Kepuasan Pelanggan sebagai Sarana Keberhasilan Usaha Sri Wahyuni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi PPKn, Universitas Veteran Bangun Nusantara, Jl. Letjen Sujono Humardani No. 1, Sukoharjo 57521, Telp. (0271) 593156, Fax. (0271) 591065. Abstrak Dalam era persaingan global atau nation-borderless sekarang ini agar tetap survive maka setiap usaha harus senantiasa meningkatkan mutu produk atau jasa atau layanan usaha tersebut. Tool untuk itu diantaranya lewat akreditasi dan juga ISO. Dalam hal ISO maka suatu usaha harus mengetatiui mutu yang dikehendaki pelanggan (customer requirement), hal ini diantaranya diketahui lewat questioner atau kotak keluhan pelanggan. Selanjutnya usaha tersebut melakukan proses internal agar mutu meningkat clan hasilnya adalah kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Tetapi hal ini tidak serta merta usaha tetap survive kecuali usaha-usaha yang tetap mempertahankan kepuasan pelanggan internal karena dalam pengertian pelanggan tercakup pula pengertian pelanggan internal yang tidak lain adalah karyawan. Karyawan yang terpuaskan keinginan dan kebutuhannya pasti akan loyal kepada perusahaan. Loyatitas karyawan akan berubah kualitas pelayanan yang meningkat dan pelayanan yang meningkat kepada customer (eksternal) akan berdampak kepada loyalitas kepada produk atau jasa usaha tersebut. Kata Kunci : Kepuasan Pelanggan dan Keberhasilan Usaha Pendahuluan Banyak diantara staf edukatif dan administartif Universitas Veteran Bangun Nusantara yang mempunyai usaha di luar kampus, baik milik pribadi, keluarga atau perusahaan. Usaha tersebut dapat bergerak dalam bidang produksi manufaktur, pertanian, peternakan, perkebunan, furniture, real-estate, jasa atau usaha lain. Disadari atau tidak, usaha tersebut selalu berhubungan dengan pelanggan, baik antara dokter, dokter gigi, apoteker, perawat dengan pasien, antara hakim, jaksa, pengacara dengan client, antara ritel, apotek, rumah sakit, warung, penggilingan padi, furniture, perkebunan, pertanian, dan lain-lain dengan pelanggan. Pelanggan sebagai raja sudah kita ketahui sejak kita belajar ilmu ekonomi sejak bangku SMP atau SMA, tetapi lebih dari itu kita tidak atau belum tahu. Setiap makhluk hidup pasti mempunyai tujuan, demikian pula halnya dengan manusia. Tujuan tersebut (apabila ditanyakan kepada orang per orang) pasti berbedabeda. Ada yang menjawab berlomba dalam kebajikan (fastabikul khoirot), ada yang menjawab ingin selamat dunia, selamat akherat dan terhindar dari siksa api neraka. Ada pula yang menjawab sekadar mampir ngombe, ada pula yang menjawab emang gua pikirin. ada pula yang jawabannya lain. Dalam hal bertahan untuk hidup (survive) seseorang harus bekerja, baik pada usaha sendiri, pada negara, pada perusahaan milik perorangan atau milik pemerintah atau penanaman modal dalam negeri atau penanaman modal asing dan lain-lain. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Usaha-usaha tersebut supaya tetap survive harus mendapatkan margin atau keuntungan atau surplus keuangan dari usahanya. Agar usaha-usaha tadi memperoleh keuntungan mereka harus dapat menjamin kepuasan pelanggan (customer oriented => customer satisfaction). Pendek kata, para pelanggan akan semakin memegang peran kunci keberhasilan perusahaan pada masa-masa yang akan datang. Hal ini memaksa perusahaan-peusahaan untuk lebih beorientasi eksternal dengan cara memberikan pelayanan dengan mutu sebaik mungkin kepada pelanggannya. Tjiptono (2000: 41-54) mengutip beberapa definisi kepuasan pelanggan diantaranya: Menurut Tse dan Wilton bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah merupakan respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan pemakaiannya. Kemudian menurut Wilkie, kepuasan pelanggan merupakan suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Sedangkan menurut Engel, kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan pelanggan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan. Hubungan antara keinginan pelanggan dengan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan disyaratkan oleh surveyor agar suatu perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001: 2000 atau ISO 9001: 2008 tentang sistem manajemen mutu. QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) R C U S T O M E e q u i r e m Manageme nt Measurem ent, Analysis Resource Manageme Input Product Realizati Outpu C U S T O M E S a t i s f a c t Gambar Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2000 (V. Gasperstz, 2005) Dari gambar di atas diketahui agar perusahaan dapat memuaskan pelanggan harus mengetahui keinginan pelanggan. Setelah keinginan pelanggan diketahui segera dilakukan realisasi keinginan tersebut yang merupakan proses intern perusahaan. Hasil akhirnya adalah kepuasan pelanggan. Proses initern perusahaan inilah yang menjadi penentu keberhasilan suatu usaha. Contoh dan keinginan pelanggan seperti disampaikan Alma (1998) dalam jurnal seperti di atas menyatakan kosumen menginginkan layanan yang baik dengan harapan sebagai berikut: (1) Kualitas layanan yang konsisten. (2). Sikap personil yang selalu ramah (tetap tersenyum sekalipun hati sedang gundah). (3). Kejelasan suara, gambar, atau cetakan. (4). Tidak terlalu sering gangguan, kerusakan, kalaupun ada segera diperbaiki. (5). Successfull Call Ratio (SCR) yang tinggi. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com Kepuasan pelanggan akan mendorong loyalitas pelanggan. Pada jurnal yang disebut di atas, diketahui hasil penelitian Pilar (2000) menyimpulkan, bila konsumen yang merasa puas dapat mempengaruhi satu saja teman atau rekannya mengenai kehebatan suatu produk atau jasa yang ditawarkan suatu perusahaan dan akhirnya mendatangkan seorang konsumen pelanggan baru, maka nilai konsumen atau pelanggan yang pertama itu menjadi bertambah dua yang terkadang tidak disadari oleh banyak pemasar atau perusahaan. Umumnya masih acuh bagaimana konsumen atau pelanggan. Menguntip analisis Elu (1997), bahwa pembelian dan pelanggan-pelanggan yang loyal merupakan faktor utama yang menentukan profitabilitas perusahaan. Pelanggan yang loyal tercipta dari kepuasan akan pelayanan yang mereka peroleh yang selanjutnya tanpa ada paksaan akan kembali untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk yang sama dan pelayanan yang sama atau lebih baik dan pertama. Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan, dari dipupuk sepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain = monopoli) apabila sepanjang pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Extemal Service Value mendorong tercapainya Customer Satisfaction.Pengusaha membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang dikorbankannya lebih sedikit dan apa yang didapatkannya. Hal ini tak hanya dari sisi price tetapi merupakan satu paket yang bernama service delivery. Positive Value inilah yang merupakan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan, dan pada akhimya mereka akan memiliki suatu pandangan (perception) mengenai valuable/tidaknya produk/perusahaan tersebut bagi mereka yang bermuara kepada puas/tidaknya mereka. Retention clan Productivity Karyawan mendorong terciptanyaExternal Service Value. Baik buruknya Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangantangan karyawan yang bekerja di perusahaan. Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah pasti berasal dari para karyawan yang “betah” bekerja di perusahaan, tidak hanya betah tetapi juga “bergerak”, dalam artian meningkat produktivitasnya. Betah dan produktif di sini tidak terpisahkan, karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan, namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada perusahaan. Kepuasan Karyawan mendorong terciptanya Retention clan Productivity.Karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa dari dalam diri sang karyawan, terhadap pekerjaannya, atasannya, peralatan dan fasilitas, serta aspek-aspek lainnya. Banyak terjadi karyawan ditekankan untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu, namun tidak didukung dengan peralatan/sarana, otoritas, bimbingan atasan, sehingga alhasil berdampak kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan. Dengan kata lain, banyak perusahaan yang menekankan kepada kepuasan pelanggan, tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan. Pelayanan internal mendorong tercapainya kepuasan karyawan. Kepuasan karyawan berpangkal dari apa yang sering disebut-sebut sebagai internal chain of service (rantai pelayanan internal). Ketepatan dan kenyamanan desain pekerjaan, jenis PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com pekerjaan, proses seleksi dan pengembangan, pengakuan dan penghargaan, serta peralatan/fasilitas untuk melakukan pelayanan kepada “the next process” (because the next process is your customers), akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah, dalam artian “Anda melayani dengan baik, Anda juga dilayani dengan baik”. Hubungan hal-hal yang tersebut di atas dapat dilihat pada gambar berikut. The Links in the service-profit chain Operating Strategy and Service delivery system Service Concept Business Result Employee Retention Internal Service quality Revenue Grow th Customer Satisfaction Employee • • • • • Employee Workplace design productiv ity Job design Employee selection and development Employee rewards and recognition Tools for serving customers Result for customers Service designed and deliverer to meet targeted customer’ needs Customer loyality • Retension Profitability • Repeat business • Reveral Penutup Telah disampaikan bahwa kepuasan pelanggan (customer satisfaction) sebagai sarana keberhasilan usaha yang dimulai dari bagaimana mengetahui keinginan pelanggan, memuaskan pelanggan yang akan berdampak pada loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan akan mengakibatkan keuntungan usaha (growth revenue) semakin besar dan ini mengakibatkan kesejahteraan karyawan (employee satisfaction) meningkat. Karyawan yang kesejahteraannya meningkat akan loyal kepada perusahaan dan produktivitas perusahaan akan meningkat. Daftar Rujukan Alam, Buchari, 1998, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta. Elu, Wilfridus B, 1997, Membangun Keuggulan Melalui Relationship Marketing, Jakarta : Majanemen Usahawan=Lembaga Manajemen, FE UI. Gaspersz V, 2001, ISO 9001: 2000 and Continual Quality Improvement, Jakarta : PT. Gramedia PU. Pusat Data dan Analisis Pilar, 2000, Pelayanan yang Efektif, Jakarta : Pilar No. 90 th III/1023 Mei. Tjiptono, Fandy, 1998, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi Offset. PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com