UJI TOKSIT GETAH TANAMAN BIDURI

advertisement
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Oct 28 7:24:49 2017 / +0000 GMT
UJI TOKSIT GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantean L.) PADA
KEONG MAS (Pomacea canaliculata Lamarck)
PENULIS ADALAH MAHASISWA ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEHBAB
IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangDalam dua tahun terakhir ini, beberapa surat kabar mengemukakan tentang gangguan hama
keong mas yang menyerang tanaman padi yang masih muda mulai dari Sumatera, Jawa hingga Papua. Sejumlah petani di
Kecamatan Palas, Lampung Selatan harus mengulang tanam hingga beberapa kali karena padinya diserang hama keong mas pada
musim tanam akhir tahun 2008 (Lampung Pos, 15-12-2008). Di Kabupaten Aceh Besar dan Banda Aceh, petani diperkirakan sempat
tidak menikmati hasil panen karena setelah tiga hari terendam banjir bandang, puluhan ribu hektar tanaman padi mereka digerogoti
keong mas (Gatra.com, 01-12-2000)Keong Pomacea merupakan salah satu hama yang sangat merugikan petani. Keong Pomacea
memakan batang padi muda, dan menyebabkan gagal panen. Penanggulangan yang telah dilakukan untuk membasmi hama keong
Pomacea adalah dengan menggunakan moluskosida sintetis. Namun penggunaan senyawa anti-moluska ini berbahaya bagi
lingkungan. Tanaman Biduri (Calotropis gigantean L.) dalam bahasa Aceh disebut Bak Rubek. Merupakan tumbuhan liar yang telah
banyak dikaji. Biduri merupakan mangrove asosiasi yang terdapat di sepanjang zona tropis dan subtropiks Asia dan Afrika, getahnya
mengandung alkaloid, glikosida, flavonoid, polifenol, tannin, saponin, sterol, dan triterpenoid (Subramanian dan Saratha, 2010).
Tanaman ini mengandung senyawa moluskosida, dan diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengendalikan hama keong Pomacea.
Juga mengurangi penggunaan senyawa moluskosida sintetis yang membahayakan lingkungan.1.2. Tujuan Adapun tujuan dari
praktikum adalah untuk menguji racun yang terkandung pada tanaman Biduri (Calotropis gigantean L.) terhadap keong Pomacea
dan mengamati reaksi keong Pomacea.1.3. ManfaatPraktikum ini memberikan informasi baru tentang teknik pengendalian populasi
keong Pomacea dengan racun Biduri. Dan cara pemanfaatan tanaman liar di lingkungan sekitar kita sebagai moluskosida. BAB
IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Keong Mas Keong mas atau keong murbai (Pomacea canaliculata Lamarck) termasuk keong air tawar,
dengan cangkang berbentuk bulat mengerucut berwarna kuning keemasan. Keong ini berasal dari daerah Amazon, Amerika Selatan
dan diperkirakan masuk ke Indonesia melalui perdagangan ikan hias sekitar tahun 1984. Keong mas saat ini banyak dijumpai dan
sebagian besar belum dapat dimanfaatkan disebabkan perkembangan pupulasinya yang cepat (Sihombing. 1999 Disitasi oleh
Wardana 2008)Keong mas atau siput murbai (Pomacea canaliculata Lamarck) merupakan salah satu hama utama yang dapat
menimbulkan masalah dalam produksi padi (Gambar 1). Badan Pangan Dunia (FAO) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNO)
menduga kehilangan hasil yang disebabkan hama ini mencapai 40% dari areal padi sawah di Filipina pada tahun 1989 yang
menyebabkan kehilangan hasil cukup besar (Hendarsih, 2004 Disitasi oleh Wardana 2008)Keong mas banyak ditemukan di
lingkungan basah seperti persawahan dan rawa-rawa. Siklus hidupnya cukup lama yaitu 2 hingga 6 tahun dengan kemampuan
bertelur mencapai 1000 hingga 1200 butir dalam sebulan mengakibatkan pertumbuhan populasi yang tinggi (Hendarsih, 2004
Disitasi oleh Wardana 2008)Tak hanya di Indonesia, keong mas jenis Pomacea canaliculata (setidaknya sejauh ini dari jenis itu yang
