Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 KEDUDUKAN ILMU DAN TRADISI KEILMUAN DALAM MASYARAKAT MUSLIM MASA LALU Ashfa Khoirun Nisa’1 STAI An Nawawi Purworejo Jawa Tengah Abstraksi Dalam sejarah pada masa klasik (650-1250 M) diskursus keilmuan Islam mencapai tingkat yang tinggi, sehingga kemudian dapat disumbangkan pada berkembangnya ilmu pengetahuan di masa-masa sesudahnya. Yang demikian ini disebabkan oleh adanya beberapa hal, yang di antaranya motivasi internal Islam sendiri untuk menuntut ilmu dengan tanpa batasan waktu. Hal serupa yang tak dapat dielakkan adalah adanya faktor eksternal, yaitu terjadinya kontak antara orang-orang Islam dan kalangan non-Islam atau lebih tepatnya dengan kebudayaan lain yang jauh lebih maju jika dibandingkan dengan kebudayaan yang dimiliki Islam sendiri, seperti di Bizantium, Persia, dan India. Stabilitas sosial, ekonomi, dan politik setelah kaum muslimin dapat mengembangkan kekuasaannya ke daerah-daerah sekitarnya juga turut menyumbangkan semaraknya kondisi keilmuan ini. Sikap terbuka dan toleransi kaum muslimin untuk mempelajari dan menerima budayabudaya taklukan dan daerah lainnya ikut andil dalam menyemarakkan ilmu pengetahuan di lingkungan Islam. Dari integrasi ini, tentunya terdapat peluang bagi Islam untuk mencapai prestasi yang gemilang sebagaimana tercatat dalam lembaran sejarahnya. Kata kunci: Ilmu, Tradisi, Kebudayaan Islam. 1 Penulis adalah Dosen STAI An Nawawi Purworejo Jawa Tengah. 22 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 A. Latar Belakang Tidak ilmu mengenal Allah SWT, Tuhan diragukan lagi bahwa semesta alam dan Nabi Muhammad Islam menaruh perhatian sangat besar SAW terhadap ilmu. Banyak nash, baik dari adzan di telinga kanan dan iqamah di Al-Qur'an maupun dari al-Hadits yang telinga kirinya (terlepas dari khilafiyyah menjelaskan tentang keutamaan ilmu boleh tidaknya hal itu dilakukan). dan orang yang berilmu. Simak saja Menginjak dewasa sampai menjadi misalnya firman Allah dalam surat al- orang tua, juga terus dianjurkan untuk Mujadalah ayat 11: melafalkan kalimah thayyibah melalui ........“Allah akan sebagai utusan-Nya melalui mengangkat doa yang harus dipahami sebagai derajat orang-orang yang beriman di sebuah proses pembelajaran. Bahkan, antara kalian dan orang-orang yang doa sapu jagat yang sering kita berilmu”. (Q.S. Al-Mujadilah/58 : ucapkan, juga merupakan permohonan 11). untuk diberikan ilmu karena kata “fiddunya Ibnu Abbas sehubungan dalam dengan tafsirnya ayat khasanah” ditafsirkan ini oleh dalam para doa mufassir, sebagaimana dikutip Imam al-Ghazali al-Ihya, dengan ilmu dan mengatakan bahwa derajat para ulama dalam jauh di atas derajat orang yang ibadah. Menjelang ajal sekalipun tetap beriman dengan perbandingan 1:70 dianjurkan untuk berilmu melalui talqin yang jarak antara satu derajat dengan yang merupakan kalimah thayyibah, derajat menuntun lainnya sama dengan si sakit untuk tetap perjalanan yang menghabiskan waktu mengenal dan menghadirkan Allah selama 500 tahun. SWT. Oleh karena itulah, dalam Saking besarnya perhatian Islam sebuah hadits dikatakan: " اطلب العلم من terhadap ilmu ini, hampir semua sisi " ( المهد الى اللحدCarilah ilmu sejak mulai kehidupan mulai sejak lahir sampai dari buaian sampai menjelang ajal). pada saat menjelang ajal selalu ditekankan mengenai ilmu. Misalnya, B. Kedudukan Ilmu Dalam Islam ketika bayi baru lahir, Rasulullah menganjurkan untuk Salah diperkenalkan satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lain 22 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 adalah penekanannya masalah ilmu. terhadap Tuhanmulah yang Maha pemurah, sebagai Yang mengajar (manusia) dengan Al-Qur’an sumber utama ajaran Islam telah perantaran kalam, Dia mengajar memberikan landasan yang kuat bagi kepada manusia apa yang tidak umat Islam dalam mengembangkan diketahuinya...”.