REC A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan beribadah Pengkhotbah Votum Pengkhotbah Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Persembahan Liturgos & Jemaat Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“ Petugas Doa Pengkhotbah Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email: [email protected] Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah GEMBALA BAVARIAN Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A Telp : 0812 3378 0070 Email: ev.yohanesdodik@gmail. com 2 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ EKPOSISI 1 KORINTUS 15:3-5 (1 Korintus 15:3-5) | Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M D i ayat 1-2 Paulus menyinggung tentang bagaimana jemaat Korintus telah menerima injil dan berdiri teguh di dalamnya. Ia juga menegaskan kembali tentang kuasa injil yang menyelamatkan, asalkan jemaat benar-benar mempercayai dan berpegang teguh padanya. Namun, ia belum menerangkan isi injil. Hal ini baru dia lakukan di ayat 3-4. Sebelum mengupas tentang isi tersebut, kita perlu melihat beberapa karakteristik penting dari injil. Karakteristik injil Karakter pertama dari injil adalah kuno. Sebagian besar penafsir Alkitab meyakini bahwa peredaksian ayat 3-5 tidak murni buah pemikiran Paulus. Bagian ini kemungkinan besar merupakan sebuah pengakuan iman (kredo) kuno yang sudah beredar luas sejak kekristenan ada. Paulus sedang mengutip kredo tersebut sebagai sebuah strategi persuasi kepada jemaat di Korintus. Ada beberapa alasan yang mengarah ke sana. Paulus sendiri 3 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ menyatakan bahwa apa yang ia teruskan adalah apa yang ia terima (ayat 3). Kata kerja “menerima” (paralambanō) dan “menyampaikan” (paradidōmi) merupakan istilah teknis dalam tradisi Yahudi untuk penerusan sebuah tradisi. Di samping itu, setiap bagian di ayat 3b-5 dimulai dengan kata “bahwa” (hoti). Bahkan ayat 3a dan ayat 4b sama-sama ditutupi dengan kalimat “sesuai dengan kitab suci”. Ini sesuai dengan ciriciri sebuah kredo yang menekankan kesejajaran dan keteraturan supaya mudah dihafalkan. Dengan merujuk balik pada tradisi awal kekristenan, Paulus ingin memperingatkan jemaat Korintus agar tidak lekas bergairah terhadap hal-hal baru yang ditawarkan oleh dunia (bdk. 15:33). Peringatan ini sangat relevan bagi jemaat Korintus. Mereka memang cenderung menggemari hal-hal baru sampai mengabaikan kesamaan esensial mereka dengan jemaat-jemaat lokal lainnya, sehingga Paulus berkalikali perlu menegaskan bahwa apa yang ia ajarkan adalah ajaran umum di semua jemaat (4:17; 7:17; 11:16). Penjelasan di atas bermanfaat untuk menjawab tuduhan sebagian orang yang mengatakan bahwa kekristenan (injil) dimulai dari Paulus. Mereka menganggap Paulus sebagai pendiri kekristenan, bukan Yesus Kristus. Pandangan semacam ini tidak didukung oleh bukti yang memadai. Sebaliknya, catatan Alkitab justru menampilkan Paulus sebagai orang yang berhutang pada tradisi. Termasuk di antaranya adalah tentang kematian dan kebangkitan Kristus. Karakteristik kedua dari injil adalah paling penting. Kata Yunani prōtos (lit. “pertama”) bisa menerangkan urutan waktu (KJV/ASV “first of all”) atau keutamaan (RSV/NASB/NIV/ ESV “of first importance”). Sesuai dengan konteks yang ada, Paulus tampaknya memikirkan yang kedua. Ia tidak sedang menegaskan bahwa berita pertama yang ia sampaikan kepada jemaat Korintus dahulu adalah injil. Ia ingin menunjukkan bahwa di antara semua berita yang ia sampaikan, salah satu yang paling penting adalah injil (bdk. bentuk jamak prōtois). Penggunaan kata prōtos menyiratkan bahwa 4 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ injil bukan hanya sangat kesejarahan (historicity) dan makna penting (kontra LAI:TB), theologis (theological meaning). Kristus mati di atas kayu salib adalah melainkan juga paling penting. fakta historis. Untuk menebus dosa-dosa kita merupakan makna Isi injil theologis dari kematian tersebut. Salah satu situasi yang Dua sisi ini sama-sama penting. memprihatinkan di banyak gereja orang menyangkali sekarang ini adalah khotbah yang Sebagian berpusat pada injil yang benar. kematian Kristus di atas kayu salib. Banyak mimbar hanya memberi Segelintir theolog liberal yang janji gombal tentang kemakmuran, sangat skeptis mencoba meragukan kesuksesan, dan kesembuhan. peristiwa ini, walaupun jumlah Sebagian mimbar yang lain hanya mereka semakin lama semakin terfokus pada nasihat-nasihat etika sedikit. Orang-orang Muslim juga yang humanis. Esensi injil menjadi membantah fakta salib. Sanggahan semacam ini sangat lemah. Sejumlah semakin pudar dan kabur. penulis sejarah kuno yang nonTidak demikian dengan Paulus. Kristen menyinggung peristiwa Di tengah bahaya ajaran sesat penyaliban Kristus pada zaman yang merasuk ke dalam jemaat Pontius Pilatus. Lagipula sulit (15:12, 33), ia berusaha untuk dipahami mengapa orang-orang mengumandangkan isi injil yang Kristen awal perlu mengarang cerita murni. Injil yang benar berbicara palsu tentang seorang juruselamat tentang kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Itu adalah kabar baik yang sungguh-sungguh baik! Kematian Kristus Kematian Kristus bagi orang-orang berdosa mengandung dua sisi: 5 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ yang mati secara terhina di atas kayu salib. Seandainya kisah ini adalah sebuah kebohongan, tidakkah mereka akan memilih kisah lain yang lebih spektakuler? Mengakui historisitas penyaliban Kristus tidaklah cukup. Banyak orang mengakui hal itu, tetapi mereka menilai itu sebagai sebuah tragedi. Berbagai label menyedihkan pun disematkan pada Kristus, misalnya tokoh revolusioner yang gagal atau nabi yang keliru dalam menubuatkan akhir zaman. Bagi kita, Kristus tidak hanya mati, namun mati karena dosa-dosa kita. Ini adalah pusat pengakuan iman kita (Rm 5:6, 8; 8:32; 1 Kor 8:11; 2 Kor 5:14-15; Ef 5:2; Tit 2:14). Jika Dia mati disalibkan karena kesalahanNya sendiri, maka kematian itu sama sekali tidak bermanfaat bagi kita. Puji