Mengubah Tingkah Laku Konsumen terhadap Produk

advertisement
This article is downloaded from www.edwardleonardi.com/advice.html. Content Copyright© 2014.
EDWARDLEONARDI.COM
Mengubah
Tingkah Laku
Konsumen
terhadap Produk
T
ingkah laku seorang konsumen
terhadap produk dapat diartikan
sebagai kecenderungan belajar dalam
berperilaku secara konstan dari seorang
konsumen terhadap sebuah objek. Objek
tersebut dapat berupa produk, jasa, iklan,
manusia, dan lain-lain. Tingkah laku (baca:
sifat) kita terhadap suatu produk dapat sama
dengan tingkah laku kita terhadap iklan yang
digunakan untuk mempromosikan produk
tersebut (produk = iklan). Akan tetapi, tidak
menutup kemungkinan bahwa sifat kita
terhadap suatu produk dapat berbeda dengan
sifat kita dengan iklan yang digunakan dalam
memasarkan produk tersebut.
Salah satu contohnya adalah iklan “AXE Dark
Temptation”. Dalam iklan tersebut, kita
mungkin suka dan memberikan respon positif
(sifat dan tingkah laku positif) terhadap
produk tersebut, akan tetapi mungkin kita
akan memberikan respon negative atas iklan
tersebut (sifat dan tingkah laku negative.) hal
ini menunjukan bahwa tingkah laku seorang
konsumen terhadap suatu produk dapat
berbeda dengan tingkah laku kita terhadap
iklan yang digunakan untuk memasarkan
produk tersebut.
Penyusunan formasi tingkah laku
konsumen (Attitude Formation)
Dalam mempelajari proses penyusunan
formasi tingkah laku konsumen, kita perlu
mengetahui dan mempelajari beberapa hal
terkait tingkah laku konsumen tersebut.
Bagaimana mempelajari tingkah laku
konsumen?
Melalui situasi-situasi dan pengalaman
Tingkah laku seorang konsumen dapat
dipelajari melalui situasi-situasi tertentu.
Salah satunya kita dapat mengetahui tingkah
laku konsumen melalui pemberian hadiah
atau bonus. Contohnya dalam pemberian
diskon dalam sebuah toko untuk suatu
produk. Dalam pemberian diskon, terdapat
dua pihak yang dapat kita bagi yaitu
konsumen lama dan konsumen baru. Melalui
pemberian diskon, konsumen lama akan
merasa mereka diberi reward dari toko
tersebut dan bagi konsumen baru, mereka
akan mengunjungi toko tersebut dan
mencoba produk-produk yang ada pada toko
tersebut.
Melalui pengetahuan konsumen dan
kepercayaan konsumen
Kepercayaan konsumen akan suatu kategori
produk sangat menentukan tingkah laku atau
respon konsumen terhadap produk tersebut.
Contohnya, sebuah mobil bermerek X pernah
menarik seluruh produksinya dari konsumen
karena kekeliruan yang sangat fatal dalam
proses produksi mereka yang kemudian
mengakibatkan korban nyawa manusia.
This article is downloaded from www.edwardleonardi.com/advice.html. Content Copyright© 2014.
EDWARDLEONARDI.COM
Melalui kejadian penarikan mobil bermerek X
secara besar-besaran ini, maka dimulai sejak
saat itu, konsumen akan memiliki pandangan
yang sangat negatif mengenai brand X
tersebut. Hal ini sangat berdampak pada
tingkah laku konsumen. Ketika merek
tersebut mengeluarkan produk terbarunya
yang jauh lebih baik dari yang sebelumnya,
maka konsumen tetap akan bertingkah laku
atau memberi respon negative terhadap
produk tersebut.
mereka dengan produk competitor mereka
serta memasukan nilai-nilai tambah yang
tidak dimiliki oleh competitor lain.
Ketiga strategi tersebut dapat mengubah
tingkah laku konsumen terhadap produk atau
jasa yang marketer tawarkan. Ketika ketiga
strategi tersebut telah berhasil dijalankan,
maka proses Word of Mouth dari konsumen
ke konsumen pun akan berjalan secara
positif.
EDWARD LEONARDI LEONG
Mengubah Tingkah Laku
Konsumen terhadap Produk
Terdapat beberapa tahap dalam mengubah
tingkah laku konsumen terhadap suatu
produk baik dari yang baik menjadi yang
buruk maupun sebaliknya. Tahap pertama,
kita harus mengubah fungsi motivasi dasar
atas produk tersebut. Dalam tahap ini, kita
perlu mengingatkan konsumen mengenai
pentingnya produk tersebut dalam kehidupan
konsumen, bagaimana produk tersebut
memberi dampak pada kehidupan konsumen
tersebut, dan memastikan ‘hal yang perlu
diketahui konsumen’ benar-benar diketahui
konsumen.
Kedua, kita dapat mengubah kekuatan dari
Word of Mouth (WOM) tersebut dari negative
menjadi positif dengan menempatkan produk
kita dan mengaitkan produk kita dengan
suatu kelompok tertentu baik suatu grup yang
populer maupun dalam event-event tertentu.
Contohnya, kita dapat mengaitkan produk
tersebut dengan “pecinta lingkungan”. Dalam
memasarkan kemasan air minum misalnya,
kita dapat mengaitkan sumber air tersebut
dengan kelestarian hutan dan bumi.
Ketiga, kita dapat mengubah kepercayaan
konsumen terhadap merek dan produk
kompetitor kita. Dalam strategi ini, marketer
dengan sangat jelas membandingkan produk
Owner of EDWARDLEONARDI.COM
Download