Submarine Cable, Sejarah Panjang Penuh Liku Submarine Cable, Sejarah Panjang Penuh Liku Tags : Author : : Administrator Terakhir disunting : : Aug 26, 2011 Gencarnya Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam membangun kabel bawah laut menimbulkan keoptimisan tersendiri. Salah satunya adalah semangat PLN untuk menyelesaikan masalah krisis kelistrikan di Indonesia yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. ApaÂ-lagi beberapa di antaranya diklaim PLN menghemat anggaran PLN dalam hal pembangunan infrastruktur kelistrikÂ-kan. Salah satunya adalah kabel bawah laut yang dibangun sepanjang 30 kiÂ-lometer di Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Riau hingga 2012. Langkah ini diklaim PLN akan mengÂ-hemat anggaran sebesar Rp30 miliar per tahun. Diharapkan penggunaan kabel listrik ini akan mengurangi penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar minyak, yang sebelumnya masih menggunakan pembangkit bertenaga diesel yang selama digunakan di pulau-pulau kecil di kepulauan Riau. Kabel listrik bawah laut ini untuk mentransmisikan listrik dari salah satu PLTU di Balai Karimun. Menurut Direktur Operasi Indonesia Barat PLN Harry Jaya Pahlawan di Jakarta, medio April lalu, program ini akan menekan penggunaan baÂ-han bakar minyak (BBM), sekaligus meningÂ-katÂ-kan rasio elektrifikasi. Kabel bawah laut (submarine cable) pada dasarnya merupakan teknologi yang memungkinkan penyatuan atau pengintegrasian sistem kelistrikan disuatu daerah atau wilayah. Umumnya, sistem transimisi yang diÂ-Â-gunakan disebut dengan high voltage direct current (HVDC). HVDC atau arus tinggi yang berjenis searah tersebut, dapat membawa daya listrik yang besar dengan instrumen kawat tembaga berlilit sebagai penghantar tegangan, dan kulit pita baja sebagai pelindung kawat yang diletakkan di bawah laut. Melalui pemasangan kabel bawah laut, distribusi dan pemenuhan keÂ-buÂ-tuhan listrik di suatu daerah tiÂ-dak perlu lagi dilakukan dengan memÂ-bangun pembangkit di daerah tersebut. tentu saja ini merupakan salah satu upaya penghematan untuk jangka panjang. Namun penelitian yang panjang tentu saja harus dilakukan sebelum memasang kabel bawah laut. Misalnya perihal karakteristik permukaan dasar laut, kedalaman laut, pergerakan arus, arus pasang surut laut, serta perkiraan pergeseran pasir dasar laut. Seperti yang terjadi di wilayah InÂ-donesia Timur. PLN yang juga seÂ-dang mengembangkan sistem koneksi kelistrikan http://www.listrikindonesia.com/ Power By Fisip.net Created Jun 22, 2011 Submarine Cable, Sejarah Panjang Penuh Liku antar pulau dengan memanfaatkan jaringan kabel bawah laut bertegangan menengah 20 kilo Volt (kV) khususnya di wilayah Indonesia Timur, masih mendapati banyak kendala. “Kita lagi mencoba dibanyak temÂ-pat khususnya Indonesia Bagian Timur seperti pulau Tidore ke Ternate akan kita bangun. Begitu juga dari Tidore ke Halmahera. Sulawesi juga sedang kita jajaki, sebab potensi ekonomi dari nikel dan tembaga sangat tinggi di wilayah tersebut,― ungkap Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan, di Gedung DPR, Jakarta, akhir Mei. Tetapi, kendala dirasakan PLN. Terutama karena instalasi pemasangan kabel memiliki kendala yang cukup sulit karena medan yang berbeda. Yaitu terkait kedalaman laut yang melebihi 900 meter. Selain itu, juga masalah arus laut, di mana arus laut tersebut hanya bisa dilakukan pada bulan Oktober dan November. Sejarah Panjang Komunikasi kabel bawah laut pertama kali digunakan untuk keÂ-perluan komunikasi dengan membawa sejumlah data telegrafi. Generasi berikutnya membawa komunikasi teleÂ-pon, dan kemudian data komunikasi yang lebih canggih lagi. Seluruh kabel modern mengÂ-gunakan teknologi optik fiber untuk membawa data digital, yang kemudian juga untuk membawa data telepon, internet, dan juga data pribadi. Sejak tahun 1856, kabel bawah laut telah marak digunakan di Benua Amerika, Eropa, Australia, bahkan juga Asia. Pada 1857, ada sebuah kabel bawah laut yang direntang di laut atlantik sepanjang 2.967 kilometer. Hingga awal abad ke-20, tercatat ada sekitar 200 ribu mil kabel bawah laut di dunia.  