Penataan Ruang Kawasan Pesisir, Laut dan Pulau

advertisement
DAERAH
PTMgnNGUNAN
RuangKawasan
Pesisir,
Laut
Penataan
Kecil,sertaHubungan
danPulau-pulau
denganPenataanRuangWlayah
HerryDarwantodanDwiagusStepantorox
Pendahuluan
1. Dalam kawasan pesisir terdapat berbagai
bentuk tipe ekologis, seperti terumbu karang, hutan
mangrove, pantai berpasir dan berbatu, sampai suatu
kedalaman tertentu di landas kontinen. Komponenkomponen abiotrk bergabung dengan komponen biotik
membentuk suatu sistem kehidupan yang memberikan
dukungan kehidupan bagi masyarakat manusia.
2. Suatu kawasan pantai dapat memiliki semua
komponen abiotik dan biotik yang menunjukkan
keanekaragaman biologis yang tinggi, suatu kawasan
pantai lain hanya terdiri dari batu-batu saja yang terjal
dan berombak keras dan hanya memberi kehidupan
yang terbatas.
3. Dalam suatu ekosistem pantai setiap komponen merupakanbagian tak terpisahkan dari yang lain,
saling mendukung dan interdependen. Masyarakat di
pesisir berinteraksi dengan sistem pendukung tersebut,
dan kualitas hidupnya erat dengan kualitas ekosistem
yang mendukungnya. Lautan dan pesisir menjadi satu
sistem yang saling terkait dan media air laut menjadi
pemersafunya.
4. Pantai kepulauan Indonesia yang panjangnya
lebih dari 80.000 km didiami oleh berbagai kelompok
masyarakat, mulai dari yang paling padat dan berane-
* Dr. Heny Darwanto adalah Kepala Biro Penataan Ruang,
P e r t a n a h a n ,d a n L i n g k u n g a n H i d u p B a p p e n a s ; d a n I r . D w i a g u s
Stepantoro adalah Staf Sekretariat Badan Koordinasi Tata Ruang
Nasional(BKTRN) Bappenas.Pokok-pokok pikiran dalam tu'lisanini
pernahdisampaikanpada Lokakarya PendekatanPenataanRuang dalam
Menunjang PengembanganKawasan Pesisir,Laut dan Pulau-pulauKecil
yang diselenggarakanoleh DepartemenKelautan dan Perikanan di
.lakartapada tanggal 10 Oktober 2000-red.
20
karagam sumber kehidupannya seperti daerah perkotaan atau pelabuhan, sampai pada kelompok masyarakat yang hidup dari satu jenis sumber penghasilan
dari laut yaitu masyarakat tradisional. Adapula
kelompok masyarakat yang tinggal di daerah pesisir,
tetapi tidak memperoleh sumber kehidupannya dari
laut.
5. Sampai sekarang banyak di antara kita yang
belum menyadari pentingnya sumber daya pesisir, Iaut
dan pulau-pulau kecil bagi pembangunan terutama
pembangunan di tingkat lokal, padahal kawasan tersebut merupakan lokasi utama bagi kegiatan-kegiatan
beberapasektorpembangunanantaraiain: (1) penkanan budidaya maupun tangkapan; (2) pariwisata bahari
dan pantai; (3) industri maritim seperti perkapalan; (4)
pertambangan seperti minyak, gas, timah dan galian
lainnya; (5) perhubungan laut dan alur pelayaran; dan
yang paling utama adalah (6) kegiatan konservasi laut
dan pesisir seperti mangrove, terumbu karang, dan
biota laut lainnya.
6. Kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil di
segala pelosok dunia dalam sejarahnya telah menjadi
salah satu kawasantempat eksploitasi sumber daya alam
secara besar-besarankarena kandungan sumber daya
alamnya yang kaya. Pemanfaatansumber daya pesisir,
laut dan pulau-pulau kecil yang intensii optimal dan
terkendali selain dapat mendorong adanya pertumbuhan
ekonomi lokal yang tinggi juga dapat memberikan efek
keuntungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat
pesisir, yang ironisnya pada saat ini sebagianbesar masih
berada di bawah garis kemiskinan.
7. Oleh karena itu, apabila sumber daya pesisir,
laut dan pulau-pulau kecil akan menghidupi suatu
No.21, September/Oktober
2000
PEMBANGUNAN,
PERENCANAAN
PrN/enNrcuNAN
onrnnH
kelompok masyarakat maka hubungan antara masyarakat
dengan pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil dengan
lautnya menjadi bagian yang penting untuk diperhatikan.
Masyarakat pesisir nelayan tradisional merupakan
kelompok masyarakat yang perlu mendapat perhatian
dalam pengelolaanpesisir, laut dan pulau-pulau kecil.
.
.
Pengelolaan
TerpaduKawasanPesisir,
Laut, dan Pulau-pulauKecil
8. Beberapa hal yang menjadi permasalahan
dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya
pesisir dan lautan, adalah:
.
Adanya perbedaan kepentingan yang cenderung
menjurus ke konflik kepentingan antar sektoral dan
stakeholders lainnya. Konflik kepentingan ini
tidak hanya terjadi antar sektoral dalam pemerintahan tetapi juga dengan masya-
.
sehingga kecenderungan dari pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan bersifat multi-use.
