BAB I

advertisement
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Reksa Dana
Apa sebenarnya reksadana itu ? Beberapa definisi di bawah ini akan
menjelaskannya :
Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh Manajer Investasi yang telah mendapat ijin dari Bapepam. (Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat 27)
Menurut Fabozzi & Modigliani (2003, 65) mendefinisikannya sebagai
berikut :
Open-end funds, commonly reffered to simply as mutual funds, are
portfolios of securities, mainly stocks, bonds, and money market instruments.
Investors in mutual funds own a pro rata share of the overall portfolio, which is
managed by an investment manager of the mutual fund who buys some securities
and sell others.
Per definisi, reksa dana merupakan suatu perusahaan yang menanamkan
modalnya dalam berbagai portofolio saham beragam (diversified portfolio).
Perusahaan reksa dana menjual saham kepada pemodal dengan menjanjikan nilai
7
tambah dalam wujud perubahan dividen, capital gain, dan kenaikan net asset
value (NAV).
Dengan demikian perusahaan reksa dana merupakan suatu institusi
pelayanan keuangan (financial service organization) atau perusahaan pengelola
dana. Perusahaan reksa dana menerima titipan uang dari pemegang saham untuk
selanjutnya menginvestasikan dana tersebut atas nama pemegang saham dalam
suatu portofolio beragam. Dengan kata lain investasi dalam reksa dana mewakili
suatu posisi pemilikan dalam suatu sekuritas / surat berharga yang dikelola secara
profesional. Apabila pemodal membeli saham di reksa dana, maka investor yang
bersangkutan berstatus sebagai pemilik atas bagian portofolio sekuritas
perusahaan reksa dana tersebut.
Secara ringkas, konsep reksa dana (mutual funds) merupakan suatu cara
mengalihkan pemilikan surat-surat berharga dan manajeman portofolio kepada
pengelola uang profesional (professional fund manager). Dengan melakukan
investasi melalui pemilikan saham reksa dana berarti seorang investor menikmati
diversifikasi investasi yang lebih luas dibandingkan melakukannya secara
individual. Pada intinya reksa dana menganut konsep pooled diversification, yang
idenya mirip dengan konsep asuransi, dimana sumber dana perorangan dihimpun
untuk suatu manfaat bersama.
Di Indonesia, investor umumnya masih melihat investasi portofolio,
saham dan obligasi di pasar modal sebagai investasi yang belum tentu
8
mendatangkan hasil yang lebih baik dari investasi pada deposito. Hal ini
disebabkan karena banyaknya biaya yang harus ditanggung investor. Biaya-biaya
itu seperti biaya transaksi, biaya komisi, pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak
dividen.
2.2
Mengenal Reksa Dana
2.2.1 Pengelola Reksa Dana : Manajer Investasi dan Bank
Kustodian
Berbeda dengan deposito yang hanya dikelola oleh satu pihak yaitu bank,
reksa dana dikelola oleh dua pihak, yaitu Manajer Investasi dan Bank
Kustodian.
Manajer Investasi bertanggungjawab atas seluruh kegiatan investasi.
Kegiatan ini meliputi analisa dan pemilihan jenis investasi, mengambil keputusankeputusan investasi, memonitor pasar investasi dan melakukan tindakan-tindakan
yang dibutuhkan untuk kepentingan investor.
Sementara itu Bank Kustodian bertindak sebagai penyimpan kekayaan
(safe keeper) serta administrator reksa dana. Dana yang terkumpul dari sekian
banyak investor bukan merupakan bagian dari kekayaan Manajer Investasi dan
Bank Kustodian. Oleh karena itu dana tersebut
tidak masuk dalam neraca
Manajer Investasi maupun Bank Kustodian. Dana dan kekayaan (surat-surat
9
berharga) yang dimiliki oleh reksa dana adalah milik para investor dan disimpan
atas nama reksa dana di Bank Kustodian.
Manajer Investasi adalah perusahaan, bukan perorangan, yang kegiatan
usahanya mengelola portofolio efek milik nasabah. Sementara Bank Kustodian
adalah bagian dari kegiatan usaha suatu bank dalam bidang penyimpanan surat
berharga serta administrasinya. Untuk dapat melakukan kegiatan usahanya, baik
Perusahaan Manajer Investasi dan Bank Kustodian harus memperoleh ijin dari
Bapepam.
