BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kredit Apabila kita tinjau dari istilah kredit, perkataan kredit bukan merupakan perkataan yang asing bagi masyarakat kita, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pengertian kredit itu sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam, yang berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti kepercayaan atau “Credo” yang berarti saya percaya dan dalam bahasa latin “Creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Oleh karena itu dasar dari pemberian kredit adalah kepercayaan, dimana seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit atau kreditur percaya bahwa penerima kredit atau debitur dimasa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan baik berupa barang, uang ataupun jasa. Kredit merupakan salah satu usaha pokok bank yang mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam kehidupan perekonomian suatu Negara. Kredit yang selektif dan terarah dapat menunjang terlaksananya pembangunan suatu Negara sehingga bermanfat bagi masyarakat sebaliknya kredit yang tidak terarah dan tidak terencana akan menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap perekonomian suatu Negara. 8 Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan arti kredit adalah suatu perjanjian antara kedua belah pihak baik tertulis maupun tidak tertulis dimana pihak penerima kredit memberikan prestasi berupa bunga kepada fihak lain atau pemberi kredit, dengan jangka waktu tertentu dengan cara mencicil. Pengertian kredit diatas bila dikaitkan dengan Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan Bab I pasal 1 yang dimaksud kredit adalah : “Penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan fihak lain yang mewajibkan fihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.” Dari perumusan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu : • Adanya suatu penyerahan uang tagihan atau dapat juga barang yang menimbulkan tagihan tersebut pada fihak lain dengan harapan memberi pinjaman ini bank akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga sebagai pendapatan bagi bank yang bersangkutan. • Didasarkan pada suatu perjanjian yang saling mempercayai kedua belah fihak akan mematuhi kewajibannya masing-masing. • Adanya kesepakatan pelunasan hutang dan bunga yang akan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama. 9 Didalam fungsinya sebagai bank, BRI Unit Kembangan menyalurkan kredit yang di kenal dengan Kredit Umum Pedesaan atau disingkat Kupedes yang dapat dilayani dalam mata uang rupiah. Kupedes adalah kredit yang bersifat umum, individual, selektif dan berbunga wajar yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan usaha mikro yang layak. 2.2 Batasan dan Ruang Lingkup Perkreditan Dalam melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat dan untuk menghindari maupun memperkecil suatu resiko kredit yang akan terjadi maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat-syarat bank tehnis atau lebih dikenal dengan prinsip 5C yaitu : 1. Character (Sifat) Seperti diuraikan diatas bahwa dasar pemberian kredit adalah kepercayaan dimana dalam hal ini keyakinan dari fihak bank bahwa si peminjam mempunyai moral, watak maupun sifat-sifat pribadi yang baik yang dapat bekerja sama dengan didukung rasa tanggung jawab yang besar baik dalam kehiudupan pribadi sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat diketahui dari prinsip pertama ini. Manfaat dari penilaian segi karakter ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta itikad baik dari si peminjam untuk memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya. 10 Adapun beberapa petunjuk bagi bank agar memperoleh gambaran tentang karakter dari calon peminjam dapat ditempuh melalui cara sebagai berikut : ♦ Mengenal dari dekat, yang dapat dilakukan dengan tehnik wawancara mengenai data-data yang diperlukan. ♦ Meneliti daftar riwayat hidup calon debitur. ♦ Mengumpulkan keterangan mengenai aktifitas debitur dalam perbankan. ♦ Mengumpulkan keterangan dan meminta pendapat dari rekanrekannya, pegawai, saingannya mengenai reputasi dan kebiasaan pribadi. ♦ Meminta informasi dari bank ke bank lain sebanyak-banyaknya dan kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon nasabah tersebut bergabung. ♦ Meneliti apakah calon debitur tersebut juga anggota atau sering datang ke rumah-rumah perjudian. ♦ Mengamati sejahu mana ketentuan kerjanya,hobi yang dipunyai apakah senang berfoya-foya 2. Capacity (Kemampuan) Yang dimaksud disini adalah suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi setiap kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukan ataupun akan dilakukannya yang dibiayai dengan kredit bank. 11 Jadi manfaat penelitian dari capacity adalah untuk menilai sejauh mana hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut akan mampu melunasinya tepat pada waktu yang telah ditentukan dan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatinya. Penilaiaan capacity ini dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut : ♦ Pendekatan historis, yaitu dengan menilai dari segi penampilan usaha dari nasabah yang bersangkutan apakah usaha yang dijalankannya banyak mengalami kegagalan atau sebaliknya menunjukkan perkembangan yang semakin maju dari waktu ke waktu. ♦ Pendekatan finansial, yaitu dengan menilai posisi neraca dan laporan perhitungan rugi/laba untuk mengetahui beberapa periode terakhir yaitu untuk menunjukan berapa besarnya solvabititas, likuiditas, dan rentabilitas usaha dan tingkat resiko usahanya. ♦ Pendekatan edukasional, untuk menilai latar belakang pendidikan para pengurus perusahaan calon debitur. ♦ Pendekatan yuridis, yaitu menilai apakah calon debitur tersebut secara yuridis mempunyai kapasitas untuk mewakili dirinya maupun badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan ikatan perjanjian kredit pada bank. ♦ Pendekatan managerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah dalam masalah fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaannya. 12 ♦ Pendekatan tehnis, yaitu untuk menilai sampai sejauh mana kamampuan calon debitur dalam mengolah faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan kerja, mesin-mesin, administrasi dan keuangan bahkan sampai pada kemampuan untuk merebut market share. 3. Capital (Modal) Yang dimaksud disini adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Besar kecilnya capital itu dapat dilihat dari neraca perusahaan yaitu pada komponen “owner equity”, laba yang ditahan, atau dapat juga dilihat dari akta pendirian dan akte perubahan untuk perusahaan perorangan yang dari daftar kekayaan yang bersangkutan dikurangi dengan hutang hutang yang diterimanya. Jadi disini bank harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah hutang dan jumlah modal sendiri maka selain bank dapat melakukan analisa rasio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas rentabilitas dari perusahan calon penerima kredit. 4. Collateral (Jaminan) Yang dimaksud dengan collateral ini yaitu barang-barang jaminan yang akan diserahkan oleh peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat penilaian dari segi collateral yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal. Padahal hakekatnya bentuk jaminan ini dapat 13 bermacam-macam tidak saja berbentuk kebendaan yang berwujud secara fisik tetapi juga jaminan yang tidak berwujud kebendaan seperti rekomendasi. Penilaian terhadap collateral ini harus ditinjau dari dua sudut yaitu : ♦ Sudut Ekonomisnya yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan dijaminkan. ♦ Nilai yuridisnya yaitu apakah barang-barang jaminan tersebut memenuhi sarat-sarat yuridis untuk dipakai sebagai barang jaminan. Sedangkan untuk penilaian jaminan yang tidak berwujud kebendaan harus dilihat dari bonafiditas dari pemberi jaminan dan reputasi bisnisnya. Penilaian ini dapat dilakukan dengan : ♦ Meneliti mengenai kepemilikan jaminan tersebut. ♦ Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relatif singkat tanpa mengurangi nilainya. 5. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi) Yang dimaksud dengan Condition of Economy yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perkonomian pada suatu saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. Adapun manfaat dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kondisi-kondisi yang menpegaruhi perekonomian suatu negara atau suatu daerah yang akan memberikan dampak yang bersifat positif maupun 14 dampak yang bersifat negatif terhadap perusahaan yang memperoleh kredit tersebut, dengan memperhatikan : ♦ Keadaan Ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon peminjam. ♦ Kondisi usaha calon peminjam, perbandingan dengan usaha sejenis lainnya di daerah dan lokasi lingkungannya. ♦ Kedaan pemasaran dari hasil usaha calon peminjam. ♦ Prospek usaha dimasa yang akan datang untuk kemungkinan bantuan kredit dari bank. 2.3 Jenis-jenis kredit Secara garis besarnya kredit yang diberikan untuk para pengusaha ada dua macam yaitu kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi yang penggunaannya tidak lain adalah untuk meningkatkan usaha agar lebih maju dan berkesinambungan bagi perusahaan. 