kedudukan ilmu dan tradisi keilmuan dalam masyarakat

advertisement
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
KEDUDUKAN ILMU DAN TRADISI
KEILMUAN DALAM MASYARAKAT MUSLIM MASA LALU
Ashfa Khoirun Nisa’1
STAI An Nawawi Purworejo Jawa Tengah
Abstraksi
Dalam sejarah pada masa klasik (650-1250 M) diskursus keilmuan Islam mencapai
tingkat yang tinggi, sehingga kemudian dapat disumbangkan pada berkembangnya ilmu
pengetahuan di masa-masa sesudahnya. Yang demikian ini disebabkan oleh adanya
beberapa hal, yang di antaranya motivasi internal Islam sendiri untuk menuntut ilmu dengan
tanpa batasan waktu. Hal serupa yang tak dapat dielakkan adalah adanya faktor eksternal,
yaitu terjadinya kontak antara orang-orang Islam dan kalangan non-Islam atau lebih
tepatnya dengan kebudayaan lain yang jauh lebih maju jika dibandingkan dengan
kebudayaan yang dimiliki Islam sendiri, seperti di Bizantium, Persia, dan India. Stabilitas
sosial, ekonomi, dan politik setelah kaum muslimin dapat mengembangkan kekuasaannya
ke daerah-daerah sekitarnya juga turut menyumbangkan semaraknya kondisi keilmuan ini.
Sikap terbuka dan toleransi kaum muslimin untuk mempelajari dan menerima budayabudaya taklukan dan daerah lainnya ikut andil dalam menyemarakkan ilmu pengetahuan di
lingkungan Islam. Dari integrasi ini, tentunya terdapat peluang bagi Islam untuk mencapai
prestasi yang gemilang sebagaimana tercatat dalam lembaran sejarahnya.
Kata kunci: Ilmu, Tradisi, Kebudayaan Islam.
1
Penulis adalah Dosen STAI An Nawawi Purworejo Jawa Tengah.
22
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
A. Latar Belakang
Tidak
ilmu mengenal Allah SWT, Tuhan
diragukan
lagi
bahwa
semesta alam dan Nabi Muhammad
Islam menaruh perhatian sangat besar
SAW
terhadap ilmu. Banyak nash, baik dari
adzan di telinga kanan dan iqamah di
Al-Qur'an maupun dari al-Hadits yang
telinga kirinya (terlepas dari khilafiyyah
menjelaskan tentang keutamaan ilmu
boleh tidaknya hal itu dilakukan).
dan orang yang berilmu. Simak saja
Menginjak dewasa sampai menjadi
misalnya firman Allah dalam surat al-
orang tua, juga terus dianjurkan untuk
Mujadalah ayat 11:
melafalkan kalimah thayyibah melalui
........“Allah
akan
sebagai
utusan-Nya
melalui
mengangkat
doa yang harus dipahami sebagai
derajat orang-orang yang beriman di
sebuah proses pembelajaran. Bahkan,
antara kalian dan orang-orang yang
doa sapu jagat yang sering kita
berilmu”. (Q.S. Al-Mujadilah/58 :
ucapkan, juga merupakan permohonan
11).
untuk diberikan ilmu karena kata
“fiddunya
Ibnu
Abbas
sehubungan
dalam
dengan
tafsirnya
ayat
khasanah”
ditafsirkan
ini
oleh
dalam
para
doa
mufassir,
sebagaimana dikutip Imam al-Ghazali
al-Ihya, dengan ilmu dan
mengatakan bahwa derajat para ulama
dalam
jauh di atas derajat orang yang
ibadah. Menjelang ajal sekalipun tetap
beriman dengan perbandingan 1:70
dianjurkan untuk berilmu melalui talqin
yang jarak antara satu derajat dengan
yang merupakan kalimah thayyibah,
derajat
menuntun
lainnya
sama
dengan
si
sakit
untuk
tetap
perjalanan yang menghabiskan waktu
mengenal dan menghadirkan Allah
selama 500 tahun.
SWT.
Oleh
karena
itulah,
dalam
Saking besarnya perhatian Islam
sebuah hadits dikatakan: ‫" اطلب العلم من‬
terhadap ilmu ini, hampir semua sisi
" ‫( المهد الى اللحد‬Carilah ilmu sejak mulai
kehidupan mulai sejak lahir sampai
dari buaian sampai menjelang ajal).
pada
saat
menjelang
ajal
selalu
ditekankan mengenai ilmu. Misalnya,
B. Kedudukan Ilmu Dalam Islam
ketika bayi baru lahir, Rasulullah
menganjurkan
untuk
Salah
diperkenalkan
satu
ciri
yang
membedakan Islam dengan yang lain
22
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
adalah
penekanannya
masalah
ilmu.
terhadap
Tuhanmulah yang Maha pemurah,
sebagai
Yang mengajar (manusia) dengan
Al-Qur’an
sumber utama ajaran Islam telah
perantaran
kalam,
Dia
mengajar
memberikan landasan yang kuat bagi
kepada manusia apa yang tidak
umat Islam dalam mengembangkan
diketahuinya...”.(QS.al-Alaq/96:1-
ilmu pengetahuan dan teknologi. Al-
5).4
Qur’an dan Sunnah mengajak kaum
dan
Kata iqra’ pada ayat di atas,
mendapatkan ilmu pengetahuan, dan
terambil dari akar kata yang berarti
menempatkan
“menghimpun”. Dari kata menghimpun
Muslimin
untuk
mencari
orang-orang
yang
berilmu pengetahuan pada derajat
lahir
yang tinggi sederajat dengan orang-
menyampaikan,
orang beriman.2
mendalami, meneliti, mengetahui ciri
Di dalam Al-Qur’an, kata al‘ilm,
dan
digunakan
kata-kata
lebih
dari
makna
seperti
menelaah,
sesuatu, dan membaca baik teks
jadiannya
tertulis maupun tidak tertulis. Wahyu
kali.3
pertama tersebut tidak menjelaskan
Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu
apa yang harus di baca, karena Al-
dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari
Qur’an
analisis wahyu pertama yang diterima
membaca apa saja selama bacaan
oleh Nabi Muhammad SAW Surat al-
tersebut ‫( بسم ربك‬bismi robbik), dalam
Alaq ayat 1-5, Allah SWT berfirman:
arti bermanfaat untuk kemanusiaan.
