( action), merupakan satu-satunya kegiatan manusia

advertisement
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tindakan (action), merupakan satu-satunya kegiatan manusia yang
menghubungkan secara langsung dengan manusia lain tanpa
perantara objek maupun materi. Menurut Arendt, tindakan (action)
memiliki suatu hubungan yang khusus dengan keberadaan-bersamadengan-yang-lain. Inilah yang menentukan eksistensi manusia.
Dengan demikian, karena selalu berhubungan dengan orang lain,
maka eksistensi manusia ini selalu mengandaikan adanya komunitas
dan bersifat publik, yang berarti keberadaan manusia sebagai
keberadaan bersama dalam komunikasi yang bebas kepentingan,
paksaan dan kekerasan. Di dalam polis (dalam hal ini ruang publik),
manusia mewujudkan kemanusiaannya secara sungguh-sungguh,
karena sebagai individu dapat merealisasikan siapa dirinya dalam
komunikasi dengan orang lain dengan bebas. Melalui polis, manusia
terlepas dari keterasingan dirinya (misalnya hanya terus menerus
berkutat dengan kebutuhan biologis dalam ranah privat), keterasingan
dengan sesama manusia (karena mengandaikan hubungan dengan
manusia lain dalam taraf material). Tindakan menurut Arendt
merupakan kelahiran kembali manusia, karena dalam tindakan
manusia dapat mengungkapkan kebebasannya. Bertindak berarti
234
235
menciptakan yang baru. Manusia menjadi subjek yang bertanggung
jawab
menjalankan
kebebasannya
untuk
mengatur
dan
mengendalikan dunia. bersama, mengejar tujuan hidup bersama,
bertindak bersama.
2. Politik perempuan menurut Feminisme merupakan sebuah perspektif
dan
cara
pandang
yang
dilakukan
oleh
perempuan
untuk
menyuarakan masalah-masalah yang dialami perempuan. Politik
perempuan didasari oleh keyakinan bahwa politik konvensional
merupakan politik maskulin, sehingga perempuan harus memiliki
cara pandang yang berbeda yaitu cara pandang yang didasarkan pada
pengalaman khas perempuan.
3. Politik perempuan dalam pandangan Arendt antara lain terlihat pada
pemikirannya tentang kelebihan labor yang di dalamnya terdapat
proses reproduksi dan kelebihan natalitas sebagai awal mula bagi
aktivitas tindakan manusia. Substansi politik perempuan yaitu etika
feminin yang menekankan aspek pengampunan, pemberian maaf dan
cinta yang merupakan nilai-nilai feminin yang harus dipegang teguh
oleh perempuan dalam melakukan tindakan politik. Dalam rangka
mempratekkan substansi politik tersebut, perempuan memerlukan
sebuah strategi untuk dapat melakukan tindakan politik di ruang
publik bersama-sama dengan laki-laki, sehingga strategi yang harus
dilakukan adalah menekankan pentingnya kesetaraan (equality) dan
tetap mengedepankan kekuasaan khas feminin.
236
4. Dalam relevansinya dengan kondisi Indonesia, praktek politik
perempuan yang menekankan aksi perempuan di ruang publik sudah
banyak
dilakukan,
namun
substansi
yang
diangkat
belum
mencerminkan nilai-nilai khas perempuan yang ebrsumber pada
epistemologi perempuan. Peran peran perempuan dalam politik di
ruang publik, misalnyadi lembaga legislatif, belum dapat dikatakan
sebagai sebuah tindakan politik, karena perempuan belum memiliki
kebebasan dalam berkomunikasi dengan orang lain dan masih belum
ada kesetaraan. Penguasaan dan dominasi masih sangat kental dalam
hubungan komunikasi antara anggota lembaga legislatif, terutama
antara laki-laki dan perempuan.
B. Saran
1.
Pandangan Arendt tentang ruang publik sebagai tempat diskusi,
komunikasi, tempat untuk mengekspresikan seluruh kemanusiaan
manusia, termasuk perempuan, merupakan satu hal yang harus
diapresiasi.
Sebuah
sikap
keberpihakan
terus-menerus
untuk
memperjuangkan eksistensi politik perempuan agar dapat tetap tampil
dengan politik perempuan yang dimiliki di ruang publik, untuk
memungkinkan bagi mereka mengembangkan diri dan menyampaikan
kebutuhannya sebagai pribadi yang otonom merupakan sebuah agenda
yang urgen untuk diperjuangkan. Sebuah agenda yang menampung
keterlibatan perempuan dalam pengambilan kebijakan diyakini mampu
membawa masyarakat Indonesia pada perubahan sistem yang
237
berkeadilan, sehingga perempuan bukan hanya sebagai penonton dan
konkret
2. Kekuasaan khas perempuan yang mengedepankan nilai-nilai feminin
harus dipromosikan terus menerus sebagai penyeimbang bagi dominasi
kekuasaan laki-laki yang ada dewasa ini. Hal tersebut bukan hanya
dalam tataran konseptual, namun dalam ranah kehidupan sehari-hari.
3. Pemikiran Hannah Arendt sangat kaya dan multi dimensi, sehingga
diperlukan tafsir terus menerus dan transformasi konsep dalam tataran
praktis, yaitu menyelesaikan berbagai masalah yang berkembang saat
ini.
Download