Ringkasan Khotbah - 13 Nov'11 Orang Percaya Sejati Mat.28:18-20 Ev. Him-Him. Banyak orang Kristen yang berpikir bahwa Amanat Agung itu adalah tentang penginjilan saja. LAI memberi judul perikop: “Perintah untuk memberitakan Injil”. Ini tidak salah, tapi kurang lengkap. Amanat Agung ini tidak hanya amanat untuk penginjilan, tetapi juga instruksi untuk menjadikan orang yang diinjili menjadi orang percaya sejati. Jika ada orang percaya sejati, berarti ada orang percaya palsu. Dan Alkitab memang memberitahu kita demikian. Mat.7:21-23 adalah contohnya. Orang ini bukan hanya percaya Tuhan Yesus, dia juga pelayanan: bernubuat, mengusir setan, mengadakan mujizat dalam nama Yesus. Tetapi ternyata orang ini bukan orang percaya sejati. Jadi apa yang membedakan orang percaya sejati dengan yang palsu? Kembali ke Amanat Agung, Tuhan Yesus memerintahkan para rasul untuk pergi memberitakan Injil kepada segala bangsa, menjadikan mereka murid Tuhan, membaptis mereka (masuk ke dalam gereja), dan mengajar mereka segala sesuatu yang diperintahkan Kristus. Dari sini, kita mengetahui bahwa menjadi Kristen itu berarti menjadi murid Kristus. Ini adalah satu tanda yang membedakan orang percaya sejati dan orang yang cuma mengaku percaya. Orang percaya sejati pasti menjadi murid Kristus. Tuhan Yesus sendiri memilih 12 orang untuk menjadi murid-Nya (Mrk.3:13-15). Coba perhatikan, untuk apa Tuhan Yesus memilih 12 orang menjadi murid? Pertama-tama bukanlah untuk “diutus memberitakan Injil” apalagi “mengusir setan”, tetapi untuk “menyertai Dia”. Tidak ada rasul (apostolos/ messenger/ utusan Injil), yang tidak terlebih dahulu menjadi murid! Setelah menjadi murid, baru diutus untuk memberitakan Injil dan mengusir setan. Di dalam Injil Markus, pengusiran setan menandakan bahwa setan tidak lagi berkuasa sejak Kerajaan Allah datang di dalam diri Yesus Kristus, dan hal itu tidak bisa dilepaskan dari pemberitaan Injil. Ini satu topik tersendiri dan hari ini kita akan fokus pada yang pertama, yaitu menjadi murid. Kata “murid” = mathetes, selalu diterjemahkan menjadi “disciple”, bukan “student”. “Student” memiliki akar kata yang sama dengan “study”, tetapi “disciple” memiliki akar kata yang sama dengan “discipline”. Ketika Tuhan Yesus memilih 12 murid, Ia tidak menyuruh mereka menemui Dia setiap hari selama 6 jam untuk belajar di ruang kelas. Ia menyuruh mereka “untuk menyertai Dia” (24 jam sehari, ke mana saja Tuhan Yesus pergi). Kita bisa membayangkan bagaimana rasanya bersama Tuhan selama 3 tahun lebih? 1/4 Ringkasan Khotbah - 13 Nov'11 Keempat Injil mencatat banyak kali Tuhan menegur para murid, membongkar pikiran mereka, mengoreksi ucapan dan tindakan mereka. Tidak ada satu hal pun yang bisa disembunyikan para murid dari Tuhan dan Tuhan mendisiplinkan mereka. Itu namanya menjadi murid, menjadi “disciple” yang didisiplin Tuhan, dan hal ini hanya bisa dilakukan dengan “menyertai Dia” / berjalan bersama dengan Tuhan. Untuk apa? Tiga tujuan menjadi murid: 1.Untuk mengenal Tuhan secara pribadi, 2.Untuk mengerti ajaran-Nya, 3.untuk meneladani dan mengimitasi Kristus. Ketiga hal ini tidak boleh dibalik. Kita harus kenal dulu, baru bisa mengerti Firman dan meneladani Kristus. Kembali ke Mat.7:21-23. Tahu tentang Kristus dan percaya bahwa Ia adalah Tuhan, tidak menjamin bahwa orang itu adalah orang percaya sejati. Setan juga tahu bahwa Kristus itu Tuhan. Ayat 23 menyatakan bahwa orang itu tidak dikenal oleh Kristus. Memangnya ada orang yang Kristus tidak tahu? Jadi, masalah yang sebenarnya adalah tidak adanya relasi antara orang itu dengan Kristus. Kita bisa mengaku kenal Kristus, dari kecil sudah ke sekolah minggu, sekarang giat melayani, bahkan mungkin juga memberitakan firman, tetapi jika kita tidak sungguh-sungguh kenal Tuhan, kita bukan orang Kristen sejati. Coba baca Yoh.17:3 – sangat sinkron dengan Mat.7:23. Jadi, tujuan pertama dari menjadi murid Kristus adalah mengenal Allah yang sejati. Mengenal pribadi Kristus tidak bisa dilepaskan dari ajaran dan karya-Nya. Maka, tujuan kedua adalah mengerti ajaran Kristus. Bagian terakhir Amanat Agung memerintahkan kita untuk mengajar orang yang baru percaya. Perintah untuk mengajar itu bukan hanya ditujukan kepada para rasul atau para hamba Tuhan, tetapi kepada semua orang Kristen (Ibr.5:12-14). Surat Ibrani