hampir secara real-time, sehingga
secara global meningkatkan kualitas
pelaksanaan bisnis. Keuntungan dari
158
Penggunaan Internet of things (IOT) dan Teknologi..., Victor Tulus
pengoperasian teknologi ini adalah dari
transmisi hingga pekerjaan database
dapat dilakukan tanpa kontak fisik atau
visual. Database yang diperoleh lebih
“hidup” karena data mengenai produk
sepanjang
hidup
mereka
dapat
diberikan termasuk perjalanan yang
telah dilakukan sepanjang rantai
pasokan hingga penyesuaian atau
upgrade yang telah terjadi. Dengan
informasi seperti ini yang dikumpulkan
dan
dicatat
secara
otomatis,
perusahaan dapat mengurangi biaya
logistik, meningkatkan perencanaan,
mempercepat
penanganan
dan
berakibat
penggunaan
kapasitas
gudang, tenaga kerja dan waktu kerja
menjadi lebih baik.Selain itu, memiliki
sejarah lengkap melekat pada produk
dapat
membantu
perusahaan
meminimalkan risiko garansi dan
mengoptimalkan efisiensi kemungkinan
penarikan.
Kunci untuk mewujudkan pengembalian
maksimum
dari
investasi
dan
mendapatkan keuntungan bisnis adalah
dengan
melakukan
strategi
menggabungkan RFID dan teknologi
berbasis sensor ke dalam arsitektur
sistem informasi dan proses bisnis.
Misalnya, RFID dan sistem jaringan
nirkabel dapat diintegrasikan untuk
menyediakan monitoring penuh waktu
dalam skala luas.Keberhasilan RFID
juga
tergantung
pada
relevansi
penggunaannya.Risiko nya adalah
penggunaan etiket secara berlebihan.
b. Manajemen aset
Etiket RFID dapat secara permanen
dilekatkan pada peralatan modal dan
aset yang dapat digunakan kembali
seperti wadah, palet, kontainer, truk
angkat, alat dan kendaraan, dengan
tujuan agar perusahaan dapat melacak
mereka
lebih
efisien.
Dengan
menempatkan pembaca dalam posisi
tetap dalam fasilitas di titik-titik
strategis, perusahaan dapat secara
otomatis melacak pergerakan dan
lokasi
etiket
aset,
sehingga
menghindari terbuangnya waktu kerja
untuk
mencari
mereka.
Dengan
membuat pengontrolan inventarisasi
aset yang dapat digunakan kembali
menjadi jauh lebih akurat dan efisien
memungkinkan
produsen
untuk
mengurangi biaya dan meningkatkan
laba atas investasi untuk aset yang
diberi etiket.Pembaca juga dapat
memberi
peningkatan
dari
segi
keamanan
misalnya
dengan
memberikan
peringatan
kepada
pengawas atau pihak berwenang jika
mereka mendeteksi setiap upaya untuk
menghapus etiket aset dari daerah
jangkauan.
Pada dasarnya, sebagian besar
manfaat menggunakan RFID dalam hal
rantai
pasokan
ditawarkan
oleh
teknologi ini, mulai dari kemampuan
untuk
ditelusuri,
identifikasi
dan
tingkatan otomatisasi. Potensi RFID
untuk
memfasilitasi
dan
mengotomatisasi
pelacakan
pergerakan barang pada tingkat rantai
pasokan yang berbeda dan dengan
biaya yang kecil memungkinkan
teknologi ini untuk melacak produk
dalam tahapan-tahapan yang berbeda
dari setiap transformasi dari produk,
untuk sesegera mungkin mengakses
informasi dalam suatu hal kritis, untuk
memfasilitasi penarikan produk, hingga
kontrol pengiriman dan penerimaan
yang lebih baik, untuk mengoptimalkan
arus barang dan sesegera mungkin
menemukan setiap item yang ditandai.
Identifikasi yang dilakukan akan lebih
akurat, yang memungkinkan produsen
dan pengecer untuk mengoperasikan
dan berkolaborasi secara lebih efisien,
sehingga
keduanya
dapat
lebih
responsif
terhadap
kebutuhan
pelanggan,
sehingga
mengurangi
kekurangan produk di toko-toko.