2.2.2 Mekanisme Kerja Reksa Dana
Selain Manajer Investasi, Bank Kustodian dan investor, mekanisme kerja
reksa dana juga melibatkan pelaku di pasar modal (broker, underwriter) dan pasar
uang (bank). Mekanisme kerja reksa dana juga tidak terlepas dari pengawasan
yang dilakukan oleh Bapepam.
10
Gambar 2.1 Mekanisme Kerja Reksa Dana
Sumber : Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha 2000, 43
Keterangan :
1. Permohonan pembelian (investasi) atau penjualan kembali (pencairan)
Unit Penyertaan.
2. Informasi adanya dana investasi/kebutuhan pencairan dana
3. Penyetoran Dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran hasil
penjualan kembali.
4. Perintah transaksi investasi ke pialang atau bank
5. Eksekusi transaksi investasi oleh pialang atau bank ke pasar uang atau
pasar modal.
6. Konfirmasi transaksi ke manajer investasi dan bank kustodian
7. Perintah penyelesaian transaksi kepada bank kustodian
8. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta.
11
9. Laporan valuasi harian kepada manajer investasi
10. Perhitungan dan informasi NAB /unit dan kepemilikan unit.
11. Laporan bulanan kepada Bapepam.
12. Bapepam melakukan pengawasan terhadap kegiatan reksa dana.
2.2.3 Biaya Reksa Dana
Investor reksa dana (khususnya reksa dana terbuka) perlu memperhatikan
biaya-biaya yang dibebankan baik secara langsung atau tidak langsung. Biaya
yang secara langsung dibebankan umumnya berupa :
1)
Biaya pembelian (subscription fee) yaitu biaya yang dibebankan pada saat
membeli unit penyertaan reksa dana.
2)
Biaya penjualan kembali (redemption fee) yaitu biaya yang dibebankan pada
saat melakukan penjualan atau pencairan unit penyertaan yang dimiliki.
3)
Biaya pengalihan investasi (switching fee) yaitu biaya yang dibebankan jika
investor ingin melakukan pengalihan investasi dari satu jenis reksa dana ke
jenis reksa dana lain.
Besarnya biaya pembelian berkisar antara 1 – 3% dari nilai transaksi
pembelian. Sementara biaya penjualan umumnya bervariasi tergantung jangka
waktu lamanya investasi. Besarnya redemption fee antara 1- 2% dari nilai
transaksi penjualan kembali.
Sementara biaya yang tidak secara langsung dibebankan kepada investor
meliputi biaya Manajer Investasi, biaya Bank Kustodian, biaya transaksi, biaya
12
auditor, biaya pajak dan biaya lainnya yang berkenaan dengan pengelolaan
investasi. Biaya ini dikatakan tidak secara langsung dibebankan kepada investor
karena dibebankan kepada kekayaan reksa dana.
Besar kecilnya biaya-biaya diatas akan mempengaruhi hasil investasi yang
akan diberikan kepada investor. Perhitungan pengenaan biaya-biaya ini dilakukan
pada saat perhitungan harga NAB per unit. Oleh karena itu hasil investasi yang
diketahui oleh investor melalui perubahan harga NAB per unit sudah merupakan
hasil bersih setelah dikurangi biaya-biaya tersebut.
2.2.4 Pajak Reksa Dana
Jika bunga deposito yang diterima merupakan objek pajak, maka hasil
investasi yang diperoleh investor reksa dana bukanlah objek pajak. Hal ini
sangatlah wajar, karena hasil investasi sudah dikenakan pajak di tingkat reksa
dana. Jika investor masih harus dikenakan pajak pada saat menerima keuntungan
akan terjadi pembayaran pajak berganda (double taxation).
Hal yang menarik bagi investor dari sisi perpajakan adalah dibebaskannya
pajak atas bunga kupon obligasi yang diterima oleh reksa dana. Insentif bebas
pajak ini hanya berlaku selama usia reksa dana belum melebihi lima tahun sejak
reksa dana itu efektif ditawarkan ke publik.
