PENGARUH PEMBERIAN HYPNOBIRTHING DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN DI BPS PRITA YUSITA MANGUNSARI SALATIGA Siti Mahmudah STIKES NGUDI WALUYO E-mail : www.nwu.ac.id Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Program Studi Diploma IV Kebidanan Skripsi, September 2013 Siti Mahmdah 030112a093 Pengaruh Pemberian Hypnobirthing Dengan Lama Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Di Bps Prita Yusita Mangunsari Salatiga (xv + 82 halaman + 5 tabel + 2 bagan + 1 gambar + 15 lampiran) ABSTRAK Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Hypnobirthing adalah salah satu metode memperlancar proses persalinan dengan cara relaksasi mendalam, pola pernafasan secara lambat dan petunjuk cara melepaskan endorfin dari dalam tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di BPS Prita Yusita Mangunsari Salatiga. Penelitian ini menggunakan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi eksperimen dengan jenis Post-test with control design populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin pada bulan Juli - Agustus 2013. Tehnik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling sebanyak 15 responden sebagai kelompok kontrol dan 15 responden sebagai kelompok perlakuan dan mengambil data menggunakan lembar observasi partograf. Analisa statistik menggunakan uji independent t test. Hasil penelitian menunjukkan nilai p value sebesar 0,011 dimana 0,011< α = 0,05 hal ini berarti ada pengaruh hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di BPS Prita Yusita Mangunsari Salatiga, dengan beda rata-rata -1,600 dan beda waktu bersalin antara kelompok yang dilakukan dan tidak dilakukan adalah -2,800 sampai -0,400. Bagi tenaga kesehatan hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan hypnobirthing pada masa kehamilan dan persalinan. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. Kata Kunci Kepustakaan : Persalinan , Hypnobirthing : 20 sumber (2002-2012) PENGARUH PEMBERIAN HYPNOBIRTHING DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN DI BPS PRITA YUSITA MANGUNSARI SALATIGA 1 PENDAHULUAN Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat dan Sujiyatini, 2010). Persalinan aktif terbagi menjadi tiga kala yang berbeda. Kala I persalinan dimulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi servik yang progresif. Kala II persalinan dimulai ketika dilatasi servik sudah lengkap dan berakhir ketika janin sudah lahir. Kala III persalinan dimulai segera setelah janin lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin (Sarwono, 2008). Menurut Yanti (2010) dalam fase persalinan juga terjadi peningkatan kecemasan dengan makin mengkatnya kecemasan akan semakin meningkatnya intensitas nyeri. Dengan makin majunya proses persalinan, menyebabkan perasaan ibu hamil semakin cemas dan rasa cemas tersebut menyebabkan rasa nyeri semakin intens demikian pula sebaliknya. Sensasi nyeri yang diderita ibu bersalin tersebut berasal dari sinyal nyeri yang timbul saat otot rahim berkontraksi dengan tujuan untuk mendorong bayi yang ada didalam rahim keluar. Menurut Chomaria (2012) banyak beragam alternatif cara melahirkan tanpa rasa sakit yaitu dengan metode ILA (Intrathecal Labor Analgetik), metode relaksasi, metode hypnobirthing, metode doa dan zikir, metode melahirkan didalam air (waterbirth) serta melahirkan dengan bantuan alat. Namun hypnobirthing merupakan tehnik melahirkan secara alami, yang meliputi relaksasi mendalam, pola pernafasan secara lambat dan petunjuk cara melepaskan endorfin dari dalam tubuh. Hypnobirthing memungkinkan calon ibu untuk menikmati proses kelahiran yang aman, lembut, cepat, dan tanpa proses pembedahan. Selain itu berguna untuk mengurangi rasa sakit dan memperlancar proses persalinan. Dampak positif pada ibu yang melakukan terapi hypnobirthing saat persalinan dapat memperlancar