6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Definisi manajemen pemasaran yaitu “seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkannya, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul” Kotler dan Keller (2007:6). Kita dapat membedakan definisi sosial dan manajerial tentang pemasaran. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan pemasaran dalam masyarakat. Menurut Kotler dan Keller (2007:6) peran pemasar adalah “meyerahkan standar hidup yang lebih tinggi”. suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, manawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Pemasaran sering digambarkan sebagai “seni dan produk”. Orang dapat mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga ke mana-mana. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Tugas manajemen pemasaran: mengembangkan strategi dan rencana pemasaran, merebut pencerahan pemasaran, berhubungan dengan pelanggan, 6 7 membangun merek yang kuat, membentuk tawaran pasar, menyerahkan nilai, mengkomunikasikan nilai, menciptakan pertumbuhan jangka panjang. 2.1.1. Definisi Pemasaran Banyak definisi pemasaran yang dikemukakan oleh pakar untuk istilah pemasaran, tergantung kepada sudut pandang yang mereka gunakan. Menurut Kotler dan Keller (2007:6) Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasi dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan pengelola hubungan pelanggan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Menurut Tjiptomo dalam buku pemasaran jasa (2007:2). Dikutip dari: Carman 1973 “pemasaran merupakan proses dimana struktur permintaan terhadap produk dan jasa diantisipasi atau diperluas dan dipuaskan melalui konsepsi, promosi, distribusi, dan pertukaran barang”. Doyle 2000 “pemasaran merupakan proses manajerial yang berupaya memaksimalkan laba (returns) bagi pemegang saham, dengan jalan menjalin relasi dengan pelanggan utama (valued customer) dan menciptakan keunggulan kompetitif”. 2.2 Pengertian Pemasaran Jasa Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik (Kotler 2002:486). Produk yang berupa barang berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible) pada prinsipnya mempunyai tujuan yang sama. Produk diciptakan 8 untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen. Produk berupa barang tidak berwijud atau lebih dikenal dengan jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang berwujud. Dalam kehidupan perekonomianm peran sektor jasa makin lama makin luas dan canggih. Adanya kemajuan perekonomian global dewasa ini semakin mendorong pertumbuhan ekonomi disektor jasa. Untuk lebih memenuhi, mengenal tentang jasa. Menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti pemikiran pemasaran modern. Tujuan kegiatan pemasaran adalah manarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai yang tepat dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memenuhi harapannya sehingga dapat menciptakan tingkat kepuasan. Christopher H. ( 2007:15 ) dalam buku manajemen pemasaran jasa adalah “kinerja atau tindakan yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya”. Walaupun prosesnya terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan yang atas faktor-faktor produksi. Tawaran suatu perusahaan ke pasar sering mencakup beberapa jasa komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian dari seluruh jasa. Komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian utama dari seluruh tawaran tersebut. Philip Kotler dalam bukunya manajemen pemasaran (2002:487) membedakan lima kategori tawaran yakni: 9 a. Barang berwujud murni: tawaran hanya terdiri dari barang berwujud seperti sabun, pasta gigi, atau garam. Tidak ada jasa yang menyertai produk itu. b. Barang berwujud yang disertai layanan: tawaran terdiri atas barang-barang berwujud yang disertai oleh satu atau beberapa jasa. Contor: ruang pameran, pengiriman, pelatihan, operator dan lain sebagiannya. c. Campuran: tawaran tersebut terdiri atas barang dan jasa dengan proporsi yang sama. Misalnya, orang pergi kerestoran untuk mendapatkan makanan maupun pelayanan. d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan: tawaran tersebut terdiri atas jasa utama bersama jasa tambahan atau barang pendukung. Cotohnya, penumpang pesawat terbang membeli jasa angkutan perjalanan tersebut meliputi beberapa barang berwujud, seperti makanan dan minuman, sobekan tiket, dan majalah penerbangan. Jasa tersebut barang padat modal pesawat udara untuk merealisasikannya, tetapi produk utamanya adalah jasa. e. Jasa murni: tawaran tersebut terdiri atas jasa. Contohnya, mencakup penjagaan bayi, psikoterapi, dan jasa memijat. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada konsumen dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat lihat, dirasa, didengarkan atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi. 10 2.2.1 Karakteristik Jasa Jasa memiliki lima karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran: tidak berwujud (intangibility), tidak terpisahkan (inseparability), bervariasi (variabilitas), dan mudah lenyap (perishability), kurangnya kepemilikan (lack of ownership). Menurut Tjiptono dalam buku pemasaran jasa (2004:18) a. Tidak Berwujud Jasa bersifat intangibility artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Seseorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya sendiri. Seseorang yang menjalani “pengencangan kulit wajah” tidak dapat melihat hasilnya sebelum membeli jasa itu, dan pasien di kantor psikiater tidak dapat mengetahui hasil pastinya. b. Tidak Terpisahkan Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama. Hal ini tidak berlaku bagi barang-barang fisik, yang diproduksi, disimpan sebagi persediaan, didistribusikan melalui banyak penjual, dan dikonsumsi kemudian. Jika seorang memberikan jasa tersebut penyedianya adalah bagian dari jasa tersebut. c. Bervariasi Karena tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan di mana jasa itu diberikan, jasa sangat bervariasi. Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya banyak variasi bentuk, 11 kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. d. Mudah Lenyap Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Sebagai dokter memungut banyak kepada pasien atas pertemuan yang tidak dipenuhi karena nilai jasa itu ada hanya pada saat itu. Sifat jasa itu mudah lenyap (perishability) tidak menjadi masalah bila permintaan tetap. e. Kurangnya kepemilikan Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, minyampan, atau menjualnya. Di pihak lain, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas (misal tiket kereta, bioskop, jasa penerbangan dan pendidikan). Beberapa faktor yang menjadi kunci sukses jasa dalam manajemen pemasaran jasa. Observasi dan pengamatan oleh pemain-pemain disektor jasa mengemukakan lima langkah yang dapat dilakukan untuk maraih sukses didunia jasa, antara lain: a. Memperbaharui jasa yang ditawarkan Satu hal yang penting adalah adaptasi ( adapt ) dan memperbaharui ( renew ) jasa yang ditawarkan, dari pada melakukan rancangan “paket” yang sangat sempurna pada peluncuran pertama. Hal ini bisa dilakukan dengan: 12 1. Service economics. Untuk berbisnis didunia jasa biasa memerlukan prasarana ( infrastructure ) biaya tetap yang substansial, dimana dapat sangat sensitif terhadap kegunaan ( utilization ), contohnya, pelayanan dan ketersediaan produk. 2. Consumer need. Jasa yang ditawarkan harus mengikuti kemauan pasar yang dikaitkan dengan nilai-nilai yang benar-benar diinginkan konsumen pada kegunaanya, serta responsive terhadap masalahmasalah yang terjadi. Perusahaan jasa memenangkan persaingan adalah mereka yang selalu mencari cara untuk melakukan expansi, update, focus, atau mereka yang mempertahankan jasa yang telah mereka tawarkan dengan tujuan untuk memaksimalkan kepuasan. 3. Service exention. Bila pada produk parang yang melihat perubahan pasar sebagai sumber kesempatan untuk melakukan inovasi dan peningkatan jasa. 4. The key to service enhancement. Peningkatan ( perbaikan ) jasa merupakan kunci bagi sektor jasa, sama seperti inovasi teknologi bagi produk. Inovasi teknologi merupakan salah satu faktor kelemahan bagi perusahaan pada perkembangan di dunia bisnis tradisional, dan membutuhkan penelitian yang mahal atau penggunaan “trail dan error”. b. Melokalisasi sistem point of service yang terdiri dari: 1. Availability is crucial, maksudnya adalah penggunaan jasa ini menjadi suatu hal yang penting karena jasa itu tidak bisa disimpan sehingga 13 penggunaannya sebaiknya segera mungkin pada saat sedang dibutuhkan. Namun, jika kita mendapatkannya jasa tersebut dikemudian hari mungkin saja momennya sudah hilang. Lebih jauh lagi pihak produsen harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam menyediakan jasa yang dimiliki sehingga konsumen memiliki berbagai pilihan-pilihan, terutama juga pilihan lokasi penyediaan jasa tersebut agar memudahkan konsumen untuk mendapatkannya dan juga sebagai peningkatan kualitas jasa tersebut. 