E-magazine 23 Oktober 2016 - REC | Reformed Exodus Community

advertisement
REC
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Panggilan beribadah
Pengkhotbah
Votum
Pengkhotbah
Bacaan Bertanggapan
Pujian Pengakuan Dosa
Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah
Petunjuk Hidup baru
Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom”
Pujian Syukur 1
Pujian Syukur 2
Pengakuan Iman
Pujian
Doa Firman Tuhan
Khotbah
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Jemaat
Liturgos
Liturgos
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Persembahan
Liturgos & Jemaat
Doa Persembahan & Doa Syafaat
Pengumuman & Seri Pembinaan
Doxology /
“Kami memuji Kebesaran-Mu”
Doa berkat
Amin / “Thank You Lord”
Theme Song “Jesus At The Center“
Petugas Doa
Pengkhotbah
Hamba Tuhan REC
GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Telp : 0815 5055 985
Email: [email protected]
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
GEMBALA BAVARIAN
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Telp.081-331515954
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A
Telp : 0812 3378 0070
Email: ev.yohanesdodik@gmail.
com
2
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
EKPOSISI 1 KORINTUS 15:3-5
(1 Korintus 15:3-5) | Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
D
i ayat 1-2 Paulus menyinggung
tentang bagaimana jemaat
Korintus telah menerima injil dan
berdiri teguh di dalamnya. Ia juga
menegaskan kembali tentang kuasa
injil yang menyelamatkan, asalkan
jemaat benar-benar mempercayai
dan berpegang teguh padanya.
Namun, ia belum menerangkan isi
injil. Hal ini baru dia lakukan di ayat
3-4. Sebelum mengupas tentang isi
tersebut, kita perlu melihat beberapa
karakteristik penting dari injil.
Karakteristik injil
Karakter pertama dari injil adalah
kuno. Sebagian besar penafsir Alkitab
meyakini bahwa peredaksian ayat
3-5 tidak murni buah pemikiran
Paulus. Bagian ini kemungkinan
besar merupakan sebuah pengakuan
iman (kredo) kuno yang sudah
beredar luas sejak kekristenan ada.
Paulus sedang mengutip kredo
tersebut sebagai sebuah strategi
persuasi kepada jemaat di Korintus.
Ada
beberapa
alasan
yang
mengarah ke sana. Paulus sendiri
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ menyatakan bahwa apa
yang ia teruskan adalah
apa yang ia terima (ayat 3). Kata
kerja “menerima” (paralambanō)
dan “menyampaikan” (paradidōmi)
merupakan istilah teknis dalam
tradisi Yahudi untuk penerusan
sebuah tradisi. Di samping itu, setiap
bagian di ayat 3b-5 dimulai dengan
kata “bahwa” (hoti). Bahkan ayat
3a dan ayat 4b sama-sama ditutupi
dengan kalimat “sesuai dengan
kitab suci”. Ini sesuai dengan ciriciri sebuah kredo yang menekankan
kesejajaran dan keteraturan supaya
mudah dihafalkan.
Dengan merujuk balik pada tradisi
awal kekristenan, Paulus ingin
memperingatkan jemaat Korintus
agar tidak lekas bergairah terhadap
hal-hal baru yang ditawarkan oleh
dunia (bdk. 15:33). Peringatan ini
sangat relevan bagi jemaat Korintus.
Mereka
memang
cenderung
menggemari hal-hal baru sampai
mengabaikan kesamaan esensial
mereka dengan jemaat-jemaat lokal
lainnya, sehingga Paulus berkalikali perlu menegaskan bahwa apa
yang ia ajarkan adalah ajaran umum
di semua jemaat (4:17; 7:17; 11:16).
Penjelasan di atas bermanfaat untuk
menjawab tuduhan sebagian orang
yang mengatakan bahwa kekristenan
(injil) dimulai dari Paulus. Mereka
menganggap Paulus sebagai pendiri
kekristenan, bukan Yesus Kristus.
Pandangan semacam ini tidak
didukung oleh bukti yang memadai.
Sebaliknya, catatan Alkitab justru
menampilkan
Paulus
sebagai
orang yang berhutang pada tradisi.
Termasuk di antaranya adalah
tentang kematian dan kebangkitan
Kristus.
Karakteristik kedua dari injil adalah
paling penting. Kata Yunani prōtos
(lit. “pertama”) bisa menerangkan
urutan waktu (KJV/ASV “first of all”)
atau keutamaan (RSV/NASB/NIV/
ESV “of first importance”). Sesuai
dengan konteks yang ada, Paulus
tampaknya memikirkan yang kedua.
Ia tidak sedang menegaskan bahwa
berita pertama yang ia sampaikan
kepada jemaat Korintus dahulu
adalah injil. Ia ingin menunjukkan
bahwa di antara semua berita yang
ia sampaikan, salah satu yang
paling penting adalah injil (bdk.
bentuk jamak prōtois). Penggunaan
kata prōtos menyiratkan bahwa
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ injil bukan hanya sangat kesejarahan (historicity) dan makna
penting (kontra LAI:TB), theologis (theological meaning).
Kristus mati di atas kayu salib adalah
melainkan juga paling penting.
fakta historis. Untuk menebus
dosa-dosa kita merupakan makna
Isi injil
theologis dari kematian tersebut.
Salah
satu
situasi
yang Dua sisi ini sama-sama penting.
memprihatinkan di banyak gereja
orang
menyangkali
sekarang ini adalah khotbah yang Sebagian
berpusat pada injil yang benar. kematian Kristus di atas kayu salib.
Banyak mimbar hanya memberi Segelintir theolog liberal yang
janji gombal tentang kemakmuran, sangat skeptis mencoba meragukan
kesuksesan, dan kesembuhan. peristiwa ini, walaupun jumlah
Sebagian mimbar yang lain hanya mereka semakin lama semakin
terfokus pada nasihat-nasihat etika sedikit. Orang-orang Muslim juga
yang humanis. Esensi injil menjadi membantah fakta salib. Sanggahan
semacam ini sangat lemah. Sejumlah
semakin pudar dan kabur.
penulis sejarah kuno yang nonTidak demikian dengan Paulus. Kristen menyinggung peristiwa
Di tengah bahaya ajaran sesat penyaliban Kristus pada zaman
yang merasuk ke dalam jemaat Pontius Pilatus. Lagipula sulit
(15:12, 33), ia berusaha untuk dipahami mengapa orang-orang
mengumandangkan isi injil yang Kristen awal perlu mengarang cerita
murni. Injil yang benar berbicara palsu tentang seorang juruselamat
tentang kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus. Itu adalah kabar baik
yang sungguh-sungguh baik!
Kematian Kristus
Kematian Kristus bagi orang-orang
berdosa mengandung dua sisi:
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ yang mati secara terhina di
atas kayu salib. Seandainya
kisah ini adalah sebuah kebohongan,
tidakkah mereka akan memilih
kisah lain yang lebih spektakuler?
Mengakui historisitas penyaliban
Kristus tidaklah cukup. Banyak
orang mengakui hal itu, tetapi
mereka menilai itu sebagai sebuah
tragedi. Berbagai label menyedihkan
pun disematkan pada Kristus,
misalnya tokoh revolusioner yang
gagal atau nabi yang keliru dalam
menubuatkan akhir zaman.
Bagi kita, Kristus tidak hanya mati,
namun mati karena dosa-dosa kita.
Ini adalah pusat pengakuan iman
kita (Rm 5:6, 8; 8:32; 1 Kor 8:11; 2
Kor 5:14-15; Ef 5:2; Tit 2:14). Jika Dia
mati disalibkan karena kesalahanNya sendiri, maka kematian itu sama
sekali tidak bermanfaat bagi kita.