Di Indonesia sendiri, pada era 1990-an, operator telekomunikasi sudah menggunakan kabel laut untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia. Penggunaan kabel laut serat optik memiliki banyak keuntungan dibandingkan menggunakan Digital Microwave (Radio Terrestrial) yang memiliki keterbatasan pada bandwidth, sehingga trend ke depan penggunaan kabel serat optik akan semakin banyak baik di darat maupun di laut. Penggelaran kabel laut dilakukan oleh kapal kabel (Cableship) yang dirancang khusus untuk menggelar kabel laut, Cableship memiliki keistimewaan, karena tidak dapat menggelar pada lokasi air dangkal, sehingga untuk area air dangkal (Shore End) biasanya menggunakan Barge Cable, yang mampu sampai pada ke dalam air 1 meter. Sejak 2003, kabel bawah laut telah menghubungkan seluruh benua dunia kecuali Antarktika. Di bidang kelistrikan, kabel bawah laut sudah ada sejak 1980-an akhir. Di selat Madura yang menghubungkan listrik pulau Jawa dengan pulau Madura, tahun 1987 dua kabel laut 150 kV ex BICC beroperasi. Kabel ex BICC adalah 3 core conductor Cable dengan oil filled type, ditanam 3 meter dalam tanah keras dasar laut pada daerah alur kapal. Kabel tersebut berdiameter 150 mm. sebelumnya lokasi penggelaran kabel telah disetujui oleh Dirjen Perhubungan Laut sehingga pada peta Pelabuhan telah tercantum larangan lego jangkar disekitar letak kabel laut tersebut. Kemudian juga dipasang rambu-rambu sesuai persyaratan yang diminta oleh Dephub. Namun kemudian banyak kabel rusak karena tersangkut jaring kapal. Pada Pada 1994 ada kabel yang mulai terganggu dan rusak, yang diduga kuat tersangkut jangkar kapal “Ocean Competence―.  Kemudian tahun 1996 kabel 3 ex Showa terganggu, dan rusak yang diduga kuat tersangkut jangkar kapal “Festivity―. Di 1997 diketahui kabel 3 terganggu dan rusak disebabkan tersangkut jangkar kapal “Bali Sea―. Yang paling parah terjadi di 1999, telah terjadi gangguan 2 (dua) saluran kabel bawah laut 150 kV secara bersama-sama, Kawasan Pulau Madura akan mengalami padam cukup lama. Suasana pun gelap gulita yang terjadi selama berbulan-bulan sempat mengakibatkan pengaruh ke warga, misalnya hilangnya rasa aman dari gangguan tindak kriminal. Harus diakui, beragam inovasi yang dilakukan PLN tentu saja diharapkan akan memperbaiki krisis kelistrikan di Indonesia, termasuk penggunaan kabel bawah laut untuk mengirim pasokan listrik dan memenuhi kebutuhan listrik ke suatu daerah dari sumber utama pembangkit listrik besar yang berada di daerah lain. Salah satu yang akan dilakukan di wilayah Jawa dan Sumatera. PLN berencana segera membuka tender proyek pembangunan jaringan kabel transmisi bawah laut yang mengkoneksi wilayah Jawa dengan Sumatera di kuartal ketiga 2011. Proyek transmisi tersebut berkapasitas 500 kV itu. Menurut Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN Nasri Sebayang, diharapkan mampu mengatasi lonjakan kebutuhan listrik di Pulau Jawa sehingga kebutuhan daya di wilayah Jawa akan teratasi dengan berlimpahnya sumber energi primer yang dihasilkan oleh sejumlah daerah di Sumatera. Apalagi dengan pembangunan ini diperkirakan biayanya lebih murah dibandingkan ongkos angkut batu bara dari Sumatera ke Jawa. Wilayah Indonesia teramat luas dan banyak terhubung dengan lautan memang membutuhkan sistem teknologi kelistrikan yang baik dan sebisa mungkin efisien. Kabel bawah laut diharapkan dapat mewujudkan hal tersebut. potesi ini tentu saja harus digarap serius oleh PLN terutama untuk mengalirkan listrik ke pulau-pulau kecil di Indonesia. Namun tentu saja tantangannya tidak mudah. Selain adanya sejumlah persyaratan pemasangan kabel yang harus melalui beragam penelitian mendalam, kendala tekhnis setelah pemasangan harus diperhatikan melalui koordinasi yang baik dengan instansi lain misalnya Departemen Perhubungan. Ini tentu saja untuk menghindari dari kejadian-kejadian http://www.listrikindonesia.com/ Power By Fisip.net Created Jun 22, 2011 Submarine Cable, Sejarah Panjang Penuh Liku yang bukan hanya merugikan PLN tetapi tentu saja merugikan masyarakat. Misalnya pemadaman akibat kabel bawah laut yang tersangkut jaring kapal atau mengalami kerusakan tekhnis lainnya. http://www.listrikindonesia.com/ Power By Fisip.net Created Jun 22, 2011