sintesis obat - WordPress.com

advertisement
SINTESIS OBAT
SENYAWA ALIFATIS
1
Pendahuluan
• Sintesis merupakan reaksi kimia untuk
membentuk molekul senyawa, dalam
kefarmasian, fokusnya pada senyawa obat,
seperti yang kita ketahui ada banyak senyawa
kimia, tetapi tidak semuanya adalah obat, ada
kriteria tertentu untuk menjadi obat.
• Obat merupakan senyawa kimia yang memenuhi
persyaratan, yaitu mempunyai aktivitas
farmakologi, toksisitas rendah, dan stabil dalam
penyimpanan. Kebanyakan obat adalah senyawa
organik, jadi fokus mata kuliah di sini adalah
senyawa organik.
2
Beberapa Istilah Retrosintesis
– Molekul Target (MT) – Molekul yang akan dibuat
– Diskoneksi – operasi analitik pemutusan ikatan, kebalikan reaksi kimia,
untuk menghasilkan dua sinton
– Sinton – suatu an imaginary idealised fragment, usually an ion,
corresponding to nucleophilic or electrophilic species
– Synthetic Equivalent – a real reagent that is equivalent to a certain
synthon
– Functional Group Interconversion (FGI) – the operation of replacing
one functional group with another
+
R3C
R3C CR3
-CR3
Panah Retrosintesis
3
•
So what so we actually do when we carry out retrosynthetic analysis? Our aim is to
design a synthetic route by taking one or more backwards, or retrosynthetic steps.
First we must define some terms. The Target Molecule is the molecule that we are
trying to prepare, and this is what we start from when carrying out retrosynthetic
analysis. A disconnection is an analytical operation of breaking a bond. The bond
that is being broken is shown by putting a wavy line though it. This is the reverse of
a chemical reaction, and is indicated by a retrosynthesis arrow, as shown. A
disconnection will normally generate 2 synthons. A synthon is an imaginary
idealised fragment, usually an ion, that corresponds to a nucleophilic or
electrophilic species. It is important to note that these are not themselves real
species, but they have synthetic equivalents, which are real reagents that
correspond to synthons. The synthetic equivalents are the molecules that are
actually used within a synthesis, whereas the synthons are just used for the
retrosynthetic analysis. A Functional Group Interversion, or FGI, as we’ve
previously discussed, is the process of replacing one functional group with
another. This may be necessary within a synthesis to allow certain steps to be
carried out, or to achieve the correct product.
4
• So what so we actually do when we carry out
retrosynthetic analysis? Our aim is to design a
synthetic route by taking one or more backwards,
or retrosynthetic steps. First we must define
some terms. The Target Molecule is the molecule
that we are trying to prepare, and this is what we
start from when carrying out retrosynthetic
analysis. A disconnection is an analytical
operation of breaking a bond. The bond that is
being broken is shown by putting a wavy line
though it.
5
• This is the reverse of a chemical reaction, and is
indicated by a retrosynthesis arrow, as shown. A
disconnection will normally generate 2 synthons. A
synthon is an imaginary idealised fragment, usually an
ion, that corresponds to a nucleophilic or electrophilic
species. It is important to note that these are not
themselves real species, but they have synthetic
equivalents, which are real reagents that correspond to
synthons.
• The synthetic equivalents are the molecules that are
actually used within a synthesis, whereas the synthons
are just used for the retrosynthetic analysis.
• A Functional Group Interversion, or FGI, as we’ve
previously discussed, is the process of replacing one
functional group with another. This may be necessary
within a synthesis to allow certain steps to be carried out,
or to achieve the correct product.
6
• Ahli sintesis harus dapat mensintesis obat sesuai
dengan target struktur kimia yang diminta, yaitu
molekul targetnya. Yang meminta adlaah yang telah
mendesain dan melakukan studi farmakokimia.
• Material pemula yang diperlukan apa saja, sintesisnya
bagaimana (menggunakan metode apa), dan reagen
lain apa saja, serta kondisinya bagaimana itu yang
dilakukan oleh ahli sintesis.
• Terkait dengan material pemula, bagaimana cara
mendapatkannya dapat menggunakan beberapa
metode, salah satunya adalah dengan pendekatan
diskoneksi atau sinton.