terdeteksi secara ilmiah) ternyata juga menginvasi sejumlah negara, seperti Filipina, Vietnam, Kamboja, Thailand, Myanmar,
Taiwan, China, Jepang, negara-negara di kawasan Amerika Utara, dan Amerika Selatan.Sampai saat ini belum ditemukan obat yang
efektif untuk membasmi hama keong mas di lahan sawah. Selama ini, antisipasi yang dilakukan petani dalam mengendalikan
serangan hama keong mas adalah dengan cara memberi bubuk racun pada lahan sawah sebelum masa tanam padi. Biasanya bubuk
atau cairan racun itu dicampur pada pupuk urea dan disebarkan di seluruh lahan sawah sebelum penaman dilakukan. Tapi ini pun
terkadang tidak efektif, karena kenyataan di lapangan keong mas hanya terbenam saja di tanah dan saat hujan datang, kembali
datang dan menyerang tanaman.Klasifikasi Keong Mas Adalah sebagai berikut:Kingdom : AnimalsDivisi : MolluscaKelas :
GastropodaOrdo : PulmonataFamili : PomaceatidaeGenus : PomaceaSpesies : Pomacea canaliculata Lamarck.2.2
BiduriKlasifikasi Tanaman Biduri Adalah sebagai berikut:Kingdom : Plantae (Tumbuhan)Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Sub Kelas : AsteridaeOrdo : GentianalesFamili : Asclepiadaceae Genus :
CalotropisSpesies : Calotropis giganteaTanaman Biduri merupakan semak tegak yang umumnya tumbuh di musim kemarau pada
lahan-lahan kering. Tanaman termasuk tumbuhan tahunan dengan tinggi bisa mencapai 0,5 ? 3 m. Helaian daun memiliki bentuk
bulat telur atau bulat panjang, yang pertulangan daunnya menyirip. Permukaan atas daun berambut putih tersusun rapat ketika muda,
sedangkan permukaan bawah tetap berambut tebal putih. Daunnya bertipe tunggal dengan tangkai pendek menempel langsung pada
batang tersusun berseling (decusatus). Bunga bertipe majemuk dalam anak payung yang menempel pada di ujung batang atau ketiak
daun. Corona berdaging padat dan seukuran atau lebih lebar dibanding tabung stamen (Ahmed et all, 2005) . Bunga akan
berkembang menjadi buah tipe bumbung berbentuk bulat telur atau bulat panjang. Buah memiliki ukuran 9 ? 10 cm dan berwarna
hijau. Biji di dalam buah berbentuk lonjong pipih dan berwarna cokelat. Permukaan biji terdapat rambut pendek yang menyelimuti,
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 1/3 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Oct 28 7:24:49 2017 / +0000 GMT
umbai rambut ini panjang dan tampak seperti sutera. Tubuh akan mengeluarkan getah putih encer dan kelat. Getah ini beracun dan
baunya sangat menyengat. Kulit batang mengandung serat yang bisa dimanfaatkan untuk membuat jala (Direktorat Jendral
Perkebunan, 2006)Biduri dapat tumbuh dari biji di lahan yang relatif kering seperti padang rumput kering, lereng-lereng gunung
yang rendah, dan pantai berpasir. Tanaman perenial ini mempunyai persebaran di wilayah tropis dan subtropis, di benua Asia dan
Afrika (Ahmed et all, 2005). Tanaman ini cukup adaptif di lingkungan yang ekstrim kering dan panas. Di India terwakilli oleh 2
spesies, yaitu Calotropis gigantea dan Calotropis procera. Di beberapa negara, seperti India, Sri Lanka, Singapore, Malaysia,
Filipina, Cina Selatan dan Thailand umumnya digunakan sebagai obat tradisional.Secara konvensional sering dimanfaatkan untuk
keperluan pengobatan tradisional. Bagian kulit akar bermanfaat memacu kerja enzim pencernaan, peluruh kencing (diuretik),
peluruh keringat (diaforetik), dan perangsang muntah (emetik). Kulit batang yang diolah dahulu berguna untuk perangsang muntah,
sedang bunganya berkhasiat tonik, serta menambah nafsu makan (stomakik). Daunnya berkhasiat rubifisien dan menghilangkan
gatal. Getah yang disekresikan bersifat racun, namun berkhasiat sebagai obat pencahar.Organ tumbuhan tersebut mengandung
beberapa senyawa aktif yang bisa dimanfaatkan dalam pengobatan beberapa penyakit luar atau penyakit dalam (Kongkow, 2007).