Di dalam kawasan pesisir dan lautan terdapat
beberapa ekosistem dan mempunyai keterkaitan
secaraekologis baik itu antar ekosistemdi lahan atas,
laut lepasmapun di dalam kawasanpesisr itLrsendiri.
Di dalam kawasan pesisir dan lautan terdapat lebih
dari satu kelompok masyarakat pengguna ruang
dan manfaat dari sumber dayayangada di wilayah
tersebut dengan latar belakang keahlian, ketrampilan dan kesenanganbekerja yang berbeda.
Sifat dari kawasanpesisir dar-rlautan itu sendlri yang
pada umumnya merupakan sumberdayamilik bersama yang dapatdiasesoleh semuaorang (open acces).
1 1 . Pengelolaankawasan pesisir dan lautan yang
terpadu ini menuntut adanya one plan
rakat setempat dan pihak swasta.
and one managemenl serta perlunya
Lemahnya kerangka hukum dalam
perhatian yang lebih besar bagi aspek
Pengelolaan
hal pengaturan sumber daya pesikeberlanjutan bagi berbagai kegiatan
kuwasanpesisir
sir dan iautan, sertaperangkat hupembangunan dalam pengoptimalan
kum untuk penegakannyamenyepemanfaatan sumber daya pesisir dan
dan lautun yang
babkan masih banyaknya pemanlautan yang mengintegrasikan atau
terpadu ini
faatan sumberdaya ini yang tidak
memperhatikan segala aspek ekologis,
terkendali. Juga tidak adanya kernenuntut
ekonomis dan sosial.
kuatan hr-rkumdan pengakuan teradanya one plan
hadap sistem-sistem tradisional
Konsepsidan Pengertian
and one
serta wilayah ulayat laut dalam
PenataanRuang
pengelolaan sumberdaya pesisir
12.
Pada dasamya, penataan rLldan lautan.
ang bertujuan untuk terselenggaranya
.
Masih minimnya keikutsertaan
penataan ruang yang berwawasan lingmasyarakatpesisir dalam pengelokungan, terselenggaranya pengaturan peiaan sumberdayapesisir dan lautan. Tidak mengmanfaatan ruang pada kawasan lindung dan budidaya,
herankan apabila masyarakat tidak mempunyai
tercapainyapemanfaatanruang yang berkualitas. Upaya
rasa memiliki terhadap pesisir dan lautan yang
penataan ruang ini juga dilakukan untuk menciptakan
lestari serta pemahaman tentang pentingnya nilai
pembangunan yang berkelanjutan yang sangat penting
ekonomis dan non-ekonornis dari keberadaan dalam kaitannya denganpertumbuhan ekonomi.
pesisir dan lautan yang perlu dijaga.
13. Penataanruang seca.raulnum memiliki pengertian sebagai suatu proses yang meliputi proses peren9 . Tujuan dari pengembanganpotensi sumberdaya canaan,pelaksanaan atau pemanfaatan tata ruang dan
pesisir dan lautan tidak akan tercapai selamakonflik dan pengendalianpelaksanaanatau pemanfaatanruang yang
permasalahantersebutmasih dibiarkan. Konsep pengelo- harus terkait satu sama lain. Jadi di dalam penataanruang
laan sumberdaya pesisir dan lautan yang menjarnin
terkandung pengertian mengenai tata ruang.
terhindamya konflik dan permasalahan tersebut yaitu
14. Berdasarkan konsepsi penataan ruang tersekonseppengelolaanpesisir dan lautan terpadu.
but, maka di dalam UU No. 24 Tahun 1992 tentang
10. Pendekatan keterpaduan dalam pengelolaan Penataan Ruang disebutkan bahwa penataan mang
dan pemanfaatan kawasan pesisir dan lautan didasari
adalah suatu upaya untuk mewujudkan tata ruang yang
pada pemahaman bahwa:
terencanamelalui suatu proses yang meliputi peren.
Kawasan pesisir dan lautan itu sendiri di dalamnya
canaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan
terdapat berbagai macam sumber daya alam, serta ruang yang satu sama lainnya merupakan satu kesatuan
yang saling terkait.
berbagai macam kegiatan budidaya dan produksi
.::l:-.'T::.
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN,
No. 21,September/Oktober
2000
21
-=PrrvaANGUNAru
onrRnH
Kawasan pesisir,
laut dan pulaupulau kecil telah
menjadi tempat
eksploitasi
sumber daya
alant besarbesaran.