Investor pada umumnya (kecuali Dana Pensiun) dibebani pajak atas bunga
kupon obligasi yang diterimanya dari emiten. Jadi bagi investor yang bermaksud
13
untuk berinvestasi dalam obligasi akan mendapatkan keuntungan tambahan jika
berinvestasi melalui reksa dana obligasi.
2.2.5 Pendapatan Pengelola
Dalam reksa dana, Manajer Investasi dan Bank Kustodian sebagai
pengelola menerima imbalan jasa manajemen. Besarnya jasa berkisar antara 1 2.5% per tahun untuk Manajer Investasi dan 0.15% -0.25% per tahun untuk Bank
Kustodian. Besar pendapatan yang diterima Manajer Investasi dan Bank
Kustodian tergantung dari besarnya total dana yang dikelola.
Manajer Investasi dapat juga memperoleh pendapatan dari biaya penjualan
dan atau biaya pembelian kembali. Dalam hal Manajer Investasi melakukan
kerjasama pemasaran dengan pihak lain sebagai agen penjualan..
2.3
Proses Pembentukan Reksa Dana
Proses pembentukan reksa dana pada dasarnya dapat dikategorikan dalam
dua tahap, yaitu : persiapan pra-pendaftaran dan pendaftaran.
1)
Proses Pra-Pendaftaran
Manajer Investasi merupakan pihak yang paling berkepentingan dalam
penerbitan suatu reksa dana baru. Manajer Investasi harus sudah menentukan
14
rencana strategi portofolio investasi, strategi pemasaran serta operasional dari
reksa dana yang akan dikelolanya sebelum dijual kepada investor.
Rencana strategi portofolio investasi meliputi : tujuan investasi reksa dana,
jenis portofolio investasinya dan tingkat risiko. Lebih mendalam lagi stategi ini
juga membahas tentang kebijakan alokasi aset investasi serta kriteria pemilihan
aset, filosofi dan strategi investasi, tolak ukur kinerja investasi, dan kebijakan
pembagian keuntungan.
Rencana operasional meliputi : Bank Kustodian yang ditunjuk, proses dan
prosedur operasional, pelaksanaan mekanisme transaksi dengan investor dan
pelaporan.
Rencana strategi pemasaran juga mendapat porsi yang cukup besar.
Rencana strategi pemasaran meliputi : calon investor sponsor yang menempatkan
dana awal, target investor yang dituju dan target penjualan. Untuk dapat mencapai
target tersebut perlu ditetapkan strategi penjualan, mekanisme transaksi penjualan
dan pembelian kembali serta komunikasi pemasaran.
Dengan telah ditentukannya hal-hal diatas, tahap awal yang harus
diputuskan adalah menentukan Bank Kustodian yang akan bekerjasama dalam
pengelolaan reksa dana. Setelah Bank Kustodian ditentukan, akan ditunjuk pihakpihak yang akan terlibat dalam proses pernyataan pendaftaran. Pihak-pihak
tersebut adalah Notaris, Konsultan Hukum dan Akuntan Publik.
15
Setelah Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang ditunjuk sepakat
untuk bekerjasama, segera disiapkan materi bagi rancangan KIK yang akan dibuat
oleh Notaris. Manajer Investasi umumnya akan membuat rancangan awal
prospektus terlebih dahulu. Rancangan awal ini memuat keterangan mengenai
Manajer Investasi dan Bank Kustodian, strategi portofolio serta operasional reksa
dana.
Berdasarkan rancangan prospektus ini kemudian ditambahkan mengenai
tugas dan kewajiban masing-masing pihak serta beberapa aspek legal. Notaris
dapat mempersiapkan rancangan KIK, dan yang tercantum dalam prospektus
harus mengacu kepada ketentuan yang dimuat dalam KIK. Dalam mempersiapkan
rancangan KIK dan prospektus ini juga terlibat Konsultan Hukum yang akan
memberikan masukan dan koreksi dari aspek hukum.
Sejalan dengan persiapan rancangan KIK dan prospektus, Konsultan
Hukum akan memeriksa kondisi Manajer Investasi dan Bank Kustodian dari
aspek hukum. Dokumen perusahaan, ijin-ijin yang diperlukan serta persyaratan
lainnya akan diperiksa secara detail oleh Konsultan Hukum. Semua persyaratan
ini harus dipenuhi oleh Manajer Investasi dan Bank Kostodian sebagai pengelola
reksa dana.
