iptek 17 Halaman >> Rabu > 4 Agustus 2010 REPUBLIKA Inovasi 'Uji tak Rusak' pada Komponen Otomotif Alat ini mempermudah uji produk komponen yang diproduksi massal. Oleh Dewi Mardiani K omponen otomotif sangat beragam. Beberapa jenis sudah bisa diproduksi di industri dalam negeri. Jenisnya ada yang terbuat dari karet, logam, dan bahan lainnya. Untuk memastikan komponen itu sesuai dengan standar mutu, dibutuhkan metode pengujian mutu bahan, komponen, dan peralatannya. Selain untuk kepastian mutu, pengujian tersebut ditujukan guna mengetahui keandalan, keamanan, dan keselamatan saat pengoperasiannya. Pengujian komponen itu disebut Uji tak Rusak (UTR) atau di dunia internasional dikenal dengan Non-Destructive Testing (NDT). Sebuah produk tentu tak hanya menghasilkan satu atau dua jenis barang. Dalam satu alur prosesnya, ada ribuan hingga jutaan komponen yang dihasilkan. Standar internasional mengharuskan setiap komponen yang dihasilkan, harus melalui UTR sebagai perlindungan konsumen yang akan menggunakannya. Peneliti senior dari Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS), May Isnan, mengatakan, bisa dibayangkan jika pengujian dilakukan pada komponen yang jumlahnya jutaan. “Tentu sulit untuk menyortirnya satu per satu,” ujar May di sela pameran NDT di Jakarta belum lama ini. May mengatakan, ia pernah diminta salah satu industri komponen untuk melakukan UTR pada oil seal (penyekat oli)–salah satu komponen otomotif. Namun, saat itu, pakar di bidang eddy current (arus pusar) NDT itu, belum bisa menanganinya. Tetapi, penelitian terus dilakukannya untuk mencari inovasi pengujian UTR atas oil seal. Cacat produk Pengujian produk komponen massal dilakukan karena bisa saja terjadi cacat. Cacat produk bisa terjadi karena ada salah satu peralatan pabrik tidak bekerja sempurna. Cacat produk, bisa muncul sebagian kecil saja atau juga sebagian besar. Kerusakan atau cacatnya produk, bisa dilihat secara fisik, seperti lecet, gompal, putus, dan lain-lain. Ada pula cacat produk yang tak bisa diamati secara kasat mata, seperti beda kualitas bahan, keropos bagian dalam, atau hasil las yang padat. Cacat pada bagian dalam produk hanya bisa diketahui lewat bantuan alat. Dalam penelitian yang dikembangkan May, ia mengamati oil seal mesin mobil dari sebuah merek terkenal. Oil seal berfungsi sebagai penyekat ruang minyak pelumas pada poros crankshaft (as pemutar) mesin mobil. Komponen yang terbuat dari rangka ring besi tipis yang dilapisi karet sintetis ini, diproduksi massal hingga belasan ribu buah untuk sekali produksi. “Dari sekitar seribu komponen, terkadang ada dua buah yang cacat. Rangka seal yang cacat tidak bisa dilihat dari luar, karena tertutup lapisan karet. Pemeriksaan memang bisa dilakukan secara manual dengan memencet-mencet, tapi tentu saja itu tak bisa dilakukan dalam jumlah besar,’’ ujar May. Metoda eddy current Untuk mengatasi masalah tersebut, doktor jebolan Jerman ini mengembangkan metode pemeriksaan oil seal yang lebih andal dan cepat. Metoda NDT eddy current dipilih untuk pemeriksaan yang bertujuan menyortir produk-produk yang tidak memenuhi standar (cacat). Metode ini juga digabungkan dengan rumus matematika (algoritma) untuk menghasilkan pemeriksaan yang sesuai dengan harapan. Eddy current merupakan arus pusar yang dihasilkan oleh kumparan berisi medan magnet. Medan magnet inilah yang sensi- tif untuk menginduksi benda yang sedang diuji. Induksi medan magnet itu menghasilkan arus pusar. Arus ini akan terganggu atau berubah bila terjadi cacat pada sampel uji. Jadi, basis metode ini adalah dengan elektromagnetik dari sensor yang dihasilkan dari kumparan (probe). Alat yang dibuat May