4.1 Evaluasi Pengendalian Internal atas PT. Telkom Secara Umum

advertisement
BAB 4
ANALISIS DAN BAHASAN
Bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian internal.
Berdasarkan objek penelitian, maka evaluasi pengendalian internal yang akan
dibahas adalah evaluasi pengendalian internal secara umum pada PT. Telkom,
evaluasi pengendalian internal atas aktivitas penerimaan kas, dan evaluasi
pengendalian atas aktivitas pengeluaran kas.
Evaluasi yang dilakukan terhadap pengendalian internal secara umum adalah
untuk menilai keefektifan dan kesesuaian prosedur yang telah diterapkan oleh
perusahaan berdasarkan lima komponen pengendalian internal menurut COSO
(Committee of Sponsoring Organization), yaitu Lingkungan Pengendalian (Control
Environment), Penilaian Risiko (Risk Assessment), Aktivitas Pengendalian (Control
Activities), Informasi dan Komunikasi (Information and Communication), dan
Pemantauan (Monitoring). Kelima komponen ini harus terpenuhi dalam kegiatan
pengendalian internal perusahaan untuk menunjukkan bahwa pengendalian yang
diterapkan oleh perusahaan sudah berjalan dengan efektif dan efisien demi
tercapainya tujuan perusahaan.
4.1
Evaluasi Pengendalian Internal atas PT. Telkom Secara Umum
4.1.1
Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan
pengendalian
merupakan
fondasi
untuk
keempat
komponen pengendalian yang lain didalam perusahaan. Pengendalian ini
51
terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang menggambarkan
bagaimana sikap manajemen puncak, direksi, dan pemilik entitas mengenai
pengendalian internal dan pentingnya bagi entitas.
1. Integritas dan nilai etis
Suatu entitas perlu menetapkan standar etis dan perilaku yang
dikomunikasikan kepada karyawan dan diperkuat dengan praktik dari hari
ke hari. Cara paling baik untuk mengkomunikasikan integritas dan
perilaku etis dalam entitas adalah melalui pernyataan kebijakan dan
aturan perilaku.
PT. Telkom telah menerapkan kode etik yang berlaku bagi komisaris,
direktur utama, direktur keuangan, direktur dan pejabat kunci lainnya
serta seluruh karyawan sesuai dengan ketentuan Sarbanes Oxley Act
(SOA). Pemahaman dan penerapan etika bisnis yang telah dilakukan juga
telah diaudit secara internal maupun eksternal melalui proses audit terkait
dengan penerapan lingkungan pengendalian sesuai kerangka kerja
pengendalian internal COSO.
Dalam sosialisasi dan penerapannya, setiap tahun PT. Telkom selalu
mengingatkan karyawan mengenai tata nilai dan etika melalui survei
internal untuk mengetahui efektivitas penerapan budaya perusahaan dan
etika bisnis yang didalamnya memuat kuesioner dan studi kasus terkait
pemahaman GCG, etika bisnis, fraud, manajemen risiko, pengendalian
internal (SOA), whistleblower, tata kelola, TI, menjaga keamanan
informasi, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan praktek tata kelola
perusahaan. Selain itu, adanya pelanggaran kode etik oleh karyawan juga
akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang tertera diperusahaan.
52
2. Komitmen terhadap kompetensi
PT. Telkom memiliki standar kompetensi masing-masing untuk setiap
bagian pekerjaannya. Pada pekerjaan yang membutuhkan keahlian
tertentu maka akan dipilih karyawan yang memiliki latar belakang sesuai
dan kompeten agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga
tujuan perusahaan tercapai.
Sebaik apapun kebijakan dan proses yang telah dirancang tidak akan
membuahkan hasil yang optimal jika manusia yang menjalankan aktivitas
tersebut
tidak
profesional.
Dalam
implementasinya,
pengelolaan
pengetahuan di PT. Telkom difokuskan untuk menciptakan nilai bisnis
yang menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan
dengan mengoptimalkan proses penciptaan (acquisition), berbagi
(sharing) dan pemanfaatan (utilization) pengetahuan yang dibutuhkan
perusahaan.
Guna
mendukung
proses
pengelolaan
pengetahuan
tersebut,
perusahaan telah menyediakan Knowledge Management System yang
merupakan bank data (repository) sebagai sarana bagi setiap karyawan
untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dengan cara mengunggah
atau mengunduh melalui sistem, sehingga diharapkan dapat menjadi
solusi atas beranekaragam permasalahan pekerjaan yang pada akhirnya
mendorong pertumbuhan produktivitas dan kualitas pekerjaan.
3. Dewan Komisaris dan pastisipasi Komite Audit
Dewan
Komisaris
telah
melaksanakan
fungsinya
mengawasi
pelaksanaan tugas-tugas Direksi dalam mengelola jalannya perusahaan.
Komite Audit berada dibawah Dewan Komisaris, Komite Audit
53
menjalankan tugas berdasarkan mandat yang ditetapkan dengan
Keputusan Dewan Komisaris. Komite Audit di perusahaan bertanggung
jawab untuk :
1) Mengawasi proses pelaporan keuangan Perusahaan atas nama
Dewan Komisaris.
2) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai
penunjukan auditor eksternal.
3) Mendiskusikan dengan auditor internal dan eksternal semua
lingkup pekerjaan, baik pekerjaan audit dan non-audit serta
rencana audit mereka.
4) Menelaah laporan keuangan konsolidasian serta efektifitas
pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
5) Mengadakan rapat secara berkala dengan auditor internal dan
eksternal, tanpa kehadiran manajemen, masing-masing untuk
membahas hasil evaluasi dan hasil audit mereka atas pengendalian
internal serta laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan.
6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan
Komisaris, khususnya dalam bidang yang terkait dengan akuntansi
dan keuangan, serta kewajiban lain yang diharuskan oleh SOA.
Komite Audit perusahaan juga ikut serta dalam layanan konsultasi
internal, yang lebih merupakan solusi pencegahan sebagai antisipasi agar
penyelenggaraan bisnis tetap pada arah yang tepat dan taat pada ramburambu pertaturan yang berlaku. Komite audit juga akan menindaklanjuti
apabila ada pengaduan yang berkaitan dengan :
54
1) Akuntansi dan Auditing. Permasalahan akuntansi dan pengendalian
internal pelaporan keuangan yang berpotensi mengakibatkan salah
saji material dalam laporan keuangan serta permasalahan audit
terutama yang menyangkut independensi Kantor Akuntan Publik.
2) Pelanggaran paraturan. Pelanggaran terhadap peraturan pasar modal
dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan operasi maupun
pelanggaran
terhadap
peraturan
internal
yang
berpotensi
mengakibatkan kerugian bagi PT. Telkom.
3) Kecurangan dan/atau dugaan korupsi. Kecurangan dan/atau dugaan
korupsi yang dilakukan oleh pejabat dan/atau karyawan.
4) Kode etik. Perilaku direksi dan manajemen yang tidak terpuji (tidak
jujur, benturan kepentingan dengan perusahaan, atau memberikan
informasi yang menyesatkan kepada publik) yang berpotensi
mencemarkan reputasi perusahaan atau mengakibatkan kerugian bagi
PT. Telkom.