Dari hasil pemeriksaan ini, Konsultan Hukum akan mengeluarkan laporan
berupa Legal Audit serta Legal Opinion terhadap Manajer Investasi dan Bank
Kustodian. Laporan ini nantinya akan disampaikan kepada ketua Bapepam
16
sebagai bahan pertimbangan untuk mengeluarkan pernyataan efektif reksa dana.
Legal Opinion dari Konsultan Hukum juga akan dicantumkan dalam prospektus
yang juga merupakan informasi penting bagi calon investor.
Dalam proses pra-pendaftaran ini, Akuntan Publik belum banyak terlibat.
Peran Akuntan Publik adalah pada saat dana investor telah masuk. Ketika terjadi
penyetoran dana dari investor, Akuntan Publik akan melakukan audit. Setelah
proses audit selesai, laporan keuangan pertama dari reksa dana akan diterbitkan.
Setelah rancangan KIK, prospektus, Legal Audit serta rancangan
pemasaran dan operasional selesai, Manajer Investasi akan mengajukan
pernyataan pendaftaran kepada Bapepam.
2)
Proses Pendaftaran
Setelah Pernyataan Pendaftaran diajukan kepada Bapepam, Bapepam
kemudian akan mengundang Manajer Investasi dan Bank Kostodian untuk
melakukan mini ekspos.
Mini ekspos dimaksudkan untuk menjelaskan secara rinci mengenai
rencana penerbitan reksa dana yang diajukan kepada Bapepam. Pada mini ekspos
ini juga sekaligus dibahas seluruh aspek yang berkaitan dengan reksa dana
tersebut. Pada kesempatan ini juga hadir Notaris, Konsultan Hukum dan Akuntan
Publik.
17
Dari hasil diskusi dalam mini ekspos ini, biasanya akan terdapat beberapa
perubahan yang perlu dilakukan dalam KIK maupun prospektus. Manajer
Investasi akan melakukan perubahan yang diperlukan dengan berkonsultasi
dengan Konsultan Hukum.
Setelah
semua
perubahan
selesai
Manajer
Investasi
harus
mengkomunikasikannya kembali kepada Bapepam. Bapepam kemudian akan
menyampaikan surat jawaban terhadap Pernyataan Pendaftaran yang telah
disampaikan oleh Manajer Investasi.
Pada surat jawaban tersebut Bapapem juga akan meminta tambahan
informasi dan kelengkapan lainnya yang belum dipenuhi pada pernyataan
pendaftaran awal. Tambahan informasi yang diminta berupa akta KIK dan
rancangan final prospektus yang sudah ditandatangani para pihak, konfirmasi
penerimaan dana awal investor sponsor dari Bank Kustodian, laporan keuangan
reksa dana yang sudah diaudit oleh Akuntan Publik.
Jika rancangan prospektus dan KIK sudah dianggap final maka Notaris
akan mempersiapkan akta KIK. Akta KIK ini akan ditandatangani oleh Manajer
Investasi dan Bank Kustodian. Dengan ditandatanganinya akta KIK tersebut,
reksa dana dapat membuka rekening di Bank Kustodian yang akan menerima dana
setoran investasi awal dari investor sponsor.
18
Setelah dana investor sponsor masuk, Bank Kustodian akan mengeluarkan
surat konfirmasi penerimaan dana tersebut. Surat konfirmasi ini ditujukan kepada
Manajer Investasi, Bapepam dan Akuntan Publik. Akuntan Publik kemudian akan
melakukan audit dan mengeluarkan laporan keuangan serta pendapat Akuntan
Publik terhadap laporan keuangan reksa dana tersebut.
Pada tahap ini konsultan hukum telah selesai pula melakukan pemeriksaan
hukum dan dapat mengeluarkan Laporan Pemeriksaan Hukum dan Pendapat
Hukum. Selanjutnya Laporan Keuangan dan Pendapat Akuntan Publik serta
Pendapat Hukum akan dimuat dalam rancangan final prospektus.