15. Penataan
ruangdalamberbagaitingkatpeng- kan hasil dari suatuprosesyang mengalokasikan
aturanitu dituntutuntukmemainkanperanyangpositif obyek-obyekfisik dan aktivitaske suatukawasandi
dan efektif dalarn mencapaitujr"ranmewujudkan suatuwilayah.Wawasansistemtata rllang ini berdakualitashidup yang lebih baik untuk semuamanusia sarkanpada kerangkakonsepsualyang kesemuanya
Indonesia,sekarangdan di masadatang,danpadasaat menekankanpada adanyakaitan antaratiga proses
yangsamajuga mendukunngtercapainyapertumbuhan yangsalingbergantungan.
ekonomi yang tinggi dalam menghadapipersaingan Pertama,prosesyang mengalokasikan
aktivitaspada
yangsemakinkerasdi masadepan.
suatukawasansesuaidenganhubunganfungsional
16. Penataanruang yang dapat disederhanakan
tertentu.
menjadi aktivitas mengamhkankegiatanpembangunan Kedua, prosespengadaanatauketersediaanfisik yang
yangdilal,ukanolehpemerintahdanmasyarakattermasuk
menjawab kebutuhan akan ruang bagi aktivitas
duniausaha,bukanlahsuatutujuan,melainkanalatunhrk
seperti untuk tempat bekerja, tempat tinggal,
mencapaitujuan. Dengan demikian, kegiatanpenataan
transportasidan komunikasi.Prosesini seperti
ruang tidak boleh berhentidengandi-Perda-kannya
pengadaanbangunanjalan, utilitas umum dan
rencanatataruangkebupaten,tetapipenataanruangharus
sebagainyaakan merupakankendalabagi proses
merupakanaktivitasyangterusmenerusdilakukanuntuk
pengalokasianaktivitas tersebut.Dalam hal ini
mengarahkan
masyarakatsuahrwilayahmencapaitujuanprosespengalokasianaktivitas akan ditentukan
tujuanpokoknyasepertimelakukanpekerjaan,berumah
oleh ketersediaansumber daya alam dan buatan,
Iangga,dan berekreasi,termasukpula kegiatanuntuk
sertakondisi fisik di wilayah tersebut.
memenuhikebutuhanspiritual seperti menikrnati kein- Ketiga, dalam prosespengadaandan pengalokasian
dahanalamdantempat-tempatbersejarah.
talanan ruang ini, kaitan anlara bagian-bagian
17. Usahapenataanruang diperlukan untuk mepermukaanbumi, tempatberbagaiaktivitas dilanyelenggarakanpengaturanpemanfaatanruang agar
kukan,'denganbagian atasruang (angkasa)serta
tercapaipembangunanyang optimal, serasi dan
ke bagian dalam yang mengandungberbagai
berkelanjutan.Melalui perencanaantata ruang dapat
sumberdaya perlu dilihat dalam wawasanyang
diwujudkan kesatuanruang untuk mencapaiketahanad
integratif.
nasionalyang tangguh,dan untuk menciptakanlingkunganhidup yang berkualitasbagi manusiamaupun
19. Jadi berfungsinyasuatu tatananruang akan
makhluklainnya,sekarangmaupllnyangakandatang. sangatditentukanoleh komponen-komponen
pemben18. Strukturtata ruang padahakekatnyamerupa- tuknyayangmerupakanpengejawantahan
dari tatanan
22
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN,
No.21, September/Oktober
2000
aktivitas. Dengan kata lain, penataan ruang merupakan
proses pengalokasian aktivitas atau kegiatan yang pada
dasarnya kegiatan tersebut merupakan penjabaran dari
perkembanganekonomi.
Penataan Ruang sebagai Alat dalam
Pengelolaan Kawasan Pesisir, Laut, dan
Pulau-pulau Kecil
20. Untuk menjamin fungsi dan pemanfaatan dari
kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang
optimal dan berkelanjutan, kegiatan pengelolaan
pesisir, laut dan pulau-pulau kecil harus ditekankan
pada upaya menjaga keseimb angan arftarapemanfaatan
dan pelestarian wilayah tersebut. Rencana tata ruang
merupakan rambu-rambu yang merupakan salah satu
faktor yang dapat menghindarkan maupun mengantisipasi permasalahan-permasalahanpemanfaatan
sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil.
Berkaitan dengan hal tersebut, peranan tata ruang pada
hakekatnya dimaksudkan untuk mencapai pemanfaatan
sumber daya secaraoptimal dengan sedapatmungkin
rnenghindari adanya konfl ik p emanfaatan sumber daya
sehinggatujuan dari pengelolaankawasanpesisir, laut,
dan pulau-pulaukecil dapattercapai.
21 . Kattan antara sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam suatu ruang sangat erat, bahkan
merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan satu
sama lain. Dalam hal ini ruang yang tidak mengenal
batas wilayah, meliputi komponen-komponen ruang
darat,laul, dan udara, sementara itu sumber dayaalam
yang terkandung dalam ketiga komponen tersebut
meliputi komponen-komponen yang beranekaragam.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas dan penggunaan
sumber daya alam karena meningkatnya kebutuhan
manusia akan sumber-sumber tersebut, maka pengaturan penggunaan sumber-sumber daya alam tersebut
perlu mendapat perhatian yang serius, mengingat
sebagaibesar sumber daya alam yang ada merupakan
sunrber daya yang tidak terbaharukan. Kegiatan
penataanruang yang secaraLlmum mengacu pada UU
No. 24 Tahun 7992, merupakan solusi yang tepat
dalam kaitamya denganpengelolaandan pemanfaatan
sumber dayaalam.
