nosarara : jurnal pendidikan dan ilmu sosial issn

advertisement
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF
KOMUNIKASI DAN PERTUKARAN POLITIK
Oleh :
Rasyidah Zainuddin ([email protected])1
Abdul Malik Iskandar ([email protected])2
Maksud Hakim ([email protected])3
ABSTRAK
Tulisan ini bermaksud untuk menggambarkan salah satu fenomena politik di
Indonesia yang sangat popular adalah pemilihan umum karena penuh dengan
kepentingan baik yng bersifat individu maupun kelompok.Namun demikian,
kepentingan tersebut bisa dipastikan sifatnya saling-menguntungkan hanya
sajalebih sering tidak seimbang keuntungan politik tersebut.Berkaitan dengan hal
tersebut, politik senantiasa bersinggungan atau identik dengan komunikasi
(communication) dan „pertukaran‟.Kedua aspek ini merupakan bagian integral
dalam politik, sehingga dapat dikatakan bahwa bahwa bukan politik bila tidak
mengandung unsur „komunikasi‟ dan „pertukaran‟. Secara spesifik, tulisan ini
mengungkapkan proses terjadinya sebuah „pertukaran politik‟ dan proses
berlangsungnya „komunikasi politik‟.
Berlatar pada Pemilu di Sulawesi Selatan dengan memilih 2 tempat yaitu Pemilu
Kabupaten Gowa Tahun 2009 dan Pemilu Kabupaten Soppeng Tahun 2010, proses
pertukaran dan komunikasi politik yang berlangsung umumnya bersifat
„transaksional‟. Meskipun beberapa kasus di dalamnya „terkesan‟ bersifat
„interaksional‟ tetapi selalu diakhiri dengan kompensasi politik atau transaksional
sebagai bentuk keniscayaan politik modern.
Kata kunci: pemilu, komunikasi politik; pertukaran politik; transaksional;
interaksional
1
Dosen Tetap di Universitas 45 Makassar
Dosen Tetap di STIKES Megarezky Makassar
3
Dosen Tetap di STIE YAPTI Jeneponto
2
75
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Daerah yang berlangsung di Sulawesi
Pendahuluan
Sebagai
bagian
demokrasi,
dari
Pemilu
nilai
Selatan khususnya di Kabupaten Gowa
berusaha
Tahun 2009 dan Kabupaten Soppeng
menempatkan kompetisi antar individu,
tahun
kelompok,
termasuk elit lokal sebagai masyarakat
tertentu
dan
komunitas-komunitas
untuk
mencapai
2010,
individupara
politisi
kekuasaan
melakukan aktivitas politik yaitu saling
politik, baik dalam tataran legislatif
melakukan pertukaran untuk kepentingan
maupun eksekutif.Namun persoalan lain
politik. Elit lokal yang didominasi oleh
menggambarkan, bahwa banyak para elit
para bangsawan memiliki basis massa
menjalankan politik pragmatis, politik
akan cenderung melakukan kerjasama
oportunis,
yang
melakukan
politik dengan elit lain yang selain
mobilisasi
massa
mencapai
memiliki basis massa juga memiliki
hanya
untuk
kekuasaan tanpa memiliki visi yan jelas.
Dalam
benak
politik
mereka
modal material.
(elit),
Bentuk pertukaran politik lain
kekuasaan adalah sebagai alat untuk
yang paling sering terjadi adalah politik
melakukan pemberdayaan politik pribadi,
„balas-budi‟ dan politik „kompensasi‟.
kelompok, afiliasi politik (parpol), dan
Semua bentuk pertukaran politik tersebut
sebagai investasi untuk politik masa
sifatny resiprositas atau ketimbal-balikan.
depan.
