PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN (Studi pada Tempat Makan CFC di Kota Semarang) MELATI ARUM PERTIWI Program Studi Managemen-S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro URL : http://dinus.ac.id Email : [email protected] ABSTRACT This research was motivated by the restaurant CFC less competitive with other authentic Indonesian restaurant brands. Although CFC restaurants have increased its operating revenues but have not been able to compete with Solaria and Hoka Hoka Bento. The dimensions of service quality being used are reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangibles. The purpose of this research is to find out the influence of service quality on satisfaction in estabilishing the customer loyalty. The number of respondents in this research is defined as much as 200 respondents by using a sampling technique is purposive sampling. The respondents of this research are CFC customers, at least senior high school students, and they have bought minimum twice. This research use Structural Equation Modelling (SEM) analysis using the help of AMOS version 22. The results of this research show that assurance, emphaty, and tangibles variables have a positive and significant influence on customer satisfaction. While reliability and responsiveness have a negative and unsignificant influence on customer satisfaction. But customer satisfaction has a positive and significant influence on customer loyalty. Keyword kualitas layanan, reliability, resposiveness, assurance, empathy, tangbles, custumer satisfaction and costumer loyalty. ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh restoran CFC kurang bersaing dengan restoran merk asli Indonesia lainnya. Meski restoran CFC telah meningkatkan pendapatan usaha namun belum mampu bersaing dengan Solaria dan Hoka Hoka Bento. Dimensi dari kualitas layanan yang digunakan adalah reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan dalam membentuk loyalitas pelanggan. Jumlah responden penelitian yang ditetapkan sebanyak 200 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Responden dari penelitian ini adalah pelanggan CFC, setidaknya siswa SMA, dan mereka telah membeli minimum dua kali. Penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan bantuan program AMOS versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel assurance, emphaty, dan tangibles yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Sedangkan reliability dan responsiveness berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Tetapi kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Kata kunci :kualtas layanan, reliability, responsiveness, assurance, empathy, tangibles, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. PENDAHULUAN Seiring perkembangan suatu zaman maka akan selalu diikuti dengan perubahan yang dinamis. Dalam bidang bisnis sering sekali terjadi sebuah pemimpin pasar (market leader) mempengaruhi pasar-pasar yang sejenis untuk melakukan perubahan internal maupun eksternal untuk tetap bertahan dan bersaing menghadapi zaman yang terus berkembang. Perubahan internal yang dilakukan seperti pengelolaan waktu agar lebih efektif, penggunaan sumber daya secara efisien, kualitas produk yang terkontrol dengan baik dan lain sebagainya. Sedangkan perubahan eksternal dapat meliputi dekorasi yang nyaman dan indah, pelayanan yang ramah, promosi, dan lain-lain. Perubahan yang dilakukan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masa sekarang. Terkait dengan adaptasi lingkungan menurut Sri (2009) adalah pelaksanaan dari strategi berorientasi pasar, orientasi selera konsumen, perubahan teknologi yang membuat perusahaan beradaptasi dengan baik demi