tidak ditujukan kepada hamba Tuhan tetapi kepada semua jemaat. Bagaimana seseorang yang tidak mengerti ajaran Kristus akan bisa mengajar orang lain? Karena itu, belajar dari Alkitab itu penting. GRII berusaha menyediakan sarana-sarana supaya jemaat bisa belajar Alkitab, bisa mengerti ajaran Kristus. Ada orang yang mengatakan bahwa GRII itu Gereja Repot Ini Itu (karena kegiatannya begitu banyak). Mengapa mau repot seperti itu? Karena mendapat Amanat Agung dari Tuhan. Tuhan mau semua orang Kristen mengerti firman dan bisa mengajar firman. Memang hamba-hamba Tuhan dipanggil khusus untuk pelayanan firman, tetapi pelayanan firman tidak eksklusif untuk hamba Tuhan. Berapa lama kita menjadi orang Kristen? Berapa orang yang sudah kita bimbing untuk mengerti firman? Atau kita sendiri belum mengerti firman? Hati-hati, orang Kristen yang tidak bertumbuh dalam pengertian firman dan akhirnya tidak menghasilkan buah yang berguna bagi Tuhan, mungkin bukan orang Kristen 2/4 Ringkasan Khotbah - 13 Nov'11 sejati (Ibr.6:4-8). Bayangkan jika gereja ini dipenuhi orang-orang yang bertumbuh dalam firman dan bisa mengajar. Jika kita bertanya: mengapa Tuhan tidak menambahkan jiwa-jiwa baru ke gereja kita? Kita harus introspeksi diri: kalau Tuhan berikan orang baru, apakah kita siap melayani mereka? Siap mengajarkan firman kepada mereka? Gereja menjadi bermasalah jika jemaatnya tidak mengerti kebenaran, bukannya tambah mencintai Tuhan tetapi makin berani berdosa. Sebaliknya, orang yang tunduk kepada kebenaran, bukan hanya tidak berani berdosa, tetapi juga punya kegairahan bagi Tuhan. Apakah jemaat di sini bergairah bagi Tuhan? Atau terpaksa saja ke gereja karena KTP Kristen? Mari kita dengan jujur memeriksa hati kita. Jika Tuhan masih menegur kita, itu berarti masih ada anugerah. Jika hati kita keras, jangan-jangan Tuhan sudah akan buang kita. Segera bertobat. Ketiga, kita menjadi murid Tuhan untuk meneladani Tuhan, menjadi peniru-peniru Kristus. Mengenal Tuhan dan mengerti ajaran-Nya tidak boleh berhenti di pikiran, tetapi harus mengubah hidup. Penulis Ibrani berkata bahwa setiap orang Kristen harus menghasilkan buah yang berguna. Tuhan Yesus sendiri pernah mengajarkan perumpamaan penabur: 4 jenis tanah yang menggambarkan 4 kondisi hati manusia. Hati mana yang mempunyai iman yang hidup? Yang menghasilkan buah! Benih yang jatuh di tanah pertama sama sekali tidak sempat bertumbuh karena dirampas si jahat. Itu yang terjadi kepada orang Kristen yang setelah dengar firman langsung lupa karena memang tidak memperhatikan dengan sungguh. Benih yang jatuh di tanah kedua dan ketiga, sempat bertumbuh tetapi tidak berbuah dan akhirnya mati. Tuhan Yesus berkata, “Jika kamu tinggal dalam Aku, kamu akan berbuah lebat.” Apakah kita sudah berbuah bagi Tuhan? Berapa banyak? Itu menunjukkan bagaimana relasi kita dengan Tuhan. Iman sejati akan kelihatan dari buahnya. Jadi, iman yang sejati ditunjukkan dengan pertumbuhan dan buah yang dihasilkan dari pengenalan akan Tuhan. Apa yang bertumbuh? Benih firman (berarti pengertian kita akan kebenaran harus terus bertumbuh). Apa buah dari firman yang bertumbuh? 2 Tim.3:16-17 menyebutnya “perbuatan baik”, dan Mat.7:21 tadi menyebutnya “melakukan kehendak Bapa yang di sorga”. Saya tidak percaya ada orang Kristen sejati yang tidak peduli kehendak Allah. Kristus sendiri menjadi teladan bagi kita (Yoh.17:4). Kita dicipta dalam gambar Allah untuk menyatakan 3/4 Ringkasan Khotbah - 13 Nov'11 kemuliaan Allah, tetapi dosa merusak gambar Allah itu. Di dalam Kristus, gambar Allah di dalam kita diperbarui. Kristus adalah Gambar Allah yang sejati dan kita harus terus makin serupa dengan Kristus. Jika Kristus melaksanakan semua kehendak Bapa, kita pun harus demikian supaya hidup kita memuliakan Tuhan. Itulah orang percaya sejati. Kita diselamatkan bukan untuk masuk surga, tetapi untuk menyatakan kemuliaan Tuhan dan caranya adalah dengan menjadi murid Kristus. Paulus memberi dorongan kepada kita dalam Flp.2:12-13 yaitu untuk mengerjakan keselamatan kita karena Allah terus bekerja dalam kita. Paulus sendiri berkata bahwa ia masih terus berjuang (Flp.3:12-14). Jika Paulus saja masih berjuang, bagaimana dengan kita? Apakah kita orang percaya sejati? Tunjukkan buktinya melalui hidup kita. Kiranya Tuhan menolong kita. (VP). 4/4