(QS.al-Alaq/96:1- ilmu pengetahuan dan teknologi. Al- 5).4 Qur’an dan Sunnah mengajak kaum dan Kata iqra’ pada ayat di atas, mendapatkan ilmu pengetahuan, dan terambil dari akar kata yang berarti menempatkan “menghimpun”. Dari kata menghimpun Muslimin untuk mencari orang-orang yang berilmu pengetahuan pada derajat lahir yang tinggi sederajat dengan orang- menyampaikan, orang beriman.2 mendalami, meneliti, mengetahui ciri Di dalam Al-Qur’an, kata al‘ilm, dan digunakan kata-kata lebih dari makna seperti menelaah, sesuatu, dan membaca baik teks jadiannya tertulis maupun tidak tertulis. Wahyu kali.3 pertama tersebut tidak menjelaskan Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu apa yang harus di baca, karena Al- dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari Qur’an analisis wahyu pertama yang diterima membaca apa saja selama bacaan oleh Nabi Muhammad SAW Surat al- tersebut ( بسم ربكbismi robbik), dalam Alaq ayat 1-5, Allah SWT berfirman: arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) Iqra’ nama Tuhanmu yang menciptakan, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, Dia telah menciptakan manusia dari bacalah alam, tanda-tanda zaman, segumpal sejarah, maupun diri sendiri, yang darah, 780 aneka Bacalah, dan menghendaki berarti bacalah, umatnya telitilah, tertulis maupun yang tidak tertulis. 2 Syaifudin, Samsul Nizar dan Isu-Isu Kontemporer Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup Muhammad Tentang Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2010), hal. 107. 3 4 Mehdi Gholshani, Filsafat Sains Menurut Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, Al-Qur’an, (Bandung:Mizan,2003), hal. 1. 1996), hal. 1079. 23 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 segala sesuatu yang dapat antaranya firman Allah SWT dalam dijangkaunya.5 Surat Az-Zumar ayat 9 yaitu: Artinya: ...”Katakanlah: "Adakah . sama orang-orang yang mengetahui Selanjutnya, dari wahyu pertama Al-Qur’an diperoleh isyarat bahwa ada dengan orang-orang yang tidak dua mengetahui?" Sesungguhnya orang cara perolehan dan pengembangan ilmu, yaitu Allah SWT yang berakallah yang dapat menerima mengajar dengan pena yang telah pelajaran”. (QS. Az-Zumar:9)7 diketahui manusia lain sebelumnya, Hadits Nabi Muhammad SAW dan mengajar manusia (tanpa pena) yang belum diketahuinya. Cara yang mendorong umat Islam untuk pertama adalah mengajar dengan alat menuntut atas dasar usaha manusia, sedangkan yang diriwayatkan oleh Imam Tarmidzi cara kedua mengajar tanpa alat dan ra, tanpa Walaupun “Dari Anas ra, ia berkata: Rasulullah berbeda, keduanya berasal dari satu SAW bersabda: barang siapa yang sumber, yaitu Allah SWT.6 keluar dengan tujuan untuk menuntut usaha manusia. ilmu di antaranya hadits Islam sangat menghargai sekali ilmu, maka ia dalam keadaan berada ilmu. Allah SWT berfirman dalam di jalan Allah SWT hingga ia kembali” banyak ayat Al-Qur’an supaya kaum (HR. Tarmidzi)8 Muslimin memiliki ilmu pengetahuan. Dalam hadits Nabi Muhammad SAW pun banyak juga hadits Berdasarkan yang tersebut di pembahasan atas, penulis dapat menyatakan supaya kaum Muslimin menarik beberapa pengertian sebagai mendalami berikut; ilmu pengetahuan. Di pertama, mendorong 5 M. Quraish Shihab, Wawasan Al- 7 Qur’an; Tafsir Maudhui Atas Pelbagai Persoalan Jalaluddin, Teologi sangat dikembangkannya ilmu Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hal. 747. Umat, (Bandung: Mizan, 1998), hal. 433. 6 Islam 8 Pendidikan, terjemah., (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 121. Syaikh Abdul Keutamaan Qadir Ilmu dan Abdul Aziz, Ahli Ilmu, (Solo:Pustaka Al-Alaq, 2005), hal. 59. 24 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 pengetahuan. Hal ini terlihat dari C. Tradisi Keilmuan Dalam Masyarakat banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang menyuruh umat agar Asas ilmu dan peradaban Islam dan itu adalah konsep seminal dalam Al- dimilikinya Qur’an dan Sunnah. Konsep-konsep untuk memperhatikan segala ciptaan itu kemudian ditafsirkan, dijelaskan Allah dan dikembangkan menjadi berbagai menggunakan segenap akal potensi SWT. terhadap Islam Muslim pikiran yang Dorongan Al-Qur’an pengembangan pengetahuan tersebut terlihat ilmu disiplin ilmu dari Keseluruhan pengetahuan kandungan Islam. Al-Qur’an banyaknya ayat Al-Qur’an (lebih dari dan Sunnah yang dijelaskan oleh para 700 ayat) yang berkaitan dengan ilmu ulama itu merefleksikan suatu cara pengetahuan, pujian dan kedudukan pandang terhadap alam, baik dunia yang tinggi bagi orang yang berilmu, maupun alam akhirat yang secara dan ilmu; konseptual membentuk apa yang kini kedua, Al-Qur’an adalah kitab yang disebut Pandangan Alam, Pandangan berisi termasuk Hidup atau Worldview. Oleh sebab itu, petunjuk dalam pengembangan ilmu jika Al-Qur’an diakui sebagai sumber pengetahuan, pahala bagi petunjuk menuntut ()هدى yaitu pengetahuan