7
• Diskoneksi adlaah pemotongan-pemotongan ikatan kimia
molekul target secara berseri sehingga diperoleh material
pemula yang mungkin. Diskoneksi disebut juga sintesis mundur
atau retro-sintetik. Berikut adalah tanda dari diskoneksi.
•
• Dalam diskoneksi ada yang disebut dengan sinton dan reagen.
Sinton adalah fragmen idealis, biasanya berupa kation/anion
yang dihasilkan dari diskoneksi. Sinton bisa merupakan senywa
antara yang sesuai dengan reaksi. Selain itu, sinton pada
dasarnya tidak ada di pasaran sehingga harus membentuk
reagen yang mana terdapat di pasaran sehingga berikutnya kita
bisa mensintesis senyawa dari reagen yang bisa dibeli di
pasaran.
• Reagen inilah yang disebut sebagai material pemula, yaitu
senyawa yang digunakan dalam reaksi sintesis sebagai
pengganti sinton.
8
9
Retrosintesis
Interkonversi Gugus Fungsi
ditunjukkan oleh:
OH
Ph
Ph
Tanda diskoneksi
menunjukkan ikatan yang
pecah
O
FGI
FGI
Ph
Ph
Molekul Target
Diskoneksi
ditunjukkan oleh:
O
O
+
Ph
CH3
+ Base
Sintetik
ekivalen
Ph
Ph
Sinton
Ph
Br
Sintetik
ekivalen
10
• Let’s look at an example of how we would write out a
retrosynthesis. We will use this target molecule. If you have not
come across the Ph notation before, that represents a phenyl ring.
Starting with this target molecule, we can carry out an FGI, in the
case to go back to a ketone from an alcohol. This backwards step
corresponds to a reduction reaction as the forward step. The FGI is
represented by an retrosynthesis arrow, with FGI over the top. This
shows that a retrosynthetic step is being taken, but an FGI is taking
place, rather that a bond being broken. Our next step is to break a
carbon-carbon bond. For this molecule, there are a number of
bonds we could break and this decision is often an important one,
and we will discuss how you choose between bonds later, but for
now it is not important, so let us chose the one shown here by the
wavy line. Disconnecting at this bond gives the 2 fragments shown.
11
• A disconnection step is represented by the retrosynthesis
arrow. We then assign a positive charge to one fragment
and a negative charge to the other. This gives our synthons.
We will discuss how you decide which charge to assign to
which fragment later and it is another important
consideration. We must then identify real reagents that are
our synthetic equivalents to the synthons. In this case, we
need a bromide and a ketone. The ketone can be
deprotonated by a base at the alpha position to generate
an enolate, which gives us our synthon. These synthons and
their reactions will again be covered in much more detail
later in the course.
• This is the way you should always write out a
retrosynthesis, starting from the target molecule, carrying
out as many retrosynthetic steps, either disconnections or
FGIs, as required to get back to reasonable starting
materials, writing out your synthons and synthetic
equivalents on the way. From this retrosynthesis, it would
then possible to write out the forward reaction, as you will
12
see in examples later in the course.
Tahapan perancangan sintesis organik
terdiri dari analisis dan sintesis.
• Pada tahap analisis, dilakukan pengenalan gugus
fungsional yang ada pada molekul target terkait
dengan keelektronegatifannya, pengaruh pada
sintesis, dan penentuan diskoneksi (dilakukan
secara langsung atau harus diubah dulu melalui
interkonversi gugus funsional (IGF).
• Diskoneksi dilakukan sedemikian rupa sehingga
dapat direaksikan kembali sesuai degan metode
reaksi-reaksi kimia organik yang dipercaya
(reliabel).
13
• Dalam mengenal adanya gugus fungsi, perlu
untuk mempertimbangkan diskoneksinya,
karena beberapa gugus fungsi dapat
mempengaruhi diskoneksi.
• Bisa jadi interkonversi gugus fungsional
diperlukan.
14
• Gugus fungsi seperti amina, alkohol (hidroksil),
karbonil (aldehid, keton), karboksilat, halida,
nitro, sulfonil, alkil, dan aril dapat mempengaruhi
diskoneksi.
• Selain itu, turunan gugus fungsi seperti amida,
imina, eter, dan ester juga mempengaruhi. Oleh
karena itu perlu dilakukan tahap interkonversi
gugus fungsi agar diperoleh material pemula yang
diinginkan.
