NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI DAN PERTUKARAN POLITIK Oleh : Rasyidah Zainuddin ([email protected])1 Abdul Malik Iskandar ([email protected])2 Maksud Hakim ([email protected])3 ABSTRAK Tulisan ini bermaksud untuk menggambarkan salah satu fenomena politik di Indonesia yang sangat popular adalah pemilihan umum karena penuh dengan kepentingan baik yng bersifat individu maupun kelompok.Namun demikian, kepentingan tersebut bisa dipastikan sifatnya saling-menguntungkan hanya sajalebih sering tidak seimbang keuntungan politik tersebut.Berkaitan dengan hal tersebut, politik senantiasa bersinggungan atau identik dengan komunikasi (communication) dan „pertukaran‟.Kedua aspek ini merupakan bagian integral dalam politik, sehingga dapat dikatakan bahwa bahwa bukan politik bila tidak mengandung unsur „komunikasi‟ dan „pertukaran‟. Secara spesifik, tulisan ini mengungkapkan proses terjadinya sebuah „pertukaran politik‟ dan proses berlangsungnya „komunikasi politik‟. Berlatar pada Pemilu di Sulawesi Selatan dengan memilih 2 tempat yaitu Pemilu Kabupaten Gowa Tahun 2009 dan Pemilu Kabupaten Soppeng Tahun 2010, proses pertukaran dan komunikasi politik yang berlangsung umumnya bersifat „transaksional‟. Meskipun beberapa kasus di dalamnya „terkesan‟ bersifat „interaksional‟ tetapi selalu diakhiri dengan kompensasi politik atau transaksional sebagai bentuk keniscayaan politik modern. Kata kunci: pemilu, komunikasi politik; pertukaran politik; transaksional; interaksional 1 Dosen Tetap di Universitas 45 Makassar Dosen Tetap di STIKES Megarezky Makassar 3 Dosen Tetap di STIE YAPTI Jeneponto 2 75 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Daerah yang berlangsung di Sulawesi Pendahuluan Sebagai bagian demokrasi, dari Pemilu nilai Selatan khususnya di Kabupaten Gowa berusaha Tahun 2009 dan Kabupaten Soppeng menempatkan kompetisi antar individu, tahun kelompok, termasuk elit lokal sebagai masyarakat tertentu dan komunitas-komunitas untuk mencapai 2010, individupara politisi kekuasaan melakukan aktivitas politik yaitu saling politik, baik dalam tataran legislatif melakukan pertukaran untuk kepentingan maupun eksekutif.Namun persoalan lain politik. Elit lokal yang didominasi oleh menggambarkan, bahwa banyak para elit para bangsawan memiliki basis massa menjalankan politik pragmatis, politik akan cenderung melakukan kerjasama oportunis, yang melakukan politik dengan elit lain yang selain mobilisasi massa mencapai memiliki basis massa juga memiliki hanya untuk kekuasaan tanpa memiliki visi yan jelas. Dalam benak politik mereka modal material. (elit), Bentuk pertukaran politik lain kekuasaan adalah sebagai alat untuk yang paling sering terjadi adalah politik melakukan pemberdayaan politik pribadi, „balas-budi‟ dan politik „kompensasi‟. kelompok, afiliasi politik (parpol), dan Semua bentuk pertukaran politik tersebut sebagai investasi untuk politik masa sifatny resiprositas atau ketimbal-balikan. depan. Hal yang tidak kalah pentingnya Realitas politik tersebut menurut perspektif Skinner 2004) peserta pemilukada.Komunikasi politik yang ini menentukan terjadinya pertukaran berdasarkan teori politik Machiavelli, politik di antara mereka baik individu yaitu merebut kekuasaan dengan segala maupun atas nama partai. Dalam politik, cara, termasuk mengatasnamakan agama komunikasi lebih didominasi oleh model untuk politik, mengatasnamakan suara „transaksional‟ meskipun ada juga model rakyat untuk kepentingan pribadi, dan lainnya yaitu „interaksional‟.Kedua model sebagainya. Pandangan seperti