Puji Tuhan! Dia mati supaya kita
tidak hidup di dalam dosa. 2 Korintus
5:21 mengatakan: “Dia yang tidak
mengenal dosa telah dibuat-Nya
menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh
Allah”.
Frase “Ia telah dikuburkan” muncul
secara singkat untuk menandaskan
realitas dan finalitas dari kematian
Kristus. Ia tidak hanya pingsan atau
lemas di atas kayu salib. Ia benarbenar mati dan dikuburkan.
Kebangkitan Kristus
Penegasan tentang realitas kematian
Kristus juga diteguhkan melalui
pemunculan frase “pada hari ketiga”
(ayat 4). Dalam tradisi Yahudi,
seseorang dikatakan benar-benar
sudah mati tanpa terbantahkan jika
ia sudah berada dalam keadaan mati
selama tiga hari. Kebangkitan pada
hari ketiga menunjukkan bahwa
orang yang bangkit itu sebelumnya
benar-benar sudah mati.
Bentuk
pasif
“dibangkitkan”
menyiratkan Allah sebagai subjek.
Ini merupakan poin yang penting.
Walaupun Kristus kadangkala
dikatakan bangkit sendiri (Yoh 10:18)
atau dibangkitkan oleh Roh (Rm
1:4), bentuk pasif “dibangkitkan”
di 1 Korintus 15:4 bermanfaat
untuk menegaskan perkenanan
Allah atas Kristus. Ia bukanlah nabi
palsu atau seorang penghujat. Allah
6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ tidak mungkin meninggikan seorang nabi palsu dan penghujat.
Kebangkitan oleh Allah membuktikan bahwa kematian Kristus
bukanlah hukuman ilahi atas dosa-dosa Kristus. Sebaliknya, hal itu justru
menunjukkan bahwa Allah berkenan kepada karya penebusan Kristus.
Kematian dan kebangkitan Kristus tidak boleh dipisahkan. Tanpa kematian,
tidak mungkin ada kebangkitan. Tanpa kebangkitan, kematian menjadi
tanpa makna. Jika Kristus hanya mati saja, maka kita masih hidup di dalam
dosa-dosa kita (15:17). Kematian-Nya menyelesaikan persoalan terbesar
umat manusia, yaitu dosa. Kebangkitan mengalahkan ketakutan terbesar
umat manusia, yaitu kematian atau maut. Kematian dan kebangkitan-Nya
memberi kelepasan dan kemenangan sempurna dalam kehidupan kita.
Peneguhan injil
Karya penebusan Kristus dan maknanya bagi kita bukanlah sekadar konsep
teoritis yang tidak berdasar. Bukan pula sekadar pokok iman yang buta
tanpa realita. Iman pada kematian dan kebangkitan Kristus dilandaskan
pada dasar yang kokoh.
Peneguhan pertama adalah kitab suci. Dua kali Paulus menyebutkan
“sesuai dengan kitab suci”. Bentuk jamak “kitab-kitab suci” (kata tas
graphas) dan ketidakadaan kutipan eksplisit di ayat 3-4 mengarhakan
kita untuk memahami frase “sesuai kitab-kitab suci” secara lebih umum.
Maksudnya, Paulus memang tidak sedang memikirkan sebuah ayat
tertentu dalam Perjanjian Lama. Ia hanya merangkum seluruh isi kitab
suci (bdk. Luk 24:25-27, 45-46). Kematian Kristus yang bersifat menebus
(atoning death) diajarkan di berbagai teks, misalnya Yesaya 52:13-53:12
(lihat 1 Kor 11:25 “yang diserahkan bagi kamu”). Kebangkitan Kristus
juga dinubuatkan di beberapa teks, misalnya Mazmur 16:8-11 (dikutip
oleh Petrus di Kisah Rasul 2:25-36) atau Mazmur 110:1 (dikutip berkalikali di Perjanjian Baru).
7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ Peneguhan lain adalah para saksi mata. Kehadiran para saksi
mata dimaksudkan sebagai penegasan bahwa kebangkitan
Kristus terjadi secara tubuh. Paulus tidak sedang membicarakan tentang
kebangkitan secara roh. Di samping itu, pemunculan saksi mata dalam
beberapa peristiwa yang berbeda (“Ia menampakkan diri kepada Kefas, dan
kemudian kepada kedua belas murid-Nya”) juga menandaskan historisitas
kebangkitan. Kisah ini bukanlah hasil halunisasi maupun wujud depresi
para pengikut Yesus. Ini adalah peristiwa yang terulang pada beberapa
kesempatan yang berbeda.
Penyebutan Kefas secara eksplisit mungkin didorong oleh pertimbangan
bahwa Petrus memang salah satu murid Yesus yang paling menonjol.
Alasan lain mungkin berkaitan dengan penyangkalan diri Petrus. Seorang
yang dulu penakut dan menyangkali Tuhan, kita telah menjadi tokoh
penting dalam kekristenan awal. Titik balik tersebut terjadi pada saat
Kefas melihat Kristus yang bangkit. Kebangkitan Kristus menjadi sumber
kekuatan dan keberanian bagi Petrus. Soli Deo Gloria.
8
e
MAGZ
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
1. Doakan untuk seluruh pasangan suami istri di Gereja kita.
•Doakan agar pasutri-pasutri ini bertumbuh di dalam hubungan
pernikahan mereka.
•Doakan pasutri yang sedang dalam permasalahan agar dapat
diselesaikan dalam takut akan Tuhan.
•Doakan agar pasutri-pasutri dipimpin dengan hikmat Tuhan
dalam menghadapi setiap krisis yang dihadapi.
2. Doakan untuk rencana memulai perintisan REC (Reformed
Exodus Community) di Bandung dan Sorong.
•Doakan agar Tuhan memberikan seorang gembala lokal yang
tepat dengan kebutuhan di REC Bandung.
•Doakan agar Tuhan memberikan orang-orang kunci yang dapat
bergandengan tangan dengan Pdt. Edmon untuk memulai
pelayanan di REC Sorong.
9
e
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 85:
Apa yang seharusnya kita percayai berkenaan dengan kebangkitan?
Jawaban :
Seharusnya kita percayai bahwa pada hari terakhir akan berlangsung
kebangkitan umum semua orang mati, baik yang benar maupun yang
tidak benar, sedangkan mereka yang pada saat itu kedapatanhidup
akan diubah dalam sekejap mata. Dan tubuh orang mati, yaitu tubuh
yang sama seperti yang diletakkan dalam kubur, alan dibangkitkan
oleh kuat-kuasa Kristus dan disatukan kembali dengan jiwanya, untuk
selama-lamanya. Oleh Roh Kristus, dan oleh kekuatan kebangkitanNya sebagai Kepala mereka, tubuh orang benar akan dibangkitkan
dengan kuasa-kuasa, manjadi tubuh yang bersifat rohani, tidak
dapat binasa, dan dijadikan serupa dengan tubuh-Nya yang telah
dimuliakan. Tubuh orang jahat akan dibangkitkan oleh-Nya, sebagai
Hakim yang gusar, untuk keaiban.
a. Kis 24:15. b. 1Ko 15:51-53; 1Te 4:1517; Yoh 5:28-29. c. 1Ko 15:21-23, 4244; Fil 3:21. d. Yoh 5:27-29; Mat 25:33.
10
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
Apa yang anda harapkan?
Menebus Realitas Pernikahan | Tetaplah Berdoa
M
ungkin di seluruh Alkitab
tidak ada perintah yang
lebih penting bagi pernikahan
selain daripada “Bersukacitalah
senantiasa.
Tetaplah
berdoa.
Mengucap syukurlah dalam segala
hal, sebab itulah yang dikehendaki
Allah di dalam Kristus Yesus bagi
kamu” (1Tes 5:16-18).