agar ilmu peradaban dikembangkan untuk dikatakan Islam, pula bahwa dapat pandangan tujuan peningkatan ibadah, akidah, hidup dan akhlak yang mulia. Kemajuan peradaban Islam. Dan karena inti dari yang dicapai oleh manusia dalam pandangan alam Islam adalah ilmu bidang harus pengetahuan maka dapat disimpulkan ditujukan untuk kebahagiaan hidup di lebih lanjut bahwa ilmu pengetahuan dunia dan di akhirat. Hal ini akan adalah terjadi dari Dengan konsep yang seperti ini maka pengetahuan dapat dikatakan bahwa tidak ada sisi ilmu pengetahuan manakala pengembangan ilmu tujuan Islam maka asas merupakan asas peradaban tersebut tidak terlepaskan dari dasar kehidupan peningkatan kehidupan keagamaan dan politik, ibadah, aqidah, dan akhlak tersebut. intelektual Islam. Muslim, bahkan kehidupan sehari-hari seorang Muslim 25 yang awam yang tidak Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 tersentuh sikap penghargaan terhadap Islam bermula dari peranan sentral ilmu. Ilmu memiliki nilai yang tinggi Nabi dalam Islam. Oleh sebab tidak heran menjelaskan wahyu. Di sini periode jika Franz Rosenthal penulis buku Makkah merupakan Knowledge Triumphant (Keagungan sangat penting Ilmu) pandangan hidup banyaknya surah-surah dalam Islam menyimpulkan bahwa “Ilmu adalah Islam.” 9 yang menyampaikan periode dalam dan yang kelahiran Islam. Karena Al-Qur’an Bagaimanakah pandangan alam diturunkan di Makkah (yakni 85 surah Islam itu tumbuh dan berkembang dari 113 surah Al-Qur’an diturunkan di dalam dan Makkah), maka periode Makkah dibagi bagi menjadi dua periode: Makkah periode Islam awal dan periode akhir. Pada periode panjang. awal wahyu yang diturunkan umumnya intelektual mengandung konsep-konsep tentang dalam Islam dimulai dari pemahaman Tuhan dan keimanan kepada-Nya, (tafaqquh) terhadap Al-Qur'an yang hari kebangkitan, penciptaan, akhirat, diwahyukan kepada Nabi Muhammad surga dan neraka, hari pembalasan, SAW., baik dan buruk, dan lain sebagainya pikiran seseorang kemudian menjadi perubahan sosial merupakan proses Secara historis secara motor umat yang tradisi berturut-turut dari periode Makkah awal, Makkah akhir yang dan periode Madinah.10 elemen Periode pandangan pertama, hidup Islam kesemuanya penting itu merupakan dalam struktur worldview Islam.11 lahirnya dapat Pada periode akhir Makkah, digambarkan dari kronologi turunnya wahyu memperkenalkan konsep- wahyu dan penjelasan Nabi tentang konsep yang lebih luas dan abstrak, wahyu itu. Sebab, pandangan hidup seperti konsep ‘ilm, nubuwwah, din, ibadah dan lain-lain. Dua periode 9 Franz Rosenthal, Makkah ini penting bukan hanya Knowledge karena dua pertiga dari Al-Qur’an Triumphant ,(Leiden: E.J.Brill , 1970), hal. 19 10 Toshihiko Izutsu, God and Man in The diturunkan Qur'an, Semantic of the Qur'anic Weltanschauung, di (Kuala Lumpur: Islamic Book Trust, 2002), hal. 36. 11 26 Ibid, hal. 37. sini, akan tetapi Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 kandungan wahyu dan penjelasan waris, hubungan Muslim dengan umat Nabi beragama lain, dan sebagainya.13 serta partisipasi masyarakat Secara umum dapat dikatakan Muslim dalam memahami wahyu itu telah menjadikan konsep sebagai tema-tema yang berkaitan (world-structure) dengan kehidupan komunitas Muslim. menjadi jelas. Karena sebelum Islam Meskipun begitu, tema-tema ini tidak datang struktur konsep tentang dunia terlepas dari tema-tema wahyu yang telah dimiliki oleh pandangan hidup diturunkan sebelumnya di Makkah, (Jahiliyyah), dan bahkan tema-tema wahyu di tentang struktur dunia masyarakat pra-Islam maka struktur konsep tentang dunia Makkah yang menggantikan Ringkasnya, yang menekankan pada beberapa prinsip dibawa struktur Islam konsep ada sebelumnya.12 pada terus didiskusikan. periode Makkah dasar aqidah atau teologi yang bersifat Konsep karam ()كرم, misalnya, yang masih berarti Tuhan, sedangkan periode Madinah dan mengembangkan prinsip-prinsip itu ke banyaknya anak, dalam Islam diganti dalam konsep-konsep yang secara menjadi sosial lebih aplikatif. Dalam konteks kemuliaan masa jahiliah metafisis, yang intinya adalah konsep karena berarti harta kemuliaan karena ketakwaan ()ان اكرمكم عند اهلل اتقاكم. Pada kelahiran periode pembentukan struktur konsep dunia Madinah, wahyu yang pandangan diturunkan lebih banyak mengandung terjadi tema-tema umum yang merupakan sedangkan konfigurasi struktur ilmu penyempurnaan peribadatan, pengetahuan, yang berperan penting rukun Islam, sistem hukum yang dalam menghasilkan kerangka konsep mengatur hubungan individu, keluarga keilmuan, scientific conceptual scheme ritual pada periode hidup, Makkah, dan masyarakat; termasuk hukumhukum tentang jihad, pernikahan, 13 Abu Ammaar Yasir Qadhi, An Introduction to the Science of the Qur'aan, (Birmingham: 12 Ibid, hal. 38. al-Hidayah Distribution, 1999), hal. 100. 