Hal yang tidak kalah pentingnya
Realitas politik tersebut menurut
perspektif
Skinner
2004)
peserta pemilukada.Komunikasi politik
yang
ini menentukan terjadinya pertukaran
berdasarkan teori politik Machiavelli,
politik di antara mereka baik individu
yaitu merebut kekuasaan dengan segala
maupun atas nama partai. Dalam politik,
cara, termasuk mengatasnamakan agama
komunikasi lebih didominasi oleh model
untuk politik, mengatasnamakan suara
„transaksional‟ meskipun ada juga model
rakyat untuk kepentingan pribadi, dan
lainnya yaitu „interaksional‟.Kedua model
sebagainya. Pandangan seperti inilah
komunikasi tersebut dalam penerapannya
yang menjadi „spirit‟ dalam demokrasi
selalu
modern
berdasarkan
menggambarkan
yang
aksi
(Ritzer,
adalah komunikasi politik antar kandidat
politik
berbasiskan rasionalitas,
instrumental, kapitalisme-liberal.
Pada Pemilihan Umum Kepala
diterapkan
berlangsung.
silih-berganti
konteks
komunikasinya
Bila
komunikasi
bermasalah, maka dapat dipastikan tidak
76
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
akan terjadi kerjasama pertukaran politik.
terpengaruh untuk mendukung calon
Hal tersebut bagi Mulyana (2004:I)
tersebut di pemilihan umum. Begitu pula
dikatakan
sebaliknya,
berkomunikasi
bahwa
kegagalan
sering
menimbulkan
kesalahpahaman,
kerugian
bahkan
malapetaka. Resiko tersebut tidak hanya
komunitas
dan
komunikasi
yang
dilakukan oleh para calon buruk maka
masyarakatpun tidak akan tertarik dan
cenderung acuh terhadap calon tersebut.
tingkat individu, tetapi juga pada tingkat
lembaga,
jika
Komunikasi
politik
yang
bahkan
dilakukan dalam pemilukada merupakan
negara.Oleh karena itu bagi Mas'oed
suatu proses yang berlangsung secara
(1982:30) komunikasi politik justru harus
berkelanjutan. Komunikasi politik pada
menjadi jalan bagi mengalirnya informasi
pemilukada tersebut hanya merupakan
melalui masyarakat dan melalui berbagai
komunikasi awal yang akan dilanjutkan
struktur yang ada dalam sistem politik.
setelah pemilu selesai. Hal ini merupakan
Dalam kaitan tersebut di atas,
komunikasi
tindak lanjut
dari hasil
menjadi penting untuk diuraikan proses
komunikasi awal pada pemilu tersebut.
komunikasi politik dan pertukaran politik
Diskursus Politik Tentang Kandidat
yang berlangsung dalam Pemilukada
Bupati
Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten
Berpolitik sama halnya dengan
Gowa pada tahun 2009 danpada tahun
berkomunikasi,
yang dalam
hal
ini
2010 di Kabupaten Soppeng.
menyangkut suatu proses penyampaian
Komunikasi Politik
pesan kepada khalayak atau “melibatkan
Kunci utama dari para kandidat
pembicaraan”. Menurut Mark Roelofs
kepala daerah agar bisa terpilih di
(lihat Nimmo, 1993) “Politik adalah
pemilihan umum adalah komunikasi yang
pembicaraan
baik.Komunikasi yang dilakukan pada
berpolitik adalah berbicara.Selanjutnya
pemilihan
dengan
diperkaya oleh Cholisin, dkk (2007)
komunikasi yang dilakukan orang pada
bahwa komunikasi politik merupakan
kehidupan umumnya.Komunikasi yang
suatu
dilakukan oleh para calon biasanya
politik
bersifat persuasif terhadap masyarakat.
masyarakat dan sebaliknya.
umum
berbeda
Jika para calon bisa berkomunikasi
dengan baik maka masyarakat akan
atau
lebih
tepatnya
proses
penyampaian
informasi
dari
pemerintah
kepada
Secara
detail,
David
Bell
mengutarakan tiga jenis pembicaraan
77
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
politik, yaitu; (a) pembicaran kekuasaan,
mempengaruhi orang lain untuk
(b)
mencapai
suatu
pembicaraan autoritas (lihat Nimmo,
tertentu.
