BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Laporan Umumnya sistem laporan akuntansi disusun dengan memperhatikan tujuan dan kegunaan dari laporan tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan (different report for different purposes). Berdasarkan tujuan tersebut, maka laporan akuntansi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis laporan utama yaitu • Laporan Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Report) • Laporan Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting Report) Laporan Akuntansi (Financial Accounting Report) diperlukan sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak luar sebagai pemegang saham, kreditur dan pihak ketiga lainnya. Laporan Keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku umum. Laporan Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting Reports) bertujuan untuk membantu manajemen dalam mengendalikan dan mengarahkan operasi perusahaan. Umumnya laporan akuntansi manajemen tidak disusun berdasarkan suatu standar yang baku tetapi disesuaikan dengan kebutuhan informasi dari pihak manajemen perusahaan dengan berpedoman pada kondisi saat itu., maka umumnya laporan akuntansi manajemen sangat bervariasi. 5 6 2.1.1 Pengerian Laporan Akuntansi Keuangan Seperti diuraikan diatas bahwa Laporan Akuntansi (Financial Accounting Report) diperlukan sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen terhadap pihakpihak luar sebagai pemegang saham, kreditur dan pihak ketiga lainnya. Laporan Keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku umum. Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar dalam pembuatan laporan lainnya serta untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Untuk memahami tentang kondisi dan keadaan keuangan suatu perusahaan diperlukan interpretasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. 2.2 Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah alat ukur akuntansi yang berguna untuk menentukan kinerja keuangan suatu perusahaan, baik pada saat sekarang maupun masa mendatang. Ditinjau dari sumber datanya, rasio keuangan dapat dibagi menjadi : 1. Rasio neraca, yaitu rasio yang sumber datanya dari neraca. 2. Rasio Laporan Rugi/Laba yaitu angka-angka rasio yang datanya diambil dari laporan rugi/laba 3. Rasio antar laporan yaitu rasio yang sumber datanya berasal dari neraca dan laporan rugi/laba. 7 2.2.1 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh tempo. Ada dua pendekatan yang dilakukan untuk pengukuran tersebut. • Current Ratio • Acid Test Ratio 2.2.1.1 Current Ratio Current ratio adalah rasio yang merupakan indikator terbaik yang menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar dapat dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini sering digunakan sebagai ukuran dari ketahanan perusahaan dalam mengkonversi nilai perusahaan menjadi kas pada saat jatuh tempo. Aktiva lancar Current Ratio = ------------------------Kewajiban lancar Aktiva lancar : kas, piutang dagang dan persediaan barang dagang 2.2.1.2 Acid Test Ratio/Quick Ratio Rasio ini dihitung dengan mengeluarkan persedian dari aktiva lancar dan dibagi dengan kewajiban lancar. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan aktiva yang paling tidak mudah dicairkan dan unsur tersebut sering merupakan kerugian jika terjadi likuidasi. 8 Aktiva lancar - persediaan Acid Test Ratio = -----------------------------------Kewajiban Lancar Pendekatan kedua melihat likuiditas suatu perusahaan adalah dengan menganalisis kemampuan mengkonversi piutang dagang dan persediaan barang dagang menjadi kas. Konversi piutang dagang menjadi kas diukur dengan menghitung berapa lama dibutuhkan waktu untuk menagih piutang dagang 2.2.2 Analisis Laba Operasi Analisis laba operasi di pakai untuk mengetahui apakah laba yang diperoleh relatif cukup dibandingkan dengan aset yang diinvestasikan. Seandainya aset yang di investasikan tersebut disimpan di bank, berapa bunga yang akan diperoleh, mana yang lebih menguntungkan, diinvestasikan atau hanya disimpan dibank. 2.2.2.1 Net Profit Margin Net Profit Net Profit Margin = ---------------------Sales 2.2.2.2 Operating Profit Margin Operating Income Operating Profit Margin = --------------------------------Sales 9 Semakin besar prosentase Operating Profit Margin, semakin besar pula kemampuan dan daya tahan perusahaan untuk menghasilkan laba 2.2.3 Analisis Hutang Aset didapat dari ekuitas ditambah dengan hutang (liabilities). Adanya hutang akan mempengaruhi beberapa hal dalam perusahaan yaitu : 1. Pemberi kredit akan menitik beratkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan. 2. Dengan menggunakan hutang, maka pemilik memperoleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan. 2.2.3.1 Debt Equity Ratio (DER) Total Debt Debt Equity Ratio (DER) = -------------------------Total Equity Debt