Dengan selesainya rancangan final prospektus yang kemudian akan
ditandatangani oleh para pihak, Manajer Investasi akan mengajukan kembali
Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam. Pernyataan Pendaftaran kembali ini
harus dilengkapi dengan semua tambahan informasi dan persyaratan yang
tercantum dalam surat jawaban Bapepam.
Berdasarkan semua informasi serta kelengkapan dokumen dan persyaratan
yang telah diajukan tersebut, Bapepam akan mengeluarkan Pernyataan Efektif
berupa surat yang ditujukan kepada Manajer Investasi. Dengan diterimanya surat
Pernyataan Efektif tersebut artinya Manajer Investasi dapat mulai melakukan
penjualan Unit Penyertaan reksa dana melalui penawaran umum kepada publik.
Dalam prospektus selalu dicantumkan tanggal Pernyataan Efektif serta tanggal
19
Penawaran Umum Perdana (hari pertama penjualan Unit Penyertaan) kepada
publik.
2.4
Jenis-jenis Reksa Dana
Ditinjau dari sifatnya, reksadana dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1)
Reksa dana terbuka / open- end mutual funds
Reksa dana terbuka merupakan perusahaan dimana pemodal membeli
saham dari, dan menjual saham kembali kepada perusahaan tersebut. Reksa dana
terbuka tidak mengenal batas jumlah saham yang diterbitkan, sehingga jumlah
keseluruhan unit penyertaan dapat berubah dari waktu ke waktu.
Transaksi pembelian maupun penjualan dilaksanakan dengan harga yang
didasarkan pada nilai saat transaksi (current value). Dalam hal ini disebut sebagai
Net Asset Value (NAV) atau Nilai Aktiva Bersih (NAB).
2)
Reksa dana tertutup /close-end mutual funds
Reksa dana tertutup adalah perusahaan reksa dana yang beroperasi dengan
jumlah saham yang tetap dan tidak mengatur secara reguler penerbitan lembarlembar saham baru.
Reksa dana tertutup mempunyai struktur permodalan yang sama dengan
perusahaan lain, kecuali jika terjadi investasi baru dalam surat-surat berharga yang
dapat diperdagangkan (marketable securities).
20
Namun demikian, harga saham reksadana tertutup ditentukan tidak hanya
oleh Net Asset Value-nya saja, tetapi juga
ditentukan oleh penawaran dan
permintaan di pasar bursa. Jika saham close ended funds terjual dengan harga
lebih tinggi dari NAVnya, maka disebut terjual dengan premi (sold at the
premium). Sebaliknya jika terjual di bawah harga NAVnya, maka disebut terjual
dengan diskon (sold at the discount).
Mengingat reksadana tertutup tidak dapat membeli kembali sahamnya,
maka jual beli dilakukan di bursa, pada over the counter (OTC) atau di luar bursa.
3)
Unit investment trust
Unit investment trust merupakan suatu wahana investasi dimana sponsor
reksa dana (biasanya perusahaan pialang) menempatkan suatu portofolio saham
yang tetap secara bersama dengan menyimpannya kepada trustee. Trustee
(biasanya Bank) kemudian menjual akan kepemilikan unit-unit dalam portofolio
tersebut kepada penanam modal perorangan.
Unit investment trust biasanya menginvestasikan dananya pada obligasi,
oleh karenanya tanggal jatuh tempo dari sertifikat dimaksud harus dinyatakan
secara tegas. Portofolio jenis ini sangat umum di Eropa, namun di Indonesia
belum ada Undang-Undang yang mengaturnya.
Dari ketiga jenis reksa dana diatas, open-end mutual funds merupakan
jenis yang paling menarik bagi para pemodal. Reksa dana jenis ini jauh lebih
21
likuid dari yang lain. Investasinya pun cukup bervariasi dalam bentuk diversifikasi
saham dan obligasi. Keunggulan utamanya adalah investor dapat memperbesar
kapasitas permodalannya tanpa halangan, sepanjang disetujui bersama oleh para
pemegang sahamnya.