perubahan lingkungan. Orientasi pasar yaitu faktor penting yang memungkinkan perusahaan untuk memahami pasar dan mengembangkan strategi produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Ini berarti bahwa bertambah besar orientasi pasar dari perusahaan maka mengakibatkan kinerja bertambah besar secara keseluruhan (dalam Mardjono dan Hariyadi, 2013). Kualitas jasa suatu perusahaan setiap pelaksanaan jasa harus terus diamati sehingga perusahaan tahu seberapa besar pengaruh yang diberikan terhadap pelanggan. Terdapat 5 dimensi yang mempengaruhi kualitas layanan (service quality) yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles. Berdasarkan penelitian hanya responsiveness dan tangibles saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen (Widjoyo et al, 2013). Berdasarkan American Society for Quality Control (Kotler & Keller, 2009), kualitas (quality) adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk/jasa yang mengandalkan pada keahlian untuk memberikan rasa puas akan kebutuhan yang tersirat. Perusahaan berkualitas akan memberikan kepuasan sesuai dengan ekspektasi konsumen sehingga diharapkan perusahaan mendapatkan dampak positif dimana konsumen menjadi loyal dan terjadi pembelian kembali. Menurut Tjiptono (dalam Widjoyo et al, 2013) menyatakan bahwa kualitas layanan merupakan usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan melaksanakan secara tepat dalam menyamakan harapan pelanggan. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dirasakan/dipersepsikan (perceived value). Penelitian ini merupakan replika dari penelitian tentang pengaruh kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dalam membentuk loyalitas pelanggan yang dilakukan oleh Sembiring et al dimana dalam penelitian ini membahas kualitas merupakan senjata restoran fast food untuk bertahan dan bersaing dengan restoran fast food lainnya. Karena apabila kualitas buruk memberikan ketidakpuasan pada pelanggan dan berdampak negatif terhadap pelanggan yang langsung makan direstoran dan calon pelanggan yang akan datang. Ekspansi bisnis dari luar negeri seperti McDonald’s merupakan salah satu restoran fast food yang menawarkan berbagai varians menu makanan dan minuman cepat saji. McDonald’s mampu menciptakan gaya hidup baru di kalangan masyarakat global dan dapat berkembang menjadi usaha waralaba yang hadir di hampir setiap negara di dunia. Sedangkan yang membedakan dengan penelitian tersebut adalah terdapat pada restoran fast food dalam negeri California Fried Chicken (CFC) dimana merupakan restoran ayam cepat saji pertama milik Indonesia yang didirikan oleh PT Pioneerindo Gourmet International Tbk. Restoran CFC bergaya Amerika dan memiliki logo dengan dasar warna yang hampir sama dengan KFC dipercaya dapat menarik pelanggan. CFC memiliki produk tidak hanya ayam tetapi juga menyajikan varians produk lainnya (Money.id, 2016) Hal itu telah memberikan dampak yang signifikan karena diketahui berdasarkan table 1.1 pendapatan usaha CFC pada 2015 naik 6,8 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2013 pendapatan usaha sebesar Rp390,6 miliar, tahun 2014 menurun menjadi Rp376,6 miliar sedangkan tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp402,3 hasil kontribusi yang disebabkan oleh penjualan program paket hemat (Annual Report, 2015). Tabel 1.1 Laporan Tahunan Restoran CFC 2015 405 400 395 390 385 Pendapatan Usaha 380 375 370 365 360 2013 2014 2015 Sumber : Annual Report (Laporan Tahunan) Tahun 2015 Berdasarkan pemasaran, perusahaan tetap menjalankan promosi merek dan program pemasaran dengan cara tray mat, website, brosur dan sebagainya. Kemudian, perusahaan melanjutkan kesuksesan program “Gebyar CFC” di tahun 2014 dimana pelanggan akan mendapatkan 1 kupon undian untuk setiap pembelian, serta berkesempatan untuk memenangkan hadiah. Program ini diiklankan melalui radio nasional, koran lokal dan majalah, dan diterima dengan baik oleh pelanggan lama dan baru (Annual Report, 2015). Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang baik terlebih dalam bisnis resto seperti restoran CFC. Dalam Kotler & Keller (2009) kepuasan (satisfaction) adalah rasa senang atau kecewa seseorang yang muncul karena ada perbandingan kinerja yang dihasilkan dengan harapan mereka. Bila kinerja melebihi harapan mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila kinerja tidak sesuai harapan maka akan kecewa. Pada dasarnya tujuan dalam berbisnis adalah menciptakan rasa puas didalam diri konsumen. Adapun Kotler (dalam Sondakh, 2014) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat dimana anggapan kerja produk akan sejajar dengan keinginan seorang konsumen. Secara umum loyalitas diartikan sebagai pembelian ulang yang rutin pada merek yang sama, atau dengan arti lain yaitu tindakan seseorang yang membeli merek, perhatian hanya pada merek tertentu, dan tidak mencari informasi yang berkaitan dengan merek tersebut (dalam Sondakh, 2014). Menurut Kotler (dalam Sembiring et al, 2014) loyalitas adalah komitmen yang diyakini sungguh-sungguh untuk membeli / mendorong kembali produk atau jasa yang disukai yang akan datang walaupun pengaruh situasi dan upaya pemasaran kemungkinan menyebabkan pelanggan berpaling. Tabel 1.2 Top Indonesia Original Brand 2016 Kategori Merek Satisfaction Loyalty Advocacy Local Brand IOB Competitive Index Level Resto Solaria 7,91 7,87 7,53 7,73 7,77 Berjaringan Hoka Hoka 7,77 7,72 7,29 7,42 7,55 Bento CFC 7,69 7,62 7,18 7,37 7,47 Sumber : Majalah SWA 11 XXXII edisi 26 Mei - 8 Juni 2016 Menurut data di atas, restoran berjaringan asli milik Indonesia dipimpin oleh Solaria dengan kepuasan sebesar 7,91 dan loyalitas sebesar 7,87. Kedua, Hoka Hoka Bento berhasil mendapatkan kepuasan sebesar 7,77 dan loyalitas sebesar 7,72. CFC berada di posisi terakhir dengan kepuasan sebesar 7,69 dan loyalitas sebesar 7,62. Restoran CFC kurang bersaing dengan Solaria dan Hoka Hoka Bento yang memiliki kesamaan yaitu merek asli Indonesia. Ketidakpuasan dan beralihnya pelanggan terhadap restoran lain menjadi tolak ukur untuk meningkatkan kualitas jasa. Berdasarkan hasil analisis gap servqual didapatkan nilai negatif artinya kualitas pelayanan puskesmas terhadap kepuasan ibu hamil di Kota Pangkalpinang masih kurang baik (Mawarti et al, 2016) Dimana gap negatif berarti kinerja kualitas layanan yang perlu ditingkatkan dan kepuasan yang tidak tercapai. Kualitas layanan memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada PT AJ Manulife Indonesia –Surabaya (Darwin & Kunto, 2014). Variabel tangible, reliability, responsiveness, dan assurance mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap loyalitas pelanggan (Apriyani et al, 2013) dan variabel tangibles dan responsiveness berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah, sedangkan untuk variabel assurance, reliability dan emphaty tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah (Wijayanto, 2015). Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah restoran CFC dan perbedaan hasil penelitian sebelumnya dengan mengangkat judul “PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN (Studi pada Tempat Makan CFC di Kota Semarang)”. Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari kualitas layanan yang terdiri dari reliability (X1), responsiveness (X2), assurance (X3), emphaty (X4), dan tangible (X5) terhadap kepuasan pelanggan pada tempat makan CFC di Kota Semarang? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan pada tempat makan CFC di Kota Semarang? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari kepuasan terhadap loyalitas pelanggan pada tempat makan CFC di Kota Semarang? TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran Dalam Kotler & Keller (2009 : 5), Pemasaran adalah identifikasi dan pemenuhan kebutuhan manusia dan sosial. Sedangkan American Marketing Association (AMA) mempunyai pengertian pemasaran sebagai fungsi organisasi dan runtutan proses untuk mewujudkan, berinteraksi, dan memberi nilai kepada pelanggan dan untuk mengatur hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pihak-pihak yang terlibat. Jasa Jasa/layanan adalah kinerja yang ditawarkan satu pihak kepada pihak lain (tidak berwujud) dan tidak menghasilkan hak milik (Kotler & Keller, 2009 : 36). Menurut Christopher Lovelock dan Evert Gummesson, jasa (service) adalah suatu bentuk sewa yang memberi manfaat bagi konsumen. Kata sewa digunakan sebagai istilah umum untuk mengungkapkan pembayaran yang dilakukan untuk menggunakan dalam jangka waktu tertentu dan bukan dilakukan untuk membeli hal tersebut (dalam Lovelock et al, 2011 : 15). Sementara itu, Lovelock, Patterson & Walker (2004) (dalam Tjiptono & Chandra, 2007) menyatakan pandangan “service” sebagai sistem. Kualitas Jasa/Layanan Kualitas pelayanan adalah usaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan melaksanakan secara tepat dalam menyamakan harapan pelanggan (Tjiptono, 2007). Menurut Wyckof (Arief, 2007) kualitas jasa adalah tingkat mutu untuk mencukupi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Baik tidaknya kualitas terkait dengan keahlian fasilitator jasa pelayanan dalam melengkapi ekspektasi pelanggan secara konstan. Lewis & Booms (dalam Tjiptono & Chandra, 2007) mengartikan kualitas jasa sebagai acuan seberapa baik pelayanan yang diberikan dapat sebanding dengan harapan pelanggan.. Dimensi Kualitas Jasa/Layanan Berdasarkan riset Parasuraman, Zeithmal, dan Berry (1988) (dalam Tjiptono & Chandra, 2007) ada lima dimensi utama berdasarkan urutan tingkat kepentingan relatifnya yaitu : 1. Kehandalan (reliability) : kapabilitas perusahaan memberikan layanan yang tepat dari awal tanpa melakukan kesalahan dan melaksanakan jasanya menurut waktu yang ditentukan. 2. Daya tanggap (responsiveness) : kemauan dan keahlian para karyawan untuk menolong para konsumen dan merespons apa yang diminta, serta memberi penjelasan waktu jasa akan diberikan dan melakukan jasa dengan cepat. 3. Jaminan (assurance) : sikap para karyawan dapat menimbulkan rasa percaya konsumen terhadap perusahaan sehingga terciptanya rasa aman bagi para pelanggannya.. 4. Empati (emphaty) : perusahaan memahami masalah para konsumennya dan bertindak demi kepentingan konsumen, serta memberikan perhatian khusus kepada para konsumen dan memiliki jam kerja yang sesuai. 5. Bukti fisik (tangibles) : daya tarik fasilitas, perlengkapan, dan bahan yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan. Kepuasan Pelanggan Dalam Kotler & Keller (2009 : 138) kepuasan (satisfaction) merupakan rasa senang atau kecewa seseorang yang muncul karena ada perbandingan kinerja yang dihasilkan dengan harapan mereka. Kepuasan adalah evaluasi perilaku yang terjadi sesudah pengalaman menerima layanan. Kebanyakan hasil riset menyatakan konfirmasi/diskonfirmasi dari ekspektasi pra konsumsi adalah aspek yang menetapkan dari kepuasan (Lovelock et al, 2011 : 60). Walaupun menurut Giese & Cote (2000) (dalam Tjiptono & Chandra, 2007) pengertian kepuasan pelanggan beranekaragam namun ditemukan kesamaan dalam hal tiga komponen utama : 1. Kepuasan pelanggan merupakan respons (emosional atau kognitif) 2. Respons