27 Publishing and Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 dalam pandangan hidup Islam terjadi benih beberapa konsep keilmuan telah pada periode Madinah.14 wujud pada periode Makkah.15 Periode kedua, dari Periode ketiga, adalah lahirnya kesadaran bahwa wahyu yang turun tradisi keilmuan dalam Islam. Periode dan telah ini memerlukan penjelasan yang lebih fundamental panjang dan detail. Seperti diketahui scientific worldview, seperti struktur tradisi keilmuan dalam Islam adalah tentang merupakan konsekuensi dijelaskan mengandung timbul Nabi itu struktur kehidupan (life-structure), logis dari struktur tentang dunia, tentang ilmu adanya struktur pengetahuan dalam pengetahuan, pandangan hidup Islam. Karena tradisi tentang etika dan tentang manusia, yang kesemuanya memerlukan itu sangat potensial bagi timbulnya masyarakat, kegiatan adanya Prof. Alparslan mencanangkan bahwa untuk konseptual seperti ilm, iman, usul, menggambarkan tradisi kalam, nazar, wujud, tafsir, ta'wil, fiqh, Islam, pertama-tama perlu ditunjukkan khalq, halal, haram, iradah dan lain- wujudnya lain telah memadahi untuk dianggap proses kelahirannya pada awal abad sebagai kerangka pertama keilmuan (pre-scientific keilmuan. Istilah-istilah awal konsep conceptual maka keterlibatan komunitas dalam keilmuan ilmuwan Islam. dan Kemudian menunjukkan adanya kerangka konsep scheme), yang juga berarti lahirnya keilmuan elemen-elemen yang conceptual scheme) yang merupakan mendasar dalam pandangan hidup framework yang berperan aktif dalam Islam. Periode ini sangat penting tradisi keilmuan itu.16 epistemologis Islam (Islamic scientific karena menunjukkan wujudnya struktur Dari proses lahirnya pandangan pengetahuan dalam pikiran umat Islam hidup Islam yang tergambar dari 3 saat itu yang berarti menandakan munculnya “Struktur Ilmu” dalam 15 pandangan hidup Islam, meskipun Alfred Gullimaune, Philosophy and Theology in The Legacy of Islam,( Oxford: University Press, 1948), hal. 239. 16 De Boer, T.J., The History of Philosophy in Islam, (tt, Curzon Press, 1994), hal. 28-29. 14 Ibid, hal. 101. 28 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 periode di atas dapat disimpulkan bidang bahwa Islam adalah agama yang sarat berakumulasi dalam bentuk peradaban dengan mendorong yang kokoh. Jadi Islam adalah suatu timbulnya ilmu pengetahuan. Ajaran peradaban yang lahir dan tumbuh tentang Ilmu pengetahuan dalam Islam berdasarkan yang cikal bakalnya adalah konsep- didukung oleh tradisi intelektual. Perlu konsep dicatat bahwa tradisi intelektual dalam ajaran kunci kemudian yang dalam wahyu ditafsirkan berbagai bidang ke itu dalam kehidupan kehidupan Islam dan teks juga akhirnya wahyu memiliki yang medium dan transformasi dalam bentuk institusi akhirnya berakumulasi dalam bentuk pendidikan yang disebut al-Suffah dan peradaban komunitas yang kokoh. Suatu intelektualnya peradaban yang lahir dan tumbuh atas Ashab dukungan yang pendidikan pertama dalam Islam ini berbasis pada wahyu. Kesemuanya itu kandungan wahyu dan hadits-hadits menandai lahirnya pandangan hidup Nabi dikaji dalam kegiatan belajar Islam. ini mengajar yang efektif. seminal materinya masih sederhana tradisi Di terkandung intelektual dalam Al-Qur'an konsep-konsep al-Suffah. disebut Di lembaga Meski tapi yang kemudian dipahami, ditafsirkan karena obyek kajiannya tetap berpusat dan dikembangkan oleh para sahabat, pada wahyu, maka ia betul-betul luas tabiin, tabi' tabiin dan para ulama yang dan kompleks. Materi kajiannya tidak datang kemudian. Konsep 'ilm yang dapat disamakan dalam diskusi spekulatif di menurut orang Barat Al-Qur'an misalnya para dipahami ulama bersifat umum, dan ditafsirkan sehingga memiliki pengetahuan Ionia, materi yang merupakan tempat kelahiran tradisi intelektual berbagai definisi.17 Cikal dengan Yunani dan bahkan kebudayaan Barat bakal konsep dalam Islam ilmu (the cradle of western civilization). adalah Yang jelas, Ashab al-Suffah, adalah konsep-konsep kunci dalam wahyu gambaran yang ditafsirkan ke dalam berbagai kegiatan belajar mengajar dalam Islam 17 Franz Rosenthal, Knowledge Triumphant, hal. 52. 