Jika dilihat dari bentuk hukumnya reksa dana secara praktis akan terbagi
menjadi dua bagian yaitu :
1)
Reksa dana berbentuk perseroan
Reksa dana berbentuk perseroan (PT. Reksa Dana) adalah suatu
perusahaan (Perseroan Terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak berbeda
dengan perusahaan lainnya. Dengan melakukan investasi pada surat-surat
berharga yang tersedia di pasar, reksa dana berbentuk perseroan ini diharapkan
memperoleh keuntungan. Keuntungan ini nantinya akan meningkatkan nilai
perusahaan dan juga akan dapat dinikmati oleh investor yang memiliki saham di
perusahaan tersebut.
Reksa dana berbentuk perusahaan dapat beroperasi secara terbuka (openend) maupun tertutup (close-end). Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
perusahaan adalah Direksi perusahaan itu sendiri, Manajer Investasi dan Bank
Kustodian.
Pembentukan diawali oleh pemegang saham pendiri yang akan
menyediakan modal awal serta membentuk PT. Reksa Dana dan menentukan
Direksi Perseroan. Selanjutnya Direksi akan membuat kontrak pengelolaan
22
investasi dengan perusahaan Manajer Investasi. Untuk penyimpanan harta dan
administrasi investasi, pihak Direksi akan membuat kontrak dengan Bank
Kustodian.
Berdasarkan kedua kontrak itulah, Direksi akan melakukan pernyataan
pendaftaran PT. Reksa Dana kepada Bapepam untuk melakukan penawaran
umum kepada publik. Setelah dinyatakan efektif oleh Bapepam, PT. Reksa Dana
kemudian akan menjual sahamnya melalui penawaran umum kepada investor
publik.
Dari hasil penjualan saham inilah akan terkumpul dana yang kemudian
akan diinvestasikan ke dalam suatu portofolio efek. Ketentuan investasi yang akan
dijalankan harus sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan serta ditawarkan
kepada investor.
2)
Reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak yang dibuat diantara Manajer
Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Penyertaan
sebagai investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi wewenang untuk
mengelola portofolio kolektif. Sedangkan Bank Kustodian diberi wewenang untuk
melaksanakan penitipan dan administrasi investasi kolektif.
Dana yang terkumpul dari investor akan dikelola dan diinvestasikan oleh
Manajer Investasi ke dalam portofolio yang menjadi milik investor secara kolektif.
23
Reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) hanya dapat beroperasi
secara terbuka (open-end).
Dalam proses pembentukan reksa dana KIK, Manajer Investasi akan
mengambil inisiatif untuk menerbitkan reksa dana tanpa perlu membentuk suatu
perseroan.
Berbeda dengan PT. Reksa Dana yang menerbitkan saham, reksa dana
KIK bukanlah suatu perusahaan, sehingga tidak menerbitkan saham melainkan
menerbitkan Unit Penyertaan. Unit Penyertaan merupakan bukti kepemilikan
investor yang secara kolektif merupakan pemilik atas kekayaan bersih reksa dana
KIK.
Dari instrumen dimana reksa dana melakukan investasinya, reksa dana
dapat dibagi menjadi empat jenis kategori, yaitu :
1)
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa Dana Pasar Uang didefinisikan sebagai reksa dana yang melakukan
investasi 100% pada efek pasar uang. Efek pasar uang merupakan instrumen
utang berjangka waktu kurang dari 1 tahun, seperti deposito, SBI, obligasi serta
efek utang lainnya.
Reksa Dana Pasar Uang merupakan reksa dana dengan tingkat risiko
paling rendah, tetapi di lain pihak potensi keuntungannya juga terbatas. Hasil
24
investasi di Reksa Dana Pasar Uang umumnya sangat mirip dengan tingkat suku
bunga deposito, karena hampir sebagian besar portofolio investasinya terdiri dari
deposito.
Kelebihan yang dimiliki oleh reksa dana jenis ini adalah dalam hal
diversifikasi investasi dan likuiditas yang lebih tinggi. Pencairan dana dapat
dilakukan satu hari setelah permohonan disampaikan dan tentunya tingkat bunga
yang lebih tinggi dari bank.
2)
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah reksa dana yang melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek
bersifat hutang.
Efek bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk
bunga, seperti deposito, SBI, obligasi dan instrumen lainnya. Umumnya reksa
dana pendapatan tetap di Indonesia memanfaatkan instrumen obligasi sebagai
bagian terbesar investasinya.