4. Filosofi dan gaya operasi manajemen
Dalam pengelolaan manajemennya, PT. Telkom berfokus kepada
pelayanan pelanggan untuk terus mengembangkan solusi terbaik.
Kepuasan pelanggan tidaklah cukup, maka dari itu perusahaan terus
berusaha untuk memberikan lebih kepada pelanggan dengan cara terus
mengembangkan produk, meningkatkan kualitas jaringan dan menetapkan
standar pelayanan yang tinggi. Mengingat pentingnya aspek Sumber Daya
Manusia (SDM) sebagai salah satu sumber daya utama di setiap
perusahaan, PT. Telkom memandang SDM sebagai modal bagi
organisasi, bukan sebagai aset perusahaan.
55
Manajemen menerapkan sistem sesuai dengan aturan yang sudah ada,
mempertahankan sumber daya yang baik, dan memonitor kegiatan.
Manajemen memonitor risiko bisnis melalui manajemen risiko yang
dibentuk oleh perusahaan. Manajemen juga terbuka terhadap masukan
atau pendapat dari karyawan, hal ini dapat mempererat hubungan antara
manajemen dan karyawan sebagaimana terlihat di kantor keakraban antar
karyawan yang menunjang terciptanya lingkungan kegiatan yang baik
sebagai motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
5. Struktur organisasi
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Telkom adalah struktur
organisasi berbentuk bagan garis dan formal, yang menginformasikan
dengan jelas tingkat jabatan, wewenang, dan tanggung jawab dalam
perusahaan.
Struktur
organisasi
yang
tertulis
pada
perusahaan
menunjukkan Direktur Utama sebagai karyawan pada level paling atas.
Struktu organisasi pada PT. Telkom bisa dilihat pada bab sebelumnya
mengenai struktur organisasi beserta wewenang dan tanggung jawab yang
dimiliki oleh masing-masing pejabat kunci.
Berdasarkan hasil penelitian, fungsi pemisahan tugas berdasarkan
struktur organisasi di PT. Telkom sudah sepenuhnya berdasarkan prinsipprinsip dan tata kelola perusahaan yang baik. Jadi, dapat dikatakan bahwa
unsur komponen lingkungan pengendalian perusahaan mengenai struktur
organisasi sudah berjalan dengan efektif dan efisien.
6. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
Setiap personil dalam struktur organisasi memiliki wewenang dan
tanggung jawab masing-masing terhadap perusahaan. Wewenang dan
56
tanggung jawab Direktur Utama adalah memimpin dan mengelola
perusahaan agar tetap berjalan sesuai dengan tujuan dan target
perusahaan, serta menjaga tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan.
Wewenang dan tanggung jawab setiap Direktur adalah mengelola dengan
baik divisi yang dibawahinya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan serta saling mendukung antar divisi demi tercapainya
tujuan dan target perusahaan.
Seperti yang telah diterapkan oleh PT. Telkom, wewenang yang
diberikan kepada Direktur Keuangan adalah bertanggung jawab
menerapkan fungsi korporat terkait dengan Direktorat Keuangan dan
melaksanakan fungsi keuangan terpusat melalui financial center, serta
memastikan seluruh kegiatan investasi anak perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa
komponen lingkungan pengendalian terutama mengenai pemberian
wewenang dan tanggung jawab di perusahaan sudah berjalan dengan
efektif dan efisien sesuai dengan komponen pengendalian internal
menurut COSO.
7. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Sebagai
perusahaan
milik
pemerintah,
PT.
Telkom
harus
mempertahankan kinerja yang telah dicapai hingga saat ini dan
meningkatkan kinerja untuk kedepannya karena tanggung jawabnya
terhadap pemerintah. Sumber daya yang dimiliki perusahaan sudah
memenuhi standar yang telah ditetapkan. Perusahaan memiliki uraian
pekerjaan (job description) untuk setiap pekerjaan. Untuk merekrut
57
pegawai baru, PT. Telkom mempunyai standard an kualifikasi tertentu
sesuai dengan tingkat kebutuhan operasional dan secara umum
4.1.2 Penilaian Risiko (Risk Assesment)
Pengendalian ditentukan berdasarkan risiko, risiko dikelola untuk
menghindari kesalahan dan kecurangan yang berakibat misstatement terhadap
laporan keuangan. Namun hal ini tidak terbatas pada risiko laporan keuangan,
pengendalian juga diterapkan untuk risiko lain, termasuk risiko bisnis dan
operasi.
a. Risiko Operasi
a) Operasi jaringan
Risiko operasi pada perusahan terutama pada operasi jaringan sebagai
sistem utama. Jaringan, termasuk sistem informasi dan infrastruktur
serta jaringan operator lainnya, sangat rentan terhadap kerusakan atau
gangguan dalam operasinya akibat berbagai hal seperti gempa bumi,
kebakaran, banjir, listrik mati, kerusakan perangkat, kesalahan
perangkat lunak jaringan, gangguan kabel transmisi atau peristiwa
serupa lainnya. Jaringan, terutama akses kabel memiliki potensi
ancaman keamanan seperti pencurian atau perusakan.
b) Operasi satelit
Satelit perusahaan memiliki masa operasi yang terbatas dan dapat
rusak atau hancur selama masa operasi orbit. Kerugian atau kinerja
yang berkurang dari satelit, baik dikarenakan kerusakan perangkat
atau dicabutnya lisensi, dapat merugikan kondisi keuangan, hasil
operasi dan kemampuan untuk memberikan layanan.
58
c) Kebocoran pendapatan
Kebocoran pendapatan merupakan risiko umum bagi semua operator
telekomunikasi,
atau
kesulitan
memperoleh
pendapatan
yang
merupakan hak perusahaan, akibat kelemahan sistem pengendalian
dan pengawasan transaksi, penundaan proses transaksi pelanggan
yang tidak jujur atau faktor lainnya. Perusahaan telah mengambil
langkah preventif untuk mengatasi potensi kebocoran pendapatan itu
dengan meningkatkan fungsi pengendalian terhadap seluruh proses
bisnis yang ada, menerapkan metode penjaminan pendapatan,
memberlakukan kebijakan dan prosedur yang tepat serta menerapkan
aplikasi sistem informasi guna menekan kebocoran pendapatan.
d) Teknologi baru
Teknologi baru dapat berdampak negatif pada daya saing perusahaan.