proses persalinan (kala I dan kala II lebih lancar), mengurangi resiko terjadinya komplikasi dalam persalinan dan terjadinya perdarahan, membantu menjaga suplai oksigen pada bayi selama proses persalinan (Kuswandi, 2012). Fenomena yang ada menunjukan bahwa hingga saat ini praktisi hypnobirthing masih sangat sedikit. Apalagi praktisi hypnobirthing yang berlatar belakang tenaga kesehatan. berdasarkan wawancara terhadap beberapa bidan menyatakan bahwa hypnobirthing merupakan ilmu baru di Indonesia sehingga membutuhkan waktu dan biaya untuk melakukan pelatihan serta dibutuhkan sosialisasi serta bukan merupakan kompetensi dasar bagi tenaga kesahatan, sedangkan manfaat hypnobirthing salah satunya mampu membantu ibu hamil untuk membingkai harapan yang positif dan mempersiapkan persalinan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 Maret 2013 di Bidan Kita Klaten didapatkan data pada bulan Februari 2013 dari 11 ibu bersalin yang dilakukan hypnobirthing pada saat persalinan terdapat 1 ibu bersalin (9,1%) yang mengalami kala I memanjang yaitu lama persalinan kala I fase aktif lebih dari 10 jam sedangkan 10 ibu bersalin (90,9%) mengalami kala I fase aktif yang normal dan tidak mengalami kala I fase aktif yang lama. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 5 April 2013 di Bidan Prita Yusita Mangunsari Salatiga, didapatkan data dari bulan Januari sampai bulan Maret 2013 terdapat 18 ibu bersalin diantaranya 8 (44%) ibu bersalin dilakukan hypnobirthing dan 10 (56%) ibu bersalin tidak dilakukan hypnobirthing. Dari 8 (44%) ibu yang dilakukan hypnobirthing lebih cepat dalam proses persalinannya di bandingkan dengan tidak di berikan hypnobirthing sedangkan 10 (56%) ibu bersalin yang tidak dilakukan hypnobirthing lebih lama proses PENGARUH PEMBERIAN HYPNOBIRTHING DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN DI BPS PRITA YUSITA MANGUNSARI SALATIGA 2 persalinannya dibandingkan dengan ibu bersalin yang diberikan hypnobirthing. Meskipun teori tentang hypnobirthing dapat mempercepat lama persalinan kala I sudah ada tetapi masih terbatasnya pembuktian ilmiah tentang teori tersebut, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul pengaruh pemberian hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di BPS Prita Yusita Mangunsari Salatiga. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan jenis post-test with control design. Penelitian quasi eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui adanya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik (Notoadmodjo, 2010). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002) Populasi yang terjangkau dalam penelitian ini adalah ibu bersalin pada tanggal 6 Juli sampai 17 Agustus 2013 sebanyak 30 orang di BPS Prita Yusita Mangunsari Salatiga. Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Suatu penelitian dapat menggunakan seluruh obyek atau hanya mengambil sebagian dari keseluruhan populasi. Sampel yang baik adalah sampel yang representative atau mewakili populasi (Notoatmodjo, 2010). Menurut Hidayat (2009), kriteria sampel dalam penelitian meliputi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel yang akan digunakan. Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi sebagai sampel. Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah subjek yang memenuhi kriteria inklusi antara lain : Ibu bersalin yang bersedia menjadi responden yang dibuktikan dengan tanda persetujuan, Ibu hamil yang akan melahirkan pervaginam Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008). Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah Ibu bersalin yang melahirkan secara Sectio cesaria. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental sampling. Accidental sampling yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu yang tidak direncanakan pertemuannya terlebih dahulu. (Arikunto, 2003). Peneliti dalam pelaksanaannya membagi 2 kelompok sampel sesuai dengan kelas pelayanan yang diberikan yaitu kelompok perlakuan sebanyak 15 ibu bersalin yang mengikuti kelas hypnobirthing pada masa kehamilan dan memilih persalinan dengan hypnobirthing dan kelompok kontrol sebanyak 15 ibu bersalin yang tidak mengikuti kelas hypnobirthing pada masa kehamilan dan tidak memilih persalinan dengan hypnobirthing. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dalam sebuah lembar observasi yang berisi variabel- variabel yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2002). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lebar observasi partograf lama kala I persalinan pada ibu yang diberikan hypnobirthing dan yang tidak diberikan hypnobirthing. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu partograf untuk mengobservasi lama kala 1 persalinan. Selain itu menggunakan cheklist pada ibu yang diberikan hypnobirthing dan yang tidak diberikan hypnobirting dan prosedur tindakan pemberian hypnobirthing. Cara pemberiannya yaitu sesuai dengan prosedur standar baku yang telah dibakukan oleh pakar hypnobirthing Indonesia Lanny Kuswandi. Tahapan dalam pengolahan data yaitu Editing dilakukan di tempat pengumpulan PENGARUH PEMBERIAN HYPNOBIRTHING DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN DI BPS PRITA YUSITA MANGUNSARI SALATIGA 3 data, jika ada kekurangan data dapat dilengkapi . Dalam penelitian ini kegiatan editing adalah meneliti isian dalam lembar observasi partograf yang diberikan hypnobirthing dan yang tidak diberikan hypnobirthing. Kegiatan coding dilakukan dengan memberikan tanda atau kode pada masingmasing hasil pengukuran variable. Dalam penelitian ini kegiatan coding yaitu dengan memberikan kode pada kelompok perlakuan kode 2 dan kelompok kontrol kode 1. Tabulating adalah memasukkan datadata hasil penelitian ke dalam tabel-tabel sesuai dengan kriteria (Notoadmodjo, 2010) Dalam penelitian ini peneliti memasukkan data hasil penelitian yang telah diberi kode ke dalam tabel untuk selanjutnya diolah dengan bantuan komputer. Entering adalah Langkah ini adalah memasukan data-data kecil penelitian ke dalam komputer (Aziz, 2007). Dalam penelitian ini kegiatan entry data adalah memasukkan data kedalam data base komputer melalui program SPSS 18. Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak (Notoadmodjo, 2010). Dalam penelitian ini kegiatan cleaning adalah mengecek kembali data tang sudah di entry yaitu lama kala I Fase aktif yang diberikan hypnobirthing dan yang tidak diberikan hypnobirthing apakah ada kesalahan atau tidak. Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak (Notoadmodjo, 2010). Dalam penelitian ini kegiatan cleaning adalah mengecek kembali data tang sudah di entry yaitu lama kala I Fase aktif yang diberikan hypnobirthing dan yang tidak diberikan hypnobirthing apakah ada kesalahan atau tidak. Analisis univariat dari tiap variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah lama kala I fase aktif pada kelompok yang dilakukan dan tidak dilakukan hypnobirthing. Dalam analisis ini dicari nilai maksimal, minimal, mean dan standar deviasi dari hasil penelitian. Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (hypnobirthing) terhadap variabel terikat (lama persalinan kala I), Data penelitian dilakukan uji normalitas dengan Shapiro Wilk. Setelah itu untuk mengetahui korelasi pada kelompok yang dilakukan dan tidak dilakukan hypnobirthing digunakan rumus t independent. Hasil uji normalitas dengan ShapiroWilk didapatkan hasil bahwa data berdustribusi normal karena nilai signifikan > α = 0,05 (0,090 > α = 0,05) sehingga analisis dilakukan dengan independent t test. Apabila p value < α = 0.05 maka Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh pemberian hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di