Beberapa pengguna juga sudah memanfaatkan bahan tanaman ini untuk kepentingan pengendalian hama, sebagai insektisida,
antinematoda, serta antirayap (Jayashankar et all, 2002). Sedang penelitian yang telah Chobchuenchum dkk (2004), menggunakan
ekstrak Calotropis gigantea dengan beberapa pelarut sebagai agen biomoluskisida pada keong mas (Pomacea canaliculata).Hampir
semua organ tubuh tanaman mengandung senyawa-senyawa kimia bermanfaat. Secara umum, akar mengandung saponin, sapogenin,
kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin, dan harsa. Organ daun mengandung bahan aktif seperti saponin, flavonoid,
polifenol, tanin, dan kalsium oksalat. Kandungan pada batang berupa tanin, saponin, dan kalsium oksalat. Getah yang dihasilkan
juga memuat senyawa racun jantung yang menyerupai digitalis (Kongkow, 2007).Bahan kimia khas yang terkandung yaitu
calotropin dan giganticine. Dari review yang dikemukakan oleh Ahmed et al (2005), investigasi-investigasi telah menemukan
senyawa dari kelompok cardenolide dari getah dan daun. Kelompok cardiac glikoside yang telah teridentifikasi yaitu calotropogenin,
calotropin, uscharin, calotoxin, dan calactin. Kelompok cardenolide glikoside meliputi coroglaucigenin, frugoside dan
4'-o-beta-D-glukopyranosylfrugoside. Pada ekstrak alkohol dari akar dan daun menghasilkan efek antikanker pada epidermal
carcinoma manusia serta kultur jaringan nasopharync. Dari uji coba tertentu, campuran senyawa tersebut bersifat sitotoksik pada
beberapa tipe bentuk sel pada manusia dan mencit. Efek antiplasmodia juga dibuktikan pada percobaan invitro menggunakan
eritrosit. Adanya calotropin menghambat spermatogenesis dan menimbulkan efek abortif pada tikus dan kelinci. Getah campuran
yang diramu khusus mengganggu siklus uterus pada tikus. Lhinhatrakool dan Sutthivaiyakit (2006) mengemukakan bahwa adanya
kelompok senyawa cardenolids yang terkandung memberikan efek sitotoksik pada siklus sel kanker.Antifertilitas bisa diartikan
sebagai sifat penghambatan kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan/anakan (Jujena, 2001). Kegagalan menghasilkan
keturunan tersebut ditimbulkan oleh beberapa sebab, seperti kegagalan spermatogenesis & oogenesis serta kematian embrio
postzigotik. Senyawa seperti calotropin yang diisolasi dari spesies lain mampu menghambat spermatogenesis dan efek abortif pada
tikus dan kelinci. Getah campuran yang diramu khusus juga menimbulkan aktifitas spontan pada percobaan yaitu ketidak matangan
uterus tikus (Ahmed et al., 2005). Screening yang dilakukan Chobchuenchum et al., (2004), menyebutkan C. gigantea salah satu
bahan ekstrak yang digunakan, mempunyai LC50 = 86,00 mg/L mampu mematikan lebih 90 % hewan uji setelah inkubasi 72 jam.
Ekstrak etanol C. gigantea terbukti bersifat toksik kuat untuk keong mas berukuran diameter operkulum 3 ? 5 mm yang
dibandingkan dengan ekstrak airnya pada percobaan. Adanya senyawa-senyawa aktif tersebut diduga dapat menimbulkan efek
abortif pada hewan uji. Oleh karena itu potensi tersebut bisa diujikan pada hama pertanian dengan pertumbuhan populasi yang pesat.