Apalagi dalam industri telekomunikasi, perubahan yang cepat dan
signifikan terjadi pada sisi teknologi. Pengembangan atau aplikasi
teknologi, layanan atau standar baru atau alternatif dimasa depan
mensyaratkan perubahan pada model bisnis, pengembangan produk,
penyediaan layanan tambahan dan investasi baru. Produk dan layanan
yang baru akan terus berkembang dan mendorong masuknya pesaing
baru di pasar. Perusahaan juga tidak dapat menjamin untuk dapat
mengintegrasikan secara efektif teknologi baru ke dalam model bisnis
yang ada. Perusahaan tidak dapat menjamin teknologinya tidak akan
tertinggal, atau terlibat persaingan dengan teknologi baru di masa
depan. Kegagalan perusahaan untuk bereaksi terhadap perubahan
59
teknologi yang cepat dapat berdampak negatif bagi bisnis, kondisi
keuangan, hasil operasi dan prospek usaha.
b. Risiko keuangan
1) Risiko nilai tukar mata uang asing
Perubahan nilai tukar berpengaruh dan akan terus mempengaruhi
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Sebagian besar
kewajiban hutang dan pendapatan perusahaan adalah dalam
denominasi Rupiah, sedangkan sebagian besar belanja modal
perusahaan dikeluarkan dalam Dolar AS, penerimaan untuk
pendapatan valuta asing (USD) relatif kecil bila dibandingkan dengan
penerimaan dalam rupiah. Meskipun nilai tukar rupiah terhadap Dolar
AS relatif stabil pada tahun 2012, perusahaan tidak dapat menjamin
akan mampu mengelola risiko nilai tukar dengan sukses di masa
depan atau tidak akan terpengaruh negatif akibat risiko nilai tukar.
2) Risiko tingkat suku bunga
Hutang perusahaan yang termasuk pinjaman bank untuk mendanai
kegiatan operasi, memiliki risiko terhadap fluktuasi suku bunga dan
hal ini dapat berakibat buruk pada bisnis, kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan. Untuk mengukur risiko pasar atas pergerakan
suku bunga, perusahaan melakukan analisa pada pergerakan margin
suku bunga dan profil jatuh tempo asset dan liabilitas keuangan
berdasarkan jadwal perubahan suku bunga.
3) Risiko kredit
Perusaahaan rentan terhadap risiko kredit terutama dari piutang usaha
dan piutang lain-lain. Risiko kredit dikendalikan dengan pengawasan
60
terus menerus atas saldo dan penagihan piutang usaha dan piutang
lain-lain. Manajemen yakin akan kemampuannya untuk mengawasi
dan mempertahankan eksposur risiko kredit yang minimal, dimana
perusahaan telah menyediakan provisi yang memadai untuk menutupi
kerugian yang timbul dari piutang yang tidak tertagih berdasarkan
kerugian historis.
4) Risiko likuiditas
Risiko likuiditas timbul apabila perusahaan mengalami kesulitan
untuk memenuhi liabilitas keuangan ketika liabilitas tersebut sudah
jatuh tempo. Manajemen risiko
likuiditas bertugas
menjaga
kecukupan saldo kas dan setara kas dalam upaya pemenuhan liabilitas
keuangan perusahaan. Perusahaan secara terus menerus melakukan
analisa untuk mengawasi rasio-rasio likuiditas laporan posisi
keuangan, antara lain rasio likuiditas, rasio debt equity terhadap
persyaratan yang diharuskan perjanjian utang.
Penilaian risiko atau yang menjadi tugas dari Manajemen Risiko, adalah
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari penerapan GCG dan pengendalian
internal di perusahaan. Saat ini, implementasi manajemen risiko di
perusahaan telah mencapai tingkatan dimana manajemen risiko telah
diintegrasikan di seluruh entitas perusahaan.
Evaluasi atas efektivitas sistem manajemen risiko dilakukan secara
berkala meliputi aktivitas sebagai berikut :
1) Review dan monitoring implementasi manajemen risiko unit secara
berkala setiap tiga bulan.
61
2) Penyusunan Laporan Analisa Risiko dan Kepatuhan secara berkala setiap
tiga bulan.
3) Rapat pembahasan terkait risiko perusahaan tingkat Direksi maupun
dewan Komisaris.
4) Melakukan pengukuran implementasi budaya risiko melalui survei
kepada sejumlah responden.
5) Melakukan pengukuran tingkat kematangan implementasi manajemen
risiko.
Penilaian risiko mempertimbangkan kejadian ekstern dan intern yang
mungkin timbul dan secara tidak baik mempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk mencatat, mengolah, mengihktisarkan, dan melaporkan data keuangan.
Beberapa risiko intern yang muncul dan dihadapi perusahaan diantaranya
sebagai berikut :
1) Perubahan dalam lingkungan operasi
Misalnya
seperti
munculnya
Peraturan
Menkominfo
tentang
penyelanggaraan jasa pesan premium dan pengiriman jasa pesan singkat
memberikan
dampak
penurunan
pendapatan
fitur,
yakni
terkait
penerimaan kas dari telepon seluler. Kemudian, semakin berkembangnya
teknologi komunikasi telepon seluler mengakibatkan menurunnya
pemakaian telepon tidak bergerak di masyarakat, sehingga memberikan
dampak penurunan pendapatan telepon tetap (fixed line).
2) Perubahan Sistem Informasi
Penggunaan sistem aplikasi SAP mempermudah proses transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas di perusahaan karena semua sudah
terintegrasi secara terpadu sesuai prosedur, setiap kegiatan diinput
62
kedalam sistem agar semua yang terkait dapat menerima informasi yang
sama dalam waktu cepat sehingga mempercepat penyebaran informasi.
Namun perkembangan aplikasi akan semakin canggih lagi kedepannya,
apabila perusahaan tidak bisa mengimbangi maka akan berisiko
mempengaruhi kegiatan pengendalian.
3) Pertumbuhan yang cepat
Pertumbuhan
perusahaan
menjadi
semakin
berkembang
akan
membutuhkan personil tambahan untuk mendukung personil yang sudah
ada dalam menjalankan tugasnya. Apabila perusahaan tidak dapat
menangani dengan cepat terhadap pertumbuhan perusahaan maka akan
dapat membebani pengendalian dan meningkatkan risiko melemahnya
pengendalian yang sudah ada.
4) Teknologi baru
Menggabungkan teknologi baru pada perusahaan dapat meningkatkan
risiko aplikasi. Seperti risiko kerusakan sistem, sistem menolak data yang
di-input,
system
down,
dan
lain-lain.
Sehingga
membutuhkan
pengendalian internal mengenai sistem.
5) Pernyataan akuntansi
Perubahaan standar akuntansi di Indonesia dari US GAAP menjadi
International Financial Reporting Standards (IFRS) berpengaruh pada
kegiatan pelaporan keuangan perusahaan. Sistem pencatatan atas
transaksi juga mengalami perubahan, meskipun tidak semuanya, namun
tetap mengharuskan perusahaan mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah, sehingga perlu evaluasi lagi bagi karyawan untuk memahami
standar pelaporan menurut IFRS. Kemungkinan adanya perubahan
63
standar akuntansi lagi kedepannya dapat menimbulkan risiko pencatatan
pada pelaporan keuangan.