15
Contoh interkonversi gugus fungsional:
•
• Pada molekul target ,perlu dilakukan interkonversi, karena jika tidak
maka tidak dapat kembali membentuk seperti molekul target. Pada
salah satu tahapannya ada proses yang disebut 1,1-dix, itu
merupakan suatu mekanisme reaksi yang tidak nyata, yang
dipikirkan oleh ahli kimia organik kemungkinan reaksi yang terjadi
adalah seperti yang terdapat dalam kurung siku ([]).
16
Reaksi nukleofilik-elektrofilik
• Reaksi nukleofilik-elektrofilik merupakan
reaksi yang melibatkan nukleofil dan elektrofil
atau yang bermutan negatif dan positif seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya. Terdapat
suatu contoh reaksi yang merupakan aplikasi
dari teori ini yaitu Friedel Craft (CF), yaitu
suatu reaksi yang dilakukan dengan
menambahkan rantai alkil/heteroalkil
terhadap aklil atau fenil. Berikut adalah
mekanisme reaksinya.
17
18
• Reaksi Grignard yang perlu dipahami. Pada reaksi
di bawah ini, diperlukan adanya atom Mg, agar
metil atau alkil yang akan dimasukkan bermuatan
negatif sehingga menjadi bersifat nukleofilik.
Tanpa adanya atom Mg, alkil akan lebih bersifat
elektrofil sehingga tidak dapat masuk. Pada
umumnya, reaksi grignard merupakan reaksi yang
bertujuan untuk mengubah ester menjadi keton,
lalu mengubah keton menjadi alkohol tersier.
Berikut merupakan mekanisme reaksinya.
19
20
Elektrofil Karbon
Sinton
Sintetik
Ekivalen
+
R
RX
OH
X = Br, I
R
OH
R + H
Sintetik
Ekivalen
Sinton
O
+
O
R
Nuc
O
O
H
+
R
R
OH
R + R
O
R
O
R
HO
R
O
+
R
+
CO 2
O
LG = OR or Halogen
R
LG
21
Reaksi esterifikasi
• Reaksi esterifikasi merupakan reaksi
pembentukan ester dengan reaksi langsung
antara suatu asam karboksilat dengan suatu
alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk
membentuk suatu ester disebut esterifikasi.
Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+.
Asam sulfat sering digunakan sebagai suatu
katalisator untuk reaksi ini. Nama ester berasal
dari Essig-Äther Jerman, sebuah nama kuno
untuk menyebut etil asam cuka ester (asam cuka
etil).
22
• Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang
volatil (mudah menguap), tidak beracun, dan
tidak higroskopis. Etil asetat dapat melarutkan air
hingga 3% dan larut dalam air hingga
kelarutannya 8% pada suhu kamar. Kelarutannya
meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun,
senyawa ini tidak stabil dalam air yang
mengandung asam dan basa.
• Etil asetat, yang juga dikenal dengan nama acetic
ether, adalah pelarut yang banyak digunakan
pada industri cat, thinner, tinta, plastic, farmasi,
dan industri kimia organik.
•
23
Pembuatan etil asetat
1. Pemanasan asam asetat, etanol dan asam
sulfat
2. Klorida asam dengan alkohol atau anhidrida
3. Refluks garam perak asam asetat dg alkil
halida dalam larutan etanol
4. Asam asetat dgn larutan diazometan
(CH2NH2)
5. Asam asetat dengan etena
24
Reaksi etil asetat
• Dalam basa , terjadi saponifikasi
• Dalam asam terjadi hidrolisis
25
Mekanisme reaksi
26
Asetaldehide
• Asetaldehid merupakan senyawa aldehid
• Aldehid merupakan salah satu dari sekian
banyak contoh kelompok senyawa yang
mengandung gugus karbonil.
• Aldehid itu sendiri merupakan salah satu
senyawa yang mengandung gugus karbonil (CO-) dimana satu tangan mengikat gugus alkil
dan tangan lain mengikat atom hidrogen.
Struktur umum aldehid yaitu R-COH.
27
• Aldehid dinamakan sesuai dengan nama
asamnya dg jumlah atom yg sama
• Keton merupakan isomer dr aldehid
• Keton diberi nama menurut gugus alkilnya dg
menambah “keton” atau akhiran “on”
• Dimetil keton
28
29
30
Cara pembuatan
• Oksidasi alkohol dapat menghasilkan baik
aldehida atau keton. Etanol dapat dioksidasi di
laboratorium melalui proses pemanasan yang
dikombinasikan dengan penambahan zat
pengoksidasi seperti ion dikromat, yang
mengkatalisis reaksi dalam larutan asam.