Tuhan! Dia mati supaya kita tidak hidup di dalam dosa. 2 Korintus 5:21 mengatakan: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”. Frase “Ia telah dikuburkan” muncul secara singkat untuk menandaskan realitas dan finalitas dari kematian Kristus. Ia tidak hanya pingsan atau lemas di atas kayu salib. Ia benarbenar mati dan dikuburkan. Kebangkitan Kristus Penegasan tentang realitas kematian Kristus juga diteguhkan melalui pemunculan frase “pada hari ketiga” (ayat 4). Dalam tradisi Yahudi, seseorang dikatakan benar-benar sudah mati tanpa terbantahkan jika ia sudah berada dalam keadaan mati selama tiga hari. Kebangkitan pada hari ketiga menunjukkan bahwa orang yang bangkit itu sebelumnya benar-benar sudah mati. Bentuk pasif “dibangkitkan” menyiratkan Allah sebagai subjek. Ini merupakan poin yang penting. Walaupun Kristus kadangkala dikatakan bangkit sendiri (Yoh 10:18) atau dibangkitkan oleh Roh (Rm 1:4), bentuk pasif “dibangkitkan” di 1 Korintus 15:4 bermanfaat untuk menegaskan perkenanan Allah atas Kristus. Ia bukanlah nabi palsu atau seorang penghujat. Allah 6 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ tidak mungkin meninggikan seorang nabi palsu dan penghujat. Kebangkitan oleh Allah membuktikan bahwa kematian Kristus bukanlah hukuman ilahi atas dosa-dosa Kristus. Sebaliknya, hal itu justru menunjukkan bahwa Allah berkenan kepada karya penebusan Kristus. Kematian dan kebangkitan Kristus tidak boleh dipisahkan. Tanpa kematian, tidak mungkin ada kebangkitan. Tanpa kebangkitan, kematian menjadi tanpa makna. Jika Kristus hanya mati saja, maka kita masih hidup di dalam dosa-dosa kita (15:17). Kematian-Nya menyelesaikan persoalan terbesar umat manusia, yaitu dosa. Kebangkitan mengalahkan ketakutan terbesar umat manusia, yaitu kematian atau maut. Kematian dan kebangkitan-Nya memberi kelepasan dan kemenangan sempurna dalam kehidupan kita. Peneguhan injil Karya penebusan Kristus dan maknanya bagi kita bukanlah sekadar konsep teoritis yang tidak berdasar. Bukan pula sekadar pokok iman yang buta tanpa realita. Iman pada kematian dan kebangkitan Kristus dilandaskan pada dasar yang kokoh. Peneguhan pertama adalah kitab suci. Dua kali Paulus menyebutkan “sesuai dengan kitab suci”. Bentuk jamak “kitab-kitab suci” (kata tas graphas) dan ketidakadaan kutipan eksplisit di ayat 3-4 mengarhakan kita untuk memahami frase “sesuai kitab-kitab suci” secara lebih umum. Maksudnya, Paulus memang tidak sedang memikirkan sebuah ayat tertentu dalam Perjanjian Lama. Ia hanya merangkum seluruh isi kitab suci (bdk. Luk 24:25-27, 45-46). Kematian Kristus yang bersifat menebus (atoning death) diajarkan di berbagai teks, misalnya Yesaya 52:13-53:12 (lihat 1 Kor 11:25 “yang diserahkan bagi kamu”). Kebangkitan Kristus juga dinubuatkan di beberapa teks, misalnya Mazmur 16:8-11 (dikutip oleh Petrus di Kisah Rasul 2:25-36) atau Mazmur 110:1 (dikutip berkalikali di Perjanjian Baru). 7 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Peneguhan lain adalah para saksi mata. Kehadiran para saksi mata dimaksudkan sebagai penegasan bahwa kebangkitan Kristus terjadi secara tubuh. Paulus tidak sedang membicarakan tentang kebangkitan secara roh. Di samping itu, pemunculan saksi mata dalam beberapa peristiwa yang berbeda (“Ia menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya”) juga menandaskan historisitas kebangkitan. Kisah ini bukanlah hasil halunisasi maupun wujud depresi para pengikut Yesus. Ini adalah peristiwa yang terulang pada beberapa kesempatan yang berbeda. Penyebutan Kefas secara eksplisit mungkin didorong oleh pertimbangan bahwa Petrus memang salah satu murid Yesus yang paling menonjol. Alasan lain mungkin berkaitan dengan penyangkalan diri Petrus. Seorang yang dulu penakut dan menyangkali Tuhan, kita telah menjadi tokoh penting dalam kekristenan awal. Titik balik tersebut terjadi pada saat Kefas melihat Kristus yang bangkit. Kebangkitan Kristus menjadi sumber kekuatan dan keberanian bagi Petrus. Soli Deo Gloria. 8 e MAGZ Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G POKOK DOA SYAFAAT 1. Doakan untuk seluruh pasangan suami istri di Gereja kita. •Doakan agar pasutri-pasutri ini bertumbuh di dalam hubungan pernikahan mereka. •Doakan pasutri yang sedang dalam permasalahan agar dapat diselesaikan dalam takut akan Tuhan. •Doakan agar pasutri-pasutri dipimpin dengan hikmat Tuhan dalam menghadapi setiap krisis yang dihadapi. 2. Doakan untuk rencana memulai perintisan REC (Reformed Exodus Community) di Bandung dan Sorong. •Doakan agar Tuhan memberikan seorang gembala lokal yang tepat dengan kebutuhan di REC Bandung. •Doakan agar Tuhan memberikan orang-orang kunci yang dapat bergandengan tangan dengan Pdt. Edmon untuk memulai pelayanan di REC Sorong. 9 e K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G MAGZ KATEKISMUS WESTMINSTER Pertanyaan 85: Apa yang seharusnya kita percayai berkenaan dengan kebangkitan? Jawaban : Seharusnya kita percayai bahwa pada hari terakhir akan berlangsung kebangkitan umum semua orang mati, baik yang benar maupun yang tidak benar, sedangkan mereka yang pada saat itu kedapatanhidup akan diubah dalam sekejap mata. Dan tubuh orang mati, yaitu tubuh yang sama seperti yang diletakkan dalam kubur, alan dibangkitkan oleh kuat-kuasa Kristus dan disatukan kembali dengan jiwanya, untuk selama-lamanya. Oleh Roh Kristus, dan oleh kekuatan kebangkitanNya sebagai Kepala mereka, tubuh orang benar akan dibangkitkan dengan kuasa-kuasa, manjadi tubuh yang bersifat rohani, tidak dapat binasa, dan dijadikan serupa dengan tubuh-Nya yang telah dimuliakan. Tubuh orang jahat akan dibangkitkan oleh-Nya, sebagai Hakim yang gusar, untuk keaiban. a. Kis 24:15. b. 1Ko 15:51-53; 1Te 4:1517; Yoh 5:28-29. c. 1Ko 15:21-23, 4244; Fil 3:21. d. Yoh 5:27-29; Mat 25:33. 