inilah komunikasi tersebut dalam penerapannya yang menjadi „spirit‟ dalam demokrasi selalu modern berdasarkan menggambarkan yang aksi (Ritzer, adalah komunikasi politik antar kandidat politik berbasiskan rasionalitas, instrumental, kapitalisme-liberal. Pada Pemilihan Umum Kepala diterapkan berlangsung. silih-berganti konteks komunikasinya Bila komunikasi bermasalah, maka dapat dipastikan tidak 76 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 akan terjadi kerjasama pertukaran politik. terpengaruh untuk mendukung calon Hal tersebut bagi Mulyana (2004:I) tersebut di pemilihan umum. Begitu pula dikatakan sebaliknya, berkomunikasi bahwa kegagalan sering menimbulkan kesalahpahaman, kerugian bahkan malapetaka. Resiko tersebut tidak hanya komunitas dan komunikasi yang dilakukan oleh para calon buruk maka masyarakatpun tidak akan tertarik dan cenderung acuh terhadap calon tersebut. tingkat individu, tetapi juga pada tingkat lembaga, jika Komunikasi politik yang bahkan dilakukan dalam pemilukada merupakan negara.Oleh karena itu bagi Mas'oed suatu proses yang berlangsung secara (1982:30) komunikasi politik justru harus berkelanjutan. Komunikasi politik pada menjadi jalan bagi mengalirnya informasi pemilukada tersebut hanya merupakan melalui masyarakat dan melalui berbagai komunikasi awal yang akan dilanjutkan struktur yang ada dalam sistem politik. setelah pemilu selesai. Hal ini merupakan Dalam kaitan tersebut di atas, komunikasi tindak lanjut dari hasil menjadi penting untuk diuraikan proses komunikasi awal pada pemilu tersebut. komunikasi politik dan pertukaran politik Diskursus Politik Tentang Kandidat yang berlangsung dalam Pemilukada Bupati Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Berpolitik sama halnya dengan Gowa pada tahun 2009 danpada tahun berkomunikasi, yang dalam hal ini 2010 di Kabupaten Soppeng. menyangkut suatu proses penyampaian Komunikasi Politik pesan kepada khalayak atau “melibatkan Kunci utama dari para kandidat pembicaraan”. Menurut Mark Roelofs kepala daerah agar bisa terpilih di (lihat Nimmo, 1993) “Politik adalah pemilihan umum adalah komunikasi yang pembicaraan baik.Komunikasi yang dilakukan pada berpolitik adalah berbicara.Selanjutnya pemilihan dengan diperkaya oleh Cholisin, dkk (2007) komunikasi yang dilakukan orang pada bahwa komunikasi politik merupakan kehidupan umumnya.Komunikasi yang suatu dilakukan oleh para calon biasanya politik bersifat persuasif terhadap masyarakat. masyarakat dan sebaliknya. umum berbeda Jika para calon bisa berkomunikasi dengan baik maka masyarakat akan atau lebih tepatnya proses penyampaian informasi dari pemerintah kepada Secara detail, David Bell mengutarakan tiga jenis pembicaraan 77 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 politik, yaitu; (a) pembicaran kekuasaan, mempengaruhi orang lain untuk (b) mencapai suatu pembicaraan autoritas (lihat Nimmo, tertentu. Namun, 1993). perbedaan dalam digunakan untuk pembicaraan pengaruh, dan (c) a. Pembicaraan kekuasaan Bell mengemukakan bahwa pengaruh, mempengaruhi digunakan dengan lain atau janji. ancaman yang mencapai pembicaraan alat-alat untuk yang mencapai tujuan adalah dengan nasihat, Terkait Kandidat Bupati dalam dorongan, PemilukadaKabupaten peringatan.Sejumlah Gowa terdapat alat tujuannya.Dalam pembicaraan kekuasaan berarti orang kepentingan permintaan, dan kandidat dan Kabupaten Soppeng, semua dalam melakukan pembicaraan kandidat janji pengaruh, akan untuk kunjungan ke berupa memberikan suatu upaya melakukan kediamankaum membawa Kabupaten Gowa dan bangsawan