22. Untuk tujuan perencanaan secara praktis, kawasan pesisir, laut,dan pulau-pulau kecil merpakan
kawasan khusus/spesial,memiliki karaktenstik unik dan
dengan batas-bataskawasan yang sering ditentukan
berdasarkanpermasalahanspesifik yang perlu ditangam.
23. Berkaitan dengan hal tersebut, peranan tata
ruang pada hakekatnya dirnaksudkan untuk mencapai
pemanfaatan surnberdaya optimal dengan sedapat
mungkin menghindari konflik pemanfaatan sumberdaya, serta dapat mencegah timbulnya kerusakan
lingkungan hidup serta meningkatkan keselarasan
perkembangan antara kawasan di dalam kawasan
pesisir dan kawasanlain yang terkait di sekitamya.
24. Pendekatan penataan ruang ini merupakan
pendekatanpengelolaan ruang yang harus merlamin
adanya kepentingan sektoral yang terakomodir dan
tenntegrasi dan dalam prosesnya (perencanaan,pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan) didukung oleh
keterlibatan masyarakat serta didukung oleh sistem
kelembagaan yang mengarah pada adanya forum
komunikasi yang kuat antar stakeholders.
25. Kegiatan penataan ruang dapat dipilah ke
dalam ti ga proses yaitu perencanaan, pemanfaatan tala
ruang dan pengendalian pemanfaatan.
PerencanaanTata Ruang Kawasan pesisir,
Laut, dan Pulau-pulau Kecil
26. Secaru umum perencanaan tata ruang adalah
suatu proses penyusunan rencana tata ruang untuk
meningkatkan kualitas lingkurngan hidup dan lranusianya serta kualitas pemanfaatan ruang yang secara
struktural menggambarkan keterikatan fungsi lokasi
yang terpadr"r
bagi berbagai kegiatan.Perencanaantata
ruang dilakukan melalui proses dan prosedur penyllsunan serta penetapan rencana tata ruang berdasarkan
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku (UU
No. 24 Tahun l992,Pasal13 ayat l).
27. Rencanatataruang merupakan sllatu rencana
yang mengikat semua pihak, yang berbentuk alokasi
peruntukan ruang di suatu wilayah perencanaan.
B entuk tata ruang pada dasarnya dapatberupa all o kasi
letak, luas, dan atribut lain (misalnya jenis dan intensitas kegiatan) yang direncanakan dapat dicapai pada
akhir periode rencana. Selain bentuk tersebut. tata
ruang juga dapat berupa suatu prosedur belaka (tanpa
menunjuk alokasi letak, luas, dan atribut lain) yang
harus dipatuhi pleh para pelaku pengguna ruang di
wilayah rencana.Namun tata ruang dapat pula terdiri
atas gabungan kedua bentuk di atas, yaitu terdapat
alokasi ruang danjuga terdapatprosedur.
28. Tujuan pengelolaan tata ruang di kawasan
pesisir, laut dan pulau-pulau kecil dapat tercapai
dengan melalui perencanaantata ruang yang di dalamnya meliputi upaya-upaya:
. Menemukenali kebutuhan dan urgensi akan adanya
upaya perbaikan pengelolaantata ruang kawasan
pesisir.
.
Mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan meliputi data fisik, ekonomi, dan sosial sehins-
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN,
No, 21, September/Oktober
2OOO
23
I-
TEMBANGUNAN
ga dapat memberikan gambaran karakteristik
kawasanpesisir tersebut.
Mempersiapkan model dan mekanisme pelibatan
masyarakat dalam kegiatan penataan ruang di
kawasanpesisir, laut dan pulau-pulau kecil.
Menentukanprioritas pemecahanmasalah.
Melakukan analisafeusibility terhadap kemungkinan pembangunan ekonomi yang baru.
M e m p e r t i m b a n g k a n b a t a s - b a t a sp e n g e l o l a a n
kawasan.
Melakukan identifikasi stakeholder yang terkait,
analisa dan kajian terhadap kapasitas kelembagaan
serta membangun mekanisme koordinasi antar
badan dan stakeholder.
29. Pada akhirnya, rencana tata ruang kawasan
pesisir, laut dan pulau-pulau kecil menjadi suatu hasil
dari proses analisis yang memberikan arahan kepada
pemerintah (terutama daerah) dalam hal penentuan
prioritas, trade-offs,permasalahandan pemecahannya,
yang memelihara ke seimbangan antara perlindungan
terhadap ekosistem yang bernilai tinggi dan pembangunan ekonomi.
30. Dengan renc ana tata r oang y ang ada, ke giatanl
r,rsahapengelolaan dan pemanfaatankawasan pesisir,
Iaut dan puiau-pulau kecil dapat lebih terarah secara
spasial dengan tetap menjaga fungsi dari kawasan
pesisir, laut dan pulau-pulau kecil tersebut.Untuk itu,
sangat penting untuk menjadikan rencana Iata ruang
sebagaipedoman dalam pelaksanaanprogram-progmm
pembangunan,pengelolaan,pengamarlan,eksploitasi,
serta pemeliharaan kawasan pesisir, laut dan pulaupulau kecil sertadaerah sekitamya.