10 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Apa yang anda harapkan? Menebus Realitas Pernikahan | Tetaplah Berdoa M ungkin di seluruh Alkitab tidak ada perintah yang lebih penting bagi pernikahan selain daripada “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1Tes 5:16-18). Jika pernikahan adalah orang rusak yang hidup dengan orang rusak di dunia yang sudah jatuh, dan jika peperangan pengendalian hati kita masih bergelora, maka kita tidak dapat dan tidak boleh berhenti mencari pertolongan Allah bagi pernikahan kita. Di bumi ini tidak ada yang lebih penting bagi pernikahan selain berdoa tanpa henti. Setiap hari kita menghadapi berbagai hal yang tidak kita antisipasi. Setiap hari kita berdosa terhadap pasangan kita dan ditentang oleh pasangan kita dengan cara tertentu. Setiap hari kita disambut dengan suara yang merayu dari kerajaan diri, menggoda kita untuk hidup bagi hal yang tidak lebih besar daripada 11 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ keinginan, kebutuhan, dan hidup bukanlah milik kita. Setiap perasaan kita. hal yang kita lakukan dan katakan dalam setiap situasi dan relasi yang kita jalin harus dijalankan dalam TUJUAN PERNIKAHAN Pikirkan dengan cara ini: walaupun pengakuan akan keberadaan-Nya Anda menikah untuk seumur hidup, dan untuk tujuan bagi kemuliaanpernikahan Anda bukanlah sebuah Nya. Kita diciptakan untuk tujuan. Segala sesuatu yang sedang kesenangan-Nya, dan kita dipanggil kita lalui sekarang adalah sarana untuk hidup dalam penyembahan rancangan Allah dan pengendalian yang terus-menerus kepada Dia. Allah mencapai tujuan-Nya. Anda tidak akan pernah mengerti Kedua, dosa membuat kita secara pergumulan pernikahan Anda menyeluruh membutuhkan. Setiap dan kebutuhan pribadi Anda di area dari kepribadian kita dengan tengah pergumulan itu sampai cara tertentu telah dirusak oleh dosa. Anda mengerti hal ini. Jadi Allah Kita tidak menginginkan seperti tidak hanya sedang bekerja untuk seharusnya. Kita tidak berpikir membentuk pernikahan Anda seperti seharusnya. Kita memerlukan menjadi seperti apa yang Dia pertolongan, penyelamatan, hikmat, rancangkan; pada dasarnya dia pengampunan, dan kekuatan. sedang bekerja untuk mereformasi Anda menjadi sesuai dengan yang Dia ciptakan. Hanya ketika kita bertumbuh dan berubah, maka pernikahan kita dapat bertumbuh subur. DOA: KUASA YANG MENGUBAHKAN Di sinilah doa begitu penting dan berkuasa. Doa tidak masuk akal kecuali dua hal ini benar. Pertama, 12 e MAGZ Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E Jadi, setiap kali Anda berdoa, Anda diingatkan akan konteks pernikahan Anda. Konteks dari pernikahan Anda bukanlah sebuah situasi ataupun lokasi. Konteks dari pernikahan Anda adalah Allah. Dia di atas, di sekitar, di bawah, dan di dalam Anda. Dia menciptakan segala sesuatu yang membuat keberadaan Anda. Dia mengendalikan setiap situasi dan hubungan di mana Anda berada. Kuasa-Nyalah yang menjaga Anda dan dunia Anda bersama-sama. Dia telah menulis kisah hidup dan pernikahan Anda. Rencana, tujuan, dan kehendak-Nya ditujukan untuk menjadi alasan bagi semua yang Anda kerjakan dalam pernikahan Anda. Karena fakta bahwa dosa masih tinggal di dalam Anda dan dunia Anda, Anda perlu diperdamaikan dengan Allah setiap hari, dan setiap hari Anda perlu diperdamaikan dengan orang lain. Setiap hari Anda melakukan sesuatu yang melanggar Allah dengan cara tertentu, dan setiap hari Anda melakukan sesuatu yang melanggar satu sama lain. Kita semua melakukan itu. Bukan kita tiba-tiba berhenti saling mengasihi. Pernikahan tidak biasanya berubah dengan sebuah ledakan. Pernikahan biasanya berubah oleh proses erosi. Masalahnya adalah sementara semua perubahan ini sedang terjadi, kita cenderung tidak mengerjakan tanggung jawab dengan hati-hati. Apa yang dahulu kita komitmenkan Tetapi doa melakukan hal yang lain; untuk hargai dan lindungi secara doa mengingatkan kita akan realitas bertahap telah menjadi hal yang kita pernikahan kita. Realitas pernikahan remehkan. kita merupakan pergerakan, momen demi momen dari dosa dan Apa kaitan hal ini dengan doa? Doa anugerah. Dosa adalah alasan bagi mengingatkan Anda akan siapa Anda semua pergumulan pernikahan, (membutuhkan) dan siapa Allah dan anugerah adalah satu-satunya (murah hati). Doa membangunkan harapan yang bisa diandalkan untuk Anda dari tidur Anda dan memanggil dapat berhadapan dengan semua Anda untuk memperhatikan lagi. pergumulan pernikahan. Doa merupakan bagian yang sangat 13 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ penting dari gaya hidup “Berikan kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Doa menaruh perhatian mendorong Anda melihat diri Anda KUASA DAN PERLINDUN- sebagai orang yang membutuhkan, GAN DARI DOA DALAM PER- bahwa Anda tergantung pada Allah untuk memenuhi kebutuhan dasar NIKAHAN Dalam pernikahan kita, doa dari kehidupan. mendorong kita ke arah yang benar. Doa merupakan bahan yang dibutuhkan untuk pernikahan yang sehat. Berlutut merupakan sikap yang terbaik bagi pernikahan kita. Dengan menggunakan Doa Bapa Kami sebagai model, ini beberapa hal yang doa lakukan di dalam Anda dan yang akan bekerja melalui Anda di hati pasangan Anda. “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Sebagaimana doa memanggil Anda untuk mensyukuri pengampunan secara vertikal, doa mendorong Anda menawarkan pengampunan secara horizontal juga. “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” Doa mengingatkan Anda bahwa pergumulan pernikahan terbesar Anda ada di dalam, bukan di luar, diri Anda. Doa yang benar selalu membuat Anda rendah hati karena doa yang benar mendorong Anda mengakui siapa diri Anda sebenarnya. “Bapa kami yang di sorga …” Doa mengingatkan Anda bahwa Anda telah diberikan anugerah oleh kasih Bapa dan bahwa kasih itu tidak akan membiarkan Anda pergi sampai Anda telah diubahkan dalam setiap cara yang dibutuhkan. “Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Doa mengingatkan Anda bahwa tujuan Allah bagi pernikahan “Karena Engkaulah yang empunya Anda selalu lebih besar daripada Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.” pernikahan Anda. 14 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ Doa memanggil Anda menjauhi kerajaan diri, yang begitu merusak segala