29 terbaik institusionalisasi Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 dan merupakan tonggak awal tradisi yang muncul. Selain tradisi menghafal intelektual dalam Islam.18 sebagai perkembangan alamiah, para Pada awalnya kaum muslimin pelajar dan guru mempergunakan hanya mempunyai satu buku yaitu Al- catatan-catatan yang tertulis di atas Qur’an, sebagai wahyu Allah SWT kulit domba atau lontar. Tidak heran yang memiliki kebenaran mutlak. Oleh bila Nabi Muhammad SAW ajaran-ajaran terbentuk buku.19 catatan-catatan Al-Qur’an berkenaan dengan akidah, Tradisi ini kemudian keilmuan yang akhlak, disampaikan kepada umat. berlangsung di kalangan masyarakat Sepeninggalan muslim sejak zaman Rasulullah SAW Nabi Muhammad SAW dan senamkan luasnya wilayah hingga pada masa klasik tidak terlepas Islam, umat Islam dihadapkan kepada pada pembidangan ilmu dalam Islam. pembukuan Al-Qur’an, karena dengan Seperti sedikit telah disinggung di sampainya tangan atas, nampaknya pada periode klasik ajaran-ajaran telah ada pembidangan ilmu yang baik, selain pada umumnya terbagi kepada ilmu- munculnya kekhawatiran hilangnya Al- ilmu agama dan ilmu-ilmu non agama. Qur’an para Terhadap ilmu agama didapati sebutan penghafal. Setelah Al-Qur’an, hadits- al-‘Ulum al-Diniyyat, al-‘Ulum al- hadits Nabi Muhammad SAW pun di Naaqliyaat, al-‘Ulum al-Syari’at, al- bukukan, ‘Ulum al-Islamiyyat, dan al-Ulum al- mereka, Islam Al-Qur’an ke pengalaman akan lebih dengan kematian sekalipun awalnya, sebagaimana juga pembukuan Al- ‘Arab. Qur’an terjadi pro dan kontra. Al- pengetahuan non agama didadapi Qur’an sebutan al-‘Ulum al-Dunyawiyaat, al- dan hadits yang telah Terhadap dibukukan maupun yang dihafal kaum ‘Ulum Muslimin menjadi rujukan umat Islam Dakhilat, ‘Ulum mal-‘Ajam, dan ‘Ulum dalam mal-Awail.20 memecahkan persoalan 18 Hilyat keagamaan persoalan- (Mesir: al-‘Ulum al- sehari-hari Ahmad ibn 'Abd Allah al-Asbahani, al-Auliya', al-Aqliyyat, ilmu-ilmu al-Sa'adah 19 Ibid. 20 Harus Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran, (Bandung:Mizan, 1994), Press, 1357H), hal.339-341. hal.316. 30 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 Ilmu Ilmu-ilmu seperti Tafsir, Hadits, ulama).22 Adapun Ibnu Khaldun (w. Kalam, 808H/1406M) Fiqih, dan Tasawuf dalam bukunya, adalah kelompok ilmu-ilmu agama, membuat dua pembagian besar, yaitu sedangkan Bahasa Arab, Sejarah, ilmu yang diperoleh melalui pemikiran, Filsafat, Astronomi, ilmu yang diperoleh melalui tradisi. Matematika, Kimia, Fisika, Kosmografi, Pertama, disebut Ilmu Filsafat atau termasuk non akal dan mencakup Logika, Fisika, agama. Bahasa Arab, Sejarah, dan Metafisika, Ilmu Hitung, Geometri, Filsafat Islam sebenarnya termasuk ke Musik, dan Astronomi; kedua, disebut Kedokteran, kelompok namun ilmu naqli yang mencakup Tafsir, ketiga ilmu ini bukan murni agama, Hadits, Hukum, Ilmu Kalam, Tasawuf, dan ketiga ilmu ini juga dikeluarkan dan Ilmu Bahasa.23 dalam al-‘Umul ilmu-ilmu dari kelompok al-‘Arab, al-‘Ulum al-Dakhilat, Perlu dicatat bahwa secara ‘Ulum mal-‘Ajam, dan ‘Ulum mal- umum, adanya klasifikasi ilmu seperti Awail, disebutkan di atas, tidak berpengaruh yang kesemuanya menggambarkan ilmu yang datang dari negatif luar Arab, ilmu asing, dan ilmu orang- mempelajari ke kedua bidang tersebut orang terdahulu. Ke dalam kelompok oleh muslim ilmu terakhir ini hanya dimasukkan ilmu ilmu-ilmu mengangkat nama Islam pada puncak kebudayaan yang Yunani berasal klasik dari seperti terhadap klasik. Kedua bidang tersebut kemajuan. kegairahan topang Memang menopang benar secara kasuistik ada saja pertentangan, akan Kedokteran Matematika, dan Fisika.21 Imam Syafi’i melihat dari sisi tetapi bukan legal dengan mengelompokkan ilmu umum menjadi dua, yaitu; pertama, apa yang dijelaskan disebut dengan ‘ilm ‘ammat (ilmu yaitu:“Sekeras-kerasnya percekcokan (public oleh sebagai pandangan image), seperti Nurcholish Madjid yang diterima secara umum); kedua, ‘ilm khasshat (ilmu yang menjadi 22 wilayah orang-orang tertentu yakni 21 Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, al- Risalat, (Beirut:Dar al-Kutubal al-Ilmiyyat,tt), hal. 157. Jurji Zaidin, Tarikh al-Tamaddun al- 23 Islam, (Kairo:Dar al-Hillal, tt), jilid III, hal. 42. Ibnu Khaldun, The Muqadimmah, Jilid II, (London, tp,1958), hal. 436. 