6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Reksa Dana Apa sebenarnya reksadana itu ? Beberapa definisi di bawah ini akan menjelaskannya : Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi yang telah mendapat ijin dari Bapepam. (Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat 27) Menurut Fabozzi & Modigliani (2003, 65) mendefinisikannya sebagai berikut : Open-end funds, commonly reffered to simply as mutual funds, are portfolios of securities, mainly stocks, bonds, and money market instruments. Investors in mutual funds own a pro rata share of the overall portfolio, which is managed by an investment manager of the mutual fund who buys some securities and sell others. Per definisi, reksa dana merupakan suatu perusahaan yang menanamkan modalnya dalam berbagai portofolio saham beragam (diversified portfolio). Perusahaan reksa dana menjual saham kepada pemodal dengan menjanjikan nilai 7 tambah dalam wujud perubahan dividen, capital gain, dan kenaikan net asset value (NAV). Dengan demikian perusahaan reksa dana merupakan suatu institusi pelayanan keuangan (financial service organization) atau perusahaan pengelola dana. Perusahaan reksa dana menerima titipan uang dari pemegang saham untuk selanjutnya menginvestasikan dana tersebut atas nama pemegang saham dalam suatu portofolio beragam. Dengan kata lain investasi dalam reksa dana mewakili suatu posisi pemilikan dalam suatu sekuritas / surat berharga yang dikelola secara profesional. Apabila pemodal membeli saham di reksa dana, maka investor yang bersangkutan berstatus sebagai pemilik atas bagian portofolio sekuritas perusahaan reksa dana tersebut. Secara ringkas, konsep reksa dana (mutual funds) merupakan suatu cara mengalihkan pemilikan surat-surat berharga dan manajeman portofolio kepada pengelola uang profesional (professional fund manager). Dengan melakukan investasi melalui pemilikan saham reksa dana berarti seorang investor menikmati diversifikasi investasi yang lebih luas dibandingkan melakukannya secara individual. Pada intinya reksa dana menganut konsep pooled diversification, yang idenya mirip dengan konsep asuransi, dimana sumber dana perorangan dihimpun untuk suatu manfaat bersama. Di Indonesia, investor umumnya masih melihat investasi portofolio, saham dan obligasi di pasar modal sebagai investasi yang belum tentu 8 mendatangkan hasil yang lebih baik dari investasi pada deposito. Hal ini disebabkan karena banyaknya biaya yang harus ditanggung investor. Biaya-biaya itu seperti biaya transaksi, biaya komisi, pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak dividen. 2.2 Mengenal Reksa Dana 2.2.1 Pengelola Reksa Dana : Manajer Investasi dan Bank Kustodian Berbeda dengan deposito yang hanya dikelola oleh satu pihak yaitu bank, reksa dana dikelola oleh dua pihak, yaitu Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Manajer Investasi bertanggungjawab atas seluruh kegiatan investasi. Kegiatan ini meliputi analisa dan pemilihan jenis investasi, mengambil keputusankeputusan investasi, memonitor pasar investasi dan melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk kepentingan investor. Sementara itu Bank Kustodian bertindak sebagai penyimpan kekayaan (safe keeper) serta administrator reksa dana. Dana yang terkumpul dari sekian banyak investor bukan merupakan bagian dari kekayaan Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Oleh karena itu dana tersebut tidak masuk dalam neraca Manajer Investasi maupun Bank Kustodian. Dana dan kekayaan (surat-surat 9 berharga) yang dimiliki oleh reksa dana adalah milik para investor dan disimpan atas nama reksa dana di Bank Kustodian. Manajer Investasi adalah perusahaan, bukan perorangan, yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek milik nasabah. Sementara Bank Kustodian adalah bagian dari kegiatan usaha suatu bank dalam bidang penyimpanan surat berharga serta administrasinya. Untuk dapat melakukan kegiatan usahanya, baik Perusahaan Manajer Investasi dan Bank Kustodian harus memperoleh ijin dari Bapepam. 