Jika pernikahan adalah orang rusak
yang hidup dengan orang rusak di
dunia yang sudah jatuh, dan jika
peperangan pengendalian hati kita
masih bergelora, maka kita tidak
dapat dan tidak boleh berhenti
mencari pertolongan Allah bagi
pernikahan kita. Di bumi ini tidak ada
yang lebih penting bagi pernikahan
selain berdoa tanpa henti.
Setiap hari kita menghadapi berbagai
hal yang tidak kita antisipasi. Setiap
hari kita berdosa terhadap pasangan
kita dan ditentang oleh pasangan
kita dengan cara tertentu. Setiap
hari kita disambut dengan suara
yang merayu dari kerajaan diri,
menggoda kita untuk hidup bagi
hal yang tidak lebih besar daripada
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
keinginan, kebutuhan, dan hidup bukanlah milik kita. Setiap
perasaan kita.
hal yang kita lakukan dan katakan
dalam setiap situasi dan relasi yang
kita jalin harus dijalankan dalam
TUJUAN PERNIKAHAN
Pikirkan dengan cara ini: walaupun pengakuan akan keberadaan-Nya
Anda menikah untuk seumur hidup, dan untuk tujuan bagi kemuliaanpernikahan Anda bukanlah sebuah Nya. Kita diciptakan untuk
tujuan. Segala sesuatu yang sedang kesenangan-Nya, dan kita dipanggil
kita lalui sekarang adalah sarana untuk hidup dalam penyembahan
rancangan Allah dan pengendalian yang terus-menerus kepada Dia.
Allah
mencapai
tujuan-Nya.
Anda tidak akan pernah mengerti Kedua, dosa membuat kita secara
pergumulan pernikahan Anda menyeluruh membutuhkan. Setiap
dan kebutuhan pribadi Anda di area dari kepribadian kita dengan
tengah pergumulan itu sampai cara tertentu telah dirusak oleh dosa.
Anda mengerti hal ini. Jadi Allah Kita tidak menginginkan seperti
tidak hanya sedang bekerja untuk seharusnya. Kita tidak berpikir
membentuk pernikahan Anda seperti seharusnya. Kita memerlukan
menjadi seperti apa yang Dia pertolongan, penyelamatan, hikmat,
rancangkan; pada dasarnya dia pengampunan, dan kekuatan.
sedang bekerja untuk mereformasi
Anda menjadi sesuai dengan yang
Dia ciptakan. Hanya ketika kita
bertumbuh dan berubah, maka
pernikahan kita dapat bertumbuh
subur.
DOA: KUASA YANG MENGUBAHKAN
Di sinilah doa begitu penting dan
berkuasa. Doa tidak masuk akal
kecuali dua hal ini benar. Pertama,
12
e
MAGZ
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
Jadi, setiap kali Anda
berdoa, Anda diingatkan
akan konteks pernikahan Anda.
Konteks dari pernikahan Anda
bukanlah sebuah situasi ataupun
lokasi. Konteks dari pernikahan
Anda adalah Allah. Dia di atas, di
sekitar, di bawah, dan di dalam Anda.
Dia menciptakan segala sesuatu
yang membuat keberadaan Anda.
Dia mengendalikan setiap situasi
dan hubungan di mana Anda berada.
Kuasa-Nyalah yang menjaga Anda
dan dunia Anda bersama-sama.
Dia telah menulis kisah hidup dan
pernikahan Anda. Rencana, tujuan,
dan kehendak-Nya ditujukan untuk
menjadi alasan bagi semua yang
Anda kerjakan dalam pernikahan
Anda.
Karena fakta bahwa dosa masih
tinggal di dalam Anda dan dunia
Anda, Anda perlu diperdamaikan
dengan Allah setiap hari, dan setiap
hari Anda perlu diperdamaikan
dengan orang lain. Setiap hari Anda
melakukan sesuatu yang melanggar
Allah dengan cara tertentu, dan
setiap hari Anda melakukan sesuatu
yang melanggar satu sama lain.
Kita semua melakukan itu. Bukan kita
tiba-tiba berhenti saling mengasihi.
Pernikahan tidak biasanya berubah
dengan sebuah ledakan. Pernikahan
biasanya berubah oleh proses erosi.
Masalahnya adalah sementara
semua perubahan ini sedang terjadi,
kita cenderung tidak mengerjakan
tanggung jawab dengan hati-hati.
Apa yang dahulu kita komitmenkan
Tetapi doa melakukan hal yang lain; untuk hargai dan lindungi secara
doa mengingatkan kita akan realitas bertahap telah menjadi hal yang kita
pernikahan kita. Realitas pernikahan remehkan.
kita
merupakan
pergerakan,
momen demi momen dari dosa dan Apa kaitan hal ini dengan doa? Doa
anugerah. Dosa adalah alasan bagi mengingatkan Anda akan siapa Anda
semua pergumulan pernikahan, (membutuhkan) dan siapa Allah
dan anugerah adalah satu-satunya (murah hati). Doa membangunkan
harapan yang bisa diandalkan untuk Anda dari tidur Anda dan memanggil
dapat berhadapan dengan semua Anda untuk memperhatikan lagi.
pergumulan pernikahan.
Doa merupakan bagian yang sangat
13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ penting dari gaya hidup “Berikan kami pada hari ini makanan
kami yang secukupnya.” Doa
menaruh perhatian
mendorong Anda melihat diri Anda
KUASA DAN PERLINDUN- sebagai orang yang membutuhkan,
GAN DARI DOA DALAM PER- bahwa Anda tergantung pada Allah
untuk memenuhi kebutuhan dasar
NIKAHAN
Dalam pernikahan kita, doa dari kehidupan.
mendorong kita ke arah yang
benar. Doa merupakan bahan yang
dibutuhkan untuk pernikahan yang
sehat. Berlutut merupakan sikap
yang terbaik bagi pernikahan kita.
Dengan menggunakan Doa Bapa
Kami sebagai model, ini beberapa
hal yang doa lakukan di dalam Anda
dan yang akan bekerja melalui Anda
di hati pasangan Anda.
“Ampunilah kami akan kesalahan
kami, seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami.”
Sebagaimana doa memanggil Anda
untuk mensyukuri pengampunan
secara vertikal, doa mendorong
Anda menawarkan pengampunan
secara horizontal juga.
“Dan janganlah membawa kami
ke dalam pencobaan, tetapi
lepaskanlah kami dari pada yang
jahat.” Doa mengingatkan Anda
bahwa pergumulan pernikahan
terbesar Anda ada di dalam, bukan
di luar, diri Anda. Doa yang benar
selalu membuat Anda rendah hati
karena doa yang benar mendorong
Anda mengakui siapa diri Anda
sebenarnya.
“Bapa kami yang di sorga …”
Doa mengingatkan Anda bahwa
Anda telah diberikan anugerah
oleh kasih Bapa dan bahwa kasih
itu tidak akan membiarkan Anda
pergi sampai Anda telah diubahkan
dalam setiap cara yang dibutuhkan.
“Dikuduskanlah
nama-Mu,
datanglah kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di
sorga.” Doa mengingatkan Anda
bahwa tujuan Allah bagi pernikahan “Karena Engkaulah yang empunya
Anda selalu lebih besar daripada Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
sampai selama-lamanya. Amin.”
pernikahan Anda.
14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ Doa memanggil Anda
menjauhi kerajaan diri,
yang begitu merusak segala sesuatu
yang dimaksudkan untuk dicapai
oleh pernikahan, dan menyambut
Anda kepada kerajaan Allah, di
mana Allah dari kasih memerintah
dalam kasih.