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut)
Iqra’
nama Tuhanmu yang menciptakan,
dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu,
Dia telah menciptakan manusia dari
bacalah alam, tanda-tanda zaman,
segumpal
sejarah, maupun diri sendiri, yang
darah,
780
aneka
Bacalah,
dan
menghendaki
berarti
bacalah,
umatnya
telitilah,
tertulis maupun yang tidak tertulis.
2
Syaifudin,
Samsul
Nizar
dan
Isu-Isu
Kontemporer
Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup
Muhammad
Tentang
Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2010),
hal. 107.
3
4
Mehdi Gholshani, Filsafat Sains Menurut
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI,
Al-Qur’an, (Bandung:Mizan,2003), hal. 1.
1996), hal. 1079.
23
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
segala
sesuatu
yang
dapat
antaranya firman Allah SWT dalam
dijangkaunya.5
Surat Az-Zumar ayat 9 yaitu:
Artinya: ...”Katakanlah: "Adakah .
sama orang-orang yang mengetahui
Selanjutnya, dari wahyu pertama
Al-Qur’an diperoleh isyarat bahwa ada
dengan orang-orang yang tidak
dua
mengetahui?" Sesungguhnya orang
cara
perolehan
dan
pengembangan ilmu, yaitu Allah SWT
yang berakallah yang dapat menerima
mengajar dengan pena yang telah
pelajaran”. (QS. Az-Zumar:9)7
diketahui manusia lain sebelumnya,
Hadits Nabi Muhammad SAW
dan mengajar manusia (tanpa pena)
yang
belum
diketahuinya.
Cara
yang mendorong umat Islam untuk
pertama adalah mengajar dengan alat
menuntut
atas dasar usaha manusia, sedangkan
yang diriwayatkan oleh Imam Tarmidzi
cara kedua mengajar tanpa alat dan
ra,
tanpa
Walaupun
“Dari Anas ra, ia berkata: Rasulullah
berbeda, keduanya berasal dari satu
SAW bersabda: barang siapa yang
sumber, yaitu Allah SWT.6
keluar dengan tujuan untuk menuntut
usaha
manusia.
ilmu di antaranya hadits
Islam sangat menghargai sekali
ilmu, maka ia dalam keadaan berada
ilmu. Allah SWT berfirman dalam
di jalan Allah SWT hingga ia kembali”
banyak ayat Al-Qur’an supaya kaum
(HR. Tarmidzi)8
Muslimin memiliki ilmu pengetahuan.
Dalam hadits Nabi Muhammad SAW
pun
banyak
juga
hadits
Berdasarkan
yang
tersebut
di
pembahasan
atas,
penulis
dapat
menyatakan supaya kaum Muslimin
menarik beberapa pengertian sebagai
mendalami
berikut;
ilmu
pengetahuan.
Di
pertama,
mendorong
5
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-
7
Qur’an; Tafsir Maudhui Atas Pelbagai Persoalan
Jalaluddin,
Teologi
sangat
dikembangkannya
ilmu
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, hal. 747.
Umat, (Bandung: Mizan, 1998), hal. 433.
6
Islam
8
Pendidikan,
terjemah.,
(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 121.
Syaikh
Abdul
Keutamaan
Qadir
Ilmu
dan
Abdul
Aziz,
Ahli
Ilmu,
(Solo:Pustaka Al-Alaq, 2005), hal. 59.
24
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
pengetahuan. Hal ini terlihat dari
C. Tradisi Keilmuan Dalam Masyarakat
banyaknya ayat-ayat Al-Qur’an yang
menyuruh
umat
agar
Asas ilmu dan peradaban Islam
dan
itu adalah konsep seminal dalam Al-
dimilikinya
Qur’an dan Sunnah. Konsep-konsep
untuk memperhatikan segala ciptaan
itu kemudian ditafsirkan, dijelaskan
Allah
dan dikembangkan menjadi berbagai
menggunakan
segenap
akal
potensi
SWT.
terhadap
Islam
Muslim
pikiran
yang
Dorongan
Al-Qur’an
pengembangan
pengetahuan
tersebut
terlihat
ilmu
disiplin
ilmu
dari
Keseluruhan
pengetahuan
kandungan
Islam.
Al-Qur’an
banyaknya ayat Al-Qur’an (lebih dari
dan Sunnah yang dijelaskan oleh para
700 ayat) yang berkaitan dengan ilmu
ulama itu merefleksikan suatu cara
pengetahuan, pujian dan kedudukan
pandang terhadap alam, baik dunia
yang tinggi bagi orang yang berilmu,
maupun alam akhirat yang secara
dan
ilmu;
konseptual membentuk apa yang kini
kedua, Al-Qur’an adalah kitab yang
disebut Pandangan Alam, Pandangan
berisi
termasuk
Hidup atau Worldview. Oleh sebab itu,
petunjuk dalam pengembangan ilmu
jika Al-Qur’an diakui sebagai sumber
pengetahuan,
pahala
bagi
petunjuk
menuntut
(‫)هدى‬
yaitu
pengetahuan
agar
ilmu
peradaban
dikembangkan
untuk
dikatakan
Islam,
pula
bahwa
dapat
pandangan
tujuan peningkatan ibadah, akidah,
hidup
dan akhlak yang mulia. Kemajuan
peradaban Islam. Dan karena inti dari
yang dicapai oleh manusia dalam
pandangan alam Islam adalah ilmu
bidang
harus
pengetahuan maka dapat disimpulkan
ditujukan untuk kebahagiaan hidup di
lebih lanjut bahwa ilmu pengetahuan
dunia dan di akhirat. Hal ini akan
adalah
terjadi
dari
Dengan konsep yang seperti ini maka
pengetahuan
dapat dikatakan bahwa tidak ada sisi
ilmu
pengetahuan
manakala
pengembangan
ilmu
tujuan
Islam
maka
asas
merupakan
asas
peradaban
tersebut tidak terlepaskan dari dasar
kehidupan
peningkatan
kehidupan keagamaan dan politik,
ibadah,
aqidah,
dan
akhlak tersebut.
intelektual
Islam.