31 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 intelektual di masa klasik, tidaklah hal pada itu kemudian dijadikan dalam terbentuk membawa parokialistik kepada dan sikap-sikap anti ilmu”. akhirnya catatan-catatan ini buku. Pembidangan ini terus bergerak dan lambat laun menjadi dinding pemisah D. Kontribusi di kurun-kurun berikutnya.24 Berdasarkan tersebut di Dalam Membangun Peradaban Awal Islam pembahasan atas, Keilmuan penulis Tidak dapat dipungkiri bahwa dapat tradisi keilmuan pada periode klasik, menarik beberapa pengertian sebagai melahirkan para sarjana Islam telah berikut; pertama, tradisi keilmuan pada mampu masa klasik dipengaruhi oleh Al- besar dalam berbagai cabang serta Qur’an sumber dengan gairah mendistribusikan ilmu ajaran Islam, dan ilmu-ilmu yang ke segala segmen kehidupan umat. berada Karya yang di merupakan luar terjadinya membuahkan Islam, sehingga klasifikasi dan dimaksud di sini adalah buku-buku, yang namun tidak semua karya klasik akan pembidangan keilmuan pada bidang karya-karya ilmu yang diterapkan oleh umat Islam; kedua, dikemukakan, melainkan tradisi keilmuan pada masa klasik dapat melukiskan “atmosfer” keilmuan dalam yang menguasai keilmuan yang terlihat dari bagaimana kegairahan bersumber dari Al-Qur’an dilakukan menerjemahkan berbagai manuskrip oleh tua umat Islam dengan cara Yunani dan ilmu-ilmu awail, menghafal; ketiga, tradisi keilmuan inovasi pada masa klasik selanjutnya adalah berbagai menuliskan ilmu-ilmu tersebut pada menghasilkan banyak buku, tersebar pelapah kurma atau kulit binatang, luasnya institusi-institusi pendidikan, setelah umat Islam menghafal Al- partisipasi Qur’an atau ilmu-ilmu lainnya, dan dalam menyebarluaskan ilmu di masa berkarya para ilmu, dari berbagai ulama di sehingga kalangan klasik, dan sebagainya.25 24 Nurcholish Madjid, “Islam, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi”, Makalah Seminar Nasional 25 Subhan MA. Racman, “Tradisi dan Inovasi Keilmuan Islam Masa Klasik”, Innovation, IAIN STS Jambi, 18-19 September 1992, hal. 1. 10 (2006), hal. 258-259. 32 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 Kontribusi terbesar keilmuan menulis bebas dari monopoli, kertas pada zaman klasik pada peradaban menjadi Islam adalah terbitnya karya-karya Pembuatan kertas membuat revolusi para ulama berbentuk buku-buku atau kultural. Dia memudahkan produksi catatan-catatan, baik pada bidang ilmu buku-buku dalam skala yang belum agama ataupun non agama. Karya- pernah terjadi sebelumnya, dan dalam karya dalam bidang ilmu agama waktu kurang dari satu abad, ratusan muncul lebih awal, dan selanjutnya ribu manuskrip menyebar ke seluruh disusul kaum negeri Islam. Buku terdapat di mana- Muslimin di bidang ilmu-ilmu awail, mana dan profesi menjual buku pun mengingat menjamur.26 dengan karya-karya kontak pertama kaum muslim dengan ilmu awail baru terjadi barang Beberapa yang murah. karya-karya besar di pertengahan abad ke- 2H/8M kaum Muslimin dalam bidang-bidang lewat gerakan penerjemahan yang ilmu, diprakarsai Khalifah Al-Mansur (136- berikut: 158H/754-775M), 1. Ilmu-Ilmu Agama oleh putranya dan Al-Ma’mun 218H/813-833M). muslim tertulis, diteruskan (198- a. Tafsir Karya-karya baik diklasifikasikan Al-Qur’an, sebagai beberapa karya tafsir Al-Qur’an di abad ke 2-5H/8-13M, di meningkat pesat setelah teknologi karya bin pembuatan kertas dikuasai melalui (w.150H/767M) yang bersifat orang-orang Cina tawanan yang di naratif, bawa ke Samarkand di pertengahan menafsirkan Al-Qur’an Surat Al- abad ke- 2H, sehingga industri kertas Baqarah ayat 189. Khams Mi’at didirikan Syiria, min Al-Qur’an dan Ahkam Al- Damaskus, Tripoli, dan di tempat lain. Qur’an karya Abu Bakr al- Dengan pengenalan pembuatan kertas Jashshas (w.370H/981M), al- Islam dari penyebarannya sepanjang Jami’li Ahkam Al-Qur’an karya di lebih dan Baghdad, dan abad ke- 2 H sampai ke-4 H ( ke-8 sampai 9 M) terjadilah industri. Bahan-bahan 26 revolusi untuk Muqatil yakni antaranya: Sulaiman ketika ia Ahmad Y.al-Hassan dan Donal R. Hill, Teknologi Dalam Sejarah Islam, (Bandung:Mizan, tulis 1994), hal. 219. 