Ketika Anda berdoa untuk
pernikahan Anda, ingatkan diri
Anda bahwa Anda tidak sendirian.
Ketika Anda berdoa, ingatkan
diri Anda bahwa anugerah telah
memasuki pernikahan Anda, dan
karena telah terjadi demikian, ada
pengharapan. Benar-benar ada.
MASIH
DALAM Ringkasan Bagian Komitmen 6, Bab
PEPERANGAN,
MASIH 16, dari buku:
What Did You Expect? Redeeming the
MENGAKUI KEBUTUHAN
Tidak peduli berapa lama Anda Realities of Marriage – Paul David
menikah, tidak peduli betapa banyak Tripp
Anda telah belajar, bertumbuh, ~ bersambung ~
dan berubah, Anda harus tetap
berada
dalam
pertempuran
(peperangan yang bergelora dalam
hati Anda antara kerajaan diri dan
kerajaan Allah), dan Anda harus
terus mengakui kebutuhan Anda.
Peperangan suatu hari akan berakhir
dan perjuangan suatu hari akan
berakhir, karena dosa suatu hari
akan dikalahkan secara final, tetapi
hari ini dosa masih hidup di dalam
Anda dan peperangan harus tetap
diperjuangkan.
15
e
Ap ak ah Pen gg u n aan Al at Ko n t r as e p s i M e n yalahi Alki tab?|#Q and A
MAGZ
Apakah Penggunaan Alat Kontrasepsi
Menyalahi Alkitab?
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
beragam alat kontrasepsi. Beberapa
di antaranya secara etis dipersoalkan
Alat kontrasepsi yang aman
karena
dianggap
tergolong
alam bagian sebelumnya pengguguran janin.
kita sudah mengupas bahwa
pencegahan kehamilan pada dirinya Inti persoalan terletak pada dua hal
sendiri tidak keliru, sejauh motivasi yang saling berhubungan. Pertama,
di balik tindakan tersebut dapat kapan sebuah kehidupan dikatakan
dibenarkan. Walaupun demikian, hal sudah ada? Apakah pertemuan sel
ini tidak berarti bahwa semua jenis telur dan sperma merupakan titik
alat kontrasepsi boleh digunakan awal kehidupan? Kedua, apakah
tanpa pemikiran yang matang. suatu alat kontrasepsi bersifat
Kemajuan teknologi menawarkan mencegah pembuahan sel telur oleh
(Lanjutan tgl 16 Oktober 2016)
D
16
e
Ap ak ah Pen gg u n aan Al at Ko n t r as e p s i M e n yalahi Alki tab?|#Q and A
MAGZ
sperma atau merusak pertemuan yang mungkin sudah terjadi?
Sehubungan dengan poin ke-1, Alkitab memang tidak
memberikan petunjuk yang detil, konkrit, dan eksplisit. Alkitab hanya
mengajarkan bahwa bayi di dalam kandungan merupakan “manusia”
(Mzm 139:13-16). Allah telah menjalin relasi dengan bayi di dalam
kandungan (Kej 25:22-23; Mzm 22:11; Yes 46:3; Yer 1:5; Gal 1:15). Namun,
Alkitab tidak memberi keterangan detil tentang fase tertentu di dalam
kandungan yang merupakan permulaan suatu kehidupan. Teknologi
zaman dahulu tidak sehebat sekarang yang mampu memonitor setiap
detil perkembangan janin.
Di tengah keterbatasan data yang ada, kita perlu memaksimalkan akal
budi Kristiani kita dalam menimbang beragam usulan. Sebagian orang
meyakini bahwa kehidupan sudah dimulai sejak sel telur dibuahi oleh
sperma. Yang lain menolak gagasan ini, karena pada pertemuan awal itu
masing-masing sel masih mempertahankan kromosom sendiri-sendiri.
Peleburan kromosom baru terjadi pada saat janin itu menempel pada
dinding rahim. Sebagian lagi mengusulkan masa antara 112-175 hari,
karena pada masa ini seluruh bagian tubuh sudah terbentuk.
Menentukan pilihan mana yang paling tepat merupakan tugas yang sangat
rumit. Definisi “permulaan kehidupan” perlu benar-benar dirumuskan,
baik dari sisi filosofis maupun medis. Persoalannya, keterkaitan antara
aspek medis dan filosofis tidak selalu jelas. Sejauh mana penemuan medis
bermanfaat bagi penilaian moral secara filosofis?
Di tengah kerancuan yang ada, saya secara pribadi memandang bijaksana
untuk tidak terpaku pada fase detil tertentu. Adalah lebih aman apabila kita
menjadikan pertemuan sel telur dan sperma sebagai permulaan kehidupan,
terlepas dari bagaimana kondisi janin itu selanjutnya. Seandainya
kehidupan ternyata dimulai beberapa saat sesudah pertemuan itu, kita
17
e
Ap ak ah Pen gg u n aan Al at Ko n t r as e p s i M e n yalahi Alki tab?|#Q and A
MAGZ
pun juga tidak akan dianggap bersalah apabila mempercayai fase
yang lebih awal sebagai permulaan kehidupan. Kasusnya akan
berbeda apabila kita mengambil posisi sebaliknya.
Dengan berpedoman pada poin ini, beberapa cara atau alat kontrasepsi
tergolong “pasti tidak bermasalah,” misalnya berpantang bersetubuh
untuk periode tertentu, sistem kalender (hanya berhubungan seks pada
waktu isteri tidak dalam kondisi subur), coitus interruptus (menarik
penis keluar dari vagina pada saat hendak ejakulasi), atau kondom. Semua
cara ini hanya bersifat mencegah pembuahan telur oleh sperma. Dengan
pedoman yang sama pula, beberapa alat kontrasepsi “pasti bermasalah,”
misalnya operasi pengguguran kandungan, aborsi kimiawi (meminum
cairan tertentu) atau pil tertentu yang tergolong abortif (misalnya RU486). Semua alat ini dimaksudkan untuk menggagalkan pertumbuhan
janin yang sudah terjadi.
Bersambung………..
18
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
ANUGERAH YANG TIDAK DAPAT DITOLAK
(Lanjutan tgl 16 Oktober2016)
Buatan
P
aulus menulis bahwa kita adalah
“buatan Allah, diciptakan dalam
Kristus Yesus untuk melakukan
pekerjaan
baik”
(Ef.2:10).
Sebagaimana sebuah boneka, atau
telpon, atau radio, tidak dapat
menolak bahwa dirinya dibuat,
begitu juga kita yang adalah buatan
Allah yang tidak dapat menolak
bahwa kita dibuat.
Setiap ilustrasi Alkitab menganai
kelahiran kembali bukan saja
mengajarkan tentang kerusakan
total manusia dan ketidakmampuan
manusia untuk melakukan yang
baik, tetapi juga ketidakmampuan
manusia untuk menolak karya Roh
Kudus. Dalam pernyataan yang
positif, Paulus mengatakan: “betapa
hebat kuasa-Nya bagi kita yang
percaya” (Ef.1:19). “Kuasa yang
ada didalam kita ini,” demikian
dilanjutkan oleh surat Ibrani, “adalah
kuasa yang digunakan-Nya ketika Ia
membangkitkan Kristus dari antara
orang mati dan mendudukkan Dia
disebelah kanan-Nya di sorga.”
19
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Ayat-ayat ini meneguhkan
karya yang penuh kuasa
yang dikerjakan oleh Allah
didalam kita.
Marilah kita bersyukur kepada Allah
untuk anugerah-Nya yang tidak
dapat ditolak. Tanpa anugerah ini,
tak seorang pun dapat diselamatkan.
Ada saat-saat dimana Allah
mengizinkan manusia mengalamai
kesusahan seperti kemiskinan,
penghinaan, penyakit, atau kesepian.