2.2.2 Mekanisme Kerja Reksa Dana Selain Manajer Investasi, Bank Kustodian dan investor, mekanisme kerja reksa dana juga melibatkan pelaku di pasar modal (broker, underwriter) dan pasar uang (bank). Mekanisme kerja reksa dana juga tidak terlepas dari pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam. 10 Gambar 2.1 Mekanisme Kerja Reksa Dana Sumber : Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha 2000, 43 Keterangan : 1. Permohonan pembelian (investasi) atau penjualan kembali (pencairan) Unit Penyertaan. 2. Informasi adanya dana investasi/kebutuhan pencairan dana 3. Penyetoran Dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran hasil penjualan kembali. 4. Perintah transaksi investasi ke pialang atau bank 5. Eksekusi transaksi investasi oleh pialang atau bank ke pasar uang atau pasar modal. 6. Konfirmasi transaksi ke manajer investasi dan bank kustodian 7. Perintah penyelesaian transaksi kepada bank kustodian 8. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta. 11 9. Laporan valuasi harian kepada manajer investasi 10. Perhitungan dan informasi NAB /unit dan kepemilikan unit. 11. Laporan bulanan kepada Bapepam. 12. Bapepam melakukan pengawasan terhadap kegiatan reksa dana. 2.2.3 Biaya Reksa Dana Investor reksa dana (khususnya reksa dana terbuka) perlu memperhatikan biaya-biaya yang dibebankan baik secara langsung atau tidak langsung. Biaya yang secara langsung dibebankan umumnya berupa : 1) Biaya pembelian (subscription fee) yaitu biaya yang dibebankan pada saat membeli unit penyertaan reksa dana. 2) Biaya penjualan kembali (redemption fee) yaitu biaya yang dibebankan pada saat melakukan penjualan atau pencairan unit penyertaan yang dimiliki. 3) Biaya pengalihan investasi (switching fee) yaitu biaya yang dibebankan jika investor ingin melakukan pengalihan investasi dari satu jenis reksa dana ke jenis reksa dana lain. Besarnya biaya pembelian berkisar antara 1 – 3% dari nilai transaksi pembelian. Sementara biaya penjualan umumnya bervariasi tergantung jangka waktu lamanya investasi. Besarnya redemption fee antara 1- 2% dari nilai transaksi penjualan kembali. Sementara biaya yang tidak secara langsung dibebankan kepada investor meliputi biaya Manajer Investasi, biaya Bank Kustodian, biaya transaksi, biaya 12 auditor, biaya pajak dan biaya lainnya yang berkenaan dengan pengelolaan investasi. Biaya ini dikatakan tidak secara langsung dibebankan kepada investor karena dibebankan kepada kekayaan reksa dana. Besar kecilnya biaya-biaya diatas akan mempengaruhi hasil investasi yang akan diberikan kepada investor. Perhitungan pengenaan biaya-biaya ini dilakukan pada saat perhitungan harga NAB per unit. Oleh karena itu hasil investasi yang diketahui oleh investor melalui perubahan harga NAB per unit sudah merupakan hasil bersih setelah dikurangi biaya-biaya tersebut. 2.2.4 Pajak Reksa Dana Jika bunga deposito yang diterima merupakan objek pajak, maka hasil investasi yang diperoleh investor reksa dana bukanlah objek pajak. Hal ini sangatlah wajar, karena hasil investasi sudah dikenakan pajak di tingkat reksa dana. Jika investor masih harus dikenakan pajak pada saat menerima keuntungan akan terjadi pembayaran pajak berganda (double taxation). Hal yang menarik bagi investor dari sisi perpajakan adalah dibebaskannya pajak atas bunga kupon obligasi yang diterima oleh reksa dana. Insentif bebas pajak ini hanya berlaku selama usia reksa dana belum melebihi lima tahun sejak reksa dana itu efektif ditawarkan ke publik. Investor pada umumnya (kecuali Dana Pensiun) dibebani pajak atas bunga kupon obligasi yang diterimanya dari emiten. Jadi bagi investor yang bermaksud 13 untuk berinvestasi dalam obligasi akan mendapatkan keuntungan tambahan jika berinvestasi melalui reksa dana obligasi. 