sesuatu yang dimaksudkan untuk dicapai oleh pernikahan, dan menyambut Anda kepada kerajaan Allah, di mana Allah dari kasih memerintah dalam kasih. Ketika Anda berdoa untuk pernikahan Anda, ingatkan diri Anda bahwa Anda tidak sendirian. Ketika Anda berdoa, ingatkan diri Anda bahwa anugerah telah memasuki pernikahan Anda, dan karena telah terjadi demikian, ada pengharapan. Benar-benar ada. MASIH DALAM Ringkasan Bagian Komitmen 6, Bab PEPERANGAN, MASIH 16, dari buku: What Did You Expect? Redeeming the MENGAKUI KEBUTUHAN Tidak peduli berapa lama Anda Realities of Marriage – Paul David menikah, tidak peduli betapa banyak Tripp Anda telah belajar, bertumbuh, ~ bersambung ~ dan berubah, Anda harus tetap berada dalam pertempuran (peperangan yang bergelora dalam hati Anda antara kerajaan diri dan kerajaan Allah), dan Anda harus terus mengakui kebutuhan Anda. Peperangan suatu hari akan berakhir dan perjuangan suatu hari akan berakhir, karena dosa suatu hari akan dikalahkan secara final, tetapi hari ini dosa masih hidup di dalam Anda dan peperangan harus tetap diperjuangkan. 15 e Ap ak ah Pen gg u n aan Al at Ko n t r as e p s i M e n yalahi Alki tab?|#Q and A MAGZ Apakah Penggunaan Alat Kontrasepsi Menyalahi Alkitab? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M beragam alat kontrasepsi. Beberapa di antaranya secara etis dipersoalkan Alat kontrasepsi yang aman karena dianggap tergolong alam bagian sebelumnya pengguguran janin. kita sudah mengupas bahwa pencegahan kehamilan pada dirinya Inti persoalan terletak pada dua hal sendiri tidak keliru, sejauh motivasi yang saling berhubungan. Pertama, di balik tindakan tersebut dapat kapan sebuah kehidupan dikatakan dibenarkan. Walaupun demikian, hal sudah ada? Apakah pertemuan sel ini tidak berarti bahwa semua jenis telur dan sperma merupakan titik alat kontrasepsi boleh digunakan awal kehidupan? Kedua, apakah tanpa pemikiran yang matang. suatu alat kontrasepsi bersifat Kemajuan teknologi menawarkan mencegah pembuahan sel telur oleh (Lanjutan tgl 16 Oktober 2016) D 16 e Ap ak ah Pen gg u n aan Al at Ko n t r as e p s i M e n yalahi Alki tab?|#Q and A MAGZ sperma atau merusak pertemuan yang mungkin sudah terjadi? Sehubungan dengan poin ke-1, Alkitab memang tidak memberikan petunjuk yang detil, konkrit, dan eksplisit. Alkitab hanya mengajarkan bahwa bayi di dalam kandungan merupakan “manusia” (Mzm 139:13-16). Allah telah menjalin relasi dengan bayi di dalam kandungan (Kej 25:22-23; Mzm 22:11; Yes 46:3; Yer 1:5; Gal 1:15). Namun, Alkitab tidak memberi keterangan detil tentang fase tertentu di dalam kandungan yang merupakan permulaan suatu kehidupan. Teknologi zaman dahulu tidak sehebat sekarang yang mampu memonitor setiap detil perkembangan janin. Di tengah keterbatasan data yang ada, kita perlu memaksimalkan akal budi Kristiani kita dalam menimbang beragam usulan. Sebagian orang meyakini bahwa kehidupan sudah dimulai sejak sel telur dibuahi oleh sperma. Yang lain menolak gagasan ini, karena pada pertemuan awal itu masing-masing sel masih mempertahankan kromosom sendiri-sendiri. Peleburan kromosom baru terjadi pada saat janin itu menempel pada dinding rahim. Sebagian lagi mengusulkan masa antara 112-175 hari, karena pada masa ini seluruh bagian tubuh sudah terbentuk. Menentukan pilihan mana yang paling tepat merupakan tugas yang sangat rumit. Definisi “permulaan kehidupan” perlu benar-benar dirumuskan, baik dari sisi filosofis maupun medis. Persoalannya, keterkaitan antara aspek medis dan filosofis tidak selalu jelas. Sejauh mana penemuan medis bermanfaat bagi penilaian moral secara filosofis? Di tengah kerancuan yang ada, saya secara pribadi memandang bijaksana untuk tidak terpaku pada fase detil tertentu. Adalah lebih aman apabila kita menjadikan pertemuan sel telur dan sperma sebagai permulaan kehidupan, terlepas dari bagaimana kondisi janin itu selanjutnya. Seandainya kehidupan ternyata dimulai beberapa saat sesudah pertemuan itu, kita 17 e Ap ak ah Pen gg u n aan Al at Ko n t r as e p s i M e n yalahi Alki tab?|#Q and A MAGZ pun juga tidak akan dianggap bersalah apabila mempercayai fase yang lebih awal sebagai permulaan kehidupan. Kasusnya akan berbeda apabila kita mengambil posisi sebaliknya. Dengan berpedoman pada poin ini, beberapa cara atau alat kontrasepsi tergolong “pasti tidak bermasalah,” misalnya berpantang bersetubuh untuk periode tertentu, sistem kalender (hanya berhubungan seks pada waktu isteri tidak dalam kondisi subur), coitus interruptus (menarik penis keluar dari vagina pada saat hendak ejakulasi), atau kondom. Semua cara ini hanya bersifat mencegah pembuahan telur oleh sperma. Dengan pedoman yang sama pula, beberapa alat kontrasepsi “pasti bermasalah,” misalnya operasi pengguguran kandungan, aborsi kimiawi (meminum cairan tertentu) atau pil tertentu yang tergolong abortif (misalnya RU486). Semua alat ini dimaksudkan untuk menggagalkan pertumbuhan janin yang sudah terjadi. Bersambung……….. 18 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ ANUGERAH YANG TIDAK DAPAT DITOLAK (Lanjutan tgl 16 Oktober2016) Buatan P aulus menulis bahwa kita adalah “buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik” (Ef.2:10). Sebagaimana sebuah boneka, atau telpon, atau radio, tidak dapat menolak bahwa dirinya dibuat, begitu juga kita yang adalah buatan Allah yang tidak dapat menolak bahwa kita dibuat. Setiap ilustrasi Alkitab menganai kelahiran kembali bukan saja mengajarkan tentang kerusakan total manusia dan ketidakmampuan manusia untuk melakukan yang baik, tetapi juga ketidakmampuan manusia untuk menolak karya Roh Kudus. Dalam pernyataan yang positif, Paulus mengatakan: “betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya” (Ef.1:19). “Kuasa yang ada didalam kita ini,” demikian dilanjutkan oleh surat Ibrani, “adalah kuasa yang digunakan-Nya ketika Ia membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia disebelah kanan-Nya di sorga.” 