Muslim,
bahkan kehidupan sehari-hari seorang
Muslim
25
yang
awam
yang
tidak
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
tersentuh sikap penghargaan terhadap
Islam bermula dari peranan sentral
ilmu. Ilmu memiliki nilai yang tinggi
Nabi
dalam Islam. Oleh sebab tidak heran
menjelaskan wahyu. Di sini periode
jika Franz Rosenthal penulis buku
Makkah
merupakan
Knowledge Triumphant (Keagungan
sangat
penting
Ilmu)
pandangan
hidup
banyaknya
surah-surah
dalam
Islam
menyimpulkan
bahwa “Ilmu adalah Islam.”
9
yang
menyampaikan
periode
dalam
dan
yang
kelahiran
Islam.
Karena
Al-Qur’an
Bagaimanakah pandangan alam
diturunkan di Makkah (yakni 85 surah
Islam itu tumbuh dan berkembang
dari 113 surah Al-Qur’an diturunkan di
dalam
dan
Makkah), maka periode Makkah dibagi
bagi
menjadi dua periode: Makkah periode
Islam
awal dan periode akhir. Pada periode
panjang.
awal wahyu yang diturunkan umumnya
intelektual
mengandung konsep-konsep tentang
dalam Islam dimulai dari pemahaman
Tuhan dan keimanan kepada-Nya,
(tafaqquh) terhadap Al-Qur'an yang
hari kebangkitan, penciptaan, akhirat,
diwahyukan kepada Nabi Muhammad
surga dan neraka, hari pembalasan,
SAW.,
baik dan buruk, dan lain sebagainya
pikiran
seseorang
kemudian
menjadi
perubahan
sosial
merupakan
proses
Secara
historis
secara
motor
umat
yang
tradisi
berturut-turut
dari
periode Makkah awal, Makkah akhir
yang
dan periode Madinah.10
elemen
Periode
pandangan
pertama,
hidup
Islam
kesemuanya
penting
itu
merupakan
dalam
struktur
worldview Islam.11
lahirnya
dapat
Pada periode akhir Makkah,
digambarkan dari kronologi turunnya
wahyu
memperkenalkan
konsep-
wahyu dan penjelasan Nabi tentang
konsep yang lebih luas dan abstrak,
wahyu itu. Sebab, pandangan hidup
seperti konsep ‘ilm, nubuwwah, din,
ibadah dan lain-lain. Dua periode
9
Franz
Rosenthal,
Makkah ini penting bukan hanya
Knowledge
karena dua pertiga dari Al-Qur’an
Triumphant ,(Leiden: E.J.Brill , 1970), hal. 19
10
Toshihiko Izutsu, God and Man in The
diturunkan
Qur'an, Semantic of the Qur'anic Weltanschauung,
di
(Kuala Lumpur: Islamic Book Trust, 2002), hal.
36.
11
26
Ibid, hal. 37.
sini,
akan
tetapi
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
kandungan wahyu dan penjelasan
waris, hubungan Muslim dengan umat
Nabi
beragama lain, dan sebagainya.13
serta
partisipasi
masyarakat
Secara umum dapat dikatakan
Muslim dalam memahami wahyu itu
telah
menjadikan
konsep
sebagai tema-tema yang berkaitan
(world-structure)
dengan kehidupan komunitas Muslim.
menjadi jelas. Karena sebelum Islam
Meskipun begitu, tema-tema ini tidak
datang struktur konsep tentang dunia
terlepas dari tema-tema wahyu yang
telah dimiliki oleh pandangan hidup
diturunkan sebelumnya di Makkah,
(Jahiliyyah),
dan bahkan tema-tema wahyu di
tentang
struktur
dunia
masyarakat
pra-Islam
maka struktur konsep tentang dunia
Makkah
yang
menggantikan
Ringkasnya,
yang
menekankan pada beberapa prinsip
dibawa
struktur
Islam
konsep
ada
sebelumnya.12
pada
terus
didiskusikan.
periode
Makkah
dasar aqidah atau teologi yang bersifat
Konsep karam (‫)كرم‬, misalnya,
yang
masih
berarti
Tuhan, sedangkan periode Madinah
dan
mengembangkan prinsip-prinsip itu ke
banyaknya anak, dalam Islam diganti
dalam konsep-konsep yang secara
menjadi
sosial lebih aplikatif. Dalam konteks
kemuliaan
masa
jahiliah
metafisis, yang intinya adalah konsep
karena
berarti
harta
kemuliaan
karena
ketakwaan (‫)ان اكرمكم عند اهلل اتقاكم‬. Pada
kelahiran
periode
pembentukan struktur konsep dunia
Madinah,
wahyu
yang
pandangan
diturunkan lebih banyak mengandung
terjadi
tema-tema umum yang merupakan
sedangkan konfigurasi struktur ilmu
penyempurnaan
peribadatan,
pengetahuan, yang berperan penting
rukun Islam, sistem hukum yang
dalam menghasilkan kerangka konsep
mengatur hubungan individu, keluarga
keilmuan, scientific conceptual scheme
ritual
pada
periode
hidup,
Makkah,
dan masyarakat; termasuk hukumhukum
tentang
jihad,
pernikahan,
13
Abu
Ammaar
Yasir
Qadhi,
An
Introduction to the Science of the Qur'aan,
(Birmingham:
12
Ibid, hal. 38.
al-Hidayah
Distribution, 1999), hal. 100.