2.2.5 Pendapatan Pengelola Dalam reksa dana, Manajer Investasi dan Bank Kustodian sebagai pengelola menerima imbalan jasa manajemen. Besarnya jasa berkisar antara 1 2.5% per tahun untuk Manajer Investasi dan 0.15% -0.25% per tahun untuk Bank Kustodian. Besar pendapatan yang diterima Manajer Investasi dan Bank Kustodian tergantung dari besarnya total dana yang dikelola. Manajer Investasi dapat juga memperoleh pendapatan dari biaya penjualan dan atau biaya pembelian kembali. Dalam hal Manajer Investasi melakukan kerjasama pemasaran dengan pihak lain sebagai agen penjualan.. 2.3 Proses Pembentukan Reksa Dana Proses pembentukan reksa dana pada dasarnya dapat dikategorikan dalam dua tahap, yaitu : persiapan pra-pendaftaran dan pendaftaran. 1) Proses Pra-Pendaftaran Manajer Investasi merupakan pihak yang paling berkepentingan dalam penerbitan suatu reksa dana baru. Manajer Investasi harus sudah menentukan 14 rencana strategi portofolio investasi, strategi pemasaran serta operasional dari reksa dana yang akan dikelolanya sebelum dijual kepada investor. Rencana strategi portofolio investasi meliputi : tujuan investasi reksa dana, jenis portofolio investasinya dan tingkat risiko. Lebih mendalam lagi stategi ini juga membahas tentang kebijakan alokasi aset investasi serta kriteria pemilihan aset, filosofi dan strategi investasi, tolak ukur kinerja investasi, dan kebijakan pembagian keuntungan. Rencana operasional meliputi : Bank Kustodian yang ditunjuk, proses dan prosedur operasional, pelaksanaan mekanisme transaksi dengan investor dan pelaporan. Rencana strategi pemasaran juga mendapat porsi yang cukup besar. Rencana strategi pemasaran meliputi : calon investor sponsor yang menempatkan dana awal, target investor yang dituju dan target penjualan. Untuk dapat mencapai target tersebut perlu ditetapkan strategi penjualan, mekanisme transaksi penjualan dan pembelian kembali serta komunikasi pemasaran. Dengan telah ditentukannya hal-hal diatas, tahap awal yang harus diputuskan adalah menentukan Bank Kustodian yang akan bekerjasama dalam pengelolaan reksa dana. Setelah Bank Kustodian ditentukan, akan ditunjuk pihakpihak yang akan terlibat dalam proses pernyataan pendaftaran. Pihak-pihak tersebut adalah Notaris, Konsultan Hukum dan Akuntan Publik. 15 Setelah Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang ditunjuk sepakat untuk bekerjasama, segera disiapkan materi bagi rancangan KIK yang akan dibuat oleh Notaris. Manajer Investasi umumnya akan membuat rancangan awal prospektus terlebih dahulu. Rancangan awal ini memuat keterangan mengenai Manajer Investasi dan Bank Kustodian, strategi portofolio serta operasional reksa dana. Berdasarkan rancangan prospektus ini kemudian ditambahkan mengenai tugas dan kewajiban masing-masing pihak serta beberapa aspek legal. Notaris dapat mempersiapkan rancangan KIK, dan yang tercantum dalam prospektus harus mengacu kepada ketentuan yang dimuat dalam KIK. Dalam mempersiapkan rancangan KIK dan prospektus ini juga terlibat Konsultan Hukum yang akan memberikan masukan dan koreksi dari aspek hukum. Sejalan dengan persiapan rancangan KIK dan prospektus, Konsultan Hukum akan memeriksa kondisi Manajer Investasi dan Bank Kustodian dari aspek hukum. Dokumen perusahaan, ijin-ijin yang diperlukan serta persyaratan lainnya akan diperiksa secara detail oleh Konsultan Hukum. Semua persyaratan ini harus dipenuhi oleh Manajer Investasi dan Bank Kostodian sebagai pengelola reksa