BPS Prita Yusita Mangunsari Salatiga. Apabila p value > α = 0.05 maka Ho diterima, yang berarti tidak ada pengaruh pemberian hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di BPS Prita Yusita Mangunsari Salatiga. HASIL PENELITIAN Lama persalinan kala 1 fase aktif pada ibu bersalin yang dilakukan hypnobirthing Lama persalinan N dilakukan 15 hypnobirthing Vari Min Max an Mean Medi SD an 2.47 2.50 1.07 1.16 1.00 4.00 dapat diketahui bahwa dari 15 responden yang dilakukan hypnobirthing memiliki nilai minimum 1.00 dan nilai maximum 4.00. hal ini yang menunjukkan bahwa pada ibu bersalin yang dilakukan hypnobirthing minimum lama persalinannya adalah 1 jam dan maximum 4 jam serta nilai mean 2.47 yang menunjukkan bahwa pada ibu bersalin yang dilakukan hypnobirthing ratarata lama persalinannya adalah 2,47 jam. Lama persalinan kala 1 fase aktif pada ibu bersalin yang tidak dilakukan hypnobirthing PENGARUH PEMBERIAN HYPNOBIRTHING DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN DI BPS PRITA YUSITA MANGUNSARI SALATIGA 4 Lama N persalinan Mea Medi SD n an Vari Min Max an Tanpa 15 4.07 3.50 1.96 3.85 2.00 7.00 hypnobirt hing dapat diketahui bahwa dari 15 responden yang tidak dilakukan hypnobirthing memiliki nilai minimum 2.00 dan nilai maximum 7.00 yang menunjukkan bahwa pada ibu bersalin yang tidak dilakukan hypnobirthing minimum lama persalinannya adalah 2 jam dan maximum 7 jam serta nilai mean 4.07 yang menunjukkan bahwa pada kelompok yang tidak dilakukan hypnobirthing rata- rata lama persalinannya adalah 4,07 jam. Hasil analisis pengaruh hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di BPS Prita Yusita Mangunsari Salatiga Hypno birthin g Dilaku kan Tidak dilakuk an N Me an SD pvalu e 15 2.4 7 1.07 7 0,01 1 15 4.0 7 1.96 3 Perb IK 95% edaa Lower n Upper Rera ta 1.60 2.8 0,4 0 00 00 Berdasarkan hasil analisis independent t test dengan α = 0,05 diperoleh p value < α = 0.05 yaitu nilai p-value 0,011 dimana 0,011 < α = 0,05. Hal ini berarti ada pengaruh pemberian hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin, dengan perbedaan rerata (mean defference) sebesar -1,600 dan perbedaan waktu bersalin antara kelompok yang dilakukan dan tidak dilakukan adalah antara 2,800 sampai -0,400. PEMBAHASAN A. Lama Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok Yang Dilakukan Hypnobirthing Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok yang dilakukan hypnobrithing rata-rata lama persalinannya adalah 2,47 jam. Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang dilakukan hypnobrithing lama persalinannya semakin cepat. Hal ini sesuai dengan teori menurut Sarwono Prawirohardjo (2008) yang menyatakan bahwa lama persalinan kala I fase aktif pada primigravida yaitu berlangsung 6 jam, dibagi atas : 1) Akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm. 2) Dilatasi maksimal (stedy) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm. 3) Deselerasi: berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap. Sedangkan pada multigravida fase aktif berlangsung 2 jam, dibagi atas 3 sub fase : 1) Akselerasi, berlangsung 1 jam, pembukaan menjadi 4 cm. 2) Dilatasi maksimal, selama 0,5 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm. 3) Deselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 0,5 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap. Lama Persalinan kala satu dipengaruhi oleh psikologi pasien. Persalinan dapat berjalan secara wajar dan lancar apabila didukung dengan ketenangan dan relaksasi, sehingga otot rahim berkontraksi dengan baik, ritmis dan adekuat. Apabila ibu dalam keaadan rileks selama persalinan, maka kontraksi yang terjadi akan aman, efektif mendorong janin ke arah jalan lahir dengan membuka mulut rahim. Ibu yang tidak rileks karena tegang menghadapi proses persalinan, maka otot-otot dalam punggung akan