Equity Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban dari laba usaha 2.2.4 Analisis Pengembalian Investasi Tujuan dari investasi adalah mendapat pengembalian yang baik. Dengan bertambahnya investasi diharapkan keuntungan juga meningkat. Akan tetapi apakah hasil investasi tersebut memberi hasil seperti yang diharapkan. Hal tersebut dapat diukur dari : 10 1. Return On Equity (ROE) Total Debt Return On Equity = ------------------Total Equity 2. Return On Total Asset (ROA) Laba bersih pemegang saham biasa Return On Total Asset = ---------------------------------------------Total Aktiva 2.3 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan suatu konsep pengukuran kinerja (performance measurement) keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stern Stewart & Co, sebuah perusahaan konsultan keuangan yang berkantor pusat di kota New York, Amerika Serikat. Pemilik, tentu saja, menginginkan pengelola bekerja sekeras mungkin, agar uang yang di investasikan mendapatkan imbal hasil (return) tinggi relatif terhadap risiko yang diambil. Dengan demikian, nilai perusahaan akan meningkat. Para pakar ilmu keuangan menganjurkan, tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan di sini dibatasi sebagai nilai total kapital, yang terdiri dari utang dan ekuitas (saham atau modal sendiri). Banyak pula yang berargumen bahwa memaksimumkan nilai perusahaan bisa direduksi menjadi memaksimumkan nilai saham. 11 Logikanya, karena pemegang saham merupakan pihak yang prioritasnya terakhir dalam pembagian "kue" laba perusahaan. Untuk memaksimumkan pangsa kue yang terakhir ini, tentunya pangsa kue pihak yang lebih senior (seperti pemberi utang atau investor obligasi) harus terpenuhi lebih dulu. Oleh karena itu, selama aturan senioritas dipatuhi, memaksimumkan nilai saham sama dengan memaksimumkan nilai perusahaan. Jadi, keduanya sama-sama bertujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Memakai ukuran tradisional, seperti imbal hasil bagi ekuitas (return on equity/ROE) atau bagi aset (return on asset/ROA), tidaklah cocok untuk tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. ROE dan ROA bersifat jangka pendek, sering terdistorsi oleh aturan akuntansi yang bervariasi, dan belum memperhitungkan biaya ekuitas. Besaran yang langsung mengukur penciptaan nilai adalah market value added (MVA). Konsep ini dikembangkan oleh Stern, Stewart & Co. MVA adalah total nilai pasar semua saham dan utang perusahaan (artinya, berapa jumlah yang diperoleh investor kalau semua investasinya berupa saham dan utang atau obligasi dijual ke pasar finansial) dikurangi total modal yang diinvestasikan (berupa ekuitas, laba ditahan, utang lewat pasar modal dan utang terhadap bank). Jika MVA positif (negatif), berarti manajer berhasil (gagal) menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Sebagai contoh, menurut perhitungan Stern Stewart & Co yang dipublikasikan di majalah Fortune, perusahaan Cisco System selama ini telah menggunakan US$ 9,5 milyar uang dari investor saham dan utang untuk membiayai riset, laboratorium, 12 inventaris, dan pengeluaran lainnya. Pada awal 1999, nilai perusahaannya adalah US$ 145 milyar. Jadi, MVA yang diciptakan pengelolanya adalah US$ 135,5 milyar. Berdasarkan MVA, dapat dibuat kontrak untuk menentukan besarnya bonus kinerja bagi pengelola. Masalahnya, MVA adalah ukuran kumulatif jangka panjang. Padahal, bonus kinerja biasanya perlu dibayar setiap tahun. Sebagai aproksimasi bagi penciptaan nilai setiap tahunnya, diperkenalkanlah konsep economic value added (EVA) atau nilai tambah ekonomis. EVA adalah laba operasional bersih setelah pajak dikurangi biaya modal. Biaya modal telah mencakup biaya bunga utang dan biaya ekuitas, atau modal sendiri. Bila laba ini lebih besar dari biaya modal, maka terciptalah nilai tambah bagi perusahaan. Dalam jangka panjang, penciptaan nilai tahunan ini akan tercermin dalam MVA. Bonus bagi pengelola dapat diberikan tiap akhir tahun dalam bentuk tunai dihitung berdasarkan persentase dari EVA, atau bisa juga dalam jangka panjang berupa saham (atau yang lebih canggih lagi seperti opsi saham) sebagai persentase dari MVA. Dengan penetapan bonus kinerja seperti ini, keinginan pengelola akan lebih sejalan dengan keinginan pemilik. Jadi, pengelola otomatis akan bekerja bagi kepentingan pemilik tanpa harus pemilik mengontrol setiap detik. EVA dapat didefinisikan sebagai laba operasi setelah pajak (Net profit after Tax) yang dikurangi dengan total biaya modal (cost of capital). EVA merupakan pendapatan sisa (residual income) yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi. Berdasarkan definisi diatas, EVA ditentukan oleh dua hal yaitu laba operasi setelah pajak yang menggambarkan hasil penciptaan nilai didalam perusahaan, sedangkan biaya modal dapat di artikan sebagai pengorbannan yang