Bab 1 Pendahuluan 1.1 1.1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Latar Belakang Konsep utama dalam Teori Relativitas Umum yang dikemukakan oleh Einstein menyatakan bahwa massa menghasilkan kurvatur pada ruangwaktu. Makin besar massa dari suatu objek, maka akan makin besar juga kurvatur yang dihasilkannya. Massa yang bergerak dalam ruangwaktu akan menyebabkan kurvatur ruangwaktu yang dilewatinya berubah. Perubahan kurvatur ini dapat dianalogikan seperti riak yang terjadi ketika sebuah batu dilemparkan ke dalam kolam. Saat batu mengenai permukaan air, maka air yang berada di sekeliling batu akan terganggu dan menyebar keluar dari sumber. Hal yang sama juga dapat diterapkan pada kurvatur ruang-waktu, dimana riak yang merambat dengan kecepatan cahaya dalam kurvatur ruangwaktu disebut sebagai gelombang gravitasi. Dalam alam semesta ini, terdapat berbagai sumber gelombang gravitasi. Beberapa diantaranya adalah sistem bintang ganda, ledakan supernova, tumbukan antara dua black hole, dan big bang. Memperhatikan karakternya, gelombang gravitasi berbeda dengan gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik berinteraksi secara kuat dengan massa sedangkan gelombang gravitasi tidak. Hal ini memungkinkan gelombang gravitasi untuk dapat membawa sinyal yang tidak berubah sepanjang perjalanannya melintasi alam semesta. Dengan demikian, gelombang gravitasi dapat menjadi jendela informasi ke berbagai fenomena astrofisika yang belum dapat dijelaskan secara memadai sampai saat ini[14]. 1 1.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH 2 Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh gelombang gravitasi adalah amplitudo dari gelombang gravitasi akan berkurang sebanding dengan jarak yang ditempuhnya. Akibatnya pendeteksian gelombang gravitasi ini menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Gelombang gravitasi yang paling kuat dari sistem bintang ganda yang diterima di bumi hanya menyebabkan perubahan jarak sekitar 10−20 meter saja. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini, berbagai alat interferometer telah dibangun untuk memungkinkan pendeteksian gelombang gravitasi. Beberapa interferometer yang telah beroperasi selama beberapa tahun belakangan ini adalah LIGO, GEO600, dan TAMA300. Sedangkan interferometer yang rencananya akan dibangun di luar angkasa adalah LISA. Salah satu sumber gelombang gravitasi yang relatif sederhana dan dimodelkan dengan sangat baik adalah tumbukan antara dua black hole pada fase in-spiral. Gelombang gravitasi yang dihasilkan oleh sumber ini memberikan akurasi data yang cukup tinggi untuk luminositas sumber[15]. Walaupun laju penggabungan antar dua black hole yang kemudian diikuti oleh penggabungan galaksi dan struktur pregalalactic masih belum terlalu dipahami, namun beberapa peristiwa ini diharapkan dapat diukur oleh Laser Interferometer Space Antenna (LISA). Interferometer ini rencananya akan diluncurkan pada tahun 2013 dan sangat sensitif terhadap gelombang dengan frekuensi rendah dalam jangkauan jarak yang cukup besar karena lokasinya yang terisolasi dari derau dengan frekuensi rendah di bumi. 1.1.2 Rumusan masalah Dengan latar belakang di atas, rumusan masalah yang perlu diajukan adalah bagaimana efek gelombang gravitasi yang dibangkitkan oleh tumbukan antara dua bintang dalam suatu sistem bintang ganda dengan parameter intrinsik yang berbeda. 1.2. RUANG LINGKUP KAJIAN 1.2 3 Ruang Lingkup Kajian Untuk menjawab rumusan masalah di atas akan penulis kaji hal-hal sebagai berikut: • Gravitasi terlinearisasi • Perambatan gelombang gravitasi • Pembangkitan gelombang gravitasi • Radiasi gelombang gravitasi dari sistem bintang ganda • Ekspansi Post-Newtonian dari radiasi gelombang gravitasi • Ekspansi momen multipol sumber 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan yang hendak penulis capai melalui penulisan ini adalah untuk membuat suatu model yang dapat menggambarkan efek gelombang gravitasi yang dibangkitkan oleh tumbukan antara dua bintang dalam sistem bintang ganda. 