Bila seseorang berada dalam
kesulitan, wajar bila ia meminta
pertolongan kepada orang lain; dan
wajar bila kita menganggap bahwa
manusia yang dalam kesulitan akan
datang kepada Allah. Tetapi manusia
sedah begitu rusak sehingga ia tak
akan pernah datang kepada Allah
kecuali bila Roh Kudus mengubah
hatinya.
Ada juga saat-saat dimana Allah
mendekati
manusia
bukan
denganmembawa cuka, tetapi
membawa gula. Ia memberkati
seseorang dengan begitu banyak
berkat didunia sehingga kita akan
menganggap bahwa bila orang itu
mempunyai setitik saja rasa terima
kasih, ia akan datang kepada Allah,
sumber dari segala berkat yang
tealh diterimanya. Tetapi pada
kenyataannya, ada orang-orang
yang tak pernah hidup kekurangan
dan memiliki kesehatan yang prima,
menjadi acuh tak acuh serta keras
hati terhadap Allah dengan semakin
banyaknya berkat yang mereka
terima. Apakah sebabnya? Karena
Roh Kudus tidak bekerja didalam
hidup mereka.
Bahkan ada orang-orang yang sudah
melihat mujizat-mujizat Allah tetapi
tidak menjadi percaya, karena Roh
Kudus tidak ada didalam hidup
mereka. Ini yang terjadi ketika
orang-orang Farisi melihat Anak
Allah mencelikkan mata orang buta,
tetapi kemudian mereka menyebut
Dia Beelzebul (Mat. 12:24). Bahkan
Abraham berkata kepada orang kaya
didalam Lukas 16 bahwa bila ada
orang yang bangkit dari kematian
dan datang kepada mereka, mereka
tak akan percaya. Alasannya, orangorang berdosa tidak dapat menerima
perkara-perkara ilahi kecuali bila
Roh Kudus mengubah mereka.
20
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Atau seseorang dapat saja mendengar Khotbah mengenai
Hari Penghakiman tetapi menertawakan dan mengolok-olok
pengkhotbahnya, sebagaimana yang terjadi pada masa Nuh.
Atau orang yang menyampaikan khotbah bisa menyampaikannya dengan
cara yang mudah dimengerti, teratur, penuh perasaan, dan masuk akal;
tetapi bila Roh Kudus tidak bekerja, maka tidak akan ada yang menjadi
percaya.
Bersambung………
Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer
21
e
B er an ak -c ucul ah d an b e r t am b ah b an yak l ah |#D OYO U KNOW
MAGZ
Beranakcuculah dan bertambah
banyaklah (Kejadian 1:28)
(Lanjutan tgl 16 Oktober 2016)
Kejadian 2:25 dan 3:7, 8, 10, 11
A
pakah perubahan respon
terhadap ketelanjangan mereka,
dari tidak malu (2:25) menjadi
malu (3:7), membuktikan bahwa
dosalah yang membuat mereka
tahu kalau mereka telanjang (3:7)?
Apakah ini menjadi petunjuk bahwa
seandainya manusia tidak berdosa,
mereka tidak akan mendapatkan
keturunan, karena mereka seperti
dua anak kecil yang telanjang tetapi
tidak merasa malu?
Sebelum membahas Kejadian
2:25 secara lebih mendalam, kita
terlebih dahulu perlu mewaspadai
kesalahan berlogika tentang ayat ini
yang terlalu sempit dan subjektif.
Apakah “tidak malu” di sini harus
berarti tidak memiliki hasrat untuk
melakukan hubungan seks seperti
sepasang anak kecil? Bukankah
sepasang suami-istri juga tidak
saling malu ketika mereka telanjang,
tetapi bukan berarti mereka tidak
memiliki hasrat seksual?
22
e
MAGZ
B er an ak -c ucul ah d an b e r t am b ah b an yak l ah |#D OYO U KNOW
Untuk menjawab isu
dalam bagian ini secara
tuntas kita harus memahami arti
kata “malu” (bosh) di 2:25. Dalam
Pentateukh kata ini hanya muncul
dua kali, yaitu di ayat ini dan
Keluaran 32:1. Di Keluaran 32:1
kata ini berarti “tertunda”. Karena
pemunculan bosh di Keluaran 32:1
tidak berkaitan dengan isu yang
sedang kita bahas, kita perlu melihat
pemunculan kata bosh di tempat lain.
Di tempat lain, kata bosh seringkali
menggambarkan keadaan yang hina
dan rendah atau perasaan bersalah
(Ay 6:20; Yes 42:17; Yer 14:3; 22:22;
Yeh 16:22, 37, 39; 23:29; Hos 2:3;
Amos 2:16; Mik 1:8). Berdasarkan
hal ini, bosh di 2:25 tidak boleh
dipahami sebagai perasaan malu
seperti yang biasa kita bayangkan,
tetapi lebih kepada perasaan malu
yang berhubungan dengan keadaan
seseorang yang rendah, hina atau
bersalah. Dengan kata lain, bosh di
sini lebih mengarah pada keadaan
dipermalukan, bukan perasaan
malu atau sungkan.
adalah perbedaan kata Ibrani yang
dipakai untuk kata “telanjang” di
pasal 2 dan 3. Pasal 2:25 memakai
kata ‘arom, sedangkan pasal 3
menggunakan kata ‘erom. Dua kata
yang berarti telanjang ini merupakan
kata yang sangat jarang muncul di
Pentateukh. Kata ‘arom (dalam arti
telanjang) hanya muncul di 2:25,
sedangkan ‘erom hanya muncul di
pasal 3 dan Ulangan 28:48. Dalam
Ulangan 28:48 kata ‘erom juga
dihubungkan dengan hukuman
yang akan diberikan kepada bangsa
Israel apabila mereka tidak menaati
TUHAN (lihat ayat 47). Musa
tentu saja memiliki alasan tertentu
mengapa ia mengubah kata ‘arom
di 2:25 menjadi ‘erom di 3:7, 8,
10, 11. Ia ingin membandingkan
situasi manusia sebelum dan setelah
kejatuhan. Akibat dosa bukan
membuat manusia tahu bahwa
mereka telanjang (‘arom), tetapi
bahwa mereka telanjang (‘erom),
dalam arti mereka berada di bawah
hukuman Allah (Ul 28:48).
Pendapat di atas sesuai dengan
Makna di atas juga didukung oleh 3:7 “maka terbukalah mata
penggunaan kata “telanjang” di mereka berdua dan mereka tahu
pasal 2 dan 3. Yang perlu kita ketahui bahwa mereka telanjang”. Apakah
23
e
B er an ak -c ucul ah d an b e r t am b ah b an yak l ah |#D OYO U KNOW
MAGZ
sebelumnya mereka tidak tahu kalau mereka telanjang?
Bukankah 2:25 menyiratkan ide bahwa mereka sudah tahu
ketelanjangan mereka, tetapi mereka tidak malu? Jadi, ketelanjangan di
pasal 3 merupakan sesuatu yang baru, berbeda dengan ketelanjangan di
pasal 2, sesuai dengan perbedaan kata Ibrani yang dipakai.
Hal selanjutnya yang perlu didiskusikan adalah objek rasa malu di pasal
2 dan 3. Apakah manusia malu kepada sesamanya atau kepada Allah?
Konteks pasal 2-3 dan Pentateukh secara keseluruhan tampaknya
mendukung pandangan bahwa mereka malu kepada Allah. Artinya,
mereka sadar kalau mereka telanjang di hadapan Allah (berada di bawah
hukuman Allah).
Bersambung……...