Namun,
1993).
perbedaan
dalam
digunakan
untuk
pembicaraan
pengaruh,
dan
(c)
a. Pembicaraan kekuasaan
Bell
mengemukakan
bahwa
pengaruh,
mempengaruhi
digunakan
dengan
lain
atau
janji.
ancaman
yang
mencapai
pembicaraan
alat-alat
untuk
yang
mencapai
tujuan adalah dengan nasihat,
Terkait Kandidat Bupati dalam
dorongan,
PemilukadaKabupaten
peringatan.Sejumlah
Gowa
terdapat
alat
tujuannya.Dalam
pembicaraan kekuasaan berarti
orang
kepentingan
permintaan,
dan
kandidat
dan Kabupaten Soppeng, semua
dalam melakukan pembicaraan
kandidat
janji
pengaruh,
akan
untuk
kunjungan
ke
berupa
memberikan
suatu
upaya
melakukan
kediamankaum
membawa Kabupaten Gowa dan
bangsawan di daerah masing-
Kabupaten
masing seperti Ke-karaengan di
Soppeng
menjadi
lebih maju dan diperhitungkan
Gowa
Selain itu, ada juga pasangan
Soppeng,
yang
memajukan
dengannya. Ini mereka lakukan
Kabupaten Gowa dan Kabupaten
agar mereka mendapatkan citra
Soppeng
daerah
yang baik di mata masyarakat,
pertanian. Janji-janji pasangan
karena masyarakat akan menilai
kandidat tersebut dilakukan guna
bahwa apa yang dilakukan oleh
mempengaruhi
lain
kandidat tersebut tidak gegabah
(masyarakat) agar masyarakat
untuk menjadi kepala daerah
mengira
nantinya,
akan
sebagai
orang
semua
kandidat
dan
Ke-Datu-an
guna
dan
di
berkonsultasi
menyebabkan
nantinya akan melakukan hal
kemungkinan
tersebut
dorongan dari masyarakat untuk
jika
terpilih
nanti
menjadi Kepala Daerah.
halnya
suatu
memilih kandidat tertentu di
Pemilukada.
b. Pembicaraan Pengaruh
Sama
adanya
dengan
pembicaraan kekuasaan, yaitu
c. Pembicaraan Otoritas
Pembicaraan
otoritas
lebih
78
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
merupakan
daripada
bentuk
perintah
bentuk
lembaga
pada
dasarnya
bersyarat
memiliki juga kekuatan politik, meskipun
(contingen) yang merupakan ciri
kecil dan tentu tidak sama dengan
khas
lembaga politik (2006).
kekuasaan
dan
pengaruh.Dalam Pemilukada di
kedua
kabupaten
Citra diri partai politik sesuatu
tersebut,
yang dipercaya dan diharapkan oleh
dipastikan semua kandidat bupati
rakyat tentang apa yang dilakukan oleh
melakukan pembicaraan tentang
partai politik tersebut. Sejumlah partai
otoritas tidak terjadi pada saat
politik
proses
politik ternama di Indonesia, seperti
kampanye
berlangsung,
yang merupakan partai-partai
melainkan dilakukan bila kandidat
Golkar,
yang
Gerindra.Citra
bersangkutan
nantinya.
terpilih
Direalisasikan
PDI,
PPP,
diri
Demokrat,
mereka
sudah
atau
dibuktikan oleh rakyat, sehingga mereka
tidaknya janji-janji yang mereka
pada waktu Pemilu sebelumnya selalu
lakukan
menjadi bagian teratas dalam dunia
pada
saat
kampanye
tergantung pada mereka.