6) Keterlambatan pembayaran
Keterlambatan pembayaran oleh pelanggan retail dapat diatasi dengan
cara memblokir jaringan telekomunikasi yang digunakan hingga
pelanggan melakukan pembayaran. Berbeda dengan pelanggan korporat
yang menyewa jasa jaringan, perusahaan tidak bisa dengan mudah
memutus jaringan yang digunakan karena akan menimbulkan masalah
lain. Keterlambatan atau penunggakan pembayaran dapat mempengaruhi
pendapatan perusahaan, karena penerimaan yang berasal dari pelanggan
korporat jumlahnya tidak sedikit. Jika penunggakan terjadi pada tahun
berjalan akan mempengaruhi cash flow perusahaan. Maka dari itu, perlu
dilakukan pendekatan dengan cara me-lobby atau negosiasi kepada
pelanggan mengenai masalah penunggakan pembayaran tersebut.
h) Tidak tercapainya target
Target Unit Collection Management adalah berapa banyak collection
yang diperoleh, apabila target tidak tercapai maka akan mempengaruhi
kualitas kinerja management dan menurunkan kepercayaan perusahaan
terhadap unit ini sehingga dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi
aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian risiko
yang akan dihadapi oleh PT. Telkom yang dikelola oleh manajemen risiko yang
dimiliki perusahaan sudah berjalan dengan efektif. Karena berdasarkan risiko-risiko
diatas, perusahaan telah melakukan berbagai upaya antara lain :
64
1) Membangun dan mengembangkan aspek struktural, operasional dan
perawatan atas implementasi manajemen risiko.
2) Peningkatan kualitas pengambilan keputusan.
3) Pengembangan
manajemen kelangsungan usaha (Business Continuity
management) dan Crisis Management.
4.1.3
Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Dengan berpedoman pada COSO Internal Control framework,
pengendalian internal yang dipergunakan untuk menjamin keandalan
pelaporan keuangan, pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan
antara lain :
1. Tingkat Pengendalian Entitas
Formulasi kebijakan, implementasi, dan pengendalian pengungkapan
sesuai dengan SOA. Membangun komitmen pengelolaan perusahaan
sesuai etika memalui tata kelola yang baik dengan cara penerapan etika
bisnis, mencegah benturan kepentingan, whistleblower, pemerapan risk
management di setiap unit bisnis, penerapan program fraud, dan lain-lain.
Menyelenggarakan asesmen risiko rutin dan risk profiling sebagai early
detection system. Yang terakhir, melakukan berbagai audit untuk
menjamin efektivitas dari penerapan pengendalian entitas.
2. Tingkat Pengendalian Transaksi
Merancang bisnis proses dengan menggunakan risk based control dan
menerapkan pemisahan kewenangan berdasarkan prinsip segregation of
duties, memberlakukan disiplin kerja , memperbaiki bisnis proses secara
rutin, melakukan berbagai audit untuk menjamin efektivitas dari
penerapan pengendalian tingkat transaksi.
65
3. Pengendalian Teknologi Informasi
Memformulasikan kebijakan IT dan master plan guna menegakkan IT
Governance, menjamin perkembangan dan perubahan dalam operasi dan
aplikasi IT, dan menjamin bahwa penggunaan aplikasi telah sesuai
dengan pengaturan otorisasi dan hak akses, seperti manajemen password,
end user computing, dan lain-lain.
4.1.4 Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah bagaimana mengidentifikasi,
memahami, dan melakukan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan
waktu yang menungkinkan setiap personil dalam perusahaan melaksanakan
tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan
keuangan
meliputi
mengidentifikasikan,
sistem
akuntansi
menggabungkan,
yang
berisi
menganalisa,
metode
untuk
mengklasifiksai,
mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas aset dan
kewajiban. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau melalui tindakan
manajemen. Komunikasi
meliputi sejauh mana karyawan memahami
bagaimana peranan mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan
perusahaan dan tanggung jawab yang berkaitan dengan pengendalian internal
atas pelaporan keuangan.
Penguatan tata kelola teknologi informasi terus diupayakan,
mengingat PT. Telkom adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis
informasi dan manyalurkan data/informasi pelanggan yang harus terjamin
keamanannya. Hampir seluruh titik dalam value-chain perusahaan, yang
mencakup pengoperasian jaringan seluruh infrastruktur alat prduksi, semua
aspek penting dalam manajemen perusahaan seperti keuangan, logistik,
66
sumber daya manusia termasuk juga pelayanan kepada karyawan, pelanggan,
pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya telah terintegrasi dalam
jaringan TI. Beberapa contoh praktik tata kelola TI dalam operasi perusahaan
adalah pengelolaan user access review, password management, pengelolaan
audit log/audit trail, pengelolaan end user computing.
Hal terpenting yang disoroti dalam komponen ini berkaitan dengan
sistem akuntansi yang digunakan untuk mengolah aktivitas transaksi. Dalam
praktiknya, PT. Telkom menggunakan sebuah software SAP (System
Application and Product in data processing) untuk menjalankan kegiatan
operasionalnya. Seluruh aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas sudah
terkomputerisasi dan mengacu pada ketentuan SAP terkait untuk bagian
fiancial. Mekanisme pencatatan atas transaksi yang sudah berjalan adalah
melalui sistem aplikasi SAP tersebut, melalui aplikasi ini seluruh kegiatan
transaksi dicatat dan diawasi secara real time karena aplikasi ini sudah
terintegrasi secara terpadu dengan jaringan perbankan yang sudah melakukan
kerjasama dengan PT. Telkom.
Dengan demikian, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan
sistem informasi dan komunikasi pada perusahaan sudah berjalan secara
efektif dan efisien dalam mendukung tercapainya tujuan dan target
perusahaan. Penggunaan sistem informasi pada PT. Telkom memberikan
keunggulan penggunaan yang powerfull, cepat, akurat, transparan, dan less
manually.
67
4.1.5 Pemantauan (Monitoring)
PT. Telkom memiliki Audit Internal yang senantiasa melakukan
pemantauan atas kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan perusahaan, diperoleh keterangan bahwa, setiap triwulan,
unit bisnis melakukan Control Self Assessment (CSA) terhadap pengendalian
internal. Secara periodik, internal audit melakukan evaluasi terhadap hasil
CSA tersebut dan mengukur tingkat kecukupannya dan menghasilkan
rekomendasi perbaikan baik terhadap rancangan maupun pelaksanaan.
4.2
Evaluasi
Pengendalian
Internal
atas
Aktivitas
Penerimaan
dan
penerimaan
dan
Pengeluaran Kas
4.2.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Seluruh
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
pengeluaran kas dilakukan oleh suatu unit didalam perusahaan yaitu Finance,
Billing & Collection Center. Didalam unit ini terdapat sumber daya yang
kompeten dan menjunjung tinggi kedisiplinan terhadap peraturan yang
ditetapkan oleh perusahaan.
Proses pembayaran atas jasa telekomunikasi dilakukan oleh pelanggan
melalui transfer atau melalui Plaza Telkom terdekat. Pembayaran melalui
transfer ditujukan kepada rekening Bank Operasional sebagai penampung
sementara yang kemudian oleh bank operasional akan ditransfer ke rekening
Korporat pada hari itu juga, sehingga tidak ada saldo yang mengendap.
Kerjasama antara personil yang terkait dalam aktivitas penerimaan kas sudah
dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Penerimaan kas yang berasal dari jasa telekomunikasi berada
68
dibawah Deputy Billing&Collection dan Deputy Finance Operation. Deputy
Billing&Collection membawahi Billing Management yang bertanggung
jawab mengelola billing atau tagihan kepada pelanggan maupun dari vendor.