27
Publishing
and
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
dalam pandangan hidup Islam terjadi
benih beberapa konsep keilmuan telah
pada periode Madinah.14
wujud pada periode Makkah.15
Periode
kedua,
dari
Periode ketiga, adalah lahirnya
kesadaran bahwa wahyu yang turun
tradisi keilmuan dalam Islam. Periode
dan
telah
ini memerlukan penjelasan yang lebih
fundamental
panjang dan detail. Seperti diketahui
scientific worldview, seperti struktur
tradisi keilmuan dalam Islam adalah
tentang
merupakan konsekuensi
dijelaskan
mengandung
timbul
Nabi
itu
struktur
kehidupan
(life-structure),
logis
dari
struktur tentang dunia, tentang ilmu
adanya struktur pengetahuan dalam
pengetahuan,
pandangan hidup Islam. Karena tradisi
tentang
etika
dan
tentang manusia, yang kesemuanya
memerlukan
itu sangat potensial bagi timbulnya
masyarakat,
kegiatan
adanya
Prof.
Alparslan
mencanangkan
bahwa
untuk
konseptual seperti ilm, iman, usul,
menggambarkan
tradisi
kalam, nazar, wujud, tafsir, ta'wil, fiqh,
Islam, pertama-tama perlu ditunjukkan
khalq, halal, haram, iradah dan lain-
wujudnya
lain telah memadahi untuk dianggap
proses kelahirannya pada awal abad
sebagai
kerangka
pertama
keilmuan
(pre-scientific
keilmuan.
Istilah-istilah
awal
konsep
conceptual
maka
keterlibatan
komunitas
dalam
keilmuan
ilmuwan
Islam.
dan
Kemudian
menunjukkan adanya kerangka konsep
scheme), yang juga berarti lahirnya
keilmuan
elemen-elemen
yang
conceptual scheme) yang merupakan
mendasar dalam pandangan hidup
framework yang berperan aktif dalam
Islam. Periode ini sangat penting
tradisi keilmuan itu.16
epistemologis
Islam
(Islamic
scientific
karena menunjukkan wujudnya struktur
Dari proses lahirnya pandangan
pengetahuan dalam pikiran umat Islam
hidup Islam yang tergambar dari 3
saat itu yang berarti menandakan
munculnya
“Struktur
Ilmu”
dalam
15
pandangan hidup Islam, meskipun
Alfred
Gullimaune,
Philosophy
and
Theology in The Legacy of Islam,( Oxford:
University Press, 1948), hal. 239.
16
De Boer, T.J., The History of Philosophy
in Islam, (tt, Curzon Press, 1994), hal. 28-29.
14
Ibid, hal. 101.
28
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
periode di atas dapat disimpulkan
bidang
bahwa Islam adalah agama yang sarat
berakumulasi dalam bentuk peradaban
dengan
mendorong
yang kokoh. Jadi Islam adalah suatu
timbulnya ilmu pengetahuan. Ajaran
peradaban yang lahir dan tumbuh
tentang Ilmu pengetahuan dalam Islam
berdasarkan
yang cikal bakalnya adalah konsep-
didukung oleh tradisi intelektual. Perlu
konsep
dicatat bahwa tradisi intelektual dalam
ajaran
kunci
kemudian
yang
dalam
wahyu
ditafsirkan
berbagai
bidang
ke
itu
dalam
kehidupan
kehidupan
Islam
dan
teks
juga
akhirnya
wahyu
memiliki
yang
medium
dan
transformasi dalam bentuk institusi
akhirnya berakumulasi dalam bentuk
pendidikan yang disebut al-Suffah dan
peradaban
komunitas
yang
kokoh.
Suatu
intelektualnya
peradaban yang lahir dan tumbuh atas
Ashab
dukungan
yang
pendidikan pertama dalam Islam ini
berbasis pada wahyu. Kesemuanya itu
kandungan wahyu dan hadits-hadits
menandai lahirnya pandangan hidup
Nabi dikaji dalam kegiatan belajar
Islam.
ini
mengajar
yang
efektif.
seminal
materinya
masih
sederhana
tradisi
Di
terkandung
intelektual
dalam
Al-Qur'an
konsep-konsep
al-Suffah.
disebut
Di
lembaga
Meski
tapi
yang kemudian dipahami, ditafsirkan
karena obyek kajiannya tetap berpusat
dan dikembangkan oleh para sahabat,
pada wahyu, maka ia betul-betul luas
tabiin, tabi' tabiin dan para ulama yang
dan kompleks. Materi kajiannya tidak
datang kemudian. Konsep 'ilm yang
dapat
disamakan
dalam
diskusi
spekulatif
di
menurut
orang
Barat
Al-Qur'an
misalnya
para
dipahami
ulama
bersifat
umum,
dan
ditafsirkan
sehingga
memiliki
pengetahuan
Ionia,
materi
yang
merupakan
tempat kelahiran tradisi intelektual
berbagai definisi.17
Cikal
dengan
Yunani dan bahkan kebudayaan Barat
bakal
konsep
dalam
Islam
ilmu
(the cradle of western civilization).
adalah
Yang jelas, Ashab al-Suffah, adalah
konsep-konsep kunci dalam wahyu
gambaran
yang ditafsirkan ke dalam berbagai
kegiatan belajar mengajar dalam Islam
17
Franz
Rosenthal,
Knowledge
Triumphant, hal. 52.
29
terbaik
institusionalisasi
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
dan merupakan tonggak awal tradisi
yang muncul. Selain tradisi menghafal
intelektual dalam Islam.18
sebagai perkembangan alamiah, para
Pada awalnya kaum muslimin
pelajar
dan
guru
mempergunakan
hanya mempunyai satu buku yaitu Al-
catatan-catatan yang tertulis di atas
Qur’an, sebagai wahyu Allah SWT
kulit domba atau lontar. Tidak heran
yang memiliki kebenaran mutlak. Oleh
bila
Nabi Muhammad SAW ajaran-ajaran
terbentuk buku.19
catatan-catatan
Al-Qur’an berkenaan dengan akidah,
Tradisi
ini
kemudian
keilmuan
yang
akhlak, disampaikan kepada umat.
berlangsung di kalangan masyarakat
Sepeninggalan
muslim sejak zaman Rasulullah SAW
Nabi
Muhammad
SAW dan senamkan luasnya wilayah
hingga pada masa klasik tidak terlepas
Islam, umat Islam dihadapkan kepada
pada pembidangan ilmu dalam Islam.
pembukuan Al-Qur’an, karena dengan
Seperti sedikit telah disinggung di
sampainya
tangan
atas, nampaknya pada periode klasik
ajaran-ajaran
telah ada pembidangan ilmu yang
baik,
selain
pada umumnya terbagi kepada ilmu-
munculnya kekhawatiran hilangnya Al-
ilmu agama dan ilmu-ilmu non agama.