2. The news paper illustration. Sebagai contoh mengenai dampak penting penyampaian produk jasa bagi konsumen sebagai system lokalisasi point of service adalah soal distribusi. Hal ini dianalogikan dengan distribusi Koran menggunakan rak-rak. Intinya adalah semakin banyak rak-rak tempat Koran tersebut dijual maka sirkulasinya pun akan semakin cepat sehingga konsumen pun akan lebih mudah mendapatkan Koran tersebut. c. Menyelenggarakan kontrak layanan sebagai hambatan larinya konsumen. Maksudnya adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang jasa berusaha menarik dan mempertahankan konsumen dengan sistem kontrak atau memberi keanggotaan dengan memberikan anggota ( member ) berbagai fasilitas dan kemudahan-kemudahan tersebut, sehingga perusahaan pun dapat menikmati keuntungan lain seperti produk jasa menjadi terdiferensiasi dan juga membangun loyalitas konsumen sehingga 14 keunggulan tersebut agar konsumen tidak berpaling kepada produk lain atau perusahaan jasa lainnya. d. Menggunakan kekuatan informasi Seperti yang kita ketahui bahwa bisnis jasa adalah suatu bisnis yang sengat sensitive terhadap kemajuan informasi dan teknologi karena dalam operasi bisnis jasa data-data mengenai konsumen, transaksi, dan karyawankaryawan adalah yang sensitial karena semua itu dapat membedakan jasa tersebut dengan pesaing, juga dapat meningkatkan kualitas jasa dan pelayanan jasa itu sendiri. e. Menentukan nilai strategis jasa pada konsumen Nilai strategis adalah sebuah fungsi dari desain strategi bisnis dan penilaian terhadap metodologi sehingga dapat menerapkan isu-isu tersebut diatas, misalnya Pelayanan yang baik adalah bisnis yang baik. Semakin lama banyak perusahaan sejenis dan pelanggan mempunyai banyak pilihan produk yang sama. Tentunya pelanggan akan mencari produk yang memiliki nilai tambah yang tidak bisa ditiru perusahaan pesaing lain adalah pelayanan yang kita berikan kepada pelanggan. Dengan demikian salah satu cara menyampaikan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya. Banyak menemukan bahwa service quality yang baik dapat memberikan keunggulan kompetitif yang potensial sehingga dapat menghasilkan penjualan superior dan pencapaian keuntungan. 15 2.2.2 Bauran Pemasaran Jasa Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek. Penyususnan komposisi unsur-unsur bauran pemasaran dalam rangka pencapaian tujuan organisasi bisa dianalogikan dengan juru masak yang meramu berbagai bahan masakan menjadi hidangan yang bergizi dan enak disantap. Konsep juru masak diatas sama-sama merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan (science) dan seni (art). Dengan demikian unsur pengalaman, kompetensi, pengetahuan dan kreativitas memainkan peranan penting dalam menunjang kesuksesan pemasar maupun juru masak. Konsep bauran pemasaran dipopolerkan pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh jerome Mc.Carthy yang merumuskannya menjadi 4P (Produk, Price, Promotion and Place). Bila ditinjau dari sudut pandang pelanggan, 4P bisa dirumuskan menjadi 4C (Customers’ need and wants, Cost, Communication, dan Convenience). Dalam perkembangannya, sejumlah peneliti menunjukkan bahwa penerapan 4P terlampau terbatas/ sempit untuk bisnis jasa. Jadi para pakar pemasaran mendifinisikan ulang bauran pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih aplikatif untuk sektor jasa. Hasilnya, 4P tradisional diperluas dan ditambahkan dengan empat unsur lainnya, yaitu People, Process, Physical evidence dan Customer service. Keputusan mengenai setiap unsur bauran ini saling berkaitan satu sama lain. 16 Tjiptono (2004:31) mendefinisikan produk sebagai berikut: a. Produk (product) Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun yang tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. b. Harga (price) Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan teknis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. c. Promosi (promotion) Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk mengkomonikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual. Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi penjualan, direct marketing, personal selling, dan public relations. d. Tempat (place) Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik (misalnya keputusan mengenai dimana sebuah hotel atau restoran harus didirikan). 17 e. Orang (People) Dalam industri jasa (terutama yang tingkat kontaknya tinggi dengan pelanggan) harus secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan. Untuk mencapai standar yang ditetapkan, metode rekrutmen, pelatihan, pemotivasian, dan penilaian kinerja karyawan tidak dapat dipandang semata-mata sebagai keputusan personalia; semua ini juga merupakan keputusan bauran pemasaran yang penting. f. Bukti Fisik (Physical Evidence) Upaya mengurangi tingkat resiko yaitu dengan cara menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. Bukti fisik ini bisa dalam berbagai bentuk, misalnya brosur paket liburan yang alternatif dan memuat foto lokasi liburan dan bukti-bukti lainnya. g. Proses (Process) Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen High-contact service, yang sering kali juga berperan sebagai co-producer jasa bersangkutan. Dalam bisnis jasa, manajemen pemasaran dan manajemen operasional terkait erat dan sulit dibedakan dengan tegas. h. Layanan Pelanggan (Customer Service) Makna layanan pelanggan berbeda antar organisasi. Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung jawab atas unsur bauran pemasaran ini tidak bisa diisolasi hanya pada departemen layanan 18 pelanggan, tetapi menjadi perhatian dan tanggung jawab semua personel produksi. Manajemen kualitas jasa yang ditawarkan kepada pelanggan berkaitan erat dengan kebijakan desain produk dan personalia. 2.3 Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas jasa jauh lebih sukar didefinisikan, dijabarkan, dan diukur bila dibandingkan dengan kualitas barang. Bila diukur kualitas dan pengendalian kualitas telah lama dikembangkan dan diterapkan untuk barang-barang berwujud. Pada prinsipnya, definisi kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Harapan pelanggan bisa berupa tiga macam tipe menurut Tjiptono mengutip dari (Rust,et al., 1996) pertama, will expectation, yaitu tingkat kinerja yang diprediksi atau diperkirakan konsumen akan diterimanya, berdasarkan semua informasi yang diketahuinya. Tipe ini merupakan tingkat harapan yang paling sering dimaksudkan oleh konsumen, sewaktu menilai kualitas jasa tertentu. Kedua, should expectation, yaitu tingkat kinerja yang sianggap sudah sepantasnya diterima konsumen. Biasanya tuntutan dari apa yang seharusnya diterima jauh lebih besar dari pada apa yang diperkirakan akan diterima. Ketiga, ideal expectation, yaitu tingkat kinerja optimum atau terbaik yang diharapkan dapat diterima konsumen. Berdasarkan hasil sintesis terhadap berbagai riset yang telah dilakukan, (Gronroos 1990) dalam buku pemasaran jasa Tjiptono mengumukakan enam kriteria kualitas jasa yang dipersepsikan baik, yaitu sebagai berikut: 19 a. Professionalism and Skills. Pelanggan mendapati bahwa penyedia jasa, karyawan, sistem operasional, dan sumber daya fisik, memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah mereka secara profesional (outcome-related criteria). b. Attitudes and Behavior. Pelanggan merasa bahwa karyawan jasa (customer contact personnel) menaruh perhatian besar pada mereka dan berusaha membantu memecahkan masalah mereka secara spontan dari rumah (process-related criteria). c. Accessibility and Flexibelity. Pelanggan merasa bahwa penyedia jasa, lokasi, jam operasi, karyawan, dan sistem operasionalnya, dirancang dan dioprasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat mengakses jasa tersebut dengan mudah. d. Reliability and Trustworthiness. Pelanggan memahami bahwa apapun yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan penyedia jasa beserta karyawan dan sistemnya dalam memenuhi janji dan melakukan segala sesuatu dengan mengutamakan kepentingan pelanggan (process-related criteria). e. Recovery. Pelanggan menyadari bahwa bila terjadi kesalahan atau sesuatu yang tidak diharapkan dan tidak dapat diprediks, maka penyedia jasa akan segera mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mancari solusi yang tepat (process-related criteria). 20 f. Reputation and Credibility. Pelanggan meyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan memberikan nilai/ imbalan yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan (image-related criteria). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ada faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan jasa yaitu: Jasa yang diharapkan dan jasa yang dirasakan/ dipersepsikan. Apabila jasa yang dirasakan sesuai dengan jasa yang diharapkan, maka kualitas pelayanan tersebut akan dipersepsikan baik atau positif. Jika jasa yang dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Demikian juga sebaliknya apabila jasa yang dipersepsikan lebih jelek dibandingkan dengan jasa yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan negative atau buruk. Maka baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapkan pelanggannya secara konsisten. 2.3.1 Indikator Kualitas Pelayanan Untuk mempermudah penilaian dan pengukuran kualitas pelayanan dikembangkan suatu alat ukur kualitas layanan yang disebut (Service Quality and Its Implications for Future Research). SERVQUAL awalnya dibangun oleh para peneliti di bidang pemasaran untuk mengukur kualitas pelayanan secara umum, karena pada saat itu kualitas pelayanan menjadi salah satu fokus yang sering dibahas dalam pemasaran. Instrumen ini diperkenalkan oleh Zeithaml, Parasuraman & Berry dalam buku mereka yang berjudul Delivering Quality Service. menurut Kotler (2002:499), yaitu: 21 a. Berwujud (tangible): yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksrenal. Penampilan dan kemampuan saran dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan perusahaan. b. Keandalan (reliability): Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan akurasi yang tinggi. c. Daya tanggap (responsiveness): yaitu kemampuan jasa pengiriman barang untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada para pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan pelanggan menunggu tanpa adanya suatu alas an yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan. d. Kepastian (assurance): yaitu adanya kepastian yaitu pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para karyawan perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada pelayanan perusahaan. e. Simpati (empathy): memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individu atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan 22 2.4 Pengertian Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam teori dan praktik pemasaran, serta merupakan salah satu tujuan esensial bagi aktivitas bisnis. Kepuasan pelanggan berkonribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya loyalitas pelanggan, meningkatnya reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya biaya transaksi masa depan, dan meningkatnya efisiensi dan produktivitas karyawan. Menurut Kotler dan Keller dalam buku Manajemen pemasaran (2007:177) menyatakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi, pelanggan akan sangat puas atau senang. Sedangkan menurut Oliver yang dikutip oleh Tjiptono dalam buku pemasaran jasa (2006:92) mengemukakan bahwa kepuasan adalah evaluasi purnabeli, dimana persepsi terhadap kinerja alternatif produk atau jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelian. Menurut mowen yang dikutip oleh Tjiptono merumuskan kepuasan pelanggan sebagai sikap keseluruhan terhadap suatu barang atau jasa setelah perolehan (acquisition) dan pemakaiannya. Dengan kata lain kepuasan. Dari definisi diatas dapat terlihat bahwa ada 3 (tiga) variabel penting penyebab kepuasan pelanggan, yaitu harapan dan kinerja atau hasil yang 23 dirasakan, kemudian harapan dan kinerja itu dibandingkan oleh pelanggan dan akan mempengaruhi perilaku pembelian selanjutnya. Ada 3 (tiga) kerangka untuk mengidentifikasi komponen utama dalam definisi kepuasan pelanggan sebagai berikut: menurut Tjiptono (2004:350) a. Tipe respon (baik respon emosional/ afektif maupun kognitif) dan intensitas respon (kuat hingga lemah, biasanya dicerminkan lewat istilahistilah seperti “sangat puas”, “netral”, “sangat senang”, “frustasi”, dan sebagainya). b. Fokus respon, berupa produk, konsumsi, keputusan pembelian, wiraniaga, toko, dan sebagainya. c. Timing respon, yaitu setelah konsumsi, setelah pilihan pembelian, berdasarkan pengalaman akumulatif, dan seterusnya. Elemen program kepuasan pelanggan pada umumnya meliputi kombinasi dari tujuh elemen utama, yakni: a. Barang dan jasa berkualitas Perusahaan