Deputy Finance Operation membawahi Unit Finance Service yang
didalamnya terdapat Officer yang bertugas menerima, memverifikasi, dan
meng-input data atas transfer dari Bank Operasional ke Korporat.
Proses pengeluaran kas untuk biaya pemeliharaan harus melalui
otorisasi oleh pejabat yang memiliki wewenang atas setiap kegiatan. Mulai
dari verifikasi atas kelengkapan dokumen dari vendor, input data kedalam
sistem, otorisasi surat perintah bayar (SPB) hingga persetujuan pengeluaran
kas, semua dilakukan oleh personil yang kompeten disertai pengendalian
yang sesuai dengan kondisi didalamnya. Setiap kegiatan pasti memiliki risiko
namun
perusahaan
telah
mengantisipasi
dengan
cara
menerapkan
pengendalian-pengendalian yang dapat menghindari dan meminimalisir
terjadinya kesalahan dalam aktivitas pengeluaran kas.
4.2.2
Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penerimaan Kas
Penilaian risiko dilakukan berdasarkan aktivitas yang terjadi dalam proses
penerimaan kas, diantaranya :
1. Ketika Bank Operasional melakukan transfer ke Korporat, jumlah
transfer yang diterima ternyata tidak tepat, atau transfer dilakukan
tidak tepat waktu seperti mendekati akhir bulan.
2. Memo jurnal yang dibuat berdasarkan dokumen pendukung tidak
lengkap atau tidak akurat karena kesalahan personil.
69
3. Input data transfer dari pelanggan korporat tidak akurat atau tidak
lengkap.
4. Posting data transfer Bank Operasional ke Korporat tidak akurat
atau tidak lengkap.
Pengendalian yang dilakukan :
1. Asman Cash&Bank/Asman Financial Service/OM Financial
Service. Mereview hasil verifikasi Rekening Koran atas transaksi
transfer dari Bank Operasional ke Korporat dan menandatangani
Rekening Koran/bukti transfer.
2. Asman Cash&Bank/ Asman Financial Service/OM Financial
Service mereview memo jurnal dan tanda tangan pada memo
jurnal.
3. Pengendalian ini dilakukan oleh aplikasi. Aplikasi menolak input
data yang tidak lengkap (mandatory fields).
4. Manager
Cash
Operastion/OM
Financial
Service/Pejabat
berwenang. Mereview hasil posting dan menandatangani dokumen
hasil posting.
Pengeluaran Kas
Peniliaian risiko yang terkait didalam proses pengeluaran kas, diantaranya :
1. Dokumen pendukung dari vendor dan Checklist Pememeriksaan
Dokumen tidak lengkap atau tidak akurat.
2. Dokumen pertanggungan yang dikirim tidak lengkap atau tidak
akurat.
70
3. Dokumen pertanggungan yang diterima tidak lengkap atau tidak
akurat.
4. Terdapat duplikasi penginputan.
5. Posting tidak lengkap dan tidak akurat.
6. Proses dokumen pertanggungan pada SAP melebihi anggaran.
7. SPB yang dicetak tidak akurat.
8. SPB tidak absah, tidak akurat dan tidak diotorisasi oleh pejabat
berwenang.
Adapun risiko yang terkait dengan aplikasi SAP yang digunakan pada saat
mengolah informasi, diantaranya :
9. Terdapat SPB yang telah di-approve tetapi status belum berubah.
10. Nota transfer dicetak sebelum SPB di-approve.
11. Duplikasi pencetakan Nota Transfer Pembayaran dan Daftar
Transfer Pembayaran.
12. Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran dicetak
tidak lengkap atau tidak akurat.
Pengendalian yang dilakukan berdasarkan risiko yang disebutkan diatas :
1. Asman Verification/Pejabat berwenang mereview hasil verifikasi
kelengkapan
dan
keakuratan
dokumen
pendukung/dokumen
pertangungan, checklist pemeriksaan dokumen, dan otorisasi
checklist pemeriksaan dokumen.
2. Asman Financial Service mereview dokumen yang akan dikirim
dan menandatangani pengiriman dokumen.
71
3. Pengendalian ini dilakukan oleh aplikasi. Aplikasi menolak input
data yang tidak lengkap. OM Financial Service mereview
dokumen dan memberi tanda tangan pada Checklist.
4. Aplikasi menolak eksekusi jurnal yang tidak balance.
5. Aplikasi menolak memunculkan kekurangan anggaran untuk
masing-masing akun bila input melebihi anggaran.
6. Manager Cash Operation mereview hasil posting dan tanda tangan
pada dokumen hasil posting.
7. Pejabat berwenang mereview keakuratan SPB dan otorisasi.
8. SPB hanya bisa di-approve jika status SPB “0” (print).
9. Aplikasi secara otomatis meng-update status SPB pada saat
mencetak Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer
Pembayaran.
10. Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer Pembayaran tidak
bisa dicetak sebelum SPB di-approve.
11. Aplikasi menolak mencetak Nota dan Daftar Transfer Pembayaran
yang sama.
12. Pejabat berwenang mereview kelengkapan dan keakuratan Nota
dan Daftar Transfer pembayaran kemudian dibandingkan dengan
rekap Permintaan Pembayaran, serta otorisasi.
4.2.3 Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian yang akan dibahas adalah pengendalian yang
dilakukan terhadap proses penerimaan kas, dimulai sejak menerima bukti
transfer dan Rekening Koran hingga pencatatan memo jurnal. Serta aktivitas
72
pengendalian terhadap pengeluaran kas dimulai dari menerima dokumen
pertanggungan sampai dengan persetujuan untuk melakukan pembayaran.
1. Penelaahan kinerja (Performance appraisal)
Pengecekan independen dan pelaksanaan praktik yang sehat
Prosedur sistem penerimaan dan pengeluaran kas tidak akan berjalan
dengan baik apabila tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang
sehat dalam pelaksanaannya. Setiap harinya manajer mengawasi, mengecek,
mengotorisasi setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas beserta
dokumen-dokumen
yang
keluar.
Manajer
juga
mengawasi
kinerja
karyawannya agar tetap sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
perusahaan.
Pengecekan dan pengawasan dilakukan pada setiap proses yang
terjadi dalam penerimaan dan pengeluaran kas. Officer yang melakukan
pekerjaannya selalu direview oleh personil yang lebih tinggi jabatanya
sebelum melanjutkan ke proses berikutnya. Pengecekan dan pengawasan
dimulai sejak awal proses dengan tujuan tetap terjaga keakuratan data hingga
akhir proses sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan.
Pengecekan secara independen secara keseluruhan dilakukan oleh
internal audit. Internal audit yang dibentuk oleh perusahaan bertugas
melakukan evaluasi terhadap hasil CSA secara periodik. CSA adalah Control
Self Assessment (CSA) yang dilakukan setiap triwulan terhadap pengendalian
internal untuk mengukur tingkat kecukupannya serta menghasilkan
rekomendasi perbaikan baik terhadap rancangan maupun pelaksanaan
kegiatan didalam perusahaan.