dikeluarkan 13 untuk penciptaan nilai tersebut. Konsep ini menunjukkan bahwa EVA adalah estimasi laba riil (true economic profit) suatu perusahaan selama setahun yang secara substansial berbeda dengan laba akuntansi. EVA sebagai alat ukur kinerja perusahaan, melibatkan perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC). Dengan demikian perhitungannya akan mencakup perhitungan masing-masing komponennya yaitu biaya hutang (cost of debt) dan biaya modal sendiri (cost of equity). Menurut pernyataan Alex Miller (1998) : Economic Value Added merupakan satu-satunya pengukur kinerja dalam aspek profitabilitas yang memperhitungkan biaya modal - “EVA ultimate measure of profits, because it is the only measure that considers all the costs associated with the bisiness and not just those normally reported in accounting statement, such as operating expense, interest and taxes”. Stern Stewart & Co sebagai pencetus metode dan konsep Economic Value Added merumuskannya sebagai berikut : EVA = Net Operating After Tax – (WACC * Operating Capital) EVA= EBIT(1-Corporate Tax Rate)-(Operating Capital * WACC) EVA=Operating Capital*(ROIC-WACC) MVA = Market Value of Stock – Total Common Equity MVA = (shares outstanding)(Stock Price)-Total Common Equity Return On Invested Capital = NOPAT/Operating Capital EVA sebagai alat ukur kinerja keuangan, sesuai juga digunakan untuk menilai kinerja operasional karena secara wajar juga mempertimbangkan required rate of return yang diinginkan oleh investor dan kreditur. Dengan demikian, langkah- 14 langkah untuk menentukan EVA adalah : menghitung biaya hutang, menghitung biaya modal sendiri, menghitung struktur permodalan (capital structure) , menghitung NOPAT (Net Operating Profit After Tax), menghitung biaya modal ratarata tertimbang, dan terakhir baru dapat menghitung EVA. Meskipun EVA masih merupakan sebuah pengukuran laba, hal itu tidak terikat oleh konvensi akuntansi. Jika prinsip-prinsip akuntansi yang secara umum diterima menyimpangkan pengukuran dari modal yang diinvestasikan atau laba operasi, pengguna dapat membuat penyesuaian yang penting untuk meningkatkan presisi EVA sebagai alat ukur penciptaan nilai 2.4 Biaya Modal (Cost of Capital) Konsep cost of capital merupakan konsep yang menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber dana. Pengetahuan mengenai biaya modal membantu manajer keuangan untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan struktur permodalan perusahaan. Biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan modal yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Dalam menghitung biaya modal, kita juga perlu mengetahui struktur modal perusahaan. Struktur modal adalah merupakan pertimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa yang dipergunakan perusahaan. 15 Pengertian required rate of return sebenarnya dapat dilihat dari dua sisi. Dari pihak investor, tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang di isyaratkan merupakan pencerminan dari tingkat risiko, aktiva yang dimiliki dan struktur modal serta faktor lain seperti manajemen perusahaan. Sedangkan di pihak perusahaan, tingkat keuntungan yang diminta merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal dari pemegang saham (Sartono, 1999, p 217). Dalam menentukan biaya modal perusahaan perlu diperhatikan 3 alasan yaitu: • Memaksimumkan nilai perusahaan dengan mensyaratkan adanya minimasi semua biaya input termasuk biaya modal. • Keputusan investasi yang tetap mensyaratkan estimasi biaya modal yang tepat • Beberapa keputusan lain seperti leasing, pembelian obligasi perusahaan dan manajemen modal kerja memerlukan estimasi biaya modal (Eugene & Gapenski, 1997, p 334). Dengan demikian biaya modal dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya riil dari penggunaan modal dari masing-masing sumber dana, untuk kemudian menentukan biaya modal rata-rata keseluruhan dana yang digunakan didalam perusahaan. 2.4.1. Biaya Hutang (cost of debt) Biaya hutang menunjukkan berapa biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena perusahaan menggunakan dana yang berasal dari pinjaman. Biaya hutang perusahaan tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang diminta (required rate 16 of return) oleh investor. Besarnya tingkat keuntungan yang diminta investor (pemilik dana) tersebut adalah sama dengan tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang (present value) penerimaan di masa yang datang berupa bunga dan pembayaran pokok pinjaman. Dari pengertian definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya hutang merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan kreditur dan harus disediakan perusahaan akibat pemenuhan modal dengan menggunakan pinjaman dari kreditur. Sumber modal dapat berasal dari 1. Hutang jangka pendek (short term debt), yaitu hutang