dana. Dari hasil pemeriksaan ini, Konsultan Hukum akan mengeluarkan laporan berupa Legal Audit serta Legal Opinion terhadap Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Laporan ini nantinya akan disampaikan kepada ketua Bapepam 16 sebagai bahan pertimbangan untuk mengeluarkan pernyataan efektif reksa dana. Legal Opinion dari Konsultan Hukum juga akan dicantumkan dalam prospektus yang juga merupakan informasi penting bagi calon investor. Dalam proses pra-pendaftaran ini, Akuntan Publik belum banyak terlibat. Peran Akuntan Publik adalah pada saat dana investor telah masuk. Ketika terjadi penyetoran dana dari investor, Akuntan Publik akan melakukan audit. Setelah proses audit selesai, laporan keuangan pertama dari reksa dana akan diterbitkan. Setelah rancangan KIK, prospektus, Legal Audit serta rancangan pemasaran dan operasional selesai, Manajer Investasi akan mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam. 2) Proses Pendaftaran Setelah Pernyataan Pendaftaran diajukan kepada Bapepam, Bapepam kemudian akan mengundang Manajer Investasi dan Bank Kostodian untuk melakukan mini ekspos. Mini ekspos dimaksudkan untuk menjelaskan secara rinci mengenai rencana penerbitan reksa dana yang diajukan kepada Bapepam. Pada mini ekspos ini juga sekaligus dibahas seluruh aspek yang berkaitan dengan reksa dana tersebut. Pada kesempatan ini juga hadir Notaris, Konsultan Hukum dan Akuntan Publik. 17 Dari hasil diskusi dalam mini ekspos ini, biasanya akan terdapat beberapa perubahan yang perlu dilakukan dalam KIK maupun prospektus. Manajer Investasi akan melakukan perubahan yang diperlukan dengan berkonsultasi dengan Konsultan Hukum. Setelah semua perubahan selesai Manajer Investasi harus mengkomunikasikannya kembali kepada Bapepam. Bapepam kemudian akan menyampaikan surat jawaban terhadap Pernyataan Pendaftaran yang telah disampaikan oleh Manajer Investasi. Pada surat jawaban tersebut Bapapem juga akan meminta tambahan informasi dan kelengkapan lainnya yang belum dipenuhi pada pernyataan pendaftaran awal. Tambahan informasi yang diminta berupa akta KIK dan rancangan final prospektus yang sudah ditandatangani para pihak, konfirmasi penerimaan dana awal investor sponsor dari Bank Kustodian, laporan keuangan reksa dana yang sudah diaudit oleh Akuntan Publik. Jika rancangan prospektus dan KIK sudah dianggap final maka Notaris akan mempersiapkan akta KIK. Akta KIK ini akan ditandatangani oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Dengan ditandatanganinya akta KIK tersebut, reksa dana dapat membuka rekening di Bank Kustodian yang akan menerima dana setoran investasi awal dari investor sponsor. 18 Setelah dana investor sponsor masuk, Bank Kustodian akan mengeluarkan surat konfirmasi penerimaan dana tersebut. Surat konfirmasi ini ditujukan kepada Manajer Investasi, Bapepam dan Akuntan Publik. Akuntan Publik kemudian akan melakukan audit dan mengeluarkan laporan keuangan serta pendapat Akuntan Publik terhadap laporan keuangan reksa dana tersebut. Pada tahap ini konsultan hukum telah selesai pula melakukan pemeriksaan hukum dan dapat mengeluarkan Laporan Pemeriksaan Hukum dan Pendapat Hukum. Selanjutnya Laporan Keuangan dan Pendapat Akuntan Publik serta Pendapat Hukum akan dimuat dalam rancangan final prospektus. Dengan selesainya rancangan final prospektus yang kemudian akan ditandatangani oleh para pihak, Manajer Investasi akan mengajukan kembali Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam. Pernyataan Pendaftaran kembali ini harus dilengkapi dengan semua tambahan informasi dan persyaratan yang tercantum dalam surat jawaban Bapepam. Berdasarkan semua informasi serta kelengkapan dokumen dan persyaratan yang telah diajukan tersebut, Bapepam akan mengeluarkan Pernyataan Efektif berupa surat yang ditujukan kepada Manajer Investasi. Dengan diterimanya surat Pernyataan Efektif tersebut artinya Manajer Investasi dapat mulai melakukan penjualan Unit Penyertaan reksa dana melalui penawaran umum kepada publik. Dalam prospektus selalu dicantumkan tanggal Pernyataan Efektif serta tanggal 19 Penawaran Umum Perdana (hari pertama penjualan Unit Penyertaan) kepada publik. 