menjadi kaku sehingga proses lahirnya janin menjadi lebih lama (Aprilia Yessie, 2011). PENGARUH PEMBERIAN HYPNOBIRTHING DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN DI BPS PRITA YUSITA MANGUNSARI SALATIGA 5 B. Lama Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Kelompok Yang Tidak Dilakukan Hypnobirthing Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama persalinan kala I fase aktif pada kelompok yang tidak dilakukan hypnobirthing memiliki mean 4.07 atau lama persalinannya 4,07 jam. Lama persalinan kala I dipengaruhi oleh banyak hal antara lain umur, paritas, dan psikologi ibu. Keterlambatan dalam pembukaan kala I persalinan merupakan ancaman bagi nyawa ibu maupun bayinya. Wanita yang mengalami keterlambatan pembukaan kala I fase aktif berdampak juga terhadap psikologisnya (Yanti, 2010). Hal ini sesuai dengan pendapat Yanti (2010) bahwa dalam fase persalinan juga terjadi peningkatan kecemasan dengan makin meningkatnya kecemasan akan semakin meningkatnya intensitas nyeri. Dengan makin majunya proses persalinan, menyebabkan perasaan ibu hamil semakin cemas dan rasa cemas tersebut menyebabkan rasa nyeri semakin intens demikian pula sebaliknya. Sensasi nyeri yang diderita ibu bersalin tersebut berasal dari sinyal nyeri yang timbul saat otot rahim berkontraksi dengan tujuan untuk mendorong bayi yang ada didalam rahim keluar. Kondisi psikologis yang sering terjadi pada wanita dalam persalinan kala I yaitu kecemasan dan ketakutan pada dosa- dosa atau kesalahankesalahan sendiri, timbulnya rasa tegang, ketakutan, kecemasan dan konflik- konflik batin dan Muncul ketakutan menghadapi kesakitan dan resiko bahaya melahirkan bayinya yang merupakan hambatan- hambatan dalam proses persalinan (Yanti, 2010). Keterlambatan pembukaan kala I fase aktif dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang penting adalah kecemasan dan kurangnya rasa nyaman klien (nyeri). Keterlambatan pembukaan kala I fase aktif yang paling dominan disebabkan oleh karena faktor psyche, meskipun ada faktor lain seperti power, passage, passenger, dan provider yang telah diidentifikasi sebagai suatu stressor (Nursalam,2003). C. Pengaruh Hypnobirthing Terhadap Lama Persalinan Kala I Fase Aktif Pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 30 responden,15 yang diberikan hypnobirthing, sedangkan dari 15 responden yang tidak diberikan hypnobirthing. Hasil analisis diperoleh nilai p-value 0,011 dimana 0,011 < α = 0,05 hal ini berarti ada pengaruh pemberian hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin, dengan perbedaan rerata (mean defference) sebesar -1,600 dan perbedaan waktu bersalin antara kelompok yang dilakukan dan tidak dilakukan adalah antara -2,800 sampai -0,400. Hypnobirthing mempengaruhi pikiran, dimana segala sesuatu yang dilakukan tubuh ditentukan oleh pikiran. Oleh sebab itu ketika ditanamkan suatu pandangan bahwa proses kehamilan sampai persalinan adalah suatu proses alami dimana ibu akan merasa nyaman dengan semua gangguan maupun reaksi yang ditimbulkan, maka tubuh akan mengekspresikan semua yang dialami dengan rasa nyaman dan relaksasi. Hal ini akan membuat persalinan kala I semakin cepat. Hal tersebut sesuai dengan teori Haryanto (2010) yang mengatakan hypnobirthing mampu memicu hormon endorphin yang merupakan hormon penghilang rasa PENGARUH PEMBERIAN HYPNOBIRTHING DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN DI BPS PRITA YUSITA MANGUNSARI SALATIGA 6 sakit, sehingga cara ini efektif untuk menghilangkan seluruh keluhan maupun perasaan tidak nyaman, dengan demikian metode ini dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit saat persalinan sehingga kala I persalinan menjadi semakin cepat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Haryanto (2010) bahwa saat dilakukan hypnobirthing otak berada pada gelombang alfa dan