Kebijakan fiskal

advertisement
Pertemuan ke: 03
KEBIJAKAN FISKAL
POLITIK KEUANGAN NEGARA (3 SKS)
Pengampu:
Miftah Adhi Ikhsanto, S.IP, MiOP
Amirudin, S.IP, M.Ec.Dev
Alamat:
Jurusan Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM
Jl. Sosio-Justisia, Bulaksumur,Yogyakarta – INDONESIA 55281
1
Telp. 0274-563362 ext: 212
Kebijakan fiskal
y Adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk
memperbaiki kondisi perekonomian melalui
pengeluaran (spending) dan perpajakan (taxation)
atau kombinasi keduanya.
y Dengan kata lain dalam Kebijakan Fiskal
pemerintah mengendalikan pengeluaran ( G ) dan
penerimaan ( T ) .
2
1
Pengeluaran Pemerintah
(Government Spending)
1.
Pengeluaran Belanja Pemerintah:
y Yaitu semua pengeluaran pemerintah secara langsung
menerima balas jasa atas pengeluaran tersebut
y Contoh: pembayaran gaji PNS, pembelian barang/jasa
2.
Transfer Pemerintah
y Yaitu semua pengeluaran pemerintah secara tidak
langsung menerima balas jasa atas pengeluaran
tersebut
y Contoh: sumbangan bencana alam, pemberian
beasiswa
3
Jenis Kebijakan Fiskal
Defisit
Berimbang
Kebijakan
Fiskal
Surplus
4
2
Kebijakan Defisit
y Dalam keadaan tertentu, Pemerintah Pusat/Daerah
5
dapat menjalankan anggaran defisit sesuai dengan
keadaan keuangan dan perekonomian yang
dihadapinya.
y Agar defisit anggaran tidak membawa dampak
negatif terhadap kestabilan ekonomi makro dalam
jangka pendek dan jangka menengah, baik defisit
maupun total pinjaman tersebut perlu
dikendalikan.
y Sesuai kaidah-kaidah yang baik dalam bidang
pengelolaan fiskal, jumlah kumulatif defisit APBN
dan APBD dibatasi paling tinggi 3% (tiga persen)
dari PDB (PP No 23 tahun 2003)
y untuk menutup defisit tersebut yang diantaranya
dapat bersumber dari:
sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran
sebelumnya,
2. pencairan dana cadangan,
3. hasil penjualan kekayaan negara/daerah yang
dipisahkan,
4. penerimaan pinjaman atau penerimaan piutang.
1.
6
3
Kebijakan Surplus
y diutamakan untuk :
pembayaran pokok utang,
2. penyertaan modal (investasi),
3. pemberian pinjaman kepada pemerintah
pusat/pemerintah daerah lain
4. pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial:
1.
diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan pelayanan
dasar masyarakat yang dianggarkan instansi yang secara
fungsional terkait dengan tugasnya melaksanakan program dan
kegiatan tersebu
7
Strategi Kebijakan Fiskal
Kebijakan
FIskal
Expansionary
Fiscal Policy
Untuk mengurangi tingkat Pengangguran,
dengan cara:
•Menambah pengeluaran pemerintah
•Mengurangi pajak
Contractionary
Fiscal Policy
Untuk mengurangi tingkat inflasi, dengan
cara:
•Mengurangi pengeluaran pemerintah
•Meningkatkan pajak
8
4
Pajak
y pungutan oleh negara/daerah;
y kepada rakyat (yang wajib);
y berdasarkan undang-undang;
y untuk mengisi kas negara/daerah;
y dapat dipaksakan (ada sanksi);
y tanpa harus memberikan imbalan (kontra prestasi)
yang langsung.
Pajak vs Retribusi?
9
TAX (PAJAK)
- RETRIBUSI
y Konstribusi Masyarakat
y Konstribusi/pungutan
y Pungutan pemerintah
y Pemungut bisa pemerintah,
y Tanpa imbalan langsung
y Imbalan langsung
Dalam Membiayai Negara
Yang Ditentukan Dengan
UU
kepada masyarakat yang
wajib membayar sesuai UU
yang berlaku
kepada seseorang/
masyarakat atas suatu jasa
atau pemanfaatan
institusi tertentu, swasta yang
ditunjuk
10
5
PenentuanTarif Pajak
(Model Leviathan)
Model Leviathan ini memberikan
pelajaran kepada kita bahwa
peningkatan penerimaan pajak daerah
tidak harus dicapai dengan
mengenakan tarif pajak yang terlalu
tinggi, tetapi dengan pengenaan tarif
pajak yang lebih rendah
dikombinasikan dengan struktur pajak
yang meminimalkan penghindaran
pajak dan respon harga dan kuantitas
barang terhadap pengenaan pajak
sedemikian rupa, maka akan dicapai
Total Penerimaan Maksimum.
Tarif Pajak Daerah
X5
X4
X3
X2
X1
Y1
Y2 Y3
11
Contoh: KONDISI EKONOMI APBN 2011
(Anggaran Rp1.086.369.587.745.000 dan Belanja Rp1.202.046.214.828.000)
Defisit Rp115,6 T
FISKAL
KONDISI MONETER
y Target pertumbuhan Ek turun dari 6%
y Untuk penangkal dampak
Æ5%
y Pd saat yang sama Pemerintah juga
mengalami penurunan penerimaan pajak
Rp54 triliun,
y Akibat perubahan asumsi makro tersebut,
penerimaan negara diperkirakan akan
mengalami penurunan sebanyak Rp104,4
T, sementara belanja negara tetap sebesar
Rp 1,202 Kuadriliun sehingga defisit
anggaran naik menjadi Rp220 triliun
krisis keuangan global,
beberapa paket kebijakan akan
dikeluarkan diantaranya
menurunkan tingkat suku
bunga kredit sebagai stimulus
utama penggerak lajunya dunia
usaha dari 13% menjadi 10 %
12
6
y Dari penjelasan diatas, kemudian muncul
y
y
y
y
y
pertanyaan:
sebetulnya kebijakan apakah yang paling
menentukan bagi suatu negara?
Apakah kebijakan moneternya ataupun fiskalnya?
Apakah kebijakan moneter harus lebih
mendominasi atau justru kebijakan fiskalnya yang
lebih berperan?
Atau justru kedua-duanya harus berjalan seiring?
Kemudian faktor-faktor apa saja yang menjadi
dasar bahwa kebijakan moneter akan lebih efektif
dibandingkan kebijakan fiskal ataupun sebaliknya ?
13
y Secara teoritis efektivitas kebijakan fiskal dan
moneter di suatu negara ditentukan oleh sistem
nilai tukar negaranya serta sistem aliran devisa luar
negeri.
y Pada suatu negara yang menganut sistem fixed
exchange rate dan sistem aliran devisa terkendali,
kebijakan fiskal efektif meningkatkan pendapatan
nasional dibandingkan kebijakan moneter.
y Sementara di negara lain yang menganut sistem nilai
tukar yang flexibel serta aliran valuta asing yang
bebas, kebijakan moneter akan lebih efektif
mengendalikan perekonomian dibandingkan
kebijakan fiskal.
14
7
Download