2.4 Jenis-jenis Reksa Dana Ditinjau dari sifatnya, reksadana dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu : 1) Reksa dana terbuka / open- end mutual funds Reksa dana terbuka merupakan perusahaan dimana pemodal membeli saham dari, dan menjual saham kembali kepada perusahaan tersebut. Reksa dana terbuka tidak mengenal batas jumlah saham yang diterbitkan, sehingga jumlah keseluruhan unit penyertaan dapat berubah dari waktu ke waktu. Transaksi pembelian maupun penjualan dilaksanakan dengan harga yang didasarkan pada nilai saat transaksi (current value). Dalam hal ini disebut sebagai Net Asset Value (NAV) atau Nilai Aktiva Bersih (NAB). 2) Reksa dana tertutup /close-end mutual funds Reksa dana tertutup adalah perusahaan reksa dana yang beroperasi dengan jumlah saham yang tetap dan tidak mengatur secara reguler penerbitan lembarlembar saham baru. Reksa dana tertutup mempunyai struktur permodalan yang sama dengan perusahaan lain, kecuali jika terjadi investasi baru dalam surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan (marketable securities). 20 Namun demikian, harga saham reksadana tertutup ditentukan tidak hanya oleh Net Asset Value-nya saja, tetapi juga ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar bursa. Jika saham close ended funds terjual dengan harga lebih tinggi dari NAVnya, maka disebut terjual dengan premi (sold at the premium). Sebaliknya jika terjual di bawah harga NAVnya, maka disebut terjual dengan diskon (sold at the discount). Mengingat reksadana tertutup tidak dapat membeli kembali sahamnya, maka jual beli dilakukan di bursa, pada over the counter (OTC) atau di luar bursa. 3) Unit investment trust Unit investment trust merupakan suatu wahana investasi dimana sponsor reksa dana (biasanya perusahaan pialang) menempatkan suatu portofolio saham yang tetap secara bersama dengan menyimpannya kepada trustee. Trustee (biasanya Bank) kemudian menjual akan kepemilikan unit-unit dalam portofolio tersebut kepada penanam modal perorangan. Unit investment trust biasanya menginvestasikan dananya pada obligasi, oleh karenanya tanggal jatuh tempo dari sertifikat dimaksud harus dinyatakan secara tegas. Portofolio jenis ini sangat umum di Eropa, namun di Indonesia belum ada Undang-Undang yang mengaturnya. Dari ketiga jenis reksa dana diatas, open-end mutual funds merupakan jenis yang paling menarik bagi para pemodal. Reksa dana jenis ini jauh lebih 21 likuid dari yang lain. Investasinya pun cukup bervariasi dalam bentuk diversifikasi saham dan obligasi. Keunggulan utamanya adalah investor dapat memperbesar kapasitas permodalannya tanpa halangan, sepanjang disetujui bersama oleh para pemegang sahamnya. Jika dilihat dari bentuk hukumnya reksa dana secara praktis akan terbagi menjadi dua bagian yaitu : 1) Reksa dana berbentuk perseroan Reksa dana berbentuk perseroan (PT. Reksa Dana) adalah suatu perusahaan (Perseroan Terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Dengan melakukan investasi pada surat-surat berharga yang tersedia di pasar, reksa dana berbentuk perseroan ini diharapkan memperoleh keuntungan. Keuntungan ini nantinya akan meningkatkan nilai perusahaan dan juga akan dapat dinikmati oleh investor yang memiliki saham di perusahaan tersebut. Reksa dana berbentuk perusahaan dapat beroperasi secara terbuka (openend) maupun tertutup (close-end). Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan perusahaan adalah Direksi perusahaan itu sendiri, Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Pembentukan diawali oleh pemegang saham pendiri yang akan menyediakan modal awal serta membentuk PT. Reksa Dana dan menentukan Direksi Perseroan. Selanjutnya Direksi akan membuat kontrak pengelolaan 22 investasi dengan perusahaan Manajer Investasi. Untuk penyimpanan harta dan administrasi investasi, pihak Direksi akan membuat kontrak dengan Bank Kustodian. Berdasarkan kedua kontrak itulah, Direksi akan melakukan pernyataan pendaftaran PT. Reksa Dana kepada Bapepam untuk melakukan penawaran umum kepada publik. Setelah dinyatakan efektif oleh Bapepam, PT. Reksa Dana kemudian akan menjual sahamnya melalui penawaran umum kepada investor publik. Dari hasil penjualan saham inilah akan terkumpul dana yang kemudian akan diinvestasikan ke dalam suatu portofolio efek. Ketentuan investasi yang akan dijalankan harus sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan serta ditawarkan kepada investor. 2) Reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak yang dibuat diantara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Penyertaan sebagai investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio kolektif. Sedangkan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan administrasi investasi kolektif. Dana yang terkumpul dari investor akan dikelola dan diinvestasikan oleh Manajer Investasi ke dalam portofolio yang menjadi milik investor secara kolektif. 23 Reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) hanya dapat beroperasi secara terbuka (open-end). Dalam proses pembentukan reksa dana KIK, Manajer Investasi akan mengambil inisiatif untuk menerbitkan reksa dana tanpa perlu membentuk suatu perseroan. Berbeda dengan PT. Reksa Dana yang menerbitkan saham, reksa dana KIK bukanlah suatu perusahaan, sehingga tidak menerbitkan saham melainkan menerbitkan Unit Penyertaan. Unit Penyertaan merupakan bukti kepemilikan investor yang secara kolektif merupakan pemilik atas kekayaan bersih reksa dana KIK. Dari instrumen dimana reksa dana melakukan investasinya, reksa dana dapat dibagi menjadi empat jenis kategori, yaitu : 1) Reksa Dana Pasar Uang Reksa Dana Pasar Uang didefinisikan sebagai reksa dana yang melakukan investasi 100% pada efek pasar uang. Efek pasar uang merupakan instrumen utang berjangka waktu kurang dari 1 tahun, seperti deposito, SBI, obligasi serta efek utang lainnya. Reksa Dana Pasar Uang merupakan reksa dana dengan tingkat risiko paling rendah, tetapi di lain pihak potensi keuntungannya juga terbatas. Hasil 24 investasi di Reksa Dana Pasar Uang umumnya sangat mirip dengan tingkat suku bunga deposito, karena hampir sebagian besar portofolio investasinya terdiri dari deposito. Kelebihan yang dimiliki oleh reksa dana jenis ini adalah dalam hal diversifikasi investasi dan likuiditas yang lebih tinggi. Pencairan dana dapat dilakukan satu hari setelah permohonan disampaikan dan tentunya tingkat bunga yang lebih tinggi dari bank. 2) Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang. Efek bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti deposito, SBI, obligasi dan instrumen lainnya. Umumnya reksa dana pendapatan tetap di Indonesia memanfaatkan instrumen obligasi sebagai bagian terbesar investasinya. 3) Reksa Dana Saham Reksa Dana Saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang- kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). 25 Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga. Pada efek saham investor akan memperoleh hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa dividen. 