Pemanfaatan Ruang
3 i. Yang dimaksud dengan pemanfaatan ruang
adalah rangkaian program kegiatan pelaksanaan
pembangunan yang memanfaatkan ruang menurut
jangka waktu yang ditetapkan di dalam rencana tata
ruang. Menurut UU No. 24 Tahun 1992 tentang
PenataanRuang, Pasal 15, pemanfaatanruang dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang
beserta pembiayaannya, yang didasarkan atas rencana
mta ruang.
32. Sedangkan dengan rencana tata ruang yang
ada kegiatan/usaha pengelolaan dan pemanfaatan
kawasanpesisir, laut dan pulau-pulau kecil dapat lebih
terarah secaraspasial dengan tetap menjaga fungsi dari
kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil tersebut.
Untuk itu, sangat penting untuk menjadikan rencana
tata ruang sebagai pedoman dalam pelaksanaan pro-
.,^
gram-program pembangunan, pengelolaan, pengamanan, eksploitasi, serta pemeliharaan kawasan
pesisir, laut dan pulau-pulau kecil dan daerah
sekitamya.
33. Dalam rangka pencapaiansasaranpengaturan
pemanfaatanruang di kawasanpesisir, laut dan pulaupulau kecil, dapat dirumuskan perangkat insentrf dan
disinsentif untuk mengarahkan sekaligus mengendalikan perkembangan dan perubahan fungsi kawasan
dan dikembangkan secara sektoral maupun lintas
sektoral. Perangkat insentif tersebut bertujuan memberikan rangsanganterhadap kegiatan yang menuryang
fungsi kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil dan
sesuai/seiringdengan tujuan penataan ruang yang
dijabarkan dalam rencana tata ruang. Sedangkan
perangkat disinsentif adalah pengaturan yang bertujuan
membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan
yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang atau yang
bersifat merusak atau mengganggu kelestarian lingkungan kawasanpesisir, laut dan pulau-pulau kecil.
34. Program-program pembangunan dalam rangka
pemanfaatanruang di kawasan pesisir, laut dan pulaupulau kecil menjadi sangatefektif apabila:
.
Kebijakan-kebijakan yang ditindaklanjuti oleh
program-programtersebuttergambardenganjelas
dan bukan utopia.
.
Tujuan dan progftrm secarakeseluruhan serla tujuar-rh-rjuandari sub-sub prog:am terartikulasi denganjelas
dan tergambar secarakuantitatif atau terukur.
.
Instansi terkait mempunyai penugasanyang jelas
secara bertanggung jawab dan bertanggung gugat
(accountable)
.
Sumber daya manusia dan pendanaan yang mencukupi dalam implementasi prograrn
.
Masyarakat di kawasan tersebut sadar secara penuh
akan pentingnya penataanruang kawasan pesisir, Iaut
dan pulau-pulau kecil sertatujuan dari kebijakan dan
program-program yang disepakati bersama.
. Sumber daya pendukung yang mencukupi dalam
kegiatan pernantauan,evaluasi dan penertiban
35. Beberapaprogram pembangunandalam rangka pemanfaatan ruang di kawasan pesisir, laut dan
pulau-pulaukecil misalnya adalah:
. Perlindungan sumberdaya alam, termasuk lahan
basah, daerah genangan, estuari, pantai, daerah
berbukit pasir, habitat ikan dan biota laut, yang
semuanya terdapat di kawasan pesisir dan lautan.
.
Pengelolaanpengembanganpesisir untuk memtnimasi hilangnya kehidupan dan bapgunan yang
disebabkan oleh pembangunan yang sembarangan
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN,
No 21,September/Oktober
2000
PrMenNrGuNAN
DAERAH,,di kawasan rawan banjir, rawan erosi, rawan
sanaanpemanfaatanruang di sekitardanaur/waduk,
bahayageologisdan gelombangbadai dan di area
baik yangsesuaimaupunyangtidak sesuaidengan
yang cenderungterpengaruhdanrentankerusakan
rencanatataruang.Kegiatanpelaporandilakukan
olehkenaikantingkatpermukaan,penurunanlahan
secaraberkala oleh instansisektoralyang berdanintrusiair laut.
kaitandanberwenang.Kegiatanpelaporanini juga
. Penjaminanaksespublik terhadappesisir untuk
dapatdilakukan oleh masyarakatsebagaikontrol
keperluanrekreasi.
sosial (masyarakatdapat berperanserta dalam
. Pemberiankesempatankepadamasyarakatdan
. kegiatanpenataanruang sesuaidenganPPNo. 69
institusipemerintahandaerahdalampengambilan
Tahun 1996tentangPelaksanaan
Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta
keputusanmenyangkutpengelolaankawasan
pesisirdanlautan.
masyarakatdalam PenataanRuang). Hasil pela. Pengelolaanpengembangankawasanpesisir dan
poran dapat ditindaklanjuti dangankegiatan
lautan untuk meningkatkan,meryagadan mempemantauan.
perbaiki kualitas air pesisir dan melindungi .