Jika isi dari kontainer atau palet juga
dicatat, pengguna akan memiliki
visibilitas lengkap hingga ke tingkat
persediaan
dan
lokasi,
yang
memungkinkan mereka untuk mencari
dengan cepat item mendesak yang
harus ditemukan untuk alasan apapun.
Etiket ini juga dapat dibaca di pintu
dermaga untuk merekam palet atau
159
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 148-164
kontainer yang dikirim ke pelanggan
yang
dituju.Informasi
ini
dapat
digunakan untuk mendokumentasikan
waktu
siklus
dan
meningkatkan
pengembalian dan perbaikan dari
barang misalnya.
secara signifikan dapat memberikan
visibilitas, akurasi dan efisiensi dalam
memperoleh data persediaan.
Gambar 13.Visibilitas ketersediaan
barang dapat langsung dilihat oleh
konsumen. (Sumber:
www.aliexpress.com)
Pembaca di daerah penyimpanan
dapat secara otomatis merekam
pengambilan barang dan sekaligus
memperbarui
catatan
persediaan.Pembaca
juga
dapat
dengan mudah mencari barang tertentu
yang salah tempat atau dibutuhkan
segera untuk menyelesaikan pesanan
dengan membaca nomor ID yang
spesifik.
Dengan
RFID,
proses
menghitung persediaan akan menjadi
lebih cepat demikian juga identifikasi
dapat dilakukan dalam jumlah besar
dan bisa dilakukan dengan cepat dan
akurat dilakukan oleh pembaca yang
terintegrasi dengan komputer mobil.
Gambar 12.Visibilitas pergerakan
barang terlihat dari perpindahan barang
mulai dari barang dikirim dari gudang
penjual hingga sampai ke tangan
pembeli. (Sumber:
www.aliexpress.com)
c. Kontrol Inventarisasi
Peningkatan pelacakan persediaan
tentu
merupakan
tujuan
utama
penggunaan
RFID
dalam
rantai
pasokan. Setiap mitra rantai pasokan
termasuk
produsen,
distributor,
penyedia logistik dan pengecer dapat
memanfaatkan aplikasi pengawasan
dengan RFID yang sangat akurat,
aktual untuk meningkatkan efisiensi
manajemen persediaan, mengurangi
barang habis, biaya tenaga kerja,
persediaan
pengaman
dan
ketidakakuratan pada data persediaan.
Penggunaan teknologi RFID dapat
memberikan
keuntungan
untuk
mengumpulkan
informasi
dan
memberikan visibilitas di tempat dan
lingkungan di mana pelacakan tidak
bisa dilakukan atau mungkin belum
bisa dilakukan sehingga teknologi ini
Pergerakan persediaan dari lokasi yang
dipantau
secara
otomatis
dapat
memicu
permintaan
penambahan
inventaris. Untuk mencegah terjadinya
pencurian terhadap persediaan dan
pengalihan oleh pihak yang tidak
berwenang, pembaca bisa diatur untuk
mengirim pemberitahuan bila item
digerakkan oleh pihak yang tidak
berwenang, ditempatkan di daerah
yang tidak sesuai atau diambil dari
penyimpanan tanpa ijin dari pihak yang
berwenang.
d. Pengiriman dan Penerimaan
Ketika barang dirakit untuk pengiriman,
etiket yang sama dapat digunakan
untuk mengidentifikasi produk jadi
160
Penggunaan Internet of things (IOT) dan Teknologi..., Victor Tulus
dapat yang kemudian dibaca secara
otomatis untuk menghasilkan manifest
pengiriman, juga kemudian secara
otomatis
tercatat
dalam
sistem
pengiriman. Manifest ini dapat dicetak
dalam dokumen, dikodekan dalam
etiket RFID atau dicetak dalam barcode
pada etiket pengiriman. Begitu pallet
keluar dari truk, interogator portal atau
perangkat genggam dapat membaca
etiket dari palet, yang memungkinkan
verifikasi
langsung
dari
konten
pengiriman dan memberikan visibilitas
real-time ke sistem ERP. Cara ini akan
menghilangkan
tahapan
yang
memakan waktu dan berbiaya tinggi,
memungkinkan
pembuatan
faktur
dengan
cepat,
meminimalkan
kesalahan manusia dan meningkatkan
akurasi data persediaan. Dengan kata
lain, membaca etiket yang berisi
informasi
manifest
akan
menyederhanakan proses penerimaan.