BAB IIIMETODELOGI PERCOBAAN3.1. Waktu dan TempatPraktikum telah dilaksanakan :Tempat : Laboratorium Kelautan
Waktu : 14.00 WIB - selesai3.2. Alat dan BahanAdapun alat dan bahan yang digunakan adalahTabel 3.2.1. Alat dan BahanNo Alat
dan Bahan Jumlah1. Keong Pomacea 2 individu2. Getah Biduri (Calotropis gigantean L.) 10 mL3. Alkohol 10 mL4. Breaker glass
1000 mL 2 buah5. Breaker glass 50 mL 2 buah6. Alat bedah 1 set3.3. Cara Kerja3.3.1. Penggumpulan keong Pomacea 1. Keong
Pomacea ditangkap di alam kemudian dipisahkan berdasarkan jenis kelamin. 2. Selanjutnya keong Pomacea diaklimasi hingga
keong mulai bergerak kembali.3.3.2. Pembuatan larutan getah Biduri1. Getah segar tanaman Biduri ditampung dalam wadah (sekitar
10 mL).2. Getah dicampurkan dengan alkohol, perbandingan 1 : 1.3. Aduk larutan hingga membentuk gum.4. Pisahkan gum.
Larutan yang tersisa dicampur dengan air, bagi menjadi dua bagian.3.3.3. Pengujian pada keong Pomacea1. Masing ? masing satu
individu keong Pomacea jantan dan betina dimasukkan dalam wadah yang telah diisi air. 2. Kemudian dituang larutan tersebut,
amati respon yang diberikan oleh keong Pomacea.BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil Pengamatan Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :Tabel 4.1.1. Perbandingan respon antara keong betina dan jantan
terhadap getah BiduriNo. Kelamin Waktu Kematian Warna Bedah Anatomi Dalam(Jantung)1. Betina ± 12 menit Orange2. Jantan ±
13 menit Orange pudar4.2. PembahasanTanaman Biduri (Calotropis gigantean L.) merupakan tumbuhan liar yang telah banyak
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 2/3 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Oct 28 7:24:49 2017 / +0000 GMT
dikaji. Tanaman ini mengandung senyawa moluskosida yang dapat menghambat aktivitas keong Pomacea. Getah Biduri (Calotropis
gigantean L) mengandung glikosida, protease, taraxasterol, kalotropin, kardenolida, flavonoid, gigantisin, kalaktin, kalotoksin,
uscharidin, gigantin, uscharin, kalotropain, alkaloid, polifenol, tannin, saponin, sterol, triterpenoid, terpene, pregnana, asam amino
nonprotein, ?-amirin, ?-amirin, ?-taraxasterol, lupeol, kalatropogenin, asam amino, klorofil, amida, karbohidrat, lignin, dan zat
tepung (Musman, 2010). Pemberian larutan getah Biduri ke dalam wadah menyebabkan keong Pomacea sulit bergerak dan
menghambat pernapasan. Zat tersebut menyebar dengan segera dan menyebabkan reaksi spontan pada keong. Perbedaan konsentrasi
sangat berpengaruh terhadap lama pajanan. Respon yang diberikan keong betina dan jantan ketika diberikan senyawa getah Biduri :
o Menarik kaki ke dalam cangkang untuk mengurangi kadar zat terserap, o Menaiki dinding atas agar sifon mendapatkan udara
bersih. o Mengeluarkan kotoran sebagai reaksi zat tersebut telah masuk ke tubuh keong.o Mengeluarkan lendir melalui operculum
dan operculum menjadi kaku.Jantung merupakan organ yang paling vital pada tubuh makhluk hidup. Jantung keong Pomacea
berwarna orange cerah. Bila zat racun terserap dan menghambat pernapasan si keong, maka jantungnya akan berwarna orange pudar.
Pembedahan tubuh keong betina menunjukkan jantung yang berwarna orange, sedangkan jantung keong jantan berwarna orange
pudar. Kematian keong betina membutuhkan waktu ± 12 menit, sedangkan keong jantan membutuhkan waktu ± 13 menit.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh ketahanan tubuh masing ? masing keong dan konsentrasi zat yang diberikan juga berbeda.BAB V
PENUTUP5.1. KesimpulanBeberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum adalah1. Getah tanaman Biduri (Calotropis
gigantean L) memiliki efek toksik terhadap keong Pomacea.2. Konsentrasi larutan getah mempengaruhi lama pajanan dan perubahan
warna pada jantung keong Pomacea.5.2. Saran Untuk praktikum selanjutnya diharapkan dapat menguji tanaman liar lain yang
diduga bersifat toksik terhadap keong atau mengandung senyawa moluskosida.
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 3/3 |
Download