Kegiatan pemantauan dilakukan untuk mesumberdayaalamdanpenggunaanairyangada.
ngamati, mengawasi, dan memeriksa ketidak
. Perbaikanlingkunganperkotaanpantai dan pelasesuaianatau kesesuaianpelaksanaankegiatan
buhan dan perlindungan terhadap lingkungan
pemanfaatanruangdenganrencanatataruangserta
sejarah,kultur, pemandangan
yangindah.
perubahankualitastataruangdanlingkunganyang
. Perencanaansecarakomprehensif,
konservasidan
tidak sesuaidenganrencanatata ruang.Kegiatan
pengelolaanbagi kehidupanbiota laut termasuk
pemantauanini merupakan tindak lanjut dari
perencanaanuntuk penempatanfasilitas pengenpelaporanterhadappenyimpangandari rencana
dalian polusi dan budidayaperairandalam katata ruang sebagaiakibat dari berubahnyafungsi
pesisir
wasan
danlautandankoordinasiyanglebih
ruangdanpemanfaatan
ruang.
.
baik antarpemerintahandaerahinstansilainya.
Kegiatan evaluasi merupakanusahamenilai
.
Pertimbanganprioritas yang diberikan untuk
kemajuan kegiatan pemanfatanruang dalarn
penggunaanyang bergantungpada pesisir dan
mencapaitujuanrencanatataruang.
prosespengaturanpenempatanfasilitashankam,
energi,budidayaperikanan,rekreasi,pelabuhar-r
yangdimaksuddenganpenertiban
38. Sedangkan
perhubungan
lokasi
dan
dan
kegiatankomersildan adalahusahauntuk mengambiltindakanagar pemanindustri di dalam dan sekitar kawasandimana faatan ruang yang direncanakandapat terwujud dan
pembangunan
tersebuttelahada.
terjaga. Kegiatan penertiban merupakan upaya pengambilantindakan berupa pengenaansanksi bark
Pengendalian
PemanfaatanRuang
berupa sanksi administrasi(pembatalanizin. pen36.Menurut Pasal 18 UU No.24 Tahun 1992 cabutanhak), sanksiperdata(pengenaan
denda,ganti
tentang Penataan Ruang, pengendalian pemanfaatan rugi dll.), sanksipidana(penahanan/kurungan).
ruang diselenggarakanmelalui kegiatan pengawasan
39. Selainkeduakegiatantersebut,hal lain yang
dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang. Untuk
mutlakperludilakukanadalahpengaturanlebihlar1ut
menjamin pemanfaatan ruang yang sesuai dengan renaanatataruangke dalamaturanaturanhukum yang
rencana tata ruang yang telah dibuat terutama untuk
mengikat.Dalam peraturantersebutdisebutkanketenkawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, maka
tuan-ketentuan
nnci yangmengaturbagaimanarencana
harus dilakukan kegiatan pengendalian pemanfaatan tataruangditetapkantermasuksanksi-sanksinya.
ruang di kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
dengan rutin dan intensrf.
37. Yang dimaksud dengan pengawasan adalah
usaha untuk men1aga kesesuaian pemanfaatan ruang
dengan fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana
tata ruang. Berkaitan dengan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil,
kegiatan pengawasan dilakukan melalui mekanisme:
.
Kegiatan pelaporan meliputi kegiatan memberikan informasi secaraobyektif mengenai pelak-
Kebijakan Penataan Ruang Nasional
dalam Pengelolaan Ruang Kawasan
Pesisir,Laut, dan Pulau-pulauKecil
40. Sampai saat ini telah terdapat beberapa
perangkat kebijakan penataanrllang yang terkait
dengankawasanpesisir,laut dan pulau-pulaukecil,
diantaranyaPasal9 UU No. 24 Tahln 1992 tentang
PenataanRuangyangmenyatakanbahwa:
"Penataanruang wilayah Propinsi dan wilayah
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN,
No. 21, September/Oktober
2000
25
Kabupaten{l(otadisampingruangdaratan,juga mencakup ruanglautandanruangudarasampaibatastertentu
yangdiaturdenganperaturanperundang-undangan."
RencanaTata Ruang Wilayah (RTRW)
Propinsi
46. PemerintahDaerahPropinsi yang memiliki
disebutkan
kewenanganotonomiterbatassebagaimana
1999,
berwenang
dalam
No.
22
Tahun
tentang
dalam
UU
32
Tahun
1990
41. Dalam KeppresNo
penataan
propinsi
daerah
ruang
PengelolaanKawasanLindung mengaturantaralain menetapkankebrjakan
kriteria untuk menetapkangaris sempadanpantai, yang meliputi pengelolaandan perencanaanpemsebagaiupayamelindungi kawasanpesisir dan lautan bangunanyang bersifat lintas daerahkabupaten/kota,
dari pemanfaatanyang merusak dan mengabaikan seperti wilayah aliran sungai,hutan lindung, serta
kawasanpesisir,laut dan pulau-pulaukecil. Keweumum.