3)
Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas
(saham).
25
Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi,
investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga. Pada efek saham investor akan
memperoleh hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan
harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan
hasil lain berupa dividen.
4)
Reksa Dana Campuran
Tidak seperti ketiga jenis reksa dana yang sudah dijelaskan sebelumnya,
reksa dana Campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek utang, ekuitas
dan instrumen pasar uang dengan porsi alokasi yang lebih fleksibel.
Mengingat komposisinya yang sangat bervariasi, perlu analisis dan
informasi yang lebih mendalam sebelum menentukan pilihan pada suatu reksa
dana campuran tertentu. Investor harus benar-benar mengetahui, bagaimana
komposisi investasi yang terdapat dari reksa dana campuran yang akan dipilih.
Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari Prospektus.
Ada tiga macam perilaku investor dalam menghadapi situasi yang
mengandung risiko :
1)
Risk averse / risk avoider
Risk averse atau risk avoider adalah kelompok investor yang tidak
menyukai suatu ketidakpastian atau risiko.
26
Secara umum investor biasanya mempunyai sifat ini. Seorang investor
jika dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat
pengembalian yang sama dengan tingkat risiko yang berbeda, ia akan memilih
investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah.
Seorang investor yang risk averse akan memilih investasi dengan tingkat
kepastian yang lebih tinggi.
2)
Risk neutral / risk indifference
Risk neutral adalah kelompok investor yang mempunyai sifat netral
terhadap risiko.
Investor jenis ini tidak menentukan keputusan investasinya atas dasar
risiko yang ada.
3)
Risk lover
Risk lover adalah kelompok investor yang menyukai ketidakpastian. Jenis
investor ini senang mengambil risiko.
Seorang investor yang risk lover jika dihadapkan pada dua pilihan
investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan tingkat risiko
yang berbeda, ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi.
27
Dari keempat jenis reksa dana yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana
pendapatan tetap, reksa dana saham dan reksa dana campuran semuanya
mengandung risiko.
Tabel 2.1 Jenis Reksa Dana, Tingkat Risiko dan Karakter Risiko Investor
Jenis Reksa Dana
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa Dana Campuran
Reksa Dana Saham
Tingkat Risiko
Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
Karakter Risiko Investor
Konservatif
Konsevatif-Moderat / Moderat
Moderat / Moderat-Agresif
Agresif
Sumber : Kontan, 14 Februari 2005
Reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap mempunyai
tingkat risiko yang tidak terlalu tinggi. Ini disebabkan karena kedua jenis reksa
dana ini menempatkan dananya pada instrumen-instrumen seperti SBI dan
deposito. SBI dan deposito mempunyai tingkat keamanan yang cukup tinggi
karena dijamin oleh Pemerintah.
Reksa dana campuran mempunyai tingkat risiko yang lebih besar
dibandingkan dengan dua jenis reksa dana sebelumnya. Penempatan dana pada
reksa dana campuran sangat variatif mulai dari efek hutang, ekuitas dan pasar
uang. Setiap reksa dana campuran mempunyai kebijakan investasi tersendiri,
sehingga porsi risiko yang dihasilkan berbeda-beda. Reksa dana campuran yang
menempatkan sebagian besar dananya pada efek ekuitas tentu akan mempunyai
tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana pasar uang dan
pendapatan tetap.
28
Reksa dana saham merupakan reksa dana dengan tingkat risiko tertinggi
dari keempat jenis reksa dana yang ada. Beberapa reksa dana saham mampu
memberikan return tahunan diatas 100%. Dengan tingkat return yang sangat
tinggi tersebut tentu saja tingkat risiko yang ada juga sangat tinggi.
2.5
Resiko Reksa Dana
Menurut Jaka E. Cahyono (2002,52-54), reksa dana sebagai sarana
investasi memiliki resiko investasi sebagai berikut :
1. Risiko berkurangnya nilai Unit Penyertaan (UP)
Nilai unit penyertaan reksa dana bisa
naik dan turun sejalan dengan
kenaikan atau penurunan harga efek ekuitas dan efek utang yang menjadi
sarana investasi reksa dana tersebut. Penurunan nilai aktiva bersih unit
penyertaan reksadana juga bisa terjadi karena adanya biaya biaya yang
dikenakan atas reksa dana tersebut.
2. Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik
Bagi Indonesia yangmenganut system ekonomi terbuka, perkembangan
politik di luar negeri mempengaruhi perekonomian dan politik nasional.
Perubahan politik di suatu Negara ini pada gilirannya juga dapat
mempengaruhi pandangan umum terhadap perusahaan- perusahaan di
Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa efek
Indonesia. Akhirnya, pandangan umum tersebut bisa membuat investor
melikuidasi portfolio efeknya yang akan menyebabkan penurunan nilai
efek tersebut.
29
3. Risiko likuiditas reksa dana terbuka
Pengelolah investasi wajib membeli kembali unit penyertaan dari investor.
Untuk memenuhi kewajiban tersebut pengelolah investasi bisa menjual
sebagian portfolionya. Resiko likuiditas bisa terjadi jika efek dari portfolio
mengalami kesulitan untuk di jual karena faktor penawaran dan
permintaan.
4. Risiko Wanprestasi
Risiko ini muncul jika ada pihak terkait seperti emiten, bank kustodia,
agen penjual gagl memenuhi kewajibannya. Kegagalan dari pihak terkait
dalam melunasi kewajibannya ini dapat mempengaruhi nilai aktiva bersih
reksadana. Wanprestasi misalnya dilakukan oleh beberapa penerbit
obligasi selama krisis moneter yakni tidak membayar kupon bunga pada
waktunya.
5. Risiko berkaitan dengan peraturan
Dalam berinvestasi reksa dana mempunyai batasan-batasan tertentu,
misalnya tidak boleh membeli efek di luar negeri dan membeli efek yang
di terbitkan oleh emiten melebihi 10% dari nilai aktiva reksa dana.
2.6
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh mahasiswa program
pasca sarjana program studi manajemen keuangan dan investasi Universitas Bina
Nusanatara pada tahun 2005 dengan judul “Analisis Kinerja 9 Reksa Dana Saham
Dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Selama Tahun 2002, 2003 dan 2004.
30
Dari analisis yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan reksa dana mana saja
yang memberikan return terbaik pada tahun 2002, 2003, dan 2004 serta
memberikan hasil return reksa dana saham yang berkinerja
outperform
dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan. Peelitian yang dilakukan
untuk mengetahui resiko dari pada reksa dana saham dibandingkan dengan
pembandinganya yaitu IHSG.
Selain itu terdapat penelitian oleh mahasiswa program pasca sarjana
program studi manajemen keuangan dan investasi Universitas Bina Nusanatara
pada tahun 2008 dengan judul “Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan
Metode Sharpe, Modigliani Squared, Treynor dan Jensen Selama Periode Tahun
2003 - 2007. Dari penelitian tersebut menyimpulakan bahwa dengan berdasarkan
metode Sharpe, rata-rata reksa dana saham yang diamati dalam periode
pengamatan memiliki kinerja atau profil imbal hasil terhadap resiko total yang
lebih rendah dari pada pasar (IHSG). Berdasarkan metode Modigliani-Squared,
rata-rata reksa dana saham yang diamati dalam periode pengamatan memiliki
kinerja lebih rendah atau imbal hasil yang lebih rendah apabila resikonya
disamakan dengan pasar (IHSG). Berdasarkan metode Treynor, rata-rata reksa
dana saham yang diamati dalam periode pengamatan memiliki profil imbal hasil
terhadap resiko sistematik yang sama dengan pasar (IHSG). Berdasarkan metode
Jensen, rata-rata kinerja reksa dana saham yang diamati dalam periode
pengamatan lebih baik daripada pasar (IHSG). Adapaun penelitian tersebut
memiliki keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut :
31
1. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode, yaitu Sharpe,
Modigliani Squared, Treynor dan Jensen. Namum penelitian tersebut tidak
menentukan metode apa yang lebih baik dibandingkan dengan metode
lainnya.
2. Penelitian ini menilia kinerja dan memeringkat reksadana berdasarkan
setiap metode yang digunakan dan tidak secara keseluruhan ( gabungan
dari metode-metode).
Download