terkait fokus tertentu (ekspektasi, produk, pengalaman konsumsi, dan seterusnya) 3. Respons terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan produk/jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain-lain). Loyalitas Pelanggan Oliver mengartikan loyalitas (loyalty) sebagai komitmen yang diyakini sungguh-sungguh untuk membeli / mendorong kembali produk atau jasa yang disukai yang akan datang walaupun pengaruh situasi dan upaya pemasaran kemungkinan membuat pelanggan berpaling (dalam Kotler & Keller, 2009 : 138). Loyalitas konsumen adalah keterikatan pelanggan terhadap merek, toko/pemasok berdasarkan sikap yang sangat baik dalam pembelian jangka panjang (Tjiptono, 2000). Hipotesis yang diajukan dalamopenelitian ini adalahosebagai berikut : 1. Reliability berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan 2. Responsiveness berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan 3. Assurance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. 4. Emphaty berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan 5. Tangible berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan 6. Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan Maka dari konsep diatas dapat diringkas dalam sebuah kerangka teoritis sebagai berikut : METODE PENELITIAN Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu (Ferdinand, 2014) : 1. Variabel Eksogen : variabel yang mempunyai peran untuk mengarah pada variabel lain. Variabel eksogen dalam penelitian ini yaitu reliability (X1), responsiveness (X2), assurance (X3), emphaty (X4), dan tangible (X5). 2. Variabel Endogen : variabel yang dituju oleh satu atau beberapa anak panah satu arah. Variabel endogen dalam penelitian ini yaitu kepuasan pelanggan (Y 1) dan loyalitas pelanggan (Y2). Variabel-variabel eksogen dalam analisis struktural atau analisis kausalitas akan berperan sebagai variabel independen, sedangkan variabel-variabel endogen dapat berperan sebagai variabel dependen serta variabel mediating. DEFINISI OPERASIONAL Variabel-variabel, definisi, dan indicator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Definisi Operasional Variabel Konstruk Kualitas Layanan (X) Sub variabel / dimensi 1. Reliability (X1) Definisi Operasional Indikator acuan seberapa baik 1) Kemampuan pelayanan yang karyawan diberikan dapat memberikan sebanding dengan pelayanan sesuai yang harapan pelanggan CFC dijanjikan (X1.1) di Kota Semarang. 2) Kehandalan karyawan dalam menangani masalah yang dihadapi pelanggan (X1.2) 3) Ketepatan karyawan dalam memberikan informasi dengan benar (X1.3) 2. Responsiveness (X2) 3. Assurance (X3) 4. Emphaty (X4) 5. Tangible (X5) 1) Kecepatan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan (X2.1) 2) Kesediaan untuk membantu pelanggan (X2.2) 3) Kesiapan untuk merespon permintaan pelanggan (X2.3) 1) Kemampuan untuk menumbuhkan rasa percaya pada pelanggan (X3.1) 2) Kemampuan untuk membuat pelanggan merasa aman sewaktu menerima layanan (X3.2) 3) Kemampuan untuk bersikap santun secara konsisten (X3.3) 4) Kemampuan menjawab pertanyaan dari pelanggan (X3.4) 1) Karyawan memberikan perhatian secara personal kepada pelanggan yang mengalami kendala (X4.1) 2) Karyawan menjalin relasi yang baik dengan pelanggan (X4.2) 3) Karyawan memahami kebutuhan pelanggan (X4.3) Kepuasan Pelanggan (Y1) rasa senang atau kecewa pelanggan CFC yang muncul karena perbandingan kinerja yang dihasilkan terhadap harapan. Loyalitas Pelanggan (Y2) sebagai komitmen yang diyakini sungguhsungguh untuk membeli / mendorong kembali produk atau jasa yang disukai yang akan datang walaupun pengaruh situasi dan upaya pemasaran kemungkinan membuat pelanggan berpaling. 