di daerah masing- Kabupaten masing seperti Ke-karaengan di Soppeng menjadi lebih maju dan diperhitungkan Gowa Selain itu, ada juga pasangan Soppeng, yang memajukan dengannya. Ini mereka lakukan Kabupaten Gowa dan Kabupaten agar mereka mendapatkan citra Soppeng daerah yang baik di mata masyarakat, pertanian. Janji-janji pasangan karena masyarakat akan menilai kandidat tersebut dilakukan guna bahwa apa yang dilakukan oleh mempengaruhi lain kandidat tersebut tidak gegabah (masyarakat) agar masyarakat untuk menjadi kepala daerah mengira nantinya, akan sebagai orang semua kandidat dan Ke-Datu-an guna dan di berkonsultasi menyebabkan nantinya akan melakukan hal kemungkinan tersebut dorongan dari masyarakat untuk jika terpilih nanti menjadi Kepala Daerah. halnya suatu memilih kandidat tertentu di Pemilukada. b. Pembicaraan Pengaruh Sama adanya dengan pembicaraan kekuasaan, yaitu c. Pembicaraan Otoritas Pembicaraan otoritas lebih 78 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 merupakan daripada bentuk perintah bentuk lembaga pada dasarnya bersyarat memiliki juga kekuatan politik, meskipun (contingen) yang merupakan ciri kecil dan tentu tidak sama dengan khas lembaga politik (2006). kekuasaan dan pengaruh.Dalam Pemilukada di kedua kabupaten Citra diri partai politik sesuatu tersebut, yang dipercaya dan diharapkan oleh dipastikan semua kandidat bupati rakyat tentang apa yang dilakukan oleh melakukan pembicaraan tentang partai politik tersebut. Sejumlah partai otoritas tidak terjadi pada saat politik proses politik ternama di Indonesia, seperti kampanye berlangsung, yang merupakan partai-partai melainkan dilakukan bila kandidat Golkar, yang Gerindra.Citra bersangkutan nantinya. terpilih Direalisasikan PDI, PPP, diri Demokrat, mereka sudah atau dibuktikan oleh rakyat, sehingga mereka tidaknya janji-janji yang mereka pada waktu Pemilu sebelumnya selalu lakukan menjadi bagian teratas dalam dunia pada saat kampanye tergantung pada mereka. perpolitikan Arifin (2006) menyatakan bahwa ketokohan seorang politikus, aktivis atau profesional akan meningkat, jika didukung oleh lembaga yang ternama, mengusung partai-partai menjadikan mereka Jadi lembaga merupakan sebuah kekuatan yang besar dalam membantu proses komunikasi politik yang efektif. Lembaga adalah wadah kerjasama beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. bahwa dalam dunia politik lembaga itu parlemen dan pemerintahan, atau birokrasi. Lembaga- besar menang itu dalam Pemilihan Media dalam Komunikasi Politik Penggunaan media dalam komunikasi politik, perlu dipilah dan dipilih dengan cermat untuk menyesuaikan dengan kondisi dan situasi khalayak. Menurut McLuhan eksistensi media Lebih lanjut Arifn menjelaskan politik kandidat Pemilukada tersebut. atau berkiprah dalam lembaga tersebut. partai Indonesia.Para bupati dalam hal ini berharap dengan Partai sebagai Kendaraan Politik berupa non-politik, adalah sebagai perpanjangan indera manusia. Satu tipe saluran utama yang menekankan komunikasi satu kepada banyak orang, yaitu komunikasi massa(Arifin, 2006). 