berupa kumparan khusus untuk menyortir oil seal dan dikombinasikan dengan perangkat aplikasi analisis regresi. “Sensor di kumparan akan berfungsi dan benda uji akan menimbulkan eddy current,’’ ujarnya. Saat benda yang akan diuji masuk, muncul impedansi (ketahanan listrik) yang tampil di layar uji. Bila ada cacat, terjadi berubahan impedansi dan akan berbeda dengan yang sudah ditentukan sebelumnya. “Jadi, adanya perubahan impedansi pada layar memperlihatkan adanya kecacatan pada benda yang diuji,” ujar May. Dalam ruang lingkup pemeriksaan oil seal, bagian yang diamatinya adalah kedalaman cacat legok pada rangka oil seal, volume cacat pada rangka, dan konduktivitas dari rangka oil seal yang memang terbuat dari logam penghantar listrik (konduktor). Ada dua tahapan untuk menentukan dimensi cacat secara kuantitatif. Menurut May, pertama, dilakukan adalah kalibrasi data pengukuran dari kalibrator beserta harga nominal dan dimasukkkan ke dalam komputer dengan software yang sudah ditentukan untuk regresi. Setelah itu, baru dihitung koefisien-koefisiennya. Kedua, verifikasi data pengukuran dari benda uji yang dirangkaikan dengan koefisienkoefisien yang didapatkan pada kalibrasi. Itu dilakukan untuk mendapatkan besaran aktual. “Benda uji dengan besaran pengukuran yang tidak memenuhi nilai tertentu, akan di-reject,’’ ujarnya. ■ ed: andi nur aminah PERALATAN EDDY CURENT MODULAR Probe Encircling KONSEP PERALATAN EDDY CURENT MODULAR Aplikasi alat Uji Tanpa Rusak (UTR) eddy current 1. Hasil ferivikasi alat UTR : * Sekitar 0 : seal di luar probe * Sekitar 30 : seal cacat * Sekitar 100 : seal tanpa cacat 2. Alat ini bisa melakukan pengujian komponen secara massal dengan waktu cepat, 30 seal per menit. 3. Bisa diterapkan untuk pengujian produk-produk massal industri berdimensi kecil maupun besar. 4. Produk yang diuji harus berbahan dasar logam yang bersifat konduktor. 5. Benda nonlogam bisa diuji asalkan masih bersifat semi konduktor. BPPT, DIOLAH Modular dengan Sistem Komputer Oleh Dewi Mardiani P eralatan Uji tak Rusak (UTR) eddy current adalah konsep modular dari sebuah sistem komputer. Komputernya berfungsi sebagai pengontrol operasi peralatan eddy current. Selain itu, komputer juga sebagai data akuisisi, pengolah data pengukuran, serta untuk analisis numeris dari data pengukuran. Kemampuan analisis numeris dilakukan dengan memasukkan data ke dalam software peng- gerak peralatan eddy current. Data tersebut memasukkan beberapa program matematik seperti analisis regresi dan filterisasi digital. Untuk menguji oil seal misalnya, dibuat semacam kumparan yang disesuaikan dengan ukuran oil seal-nya. Benda uji kemudian dimasukkan ke dalam probe dengan posisi tertentu. Saat benda uji masuk, sensor eddy current bergerak dan memperlihatkan perubahan impedansi pada layar. Data pengukuran selanjutnya diproses secara numeris. Selain itu, katanya, dilakukan kalibrasi Untuk analisis regresi dengan memasukkan besaranbesaran koefisien regresi. Selanjutnya, tahap verifikasi merupakan rangkaian data pengukuran aktual yang diperoleh saat proses pengujian sortir. Peneliti senior dari Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS), May Isnan, mengatakan, data eddy current dimasukkan ke dalam komputer dan selanjutnya menghasilkan bilangan sekitar 0 untuk seal di luar kumparan, sekitar 30 untuk seal cacat di posisi di tengah kumparan, dan sekitar 100 untuk seal tanpa cacat pada posisi tepat di tengah kumparan. May yang meneliti ini beberapa bulan silam mengatakan, analisis regresi ini bisa diterapkan ke dalam sistem arus pusar untuk membantu evaluasi data dan juga sebagai alat verifikasi kondisi benda uji. Apakah