NK_P
24
e
B AB I | # M I S S I O N
MAGZ
HAK-HAK KITA
(Lanjutan tgl 16 Oktober 2016)
S
aya teringat kembali dengan
rumah misi yang sederhana di
Cina, dengan permadani murah
yang menutupi lantai ruang
keluarga yang dindingnya terbuat
dari papan yang dicat. Saya dapat
melihat bagaimana wanita-wanita
desa yang datang beribadah,
dengan
hati-hati
mengitari
permadani itu, berusaha mencapai
kuris-kursi untuk duduk, mereka
berusaha untuk tidak menginjak
permadani, karena bagi mereka
permadani harusnya ditempatkan
di atas tempat tidur bukan di lantai.
Mereka juga tercengang dengan alat
makan kami yang terbuat dari perak
menggantikan sumpit bamboo. Saya
pernah medengar tukang masak
kami dengan bangga bercerita,
bahwa para misionaris memiliki
begitu banyak uang, selalu makan
roti putih, daging hampir setiap hari
dan gula pasir yang begitu banyak.
25
e
B AB I | # M I S S I O N
MAGZ
Saat kebaktian Bahasa Inggris selesai dan kami pulang bersama
seorang dokter wanita dan seorang perawat dari sebuah misi lain.
Mereka mengundang kami untuk makan malam di hari Minggu. Kotbah
yang disampaikan oleh seorang misionaris yang ditempatkan di kota.
Kotbahnya sangat mengena dan menggugah kami, diambil dari Lukas
8:34, “Yang jatuh di semak duri ialah orang-orang yang telah mendengar
firman dan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran hidup, sehingga
mereka tidak menghasilkan buah yang matang. “Ayat ini pasti mengacu
kepada para misionaris,” kata pembicara, “sebab dikatakan bahwa setelah
mendengar Firman itu, mereka pergi.”
Kemudian ia melanjutkan dengan mendeskripsikan suatu gambaran
yang ingin dilukiskannya. Di sekeliling tepinya terdapat “kekuatiran”
dan “kekayaan” dan “kenikmatan” yang menghambat pekerjaan Injil dari
seorang misionaris. Ia menyebutkan hal-hal yang mengena – seperti ada
buku rekening dalam jumlah besar yang menyibukkan si misionaris,
sehingga ia tidak mempunyai waktu untuk pelayanan spiritual; sebuah
cangkir teh, yang melambangkan kesenangan dan hiburan, rumah para
misionaris yang relative besar, dengan perabotannya yang mewah sehingga
membutuhkan perhatian lebih dll. Kotbah itu diakhiri dengan khidmat,
semua kekuatiran dan kesenangan dan hal-hal yang bukan merupakan
yang terbaik dari Allah, mungkin membawa dampak yang menyedihkan,
yaitu bahwa sang misionaris “tidak menghasilkan buah yang matang.”
Di meja makan, kami mengadakan diskusi yang menarik mengenai
kotbah itu dan implikasinya. Kemudian dokter wanita itu mengucapkan
kata-kata yang tidak pernah saya lupakan. Ia berkata, “ketika Frances dan
saya menata rumah ini, kami menyepakati satu prinsip yang tidak boleh
dilanggar. Kami tidak mau memiliki apapun di dalam rumah kami – baik
perabot maupun penataannya – yang bisa membuat rakyat jelata miskin,
yang diantara mereka kami bekerja, merasa segan untuk masuk kemari
26
e
MAGZ
B AB I | # M I S S I O N
atau membuat mereka canggung di sini.”
Taraf kehidupan – apa dampaknya? Seberapa pentingkah hal ini? Apakah
ada bedanya, apabila kita para misionaris tidur di ranjang pegas atau
ranjang papan, apakah kita makan dengan sumpit atau dengan tangan
maupun garpu; apakah kita mengenakan pakaian dari sutra atau kain
tenunan sendiri, apakah kita duduk di kursi atau di lantai. Apakah ada
bedanya cara berpakaian maupun cara hidup yang biasa kita jalan dengan
mengikut cara berpakaian dan cara hidup orang-orang yang kita datangi?
Mungkin ini yang menjadi persoaan besar bagi diri kita sendiri. Kebanyakan
dari kita lebih menyukai kentang dari pada nasi. Artinya, kebanyakan
dari kita lebih menyukai keadaan yang sudah biasa kita jalani dari pada
keadaan yang berbeda. Bagaimanakah seharusnya perilaku kita di ladang
misi? Apakah kita bebas melakukan apa yang kita sukai dan terbiasa
dengan apa yang kita jalani sebelumnya? Ataukah kita harus berusaha
semaksimal mungkin menyesuaikan diri dengan cara hidup orang-orang
yang diantaranya kita diam? Apakah penyesuaian diri kita akan menolong
dalam memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus?
Hal pertama yang perlu dikemukakan untuk menjawab petanyaanpertanyaan ini adalah bahwa taraf kehidupan misionaris niscaya berbeda
menurut kondisi setempat.
Bersambung…….
27
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 24 Oktober 2016
FOKUS PADA YANG BENAR
(Bacaan: Kisah Para Rasul 1:3)
Kehilangan fokus akan membuat seseorang kehilangan kesempatan.
Seorang anak muda mendapatkan beasiswa untuk studi di kota
surabaya selama 4 tahun. Sayangnya, ia kehilangan fokus untuk studi. Ia
menghabiskan waktunya hanya untuk bersenang-senang dengan temantemannya. Ketika genap 4 tahun beasiswa diberhentikan, apa yang terjadi
denganya? ia telah kehilangan kesempatan.
Yesus setelah kebangkitan-Nya, Ia menunjukkan diri-Nya berulang kali
selama 40 hari kepada para murid-Nya. Yesus tahu kondisi murid-murid
dalam keadaan sedih dan goncang karena kehilangan diri-Nya, oleh karena
itu Yesus terus menunjukkan diri-Nya selama 40 hari guna meneguhkan
kembali murid-murid akan tugas dan panggilan mereka yang sesungguhya,
yaitu fokus pada pelayanan dan pekabaran injil. Yesus tidak ingin para
murid kehilangan fokus hanya karena kesedihan yang mereka alami. Para
murid harus menyadari bahwa mereka dipanggil bukan untuk hanyut di
dalam kesedihan. Tujuan dari semua peristiwa ini, adalah supaya mereka
dapat berkarya dengan efektif bagi kerajaan Allah, bukan untk menangisi
hidup mereka.
Banyak hal bisa kita alami di dalam hidup kita, Semua yang terjadi
berpotensi mengganggu fokus hidup kita. Ingatlah bahwa Tuhan ingin
kita mengisi hidup ini dengan efektif. Dengan berfokus pada kesedihan,
kehilangan, kegalauan kita hanya akan membuat kita kehilangan hidup
ini.
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 25 Oktober 2016
MENAATI PANGGILAN ALLAH
(Bacaan: Kisah Para Rasul 26:12-18)
Dipanggil dan diutus untuk sebuah misi yang sulit, menjadi ketakutan bagi
banyak orang. Hal ini akan berbeda jika kita tahu siapa yang memanggil kita
dan untuk apa kita dipanggil. Paulus Tahu dengan jelas yang memanggil
dia adalah Tuhan sendiri dan dia dipanggil untuk misi besar yaitu untuk
membuka mata orang-orang agar berbalik dari kegelapan kepada terang.
Bagian ini merupakan kesaksian Paulus di depan raja Agripa. Berada di
hadapan raja Agripa sama sekali tidak membuat Paulus gentar. Ia justru
gembira (2) karena kasusnya diadili oleh pemimpin tertinggi. Di balik
itu, ini merupakan kesempatan untuk mengabarkan Injil kepada sang
raja. Ia menceritakan kembali kisah perjumpaannya dengan Tuhan.