19 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ Ayat-ayat ini meneguhkan karya yang penuh kuasa yang dikerjakan oleh Allah didalam kita. Marilah kita bersyukur kepada Allah untuk anugerah-Nya yang tidak dapat ditolak. Tanpa anugerah ini, tak seorang pun dapat diselamatkan. Ada saat-saat dimana Allah mengizinkan manusia mengalamai kesusahan seperti kemiskinan, penghinaan, penyakit, atau kesepian. Bila seseorang berada dalam kesulitan, wajar bila ia meminta pertolongan kepada orang lain; dan wajar bila kita menganggap bahwa manusia yang dalam kesulitan akan datang kepada Allah. Tetapi manusia sedah begitu rusak sehingga ia tak akan pernah datang kepada Allah kecuali bila Roh Kudus mengubah hatinya. Ada juga saat-saat dimana Allah mendekati manusia bukan denganmembawa cuka, tetapi membawa gula. Ia memberkati seseorang dengan begitu banyak berkat didunia sehingga kita akan menganggap bahwa bila orang itu mempunyai setitik saja rasa terima kasih, ia akan datang kepada Allah, sumber dari segala berkat yang tealh diterimanya. Tetapi pada kenyataannya, ada orang-orang yang tak pernah hidup kekurangan dan memiliki kesehatan yang prima, menjadi acuh tak acuh serta keras hati terhadap Allah dengan semakin banyaknya berkat yang mereka terima. Apakah sebabnya? Karena Roh Kudus tidak bekerja didalam hidup mereka. Bahkan ada orang-orang yang sudah melihat mujizat-mujizat Allah tetapi tidak menjadi percaya, karena Roh Kudus tidak ada didalam hidup mereka. Ini yang terjadi ketika orang-orang Farisi melihat Anak Allah mencelikkan mata orang buta, tetapi kemudian mereka menyebut Dia Beelzebul (Mat. 12:24). Bahkan Abraham berkata kepada orang kaya didalam Lukas 16 bahwa bila ada orang yang bangkit dari kematian dan datang kepada mereka, mereka tak akan percaya. Alasannya, orangorang berdosa tidak dapat menerima perkara-perkara ilahi kecuali bila Roh Kudus mengubah mereka. 20 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ Atau seseorang dapat saja mendengar Khotbah mengenai Hari Penghakiman tetapi menertawakan dan mengolok-olok pengkhotbahnya, sebagaimana yang terjadi pada masa Nuh. Atau orang yang menyampaikan khotbah bisa menyampaikannya dengan cara yang mudah dimengerti, teratur, penuh perasaan, dan masuk akal; tetapi bila Roh Kudus tidak bekerja, maka tidak akan ada yang menjadi percaya. Bersambung……… Sumber: Lima Pokok Calvinisme oleh H. Palmer 21 e B er an ak -c ucul ah d an b e r t am b ah b an yak l ah |#D OYO U KNOW MAGZ Beranakcuculah dan bertambah banyaklah (Kejadian 1:28) (Lanjutan tgl 16 Oktober 2016) Kejadian 2:25 dan 3:7, 8, 10, 11 A pakah perubahan respon terhadap ketelanjangan mereka, dari tidak malu (2:25) menjadi malu (3:7), membuktikan bahwa dosalah yang membuat mereka tahu kalau mereka telanjang (3:7)? Apakah ini menjadi petunjuk bahwa seandainya manusia tidak berdosa, mereka tidak akan mendapatkan keturunan, karena mereka seperti dua anak kecil yang telanjang tetapi tidak merasa malu? Sebelum membahas Kejadian 2:25 secara lebih mendalam, kita terlebih dahulu perlu mewaspadai kesalahan berlogika tentang ayat ini yang terlalu sempit dan subjektif. Apakah “tidak malu” di sini harus berarti tidak memiliki hasrat untuk melakukan hubungan seks seperti sepasang anak kecil? Bukankah sepasang suami-istri juga tidak saling malu ketika mereka telanjang, tetapi bukan berarti mereka tidak memiliki hasrat seksual? 22 e MAGZ B er an ak -c ucul ah d an b e r t am b ah b an yak l ah |#D OYO U KNOW Untuk menjawab isu dalam bagian ini secara tuntas kita harus memahami arti kata “malu” (bosh) di 2:25. Dalam Pentateukh kata ini hanya muncul dua kali, yaitu di ayat ini dan Keluaran 32:1. Di Keluaran 32:1 kata ini berarti “tertunda”. Karena pemunculan bosh di Keluaran 32:1 tidak berkaitan dengan isu yang sedang kita bahas, kita perlu melihat pemunculan kata bosh di tempat lain. Di tempat lain, kata bosh seringkali menggambarkan keadaan yang hina dan rendah atau perasaan bersalah (Ay 6:20; Yes 42:17; Yer 14:3; 22:22; Yeh 16:22, 37, 39; 23:29; Hos 2:3; Amos 2:16; Mik 1:8). Berdasarkan hal ini, bosh di 2:25 tidak boleh dipahami sebagai perasaan malu seperti yang biasa kita bayangkan, tetapi lebih kepada perasaan malu yang berhubungan dengan keadaan seseorang yang rendah, hina atau bersalah. Dengan kata lain, bosh di sini lebih mengarah pada keadaan dipermalukan, bukan perasaan malu atau sungkan. adalah perbedaan kata Ibrani yang dipakai untuk kata “telanjang” di pasal 2 dan 3. Pasal 2:25 memakai kata ‘arom, sedangkan pasal 3 menggunakan kata ‘erom. Dua kata yang berarti telanjang ini merupakan kata yang sangat jarang muncul di Pentateukh. Kata ‘arom (dalam arti telanjang) hanya muncul di 2:25, sedangkan ‘erom hanya muncul di pasal 3 dan Ulangan 28:48. Dalam Ulangan 28:48 kata ‘erom juga dihubungkan dengan hukuman yang akan diberikan kepada bangsa Israel apabila mereka tidak menaati TUHAN (lihat ayat 47). Musa tentu saja memiliki alasan tertentu mengapa ia mengubah kata ‘arom di 2:25 menjadi ‘erom di 3:7, 8, 10, 11. Ia ingin membandingkan situasi manusia sebelum dan setelah kejatuhan. Akibat dosa bukan membuat manusia tahu bahwa mereka telanjang (‘arom), tetapi bahwa mereka telanjang (‘erom), dalam arti mereka berada di bawah hukuman Allah (Ul 28:48). Pendapat di atas sesuai dengan Makna di atas juga didukung oleh 3:7 “maka terbukalah mata penggunaan kata “telanjang” di mereka berdua dan mereka tahu pasal 2 dan 3. Yang perlu kita ketahui bahwa mereka telanjang”. Apakah 23 e B er an ak -c ucul ah d an b e r t am b ah b an yak l ah |#D OYO U KNOW MAGZ sebelumnya mereka tidak tahu kalau mereka telanjang? Bukankah 2:25 menyiratkan ide bahwa mereka sudah tahu ketelanjangan mereka, tetapi mereka tidak malu? Jadi, ketelanjangan di pasal 3 merupakan sesuatu yang baru, berbeda dengan ketelanjangan di pasal 2, sesuai dengan perbedaan kata Ibrani yang dipakai. Hal selanjutnya yang perlu didiskusikan adalah objek rasa malu di pasal 2 dan 3. Apakah manusia malu kepada sesamanya atau kepada Allah? Konteks pasal 2-3 dan Pentateukh secara keseluruhan tampaknya mendukung pandangan bahwa