Qur’an
para
Terhadap ilmu agama didapati sebutan
penghafal. Setelah Al-Qur’an, hadits-
al-‘Ulum al-Diniyyat, al-‘Ulum al-
hadits Nabi Muhammad SAW pun di
Naaqliyaat, al-‘Ulum al-Syari’at, al-
bukukan,
‘Ulum al-Islamiyyat, dan al-Ulum al-
mereka,
Islam
Al-Qur’an
ke
pengalaman
akan
lebih
dengan
kematian
sekalipun
awalnya,
sebagaimana juga pembukuan Al-
‘Arab.
Qur’an terjadi pro dan kontra. Al-
pengetahuan non agama didadapi
Qur’an
sebutan al-‘Ulum al-Dunyawiyaat, al-
dan
hadits
yang
telah
Terhadap
dibukukan maupun yang dihafal kaum
‘Ulum
Muslimin menjadi rujukan umat Islam
Dakhilat, ‘Ulum mal-‘Ajam, dan ‘Ulum
dalam
mal-Awail.20
memecahkan
persoalan
18
Hilyat
keagamaan
persoalan-
(Mesir:
al-‘Ulum
al-
sehari-hari
Ahmad ibn 'Abd Allah al-Asbahani,
al-Auliya',
al-Aqliyyat,
ilmu-ilmu
al-Sa'adah
19
Ibid.
20
Harus
Nasution,
Islam
Rasional
Gagasan dan Pemikiran, (Bandung:Mizan, 1994),
Press,
1357H), hal.339-341.
hal.316.
30
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
Ilmu
Ilmu-ilmu seperti Tafsir, Hadits,
ulama).22 Adapun Ibnu Khaldun (w.
Kalam,
808H/1406M)
Fiqih,
dan
Tasawuf
dalam
bukunya,
adalah kelompok ilmu-ilmu agama,
membuat dua pembagian besar, yaitu
sedangkan Bahasa Arab, Sejarah,
ilmu yang diperoleh melalui pemikiran,
Filsafat,
Astronomi,
ilmu yang diperoleh melalui tradisi.
Matematika, Kimia, Fisika, Kosmografi,
Pertama, disebut Ilmu Filsafat atau
termasuk
non
akal dan mencakup Logika, Fisika,
agama. Bahasa Arab, Sejarah, dan
Metafisika, Ilmu Hitung, Geometri,
Filsafat Islam sebenarnya termasuk ke
Musik, dan Astronomi; kedua, disebut
Kedokteran,
kelompok
namun
ilmu naqli yang mencakup Tafsir,
ketiga ilmu ini bukan murni agama,
Hadits, Hukum, Ilmu Kalam, Tasawuf,
dan ketiga ilmu ini juga dikeluarkan
dan Ilmu Bahasa.23
dalam
al-‘Umul
ilmu-ilmu
dari kelompok
al-‘Arab,
al-‘Ulum al-Dakhilat,
Perlu
dicatat
bahwa
secara
‘Ulum mal-‘Ajam, dan ‘Ulum mal-
umum, adanya klasifikasi ilmu seperti
Awail,
disebutkan di atas, tidak berpengaruh
yang
kesemuanya
menggambarkan ilmu yang datang dari
negatif
luar Arab, ilmu asing, dan ilmu orang-
mempelajari ke kedua bidang tersebut
orang terdahulu. Ke dalam kelompok
oleh muslim
ilmu terakhir ini hanya dimasukkan
ilmu
ilmu-ilmu
mengangkat nama Islam pada puncak
kebudayaan
yang
Yunani
berasal
klasik
dari
seperti
terhadap
klasik. Kedua bidang
tersebut
kemajuan.
kegairahan
topang
Memang
menopang
benar
secara
kasuistik ada saja pertentangan, akan
Kedokteran Matematika, dan Fisika.21
Imam Syafi’i melihat dari sisi
tetapi
bukan
legal dengan mengelompokkan ilmu
umum
menjadi dua, yaitu; pertama, apa yang
dijelaskan
disebut dengan ‘ilm ‘ammat (ilmu
yaitu:“Sekeras-kerasnya percekcokan
(public
oleh
sebagai
pandangan
image),
seperti
Nurcholish
Madjid
yang diterima secara umum); kedua,
‘ilm khasshat (ilmu yang menjadi
22
wilayah orang-orang tertentu yakni
21
Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, al-
Risalat, (Beirut:Dar al-Kutubal al-Ilmiyyat,tt), hal.
157.
Jurji Zaidin, Tarikh al-Tamaddun al-
23
Islam, (Kairo:Dar al-Hillal, tt), jilid III, hal. 42.
Ibnu Khaldun, The Muqadimmah, Jilid II,
(London, tp,1958), hal. 436.
31
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
intelektual di masa klasik, tidaklah hal
pada
itu
kemudian dijadikan dalam terbentuk
membawa
parokialistik
kepada
dan
sikap-sikap
anti
ilmu”.
akhirnya
catatan-catatan
ini
buku.