yang ingin menerapkan program meliputi kombinasi produk berkualitas baik dan layanan prima. Paling tidak, standarnya harus menyamai para pesaing utama dalam industri. b. Relationship marketing Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah upaya menjalin relasi jangka panjang dengan para pelanggan. Asumsinya adalah bahwa relasi yang kokoh dan saling menguntungkan antara penyedia jasa 24 dan pelanggan dapat membangung bisnis ulangan (repeat business) dan menciptakan loyalitas pelanggan. c. Program promosi loyalitas Program promosi loyalitas banyak diterapkan untuk menjalin relasi antara perusahaan dan pelanggan. Biasanya, program ini memberikan semacam ‘penghargaan’ (reward) khusus (seperti bonus, diskon, voucher, dan hadian yang dikaitkan dengan dengan frekuensi pembelian atau pemakaian produk/jasa perusahaan) kepada pelanggan kelas kakap atau pelanggan rutin (heavy user) agar tetap loyal pada produk dari perusahaan bersangkutan. d. Fokus pada pelanggan terbaik (best customer) Sekalipun program promosi loyalitas beraneka ragam bentuknya , namun semuanya memiliki kesamaan pokok dalam hal fokus pada pelanggan yang paling berharga. Program- program semacam ini berfokus pada 20 % dari pelanggan yang secara rutin mengkonsumsi 80% penjualan (sesuia dengan prinsip pareto) e. Sistem penanganan komplit secara efektif Penangan komplit terkait dengan kualitas produk. Perusahaan harus memastikan bahwa barang dan jasa yang dihasilkannya benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya sejak awal. f. Unconditional Guarantees Unconditionalla guarantees dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan program kepuasan pelanggan. Garansi merupakan janji eksplisit yang 25 disampaikan kepada para pelanggan mengenai tingkat kinerja yang dapat diharapkan akan mereka terima. g. Program pay-for-performance Program kepuasan pelanggan tidak bisa terlaksana tanpa adanya dukungan sumber daya manusia organisasi. 2.4.1 Indikator Kepuasan Pelanggan Indikator pengukuran kepuasan pelanggan menurut Tjiptono (2007:366) 1. Seberapa puas mereka dengan produk atau jasa spesifik tertentu: a. Mengukur tingkat kepuasan terhadap produk/ jasa perusahaan bersangkutan? 2. Dimensi kepuasan pelanggan: a. Mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan? b. Keamanan barang atau produk c. Meminta pelanggan menilai produk / jasa perusahaan berdasarkan itemitem spesifik seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf pelayanan pelanggan? d. Meminta para pelanggan untuk menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka paling penting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan? 3. Konfirmasi harapan: a. Pelanggan tidak terlalu sensitif terhadap harga? 4. Minat pembelian ulang: a. Apakah pelanggan akan tetap setia pada perusahaan? 26 5. Kesediaan untuk merekomendasi: a. Pelanggan akan membicarakan hal-hal baik tentang perusahaan kepada orang lain? 6. Ketidakpuasan pelanggan a. Seperti halnya komplain terhadap pelayanan, atau biaya garansi, dan retur. 2.4.2 Mengukur Kepuasan Pelanggan Mengukur kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta menemukan bagaimana yang membutuhkan peningkatan. Menurut Tjiptono dikutip dari (Kotler:2000) kepuasan adalah “perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja ( hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja ( atau hasil ) yang diharapkan”. Jika kinerja dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan sangat puas atau senang. untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan ada empat metode pengukuran yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Menurut Tjiptono (2004:367) yang dikutip dari Kotler yaitu: Ada 4 (empat) metode pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu: a. Sistem keluhan dan saran Memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk menyampaikan kritik, saran, pendapat dan keluhan melalui berbagai media. Media yang biasa digunakan adalah kotak saran yang diletakkan ditempat-tempat strategis, 27 kartu komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa, dan website. Arus informasi ini menyediakan banyak gagasan yang baik bagi perusahaan dan memungkinkan mereka bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah. b. Ghost shopping Metode ini dilakukan dengan cara mempekerjakan beberapa orang Ghost shopper untuk