33 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 al-Qurthubi al-‘Umum, Mufassar wa Mujmal (w.671H/1272M), Ma’ani Al- karya Daud bin Ali bin Daud al- Qur’an Zhahiri (w. 270H/883M), dan Abdullah karya al-Farra Majaz (w.207H/822M), Al- Kitab al-Wushul ila Ma’rifat al- Qur’an karya Abu ‘Ubaydat (w. Ushul karya Ta’wil Musykil 209H/824M), Muhammad bin Daud bin Ali bin Khalaf al-Zhahiri Al-Qur’an karya Ibn Qutaybat (w. (w.276H/889M), Sufistik karya Mustashfa karya al-Ghazali (w. Sahl (w. 505H/1111M), dan Ushul al- 283H/896M), Asbab al-Nuzul Sarakhsi karya al-Sarakhsi (w. karya 409H/1096M).28 al-Tustari Ali bin al-Madini (w. al- 297H/909M), 234H/848M), Lubab al-Nuqul fi c. Hadits, kitab-kitab hadits pada Asbab al-Nuzul karya al-Suyuthi abad 3H/9M diklasifikasikan ke (w. 911H/1505M), Anwar al- dalam Tanzil wa Asar al-Ta’wil karya Shahifat (semacam buku kecil Nashir memuat al-Din al-Baydhawi kategori-kategori: sunah a) terlepas dari jumlah dan isinya), b) Risalat (w.690H/1291M).27 b. Ushul Fiqih, di antaranya: Al- (kumpulan hadits yang Risalat karya Muhammad bin menyangkut tofik tertentu), Idris Juz al-Syafi’i (w. (koleksi hadits c) yang 204H/819M), Itsbat al-Qiyas, dilimpahkan berdasarkan otoritas Khabar al-Wahid, Ijtihad al-Ra’yi seseorang), karya Ibn Sidqat al-Ahnafi, dan (kumpulan hadits yang berjumlah Isa bin Iban (w. 221H/835M), 40 hadits mengenai masalah Kitab al-Nukath karya Ibrahim yang diminati oleh pengumpul bin (w. hadits), e) Mu’jam (karya hadits 221H/835M), Fi Ushul al-Fiqh, berdasarkan nama, kota atau Sayyar bin Hani’ d) Arba’un suku), f) Amali (kumpulan hadits 27 Ihsan Ali Fauzi, “Kaum Muslimin dan Tafsir Al-Qur’an Survey Bibliografis Atas Karya- 28 Abd al-Wahhab Ibrahim dan Abu Karya Dalam Bahasa Arab”, Ulum Al-Qur’an, II Sulaiman, al-Fikri al-Ushuli, (Jeddah: Dara l- (1990), hal. 17. Syuruq, 1983), hal. 101. 34 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 berdasarkan pendiktean syaikh), (w.tt), g) Athraf (hadits yang disalin Amali misalnya kitab Layts bin untuk membantu hafalan), h) Sa’ad (w. 175H/791M), Abdl Jami’ al-Razziq (menyusun hadits berdasarkan berbagai masalah), i) Sunan (kumpulan berkenaan dengan hadits (w. 303H/915M), Kitab hadits masalah kategori Athraf misalnya kitab Musnad 110H/728M), jami’).29 kategori (w.211H/827M) dan al-Nasa’i karya (kumpulan dengan hadits Shan’abi hukum), dan j) Mushannaf dan berkenaan hadits masalah Kitab hadits kategori Ibnu Sirin Kitab (w. hadits kategori Jami misalnya kitab karya Ibnu Jurayj (w. Shahifat misalnya al-Shiffat al- 150H/767M), Sufwan al-Tsauri Shadiqat karya Abdullah bin ‘Ash (w. 161H/778M), Kitab hadits al-Shahifat kategori Sunan misalnya kitab al-Shahihat karya Hammam bin karya Makhul (w. 116H/734M), Minabbih (101H/719H), Kitab Umar bin Abdul al-Aziz (w. hadits kategori Risalat misalnya 156H/734M), Kitab Faraidl, kategori Mushannaf (w. 101H/719M), karya Zaid bin Kitab hadits misalnya Sabit (w. 45H/665M), Thalaq kitab karya Zai’dat bin Qudamat karya (w. 163H/780M), Waqi’ al- al-Sya’abi 103H/721M), Kitab (w. hadits Jarrat (w. 197H/812M), dan kategori Juz misalnya Musnad Sufwan karya 198H/813M), Ibn 238H/852M), 29 Kitab Rawayh Kitab (w. bin Uyaynat Kitab (w. hadits kategori Musnad misalnya kitab hadits kategori Arba’un misalnya karya karya Ahmad bin Harb al-Nisyafurri 122H/740M), Ja’far al-Shadiq (w. Kitab (w. 148H/765M), dan Ma’mar hadits kategori Mu’jam misalnya bin Rasyid (w. 153H/770M), Musnad Dan lain-lain.30 234H/849M) karya dll, Abd al-Aziz Jamilah Saukat, terj., “Pengklasifikasian 30 Literatur Hadits”, al-Hikmah, 13(1994), hal. 77. Zaid bin (w. Philip K. Hitti, Dunia Arab Sedjarah Ringkas, (Bandung:Sunur,tt), hal. 142. 35 Ali Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 2. Ilmu Umum (Awail) pendidikan tersebut meliputi Kuttab, Ilmu-ilmu non agama (awail) Masjid, Madrasah, Dar Al-Qur’an, seperti: 1) ilmu kedokteran terkenal Dar Al-Hadits, Ribath, al-Hawi Khangat, karya al-Razi (w. Bayt Zawiyat, al-Hikmah, 313H/925M), al-Qunun fi al-Thibb Perpustakaan, Rumah Sakit, dan (The Canon) karya Ibnu Sina (w. Observatorium yang tersebar luas 429/1037M), 2) ilmu Matematika di daerah-daerah Islam khususnya dan Astronomi, seperti kitab karya sepanjang al-Khawarizmi(w. 236/850M), al- Islam. abad-abad keemasan Munazir karya Ibnu al-Haystam (w. 431H/1039), 3) Ilmu Kimia seperti kitab karya Jabir bin Hayyan (tt), Zakariya al-Razi (tt), 4) Ilmu E. Penutup Geografi seperti Surat al-Ard karya al-Khawarizmi(w. Kedudukan ilmu di dalam Islam 236/850M), adalah