perusahaandikarenakan
kurangnya
standar global. Menurut EPCglobal
Network (2016), pelacakan produk
hingga
diluarorganisasi
antara
organisasi dengan mitra dagang
memerlukan pengembangan standar
global, yang harus menentukan cara
standar
yang
unik
untuk
mengidentifikasi item dalam rantai
pasokan serta berarti menemukan dan
saling berbagi data yang dapat
menggambarkan setiap identitas dari
barang. Saat ini, EPCglobal Inc telah
mengembangkan
standar
yang
memenuhi persyaratan tersebut yang
memungkinkan RFID diambil di luar
batas-batas satu organisasi ke seluruh
rantai.
Persyaratan pertama yang dibutuhkan
adalah mampu mengidentifikasi produk
secara unik sesuai dengan tingkatan
item. Jaringan EPCglobal memenuhi
persyaratan kedua sebagai metode
berdasarkan standar yang digunakan
untuk
menemukan
dan
berbagi
informasi secarareal-time yang terkait
dengan setiap EPC. Hal ini terdiri dari
tiga unsur utama: Object Naming
Service (ONS), EPC Information
Service (EPCIS), dan EPC Discovery
Service.
e. RFID di Pengecer
Pengecer
berminat
menggunakan
teknologi RFID khususnya untuk
menerima,
pengisian,
manajemen
kategori, ketelusuran, pencegahan
pemalsuan
dan
inventarisasi
persediaan.
Pengecer
bisa
mendapatkan
keuntungan
dari
dikuranginya
persediaan
dengan
alasan akan semakin meningkatnya
visibilitas persediaan rantai pasokan
yang memungkinkan pengecer dapat
melakukan
peramalan
permintaan
dengan lebih baik, penyimpanan stok
barang yang rendah dan siklus
pesanan yang lebih pendek. Teknologi
RFID memungkinkan penangkapan
data
secara
otomatis
sehingga
pengecer juga dapat memanfaatkan
teknologi ini untuk memotong biaya
dengan mengurangi tenaga kerja di
toko dan gudang dan mengurangi
kehilangan penjualan akibat kehabisan
barang.
ONS mirip dengan Domain Name
Service (DNS), tapi bukan untuk
mengarahkan komputer ke suatu
jaringan situs, melainkan mengarahkan
mereka ke pusat data di Internet di
mana data yang terkait dengan EPC
disimpan. ONS memiliki arsitektur
terdistribusi.
EPCIS
repositori
merupakan tempat penyimpanan data
aktual
yang
digunakan
untuk
menyimpan informasi yang terkait
dengan
EPC.
EPC
Discovery
Servicepada dasarnya adalah sebuah
rantai pengamanan dalam layanan
pendaftaran.
Pada
kenyataannya,
untuk masing-masing produsen, EPC
Discovery
Service
menyediakan
direktori dari semua Layanan Informasi
EPC yang berisi informasi tentang
produk dari setiap produsen tertentu.
JARINGAN IOT PADA EPCGLOBAL
Sampai saat ini sebagian besar aplikasi
untuk pelacakan produk hanya terbatas
untuk
operasi
dalam
satu
161
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 148-164
meningkatkan efisiensi dari setiap
tahapan rantai pasokan, terbatasnya
informasi pada barcode atau ingin
mendapatkan kelebihan dari RFID.
Saat ini teknologi RFID merupakan
investasi awal yang penting yang dapat
mengubah proses bisnis, disarankan
agar perusahaan melakukan analisis
biaya / manfaat sebelum menggunakan
teknologi
ini.Analisis
ini
harus
mempertimbangkan,
antara
lain,
masalah privasi pelanggan, tantangan
keamanan, pendidikan dan pelatihan,
operasional, logistik dan tantangan IT.
Perusahaan harus menyadari bahwa
penggunaan RFID melibatkan lebih
banyak hal selain daripada membeli
etiket yang tepat dan menginstal
pembaca yang tepat. biaya lainnya
termasuk mendapatkan middleware
untuk menyaring data, peningkatan
kelas atau berinvestasi pada aplikasi
perusahaan yang dapat menggunakan
data RFID, mempekerjakan sistem
integrator untuk menginstal pembaca
dan memastikan interaksi dengan
middleware dan mengadakan pelatihan
bagi karyawan.