73
2. Pengolahan informasi (Information processing)
Penerimaan Kas
Pengolahan informasi mengenai pencatatan dan pengawasan atas
transaksi penerimaan kas yang sudah berjalan adalah melalui suatu sistem
secara terpadu yaitu aplikasi SAP, melalui aplikasi ini seluruh penerimaan
kas yang berasal dari pembayaran jasa telekomunikasi dicatat dan diawasi
secara real time karena aplikasi ini sudah terintegrasi dengan jaringan
perbankan yang sudah melakukan kerjasama dengan PT. Telkom untuk
menampung pembayaran yang dilakukan pelanggan atas penggunaan jasa
telekomunikasi.
Secara teknis, pelaksanaan collecting penerimaan pembayaran
disamping langsung melalui loket bank yang sudah ada kerjasama dengan PT.
Telkom, juga dapat dilakukan melalui loket Plaza Telkom dan selanjutnya
harus disetorkan ke rekening perusahaan pada bank pemerintah yang
berfungsi
sebagai
penampung
seluruh
penerimaan,
demikian
juga
pembayaran yang diterima melalui loket Bank Operasional yang merupakan
collecting agent harus disetorkan secara langsung (daily transfer) ke rekening
perusahaan pada bank pemerintah yang berfungsi sebagai bank penampung
tersebut, jadi prinsipnya di Bank Operasional tidak ada saldo yang
mengendap.
Dalam pengolahan informasi terdapat pengendalian aplikasi yang
membantu untuk meyakinkan kelengkapan dan akurasi pengolahan transaksi,
otorisasi, dan validitas. Meskipun sistem yang digunakan oleh PT. Telkom
dalam mengolah informasi mengenai penerimaan kas sudah berjalan dengan
74
efektif dan efisien, namun masih ditemukan kelemahan pada proses
identifikasi atas pelanggan korporat yang melakukan pembayaran.
Kondisi :
Proses identifikasi pelanggan dilakukan oleh bagian treasury dan
bagian keuangan ketika di Rekening Koran tidak tertera nama pelanggan
yang sudah melakukan transfer. Ketidakjelasan identitas mengakibatkan uang
yang sudah masuk statusnya menjadi uang titipan meskipun secara cash
sudah masuk di rekening perusahaan, dan berdampak pada akun piutang
usaha belum bisa di clear pada saat itu. Apabila transaksi penerimaan terjadi
mendekati akhir bulan maka akan menyebabkan pos piutang pada buku besar
masih terbuka hingga kegiatan tutup buku akhir bulan.
Pos piutang usaha yang masih terbuka secara administrasi sebenarnya
akan menimbulkan dua hal :
a.
Mempengaruhi pencapaian kinerja unit kerja keuangan dalam hal
pengawasan dan pengendalian piutang usaha.
b.
Akan menjadi sampling objek audit dan ini sangat riskan menjadi
temuan catatan opini auditor.
Pengeluaran Kas
Pengolahan
informasi
terutama
mekanisme
pencatatan
dan
pengeluaran kas juga sudah didukung oleh penggunaan aplikasi SAP.
Berawal ketika perusahaan menerima tagihan dari vendor atas pekerjaan
pemeliharaan jaringan yang telah selesai dikerjakan. Surat tagihan disertai
dokumen pendukung yakni Berita Acara mengenai pekerjaan yang telah
dilakukan dan Faktur Pajak. Perusahaan, khususnya bagian
verifikasi
kemudian memverifikasi kelengkapan data lalu diserahkan ke bagian
75
Financial Service untuk mencetak Surat Perintah Bayar (SPB). Bagian
Cash&Bank melakukan pembayaran berdasarkan SPB dan menyerahkan
bukti transfer kepada vendor.
3. Pengendalian fisik (Physical controls)
a) Dokumen dan catatan yang memadai
Pengendalian internal yang baik atas dokumen dan catatan dapat
memberikan jaminan bahwa setiap transaksi sudah dijalankan dengan baik
sesuai prosedur. Kelengkapan dokumen akan menghasilkan informasi yang
teliti dan dapat dipercaya bahwa telah ada transaksi dengan bukti yang
memadai. Dokumen yang memadai adalah dokumen yang di otorisasi baik
dengan tanda tangan ataupun stempel oleh pejabat yang berwenang.
Penerimaan Kas
Berdasarkan
penelitian, diketahui bahwa Invoice akan berlaku
sebagai tanda terima pembayaran ketika transfer pelunasan oleh pelanggan
sudah diterima oleh perusahaan. Invoice tersebut berisi berisi nomor tagihan,
nama pelanggan disertai alamat dan nomor NPWP, tanggal pengukuhan,
tanggal invoice, tanggal jatuh tempo pembayaran, periode penggunaan jasa
telekomunikasi yang ditagih, jumlah total tagihan, dan Tanda Bea Materai
Lunas dengan sistem komputerisasi. Lembar invoice juga disertai beberapa
dokumen pendukung yaitu berkas Berita Acara yang berisi detil penggunaan
koneksi yang digunakan oleh pelanggan selama periode yang ditagihkan,
yang dibuat sebagai dasar penerbitan invoice dan pelunasan tagihan.
Pada saat pelanggan sudah melakukan pembayaran ke Bank
Operasional, maka Bank Operasional langsung mentransfer ke Bank
Perusahaan. Bank Operasional menyerahkan bukti transfer dan Rekening
76
Koran kepada perusahaan, untuk kemudian dibuatkan memo jurnal dalam
SAP perusahaan berdasarkan dokumen tersebut.
Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas untuk biaya operasi dan pemeliharaan jaringan terdiri
dari beberapa dokumen yang terkait, diantaranya :
1. Surat Kontrak. Surat persetujuan pengerjaan pemeliharaan
antara PT. Telkom dengan vendor.
2. Surat tagihan. Surat tagihan dari vendor untuk PT. Telkom.
3. Kuitansi/tanda terima uang. Kuitansi pembayaran dari PT.
Telkom kepada vendor.
4. Faktur pajak
5. Berita Acara uji terima barang untuk pekerjaan pemeliharaan
6. Lembar Justifikasi kegiatan (alasan mengapa kegiatan
dilakukan)
Dokumen-dokumen pendukung diatas akas diperiksa kelengkapannya
oleh bagian verifikasi kemudian diserahkan ke bagian Financial Service. Di
bagian Financial Service terjadi pengolahan data yang menghasilkan Surat
Perintah Bayar (SPB), setelah SPB diotorisasi oleh pejabat berwenang maka
akan dibuatkan dokumen Nota Transfer Pembayaran dan Daftar Transfer
Pembayaran.
Kondisi :
Dokumen pendukung yang diterima oleh perusahaan terkadang masih
kurang lengkap, sehingga pembayaran tidak bisa diproses hingga dokumen
dilengkapi.
77
b) Otorisasi atas transaksi
Penerimaan Kas
Otorisasi atas dokumen terkait peneriman kas, diantaranya :
1.