jangka pendek kurang dari 1 tahun 2. Hutang jangka panjang (long term debt), yaitu hutang yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun, sebagai contoh : Penerbitan Obligasi. Rumus Perhtungan biaya hutang: Cost of debt before tax (Kb) = Interest exspense/debt Cost of debt before tax (Kb) = Risk free + default risk premium Cost of debt before tax diperoleh dari risk free ditambah dengan default risk premium. Default risk adalah risiko penerbit obligasi tidak dapat melakukan pembayaran pokok dan bunga pada sasatnya, sedangakan risk free adalah tingkat bunga bebas risiko 17 Faktor pajak perlu di perhatikan dalam menaksir biaya hutang, karena umumnya pembayaran bunga bersifat tax deductable . Penaksiran arus kas untuk penilaian profitabiliti investasi di dasarkan atas dasar setelah pajak. Untuk perhitungan dalam biaya penggunaan hutang digunakan biaya hutang setelah pajak karena biaya bunga merupakan faktor pengurang pajak (tax deductable), sehingga rumus perhitungannya menjadi Kd = Kb (1-T) Dimana, Kd = biaya hutang setelah pajak Kb = biaya hutang sebelum pajak T = pajak yang dikenakan pada perusahaan 2.4.2 Biaya saham preferen (cost of prefered stock) Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang di syaratkan oleh investor saham preferen. Apabila saham preferen memiliki jatuh tempo, maka untuk mencari biaya modal saham preferen adalah sama dengan menghitung biaya modal hutang. Perhitungan biaya saham preferen: Kps = Dp / Pn Kps = Biaya saham preferen Dp = deviden saham preferen Pn = harga saham preferen 18 2.4.3 Biaya modal sendiri (Cost of Equity) Biaya modal sendiri didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang di syaratkan oleh investor saham biasa. Perusahaan dapat memperoleh biaya modal sendiri dengan dua cara yaitu dari laba ditahan dan mengeluarkan saham baru, dengan demikian pihak manajemen dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh dari dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan (Sartono, 1999,p225) Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung cost of capital terdiri dari : • The discounted cash flow model • The bond yield plus risk premium approach • The capital asset pricing model (CAPM) Untuk penulisan tesis ini hanya dibahas tentang CAPM. CAPM (model penilaian aktiva modal) dikembangkan oleh prof William Sharpe dan John Lintner Prosedur perhitungannya sebagai berikut: • Tetapkan perkiraan risk free yang umumnya ditetapkan berdasarkan suku bunga obligasi pemerintah atau SBI • Tentukan koefisien beta saham dan gunakan ini sebagai indeks risiko saham • Tentukan tingkat pengembalian menurut pasar atau pada rata-rata saham. Tingkat pengembalian ini disebut return market (Rm) 19 Rumus perhitungan CAPM (Scott, 1998,p231) Ke = Rft + beta (Rmt-Rft) Ke= biaya modal sendiri Rf = tingkat bunga bebas risiko Rm= tingkat pengembalian menurut pasar CAPM disusun sebagai model pengharapan (expectation model). Sedangkan pengujiannya didasarkan atas hasil sebenarnya (actual return) Perhitungan beta (Bodie, 2002,p166) Y= a + bX n∑xy - ∑x ∑y Beta = -------------------n ∑x2 – (∑x)2 X = tingkat pengembailan pasar Y = tingkat pengembalian saham Beta = covariance (Ri, Rm) / variance(Rm) 20 Definisi variance dan covariance (Bodie,2002,p164-165) adalah n ∑ Rmt2 –(∑Rmt)2 Var(Rm) = --------------------------n2 n (Rmt – Rm) (Rit – Ri) Cov (Ri, RM) = ∑ -------------------------------t-1 n dimana Rit = tingkat pengembalian saham minggu ke–t Rmt = tingkat pengembalian pasar minggu ke-t n = jumlah data Untuk menghitung tingkat pengembalian pasar (return market), dapat menggunakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan rumus sebagai berikut: IHSGt – IHSGt-1 Rmt = ----------------------IHSGt-1 Untuk menghitung tingkat pengembalian saham (return stock), dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Pt – Pt-1 Rt = -------------Pt-1 21 Dimana, IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu ke-t Pt = Harga saham pada waktu ke-t 2.5 Strategi Keuangan Berdasarkan EVA dan Shareholder Value Biaya modal adalah salah satu elemen dalam perhitungan EVA (Economic Value Added). Biaya modal merupakan biaya untuk melakukan bisnis dan harus diminimasi tanpa mengorbankan misi bisnis utama perusahaan. Hal ini bisa menjadi bahan pertimbangan dari manajemen. Dengan perhitungan EVA, manajer dapat mendorong nilai EVA dan meningkatkan penciptaan nilai dengan menggunakan aktiva dengan lebih efisien. Aktiva yang lebih sedikit berarti modal yang dipakai lebih sedikit, sehingga lebih sedikit beban modal serta menciptakan EVA lebih tinggi. Menghasilkan sebanyak mungkin penghasilan dan laba dari aktiva suatu perusahaan adalah komponen penting dari efisiensi operasi. Esensi dari strategi keuangan korporasi adalah untuk mencari alternatif keuangan yang meminimasi biaya modal, dengan demikian