kepentingan
pusat
nanganPemerintahDaerahPropinsidalampengelolaan
ini
ditingkat
pada
saat
itu
42. Disamping
sedangdilakukan penyusunanRUU PenataanRuang kawasanlaut adalahpada rentang wilayah yang
Laut, yang memuat rambu-rambuyang perlu diper- berjarak 4-12 mll ditarik dari garispantai.
ruangmenca47. Padatingkatpropinsi,penataan
hatikanolehpemerintahdanmasyarakatdalammemankup hal-hal sebagaiberikut: ketentuandan peraturan
faatkankawasanpesisirdan lautan.Sementaraitu UU
No. 22 Tahun 1999tentangPemerintahDaerah,fungsi yang berlaku untuk wilayah propinsi, kebijakan dan
ruangnya(dalamketerkaitansistemyang luas) diatur programpokok sesuaidengankewenanganPemerinath
tanggungjawab dan Propinsi,standardanpanduan(guidelines)yangsesuai
olehUU No.2411992sedangkan
wewenangpengelolaannyasebagianwilayah diatur dengankarakterfisik, sosialdanbudayapropinsi.
oleh UU No. 22 Tahun 7999 tentans Pemerintahan
RencanaTata Ruang Wilayah (RTRW)
Daerah
KabupateniKota
RencanaTata RuangWilayah Nasional
(RrRwN)
43. Ruang wilayah negara kesatuan Republik
lndonesia dengan letak dan kedudukan yang strategis
sebagai fiegara kepulauan merupakan sumber daya
alam yang perlu dikelola secara terkoordinasi dan
terpadu dengan sumber daya manusia dan sumber daya
buatan dalam pola pembangunan yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan berdasarkan Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional.
44. Sehubungan dengan hal tersebut, dan sebagai
pelaksanaan dari Undang-Undang nomor 24 tahun
1992 tentang Penataan Ruang, maka pemerintah telah
menetapkan Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun
1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
merupakan pedoman perumusan kebijakan pokok
pemanfataan nrang wilayah nasional.
45. Dalam RTRWN yang baru, sebagai revisi
terhadap RTRWN 1997 tersebut, perlu dicantumkan
prinsip-prinsip penataan ruang kawasan pesisir, laut
dan pulau-pulau kecil yang perlu diperhatikan oleh
pemerintah daerah. Prinsip-prinsip ini diturunkan dari
kebijakan nasional mengenai penataan ruang atau
pengelolaan kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau
kecil yang mungkin dimuat dalam Undang-Undang
Penataan Ruang yang direvisi, atau Undang-Undang
Penataan Ruang Wilayah Laut yang saat ini sedang
dirumuskanolehBKTRN:
26
48. Secara lebih rinci, fungsi penataan ruang pemerintah daerahkabupatenlkota adalah meryLrsun arahan,
tujuan dan kebijakan penataan ruang; merumuskan
stnrktur dan proses-prosespenataanruang; menentukan
peraturanhukLrmmengenai produk dan prosespenataan
**g;
mengkaji dan mengesahkan rencana tala ruafig
kawasan-kawasan; membuat sistem impiementasi rencana tata ruang; dan membentuk dukungan informasi
untuk penataan ruang yang dilakukan oleh masyarakat
maupun institusi pemerintah.
49. Materi kebijakan penataan ruang wilayah
kabupaten{<otameliputi antara lain: kerangka sistem
perencanaan;prinsip, tujuan, kebijakan strategrs;panduan
penataan ruang kabupatenkota; institusi, program dan
prosedur untuk menyiapkan dan melaksanakan rencana
tata ruang dan kebijakan penataax ruang; peraturan,
ketentuandan standarpengelolaanSDA; sfategi sektoral
penataan ruang (seperti kawasan lindung, hutan, pertambangan); dan indikator untuk mengukur tingkat
ketercapaian hrjuan penataan ruang.
50. Kewenanganpemerintahdaerahkabupaten/kota
dalam pengelolaankawasan lpesisir, laut dan pulau kecil
menjangkau wilayah laut sampai sejauh sepertiga dari
ba@skewenanganpropinsi (sepertigadari 12 mil).
51. Dalam penataan ruang kawasan pesisir, laut
dan pulau-pulau kecil, yang perlu dicakup adalah
tujuan, sasaran, kebijakan; program pengelolaan,
strategi utamapengelolaan wilayah, prinsip kerla sama
dengan pemda yang lebih rendah, dan proses perumus-
No. 21, September/Oktober
2000
PEMBANGUNAN,
PERENCANAAN
an rencana tata ruang kawasan dan cakupannya.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ini, sebagaimana jr"iga rencana tata ruang wilayah nasional dan
propinsi, tidak harus memuat petayang menunjukkan
lokasi persisnyaelemen-elemenrencanatata ruang.
Rencana tata ruang kawasan pesisir, laut dan
pulau-pulau kecil baru perlu disusun untuk skala
kawasan, yaitu wilayah di dalam daerah kabupaten
atau kota. Rencanatata rllal-lgkawasanpesisir, laut dan
pulau-pulau kecil merupakan bagian dari rencana
pengembangankawasan yang lebih hias yang meliputi
rencana tata ruang kawasan darat, rencana transportasi.
rencana prasarana, rencana perurnahan, d11.Cakupan
rencana tata ruang kawasan pesisir, laut dan pulaupulau kecil mengandurrg uraian mengenai tujuan,
s a s a r a n ,k e b i j a k a n d a n b a t a s a n l o k a s i k a w a s a n kawasan yang lebih mikro. Penentuan kawasan ini
periu didasarkanatas suatu riset terlebih dahulu.