perpolitikan
Arifin (2006) menyatakan bahwa
ketokohan seorang politikus, aktivis atau
profesional
akan
meningkat,
jika
didukung oleh lembaga yang ternama,
mengusung
partai-partai
menjadikan
mereka
Jadi lembaga merupakan sebuah kekuatan
yang besar dalam membantu proses
komunikasi politik yang efektif. Lembaga
adalah wadah kerjasama beberapa orang
untuk mencapai tujuan bersama.
bahwa dalam dunia politik lembaga itu
parlemen
dan
pemerintahan, atau birokrasi. Lembaga-
besar
menang
itu
dalam
Pemilihan Media dalam Komunikasi
Politik
Penggunaan
media
dalam
komunikasi politik, perlu dipilah dan
dipilih
dengan
cermat
untuk
menyesuaikan dengan kondisi dan situasi
khalayak. Menurut McLuhan eksistensi
media
Lebih lanjut Arifn menjelaskan
politik
kandidat
Pemilukada tersebut.
atau berkiprah dalam lembaga tersebut.
partai
Indonesia.Para
bupati dalam hal ini berharap dengan
Partai sebagai Kendaraan Politik
berupa
non-politik,
adalah
sebagai
perpanjangan
indera manusia. Satu tipe saluran utama
yang
menekankan
komunikasi
satu
kepada banyak orang, yaitu komunikasi
massa(Arifin, 2006).
79
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Nimmo kemudian mengklasifikasi
komunikasi
berdasarkan
tingkat
langsungnya dalam komunikasi massa
masalah seputar wilayah masing-masing
yaitu Kabupaten Gowa dan Kabupaten
Soppeng.
menjadi dua, yaitu:(a) komunikasi tatap
muka,
dan
(b)
komunikasi
yang
Media lain yang paling populer
dipergunakan
di
Kabupaten
Gowa
membutuhkan perantara atau komunikasi
danKabupaten Soppeng adalah baliho dan
jarak jauh (1993:168). Untuk komuniksi
spanduk yang berisi kata-kata indah dan
tatap muka, tidak diperlukan media
foto
karena cukup hanya berbicara di depan
bertebaran di seluruh wilayah kabupaten
khalayak,sedangkan untuk komunikasi
tersebut
sebelum
Pemilukada
jarak jauh diperlukan perantara untuk
dilaksanakan.Memperkuat
media
berkomunikasi dengan khalayak, seperti
tersebut, kandidat juga membagikan baju-
diperlukan penggunaan media massa,
baju kaos, tas, kartu nama, kalender yang
media
berisi
interaktif
(internet,
telpon
misalnya).
kandidat
pasangan.
jauh
identitas
Media
kandidat
ini
yang
bersangkutan.
Saluran
komunikasi
pada
Pertukaran Politik
sejumlah kandidat bupati dalam Pilkada
Dalam politik demokrasi yang
Soppeng, mereka menggunakan dua tipe
berbasis
penggunaan komunikasi massa, yaitu
interaksi
komunikasi tatap muka dan komunikasi
mengandung adanya unsur „pertukaran‟
jarak jauh. Pertama, dalam penggunaan
atau „saling-menguntungkan‟ di antara
komunikasi tatap muka, mereka akan
para
mendatangi masyarakat. Kedua, dalam
tersebut.
penggunaan
komunikasi
jarak
kapitalisme-liberal,
individu
pelaku
jauh,
yang
politik
Dinamika
yang
politik
setiap
berlangsung
bersekutu
Pemilukada
mereka menggunakan media jejaring
Kabupaten Gowa danKabupaten Soppeng
sosial
yang didalamnya sarat dengan pertukaran
Facebook
memberikan
dan
nomor
Twitter,
telepon
dan
mereka
politik,
senantiasa
didasarkan
pada
kepada masyarakat. Hal ini mereka
asumsi ekonomi dasar (pilihan rasional),
lakukan guna menghemat dana dan agar
yaitu
masyarakat
juga
mendapatkan
berinteraksi
dengan
memberikan
bisa
mereka,
masukkan
langsung
dengan
mengenai
politisi
memberi
apa,
apa
dan
apakah
menguntungkan atau tidak, masyarakat
juga seperti itu. (Ritzer, 2009:458).