Reaksi menghasilkan etanal aldehida
(asetaldehida).
31
• Oksidasi alkohol primer
• Reaksi klorida asam
32
• Hidroformilasi alkena
• Oksidasi alkohol dengan kalium bi chromat yg
dipanaskan
33
Sifat sifat
1. Aldehid dapat dioksidasi dg oksidator lemah,
misal perak atau cupri oksida menjadi
karboksilat
34
2. Aldehid beraksi dengan benzaldehid
membentuk sinamaldehid
35
36
37
Reaksi dengan asam sianida dan hidroksilamin
3
4
38
Reaksi dengan fenilhidrazin
5
39
• Ketika alkohol yang akan teroksidasi adalah alkohol
sekunder, produk oksidasi adalah keton bukannya aldehida.
Oksidasi alkohol sekunder sederhana, 2-propanol,
menghasilkan propanon.
•
• Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi dengan cara ini karena
karbon dimana gugus hidroksil terpasang tidak memiliki
atom hidrogen lain yang melekat padanya.
• Ketika alkohol primer dioksidasi menjadi aldehida, reaksi
sulit untuk berhenti karena aldehida mudah teroksidasi
lebih lanjut menjadi asam karboksilat yang sesuai. Oksidasi
etanal menghasilkan asam etanoat (asetat).
40
• K2Cr2O7+H2SO4
K2SO4+Cr2(SO4)3+4H2O+3O
•
O
• C2H5OH + O
CH3C H + H2O
41
Iodoform
• Mengenal reaksi halogenasi karbonil
• Halogenasi alfa merupakan dasar suatu uji kimia, yang
disebut uji iodoform, untuk di metil keton. Gugus metil
dari dimetil keton di iodinasi bertahap sampai
terbentuk iodoform (CHI3) padat berwarna kuning.
Brom dan klor juga bereaksi dengan metil keton
menghasilkan bromoform dan kloroform. Istilah
umum untuk menyebut CHX3 ialah haloform, maka
reaksi ini sering disebut reaksi haloform.
• Hidrogen pada kedudukan alfa bersifat asam dan hasil
penggunaannya menghasilkan anion enolat.
Selanjutnya anion enolat dapat bereaksi dengan
halogen menghasilkan senyawa halokarbonil untuk
iodin
42
Mekanisme Reaksi
43
Asam Semut
• Asam karboksilat yang paling sederhana asam
metanoat atau asam format.
• Secara industri asam metanoat dibuat dengan
mereaksikan CO dan NaOH dengan reaksi
seperti berikut:
•
44
ASAM KARBOKSILAT
ASAM ASETAT = CH3-COOH
• Sifat : cair, TL 17oC, TD 118oC, larut dalam H2O dengan
sempurna
• Penggunaan : sintesis anhidrat asam asetat, ester, garam,
zat warna, zat wangi, bahan farmasi, plastik, serat buatan,
selulosa dan sebagai penambah makanan.
PEMBUATAN ASAM KARBOKSILAT
• Oksidasi alkohol primer
• Carbonasi Reagen Grignard
• Hidrolisis nitril
45
46
47
48
49
50
REAKSI SUBSTITUSI
• Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom atau
gugus atom oleh atom atau gugus atom lain. Jadi
dalam reaksi substutisu suatu atom atau gugus atom
yang terdapat dalam rantai utama akan meninggalkan
rantai utama tersebut dan tempatnya yang kosong
akan diganti oleh atom atau gugus atom yang lain.
Berdasarkan pereaksi yang yang dipergunakan, reaksi
substitusi dapat dibedakan menjadi (a) reaksi substitusi
radikal bebas; (b) reaksi substitusi nukleofilik; dan (c)
reaksi substitusi elektrofilik.
•
51
• Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian
atom senyawa hidrokarbon oleh atom senyawa
lain. Reaksi substitusi pada umumnya terjadi
pada senyawa jenuh (alkana). Alkana dapat
mengalami reaksi substitusi dengan halogen.
Reaksi substitusi juga dapat diartikan
sebagai reaksi dimana berlangsung penggantian
ikatan kovalen pada suatu atom karbon.