Islam sangat mendorong dan Abu al-Hassan al-Mas’udi (tt), dikembangkannya ilmu pengetahuan. dan ilmu-ilmu lainnya.31 Hal ini terlihat dari banyaknya ayat- Seperti disinggung di atas, ayat Al-Qur’an yang menyuruh umat semangat keilmuan yang besar Islam agar menggunakan akal pikiran mewarnai lapisan dan segenap potensi yang dimilikinya masyarakat. Oleh karenanya, tidak untuk memperhatikan segala ciptaan heran Allah semua dengan ditemukannya SWT. teknologi pembuatan kertas, ilmu terhadap dalam pengetahuan berbagai bidang dapat Dorongan Al-Qur’an pengembangan tersebut terlihat ilmu dari dibukukan dan diperbanyak. Sejalan banyaknya ayat Al-Qur’an (lebih dari dengan semangat ini lahir institusi- 700 ayat) yang berkaitan dengan ilmu institusi pendidikan sebagai wahana pengetahuan, pujian dan kedudukan penyebaran ilmu. Institusi-institusi yang tinggi bagi orang yang berilmu, 31 dan pahala bagi menuntut ilmu. Subhan MA. Racman, “Tradisi dan Tradisi keilmuan pada zaman Inovasi Keilmuan Islam Masa Klasik” hal. 263- klasik 264. 36 dipengaruhi oleh Al-Qur’an Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 yang merupakan sumber ajaran Islam, dan ilmu-ilmu yang berada di luar Abdul Aziz, Syaikh Abdul Qadir, terj., Islam, sehingga terjadinya klasifikasi Keutamaan Ilmu dan Ahli Ilmu, dan (Solo:Pustaka Al-Alaq), 2005. pembidangan keilmuan yang diterapkan oleh umat Islam, tradisi al-Asbahani, Ahmad ibn 'Abd Allah, Hilyat yang lain adalah menguasai keilmuan yang bersumber dilakukan oleh cara dari al-Auliya', Al-Qur’an umat Islam dengan menghafal, dan (Mesir: al-Sa'adah Press), 1357 H. setelah Ali Fauzi, Ihsan, “Kaum Muslimin dan menghafal kemudian menuliskan ilmu- Tafsir ilmu tersebut pada pelapah kurma Al-Qur’an Bibliografis atau kulit binatang dan pada akhirnya Atas Survey Karya-Karya catatan-catatan ini kemudian terbentuk Dalam Bahasa Arab”, Ulum Al- buku. Qur’an, II 1990. Kontribusi terbesar keilmuan pada zaman klasik pada peradaban Islam Al-Hassan, Ahmad Y. dan R. Hill, Donal, Teknologi Dalam Sejarah Islam, adalah terbitnya karya-karya para ulama berbentuk buku-buku atau (Bandung:Mizan), 1994. catatan-catatan, baik pada bidang ilmu agama ataupun non agama, sehingga Asy-Syafi’i, Muhammad bin Idris, al- dikenal teknologi pembuatan kertas, Risalat, (Beirut:Dar al-Kutubal al- ilmu dalam berbagai bidang dapat Ilmiyyat),tt. dibukukan dan diperbanyak. Sejalan dengan semangat ini lahir institusi- De Boer, T.J., The History of Philosophy institusi pendidikan sebagai wahana in Islam, tt, (Curzon Press), 1994. penyebaran ilmu. Institusi-institusi Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan pendidikan tersebut meliputi Kuttab, Terjemahnya, Masjid, dll. (Jakarta: Departemen Agama RI), 1996. Daftar Pustaka 37 Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 Gholshani, Mehdi, Filsafat Sains Menurut STS Jambi), 18-19 September Al-Qur’an, 1992. (Bandung:Mizan),2003. MA. Gullimaune, Philosophy Alfred, and Theology in The Legacy of Islam, Racman, Subhan, Inovasi Keilmuan “Tradisi Islam dan Masa Klasik”, Innovation, 10 (2006). (Oxford: University Press), 1948. Nasution, Hitti, Philip K, Dunia Arab Sedjarah Islam Harun, Gagasan Ringkas, (Bandung:Sunur),tt. Rasional dan Pemikiran, (Bandung:Mizan), 1994. Ibrahim, Abd al-Wahhab, dan Sulaiman, Nizar, Samsul dan Syaifudin, Muhammad, Abu, al-Fikri al-Ushuli, (Jeddah: Isu-Isu Kontemporer Tentang Dara l-Syuruq), 1983. Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia), 2010. Izutsu, Toshihiko, God and Man in The Qur'an, Semantic of the Qur'anic Rosenthal, Franz, Knowledge Triumphant, Weltanschauung, (Kuala Lumpur: (Leiden: E.J.Brill), 1970. Islamic Book Trust), 2002. Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an; Teologi Jalaluddin, Pendidikan, Tafsir Maudhui (Jakarta:Raja Grafindo Persada), Persoalan 2001. Mizan), 1998. Khaldun, Ibnu, The Muqadimmah, Atas Umat, Pelbagai (Bandung: Saukat, Jamilah terj., “Pengklasifikasian Literatur (London, tp),1958. Hadits”,( al-Hikmah), 1994. Madjid,Nurcholish, Pengetahuan, “Islam, dan Ilmu Teknologi”, Yasir Qadhi, Abu Ammaar An Introduction (Makalah Seminar Nasional IAIN to the Science of the Qur'aan, (Birmingham: 38 al-Hidayah Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013 Publishing and Distribution), 1999. Zaidin, Jurji, Tarikh al-Tamaddun al- Islam, (Kairo:Dar al-Hillal), tt. 39