80
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
Mengingat yang terlibat dalam
Kabupaten Soppeng bahwa mereka ingin
proses politik tidak sebatas individu
balas jasa terhadapnya yang selama ini
namun juga melibatkan kelompok sosial
selalu memberikan pekerjaan terhadap
(struktur sosial)yang lebih besar, dan
orang-orangnya, sehingga mereka merasa
pada kasus ini kelompok memberikan
berdosa
pengaruh
membantunya
besar
dalam
mengarahkan
keputusan politik individu. Hal tersebut
tergantung pilihan
moril
kalau
untuk
tidak
memenangkan
pemilukada.
terungkap oleh seorang politikus yang
pilihan politiknya
secara
Kebanyakan bentuk pertukaran
yang terjadi juga bersifat „material‟ baik
politik yang diperintahkan oleh partainya,
langsung
dan pilihan politik partainyatergantung
tersebut sebagaimana diungkapkan oleh
instruksi
seorang
pimpinan
politiknya
daerah.Jadi
terlembaga
dan
arah
atau
tidak
kandidat
langsung.
dari
Hal
Kabupaten
memiliki
Soppeng bahwa untuk tetap eksis di dunia
struktur yang jelas.Uraian ini menunjukan
politik di daerahnya tersebut dirinya
adanya intervensi struktur sosial yang ada
harus berpasangan dengan AD yang
di sekitarnya.
cukup kaya sehingga semua usaha dan
Terjadinya pertukaran politik juga
tercermin dari sikap seorang politisi yang
lembaga
pendidikannya
juga
bisa
berkembang lebih maju.
mengikuti perintah partai karena dirinya
memiliki kepentingan untuk diri sendiri
dan
langkah
itu
ketuanyadan
ketua
memberi
jaminan untuk karirnya, paling tidak
berposisi wakil ketua kelak. Itu alasan
kenapa
pilihan
politiknya
di
partai
mengikuti pilihan politik pimpinannya.”
Pertukaran politik juga memiliki
unsur „balas jasa‟ atas perbuatan baik
seorang politisi kepadanya. Hal tersebut
sebagaimana dikemukakan oleh warga
baik
di
Kabupaten
Interaksiantar individu (kandidat
sama-sama
menguntungkan. Ia memberikan suara
untuk
Pembahasan
Gowa
maupun
bupati)
yang
kepentingan
melakukan
dengan
pertukaran
hukum
dasar
“imbalan dan keuntungan yang didapat
oleh individu yang melakukan pertukaran
itu”. Pertukaran sosial yang terjadi antar
kandidat tidak berjalan statis, karena tidak
selamanya
individu
mendapatkan
keuntungan dari proses pertukaran sosial
itu.
Secara
teoretik,
pertukaran
(exchange) yang terjadi dalam transaksi
81
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
politik di Pemilukada Kabupaten Gowa
Tahun
2009
danKabupaten
Uraian di atas menegaskan
bahwa
dalam
proses
pertukaran
SoppengTahun 2010 selalu mengandung
sosial individu mengutamakan untuk
unsur-unsur sebagai berikut:
berada
1. Semakinsering tindakan seseorang itu
menguntungkan, jika tidak, tindakan
dihargai maka semakin sering orang
itu melakukan tindakan yang sama”.
pada
posisi
yang
itu tidak akan dilakukan lagi.
2. Apabila pada masa lampau ada satu
Sebaliknya, semakin sering tindakan
atau
seseorang
tidak
dalamnya
maka
mendapat ganjaran, maka semakin
tindakan itu tidak akan diulangi lagi
rangsangan yang ada menyerupai
olehnya.
rangsangan masa lampau itu, maka
itu
mendapatkan
gagal
atau
penghargaan
Substansi ini memiliki arti
sejumlah
orang
kesempatan
tindakan
lebih
leluasa
tindakan
di
seseorang
semakin besar kemungkinan bahwa
bahwa dimana individu memiliki
untuk
rangsangan
tersebut
akan
melakukan
yang sama.