79 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Nimmo kemudian mengklasifikasi komunikasi berdasarkan tingkat langsungnya dalam komunikasi massa masalah seputar wilayah masing-masing yaitu Kabupaten Gowa dan Kabupaten Soppeng. menjadi dua, yaitu:(a) komunikasi tatap muka, dan (b) komunikasi yang Media lain yang paling populer dipergunakan di Kabupaten Gowa membutuhkan perantara atau komunikasi danKabupaten Soppeng adalah baliho dan jarak jauh (1993:168). Untuk komuniksi spanduk yang berisi kata-kata indah dan tatap muka, tidak diperlukan media foto karena cukup hanya berbicara di depan bertebaran di seluruh wilayah kabupaten khalayak,sedangkan untuk komunikasi tersebut sebelum Pemilukada jarak jauh diperlukan perantara untuk dilaksanakan.Memperkuat media berkomunikasi dengan khalayak, seperti tersebut, kandidat juga membagikan baju- diperlukan penggunaan media massa, baju kaos, tas, kartu nama, kalender yang media berisi interaktif (internet, telpon misalnya). kandidat pasangan. jauh identitas Media kandidat ini yang bersangkutan. Saluran komunikasi pada Pertukaran Politik sejumlah kandidat bupati dalam Pilkada Dalam politik demokrasi yang Soppeng, mereka menggunakan dua tipe berbasis penggunaan komunikasi massa, yaitu interaksi komunikasi tatap muka dan komunikasi mengandung adanya unsur „pertukaran‟ jarak jauh. Pertama, dalam penggunaan atau „saling-menguntungkan‟ di antara komunikasi tatap muka, mereka akan para mendatangi masyarakat. Kedua, dalam tersebut. penggunaan komunikasi jarak kapitalisme-liberal, individu pelaku jauh, yang politik Dinamika yang politik setiap berlangsung bersekutu Pemilukada mereka menggunakan media jejaring Kabupaten Gowa danKabupaten Soppeng sosial yang didalamnya sarat dengan pertukaran Facebook memberikan dan nomor Twitter, telepon dan mereka politik, senantiasa didasarkan pada kepada masyarakat. Hal ini mereka asumsi ekonomi dasar (pilihan rasional), lakukan guna menghemat dana dan agar yaitu masyarakat juga mendapatkan berinteraksi dengan memberikan bisa mereka, masukkan langsung dengan mengenai politisi memberi apa, apa dan apakah menguntungkan atau tidak, masyarakat juga seperti itu. (Ritzer, 2009:458). 80 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 Mengingat yang terlibat dalam Kabupaten Soppeng bahwa mereka ingin proses politik tidak sebatas individu balas jasa terhadapnya yang selama ini namun juga melibatkan kelompok sosial selalu memberikan pekerjaan terhadap (struktur sosial)yang lebih besar, dan orang-orangnya, sehingga mereka merasa pada kasus ini kelompok memberikan berdosa pengaruh membantunya besar dalam mengarahkan keputusan politik individu. Hal tersebut tergantung pilihan moril kalau untuk tidak memenangkan pemilukada. terungkap oleh seorang politikus yang pilihan politiknya secara Kebanyakan bentuk pertukaran yang terjadi juga bersifat „material‟ baik politik yang diperintahkan oleh partainya, langsung dan pilihan politik partainyatergantung tersebut sebagaimana diungkapkan oleh instruksi seorang pimpinan politiknya daerah.Jadi terlembaga dan arah atau tidak kandidat langsung. dari Hal Kabupaten memiliki Soppeng bahwa untuk tetap eksis di dunia struktur yang jelas.Uraian ini menunjukan politik di daerahnya tersebut dirinya adanya intervensi struktur sosial yang ada harus berpasangan dengan AD yang di sekitarnya. cukup kaya sehingga semua usaha dan Terjadinya pertukaran politik juga tercermin dari sikap seorang politisi yang lembaga pendidikannya juga bisa berkembang lebih maju. mengikuti perintah partai karena dirinya memiliki kepentingan untuk diri sendiri dan langkah itu ketuanyadan ketua memberi jaminan untuk karirnya, paling tidak berposisi wakil ketua kelak. Itu alasan kenapa pilihan politiknya di partai mengikuti pilihan politik pimpinannya.” Pertukaran politik juga memiliki unsur „balas jasa‟ atas perbuatan baik seorang politisi kepadanya. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh warga baik di Kabupaten Interaksiantar individu (kandidat sama-sama menguntungkan. Ia memberikan suara untuk Pembahasan Gowa maupun bupati) yang kepentingan melakukan dengan pertukaran hukum dasar “imbalan dan keuntungan yang didapat oleh individu yang melakukan pertukaran itu”. Pertukaran sosial yang terjadi antar kandidat tidak berjalan statis, karena tidak selamanya individu mendapatkan keuntungan dari proses pertukaran sosial itu. Secara teoretik, pertukaran (exchange) yang terjadi dalam transaksi 81 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 politik di Pemilukada Kabupaten Gowa Tahun 2009 danKabupaten Uraian di atas menegaskan bahwa dalam proses pertukaran SoppengTahun 2010 selalu mengandung sosial individu mengutamakan untuk unsur-unsur sebagai berikut: berada 1. Semakinsering tindakan seseorang itu menguntungkan, jika tidak, tindakan dihargai maka semakin sering orang itu melakukan tindakan yang sama”. pada posisi yang itu tidak akan dilakukan lagi. 2. Apabila pada masa lampau ada satu Sebaliknya, semakin sering tindakan atau seseorang tidak dalamnya maka mendapat ganjaran, maka semakin tindakan itu tidak akan diulangi lagi rangsangan yang ada menyerupai olehnya. rangsangan masa lampau itu, maka itu mendapatkan gagal atau penghargaan Substansi ini memiliki arti sejumlah orang kesempatan tindakan lebih leluasa tindakan di seseorang semakin besar kemungkinan bahwa bahwa dimana individu memiliki untuk rangsangan tersebut akan melakukan yang sama. Ini berarti melakukan pertukaran sosial sesuai keberhasilan pada salah satu tindakan dengan mengantar orang tersebut kepada kebutuhan bersangkutan. Kabupaten individu Kasus Gowa yang pemilukada tindakan lainnya yang mirip.Hal danKabupaten tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Soppeng yang berlangsung dengan tim pemenang dari Kabupaten Gowa konflik tergambar dalam uraian salah bahwa seorang pendukung kandidat tertentu bantuannya bahwa dirinya menjadi bagian dari Pemenang dalam pemilihan Ketua tim pemenang kandidat A karena KNPI memang selalu kemudian menolongnya dan berhasil, musda kemudian dari mendukungnya, dulu mulai di Calon di Incumbentmeminta untuk menjadi Kabupaten Tim Gowa, incumbent ia tersebut tingkat partai Kabupaten Soppeng, berterimakasih, dirinya mendapatkan pemilihan ketua DPRD, dan Ormas ganjaran yaitu pujian atau jabatan semuanya sukses, dan dirinya juga khusus untuknya. dapat keuntungan imbalannya, sebagai hasil dari sebuah kesetiaan. 3. Semakin seseorang, tinggi maka nilai tindakan semakin besar kemungkinan orang itu melakukan 82 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 tindakan yang sama”. Bila hadiah yang diberikan masing-masing 4. Semakin sering seseorang mendapat ganjaran pada waktu yang berdekatan, kepada orang lain amat bernilai, maka maka semakin besar kemungkinan aktor ganjaran itu untuk dia. Unsur waktu melakukan tindakan yang dinginkan menjadi sangat penting. Orang pada ketimbang jika hadiahnya tak bernilai. umumnya tidak akan lekas jenuh, Hadiah adalah tindakan dengan nilai kalau ganjaran itu diperoleh sesudah positif, makin tinggi nilai hadiah, waktu yang cukup lama.Salahsatu makin pendapat dari seorang tim sukses besar mendatangkan kemungkinan kurang bernilai yang bahwa pemilih di masyarakat sudah hukuman jenuh dan bosan dengan janji-janji adalah hal yang diperoleh karena maunya langsung dikasih yang nyata. tingkah Hal Pokoknya prinsipnya, kalau ada yang tersebut terungkap dalam Kasus BC janji ayam lusa dan hari ini ada yang yang pemilukada.Ia kasih telur ayam, maka pemilih pasangan memilih yang hari ini telur ayam. diinginkan. Sedangakan laku kalah menyatakan