1) Ketersediaan fasilitas kantor (X5.1) 2) Kerapian penampilan karyawan (X5.2) 3) Media promosi (X5.3) 4) Ketersediaan sumber informasi (X5.4) (Darwin & Kunto, 2014) 1. Loyal terhadap produk (Y1.1) 2. Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif (Y1.2) 3. Perusahaan menjadi pertimbangan utama (Y1.3) (Sembiring et al, 2014) 1. Say Positive Things (Y2.1) 2. Recommend Friends (Y2.2) 3. Purchases across product and service line (Y2.3) (Darwin & Kunto, 2014) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Konfirmatori Full SEM Dari gambar model persamaan struktural diatas dapat diketahui nilai Goodness of Fit pada tabel dibawah ini : Uji Full Model Goodness of Fit SEM Goodness of Index Cut-off Value Hasil Model Keterangan Chi Square Diharapkan kecil 228,748 Baik Probability ≥ 0,05 0,233 Baik RMSEA ≤ 0,08 0,019 Baik GFI ≥ 0,90 0,915 Baik AGFI ≥ 0,90 0,891 Marginal CMIN/DF ≤2 1,069 Baik TLI ≥ 0,95 0,988 Baik CFI ≥ 0,95 0.990 Baik Sumber : Hasil Perhitungan AMOS, 2017 Hasil diatas bisa dilihat bahwa uji kesesuaian model dapat diterima dengan baik. Sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa struktur analisis modeling dapat dilakukan. Dari path analysis Gambar 4.3 maka diperoleh model struktural sebagai berikut : Y1 = α1 - 0,02Reliability - 0,08Responsiveness + 0,23Assurance + 0,41Emphaty + 0,46Tangibles + Z1 2. Uji Normalitas Data Apabila diperoleh nilai kurtosis dan skewness pada interval -2,58 sampai 2,58, maka data terdistribusi normal. Hasil pengujian dapat diketahui pada tabel dibawah ini : Uji Normalitas Data Sumber : Hasil Perhitungan AMOS, 2017 3. Evaluasi atas Outliers Dalam analisis outlier dapat dievaluasi dengan dua cara sebagai berikut : a) Univariate Outliers Nilai batas dari Z score yaitu pada kisaran -3 sampai dengan 3, apabila ≥3 maka akan dikategorikan sebagai outliers. b) Multivariate Outliers Uji Mahalanobis Distance dihitung dengan menggunakan nilai chi-square pada tingkat kebebasan sebesar 23 indikator pada tingkat p < 0,01 dengan menggunakan rumus X2 (23;0,01) = 41.638. Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group number 1) Observation number 186 112 69 .... .... .... 42 135 74 Mahalanobis d-squared 40,184 39,110 36,730 .... .... .... 23,055 23,045 22,891 p1 ,015 ,019 ,035 .... .... .... ,458 ,458 ,467 p2 ,948 ,900 ,971 .... .... .... ,198 ,165 ,195 4. Uji Validitas Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner. Menurut Hair et al, angka minimal dari factor loading adalah ≥0,5 atau idealnya ≥0,7. Uji Validitas Eksogen Uji Validitas Endogen 5. Uji Reliabilitas dan Variance Extracted Reliabitas konstrak yang baik jika nilai construct reliability > 0,7 dan nilai variance extracted-nya > 0,5 (Yamin & Kurniawan, 2009). Variabel Indikator X1 X2 X3 X4 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 Standar Loading 0,710 0,685 0,737 0,756 0,645 0,723 0,685 0,721 0,640 0,546 0,751 0,693 Standar Loading2 0,504 0,469 0,543 0,572 0,416 0,523 0,469 0,520 0,410 0,298 0,564 0,480 1-Standar Construct Variance Loading2 Reliability Extracted 0,496 0,531 0,754 0,505 0,457 0,428 0,584 0,752 0,503 0,477 0,531 0,480 0,745 0,424 0,590 0,702 0,436 0,766 0,522 0,520 X5 Y1 Y2 X13 X14 X15 X16 X17 Y18 Y19 Y20 Y21 Y22 Y23 0,723 0,710 0,631 0,699 0,624 0,712 0,723 0,746 0,728 0,794 0,759 0,523 0,504 0,398 0,489 0,389 0,507 0,523 0,557 0,530 0,630 0,576 0,477 0,496 0,602 0,511 0,611 0,493 0,477 0,443 0,470 0,370 0,424 0,762 0,445 0,771 0,529 0,805 0,579 Variance extracted pada variabel X3 dan X5 masih kurang dari 0,50, namun menurut Hatcher dalam Longino (2007) menyatakan pengujian variance extracted bersifat konservatif, reliabilitas dapat diterima bahkan jika variance extracted kurang dari 0,50. 6. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk merngetahui berpengaruh atau tidaknya variabel independen terhadap variabel dependen. Sebelumnya, dapat diketahui pengaruh antar variabel eksogen terhadap variabel endogen dari tabel dibawah ini : Hipoesis dinyatakan diterima jika nilai prob (P) < 0,05. Hasil uji hipotesis dapat dilihat dari tabel berikut: KESIMPULAN Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan data, analisis data dan interpretasi, hasil analisis mengenai pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan dalam membentuk loyalitas pelanggan, dengan menggunakan alat analisis data Structural Analysis Modelling (SEM), dihasilkan kesimpulan yaitu : 1. Variabel assurance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 pada penelitian ini diterima dan terbukti. 2. Variabel empathy berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 pada penelitian ini diterima dan terbukti. 3. Variabel tangibles berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H5 pada penelitian ini diterima dan terbukti. 4. Variabel kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H6 pada penelitian ini diterima dan terbukti. DAFTAR PUSTAKA Amadea, A. (2016, April 19). Money.id. Retrieved Oktober 8, 2016, from http://www.money.id/food/cfc-restoran-ayam-cepat-saji-pertama-dan-milik-indonesia160419l.html Apriyani, Anggraeni, S. K., & Ratna, E. (2013). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus. Jurnal Teknik Industri, 1, 96-101. Darwin, S., & Kunto, Y. S. (2014). Analisis Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Kepuasan Dan Kepercayaan Pelanggan Sebagai Variabel Intervening pada Asuransi Jiwa Manulife Indonesia – Surabaya. Jurnal Manajemen Ferdinand, A. (2014). Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen (5 ed.). Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Ghozali, I., & Fuad. (2008). Model Persamaan Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 16. Semaarang: Badan Penerbit UNDIP. Kompas. (2012, November 3). Retrieved Oktober 18, 2016, from http://female.kompas.com/read/2012/11/03/12393841/sukses.bisnis.restoran.karena.pe langgan.quothappyquot. Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas (Vol. 1). Jakarta: Erlangga. Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas (Vol. 2). Jakarta: Erlangga. Lovelock, C., Wirtz, J., & Mussry, J. (2011). Pemasaran Jasa Perspektif Indonesia (7 ed., Vol. 1). Jakarta: Erlangga. Mardjono, E. S., & Hariyadi, G. T. (2013). Competence Entrepreneurial Model With Environment Adaptibility Based On Creativity Innovative On Small And Medium Business Unit In Semarang Central Java. Mawarti, F., K, F. N., & Thamrin, M. H. (2016). Analisis Kualitas Pelayanan Puskesmas Terhadap Kepuasan Ibu Hamil Di Kota Pangkalpinang Tahun 2015. JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, 3, 363-371. Sembiring, I. J., Suharyono, & Kusumawati, A. (2014). Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan (Studi pada Pelanggan McDonald’s MT.Haryono Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 15, 1-10. TIA. (2016, Maret 8). Kompas. Retrieved Oktober 18, 2016, from http://entertainment.kompas.com/read/2016/03/08/153000010/Dion.Wiyoko.Bisnis.Re storan Tjiptono, F. (2006). Pemasaran Jasa (1 ed.). Malang: Bayumedia. Tjiptono, F., & Chandra, G. (2007). Service, Quality & Satisfaction (2 ed.). Yogyakarta: ANDI. Widjoyo, I. O., Rumambi, L. J., & Kunto, Y. S. (2013). Analisa Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Konsumen pada Layanan Drive Thru McDonald’s Basuki Rahmat di Surabaya. JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, 1, 1-12. Yamin, S., & Kurniawan, H. (2009). Structural Equation Modeling. Jakarta: Salemba Infotek.