Pembidangan ini terus bergerak dan
lambat laun menjadi dinding pemisah
D. Kontribusi
di kurun-kurun berikutnya.24
Berdasarkan
tersebut
di
Dalam
Membangun Peradaban Awal Islam
pembahasan
atas,
Keilmuan
penulis
Tidak dapat dipungkiri bahwa
dapat
tradisi keilmuan pada periode klasik,
menarik beberapa pengertian sebagai
melahirkan para sarjana Islam telah
berikut; pertama, tradisi keilmuan pada
mampu
masa klasik dipengaruhi oleh Al-
besar dalam berbagai cabang serta
Qur’an
sumber
dengan gairah mendistribusikan ilmu
ajaran Islam, dan ilmu-ilmu yang
ke segala segmen kehidupan umat.
berada
Karya
yang
di
merupakan
luar
terjadinya
membuahkan
Islam,
sehingga
klasifikasi
dan
dimaksud di sini adalah buku-buku,
yang
namun tidak semua karya klasik akan
pembidangan
keilmuan
pada
bidang
karya-karya
ilmu
yang
diterapkan oleh umat Islam; kedua,
dikemukakan, melainkan
tradisi keilmuan pada masa klasik
dapat melukiskan “atmosfer” keilmuan
dalam
yang
menguasai
keilmuan
yang
terlihat
dari
bagaimana
kegairahan
bersumber dari Al-Qur’an dilakukan
menerjemahkan berbagai manuskrip
oleh
tua
umat
Islam
dengan
cara
Yunani
dan
ilmu-ilmu
awail,
menghafal; ketiga, tradisi keilmuan
inovasi
pada masa klasik selanjutnya adalah
berbagai
menuliskan ilmu-ilmu tersebut pada
menghasilkan banyak buku, tersebar
pelapah kurma atau kulit binatang,
luasnya institusi-institusi pendidikan,
setelah umat Islam menghafal Al-
partisipasi
Qur’an atau ilmu-ilmu lainnya, dan
dalam menyebarluaskan ilmu di masa
berkarya
para
ilmu,
dari
berbagai
ulama
di
sehingga
kalangan
klasik, dan sebagainya.25
24
Nurcholish
Madjid,
“Islam,
Ilmu
Pengetahuan, dan Teknologi”, Makalah Seminar
Nasional
25
Subhan
MA. Racman, “Tradisi dan
Inovasi Keilmuan Islam Masa Klasik”, Innovation,
IAIN STS Jambi, 18-19 September
1992, hal. 1.
10 (2006), hal. 258-259.
32
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
Kontribusi
terbesar
keilmuan
menulis bebas dari monopoli, kertas
pada zaman klasik pada peradaban
menjadi
Islam
adalah terbitnya karya-karya
Pembuatan kertas membuat revolusi
para ulama berbentuk buku-buku atau
kultural. Dia memudahkan produksi
catatan-catatan, baik pada bidang ilmu
buku-buku dalam skala yang belum
agama ataupun non agama. Karya-
pernah terjadi sebelumnya, dan dalam
karya dalam bidang ilmu
agama
waktu kurang dari satu abad, ratusan
muncul lebih awal, dan selanjutnya
ribu manuskrip menyebar ke seluruh
disusul
kaum
negeri Islam. Buku terdapat di mana-
Muslimin di bidang ilmu-ilmu awail,
mana dan profesi menjual buku pun
mengingat
menjamur.26
dengan
karya-karya
kontak
pertama
kaum
muslim dengan ilmu awail baru terjadi
barang
Beberapa
yang
murah.
karya-karya
besar
di pertengahan abad ke- 2H/8M
kaum Muslimin dalam bidang-bidang
lewat gerakan penerjemahan yang
ilmu,
diprakarsai Khalifah Al-Mansur (136-
berikut:
158H/754-775M),
1. Ilmu-Ilmu Agama
oleh
putranya
dan
Al-Ma’mun
218H/813-833M).
muslim
tertulis,
diteruskan
(198-
a. Tafsir
Karya-karya
baik
diklasifikasikan
Al-Qur’an,
sebagai
beberapa
karya tafsir Al-Qur’an di abad ke
2-5H/8-13M,
di
meningkat pesat setelah teknologi
karya
bin
pembuatan kertas dikuasai melalui
(w.150H/767M) yang bersifat
orang-orang Cina tawanan yang di
naratif,
bawa ke Samarkand di pertengahan
menafsirkan Al-Qur’an Surat Al-
abad ke- 2H, sehingga industri kertas
Baqarah ayat 189. Khams Mi’at
didirikan
Syiria,
min Al-Qur’an dan Ahkam Al-
Damaskus, Tripoli, dan di tempat lain.
Qur’an karya Abu Bakr al-
Dengan pengenalan pembuatan kertas
Jashshas (w.370H/981M), al-
Islam dari penyebarannya sepanjang
Jami’li Ahkam Al-Qur’an karya
di
lebih
dan
Baghdad,
dan
abad ke- 2 H sampai ke-4 H ( ke-8
sampai
9
M)
terjadilah
industri.
Bahan-bahan
26
revolusi
untuk
Muqatil
yakni
antaranya:
Sulaiman
ketika
ia
Ahmad Y.al-Hassan dan Donal R. Hill,
Teknologi Dalam Sejarah Islam, (Bandung:Mizan,
tulis
1994), hal. 219.
33
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
al-Qurthubi
al-‘Umum, Mufassar wa Mujmal
(w.671H/1272M), Ma’ani Al-
karya Daud bin Ali bin Daud al-
Qur’an
Zhahiri (w. 270H/883M), dan
Abdullah
karya
al-Farra
Majaz
(w.207H/822M),
Al-
Kitab al-Wushul ila Ma’rifat al-
Qur’an karya Abu ‘Ubaydat (w.
Ushul karya
Ta’wil Musykil
209H/824M),
Muhammad
bin
Daud bin Ali bin Khalaf al-Zhahiri
Al-Qur’an karya Ibn Qutaybat
(w.
(w.276H/889M), Sufistik karya
Mustashfa karya al-Ghazali (w.
Sahl
(w.
