Mata Kuliah - Etika PeriklananModul ke: Ketentuan Tata Krama Periklanan Berdasarkan Pemeran Iklan Fakultas FIKOM Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Ardhariksa Z, M.Med.Kom Tata Krama Tata krama adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia setempat. Tata krama terdiri atas tata dan krama. Tata berarti adat, aturan , norma, peraturan. Krama berarti sopan santun, kelakuan tindakan, perbuatan. Dengan demikian, tata krama berarti adab sopan santun, kebiasaan sopan santun, atau sopan santun. Tata Krama Periklanan 1. Isi Iklan 2. Ragam Iklan 3. Pemeran Iklan 4. Wahana Iklan 1. Anak-anak Pemeran Iklan Iklan yang diperankan oleh anak-anak merupakan iklan produk yang memang dikonsumsi oleh anakanak. Adegan-adegan dalam iklan pun harus lah sesuai dengan anak-anak, tidak mengandung unsur yang menyesatkan atau bahkan adegan yang tidak pantas dilakukan oleh anak-anak. Iklan yang menggunakan anak-anak sebagai pemeran dalam iklan, tidak diperbolehkan menampilkan anakanak sebagai penganjur untuk penggunaan produk yang bukan untuk anak-anak Anak-anak yang menjadi pemeran iklan tidak diperbolehkan menampilkan daya rengek dengan maksud memaksa orang tua untuk mengabulkan permintaan mereka akan produk terebut. 2.Perempuan Pemeran Iklan Iklan yang menggunan Perempuan sebagai pemeran, tidak boleh terkesan melecehkan atau bahkan terkesan merendahkan kodrat perempuan. 3. Gender Pemeran Iklan Iklan harus memiliki kejelasan jender, tidak boleh membiaskan kesetaraan hak jender. 4. Penyandang Cacat Pemeran Iklan Isi atau konten iklan tidak diperbolehkan memiliki kesan merendahkan atau bahkan mengejek penyandang cacat. Pemeran Iklan 5. Tenaga ProfesionalPada iklan produk obat-obata, tidak diperbolehkan menggunakan tenaga professional, identitas, atau segala atribut profesi, baik secara jelas maupun tersamar. Jika iklan memuat konten atau isi yang mengandung atau terkait dengan profesi tertentu, maka iklan tersebut harus mematuhi kode etik yang ada pada profesi tersebut. 6. Hewan Pemeran Iklan Konten atau isi iklan tidak boleh mengandung unsur penganiayaan atau perlakuan yang tidak pantas terhadap hewan, terutama hewan peliharaan dan hewan yang dilindungi. 7. Tokoh Animasi Pemeran Iklan Tidak boleh sembarangan dalam menggunakan tokoh animasi dalam sebuah iklan. Penggunaan tokoh animasi, harus atas ijin dari yang bersangkutan, atau pemilik hak atas karakter tersebut. Tokoh animasi yang digunakan dalam sebuah iklan, tidak boleh ditampilkan secara menakutkan atau bahkan menjijikan secara sangat berlebihan. Penokohan sosok animasi dalam iklan tetap harus sesuai dengan nilai-nilai social dan budaya bangsa. Terima Kasih Ardhariksa Z., M.Med.Kom