Penutup
52. Seperti telah disebutkan sebelumnya, pendekatan penataan ruang dalarn pengelolaan kawasan
pesisir, laut dan pulau-pulau kecii diharapkan mampu
menghasilkan rencana-rencana tata rlrang kawasan
pesisir, lar"rtdan pulau-pulau kecil yang metnpunyai
daya antisipasi tinggi terhadap perkembangan dan
tidak kalah cepat dengan kebutuhan pembangunan di
kawasan tersebut.Disanrping itr: harus bersifat realistik operasional dan benar-benar mampu berfungsi
sebagai instrumen koordinasi terhadap progmm program pembangunan dari berbagai sumber pendanaan.
53. Rencana tataruang kawasan pesisir, laut dan
pulau-pulaukecil hendaknya juga dilihat sebagaiaspek
prosedural dalam penyelenggaraan pernbangunan
sebagai kegiatan yang dapat menunjang tercapainya
pembangunandi kawasanpesisir, laut
sasaran-sasaran
dan pulau-pulau kecil dengan mewujudkan mekanisme
proseduryang lebih tepat dan efektif.
54. Penataanmang di kawasan pesisir, laut dan
pulau-pulaukecil juga memberikan peluang yang lebih
luas dalam meningkatkan peranserta masyarakat dan
dunia usaha dalam pembangunan. Di lain pihak adanya
Llpaya-upayauntuk rnemasyarakatkan pengertian
penataanruang bagi seluruirpelaku pembangunanagar
tidak terjadi kesalahan interpretasi atau terdapat
harapan-harapan yang tidak sesuai dengan tingkat
kedalaman maupun isi dari tiap-tiap tingkatan penataan
ruang. Keberhasilan perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian tata ruang trdak terlepas dari dukungan
kelembagaan dan personil yang mewadahinya. Oleh
karena itu, peningkatan kemampuan maupun penyempumaan kelembagaan perlu tems dilakukan. Hal ini
perlu didukung oleh peningkatan sumber daya manusla
khususnya yang terlibat dalam penyusunan rencanatata
ruang, misalnya melalui sertifikasi para ahli yang
terlibat dalam penyusunan rencana tata ruang.
55. Dengan pengertian tersebut maka pengelolaan
tata ruang kawasanpesisir, laut dan pulau-pulau kecil,
yang mencakup tataguna sumberdaya alamnya, termasuk tataguna lahan, harus merupakan bagian tak
terpisahkan dari sistim pengelolaan pembangunan
nasional dan regional, yang memiliki visi masa depan
y a n g j e l a s d a n t a h a p a n p e n c a p a i a n t u . ; u a ny a n g
konsisten.
56. Tahap awal dari semua ini adalah penyamaan
persepsimengenai konsep tataruang kawasan pesisir,
laut dan pulau-pulau kecil yang kemudian diikuti
dengan konsep keq'asamadan bukan konsep persaingan
antar sektor untuk kinerja yang lebih unggul dalam
pembangunan.
57. Harapan kita semua agar berbagai kajran
menuju ke operasionalisasisistim penataan ruang di
kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil dapat
dikembangkan lebih cepat untuk meningkatkan kinerja
pembangunan menuju masyarakat yang adil dan
makmur.
58. Dalam pembangunandaerah dengan era otonomi daerah yang semakin luas, peran pemerintah
daerahkabupaten4<otaakan sangatpenting. Pemenntah
daerah kabupaten/kota mempunyai kewenangan dan
tanggung jawab yang sangat besar dalam penataan
ruang wilayahnya. Berbagai fungsi-fungsi penataan
ruang yang selama ini dilakukan oleh pemerintah pusat
atau propinsi harus dilaksanakan oleh pemerintah
daerah kabupaten&ota. Pemerintah daerah kabupaten/
kota perlu mendapat dukungan dari semua pihak untuk
dapat menjalankan fungsi yang sangat penting ini
dalam mewujudkan tata ruang Indonesia yang efisien,
indah, tertib dan lestari.
59. Penataanrlrang yang baik di kawasan pesisir,
laut dan pulau-pulau kecil akan memberikan manfaat
yang lebih besar kepada masyarakat secara keseluruhan dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
disampir,gterwujudnya lingkungan yang lestari, tertib
dan berkelanjutan.Pengalamandi negaramaju menunjukkan bahwa peraturan-peraturan tata ruang dapat
diterima denganbaik oleh pengusahadan masyarakat.
Diharapkan agar hal yang sama juga terjadi pula di
Indonesia khususnya di kawasan pesisir, laut dan
pulau-pulau kecil yang begitu banyak tersebar di
seluruhwilayah Indonesia.l
2000
No. 21, September/Oktober
PEMBANGUNAN,
PERENCANAAN
2l
Download