dapat memaksimasi Economic Value Added (EVA). Perusahaan harus menciptakan struktur modal yang optimal. (Young, 2001, p170). Dalam merancang struktur modal, spesialis keuangan perusahaan dapat memilih dari serangkaian susunan alternatif pembiayaan, yaitu: 22 • Hutang jangka pendek (pinjaman bank atau instrumen pasar uang) • Hutang jangka panjang (obligasi atau pinjaman bank) • Laba ditahan, penerbitan ekuitas baru, penerbitan saham istimewa dan jaminan. Perusahaan harus memperhitungkan proporsi hutang dan proporsi ekuitas yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktivanya. Perusahaan harus menetapkan intrumen yang paling layak untuk mencapai target strukur modal yang optimal. Dua faktor yang harus dipertimbankan dalam pilihan pada hutang atau ekuitas, yaitu: • Perlindungan pajak dari pembayaran bunga • Kesukaran biaya keuangan yang dapat timbul karena terlalu banyak hutang. Dua faktor yang juga memainkan peranan penting dalam keputusan struktur modal: • Biaya agency yang disebabkan oleh pemisahan kepemilikan dan kendali • Informasi yang tidak simetris Untuk menciptakan nilai, manajemen harus memiliki pengetahuan mendalam tentang variable kinerja yang memacu nilai bisnis (key value driver). Untuk menciptakan nilai dan meningkatkan nilai EVA, perusahaan harus mengupayakan: • Peningkatan pengembalian atas modal yang ada. Jika return on invested capital meningkat, sedangkan WACC dan modal yang diinvestasikan tetap maka EVA akan meningkat. 23 • Pertumbuhan yang menguntungkan, ketika sebuah investasi diharapkan mendapatkan pengembalian lebih besar dari WACC, maka penciptaan nilai terlaksana • Pelepasan dari aktivitas yang memusnahkan nilai. • Periode jangka panjang dimana diharapkan return on invested capital lebih besar daripada WACC. Melakukan periode keunggulan kompetitif lebih lama • Meminimasi biaya modal dan memaksimasi nilai dari perusahaan, dengan kemampuan aktiva menghasilkan arus kas yang baik. Untuk perusahaan berbentuk perseroan terbatas, sasaran strategik di perspektif keuangan disebut shareholder value. Para eksekutif perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal menghadapi tekanan yang semakin meningkat untuk menunjukkan bahwa mereka mampu menciptakan shareholder value secara teratur. Ada tiga alasan mengapa para eksekutif dituntut untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menciptakan shareholder value: • Pasar modal telah menjadi global investment. Investor dapat dengan mudah memindahkan investasi mereka kepada bisnis yang memberikan peluang hasil yang lebih tinggi. • Pentingnya prinsip good corporate governace diperusahaan-perusahaan Indonesia 24 • Eksekutif berkepentingan untuk menjaga diri mereka. Terjadinya banyak pengambilalihan perusahaan secara paksa (hostile take over) memberikan pelajaran kepada manajemen dari semua jenjang organisasi bahwa kinerja keuangan yang buruk tidak dapat diterima dan kemungkinan mengundang terjadinya perebutan pengendalian terhadap perusahaan. Untuk perusahaan yang terdaftar di pasar modal dapat menerapkan shareholder value apabila: • Manajemen menyediakan semua informasi kepada pasar modal. • Pasar percaya dan memiliki keyakinan terhadap manajemen perusahaan. 2.6 Market Value Added (MVA) Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. MVA = Nilai Pasar - Modal Yang di Investasikan Nilai pasar adalah nilai perusahaan, yakni, jumlah nilai pasar dari semua tuntutan modal terhadap perusahaan oleh pasar modal pada periode tertentu. Dengan kata yang lebih sederhana adalah jumlah nilai pasar dari utang dan ekuitas. Modal yang diinvestasikan adalah jumlah modal yang disediakan oleh penyedia dana pada periode yang sama. Nilai pasar mencerminkan keputusan pasar mengenai kinerja perusahaan dalam mengelolah modal yang di investasikan menjadi lebih besar. Semakin besar 25 nilai MVA, semakin baik. MVA negarif berarti investor kurang mempercayai kinerja perusahaan. (Young, David S, 2001, p 26 - 27) 2.7 Pasar Modal Pengertian pasar modal menurut Undang-undang tentang pasar modal Nomor 8 tahun 1995 adalah “Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”. Seorang investor dapat melakukan investasi pada aktiva riil atau real assets seperti membangun pabrik, membuat produk baru, menambah saluran distribusi dan lain-lain, atau pada financial assests atau bisa juga disebut securities seperti membeli sertifikat deposito, saham, obligasi, serta sertifikat reksadana. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai sekuritas jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal dijumpai pada banyak negara yang menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam menjalankan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari si pemberi pinjaman ke si peminjam. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang dimiliki si peminjam yang mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Sebaliknya si peminjam dapat melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi 26 perusahaan. Fungsi ekonomi dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para peminjam dari sipemberi pinjaman, tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut. Si pemberi pinjaman biasa disebut investor atau kreditor. Jenis-jenis sekuritas yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta menurut Suad Husnan (p36) adalah: • Saham Biasa Saham biasa adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Keuntungan yang dapat diperoleh si pemegang saham adalah dari pembayaran deviden dan kenaikan harga saham. Besar kecilnya deviden yang akan diterima oleh pemegang saham tidak tetap tergantung pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pemegang saham biasa mempunyai hak suara jika dilakukan pemungutan suara dalam RUPS untuk keputusankeputusan yang memerlukan voting. • Saham Preferen Saham preferen akan menerima deviden lebih dulu dari saham biasa, biasanya pemilik saham ini tidak mempunyai hak suara. • Obligasi Obligasi merupakan surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Obligasi ini membayarkan bunga yang dapat dilihat pada kupon yang menyertai obligasi tersebut. 27 • Obligasi observasi Obligasi konversi adalah obligasi yang dapat dikonversi atau ditukar dengan surat berharga lain • Sertifikat Right Sertifikat right adalah surat berharga yang memberikan hak kepada pemegang saham lama jika diterbitkan saham baru sehingga prosentase kepemilikan dari pemegang saham lama bisa dipertahankan. • Waran Waran adalah surat berharga yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan yang menerbitkan waran tersebut dengan harga tertentu pada waktu tertentu. Aktifitas evaluasi bagi para investor dipasar modal melalui badan-badan perantara pasar modal yang biasa disebut pialang, memiliki kepentingan yang tinggi terhadap informasi keuangan emiten, untuk memutuskan melakukan investasi di masa depan. 2.8 Saham Saham sebagai surat berharga mempunyai nilai dan dapat diperjual belikan. Dilihat dari sudut fungsinya nilai dari suatu saham ada 3 macam yaitu: 28 • Nilai Nominal (Par Value), biasa disebut juga nilai pari yaitu nilai yang dicantumkan pada saham yang bersangkutan, digunakan untuk tujuan akuntansi. • Harga Dasar (Base Price), ialah harga dasar dari suatu saham yang baru diterbitkan, biasa disebut juga harga perdana atau harga Initial Public Offering (IPO). Harga dasar ini akan berubah sesuai dengan aksi emiten yang dilakukan seperti stock split. • Harga pasar (Market Price), ialah harga yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Harga pasar suatu saham dapat dilihat pada pasar yang berlangsung di lantai burasa, biasanya harga ini bergerak naik atau turun terutama untuk saham yang aktif. Harga pasar saham saat pasar bursa efek ditutup disebut harga penutupan (closing price) Jenis Saham dari sudut kepemilikan ada 2 macam yaitu: • Saham atas nama (registered stocks), pemilik saham ini ditulis atau didaftar dengan jelas pada perusahaan tersebut sehingga saat menghitung pembagian deviden sudah jelas siapa yang akan menerimanya. Cara peralihan kepemilikan saham melalui suatu prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan dan nama pemilik dicatat dalam buku perusahaan yang berisi nama pemegang saham. Jika sertifikat hilang, pemilik dapat meminta penggantian. • Saham atas unjuk (bearer stocks), nama pemilik saham tidak dicatat atau didaftar pada perusahaan sehingga mudah dipindah tangankan dari satu 29 investor ke investor lain. Pihak yang memegang saham atas unjuk secara resmi adalah pemilik saham tersebut Menurut Robert Ang (1997:6.2) • Blue chip stock, saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader dari industri sejenisnya, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten membayar deviden. • Income Stock, saham dari suatu emiten yang dapat membayar deviden yang lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. • Well Known stock, saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan tinggi, sebagai leader dari industri sejenis dan mempunyai reputasi tinggi. • Speculative stock, saham dari emiten yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, tetapi mempunyai kemampuan yang tinggi dimasa yang akan datang tetapi belum pasti. • Counter Cyclical Stock, saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emiten mampu memberikan deviden yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten untuk memperoleh penghasilan yang tinggi. Emiten ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. 