1.4 Anggapan Dasar Landasan utama yang dikemukan adalah • "Interaksi dalam suatu sistem bintang ganda yang berevolusi hingga terjadi tumbukan antara dua bintang neutron memiliki peluang yang sangat besar untuk terjadi" • "Tumbukan antara dua bintang neutron dengan massa yang lebih besar dari matahari dapat membangkitkan gelombang gravitasi yang kuat" 1.5 Hipotesis Jika Interaksi dalam suatu sistem bintang ganda yang berevolusi hingga terjadi tumbukan antara dua bintang neutron memiliki peluang yang sangat besar 1.6. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA 4 untuk terjadi dan Tumbukan antara dua bintang neutron dengan massa yang lebih besar dari matahari dapat membangkitkan gelombang gravitasi yang kuat maka dapat diasumsikan bahwa metode Post-Newtonian merupakan pendekatan yang memadai untuk menjelaskan efek gravitasi yang muncul pada tahap inspiral. 1.6 1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analitis, dimana teori dasar dan data yang diambil dari studi pustaka akan dianalisis. 1.6.2 Teknik pengumpulan data Untuk mengumpulkan data, penulis melakukan studi pustaka dari berbagai literatur yang meliputi referensi dari beberapa jurnal internasional, buku-buku sumber, maupun informasi dari berbagai media lain sebagai penunjang. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini penulis bagi menjadi 5 bagian. Bab pertama adalah pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penulisan, anggapan dasar, hipotesis, metode, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan. Bab kedua adalah teori dasar yang berisi tentang gravitasi terlinearisasi, perambatan gelombang gravitasi, pembangkitan gelombang gravitasi, dan radiasi gravitasi dari sistem bintang ganda. Bab ketiga adalah teori tentang ekspansi Post-Newtonian dari gelombang gravitasi. Bab keempat adalah analisis yang berisi perhitungan dari tumbukan antara dua bintang neutron dengan menggunakan parameter intrisik yang diperoleh dari hasil pengamatan. Bab kelima adalah simpulan dan saran yang berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis dan saran. 1.8. NOTASI 1.8 5 Notasi Sepanjang tugas akhir ini akan digunakan notasi matematika dari analisis tensor ruang-datar, kecuali dinyatakan sebagai yang lain. Koordinat (t, x, y, z) = (x0 , x1 , x2 , x3 ) diperlakukan sebagai koordinat cartesian (Minkowski) pada ruang datar Indeks a, b, c, . . . dimulai dari 0 sampai 3 dan indeks i, j, k..dimulai dari 1 sampai 3. Turunan parsial ditulis sebagai berikut: ∂t = ∂ , ∂t ∂x = ∂ , ∂x ∂y = ∂ , ∂y ∂z = ∂ . ∂z (1.1) Indeks dinaikkan dan diturunkan dengan menggunakan metrik Minkowski dengan basis pada persamaan (1.1) dan memiliki komponen η00 = −1, ηjk = δjk = (Kronecker delta). (1.2) Indeks bawah yang berulang akan dijumlahkan menurut Ai B i = Ax B x + Ay B y + Az B z . (1.3) Indeks bawah digunakan untuk menyatakan vektor dan tensor. Penggunaan indeks atas adalah untuk menyatakan notasi yang lain. Ketika ditemukan suatu baris dari banyak (misalkan l) indeks pada sebuah tensor, maka penulisannya dapat disingkat sebagai berikut: SL ≡ Si1 i2 ...il . (1.4) Jadi, huruf kapital menyatakan barisan dari indeks bawah. Bagian simetrik dari tensor akan dinyatakan dengan menggunakan tanda kurung pada indeksnya Sab<cde> ≡ 1 (Sabcde + Sabdec + Sabecd + Sabdce + Sabedc + Sabced ) . 6 (1.5) Tensor yang sepenuhnya simetrik dan bagian trace-free dari tensor akan dinotasikan oleh 1 1 1 TÌ‚abc ≡ T<abc> − δab T<jjc> − δac T<jbj> − δbc T<ajj> , 5 5 5 (1.6) 1.8. NOTASI 6 bagian transverse akan dinotasikan oleh "T", [Tabc ]T ≡ Pai Pbj Pjk Tijk , Pjk ≡ δjk − nj nk ≡ tensor proyeksi transverse; (1.7) (1.8) dan, bagian transverse-traceless akan dinotasikan sebagai 1 [Tab ]T T ≡ Paj Pbk Tjk − Pab < Pjk Tkj > . 2 (1.9) Untuk sembarang integer l, l! ≡ l(l − 1) . . . 2 · 1 (1.10) l!! ≡ l(l − 2)(l − 4) . . . (2 atau 1). (1.11) Dalam persamaan post-Newtonian, orde persamaan akan dinyatakan oleh O(1/c2n ), dimana n menyatakan orde PN.