Reagensia pengganti dan gugus lepas yang
meninggalkan substrat dapat berupa nukleofil
atau elektrofil (atau radikal bebas). Secara umum,
reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut:
52
Reaksi secara umum:
53
1. Reaksi Substitusi Radikal Bebas
•
Reaksi substitusi radikal bebas terjadi apabila
gugus yang mengganti adalah radikal bebas. Pereaksi
radikal bebas adalah atom atau gugus atom yang
mengandung sebuah elektron yang tidak berpasangan.
Pereaksi radikal bebas umumnya digunakan pada reaksi
yang menyebabkan pemutusan homolitik dari substrat.
•
Reaksi ini dimulai dengan pembentukan radikal
bebas yang reaktif. Radikal tersebut bereaksi dengan
molekul lain membentuk radikal bebas baru yang
meneruskan reaksi berikutnya. Contoh reaksi substitusi
radikal bebas adalah reaksi antara metana dengan gas
klor mengasilkan monoklor-metana dan asam klorida.
54
55
2. Reaksi substitusi elektrofilik
•
Reaksi substitusi elektrofilik merupakan
reaksi pergantian elektrofil. Elektrofil merupakan
kebalikan dari nukleofil. Elektrofil merupakan spesi
yang tertarik pada muatan negatif. Jadi elektrofil
merupakan suatu asam Lewis. Pada umumnya reaksi
substitusi elektrofilik yang disubstitusi adalah H+ atau
asam Lewis. Reaksi SE dapat terjadi pada senyawa
benzena atau benzena tersubstitusi. Contoh reaksi SE
benzena, meliputi: nitrasi, sulfonasi, halogenasi,
alkilasi, asilasi, reaksi substitusi elektrofilik substituen
EDG benzena monosubstitusi, reaksi substitusi
elektrofilik substituen EWG benzena monosubstitusi
dan reaksi substitusi elektrofilik benzena disubstitusi.
56
3. Reaksi Substitusi Nukleofilik
Reaksi substitusi nukleofilik terjadi apabila
gugus yang mengganti merupakan pereaksi
nukleofil. Contoh reaksi substitusi nukleofilik
adalah reaksi antara etanol dengan asam bromida
menghasilkan etil-bromida.
•
•
•
57
• Reaksi Substitusi Nukleofilik Suatu nukleofil
(Z:) menyerang alkil halida pada atom karbon
hibrida-sp3 yang mengikathalogen (X),
menyebabkan terusirnya halogen oleh
nukleofil.
• Halogen yang terusir disebut gugus pergi.
Nukleofil harus mengandung pasangan
elektron bebas yang digunakan untuk
membentuk ikatan baru dengan karbon.
• Hal ini memungkinkan gugus pergi terlepas
dengan membawa pasangan elektron yang
tadinya sebagai elektron ikatan.
58
• Ada dua persamaan umum yang dapat
dituliskan:
59
• 2. Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik
Pada dasarnya terdapat dua mekanisme reaksi
substitusi nukleofilik. Mereka dilambangkan
dengan SN2 adan SN1. Bagian SN
menunjukkan substitusi nukleofilik, sedangkan
arti 1 dan 2 akan dijelaskan kemudian. A.
Reaksi SN2 Mekanisme SN2 adalah proses
satu tahap yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
60
• Nukleofil menyerang dari belakang ikatan C-X.
Pada keadaan transisi, nukleofil dan gugus pergi
berasosiasi dengan karbon di mana substitusi
akan terjadi. Pada saat gugus pergi terlepas
dengan membawa pasangan elektron, nukleofil
memberikan pasangan elektronnya untuk
dijadikan pasangan elektron dengan karbon.
Notasi 2 menyatakan bahwa reaksi adalah
bimolekuler, yaitu nukleofil dan substrat terlibat
dalam langkah penentu kecepatan reaksi dalam
mekanisme reaksi.
61
•
•
•
•
•
Adapun ciri reaksi SN2 adalah:
1. Karena nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi,
maka kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi kedua spesies tersebut.
2. Reaksi terjadi dengan pembalikan (inversi) konfigurasi. Misalnya jika kita
mereaksikan (R)-2-bromobutana dengan natrium hidroksida, akan diperoleh (S)-2butanol.Ion hidroksida menyerang dari belakang ikatan C-Br. Pada saat substitusi
terjadi, ketiga gugus yang terikat pada karbon sp3 kiral itu seolah-olah terdorong
oleh suatu bidang datar sehingga membalik. Karena dalam molekul ini OH
mempunyai perioritas yang sama dengan Br, tentu hasilnya adalah (S)-2-butanol.