4) Reksa Dana Campuran Tidak seperti ketiga jenis reksa dana yang sudah dijelaskan sebelumnya, reksa dana Campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek utang, ekuitas dan instrumen pasar uang dengan porsi alokasi yang lebih fleksibel. Mengingat komposisinya yang sangat bervariasi, perlu analisis dan informasi yang lebih mendalam sebelum menentukan pilihan pada suatu reksa dana campuran tertentu. Investor harus benar-benar mengetahui, bagaimana komposisi investasi yang terdapat dari reksa dana campuran yang akan dipilih. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari Prospektus. Ada tiga macam perilaku investor dalam menghadapi situasi yang mengandung risiko : 1) Risk averse / risk avoider Risk averse atau risk avoider adalah kelompok investor yang tidak menyukai suatu ketidakpastian atau risiko. 26 Secara umum investor biasanya mempunyai sifat ini. Seorang investor jika dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan tingkat risiko yang berbeda, ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Seorang investor yang risk averse akan memilih investasi dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi. 2) Risk neutral / risk indifference Risk neutral adalah kelompok investor yang mempunyai sifat netral terhadap risiko. Investor jenis ini tidak menentukan keputusan investasinya atas dasar risiko yang ada. 3) Risk lover Risk lover adalah kelompok investor yang menyukai ketidakpastian. Jenis investor ini senang mengambil risiko. Seorang investor yang risk lover jika dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan tingkat risiko yang berbeda, ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi. 27 Dari keempat jenis reksa dana yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham dan reksa dana campuran semuanya mengandung risiko. Tabel 2.1 Jenis Reksa Dana, Tingkat Risiko dan Karakter Risiko Investor Jenis Reksa Dana Reksa Dana Pasar Uang Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa Dana Campuran Reksa Dana Saham Tingkat Risiko Rendah Sedang Agak Tinggi Tinggi Karakter Risiko Investor Konservatif Konsevatif-Moderat / Moderat Moderat / Moderat-Agresif Agresif Sumber : Kontan, 14 Februari 2005 Reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap mempunyai tingkat risiko yang tidak terlalu tinggi. Ini disebabkan karena kedua jenis reksa dana ini menempatkan dananya pada instrumen-instrumen seperti SBI dan deposito. SBI dan deposito mempunyai tingkat keamanan yang cukup tinggi karena dijamin oleh Pemerintah. Reksa dana campuran mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan dua jenis reksa dana sebelumnya. Penempatan dana pada reksa dana campuran sangat variatif mulai dari efek hutang, ekuitas dan pasar uang. Setiap reksa dana campuran mempunyai kebijakan investasi tersendiri, sehingga porsi risiko yang dihasilkan berbeda-beda. Reksa dana campuran yang menempatkan sebagian besar dananya pada efek ekuitas tentu akan mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap. 28 Reksa dana saham merupakan reksa dana dengan tingkat risiko tertinggi dari keempat jenis reksa dana yang ada. Beberapa reksa dana saham mampu memberikan return tahunan diatas 100%. Dengan tingkat return yang sangat tinggi tersebut tentu saja tingkat risiko yang ada juga sangat tinggi. 2.5 Resiko Reksa Dana Menurut Jaka E. Cahyono (2002,52-54), reksa dana sebagai sarana investasi memiliki resiko investasi sebagai berikut : 1. Risiko berkurangnya nilai Unit Penyertaan (UP) Nilai unit penyertaan reksa dana bisa naik dan turun sejalan dengan kenaikan atau penurunan harga efek ekuitas dan efek utang yang menjadi sarana investasi reksa dana tersebut. Penurunan nilai aktiva bersih unit penyertaan reksadana juga bisa terjadi karena adanya biaya biaya yang dikenakan atas reksa dana tersebut. 2. Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik Bagi Indonesia yangmenganut system ekonomi terbuka, perkembangan politik di luar negeri mempengaruhi perekonomian dan politik nasional. Perubahan politik di suatu Negara ini pada gilirannya juga dapat mempengaruhi pandangan umum terhadap perusahaan- perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa efek Indonesia. Akhirnya, pandangan umum tersebut bisa membuat investor melikuidasi portfolio efeknya yang akan menyebabkan penurunan nilai efek tersebut. 29 3. Risiko likuiditas reksa dana terbuka Pengelolah investasi wajib membeli kembali unit penyertaan dari investor. Untuk memenuhi kewajiban tersebut pengelolah investasi bisa menjual sebagian portfolionya. Resiko likuiditas bisa terjadi jika efek dari portfolio mengalami kesulitan untuk di jual karena faktor penawaran dan permintaan. 4. Risiko Wanprestasi Risiko ini muncul jika ada pihak terkait seperti emiten, bank kustodia, agen penjual gagl memenuhi kewajibannya. Kegagalan dari pihak terkait dalam melunasi kewajibannya ini dapat mempengaruhi nilai aktiva bersih reksadana. Wanprestasi misalnya dilakukan oleh beberapa penerbit obligasi selama krisis moneter yakni tidak membayar kupon bunga pada waktunya. 5. Risiko berkaitan dengan peraturan Dalam berinvestasi reksa dana mempunyai batasan-batasan tertentu, misalnya tidak boleh membeli efek di luar negeri dan membeli efek yang di terbitkan oleh emiten melebihi 10% dari nilai aktiva reksa dana. 2.6 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh mahasiswa program pasca sarjana program studi manajemen keuangan dan investasi Universitas Bina Nusanatara pada tahun 2005 dengan judul “Analisis Kinerja 9 Reksa Dana Saham Dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Selama Tahun 2002, 2003 dan 2004. 30 Dari analisis yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan reksa dana mana saja yang memberikan return terbaik pada tahun 2002, 2003, dan 2004 serta memberikan hasil return reksa dana saham yang berkinerja outperform dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan. Peelitian yang dilakukan untuk mengetahui resiko dari pada reksa dana saham dibandingkan dengan pembandinganya yaitu IHSG. Selain itu terdapat penelitian oleh mahasiswa program pasca sarjana program studi manajemen keuangan dan investasi Universitas Bina Nusanatara pada tahun 2008 dengan judul “Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Metode Sharpe, Modigliani Squared, Treynor dan Jensen Selama Periode Tahun 2003 - 2007. Dari penelitian tersebut menyimpulakan bahwa dengan berdasarkan metode Sharpe, rata-rata reksa dana saham yang diamati dalam periode pengamatan memiliki kinerja atau profil imbal hasil terhadap resiko total yang lebih rendah dari pada pasar (IHSG). Berdasarkan metode Modigliani-Squared, rata-rata reksa dana saham yang diamati dalam periode pengamatan memiliki kinerja lebih rendah atau imbal hasil yang lebih rendah apabila resikonya disamakan dengan pasar (IHSG). Berdasarkan metode Treynor, rata-rata reksa dana saham yang diamati dalam periode pengamatan memiliki profil imbal hasil terhadap resiko sistematik yang sama dengan pasar (IHSG). Berdasarkan metode Jensen, rata-rata kinerja reksa dana saham yang diamati dalam periode pengamatan lebih baik daripada pasar (IHSG). Adapaun penelitian tersebut memiliki keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut : 31 1. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode, yaitu Sharpe, Modigliani Squared, Treynor dan Jensen. Namum penelitian tersebut tidak menentukan metode apa yang lebih baik dibandingkan dengan metode lainnya. 2. Penelitian ini menilia kinerja dan memeringkat reksadana berdasarkan setiap metode yang digunakan dan tidak secara keseluruhan ( gabungan dari metode-metode).