Gambar 12. Bagian-bagian dari Sistem
Jaringan EPCglobal (Sumber:
www.verisign.com)
Proses dimulai dengan penempelan
etiket RFID di barang seperti ditunjukan
pada Gambar 12. Dalam etiket terdapat
EPC yang terdaftar dengan ONS pada
tahapan produksi dan data yang
berhubungan barang juga ditambahkan
ke EPCIS pembuat. EPC Discovery
Service kemudian meneruskan data
yang hanya dipunyai EPCIS pembuat
ini ke seluruh pihak di rantai pasokan.
Kapanpun produk sampai pada titik
selanjutnya, kedatangannya di tercatat
oleh EPCIS organisasi tersebut dan
riwayat produk akan didaftarkan EPC
Discovery Service. Registrasi riwayat
produk oleh setiap EPCIS ke EPC
Discovery
Service
memungkinkan
visibilitas penuh dan real-time dari
rantai pasokan. Jika mitra dalam rantai
pasokan ingin mengetahui informasi
mengenai produk yang ia peroleh, ia
dapat
mengakses
ONS
untuk
mengetahui
lokasi
dari
EPCIS
produsen.
Seperti pada semua integrasi sistem,
kunci
keberhasilan
implementasi
adalah perencanaan yang matang
untuk mendapatkan dampak yang
diinginkan dan memaksimalkan laba
atas investasi. Sebuah sistem yang
direncanakan dengan hati-hati akan
memberikan manfaat langsung dan
keuntungan kompetitif untuk jangka
panjang. Berikut adalah beberapa poin
yang harus dipertimbangkan ketika
merencanakan memakai sistem RFID,
sehingga
dapat
mendapatkan
fungsionalitas dan fleksibilitas yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
saat ini dan masa depan. Perusahaan
harus:
Jaringan
EPCglobal
dapat
juga
digunakan
untuk
menyelesaikan
permasalahan
yang
berhubungan
dengan pengiriman dan penerimaan,
pencurian produk, pembajakan dan
penarikan produk.

PERENCANAAN
DAN
PENGINTEGRASIAN SISTEM RFID
DENGAN IOT PADA PERUSAHAAN

Terdapat
beberapa
faktor
yang
membuat perusahan mulai beralih ke
sistem RFID, seperti kebutuhan untuk
162
Memahami kemampuan RFID dan
menghilangkan kesalahan persepsi.
Mempertimbangkan untuk memulai
pada daerah di mana perlambatan
atau kemacetan sering terjadi atau
yang membutuhkan penanganan
intensif secara manual oleh pekerja
Penggunaan Internet of things (IOT) dan Teknologi..., Victor Tulus







terhadap masalah visibilitas dalam
manajemen
rantai
pasokan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
terlihat bahwa visibilitas terhadap setiap
mitra
rantai
pasokan
termasuk
produsen, distributor, penyedia logistik
dan pengecer dapat meningkatkan
kepercayaan antar bidang. Pada
contoh kasus Wallmart dan Carrefour,
perusahaan
dapat
meningkatkan
efisiensinya
secara
signifikan.
Sedangkan pada penelitian yang
dilakukan penulis, terlihat visibilitas
yang ditawarkan oleh aliexpress.com
jauh
lebih
baik
dibandingkan
bukalapak.com, sehingga diharapkan
pembeli atau klien lebih merasa
nyaman karena dapat mengikuti
pergerakan barangnya setiap saat dan
dimana saja.
atau di mana peningkatan akurasi
akan sangat berpengaruh terhadap
pengingkatan operasi.
Memikirkan kembali proses bisnis
perusahaan
dan
menganalisis
perubahan yang terjadi yang
dibutuhkan
terhadap
kondisi
perusahaan saat ini.
Mencari standar yang sesuai untuk
mendukung
aplikasi,
seperti
berkomitmen melakukan standar
adalah
cara
penting
untuk
mempertahankan fleksibilitas dan
memperlancar jalur migrasi serta
untuk memastikan kompatibilitas
dengan mitra pada rantai pasokan
lainnya.