Awalnya Saulus diberi kuasa penuh dari imam-imam kepala berangkat
ke Damsyik untuk menyiksa, menganiaya dan membunuh orang-orang
Kristen, namun dalam perjalanan itu Saulus ditangkap dan diubahkan
Tuhan. Tugas awalnya menjadi berubah. Tadinya Ia pergi untuk untuk
menganiaya orang Kristen tetapi kini berubah menjadi pekabar Injil.
Paulus ditetapkan Tuhan sebagai pelayan dan saksi atas segala sesuatu
yang dia lihat dari Tuhan dan yang akan diperlihatkan nanti. Kesaksian
Paulus ini adalah bagian dari tugas yang telah ia terima dari Allah. Paulus
meresponi panggilan Allah dengan ketaatan penuh.
Sama seperti Paulus bahwa kita bukan orang yang layak untuk dipanggil dan
dipakai oleh Allah. Kita adalah orang yang mendapatkan anugerah Allah,
sama dengan Paulus. Paulus meresponi panggilan Allah dengan ketaatan,
sekalipun apa yang akan dia alami sebagai konsekuensi ketaatannya cukup
berat. Bagaimana dengan saudara?
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 26 Oktober 2016
KESAKSIAN HIDUP YANG BENAR
(Bacaan: Galatia 1:11-24)
Bayangkan jika saudara tidak disukai oleh seseorang. Orang ini bukan
hanya tidak menyukai saudara, tetapi ia juga mempengaruhi banyak
orang untuk memusuhi saudara dan menolak segala pernyataan apa
pun dari saudara. Akhirnya saudara dianggap sebagai seorang yang
merugikan kelompok padahal kebenarannya bukan seperti itu, justru
saudara menginginkan dan mengupayakan kemajuan bagi kelompok itu.
Bagaimana sikap saudara?
Rasul Paulus pun pernah berada dalam posisi seperti ini. Ia pernah difitnah
sebagai orang yang mengaku sebagai nabi padahal bukan. Itu sebabnya
Paulus dengan tegas menyatakan bahwa ia menjadi rasul Kristus bukan
karena manusia tetapi karena Allah sendiri yang memilih (11-16). Ada
kelompok orang di Galatia yang sedang berupaya menjelekkan nama
Paulus, sehingga mempertanyakan kerasulannya. Di dalam bagian ini
Paulus menyatakan identitasnya sebagai seorang rasul dengan tegas. Apa
yang ia lakukan di sini bukan karena Paulus takut kehilangan pengikut,
tapi supaya dia dan berita Injil yang disampaikan juga diterima oleh jemaat
Galatia.
Panggilan kita sebagai orang percaya membuat kita menerima banyak
resiko, apalagi ketika kita berada di kelompok orang tidak percaya. Tidak
mengapa. Kita hanya perlu menyatakan kesaksian hidup yang benar dan
yang sesuai dengan iman kita, sehingga kita menjadi berkat bagi mereka.
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 27 Oktober 2016
BERPEGANG TEGUH
(Bacaan: Galatia 3:1-5)
Para penganut Yudaisme mengajarkan bahwa seorang percaya perlu untuk
melakukan sejumlah Hukum Taurat agar dapat diselamatkan. Ajaran
untuk melakukan kebaikan agar dapat diselamatkan ini masih dipegang
oleh banyak orang di dunia ini. Apa yang Alkitab ajarkan tentang hal ini?
Segala upaya, kebaikan, ketaatan moral, korban, ketundukan pada aturan
dan kepatuhan pada ritual keagamaan, tidak pernah diperhitungkan
sebagai pembenaran oleh Allah. Mengapa? karena tidak ada seorang
pun yang dapat melakukan kebaikan sejati di luar Kristus. Jemaat Galatia
masih terpengaruh pada ajaran Yudaisme. Itu sebabnya mereka mencari
pembenaran dengan melakukan Hukum Taurat. Mereka mengandalkan
ketaatan terhadap aturan Hukum Taurat sebagai kebenaran mereka
di hadapan Allah. Hal inilah yang dikecam oleh Paulus, dan Paulus
berusaha menyadarkan mereka atas kekeliruan yang sudah dilakukan
dengan memberikan bukti-bukti yang benar. Paulus mengecam mereka
sebagai orang yang bodoh (ay. 1) karena meskipun Kristus yang tersalib
diberitakan dengan begitu terang dan mereka sendiri sudah menikmati
pengalaman mengenai pekerjaan Roh (ay. 1 dan 5), tetapi pikiran mereka
tetap buta dan tidak menaati kebenaran. Mereka tidak setia kepada ajaran
Injil yang sudah diterima, melainkan mereka berbalik kapada ajaran lain.
Menjadi seorang Kristen yang tahu kebenaran dan mengaku percaya
tidaklah cukup. Kita dituntut untuk taat kepada Injil kebenaran dengan
sepenuh hati dan teguh berpegang padanya. Sudahkah saudara memegang
teguh pada Injil Kristus?
31
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 28 Oktober 2016
PENGENALAN YANG MEMPENGARUHI
(Bacaan:Filipi 3:10-11)
Pengenalan kita akan Allah akan mempengaruhi jalan pikiran dan
tindakan-tindakan kita dalam hidup kita. Orang yang tidak mengenal
Tuhan akan menjalani kehidupan yang bertentangan dengan kebenaran
Tuhan. Seberapa besar pengenalan kita akan Tuhan, maka sebesar itulah
kita dapat berpikir, beriman dan mengalami kuasa Tuhan dalam hidup
kita.
Paulus menjelaskan tentang pentingnya mengenal kuasa kematian dan
kebangkitan (ay. 10-11). Paulus tidak hanya menjelaskan bahwa kelebihan
manusia hanya sebuah kesia-siaan belaka (ay. 4-6) dan menyatakan
keutamaan pengenalan terhadap Kristus (ay. 7-9). Dia juga menjelaskan
apa yang dimaksud dengan pengenalan akan Kristus tersebut. Yang dia
maksud dengan pengenalan terhadap Kristus adalah pengenalan terhadap
kuasa kebangkitan Kristus. Melalui iman (ay. 9) orang percaya bersekutu
dalam kuasa kematian dan kebangkitan. Kuasa inilah yang memampukan
orang percaya untuk mati bagi dosa dan hidup bagi Allah (Rm. 6:1-4),
karena mereka telah dibangkitkan bersama dengan Kristus (Kol. 3:1; Ef.
2:5-6).
Sudahkah saudara mengenal Kristus, yaitu kuasa kebangkitan Kristus? Jika
iya, maka seharusnya kita akan dengan tekun hidup bagi Allah dan mati
bagi dosa, sebab Kita telah disatukan dengan kematian dan kebangkitan
Kristus yang berkuasa.
32
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 29 Oktober 2016
PENGHIBURAN BAGI YANG MENDERITA
(Bacaan: 1 Petrus 2:18-25)
Dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa, penderitaan menjadi
hal biasa bagi kita (Kej 3:16-19). Walaupun demikian, bukan berarti
penderitaan mudah untuk ditahan, apalagi dihadapi dengan cara yang
benar. Salah satu penderitaan yang terberat adalah diperlakukan secara
tidak adil tanpa alasan yang benar.
Bagaimana seharusnya kita meresponi penderitaan kita? Penghiburan
pertama yang ia berikan berhubungan dengan penetapan Allah (ay.21a).
Penderitaan karena kebenaran bukanlah kecelakaan atau kebetulan,
melainkan panggilan. Orang-orang Kristen memang dipanggil untuk itu.
Penghiburan selanjutnya berkaitan dengan penderitaan Kristus (ay.21b).