incumbent perilaku semakin yang negatif. pada bahwa menang bukan hanya Begitu modelnya sekarang jadi kecurangan tetapi juga strateginya memang uang intinya. walaupun tidak dalam semua tapi rata-ratalah kuncinya. menekan PNS birokrasi, Camat, Kades, dan pegawai yang 5. Orang membandingkan jumlah dekat dengan kandidat saingannya imbalan yang diasosiasikan dengan sebagai simpatisan atau tim sukses setiap tindakan. Imbalan yang bernilai maka pasti dimutasi atau dipecat, tinggi akan hilang nilainya jika aktor sehingga menganggap pilihannya, dapat karena mempengaruhi takut dan bahwa itu semua cenderung tidak akan mereka peroleh. mendapat ganjaran dari janji-janji.. Sedangkan imbalan yang bernilai Uraian tersebut menjelaskan bahwa rendah akan mengalami petambahan hukuman bukanlah merupakan cara nilai jika semua itu dipandang sangat yang efektif untuk mengubah tingkah mungkin laku seseorang. Sebaliknya, orang interaksi antara nilai imbalan dengan akan terdorong untuk melakukan kecenderungan sesuatu jika ia mendapat ganjaran. imbalan.Salah satu pendapat dari diperoleh. Jadi, terjadi diperolehnya 83 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 seorang tim sukses di Kabupaten digunakan berbagai cara seperti Gowa memperkuat pernyataan ini media sosial, baliho, spanduk, dan adalah bahwa dulu pemilih masih sebagainya untuk menarik simpati melihat aspek hubungan keluarga, masyarakat. materi, rela menukarkan harga dirinya dengan, gula pasir, sarung, dll. 2. Dalam penyelenggaraan pemilukada yang berbasiskan sistem Dengan seringnya memilih di pemilu politik modern yang rasional, di pertukaran Kabupaten Soppeng, pemilu (exchange) yang legislatif, pilpres, pilgub, pilkada, terwujud dalam bentuk „janji‟, pilkades, lambat-laun nilai pendidikan „kompensasi‟, „balas jasa/budi‟ politik mulai bergeser dan memilih kepada mereka yang telah dan bukan hanya faktor itu tetapi sudah akan „memberi bantuan‟ menjadi melihat prestasi untuk memajukan sesuatu yang niscaya. kesejahteraan kampungnya.” Uraian tersebut menjelaskan bahwa, Imbalan yang paling diinginkan adalah imbalan yang sangat bernilai dan sangat mungkin dicapai. Sedangkan Daftar Pustaka Arifin, Anwar. 2006. Pencitraan dalam Politik (Strategi Pemenangan Pemilu dalamPerspektif Politik). Pustaka Indonesia. Jakarta. imbalan yang paling tidak diinginkan adalah imbalan yang paling tidak bernilai Cholisin, dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. UNY Press. Yogyakarta. dan cenderung tidak mungkin diperoleh. Mas‟oed. 1982. Perbandingan Sistem Politik. Gadjah Mada UniversityPress. Yogyakarta. (Homans dalam Ritzer, 2009:457). Kesimpulan 1. Komunikasi penting politik dalam berperan menentukan terjadinya pertukaran yang saling menguntungkan. komunikasi Dalam politik, kandidat bupati mentransmisikan visinya kepada rakyat dengan harapan mereka dipilih. Mulyana. 2004. Metode Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu. Untuk itu, Nimmo, Dan. 1993. Komunikasi Politik (Komunikator, Pesan, dan Media). PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Ritzer, George dan Goodman. 2009. Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Posmodern (terterjemhan 84 NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL ISSN :2460-2590 Volume 1 No. 1 Oktober 2015 oleh Nurhadi/ Judul asli: Sosiological Theory. McGraw Hill, New York, 2004) . Kreasi Wacana. Yogyakarta. Pengetahuan Berparadigma Ganda (terjemahan oleh Alimandan/ judul asli: Sociology: a multiple paradigm science). Raja Grafindo Persada. --------------, 2004. Sosiologi Ilmu Jakarta. 85