Ini berarti
melakukan pertukaran sosial sesuai
keberhasilan pada salah satu tindakan
dengan
mengantar orang tersebut kepada
kebutuhan
bersangkutan.
Kabupaten
individu
Kasus
Gowa
yang
pemilukada
tindakan
lainnya
yang
mirip.Hal
danKabupaten
tersebut sebagaimana dijelaskan oleh
Soppeng yang berlangsung dengan
tim pemenang dari Kabupaten Gowa
konflik tergambar dalam uraian salah
bahwa
seorang pendukung kandidat tertentu
bantuannya
bahwa dirinya menjadi bagian dari
Pemenang dalam pemilihan Ketua
tim pemenang kandidat A karena
KNPI
memang
selalu
kemudian menolongnya dan berhasil,
musda
kemudian
dari
mendukungnya,
dulu
mulai
di
Calon
di
Incumbentmeminta
untuk
menjadi
Kabupaten
Tim
Gowa,
incumbent
ia
tersebut
tingkat partai Kabupaten Soppeng,
berterimakasih, dirinya mendapatkan
pemilihan ketua DPRD, dan Ormas
ganjaran yaitu pujian atau jabatan
semuanya sukses, dan dirinya juga
khusus untuknya.
dapat
keuntungan
imbalannya,
sebagai hasil dari sebuah kesetiaan.
3. Semakin
seseorang,
tinggi
maka
nilai
tindakan
semakin
besar
kemungkinan orang itu melakukan
82
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
tindakan yang sama”. Bila hadiah
yang
diberikan
masing-masing
4. Semakin sering seseorang mendapat
ganjaran pada waktu yang berdekatan,
kepada orang lain amat bernilai, maka
maka
semakin besar kemungkinan aktor
ganjaran itu untuk dia. Unsur waktu
melakukan tindakan yang dinginkan
menjadi sangat penting. Orang pada
ketimbang jika hadiahnya tak bernilai.
umumnya tidak akan lekas jenuh,
Hadiah adalah tindakan dengan nilai
kalau ganjaran itu diperoleh sesudah
positif, makin tinggi nilai hadiah,
waktu yang cukup lama.Salahsatu
makin
pendapat dari seorang tim sukses
besar
mendatangkan
kemungkinan
kurang
bernilai
yang
bahwa pemilih di masyarakat sudah
hukuman
jenuh dan bosan dengan janji-janji
adalah hal yang diperoleh karena
maunya langsung dikasih yang nyata.
tingkah
Hal
Pokoknya prinsipnya, kalau ada yang
tersebut terungkap dalam Kasus BC
janji ayam lusa dan hari ini ada yang
yang
pemilukada.Ia
kasih telur ayam, maka pemilih
pasangan
memilih yang hari ini telur ayam.
diinginkan.
Sedangakan
laku
kalah
menyatakan
incumbent
perilaku
semakin
yang
negatif.
pada
bahwa
menang
bukan
hanya
Begitu
modelnya
sekarang
jadi
kecurangan tetapi juga strateginya
memang uang intinya. walaupun tidak
dalam
semua tapi rata-ratalah kuncinya.
menekan
PNS
birokrasi,
Camat, Kades, dan pegawai yang
5. Orang
membandingkan
jumlah
dekat dengan kandidat saingannya
imbalan yang diasosiasikan dengan
sebagai simpatisan atau tim sukses
setiap tindakan. Imbalan yang bernilai
maka pasti dimutasi atau dipecat,
tinggi akan hilang nilainya jika aktor
sehingga
menganggap
pilihannya,
dapat
karena
mempengaruhi
takut
dan
bahwa
itu
semua
cenderung tidak akan mereka peroleh.
mendapat ganjaran dari janji-janji..