Tatkala kita menderita karena kebenaran, kita tidak sendirian. Kita bahkan
bukan yang pertama mengalaminya. Penebus kita yang mulia sudah
pernah melewatinya. Mengetahui bahwa orang lain sudah melewati dan
memenangi pergumulan melawan penderitaan merupakan penghiburan
besar.
Apakah Saudara sedang berada dalam penderitaan? Terlepas dari apakah
penderitaan itu sebagai akibat kesalahan Saudara atau penderitaan demi
kebenaran, prinsip meresponi penderita yang sudah diterangkan tetap
berlaku untuk kita. Tidak ada alasan untuk dirundung kesusahan dan
diliputi penyesalan. Tidak ada waktu untuk menyalahkan diri sendiri,
orang lain, atau keadaan. Pandanglah kepada Allah yang menetapkan dan
mengontrol segala sesuatu! Pandanglah kepada Kristus yang sudah lebih
dahulu mempersiapkan jalan bagi kita!
33
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
AGENDA MINGGU INI
Hari / Tanggal
Pukul
Senin, 24 Oktober 2016
23.00
Selasa, 25 Oktober 2016
18.30
Rabu, 26 Oktober 2016
Kamis, 27 Oktober 2016
19.00
06.00
19.00
Jumat, 28 Oktober 2016
Sabtu, 29 Oktober 2016
06.00
18.30
22.00
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.
Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio
Bahtera Yudha , 96,4 FM
STAR : FORMASI SPIRITUAL 2
Oleh: Yakub Tri Handoko, Th.M
HUT: Bp. Royan Oktavianus
Manurung
Latihan Musik KU 3
Doa Pagi
Latihan Musik KU 1 dan KU 2
HUT: Sdr. Michael Yohanes
Wicaksono
HUT: Bp. Teguh M. Nondolesmono
Doa Pemuridan
Persekutuan Pemuda
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.
Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM
34
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 23 Oktober 2016
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
(Pk. 09.30)
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
Ev. Yohanes Dodik
Iswanto, M.A.
Ibu Wilis
Sdri. Chika
Bp. Yefta
Sdr. Gilang
Sdr. Kefas
Sdr. Waldo
Sdri.
Rebecca
Sdr. Axel
Sdr. Eka
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Willy
Sdr. Hizkia
Pelayan
Musik
Sdr.
Michael
Sdri.
Dewi
Sdr. Aurel
Sdr.
Andreas
Bp. Eliazar
&
Sdr. Ikhsan
TC REC
Bandung
Pelayan
LCD
Sdr.
Abraham
Sdri. Ririt
Sdr. Kevin
Sdr. Randy
Ibu Vena
Ibu Fenissa
Ibu Santi
Bp. Santoso
Ibu Eriana
Bp.
Lipurno
Ibu Hariati
Sdri.
Vionatha
Bp. Donny
Sdr. Nobel
Sdr. Yono
Sdri.
Penyambut Michelle E
Jemaat
Sdr.
Ikhsan
Doa Syafaat
Singer
(Pk. 09.30)
Ev. Edo Walla, M.Div.
Sdr. Arka
Petugas
Minggu Ini
(07.00)
Pdt. Yakub Tri Handoko,
Th.M
Liturgos
Doa
Persembahan
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian
ian
E k s p o s i s i 1 Ko r i n t u s
Tema
Pengkhotbah
Ibadah
Umum II
Sdr. Aaron
Ibu Vena
Ev. Heri
Sdri. Risty
Bp. Stevi
Bp. Santoso
Bp. Willy
TW
Sdr. Ian
Sdri. Glory
TC REC
Bandung
Sdri. Wella
Sdri. Nini
Sdri. Lina
Sdri. Olin
Sdri. Clara
Ev. Edo
Walla
Bp. Yefta
Sdri. Nini
Sdri. Clara
Sdri.
Eunice
Sdri.
Virgin
Sdri. Lina
Sdri.
Christine
Ibu Carla
Ev. Heri
Sdr. Ishak
Sdri. Glory
35
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 30 Oktober 2016
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 09.30
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 09.30)
Ibadah
Umum
III
(Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A.
Liturgos
Pelayan
Musik
Ev. Heri
Sdri. Laura
Bp. Willy TW
Sdr. Ishak
Sdr. Hizkia
Sdr. Toni
Sdr. Haris
Pelayan
LCD
Sdr. Lutfi
Sdri. Ririt
Penyambut
Jemaat
Sdr. Alwen
Sdri. Lisa
Inggita
Ibu Herlin
Bp. Felix
Ibu Mei
Bp. Eddy
Ibu Sisca
GABUNG
IBADAH
UMUM
Sdr. Yusuf
Kwanda
Singer
(Pk. 09.30)
Sdr. Alwen
Ibu Herlin
Ibu Vena
Sdr. Ikhsan
Pdt. Reyco Wattimury,
S.Th.
Sdri.
Eunice
Sdri. Lia
Sdr. Ishak
Bp.
Haryadi
Sdr. Ishak
Sdr. Haryadi
Sdr. Amir
Sdr. Vino
Sdr. Hizkia
Sdri. Marlin
Sdr. Wawan
Sdri. Sherly
Sdri.
Debby
Sdri.
Sdri. Elvi
Michele
Sdri. Zizi
Sdri. Lina
Sdri. Silvi
Sdri.
Eunice
Sdri. Lia
Ev. Dodik
Sdri.
Debby
Sdr. Eka
Sdri. Kezia
Sdr. Andy
Sdri.
Victoria
Sdri.
Ester
Sdr. Esau
Sdri. Virgin
Doa Syafaat
Petugas
Minggu Ini
(07.00)
K a s i h i l a h Mu s u h m u ( M a t i u s 5 : 4 3 - 4 8 )
Tema
Doa
Persembahan
Cab. Ba- Cab. Bavarvarian
ian
Ibu Mei
Bp. Hendri
Tj
Sdr. Daniel
Ibu Debby
36
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
SEKOLAH MINGGU
Penatalayanan
23 Oktober 2016
30 Oktober 2016
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis
Kak Vena
Pelayan Musik
Kak Tika n Naomi
Doa Pra/Pasca SM
Kak Tika
Tema
Priskilla dan Akwila
Perjalanan Paulus yang ke 3
Bahan Alkitab
(Kis 18:1-28)
(Kis 19:1-41)
Sion
Kak Budi
Kak Budi
Getsemani
Kak Suani
Kak Suani
Yerusalem
Kak Venna
Kak Venna
Nazareth
Kak Debby
Kak Dessy
Betlehem
Kak Kezia
Kak Fenny
PUJIAN GABUNG UMUM
IBADAH PEMUDA
Keterangan
Sabtu, 22 Oktober
2016
Sabtu, 29 Oktober
2016
GABUNG I-MOVE
GABUNG I-MOVE
(Pk. 18.30 WIB)
(Pk. 18.30 WIB)
Tema
Pengkhotbah
Litrugos
Pelayan Musik
Pelayan LCD
Penyambut Jemaat
Petugas Doa
Singer
37
e
Data Keh adir an Je m aat
DATA KEHADIRAN JEMAAT
MAGZ
Ibadah
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Keterangan
Umum 1
Minggu, 16 Okt 2016
53 orang
Umum 2
Minggu, 16 Okt 2016
67 orang
Umum 3
Minggu, 16 Okt 2016
78 orang
Remaja
Minggu, 16 Okt 2016
20 Orang
Pemuda
Minggu, 16 Okt 2016
-
Cab. Bavarian KU 1
Minggu, 16 Okt 2016
27 orang
SM : -
Cab. Bavarian KU 2
Minggu, 16 Okt 2016
60 orang
SM : 1 Orang
POS Batam
Minggu, 16 Okt 2016
15 orang
SM: 60
Remaja: 38
SM: 32 orang
38
Download