505H/1111M), dan Ushul al-
283H/896M), Asbab al-Nuzul
Sarakhsi karya al-Sarakhsi (w.
karya
409H/1096M).28
al-Tustari
Ali
bin
al-Madini
(w.
al-
297H/909M),
234H/848M), Lubab al-Nuqul fi
c. Hadits, kitab-kitab hadits pada
Asbab al-Nuzul karya al-Suyuthi
abad 3H/9M diklasifikasikan ke
(w. 911H/1505M), Anwar al-
dalam
Tanzil wa Asar al-Ta’wil karya
Shahifat (semacam buku kecil
Nashir
memuat
al-Din
al-Baydhawi
kategori-kategori:
sunah
a)
terlepas
dari
jumlah dan isinya), b) Risalat
(w.690H/1291M).27
b. Ushul Fiqih, di antaranya: Al-
(kumpulan
hadits
yang
Risalat karya Muhammad bin
menyangkut tofik tertentu),
Idris
Juz
al-Syafi’i
(w.
(koleksi
hadits
c)
yang
204H/819M), Itsbat al-Qiyas,
dilimpahkan berdasarkan otoritas
Khabar al-Wahid, Ijtihad al-Ra’yi
seseorang),
karya Ibn Sidqat al-Ahnafi, dan
(kumpulan hadits yang berjumlah
Isa bin Iban (w. 221H/835M),
40 hadits mengenai masalah
Kitab al-Nukath karya Ibrahim
yang diminati oleh pengumpul
bin
(w.
hadits), e) Mu’jam (karya hadits
221H/835M), Fi Ushul al-Fiqh,
berdasarkan nama, kota atau
Sayyar
bin
Hani’
d)
Arba’un
suku), f) Amali (kumpulan hadits
27
Ihsan Ali Fauzi, “Kaum Muslimin dan
Tafsir Al-Qur’an Survey Bibliografis Atas Karya-
28
Abd
al-Wahhab
Ibrahim
dan
Abu
Karya Dalam Bahasa Arab”, Ulum Al-Qur’an, II
Sulaiman, al-Fikri al-Ushuli, (Jeddah: Dara l-
(1990), hal. 17.
Syuruq, 1983), hal. 101.
34
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
berdasarkan pendiktean syaikh),
(w.tt),
g) Athraf (hadits yang disalin
Amali misalnya kitab Layts bin
untuk membantu hafalan), h)
Sa’ad (w. 175H/791M), Abdl
Jami’
al-Razziq
(menyusun
hadits
berdasarkan berbagai masalah),
i)
Sunan
(kumpulan
berkenaan
dengan
hadits
(w. 303H/915M), Kitab hadits
masalah
kategori Athraf misalnya kitab
Musnad
110H/728M),
jami’).29
kategori
(w.211H/827M) dan al-Nasa’i
karya
(kumpulan
dengan
hadits
Shan’abi
hukum), dan j) Mushannaf dan
berkenaan
hadits
masalah
Kitab hadits kategori
Ibnu
Sirin
Kitab
(w.
hadits
kategori
Jami misalnya kitab
karya
Ibnu
Jurayj
(w.
Shahifat misalnya al-Shiffat al-
150H/767M), Sufwan al-Tsauri
Shadiqat karya Abdullah bin ‘Ash
(w. 161H/778M), Kitab hadits
al-Shahifat
kategori Sunan misalnya kitab
al-Shahihat karya Hammam bin
karya Makhul (w. 116H/734M),
Minabbih (101H/719H), Kitab
Umar bin Abdul al-Aziz (w.
hadits kategori Risalat misalnya
156H/734M),
Kitab Faraidl,
kategori Mushannaf
(w.
101H/719M),
karya Zaid bin
Kitab
hadits
misalnya
Sabit (w. 45H/665M), Thalaq
kitab karya Zai’dat bin Qudamat
karya
(w. 163H/780M), Waqi’ al-
al-Sya’abi
103H/721M),
Kitab
(w.
hadits
Jarrat (w. 197H/812M), dan
kategori Juz misalnya Musnad
Sufwan
karya
198H/813M),
Ibn
238H/852M),
29
Kitab
Rawayh
Kitab
(w.
bin
Uyaynat
Kitab
(w.
hadits
kategori Musnad misalnya kitab
hadits
kategori Arba’un misalnya karya
karya
Ahmad bin Harb al-Nisyafurri
122H/740M), Ja’far al-Shadiq
(w.
Kitab
(w. 148H/765M), dan Ma’mar
hadits kategori Mu’jam misalnya
bin Rasyid (w. 153H/770M),
Musnad
Dan lain-lain.30
234H/849M)
karya
dll,
Abd
al-Aziz
Jamilah Saukat, terj., “Pengklasifikasian
30
Literatur Hadits”, al-Hikmah, 13(1994), hal. 77.
Zaid
bin
(w.
Philip K. Hitti, Dunia Arab Sedjarah
Ringkas, (Bandung:Sunur,tt), hal. 142.
35
Ali
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
2. Ilmu Umum (Awail)
pendidikan tersebut meliputi Kuttab,
Ilmu-ilmu non agama (awail)
Masjid, Madrasah, Dar Al-Qur’an,
seperti: 1) ilmu kedokteran terkenal
Dar Al-Hadits, Ribath,
al-Hawi
Khangat,
karya
al-Razi
(w.
Bayt
Zawiyat,
al-Hikmah,
313H/925M), al-Qunun fi al-Thibb
Perpustakaan, Rumah Sakit, dan
(The Canon) karya Ibnu Sina (w.
Observatorium yang tersebar luas
429/1037M), 2) ilmu Matematika
di daerah-daerah Islam khususnya
dan Astronomi, seperti kitab karya
sepanjang
al-Khawarizmi(w. 236/850M), al-
Islam.
abad-abad
keemasan
Munazir karya Ibnu al-Haystam (w.
431H/1039), 3) Ilmu Kimia seperti
kitab karya Jabir bin Hayyan (tt),
Zakariya
al-Razi
(tt),
4)
Ilmu
E. Penutup
Geografi seperti Surat al-Ard karya
al-Khawarizmi(w.