mereka malu kepada Allah. Artinya, mereka sadar kalau mereka telanjang di hadapan Allah (berada di bawah hukuman Allah). Bersambung……... NK_P 24 e B AB I | # M I S S I O N MAGZ HAK-HAK KITA (Lanjutan tgl 16 Oktober 2016) S aya teringat kembali dengan rumah misi yang sederhana di Cina, dengan permadani murah yang menutupi lantai ruang keluarga yang dindingnya terbuat dari papan yang dicat. Saya dapat melihat bagaimana wanita-wanita desa yang datang beribadah, dengan hati-hati mengitari permadani itu, berusaha mencapai kuris-kursi untuk duduk, mereka berusaha untuk tidak menginjak permadani, karena bagi mereka permadani harusnya ditempatkan di atas tempat tidur bukan di lantai. Mereka juga tercengang dengan alat makan kami yang terbuat dari perak menggantikan sumpit bamboo. Saya pernah medengar tukang masak kami dengan bangga bercerita, bahwa para misionaris memiliki begitu banyak uang, selalu makan roti putih, daging hampir setiap hari dan gula pasir yang begitu banyak. 25 e B AB I | # M I S S I O N MAGZ Saat kebaktian Bahasa Inggris selesai dan kami pulang bersama seorang dokter wanita dan seorang perawat dari sebuah misi lain. Mereka mengundang kami untuk makan malam di hari Minggu. Kotbah yang disampaikan oleh seorang misionaris yang ditempatkan di kota. Kotbahnya sangat mengena dan menggugah kami, diambil dari Lukas 8:34, “Yang jatuh di semak duri ialah orang-orang yang telah mendengar firman dan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. “Ayat ini pasti mengacu kepada para misionaris,” kata pembicara, “sebab dikatakan bahwa setelah mendengar Firman itu, mereka pergi.” Kemudian ia melanjutkan dengan mendeskripsikan suatu gambaran yang ingin dilukiskannya. Di sekeliling tepinya terdapat “kekuatiran” dan “kekayaan” dan “kenikmatan” yang menghambat pekerjaan Injil dari seorang misionaris. Ia menyebutkan hal-hal yang mengena – seperti ada buku rekening dalam jumlah besar yang menyibukkan si misionaris, sehingga ia tidak mempunyai waktu untuk pelayanan spiritual; sebuah cangkir teh, yang melambangkan kesenangan dan hiburan, rumah para misionaris yang relative besar, dengan perabotannya yang mewah sehingga membutuhkan perhatian lebih dll. Kotbah itu diakhiri dengan khidmat, semua kekuatiran dan kesenangan dan hal-hal yang bukan merupakan yang terbaik dari Allah, mungkin membawa dampak yang menyedihkan, yaitu bahwa sang misionaris “tidak menghasilkan buah yang matang.” Di meja makan, kami mengadakan diskusi yang menarik mengenai kotbah itu dan implikasinya. Kemudian dokter wanita itu mengucapkan kata-kata yang tidak pernah saya lupakan. Ia berkata, “ketika Frances dan saya menata rumah ini, kami menyepakati satu prinsip yang tidak boleh dilanggar. Kami tidak mau memiliki apapun di dalam rumah kami – baik perabot maupun penataannya – yang bisa membuat rakyat jelata miskin, yang diantara mereka kami bekerja, merasa segan untuk masuk kemari 26 e MAGZ B AB I | # M I S S I O N atau membuat mereka canggung di sini.” Taraf kehidupan – apa dampaknya? Seberapa pentingkah hal ini? Apakah ada bedanya, apabila kita para misionaris tidur di ranjang pegas atau ranjang papan, apakah kita makan dengan sumpit atau dengan tangan maupun garpu; apakah kita mengenakan pakaian dari sutra atau kain tenunan sendiri, apakah kita duduk di kursi atau di lantai. Apakah ada bedanya cara berpakaian maupun cara hidup yang biasa kita jalan dengan mengikut cara berpakaian dan cara hidup orang-orang yang kita datangi? Mungkin ini yang menjadi persoaan besar bagi diri kita sendiri. Kebanyakan dari kita lebih menyukai kentang dari pada nasi. Artinya, kebanyakan dari kita lebih menyukai keadaan yang sudah biasa kita jalani dari pada keadaan yang berbeda. Bagaimanakah seharusnya perilaku kita di ladang misi? Apakah kita bebas melakukan apa yang kita sukai dan terbiasa dengan apa yang kita jalani sebelumnya? Ataukah kita harus berusaha semaksimal mungkin menyesuaikan diri dengan cara hidup orang-orang yang diantaranya kita diam? Apakah penyesuaian diri kita akan menolong dalam memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus? Hal pertama yang perlu dikemukakan untuk menjawab petanyaanpertanyaan ini adalah bahwa taraf kehidupan misionaris niscaya berbeda menurut kondisi setempat. Bersambung……. 27 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E RENUNGAN HARIAN Senin, 24 Oktober 2016 FOKUS PADA YANG BENAR (Bacaan: Kisah Para Rasul 1:3) Kehilangan fokus akan membuat seseorang kehilangan kesempatan. Seorang anak muda mendapatkan beasiswa untuk studi di kota surabaya selama 4 tahun. Sayangnya, ia kehilangan fokus untuk studi. Ia menghabiskan waktunya hanya untuk bersenang-senang dengan temantemannya. Ketika genap 4 tahun beasiswa diberhentikan, apa yang terjadi denganya? ia telah kehilangan kesempatan. Yesus setelah kebangkitan-Nya, Ia menunjukkan diri-Nya berulang kali selama 40 hari kepada para murid-Nya. Yesus tahu kondisi murid-murid dalam keadaan sedih dan goncang karena kehilangan diri-Nya, oleh karena itu Yesus terus menunjukkan diri-Nya selama 40 hari guna meneguhkan kembali murid-murid akan tugas dan panggilan mereka yang sesungguhya, yaitu fokus pada pelayanan dan pekabaran injil. Yesus tidak ingin para murid kehilangan fokus hanya karena kesedihan yang mereka alami. Para murid harus menyadari bahwa mereka dipanggil bukan untuk hanyut di dalam kesedihan. Tujuan dari semua peristiwa ini, adalah supaya mereka dapat berkarya dengan efektif bagi kerajaan Allah, bukan untk menangisi hidup mereka. Banyak hal bisa kita alami di dalam hidup kita, Semua yang terjadi berpotensi mengganggu fokus hidup kita. Ingatlah bahwa Tuhan ingin kita mengisi hidup ini dengan efektif. Dengan berfokus pada kesedihan, kehilangan, kegalauan kita hanya akan membuat kita kehilangan hidup ini. 28 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Selasa, 25 Oktober 2016 MENAATI PANGGILAN ALLAH (Bacaan: Kisah Para Rasul 26:12-18) Dipanggil dan diutus untuk sebuah misi yang sulit, menjadi ketakutan bagi banyak orang. Hal