FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS FATMAWATI MADYA SP2FER S ENDOMETRIOSIS Telah banyak hipotesa diajukan untuk menerangkan patogenesis endometriosis, tapi hingga kini belum ada satupun teori yang dapat menjelaskan secara keseluruhan kejadian endometriosis. PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS Endometrial tissue and cell reflux Mesothellium Other cell types M a eta pl Bone marrow : -mesenchymal -hematopoietic stem cells -endothelial precursor as i ENDOMETRIOSIS du n I n it o c -Muller rests -Wolf rests E2 -environment -inflammation -genetics Theories regarding endometriosis pathogenesis. Burney. Pathogenesis and pathophysiology of endometriosis. Fertil Steril 2012. 3 -lymphatic spread -Hematogenous spread Dikutip dari Jacob Imunologi endometriosis Endometriosis diasosiasikan dengan perubahan pada mediasi-sel dan imunitas humoral Ditunjukkan bahwa tanggapan imun yang lemah menyebabkan pemindahan sisa menstrual yang tidak efektif yang dapat menjadi faktor kausatif dalam perkembangan penyakit. Sampai saat ini endometriosis sebagai kelainan imunologis masih diperdebatkan Interaksi antara endometrium dan peritoneum Endometrium menempel pada peritoneum Kemampuan lesi endometriosis sel & jaringan terdapat protein Integrin dan Kadherin Endometrium cell-adhesion mollecules (CAMs) tidak memperlihatkan peran fungsi CAMs dalam perekatan ke endometrium Perubahan imunobiologi dan teori sampson pada endometriosis 5 langkah yang diusulkan peneliti dalam perkembangan Endometriosis : 1. melengketnya sel-sel endometritik pada permukaan peritoneum 2. Invasi sel-sel endometritik kedalam mesotelium 3. Rekruitmen sel2 inflamasi pada daerah implantasi 4. Terjadi angiogenesis disekitar daerah implantasi sel-sel endometritik 7 5. Terjadi proliferasi sel-sel endometritik sebagai endometriosis STADIUM PERKEMBANGAN ENDOMETRIOSIS Tahap-tahap angiogenesis FASE Aktifasi sel endotel dan perisit. Degradasi basal membrane dan migrasi sel endotel. Proliferasi dan diferensiasi sel endotel. Pembetukan ulang basal membran. Maturasi dan stabilisasi vascular. Dikutip dari Felmeden et al PROSES YANG TERJ ADI Perubahan morfologi sel endotel dengan menyiapkan diri untuk terjadinya proliferasi dan sekresi, vasodilatasi lokal, peningkatan permeabilitas, akumulasi fibrin ekstra vascular. Stimulasi angiogenik menyebabkan proses proteolitik basal membrane vascular. Factor kemostatik yang diproduksi oleh fibroblast, monosit, dan platelet merangsang sel endotel bermigrasi dan menyebar. Mitogen yang diproduksi secara lokal merangsang sintesis dan mitosis dari DNA sel endotel. Menurunnya proliferasi sel endotel dan terkaitnya kembali selsel menyebabkan peningkatan pemmbentukan lumen. Maturasi pembuluh darah terjadi karena pembentukan ulang basal membran oleh endotel dan perisit. Remodeling kapiler terjadi dengan stabilisasi dan regresi. 11 PERUBAHAN IMUNOLOGIS PADA ENDOMETRIOSIS Sistem pertahanan tubuh tersebut terdiri dari : • Sistem imun non spesifik (alamiah) terdiri dari pertahanan fisik dan mekanik, petahanan biokimiawi, pertahanan humoral dan pertahanan selular • Sistem imun spesifik (didapat) • Sistem imun spesifik humoral yang berupa limfosit B dan sel B • Sistem imun spesifik selular berupa limfosit T. PERUBAHAN IMUNOLOGIS PADA ENDOMETRIOSIS PERUBAHAN KOMPONEN IMUNOLOGI PADA ENDOMETRIOSIS PERUBAHAN KOMPONEN IMUNOLOGI PADA ENDOMETRIOSIS Teori yang berkembang saat ini adalah bahwa endometriosis sebagai proses inflamasi pelvis dengan perubahan fungsi sel yang berkaitan dengan kekebalan dalam lingkungan peritoneum. Cairan peritoneum (CP) penderita endometriosis mengalami peningkatan jumlah makrofag aktif yang menyekresi berbagai produk lokal seperti faktor-faktor pertumbuhan, sitokin, dan petanda tumor. Interleukin-6 (IL-6), IL-8 dan Matrix metalloproteinase (MMP) yang meningkat dikaitkan dengan proses implantasi jaringan endometriosis. Angiogenesis memberikan kemampuan sel endometriosis untuk berpoliferasi, diperantarai oleh peningkatan kadar Vascular endothelial growth factor (VEGF). Sementara perkembangan jaringan endometriosis juga disebabkan oleh sitokin seperti IL- dan tumor necrosis factoralpha (TNF-α). AKTIVITAS MAKROFAG 1. Memproses antigen dan mempresentasikan kepada 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. limfosit. Memproduksi IL-1 dan mengaktivasi limfosit. Memproduksi sitokin dan mengaktivasi respon makrofag-makrofag. Menstimulasi produksi promonosit dan monosit dan mengaktivasi makrofag pada rongga peritoneum. Memproduksi TNF, prostaglandin dan faktor-faktor komplemen. Memfagositosis sel Target dan mengaktifasi sitotoksik. Perusakan jaringan. Pembentukan perlekatan dan penyelamatan GROWTH HORMON Platelet derived growth factor. Hormon ini bertanggung jawab atas terjadinya inflamasi dan proses mitogen untuk fibroblas dan sel angiogenik. Transforming growth factor. Faktor pertumbuhan ini mempunyai aktivitas sebagai mitogen pada sel endometriosis yang berperan dalam inflamasi dan memelihara kehidupan endometriosis. Transforming growth factor α (TGF -α) Hormon ini mengikat reseptor EGF, menstimulasi proliferasi pada sel-sel stroma. Hormon ini juga menginduksi terjadinya endometriosis, bersifat GROWTH HORMON Epidermal growth factor (EGF) EGF ini menginduksi proliferasi dari sel endometrium. Sel U 937 Sel dengan aktifitas mitogen untuk fibroblas dan sel otot-otot polos. Vaskular endothelial growth factor. Merupakan glikoprotein yang mempromosikan sel endometrium tumbuh pada invivo dan menginduksi terjadinya angiogenesis. Sel B peritoneal dan imunoglobulin Sejak 10 tahun yang lalu telah diperkirakan pasienpasien dengan endometriosis mempunyai autoantibodi dan IgG yang utama. Kosentrasi autoantibodi ini berbanding terbalik dengan luasnya penyakit. Pada pasien endometirosis dapat kita dapatkan antibodi antiendometrial yang titernya berkolerasi dengan derajat beratnya penyakit. Gleicher dkk, menyatakan bahwa sindroma autoimun ini disebabkan oleh sel B poliklonal teraktifkan. Pada analisis immunophenityping didapatkan sel mononuklear di zalir peritoneal tetapi tidak memperhatikan perubahan kuantitatif pada populasi sel B. Proporsi sel B pada zalir peritoneal tidak berhubungan dengan beratnya endometriosis . Sel Natural Killer (NK) Oosterlynck dkk melaporkan tidak efektifnya aktivitas sel NK pada pasien endometriosis menyebabkan gangguan pembersihan debris darah haid dan jaringan endometriosis Fungsi sel NK kemungkinan diatur oleh sekret dari makrofag dan limfosit T. Sel T sel T terlibat dalam sistem imun untuk menolak transplantasi homologous terdapat beberapa perubahan fungsi sel T terjadi pada wanita dengan endometriosis Perubahan tersebut bukan karena jumlah yang menurun melainkan fungsinya berkurang Beberapa studi menyatakan rasio Th/Ts (CD4/CD8) meningkat pada darah perifer dan zalir peritoneal pada penderita endometriosis Di bawah pengaruh makrofag melalui sitokin, bagian dari sel T (Th 1 dan Th 2) dapat berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel yang aktif, tetapi adanya pengaruh dari IL-10 yang banyak terjadi penekanan pada Th 1 RINGKASAN Walaupun belum jelas apakah ketidaknormalan imunologik ini adalah penyebab atau akibat dari penyakit tersebut, tapi hampir dipastikan mereka memainkan peranan penting dalam patogenesis endometriosis. Adanya gangguan sistem imun merupakan salah satu dasar terjadinya endometriosis. Pada penderita endometriosis terjadi penekanan aktivitas sel NK dan limfosit T. Endometriosis peritoneal dengan ragam tampilannya berbedabeda sesuai tahap evolusinya. Lesi merah merupakan lesi yang teraktif dan paling banyak mengandung pembuluh darah.