theta. Gelombang otak ini dominan terlihat ketika dalam kondisi santai, rileks, menghayal, termenung atau ketika kita dalam kondisi- kondisi lainnya dimana fokus pikiran hanya tertuju pada satu tujuan saja. Gelombang otak alfa merupakan gerbang menuju pikiran bawah sadar, sehingga otak bekerja lebih optimal. Pada gelombang alfa otak dan kelenjar hypofisis memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang berefek menciptakan rasa nyaman, santai, tenang dan bahagia serta mengalami anamnesia alami. Hormon ini berpengaruh terhadap imunitas tubuh yang meningkat, kondisi detak jantung yang stabil, pembuluh darah yang terbuka lebar, kondisi panca indra yang lebih berfokus dan lebih sensitif (Harianto, 2010). Sedangkan gelombang otak theta ini dominan dirasakan ketika kita sedang bermimpi atau ketika mengalami halusinasi hypnosis. Dalam kondisi ini sugesti sangat kuat tertanam dialam bawah sadar. Pada gelombang theta otak memproduksi atau mengeluarkan hormon melatonin dan hormon argini vasopresin atau AVP yang membuat fikiran sangat tenang dan semakin rileks, panca indra semakin peka dan intuisi atau indra keenam muncul (Harianto, 2010). Gelombang theta sering juga disebut sebagai otak dalam keadaan tidur aktif atau REM sleep (rapid eye movement). Otak yang tertidur aktif sangat mudah untuk di hypnosis . segala sugesti yang diberikan akan tersimpan dan terprogram dalam pikiran bawah sadar. Ketika gelombang otak naik ke beta atau pada kondisi sadar penuh, maka program (sugesti) yang diberikan akan berjalan secara nyata (Harianto, 2010). Dalam penelitian tidak semua responden yang diberi asuhan hypnobirthing lama kala I normal, secara teori Lama persalinan kala I tidak hanya dipengaruhi oleh hypnobirthing. Lama persalinan kala I dipengaruhi oleh berbagai hal salah satunya psikologi ibu. Responden yang dilakukan hypnobirthing tetapi Lama persalinan kala I tidak normal dikarena psikologi ibu yang kurang baik akibat adanya permasalahan keluarga dan kehamilan tidak diinginkan, dalam hal ini psikologi ibu mempengaruhi konsentrasi ibu dalam hypnobirthing ibu tidak dapat konsentrasi dengan maksimal sehingga hasil dari hypnobirthing juga tidak didapatkan secara maksimal. Sedangkan pada ibu yang tidak diberikan asuhan relaksasi hypnobirthing namun Lama persalinan kala I nya normal disebabkan karena Lama persalinan kala I juga dipengaruhi oleh umur, paritas, riwayat persalinan dan psikologi ibu. Responden tersebut senantiasa tenang menghadapi proses persalinan, ibu sagat rileks dengan dukungan suami dan keluarga. Sehingga meskipun tidak dilakukan hypnobirthing namun Lama persalinan kala I tetap normal. Uraian di atas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara hypnobirthing terhadap Lama persalinan kala I fase aktif. Dengan demikian hasil penelitian sesuai dengan teori. PENGARUH PEMBERIAN HYPNOBIRTHING DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN DI BPS PRITA YUSITA MANGUNSARI SALATIGA 7 Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andriani Eko Winarti (2010) mengenai pengaruh hypnobirthing terhadap penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di dapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara hypnobirthing terhadap penurunan emesis gravidarum dilihat dari frekuensi muntah. Hasil uji statistik menunjukkan untuk frekuensi muntah, p=0,006 (p<=0,05), serta bila diberikan hypnobirthing akan mengalami penurunan frekuensi muntah 23,98% dari yang tidak diberi hypnobirthing. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Aprilia dan Ritchmond (2011) yang menyatakan bahwa Metode hypnobirthing merupakan salah satu tehnik swasugesti, dalam menghadapi dan menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan, sehingga ibu hamil mampu melalui masa kehamilan dan persalinan dengan cara yang alami, lancar, dan nyaman (tanpa rasa sakit). Hal yang lebih penting adalah untuk kesehatan jiwa dari bayi yang dikandung (Aprilia dan Ritchmond, 2011). Menurut Martin,A.A., et al., dalam Yesse Aprilia dan Brenda Lynn Ritchmond (2011) menyatakan bahwa dengan metode relaksasi hypnobirting, maka dapat mempercepat kala 1 persalinan (lebih kurang 3 jam pada primipara dan 2 jam pada multipara), mengurangi resiko terjadinya komplikasi, dan mempercepat proses penyembuhan pada postpartum. Kondisi yang rileks pada pikiran dan tubuh membuat seluruh otot dalam tubuh menjadi lebih rileks sehingga secara otomatis dapat mengurangi resiko terjadinya lama persalinan pada kala I. Relaksasi hypnobirthing membuat ibu bersalin dan pasangannya menjadi lebih rileks, tenang, dan memegang kendali saat mereka membahas berbagai pilihan yang ada, mengevaluasi situasinya dan mengambil keputusan mengenai persalinan. Suasana hati yang tenang dan damai dapat membuat pemulihan ibu bersalin menjadi lebih mudah dan mengurangi komplikasi (Aprilia dan Ritchmond, 2011). KESIMPULAN 1. hasil penelitian rata- rata (mean) lama persalinan kala I fase aktif yang diberikan hypnobirthing adalah 2.47 jam hal ini menunjukan kala I fase aktif lebih cepat di bandingkan tanpa pemberian hypnobirthing. 2. hasil penelitian rata- rata (mean) lama persalinan kala I fase aktif yang tidak diberikan hypnobirthing adalah 4.07 jam hal ini menunjukan kala I fase aktif yang lebih lama di bandingkan dengan yang diberikan hypnobirthing. 3. hasil analisis independent t test diperoleh nilai p-value 0,011 dimana 0,011 < α = 0,05 hal ini berarti ada pengaruh hypnobirthing dengan lama persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin. dengan perbedaan rerata (mean defference) sebesar 1,600 dan perbedaan waktu bersalin antara kelompok yang dilakukan dan tidak dilakukan adalah antara -2,800 sampai -0,400. DAFTAR PUSTAKA Andriana, Evariny. (2010). Melahirkan tanpa rasa sakit. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer. Aprilia, Yesie; Ritchmond, Brenda. (2011). Gentle birth. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. PENGARUH PEMBERIAN HYPNOBIRTHING DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN DI BPS PRITA YUSITA MANGUNSARI SALATIGA 8 Aprillia, Yesie. (2011). Siapa bilang melahirkan itu sakit. Yogyakarta: C.V Andi Offset. http://www.bidankita.com/index.php?option= com_content&view=article&id=576:p elatihan-hypnobirthing-basic-untuknakes&catid=50:event&Itemid=76 (Diakses 10 September 2013) Arikunto. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis. Jakarta. Rineka Cipta. . (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta. Rineka Cipta. Batbual, Bringiwatty. (2010). Hypnosis hypnobirthing. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Chomaria, Nurul. (2012). Melahirkan tanpa rasa sakit. Jakarta: Kompas Gramedia. Harianto, Minarni. (2010). Aplikasi hypnosis ( hynobirthing ) dalam asuhan kebidanan kehamilan dan persalinan. Yogyakarta : Gosyen Publishing. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, Asri; Sujiyatini. (2010). Asuhan kebidanan persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika. Kuswandi, Lanny. (2012). Keajaiban hypnobirthing. Jakarta : Pustaka Bunda. Lailiyana ; Laila, Ani; Daiyah, Isrowiyatun; Susanti Ari. (2011). Buku ajar asuhan kebidanan persalinan. Jakarta: EGC. Mochtar, Rustam. (2004). Sinopsis obstetri fisiologis patologis. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu kebidanan. Jakarta : YBP-SP. Sugiyono. (2002). Statistika untuk penelitian. Bandung: alfabeta. . (2005). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung: Alfabeta. Yanti. (2010). Buku ajar asuhan kebidanan Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta. PENGARUH PEMBERIAN HYPNOBIRTHING DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN DI BPS PRITA YUSITA MANGUNSARI SALATIGA 9