ini akan berbeda jika kita tahu siapa yang memanggil kita dan untuk apa kita dipanggil. Paulus Tahu dengan jelas yang memanggil dia adalah Tuhan sendiri dan dia dipanggil untuk misi besar yaitu untuk membuka mata orang-orang agar berbalik dari kegelapan kepada terang. Bagian ini merupakan kesaksian Paulus di depan raja Agripa. Berada di hadapan raja Agripa sama sekali tidak membuat Paulus gentar. Ia justru gembira (2) karena kasusnya diadili oleh pemimpin tertinggi. Di balik itu, ini merupakan kesempatan untuk mengabarkan Injil kepada sang raja. Ia menceritakan kembali kisah perjumpaannya dengan Tuhan. Awalnya Saulus diberi kuasa penuh dari imam-imam kepala berangkat ke Damsyik untuk menyiksa, menganiaya dan membunuh orang-orang Kristen, namun dalam perjalanan itu Saulus ditangkap dan diubahkan Tuhan. Tugas awalnya menjadi berubah. Tadinya Ia pergi untuk untuk menganiaya orang Kristen tetapi kini berubah menjadi pekabar Injil. Paulus ditetapkan Tuhan sebagai pelayan dan saksi atas segala sesuatu yang dia lihat dari Tuhan dan yang akan diperlihatkan nanti. Kesaksian Paulus ini adalah bagian dari tugas yang telah ia terima dari Allah. Paulus meresponi panggilan Allah dengan ketaatan penuh. Sama seperti Paulus bahwa kita bukan orang yang layak untuk dipanggil dan dipakai oleh Allah. Kita adalah orang yang mendapatkan anugerah Allah, sama dengan Paulus. Paulus meresponi panggilan Allah dengan ketaatan, sekalipun apa yang akan dia alami sebagai konsekuensi ketaatannya cukup berat. Bagaimana dengan saudara? 29 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Rabu, 26 Oktober 2016 KESAKSIAN HIDUP YANG BENAR (Bacaan: Galatia 1:11-24) Bayangkan jika saudara tidak disukai oleh seseorang. Orang ini bukan hanya tidak menyukai saudara, tetapi ia juga mempengaruhi banyak orang untuk memusuhi saudara dan menolak segala pernyataan apa pun dari saudara. Akhirnya saudara dianggap sebagai seorang yang merugikan kelompok padahal kebenarannya bukan seperti itu, justru saudara menginginkan dan mengupayakan kemajuan bagi kelompok itu. Bagaimana sikap saudara? Rasul Paulus pun pernah berada dalam posisi seperti ini. Ia pernah difitnah sebagai orang yang mengaku sebagai nabi padahal bukan. Itu sebabnya Paulus dengan tegas menyatakan bahwa ia menjadi rasul Kristus bukan karena manusia tetapi karena Allah sendiri yang memilih (11-16). Ada kelompok orang di Galatia yang sedang berupaya menjelekkan nama Paulus, sehingga mempertanyakan kerasulannya. Di dalam bagian ini Paulus menyatakan identitasnya sebagai seorang rasul dengan tegas. Apa yang ia lakukan di sini bukan karena Paulus takut kehilangan pengikut, tapi supaya dia dan berita Injil yang disampaikan juga diterima oleh jemaat Galatia. Panggilan kita sebagai orang percaya membuat kita menerima banyak resiko, apalagi ketika kita berada di kelompok orang tidak percaya. Tidak mengapa. Kita hanya perlu menyatakan kesaksian hidup yang benar dan yang sesuai dengan iman kita, sehingga kita menjadi berkat bagi mereka. 30 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Kamis, 27 Oktober 2016 BERPEGANG TEGUH (Bacaan: Galatia 3:1-5) Para penganut Yudaisme mengajarkan bahwa seorang percaya perlu untuk melakukan sejumlah Hukum Taurat agar dapat diselamatkan. Ajaran untuk melakukan kebaikan agar dapat diselamatkan ini masih dipegang oleh banyak orang di dunia ini. Apa yang Alkitab ajarkan tentang hal ini? Segala upaya, kebaikan, ketaatan moral, korban, ketundukan pada aturan dan kepatuhan pada ritual keagamaan, tidak pernah diperhitungkan sebagai pembenaran oleh Allah. Mengapa? karena tidak ada seorang pun yang dapat melakukan kebaikan sejati di luar Kristus. Jemaat Galatia masih terpengaruh pada ajaran Yudaisme. Itu sebabnya mereka mencari pembenaran dengan melakukan Hukum Taurat. Mereka mengandalkan ketaatan terhadap aturan Hukum Taurat sebagai kebenaran mereka di hadapan Allah. Hal inilah yang dikecam oleh Paulus, dan Paulus berusaha menyadarkan mereka atas kekeliruan yang sudah dilakukan dengan memberikan bukti-bukti yang benar. Paulus mengecam mereka sebagai orang yang bodoh (ay. 1) karena meskipun Kristus yang tersalib diberitakan dengan begitu terang dan mereka sendiri sudah menikmati pengalaman mengenai pekerjaan Roh (ay. 1 dan 5), tetapi pikiran mereka tetap buta dan tidak menaati kebenaran. Mereka tidak setia kepada ajaran Injil yang sudah diterima, melainkan mereka berbalik kapada ajaran lain. Menjadi seorang Kristen yang tahu kebenaran dan mengaku percaya tidaklah cukup. Kita dituntut untuk taat kepada Injil kebenaran dengan sepenuh hati dan teguh berpegang padanya. Sudahkah saudara memegang teguh pada Injil Kristus? 31 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Jumat, 28 Oktober 2016 PENGENALAN YANG MEMPENGARUHI (Bacaan:Filipi 3:10-11) Pengenalan kita akan Allah akan mempengaruhi jalan pikiran dan tindakan-tindakan kita dalam hidup kita. Orang yang tidak mengenal Tuhan akan menjalani kehidupan yang bertentangan dengan kebenaran Tuhan. Seberapa besar pengenalan kita akan Tuhan, maka sebesar itulah kita dapat berpikir, beriman dan mengalami kuasa Tuhan dalam hidup kita. Paulus menjelaskan tentang pentingnya mengenal kuasa kematian dan kebangkitan (ay. 10-11). Paulus tidak hanya menjelaskan bahwa kelebihan manusia hanya sebuah kesia-siaan belaka (ay. 4-6) dan menyatakan keutamaan pengenalan terhadap Kristus (ay. 7-9). Dia juga menjelaskan apa yang dimaksud dengan pengenalan akan Kristus tersebut. Yang dia maksud dengan pengenalan terhadap Kristus adalah pengenalan terhadap kuasa kebangkitan Kristus. Melalui iman (ay. 9) orang percaya bersekutu dalam kuasa kematian dan kebangkitan. Kuasa inilah yang memampukan orang percaya untuk mati bagi dosa dan hidup bagi Allah (Rm. 6:1-4), karena mereka telah dibangkitkan bersama dengan Kristus (Kol. 3:1; Ef. 2:5-6). Sudahkah saudara mengenal Kristus, yaitu kuasa kebangkitan Kristus? Jika iya, maka seharusnya kita akan dengan tekun hidup bagi Allah dan mati bagi dosa, sebab Kita telah disatukan dengan kematian dan kebangkitan Kristus yang berkuasa. 