Invoice permintaan pembayaran kepada pelanggan, ditanda
tangani oleh Manager Payment & Collection.
2. Bukti transfer dari Bank Operasional dan Rekening Koran
diotorisasi oleh Operational Manager (OM) Financial Service.
3. Memo jurnal yang dibuat oleh Officer Financial Service direview
dan ditandatangani oleh OM Financial Service.
4. Dokumen hasil posting diotorisasi oleh Manager Cash Operation.
Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas untuk biaya operasi dan pemeliharaan jaringan terdiri
dari banyak dokumen yang terkait disertai otorisasi oleh bagian yang
memiliki wewenang, diantaranya :
1. Lembar
Justifikasi kebutuhan barang dan atau jasa yang
dibutuhkan untuk pemeliharaan jaringan, yang berisi unit kerja,
nama kegiatan, dan total nilai yang dibutuhkan. Lembar justifikasi
dibuat oleh Officer-3 Administrasi, diperiksa oleh petugas Support
Service, dan disertai lembar persetujuan.
2. Lembar form kebutuhan barang atau jasa dan rinciannya, yang
berisi nama barang dan jasa, jumlah yang diperlukan, serta total
harga. Form ini dibuat oleh petugas Network dan disetujui oleh
Manajer Area, kemudian diproses oleh Officer-1 Network &
Accounting.
78
3. Nota, yang ditujukan kepada pihak ketiga yang diberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan pemeliharaan.
4. Berita Acara, Surat permohonan pembayaran, Faktur pajak atas
selesainya pekerjaan oleh vendor. Tagihan ditujukan kepada PT.
Telkom.
5. Lembar verifkasi pajak. Sebagai verifikator adalah Officer-2
Financial Service dan Manajer Finanial Service sebagai reviewer.
6. Surat Perintah Bayar (SPB) dari PT. Telkom kepada vendor.
Dokumen penagihan disahkan oleh Officer-1 Financial Service
dan disetujui oleh Manajer Financial Service.
4. Pemisahan fungsi
Pemisahan fungsi menjelaskan bahwa tidak ada karyawan yang
melakukan pekerjaan ganda, antara bagian transaksi dan pencatatan
dipisahkan, begitu juga dengan yang lainnya. Pemisahan fungsi dilakukan
agar setiap bagian pekerjaan dapat berjalan dengan efektif, dan efisien
sehingga tujuan perusahaan tercapai.
Terdapat pemisahan fungsi antara fungsi penerimaan pembayaran dari
jasa telekomunikasi dengan fungsi pengeluaran kas untuk beban operasional
dan pemeliharaan sarana telekomunikasi (BODP).
Secara umum, pemisahan fungsi dapat dijelaskan seperti berikut :
Kegiatan pengeluaran kas ini dilakukan oleh satuan Unit Fungsional Logistik
(Bagian Pengadaan Barang) dan Unit Keuangan yang terdiri dari bagian
verifikasi, financial service, kas&bank, dan akuntansi. Masing-masing
bertugas menerima, memeriksa, dan memverifikasi kelengkapan dokumen
pendukung dan mencetak SPB. Setelah direview keakuratan SPB, bagian
79
keuangan (kas&bank) melakukan transfer pembayaran kepada vendor disertai
Nota dan Daftar Transfer Pembayaran. Bagian Akuntansi melakukan posting
jurnal dan member cap “PAID” pada berkas yang sudah dibayar.
Dapat dilihat bahwa sudah terdapat pemisahan fungsi dengan baik
antara Unit Fungsional Logistik dengan Unit Keuangan. Sedangkan untuk
penerimaan kas dari jasa telekomunikasi, fungsi penagihan dan pencatatan
sudah dilakukan secara terpisah. Fungsi Billing Management mengelola
tagihan ke pelanggan maupun dari vendor, dan Fungsi Cash&Bank
memeriksa rekening perusahaan apakah pelanggan sudah melakukan
pembayaran, kemudian membuat memo jurnal dan menginput data, dan
terakhir melakukan rekonsiliasi saldo bank.
Penerimaan Kas
Fungsi secara personil yang terkait penerimaan kas adalah fungsi
Cash&Bank dan Financial Service.
1. Officer Cash&Bank/ Officer Financial Service
 Menerima Rekening Koran dan bukti transfer dari Bank
Operasional.
 Memverifikasi transaksi atas transfer bank dari Bank Operasional
ke Korporat untuk dibandingkan dengan rekening Koran.
 Melakukan klarifikasi transaksi transfer harian yang belum
dilakukan oleh Bank Operasional.
 Membuat memo jurnal berdasarkan dokumen pendukung yang
diterima.
2. Officer Cash&Bank/ Officer-1 Financial Service
 Menginput data atas transfer Bank Operasional ke Korporat.
80
 Mencantumkan nomor dokumen pada memo jurnal atau dokumen
pendukung.
3. Asman Cash&Bank/ Officer-2 Financial Service/ Pejabat berwenang
 Mereview hasil input
 Melakukan posting dokumen data atas transfer Bank Operasional
ke Korporat kedalam SAP.
Pengeluaran Kas
Fungsi-fungsi yang terkait dalam aktivitas pengeluaran kas terdiri dari fungsi
Verification, Verification&Tax, Financial Service, Cash&Bank, dan fungsi
Akuntansi.
1. Verification
 Menerima dokumen pendukung
 Memvalidasi keabsahan dokumen pendukung
 Membuat dan memverifikasi Checklist Pemeriksaan Dokumen
2. Verification&Tax
 Mengirimkan dokumen yang telah diverifikasi beserta checklist ke
Financial Service
 Mencatat pengiriman dokumen dalam log book
3. Financial Service
 Menerima dokumen yang telah diverifikasi
 Input dokumen kedalam SAP
 Melakukan review hasil input dan melakukan posting ke SAP
 Memproses dan mencetak SPB untuk ditandatangani oleh pejabat
berwenang
4. Cash & Bank
81
 Membuat dan mencetak perintah pembayaran berupa Nota dan
Daftar Transfer Pembayaran
 Mengirimkan Nota dan Daftar Transfer Pembayaran ke Bank
5. Akuntansi
 Posting jurnal pembayaran (mengupdate status SPB)
 Member cap “PAID” dan “Tanggal Bayar” pada Nota dan Daftar
Transfer Pembayaran
Pemisahan fungsi antara aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
dilakukan untuk menghindari dan meminimalisir terjadinya kecurangan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas, pemisahan tugas pada PT
Telkom sudah berjalan dengan baik. Pembagian tugas pada perusahaan
sangat mendukung kinerja atas perusahaan karena sudah dengan jelas tertulis
dalam struktur organisasi perusahaan. Setiap fungsi sudah melakukan
tugasnya sesua dengan jobdesk masing-masing sehingga mendukung
tercapainya tujuan perusahaan.
4.2.4 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi mengenai seluruh aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
sudah terkomputerisasi dan mengacu pada ketentuan SAP terkait untuk
bagian finansial. Mekanisme pencatatan atas transaksi penerimaan kas yang
sudah berjalan adalah melalui sistem aplikasi SAP tersebut, melalui aplikasi
ini seluruh penerimaan kas yang berasal dari pembayaran jasa telekomunikasi
dicatat dan diawasi karena aplikasi ini sudah terintegrasi secara terpadu.