1.) Kredit untuk modal kerja, Adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, untuk perkembangan usahanya. Kebutuhan kredit modal kerja suatu perusahaan tidak selalu sama antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain, karena kebutuhan kredit modal kerja sangat tergantung pada : 15 a. Sifat atau jenis usaha pada umumnya b. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang untuk dijual dan harga satuan barang. c. Volume dan tingkat penjualan. d. Syarat-syarat pembelian dan penjualan. e. Perputaran persediaan. f. Perputaran piutang. g. Siklus usaha. h. Tingkat resiko atas kemungkinan menurunnya nilai aktiva lancar. 2). Kredit investasi Adalah kredit-kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pembelian barang-barang modal yaitu tidak habis dalam satu putaran usaha maksudnya proses dari pengeluaran uang kas dan kembali menjadi uang kas tersebut akan memakan jangka waktu yang cukup panjang setelah melalui beberapa kali perputaran. Secara spesifik bentuk kredit investasi antara lain : ♦ Membeli tanah untuk industri pertambangan dan perkebunan ♦ Membeli mesin-mesin dan alat-alat angkutan ♦ Merenovasi dan membuat tempat usaha baru Untuk setiap batas wewenang pemberian kredit, maka diciptakan beberapa batasan tentang wewenang dalam pemutusan kredit sesuai dengan kemampuan dari masing-masing jenjang jabatan yang ada dalam bank yang bersangkutan. Tingkatan tersebut tergantung dari bentuk struktur organisasi 16 masing-masing bank yang bersangkutan, maka urutan-urutan pembagian kredit menurut wewenang tersebut dapat dibagi sebagai berikut : ♦ Kredit atas dasar wewenang cabang pembantu, yaitu suatu jenis kredit dengan jumlah tertentu yang dapat diberikan oleh cabang pembantu. ♦ Kredit atas dasar wewenang keputusan cabang. ♦ Kredit atas dasar wewenang keputusan kepala kantor wilayah. ♦ Kredit atas dasar wewenang keputusan kantor pusat. ♦ Kredit atas dasar wewenang keputusan Bank Indonesia. ♦ Kredit atas dasar keputusan komite kredit. 2.4 Fungsi Kredit Pada dasarnya fungsi kredit adalah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan memperlancar produksi serta jasa-jasa yang semuanya itu pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Drs. Muchdarsyah Sinungan mengemukakan bahwa secara garis besar fungsi kredit adalah : 1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari modal (uang) Dalam hal ini para penabung (nasabah) menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, deposito atau tabungan. Uang tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktifitas. Para pengusaha menikmati kredit dari bank untuk memperluas atau memperbesar usahanya baik untuk peningkatan produksi, perdagangan maupun untuk renovasi usaha (Diversifikasi) dengan memulai usaha baru. 17 Pada asasnya melalui kredit terdapat suatu usaha peningkatan produktifitas secara menyeluruh. Dengan demikian dana mengendap di bank tidaklah diam dan dapat disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat, baik untuk masyarakat maupun pengusahan itu sendiri. 2. Kredit meningkatkan daya guna sesuatu barang. Produsen dengan bantuan kredit bank dapat memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga kegunaan dari barang tersebut meningkat. Misalnya peningkatan daya guna kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak atau minyak goreng. Produsen dengan bantuan kredit dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang lebih bermanfaat. Pemindahan barang-barang tersebut tidaklah dapat diatasi oleh keuangan para distributor saja dan oleh karena itu mereka memerlukan bantuan permodalan dari bank berupa kredit. 3. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Kredit yang disalurkan melalui rekening-rekening koran para pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti Cek, Bilyet Giro, Wesel, Promes dan sebagainya. Melalui kredit peredaran uang kartal dan uang giral akan lebih berkembang karena kredit dapat menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga uang akan bertambah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. 18 4. Kredit meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat. Pada dasarnya setiap manusia adalah mahluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi yaitu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usahanya sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuan. Oleh karena itu manusia selalu berusaha dengan segala daya untuk memenuhi kekurangmampuannya yang berhubungan dengan manusia lain yang mempunyai kemampuan yang lebih baik. Atas dasar itulah, maka pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna meningkatkan usahanya. Bantuan kredit yang diterima pengusaha dari bank inilah yang kemudian digunakan untuk memperbesar volume usaha dan produktifitas usahanya. Kredit yang telah diterima pengusaha harus diangsur sampai dengan lunas, sehingga untuk menutupi angsuran tersebut diperlukan usaha yang sungguh-sungguh. 5. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi. Pada keadaan ekonomi yang kurang baik, langkah-langkah stabilitas ekonomi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha antara lain misalnya, pengendalian Inflasi, peningkatan Ekspor, rehabilitasi prasarana, serta pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat untuk menekan arus inflasi serta usaha-usaha pembangunan ekonomi maka kredit bank memiliki peranan yang sangat penting. 19 Dalam setiap transaksi kredit harus benar-benar diarahkan dan dijalankan untuk menutup kemungkinan usaha-usaha yang spekulatif. 6. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional. Bagi para pengusaha yang memperoleh kredit tentu saja berusaha untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha ini berarti peningkatan Profit. Bila keuntungan ini secara kumulatif dikembangkan lagi dalam arti kata dikembalikan ke dalam struktur permodalan, maka peningkatan akan berlangsung terus-menerus. Dengan pendapatan yang terus-menerus meningkat, berarti pajak perusahaan akan terus bertambah. Di lain pihak kredit yang disalurkan untuk merangsang pertambahan kegiatan ekspor yang akan menghasilkan devisa keuangan negara dan akan dapat diarahkan pada usaha-usaha kesejahteraan ataupun ke sektor-sektor lain yang lebih berguna. Apabila rata-rata pengusaha atau pemilik modal mengalami peningkatan pendapatan, maka pendapatan negara melalui pajak akan bertambah, penghasilan devisa bertambah dan penggunaan devisa untuk urusan konsumsi berkurang, sehingga langsung atau tidak langsung melalui kredit pendapatan nasional akan bertambah. 7. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi Internasional. Bank sebagai badan usaha yang memberikan kredit tidak saja bergerak didalam negeri tapi juga diluar negeri. Negara-negara kaya yang kuat ekonominya, demi persahabatan antar negara banyak memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang berkembang atau sedang 20 membangun. Bantuan-bantuan tersebut tercermin dalam bentuk bantuan kredit dengan syarat-syarat ringan yaitu bunga yang relatif murah dan jangka waktu penggunaan yang cukup panjang. Melalui bantuan kredit antar negara yang istilahnya seringkali didengar sebagai kredit G to G (Government to Government). Maka hubungan antar negara pemberi dan penerima kredit akan bertambah erat terutama yang menyangkut hubungan perekonomian dan perdagangan. 2.5 Manfaat Kredit Ada beberapa pihak yang mempunyai kepentingan secara langsung maupun tidak langsung terhadap fasilitas perkreditan yang dipasarkan oleh bank-bank tersebut. Pihak-pihak yang tentunya mempunyai kepentingan secara langsung adalah pihak bank dan pihak calon debitur itu sendiri, karena kedua belah pihak inilah yang pertama-tama menerima manfaat dari perkreditan ini secara langsung. Sedangkan pihak pemerintah dalam hal ini penguasa moneter dan masyarakat luas merasakan manfaat perkreditan secara tidak langsung. Adapun mafaat kredit bagi pihak-pihak yang terkait yaitu : 1. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan debitur Secara garis besar manfaat pemberian kredit bagi calon debitur adalah sebagai tambahan modal bagi perusahaan yang dikelolanya sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi yang tentunya secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan dari perusahaan tersebut. 21 Hal ini jelas terasa karena dengan penambahan dana atau modal ini akan memberikan sumbangan yang sangat berarti demi kelangsungan perusahaan dari calon debitur, yaitu antara lain : ♦ Meningkatkan penyediaan bahan baku dan bahan penolong ♦ Meningkatkan tenaga kerja, karena dengan semakin berkembangnya perusahaan maka tenaga kerja yang dibutuhkan juga bertambah ♦ Menyediakan peralatan-peralatan, mesin-mesin lebih banyak lagi ♦ Meningkatkan tehnologi yang akan lebih memudahkan kelancaran dalam berproduksi ♦ Memberikan tambahan modal atau dana untuk membiayai usahanya ♦ Memperluas daerah pemasaran Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat pemberian kredit bagi debitur adalah memberikan tambahan modal didalam mengembangkan perusahaan yang dikelolanya agar produktifitas usahanya tetap berjalan. 2. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan perbankan Salah satu kegiatan utama dari perbankan adalah mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau tabungan yang kemudian disalurkan kembali dalam bentuk pemberian kredit kepada masyarakat yang membutuhkan untuk pengembangan usaha. 22 Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga perantara keuangan, maka bank memperoleh berbagai manfaat antara lain : a. Memperoleh pendapatan bunga Dari selisih antara bunga kredit yang diterimanya dari para debitur dikurangi dengan biaya untuk memperoleh dana dari masyarakat dan dikurangi lagi dengan biaya-biaya overhead dalam mengelola kredit tersebut akan meningkatkan pendapatan dan laba. b. Pemberian kredit untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Suatu bank mempunyai peranan penting didalam pemberian kredit dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan usaha yang, merupakan kegiatan perbankan yang paling besar proporsinya. Untuk menjaga agar pemberian kredit tersebut dapat berhasil dengan baik, maka bank dapat melaksanakan praktek dan prinsip-prinsip perkreditan secara konsekuen serta harus mempunyai sistem Internal Control yang baik. 3. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan pemerintah Kegiatan pemberian kredit dari perbankan telah merupakan suatu jaringan usaha dalam suatu sistem perekonomian di setiap negara karena perkreditan merupakan alat dari penguasa moneter dalam mengatur mekanisme perekonomian di suatu negara guna mencapai berbagai tujuan ekonomi yang diinginkan bersama agar kehidupan perkonomian semakin maju. 23 Adapun manfaat kredit bagi pemerintah adalah : a) Perkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha Dengan pemberian kredit berarti akan memberikan penambahan dana atau modal yang dapat digunakan untuk membeli hampir semua faktor-faktor produksi, maka dengan tersedianya faktor-faktor produksi yang lengkap akan memberikan peluang kesempatan kegiatan bisnis bagi fihak yang memiliki faktor-faktor produksi tersebut. Dengan adanya lapangan kegiatan bisnis dengan sendirinya memerlukan berbagai tenaga kerja yang lebih banyak dalam menjalankan faktor-faktor produksi yang dimiliki. b) Perkreditan sebagai sumber pendapatan negara Sebagian besar kegiatan perkreditan di negara kita dikelola oleh bank-bank milik negara, jelaslah bahwa perkreditan ini merupakan sumber pendapatan utama dari bank-bank milik negara. c) Pemberian kredit sebagai alat peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat. Pemberian kredit yang tepat berarti akan menciptakan lapangan kegiatan usaha yang secara langsung juga akan menciptakan lapangan kerja baru. Dengan diperolehnya lapangan kegiatan kerja berarti fihakfihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut akan menerima pendapatan. Semakin besar kegiatan usaha tersebut dikuasai maka memungkinkan untuk menerima pendapatan yang semakin besar dan semakin besar pula terjadinya pemerataan pendapatan. 24 d) Manfaat perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas Masyarakat luas mempunyai kepentingan tidak langsung yang diharapkan dapat ikut merasakan dari pemberian kredit yang disalurkan oleh perbankan, antara lain : 1. Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan akan diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan membuka lapangan usaha berarti pula membuka lapangan kerja baru, sehingga akan menimbulkan kenaikan tingkat pendapatan dan pemerataan pendapatan di masyarakat. 2. Untuk beberapa golongan profesional seperti akuntan publik, notaris dan lain-lain akan banyak memberikan manfaat dalam proses pemberian kredit oleh bank kepada debiturnya, karena mereka terlibat didalamnya, antara lain yaitu Akuntan publik dalam memeriksa neraca dan laporan perhitungan rugi/laba dari debitur dan notaris dalam pembuatan ikatan perjanjian kredit. 3. Para pemilik dana yang disimpan di bank berharap agar dapat menerima kembali dananya secara utuh beserta bunganya. 4. Dari masyarakat pengusaha akan memudahkan memperoleh faktorfaktor produksi dengan prosedur yang mudah dan cepat serta dengan biaya yang relatif murah. Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa pemberian kredit itu sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang langsung maupun tidak langsung terlibat didalamnya, dimana pihak bank harus menerapkan prinsip-prinsip pemberian 25 kredit yang baik dan benar sesuai dengan prosedur perbankan dan pihak penerima kredit harus dapat menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh bank agar dapat menjalankan usahanya dengan baik, sehingga didalam memenuhi kewajibannya tidak mengalami kesulitan. 26