berperan sebagai pelanggan potensial dari produk perusahaan, mereka dapat menyampaikan temuannya mengenai kekurangan dan kelebihan produk prusahaan maupun pesaing, serta mengamati cara perusahaan pesaingnya dalam menjawab pertanyaan pelanggan dengan cara mengamati pelanggan. c. Lost customer analysis Perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau telah beralih pemasok agar dapat mengambil kebijaksanaan untuk memperbaiki atau mengadakan penyempurnaan. d. Survei kepusan pelanggan Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan banyak dilakukan melalui metode survei, sehingga perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan. 2.4.3 Faktor-faktor Pendorong Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan akan merasa 28 puas apabila harapannya terpenuhi. Jika harapan pelanggan terlampaui. Menurut handi irawan ( 2004:37 ) faktor-faktor pendorong kepuasan pelanggan terdiri dari: 1. Kualitas produk Pelanggan puas setelah membeli dan menggunakan produk tersebut ternyata kualitas produknya baik. Kualitas produk ini adalah dimensi yang global dan paling tidak ada 6 ( enam ) dari kualitas produk, yaitu performance, durability, feature, reliability, consistency, dan desain. 2. Harga Untuk pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yangpenting karena mereka akan mendapatkan value for maney yang tinggi. Komponen harga ini relatif tidak penting bagi mereka yang tidak sensitif terhadap harga. Untuk industry ritel, komponen harga ini sungguh penting dan kontribusinya terhadap kepuasan relatif besar. 3. Service Quality Service quality sangat tergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi dan manusia. Faktor manusia ini memeng kontribusi sekitar 70%. Tidak mengherankan, kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. Pembentukan attitude dan perilaku yang seiring dengan keinginan perusahaan menciptakan, bukanlah pekerjaan mudah. Pembenahan harus dilakukan mulai dari proses rekruitmen, training, budaya kerja. 4. Emosional Factor Emosional factor relatif penting. Kepuasnaa pelanggan dapat timbul pada saat pengendara mobil yang memiliki brand image yang baik. banyak jam 29 tangan dengan harga Rp.200.000,00 mempunyai kualitas produk yang sama dengan yang harga Rp.10juta. walau demikian pelanggan yang membeli jam tangan dengan harga Rp.10juta bisa lebih puas karena emotional value yang diberikan oleh brand produk tersebut. 5. Kemudahan Pelanggan akan semakin puas apabila relative murah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau layana. Sering kita liat cabang-cabang makanan siap saji dengan antrian panjang. Tapi konsumen tetap menyukai. Karena konsumen merasa kemudahan dan standar layanan sama dengan yang ditempat lain. Dengan mengetahui kelima drive ini, tentulah tidak cukup tinggi perusahaan untuk merancang strategi dan program meningkatan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang akan berbagi kepuasan dengan produsen atau penyedia jasa. Bahkan pelanggan yang puas akan berbagi rasa dan pengalaman dengan pelanggan lain. Ini akan menjadi referensi bagi perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, baik pelanggan maupun produsen, akan sama-sama diuntungkan apabila kepuasan pelanggan terjadi, dengan melihat hubungan ini, jelas bahwa kepuasan pelanggan haruslah menjadi salah satu tujuan dari setiap perusahaan. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan merasa 30 puas apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan pelanggan terlampaui. Kualitas dan pelayanan adalah sasaran untuk mencapai kepuasan dan ikatan. Tujuan keseluruhan bisnis bukanlah untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas atau memberikan pelayanan yang prima, tetapi menghasilkan pelanggan yang puas dan setia yang akan terus menjalin bisnis. Oleh karena itu, memberikan kualitas yang tinggi dan pelayanan yang prima adalah suatu keharusan apabila ingin mencapai tujuan yang utama yaitu pelanggan yang puas dan setia. Mengukur kepuasan pelanggan berarti mengajarkan bagaimana bisa mengukur kualitas dan aktivitas pelayanan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan dan membantu anda mengembangkan program untuk meningkatkan ikatan pelanggan. Kepuasan pelanggan akan terjadi produk atau jasa memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, biasanya pelanggan merasa puas.