Jadi reaksi SN2 memberikan hasil inversi.
3. Jika substrat R-L bereaksi melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi lebih cepat
apabila R merupakan gugus metil atau primer, dan lambat jika R adalah gugus
tersier. Gugus R sekunder mempunyai kecepatan pertengahan. Alasan untuk
urutan ini adalah adanya efek rintangan sterik. Rintangan sterik gugus R meningkat
dari metil < primer < sekunder < tersier. Jadi kecenderungan reaksi SN2 terjadi
pada alkil halida adalah: metil > primer > sekunder >> tersier.
B. Reaksi SN1 Mekanisme SN1 dalah proses dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan
antarakarbon dengan gugus pergi putus.
62
Gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, dan
terbentuklah ion karbonium. Pada tahap kedua (tahap cepat),
ion karbonium bergabung dengan nukleofil membentuk produk
63
•
•
•
•
Pada mekanisme SN1, substitusi terjadi dalam dua tahap. Notasi 1
digunakan sebab pada tahap lambat hanya satu dari dua pereaksi yang
terlibat, yaitu substrat. Tahap ini sama sekali tidak melibatkan nukleofil.
Berikut ini adalah ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui mekanisme
SN1:
1. Kecapatan reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil. Tahap
penentu kecepatan reaksi adalah tahap pertama di mana nukleofil tidak
terlibat.
2. Jika karbon pembawa gugus pergi adalah bersifat kiral, reaksi
menyebabkan hilangnya aktivitas optik karena terjadi rasemik. Pada ion
karbonium, hanya ada a gugus yang terikat pada karbon positif. Karena itu,
karbon positif mempunyai hibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Jadi
nukleofil mempunyai dua arah penyerangan, yaitu dari depan dan dari
belakang. Dan kesempatan ini masing-masing mempunyai peluang 50 %.
Jadi hasilnya adalah rasemit. Misalnya, reaksi (S)-3-bromo-3-metilheksana
dengan air menghasilkan alkohol rasemik.
64
X yang melalui mekanisme SN1 akan berlangsung cepat jika R
merupakan struktur tersier, dan lambat jika R adalah struktur primer.
Hal ini sesuai dengan urutan kestabilan ion karbonium, 3o-Spesies
antaranya (intermediate species) adalah ion karbonium dengan
geometrik planar sehingga air mempunyai peluang menyerang dari
dua sisi (depan dan belakang) dengan peluang yang sama
menghasilkan adalah campuran rasemik Reaksi substrat R > 2o >> 1o.
65
• perbandingan mekanisme SN1 dan SN2 menurut literatur
yang saya baca adalah pada struktur halida primer
mekanisme SN2 terjadi, sedangkan mekanisme SN1 tidak
terjadi, pada struktur halida sekuder mekanisme SN1 dan
SN2 kadang kadang terjadi, pada struktur halida tertier
mekanisme SN2 tidak terjadi sedangkan mekanisme SN1
terjadi. selanjutnya pada nukleofil, pada mekanisme SN2
mekanisme reaksi tergantung pada konsentrasi
nukleofil,sedangkan pada mekanisme SN1 mekanisme
reaksi tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil. terakhir
berdasarkan pelarut pada mekanisme SN2 kecepatan reaksi
sedikit dipengaruhi oleh kepolaran pelarut, sedangkan pada
mekanisme SN1 kecepatan reaksi sangat dipengaruhi oleh
kepolaran pelarut.
66
• SN2
- Reaksi serempak/ serangan dari belakang
- Bereaksi dengan nukleofilik (Nu) kuat/basa lewis, ex:
-OH, -OR, -CN
- Bereaksi baik dengan alkil halida primer dan sekunder,
Halida anilik dan benzyl halida
- Pelarut non polar/polar aprotic
SN1
- proses melalui 2 tahap
- Bereaksi dengan nukleofil lamah/basa lewis, ex: H2O, ROH
- Bereaksi baik dengan alkil
Tersier > sekunder (lambat), Halida anilik dan benzyl halida
- Pelarut polar/ polar protic
67
68
Download