30 Saham-saham yang diperdagangkan dibursa efek Indonesia dapat dibagi atas tiga kelompok berdasarkan kapitalisasi yaitu: • Kapitalisasi besar (big cap), saham ini adalah saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya lebih besar atau sama dengan Rp 5 triliun. Saham berkapitalisasi besar ini biasa disebut blue chip atau disebut juga saham papan atas atau lapisan pertama. • Kapitalisasi sedang (mid cap), saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar antara Rp. 1 triliun sampai dengan Rp 5 triliun. Saham kelompok ini memberikan daya tarik tersendiri bagi investor karena return on investmentnya relatif besar dan harga sahamnya cenderum stabil atau naik. Umumnya perusahaan-perusahaan yang berkapitalisasi sedang ini adalah perusahaan yang cukup besar dan telah berada diindustrinya untuk jangka waktu yang cukup lama. Saham-saham dengan kapitalisasi sedang ini disebut juga saham lapis kedua. • Kapitalisasi kecil (small cap), saham yang termasuk kapitalisasi kecil adalah saham-saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar di bawah Rp 1 triliun. Saham pada kelompok ini menjanjikan return on investment yang tinggi karena harganya yang relatif murah, tetapi diiringi oleh risiko besar yaitu kerugian. Kerugian tersebut dapat juga terjadi karena harga saham pada kelompok ini bersifat agak labil dan sebagian besar adalah saham-saham tidur atau tidak aktif atau tidak pernah ditransaksikan untuk waktu yang lama. Saham kelompok ini disebut juga saham lapis ketiga. 31 Para pemegang saham biasa pada suatu perusahaan mempunyai hak-hak yang melekat dalam kepemilikan saham tersebut. Secara umum pemegang saham biasa mempunyai hak sebagai berikut: • Berhak atas pendapatan perusahaan (claims on income), setiap pemegang saham suatu perusahaan berhak menikmati keuntungan dari pendapatan perusahaan tersebut, umumnya dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden tunai atau deviden saham. • Berhak atas harta perusahaan (claims on assets), seorang pemegang saham mempunyai hak atas kekayaan perusahaan tersebut. Seandainya perusahaan dinyatakan pailit, maka sisa kekayaan setelah hasil likuidasi dikurangi pembayaran kepada kreditur dapat dibagikan kepada para pemegang saham. • Berhak atas suara (voting rights), dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) setiap pemegang saham mempunyai hak suara, juga saat dilakukan keputusan-keputusan dimana dilakukan pungutan suara atau voting. • Tanggung jawab terbatas (limited liability), pemegang saham perseroan mempunyai kewajiban atau tanggung jawab yang terbatas yaitu sebatas nilai saham yang dimiliki. • Hak memesan saham terlebih dahulu (preventive right), hak yang diberikan kepada para pemegang saham untuk membeli terlebih dahulu 32 jika perusahaan menerbitkan saham baru sehingga prosentase kepemilikan dari pemegang saham lama tetap terjaga. 2.9 Statistik Menurut Singgih Santoso (2000, p1), statistik adalah sekumpulan data, juga dapat dipakai untuk melakukan berbagai analisis terhadap data seperti peramalan (forecasting), melakukan berbagai uji hipotesis dan lainnya. 2.9.1 Data Statistik Statistik tidak dapat terlepas dari data. Menurut Umar (1997), data dapat diartikan sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol kode dan lainlain. Data merupakan alat penting bagi pembuat keputusan untuk mengambil keputusan yang benar-benar tepat dan menurut Dr. Nur Indriantoro, MSc., Akuntan (1999, p10), data adalah sekumpulan fakta yang diperoleh melalui pengamatan (observasi) langsung atau survei. Berdasarkan karakteristiknya data dapat dibagi sebagai berikut: 1. Data Primer dan sekunder Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. 33 2. Data Internal dan eksternal Data internal merupakan data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset yang dilakukan. Data eksternal merupakan data yang didapat dari luar perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan. 3. Data time series dan cross section Data time series atau data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan atau tahunan. 4. Data dengan variabel bebas (independent) dan variabel terikat/tidak bebas (dependent). Jika dalam suatu fenomena ada data yang dikelompokkan dalam variabel yang saling berhubungan dengan data yang berada pada variabel lain. Variabel yang tergantung pada variabel lain disebut variabel terikat, sedangkan variabel yang tidak tergantung dengan variabel lain disebut variabel bebas. 5. Data Berskala Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri suatu obyek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri tersebut. Pengukuran skala terdiri dari 4 macam: • Skala Nominal, skala yang diberikan kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi hanya sekdedar kode atau label. 34 • Skala Ordinal, skala yang merupakan urutan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama. • Skala Interval, skala yang merupakan urutan objek tertentu berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara satu objek dengan obyek lainnya adalah sama. • Skala Rasio, skala yang mencakup tiga skala diatas dengan tambahan sifat lain yaitu ukurannya mempunyai nilai nol. Karena adanya titik nol maka ukuran rasio dapat dibuat dalam perkalian maupun pembagian. Angka pada skala ini merupakan ukuran yang sebenarnya dari obyek yang diukur. 