32 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Sabtu, 29 Oktober 2016 PENGHIBURAN BAGI YANG MENDERITA (Bacaan: 1 Petrus 2:18-25) Dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa, penderitaan menjadi hal biasa bagi kita (Kej 3:16-19). Walaupun demikian, bukan berarti penderitaan mudah untuk ditahan, apalagi dihadapi dengan cara yang benar. Salah satu penderitaan yang terberat adalah diperlakukan secara tidak adil tanpa alasan yang benar. Bagaimana seharusnya kita meresponi penderitaan kita? Penghiburan pertama yang ia berikan berhubungan dengan penetapan Allah (ay.21a). Penderitaan karena kebenaran bukanlah kecelakaan atau kebetulan, melainkan panggilan. Orang-orang Kristen memang dipanggil untuk itu. Penghiburan selanjutnya berkaitan dengan penderitaan Kristus (ay.21b). Tatkala kita menderita karena kebenaran, kita tidak sendirian. Kita bahkan bukan yang pertama mengalaminya. Penebus kita yang mulia sudah pernah melewatinya. Mengetahui bahwa orang lain sudah melewati dan memenangi pergumulan melawan penderitaan merupakan penghiburan besar. Apakah Saudara sedang berada dalam penderitaan? Terlepas dari apakah penderitaan itu sebagai akibat kesalahan Saudara atau penderitaan demi kebenaran, prinsip meresponi penderita yang sudah diterangkan tetap berlaku untuk kita. Tidak ada alasan untuk dirundung kesusahan dan diliputi penyesalan. Tidak ada waktu untuk menyalahkan diri sendiri, orang lain, atau keadaan. Pandanglah kepada Allah yang menetapkan dan mengontrol segala sesuatu! Pandanglah kepada Kristus yang sudah lebih dahulu mempersiapkan jalan bagi kita! 33 e P E N G UM UM AN MAGZ AGENDA MINGGU INI Hari / Tanggal Pukul Senin, 24 Oktober 2016 23.00 Selasa, 25 Oktober 2016 18.30 Rabu, 26 Oktober 2016 Kamis, 27 Oktober 2016 19.00 06.00 19.00 Jumat, 28 Oktober 2016 Sabtu, 29 Oktober 2016 06.00 18.30 22.00 Keterangan Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM STAR : FORMASI SPIRITUAL 2 Oleh: Yakub Tri Handoko, Th.M HUT: Bp. Royan Oktavianus Manurung Latihan Musik KU 3 Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Sdr. Michael Yohanes Wicaksono HUT: Bp. Teguh M. Nondolesmono Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM 34 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 23 Oktober 2016 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 09.30 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) (Pk. 09.30) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Ibu Wilis Sdri. Chika Bp. Yefta Sdr. Gilang Sdr. Kefas Sdr. Waldo Sdri. Rebecca Sdr. Axel Sdr. Eka Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Willy Sdr. Hizkia Pelayan Musik Sdr. Michael Sdri. Dewi Sdr. Aurel Sdr. Andreas Bp. Eliazar & Sdr. Ikhsan TC REC Bandung Pelayan LCD Sdr. Abraham Sdri. Ririt Sdr. Kevin Sdr. Randy Ibu Vena Ibu Fenissa Ibu Santi Bp. Santoso Ibu Eriana Bp. Lipurno Ibu Hariati Sdri. Vionatha Bp. Donny Sdr. Nobel Sdr. Yono Sdri. Penyambut Michelle E Jemaat Sdr. Ikhsan Doa Syafaat Singer (Pk. 09.30) Ev. Edo Walla, M.Div. Sdr. Arka Petugas Minggu Ini (07.00) Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Liturgos Doa Persembahan Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian E k s p o s i s i 1 Ko r i n t u s Tema Pengkhotbah Ibadah Umum II Sdr. Aaron Ibu Vena Ev. Heri Sdri. Risty Bp. Stevi Bp. Santoso Bp. Willy TW Sdr. Ian Sdri. Glory TC REC Bandung Sdri. Wella Sdri. Nini Sdri. Lina Sdri. Olin Sdri. Clara Ev. Edo Walla Bp. Yefta Sdri. Nini Sdri. Clara Sdri. Eunice Sdri. Virgin Sdri. Lina Sdri. Christine Ibu Carla Ev. Heri Sdr. Ishak Sdri. Glory 35 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 30 Oktober 2016 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 09.30 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 09.30) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Pengkhotbah Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Liturgos Pelayan Musik Ev. Heri Sdri. Laura Bp. Willy TW Sdr. Ishak Sdr. Hizkia Sdr. Toni Sdr. Haris Pelayan LCD Sdr. Lutfi Sdri. Ririt Penyambut Jemaat Sdr. Alwen Sdri. Lisa Inggita Ibu Herlin Bp. Felix Ibu Mei Bp. Eddy Ibu Sisca GABUNG IBADAH UMUM Sdr. Yusuf Kwanda Singer (Pk. 09.30) Sdr. Alwen Ibu Herlin Ibu Vena Sdr. Ikhsan Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Sdri. Eunice Sdri. Lia Sdr. Ishak Bp. Haryadi Sdr. Ishak Sdr. Haryadi Sdr. Amir Sdr. Vino Sdr. Hizkia Sdri. Marlin Sdr. Wawan Sdri. Sherly Sdri. Debby Sdri. Sdri. Elvi Michele Sdri. Zizi Sdri. Lina Sdri. Silvi Sdri. Eunice Sdri. Lia Ev. Dodik Sdri. Debby Sdr. Eka Sdri. Kezia Sdr. Andy Sdri. Victoria Sdri. Ester Sdr. Esau Sdri. Virgin Doa Syafaat Petugas Minggu Ini (07.00) K a s i h i l a h Mu s u h m u ( M a t i u s 5 : 4 3 - 4 8 ) Tema Doa Persembahan Cab. Ba- Cab. Bavarvarian ian Ibu Mei Bp. Hendri Tj Sdr. Daniel Ibu Debby 36 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ SEKOLAH MINGGU Penatalayanan 23 Oktober 2016 30 Oktober 2016 (Pk. 09.30 WIB) (Pk. 09.30 WIB) Liturgis Kak Vena Pelayan Musik Kak Tika n Naomi Doa Pra/Pasca SM Kak Tika Tema Priskilla dan Akwila Perjalanan Paulus yang ke 3 Bahan Alkitab (Kis 18:1-28) (Kis 19:1-41) Sion Kak Budi Kak Budi Getsemani Kak Suani Kak Suani Yerusalem Kak Venna Kak Venna Nazareth Kak Debby Kak Dessy Betlehem Kak Kezia Kak Fenny PUJIAN GABUNG UMUM IBADAH PEMUDA Keterangan Sabtu, 22 Oktober 2016 Sabtu, 29 Oktober 2016 GABUNG I-MOVE GABUNG I-MOVE (Pk. 18.30 WIB) (Pk. 18.30 WIB) Tema Pengkhotbah Litrugos Pelayan Musik Pelayan LCD Penyambut Jemaat Petugas Doa Singer 37 e Data Keh adir an Je m aat DATA KEHADIRAN JEMAAT MAGZ Ibadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan Umum 1 Minggu, 16 Okt 2016 53 orang Umum 2 Minggu, 16 Okt 2016 67 orang Umum 3 Minggu, 16 Okt 2016 78 orang Remaja Minggu, 16 Okt 2016 20 Orang Pemuda Minggu, 16 Okt 2016 - Cab. Bavarian KU 1 Minggu, 16 Okt 2016 27 orang SM : - Cab. Bavarian KU 2 Minggu, 16 Okt 2016 60 orang SM : 1 Orang POS Batam Minggu, 16 Okt 2016 15 orang SM: 60 Remaja: 38 SM: 32 orang 38