Kedudukan ilmu di dalam Islam
236/850M),
adalah
Islam
sangat
mendorong
dan Abu al-Hassan al-Mas’udi (tt),
dikembangkannya ilmu pengetahuan.
dan ilmu-ilmu lainnya.31
Hal ini terlihat dari banyaknya ayat-
Seperti disinggung di atas,
ayat Al-Qur’an yang menyuruh umat
semangat keilmuan yang besar
Islam agar menggunakan akal pikiran
mewarnai
lapisan
dan segenap potensi yang dimilikinya
masyarakat. Oleh karenanya, tidak
untuk memperhatikan segala ciptaan
heran
Allah
semua
dengan
ditemukannya
SWT.
teknologi pembuatan kertas, ilmu
terhadap
dalam
pengetahuan
berbagai
bidang
dapat
Dorongan
Al-Qur’an
pengembangan
tersebut
terlihat
ilmu
dari
dibukukan dan diperbanyak. Sejalan
banyaknya ayat Al-Qur’an (lebih dari
dengan semangat ini lahir institusi-
700 ayat) yang berkaitan dengan ilmu
institusi pendidikan sebagai wahana
pengetahuan, pujian dan kedudukan
penyebaran ilmu. Institusi-institusi
yang tinggi bagi orang yang berilmu,
31
dan pahala bagi menuntut ilmu.
Subhan MA. Racman, “Tradisi dan
Tradisi keilmuan pada zaman
Inovasi Keilmuan Islam Masa Klasik” hal. 263-
klasik
264.
36
dipengaruhi
oleh
Al-Qur’an
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
yang merupakan sumber ajaran Islam,
dan ilmu-ilmu yang berada di luar
Abdul Aziz, Syaikh Abdul Qadir, terj.,
Islam, sehingga terjadinya klasifikasi
Keutamaan Ilmu dan Ahli Ilmu,
dan
(Solo:Pustaka Al-Alaq), 2005.
pembidangan
keilmuan
yang
diterapkan oleh umat Islam, tradisi
al-Asbahani, Ahmad ibn 'Abd Allah, Hilyat
yang lain adalah menguasai keilmuan
yang
bersumber
dilakukan oleh
cara
dari
al-Auliya',
Al-Qur’an
umat Islam dengan
menghafal,
dan
(Mesir:
al-Sa'adah
Press), 1357 H.
setelah
Ali Fauzi, Ihsan, “Kaum Muslimin dan
menghafal kemudian menuliskan ilmu-
Tafsir
ilmu tersebut pada pelapah kurma
Al-Qur’an
Bibliografis
atau kulit binatang dan pada akhirnya
Atas
Survey
Karya-Karya
catatan-catatan ini kemudian terbentuk
Dalam Bahasa Arab”, Ulum Al-
buku.
Qur’an, II 1990.
Kontribusi
terbesar
keilmuan
pada zaman klasik pada peradaban
Islam
Al-Hassan, Ahmad Y. dan R. Hill, Donal,
Teknologi Dalam Sejarah Islam,
adalah terbitnya karya-karya
para ulama berbentuk buku-buku atau
(Bandung:Mizan), 1994.
catatan-catatan, baik pada bidang ilmu
agama ataupun non agama, sehingga
Asy-Syafi’i, Muhammad bin Idris, al-
dikenal teknologi pembuatan kertas,
Risalat, (Beirut:Dar al-Kutubal al-
ilmu dalam berbagai bidang dapat
Ilmiyyat),tt.
dibukukan dan diperbanyak. Sejalan
dengan semangat ini lahir institusi-
De Boer, T.J., The History of Philosophy
institusi pendidikan sebagai wahana
in Islam, tt, (Curzon Press), 1994.
penyebaran
ilmu.
Institusi-institusi
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
pendidikan tersebut meliputi Kuttab,
Terjemahnya,
Masjid, dll.
(Jakarta:
Departemen Agama RI), 1996.
Daftar Pustaka
37
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
Gholshani, Mehdi, Filsafat Sains Menurut
STS Jambi), 18-19 September
Al-Qur’an,
1992.
(Bandung:Mizan),2003.
MA.
Gullimaune,
Philosophy
Alfred,
and
Theology in The Legacy of Islam,
Racman,
Subhan,
Inovasi
Keilmuan
“Tradisi
Islam
dan
Masa
Klasik”, Innovation, 10 (2006).
(Oxford: University Press), 1948.
Nasution,
Hitti, Philip K, Dunia Arab Sedjarah
Islam
Harun,
Gagasan
Ringkas, (Bandung:Sunur),tt.
Rasional
dan
Pemikiran,
(Bandung:Mizan), 1994.
Ibrahim, Abd al-Wahhab, dan Sulaiman,
Nizar, Samsul dan Syaifudin, Muhammad,
Abu, al-Fikri al-Ushuli, (Jeddah:
Isu-Isu
Kontemporer
Tentang
Dara l-Syuruq), 1983.
Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam
Mulia), 2010.
Izutsu, Toshihiko, God and Man in The
Qur'an, Semantic of the Qur'anic
Rosenthal, Franz, Knowledge Triumphant,
Weltanschauung, (Kuala Lumpur:
(Leiden: E.J.Brill), 1970.
Islamic Book Trust), 2002.
Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an;
Teologi
Jalaluddin,
Pendidikan,
Tafsir
Maudhui
(Jakarta:Raja Grafindo Persada),
Persoalan
2001.
Mizan), 1998.
Khaldun,
Ibnu,
The
Muqadimmah,
Atas
Umat,
Pelbagai
(Bandung:
Saukat, Jamilah terj., “Pengklasifikasian
Literatur
(London, tp),1958.
Hadits”,(
al-Hikmah),
1994.
Madjid,Nurcholish,
Pengetahuan,
“Islam,
dan
Ilmu
Teknologi”,
Yasir Qadhi, Abu Ammaar An Introduction
(Makalah Seminar Nasional IAIN
to the Science of the Qur'aan,
(Birmingham:
38
al-Hidayah
Jurnal Studi Islam Madinah, Volume 9 Nomor 1 Juni 2013
Publishing
and
Distribution),
1999.
Zaidin, Jurji,
Tarikh al-Tamaddun al-
Islam, (Kairo:Dar al-Hillal), tt.
39
Download