Pemilihan
etiket
disesuaikan
dengan
lingkungan
dan
penggunaannya.
Meminta penjelasan dari vendor
RFID tentang frekuensi, protokol
dan standar yang didukung oleh
perangkat
keras
mereka,
kemampuan pengoperasian dengan
jaringan
luar/interoperabilitas
perangkat keras dengan sistem
RFID dari vendor lain, biaya
upgrade
dan
pemeliharaan
peralatan, kemampuan mereka
untuk menyesuaikan etiket sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.
Untuk membuat perencanaan yang
fleksibel, perusahaan harus memilih
peralatan yang fleksibel seperti
pembaca
mampu
melakukan
pengolahan data dari etiket dengan
frekuensi yang berbeda.
Merencanakan
pelaksanaan
percontohan, memilih pelaksana,
mengukur
hasil
dan
menilai
kelayakan saat sistem berjalan.
Mengetahui apa yang perusahaan
ingin lakukan dengan data yang
dikumpulkan, di mana ia akan
menempatkan interogator, apa
yang ia ingin dari etiket dan
menempatkan etiket hanya pada
apa yang diperlukan.
RFID memiliki potensi meningkatkan
nilai dalam berbisnis terutama untuk
para pelaku UKM yang memilliki modal
terbatas.Akan tetapi penerapkan sistem
RFID memerlukan investasi awal yang
besar
sehingga
memerlukan
perencanaan yang cermat untuk
mempertimbangkan berbagai isu yang
dihadapi
perusahaan
saat
menggunakan teknologi ini. Tetapi
seiring dengan semakin banyaknya
permintaan dari perusahaan untuk
menggunakan teknologi ini maka harga
dari etiket dan peralatannya akan
semakin murah dan terjangkau untuk
perusahaan skala menengah dan kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Chopra, Sunil. 2012.Supply Chain
Management: Strategy, Planning,
and
Operation,5th
edition.
London: Pearson.
Dwiyangtri, Teddy 2012. Implementasi
Sistem
Supply
Chain
Management (SCM) pada PT.
Carrefour Indonesia,
Studia
Informatika: Jurnal
Sistem
Informasi,
Universitas
Islam
KESIMPULAN
Penggunaan IOT dan RFID yang
kedepannya dapat memberikan solusi
163
Jurnal Cendekia Niaga, Vol. 1 No. 1, DESEMBER 2016 : 148-164
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Vol.
5 No.1.pp.1-6.
Standards and Technology, U.S
Department of Commerce.
Kosasi, Sandi. 2014. How RFID
Technology Boosts Wallmart’s
Supply
Chain
Management.
International Journal of Information
Technology
&
Business
Management.Vol. 24 No.1.pp.2937.
Online.2005. Sumber dari Internet
tentang peningkatan manajemen
rantai pasokan. Diunduh pada
tanggal 12 Mei 2012 dari
http://www.verisign.com/stellent/gr
oups/public/documents/white_pap
er/002 109.pdf.
Martono, Nanang. 2011. Metoda
Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi
dan Analisis
Data
Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Online.2008. Sumber dari Internet
tentang karakteristik dari teknologi
RFID. Diunduh tanggal 25 Mei
2016
dari
https://www.oecd.org/sti/ieconomy
/40892347.pdf
Myerson, Judith M. 2007. RFID in the
Supply Chain, 1st edition. USA:
Auerbach
Publications.
Online.2016. Sumber dari Internet
tentang
Radio
Frequency
Identification. Diunduh tanggal 25
Mei
2016
dari
https://en.wikipedia.org/wiki/Radio
-frequency_identification.
Vermesan, Ovidiu. 2014. Internet Of
Things - From Research and
Innovation to Market Development,
Aalborg: River Publisher.
Online.2016. Sumber dari Internet
tentang
perkembangan
dan
permasalahan
IOT
dalam
interkoneksi di dunia. Diunduh
tanggal 25 Mei 2016 dari
http://www.internetsociety.org/doc/
iot-overview.
White, William J. 2004.
Planning Report,
Economic Impact of Inadequate
Infrastructure for Supply Chain
Integration, National Institute of
164
Download