VALIDITAS Indah Mulyani Pengertian Validitas Validity ketepatan, kecermatan, keakuratan, kesahihan Menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu bisa mengukur (sejauh mana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur). Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi atau tujuan tertentu. Instrumen dianggap valid jika instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang ingin diukur. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam memilih alat ukur yang valid adalah menggunakan “prinsip kemudahan” (tidak menyulitkan peneliti sendiri atau orang lain). Contoh : Timbangan adalah alat yang valid untuk mengukur berat sebuah benda → cincin – gr (jangan kg atau ton) Jika guru ingin mengetahui kemampuan siswa mengenai 2 X4=X Tujuan : Ingin mengetahui apakah para siswa dapat menentukan nilai X tersebut Situasi : Siswa minimal telah mengenal angka 0 – 8 Jenis-jenis Validitas Vaiditas Isi Pengujian validitas dengan meneliti apakah perilaku yang diukur melalui tes sudah mewakili karakteristik yang hendak di ukur. Suatu pengujian yang sistematis terhadap isi suatu tes untuk menentukan apakah tes sudah mencakup aspek atau indikator perilaku yang diukur (behavior domain). Melihat sejauh mana tes dilihat dari isinya memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur (isi tidak boleh keluar dari batasan tujuan pengukuran) Tipe Validitas Isi Validitas Muka atau Validitas Tampak (Face Validity) Didasarkan pada panilaian format penampilan tes Validitas muka terpenuhi jika penampilan tes meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap atribut yang hendak diukur Berguna untuk membangun kredibilitas tes dan meningkatkan motivasi individu untuk mengerjakan tes Contoh : Jika subjeknya anak-anak, alat tes dibuat berwarna Validitas Logik (Logical Validity) Menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur ( isi tidak boleh keluar dari batasan tujuan pengukuran) Menunjukkan sejauh mana isi tes sesuai dengan ciri-ciri atribut yang hendak diukur Ditentukan dengan analisis rasional, caranya dengan melihat apakah item-item yang dibuat telah sesuai dengan blueprintnya Contoh : Jika ingin mengukur kompetensi guru dalam mengajar, dapat digunakan instrumen dengan berpedoman pada konsep pendidikan guru, terutama poin-poin yang langsung merujuk pada kompetensi mengajar di kelas Hal-hal yang harus diperhatikan dalam validitas isi : ▪ Instrumen yang dibuat harus dalam lingkup materi dan ranah yang dikehendaki ▪ Instrumen tes yang dimaksudkan untuk mengukur prestasi belajar siswa harus dibuat berdasarkan materi yang benar-benar diajarkan ▪ Instrumen yang dibuat hanya memuat 1 fokus Validitas Kriteria Merujuk pada hubungan antara 1 instrumen dengan instrumen lainnya untuk melihat efektivitas sebuah tes dalam memprediksi performa individu pada aktivitasaktivitas tertentu Tipe Validitas Kriteria Validitas Prediktif (Predictive Validity) Jika data 2 instrumen tidak dapat diperoleh secara bersamaan Contoh : Untuk memprediksi keberhasilan belajar di Perguruan Tinggi digunakan ujian masuk dan IPK Validitas Konkuren (Concurrent Validity) Jika data 2 instrumen dapat diperoleh secara bersamaan Contoh : Untuk memprediksi kenaikan jabatan digunakan tes pegawai dan kinerja pegawai Validitas Konstrak Seberapa tepat tes mengukur suatu theoritical construct / konstrak teoritis dari suatu gejala yang diukur. Membandingkan apakah isi item-item pertanyaan sudah menganggambarkan kontrak yang akan di ukur. Konstrak diperoleh melalui teori, bisa berupa dimensi, aspek, komponen, maupun faktor-faktor. Diperlukan pemahaman dan sumber teori yang lengkap untuk memperoleh konstrak yang tepat dari sebuah variabel Contoh : Konsep inteligensi (tetapkan apa konstrak dari inteligensi, definisi, aspek, dll) Tipe Validitas Konstrak Developmental Change Diukur melalui perbedaan/perubahan yang nyata/signifikan antara satu tahapan ke tahapan lainnya Mengkorelasikan angka-angka dengan perkembangan tertentu Contoh : Tes inteligensi (asumsi = anak dengan usia lebih tua inteligensinya lebih berkembang) Hasil tes dilihat, jika hasilnya memang lebih tinggi pada anak dengan usia lebih tua, maka valid Correlation With Other Test Membandingkan skor tes baru dengan tes lama yang memang sudah valid dalam mengukur hal yang sama Jarang digunakan karena jika sudah ada tes yang valid, untuk apa dibuat lagi Analisis Faktor Mengenali / mengidentifikasi dengan menjajarkan subtes persubtes dan diperbandingkan Mengkorelasikan berbagai macam tes Satu tes mungkin saja mengukur lebih dari 1 konstrak Validitas Subjektif (Subjective Validity) ▫ Kriterianya ditentukan sepenuhnya oleh peneliti berdasarkan pertimbangan nalar maupun pengalamannya. ▫ Contoh : Seorang peneliti ingin mengukur kecepatan membaca sekelompok siswa, dapat menggunakan instrumen berupa sebuah teks yang berisi 100 kata.