Sedangkan imbalan yang bernilai
Uraian tersebut menjelaskan bahwa
rendah akan mengalami petambahan
hukuman bukanlah merupakan cara
nilai jika semua itu dipandang sangat
yang efektif untuk mengubah tingkah
mungkin
laku seseorang. Sebaliknya, orang
interaksi antara nilai imbalan dengan
akan terdorong untuk melakukan
kecenderungan
sesuatu jika ia mendapat ganjaran.
imbalan.Salah satu pendapat dari
diperoleh.
Jadi,
terjadi
diperolehnya
83
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
seorang tim sukses di Kabupaten
digunakan berbagai cara seperti
Gowa memperkuat pernyataan ini
media sosial, baliho, spanduk, dan
adalah bahwa dulu pemilih masih
sebagainya untuk menarik simpati
melihat aspek hubungan keluarga,
masyarakat.
materi, rela menukarkan harga dirinya
dengan,
gula
pasir,
sarung,
dll.
2. Dalam penyelenggaraan pemilukada
yang
berbasiskan
sistem
Dengan seringnya memilih di pemilu
politik modern yang rasional,
di
pertukaran
Kabupaten
Soppeng,
pemilu
(exchange)
yang
legislatif, pilpres, pilgub, pilkada,
terwujud dalam bentuk „janji‟,
pilkades, lambat-laun nilai pendidikan
„kompensasi‟, „balas jasa/budi‟
politik mulai bergeser dan memilih
kepada mereka yang telah dan
bukan hanya faktor itu tetapi sudah
akan „memberi bantuan‟ menjadi
melihat prestasi untuk memajukan
sesuatu yang niscaya.
kesejahteraan kampungnya.”
Uraian
tersebut
menjelaskan
bahwa, Imbalan yang paling diinginkan
adalah imbalan yang sangat bernilai dan
sangat
mungkin
dicapai.
Sedangkan
Daftar Pustaka
Arifin, Anwar. 2006. Pencitraan dalam
Politik (Strategi Pemenangan
Pemilu dalamPerspektif Politik).
Pustaka Indonesia. Jakarta.
imbalan yang paling tidak diinginkan
adalah imbalan yang paling tidak bernilai
Cholisin, dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu
Politik. UNY Press. Yogyakarta.
dan cenderung tidak mungkin diperoleh.
Mas‟oed. 1982. Perbandingan Sistem
Politik.
Gadjah
Mada
UniversityPress. Yogyakarta.
(Homans dalam Ritzer, 2009:457).
Kesimpulan
1. Komunikasi
penting
politik
dalam
berperan
menentukan
terjadinya pertukaran yang saling
menguntungkan.
komunikasi
Dalam
politik,
kandidat
bupati mentransmisikan visinya
kepada rakyat dengan harapan
mereka
dipilih.
Mulyana. 2004. Metode Penelitian
Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu.
Untuk
itu,
Nimmo, Dan. 1993. Komunikasi Politik
(Komunikator, Pesan, dan Media).
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Bandung.
Ritzer, George dan Goodman. 2009.
Teori Sosiologi: Dari Teori
Sosiologi
Klasik
Sampai
Perkembangan Mutakhir Teori
Sosial Posmodern (terterjemhan
84
NOSARARA : JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL
ISSN :2460-2590
Volume 1 No. 1 Oktober 2015
oleh
Nurhadi/
Judul
asli:
Sosiological Theory. McGraw
Hill, New York, 2004) . Kreasi
Wacana. Yogyakarta.
Pengetahuan
Berparadigma
Ganda
(terjemahan oleh Alimandan/
judul asli: Sociology: a multiple
paradigm science). Raja Grafindo
Persada.
--------------, 2004. Sosiologi Ilmu
Jakarta.
85
Download