2.10 Least Square Method Least square method (sometimes called regression model) is a statistical approach to estimate an expected value or function with the highest probability from the observations with random errors. The highest probability is replaced by minimizing the sum of square of residuals in the least square method (http://www.profc.udec.cl/~gabriel/tutoriales/giswb/vol2/cp2/cp2-5.htm). Metode least square menurut sebutannya dalam bahasa inggris, adalah pengukuran trend yang sangat rumit. Apabila suatu trend digambarkan sebagai garis lurus, maka secara matematika akan memenuhi rumus : Y=a + bX 35 Dimana, a adalah konstanta intercept b adalah slope antara perubahan Y berbanding perubahan X diantara 2 titik (Xi, Yi) yang berbeda dari suatu garis lurus Untuk melakukan perhitungan slope (b) dipakai rumus ∑ ( x2 – x1 ) ( y2 – y1) b = ------------------------------------∑ ( x2 – x1 )2 Dan perhitungan interceptnya (a) dipakai rumus a = yi – b xi Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa nilai a dan b akan mempengaruhi bentuk suatu garis dan persamaan matematikanya 2.11 Korelasi Korelasi ialah untuk melihat tingkat keeratan antara variabel bebas dan variabel terikat. Tingkat keeratan tersebut dinyatakan dengan koefisien korelasi dengan rumus sebagai berikut : n ∑ Xi Yi - ∑ Xi ∑ Yi r = -------------------------------------------------------------√ ( n ∑ Xi 2 - (∑ Xi )2 ) √ (n ∑ Yi 2 - (∑ Yi )2 ) 36 r = tingkat keeratan antar variabel ( koefisien korelasi) Xi = Variabel bebas Yi = Variabel terikat n = Jumlah Sampel Jika r = 1, hubungan x dan y sempurna dan positif Mendekati 1 hubungan x dan y sangat kuat dan positif. Jika r = -1, hubungan x dan y sempurna dan negatif Mendekati -1 hubungan x dan y sangat kuat dan negatif. Jika r = 0, hubungan x dan y sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali. Hubungan x dan y beserta koefisien korelasi, dapat digambarkan sebagai berikut: Kuat ( - ) Kuat ( + ) ! ----------------------- --------------------" -1 ----------------------- -------------------- + 1 ------------------------" Lemah (-) 0 -------------------" Lemah ( + ) 2.12 Regresi Berganda Analisis variabel berganda (mulivariate analysis) merupakan teknik statistik yang telah banyak diterapkan secara luas dalam berbagai penelitian. Teknik ini 37 memusatkan pada struktur hubungan simultan diantara tiga atau lebih fenomena dan mencari jalan keluar yang sangat mudah. Secara umum teknik ini dapat dibagi dua golongan, teknik ketergantungan dan saling ketergantungan. Regresi berganda merupakan salah satu teknik ketergantungan dalam analisis variabel berganda. Syarat penggunaannya adalah hanya terdapat satu variabel terikat dan lebih dari satu variabel bebas dalam permasalahan yang diteliti. Variabel bebas tersebut serta semua variabel terikat yang ada harus berupa angka. Persamaan umum regresi berganda adalah sebagai berikut: Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + ……+ βk Xk + ε β0 = Konstanta, nilai Y pada saat semua variabel X bernilai 0 βi = kemiringan permukaan regresi atau permukaan respon, menyatakan koefisien regresi dari variabe Xi ε = Variabel kesalahan, berdistribusi normal dengan rata-rata 0. Untuk tujuan perhitungan, di asumsikan 0 Untuk menentukan apakah terdapat hubungan linier antara setiap variabel bebas X dengan variabel terikat Y, dapat dilakukan dengan melakukan uji koefisien terhadap semua koefisien dari masing-masing variabel bebas. 38 2.13 Uji t Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien-koefisien regresi signifikan atau tidak. Sebelum melakukan pengujian, biasanya dibuat hipotesis terlebih dahulu (Nachrowi, 2002, p 25). Hipotesis tersebut berbentuk: H0 : β = 0 Ha : β ≠ 0 Hipotesis diatas mempunyai arti, berdasarkan data yang tersedia, akan dilakukan pengujian terhadap β (koefisien regresi populasi), apakah sama dengan nol, yang berarti tidak mempunyai pengaruh kuat terhadap variabel terikat, atau tidak sama dengan nol, yang berarti variabel bebas mempunyai pengaruh kuat terhadap variabel terikat. Uji t didefinisikan sebagai berikut: βi t = ----------------------SE ( βi ) Dimana, βi = koefisien regresi ke i SE = standar Error Bila ternyata, setelah dihitung │t │ > t tabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Pada tingkat kepercayaan dengan α = 0.05, maka dengan menggunakan p-value, yang merupakan representasi dari t hasil perhitungan dan t tabel, didapat kondisi, bila 39 p-value < 0.05, maka maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima atau dengan kata lain bahwa βi. statistically significance.