Penggunaan sistem informasi pada PT. Telkom memberikan
keunggulan penggunaan yang powerfull, cepat, akurat, transparan, dan less
manually. Namun demikian, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
82
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT. Telkom ditemukan bahwa
masih sering terjadi ketika perusahaan mencetak Rekening Koran untuk
melihat pembayaran yang sudah dilakukan oleh pelanggan, tidak tertera nama
perusahan melainkan hanya nomor rekening.
Terutama jika pembayaran
yang dilakukan mendekati akhir bulan, mengakibakan akun Piutang Usaha
belum bisa di clear pada saat itu walaupun uang secara cash sudah masuk ke
rekening PT. Telkom tetapi statusnya adalah uang titipan dan belum diakui
pendapatan.
Penelusuran atas pembayaran yang diterima dari pelanggan dilakukan
secara harian, namun apabila transaksi penerimaan terjadi mendekati akhir
bulan dan identifikasi masih belum jelas, maka akan mengakibatkan pos
piutang pada buku besar masih terbuka pada tutup buku akhir bulan.
4.2.5
Pemantauan (Monitoring)
Penerimaan Kas
Seluruh penerimaan kas yang berasal dari pembayaran jasa
telekomunikasi diawasi secara real time melalui sistem. Kegiatan monitoring
untuk aktivitas penerimaan kas secara otomatis melalui database pelanggan
yang dimiliki perusahaan. PT. Telkom memiliki database pelanggan retail
dan wholesale, pelanggan retail adalah pelanggan yang menggunakan telepon
tetap, pelanggan wholesale adalah perusahaan yang menyewa jaringan untuk
kepentingan usahanya, contohnya untuk menghubungkan perusahaan pusat
dengan cabang didaerah tertentu. Untuk pelanggan retail, setiap tanggal 20
sistem akan menunjukkan pelanggan yang sudah dan belum membayar
tagihan, apabila ada pelanggan yang belum membayar tagihannya maka akan
diblokir. Sedangkan
untuk pelanggan wholesale, PT. Telkom tidak bisa
83
dengan mudah memutuskan sambungan jaringan karena akan menimbulkan
masalah baru. Maka dari itu, pendekatan yang dilakukan diantaranya
negosiasi mengenai masalah penyebab keterlambatan bayar.
Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas yang bersifat pembayaran kepada pihak ketiga yaitu
untuk biaya operasional pemeliharaan jaringan, dari sejak dokumen tagihan
ditujukan ke Telkom, maka perusahaan mempunyai waktu 14 hari untuk
membayar, semua ketentuan sudah ada di SAP. Adapun pengeluaran kas
yang bersifat internal contohnya penggantian imprest fund, perusahaan
mempunyai peraturan tersendiri yakni waktu 4 hari, semua ketentuan ada di
SLA (Service Level Agreement).
Dokumen-dokumen yang terkait pengeluaran kas diotorisasi oleh
personil yang berwenang, oleh karena banyaknya dokumen yang harus
diotorisasi dapat mengakibatkan personil kelelahan dan kurang cermat dalam
menanggapi
dokumen-dokumen
tersebut
sehingga
perlu
dilakukan
pengecekan lagi oleh pihak yang independen atas kinerja setiap personil.
Perusahaan
menerapkan
pengendalian
dalam
hal
ini
dengan
cara
menempatkan personil yang kompeten dan memiliki integritas yang tinggi
terhadap pekerjaannya sejak awal. Setiap triwulan auditor internal juga
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pengendalian internal
perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat diperoleh kesimpulan
bahwa kegiatan pemantauan terhadap aktivitas penerimaan dan pengeluaran
kas sudah dilakukan dengan baik oleh perusahaan, dan sudah berjalan dengan
84
efektif dan efisien sesuai dengan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan
guna mendukung pencapaian tujuan dan target perusahaan.
4.3
Pembahasan
Sistem pengendalian pada penerimaan dan pengeluaran kas pada PT
Telkom Tbk sudah melalui bank sehingga pengendalian terhadap kas sudah
berjalan dengan baik. Namun demikian, disamping pengendalian terhadap kas
juga terdapat pengendalian pada personil yang berkaitan dengan aktivitas
penerimaan dan pengeluaran kas. Terutama pada proses pengeluaran kas,
diperlukan dokumen-dokumen sebagai bukti sebelum melakukan pengeluaran.
Kegiatan otorisasi atas dokumen termasuk kegiatan yang sulit dengan begitu
banyaknya dokumen yang keluar setiap hari yang membutuhkan perhatian
serta otorisasi oleh personil yang diberikan wewenang oleh perusahaan.
Dikatakan sulit karena memeriksa setiap lembar dokumen adalah kegiatan
yang menjemukan, personil dapat dengan mudah memberikan tandatangannya
karena terlalu lelah untuk mengecek setiap lembar dokumen yang diberikan.
Dengan demikian, perusahaan menerapkan pengendalian dengan cara
menempatkan personil yang kompeten, jujur, serta memiliki integritas yang
tinggi terhadap pekerjaannya. Perusahaan juga melakukan pengecekan
independen pada setiap aktivitas yang dilakukan dan pemantauan oleh auditor
internal sebagai dasar evaluasi terhadap pengendalian internal perusahaan.
Secara keseluruhan, evaluasi yang dilakukan terhadap pengendalian
internal
yang diterapkan oleh PT. Telekomunikasi
Indonesia
telah
menunjukkan kualitas yang baik. Pengendalian internal yang diterapkan oleh
perusahaan sudah sesuai berdasarkan COSO Internal Control Framework
85
mengenai lima komponen pengendalian secara teori dan praktek. Kelemahan
yang terdapat dalam aktivitas pengeluaran kas seperti dokumen dari vendor
yang kurang lengkap tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap
pelaksanaan proses pengeluaran kas secara keseluruhan, namun apabila
kejadian ini terjadi terus menerus maka akan menghambat pelaksanaan
pekerjaan dan menjadi tidak efektif dan efisien. Perusahaan terus menegaskan
akan pentingnya kelengkapan dokumen pada setiap proses pengeluaran kas,
sejauh ini kelemahan tersebut dapat diatasi dengan pengendalian oleh sistem
yang tidak akan berjalan apabila data yang diinput tidak lengkap dan
pengendalian manual yang dilakukan oleh personil dalam mereview setiap
proses.
Permasalahan pada sistem penerimaan kas masih sering terjadi dan
mempengaruhi kinerja bagian treasury dan keuangan perusahaan. Proses
identifikasi pelanggan yang tidak mencantumkan nama ketika melakukan
pembayaran mengurangi efektifitas dan efisiensi pada bagian treasury dan
keuangan. Terutama pelanggan yang melakukan pembayaran mendekati akhir
bulan, maka akan mengakibatkan akun piutang belum bisa di clear dan status
kas yang masuk ke perusahaan adalah uang titipan.
86
Download