memenuhi syarat (tanpa cacat) atau tidak (ada cacat). “Aplikasi ini bisa berlangsung dengan cepat, yaitu 30 seal per menit,” ujarnya. Menurutnya, sistem ini bisa diterapkan untuk pengujian lainnya pada produk-produk massal industri berdimensi kecil maupun besar. Produk-produk yang akan diuji harus terbuat dari logam yang bersifat konduktor, maupun benda-benda nonlogam namun masih bersifat semi konduktor. “Tentunya, software di komputernya perlu penyettingan ulang terlebih dahulu,’’ tandasnya. ■ ed: andi nur aminah Beruang Madu Berkeliaran di Pagaralam ● Beruang Madu (Helarctos malayanus) BERUANG MADU ORG PAGARALAM -- Belasan beruang madu (Helarctos malayanus) ditemukan warga berkeliaran di kawasan permukiman di Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagaralam, Sumatra Selatan. Beberapa di antaranya bahkan berusaha menyerang penduduk. Menurut pemberitaan yang dikutip dari laman Antara, sekitar 12 beruang madu yang muncul di pemukiman itu, empat ekor di antaranya telah merusak perkebunan warga. Sejumlah warga mengaku pernah dikejar-kejar beruang ketika secara tidak sengaja berpapasan dengan hewan yang tergolong sudah langka itu. “Kami sering menemukan di setiap kawasan pasti ada beruang dan biasanya berpasangan. Tapi baru di Dusun Cawangbaru ada empat ekor yang mulai mengganggu warga,’’ ujar Saaludin, Ketua RW 02 Dusun Jabatakar, Kelurahan Jangkarmas. Menurutnya, hampir di setiap kawasan di wilayah ini, sudah sering ditemukan beruang madu berkeliaran. Bahkan menurutnya, pekan lalu, seekor beruang dengan bobot sekitar 200 kilogram melukai tiga warga Bumiagung. Beruang tersebut akhirnya berhasil ditangkap dengan cara diburu lalu kemudian dibantai warga. Beruang madu tersebut, menurut Saaludin, tersebar di beberapa kawasan seperti Bukit Kayu Manis, Digal, Rurah, Padang Apit, dan termasuk kawasan perkebunan Subang Tanah Cawang, Kelurahan Rebahtunggi. Beruang tersebut, menurutnya, tak hanya mencari makanan, tapi sering merusak pohon kopi dan tanaman lainnya untuk dijadikan sarang. Hewan ini memang memiliki kebiasaan, di mana tempat ia sering mencari makan, pasti akan membuat sarang. “Kita minta pihak terkait segera mengambil tindakan cepat, keberadaan beruang itu bukan saja akan mengancam keselamatan warga, tapi sejak binatang itu muncul warga jadi takut ke kebun,’’ ujar Saaludin. Lurah Jangkarmas, Ferimansyah mengatakan, belasan beruang madu yang turun ke permukiman adalah bukti habitatnya sudah terganggu. “Ini juga menunjukkan beruang-beruang itu tidak ada lagi makanan. Hutan di kawasan bukit barisan juga banyak yang rusak akibat penggundulan,’’ ujarnya. Wakil Wali Kota Pagaralam Ida Fitriati mengatakan, sudah meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel untuk segera melakukan penangkapan, karena binatang buas tersebut sudah melakukan teror. Beruang madu merupakan spesies beruang terkecil dari delapan jenis beruang yang ada di dunia. Beruang madu sangat menyukai sarang lebah (anak lebah dan madunya) sebagai makanan favoritnya. Spesies beruang ini merupakan satwa yang dilindungi dari kepunahan secara Internasional. Beruang madu memiliki panjang tubuh sekitar 1,4 meter dengan tinggi punggungnya sekitar 70 sentimeter. Beruang madu berwarna hitam, dengan bulu keputih-putihan atau kuning yang berbentuk ‘V’ di dadanya. Moncongnya berwarna lebih cerah dari warna dadanya. Beruang ini mempunyai kuku yang panjang-panjang, masingmasing lima pada sepasang kaki depan dan belakang. Kaki depannya menghadap ke dalam dan tapaknya licin. Dengan kuku dan bentuk kakinya ini, beruang madu mampu memanjat pohon-pohon yang berbatang lurus serta tinggi dengan cepat dan mudah. ■ ed: andi nur aminah