BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
Pada teori umum ini disajikan teori yang relevan, lengkap dan urut sejalan
dengan permasalahan. Teori umum ini dikemukakan dari sumber teori dan hasil
penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain :
2.1.1
Pengertian Data
Dalam pendekatan basis data tidak hanya berisi basis data itu sendiri
tetapi juga termasuk definisi atau deskripsi dari data yang disimpan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian data adalah
keterangan yang benar dan nyata. Atau keterangan atau bahan nyata yang
dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).
Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara mesin
dengan pengguna (Connoly & Begg, 2005, p19). Data adalah komponen
yang paling penting dalam DBMS dari sudut pandang end-user.
2.1.2 Pengertian Basis Data
Basis data adalah kumpulan data yang terhubung secara logikal, dan
deskripsi dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari suatu organisasi (Connoly & Begg, 2005, p15).
Sedangkan Menurut Whitten, Bently & Dittman (2004, p518) basis
data adalah kumpulan file yang saling terkait.
7
8
Jadi basis data adalah kumpulan data yang telah terorganisasi secara
menyeluruh sehingga memiliki koneksi logis dan diterapkan secara
sistematis di dalam komputer.
2.1.3 Pengertian Sistem Basis Data
Sistem basis data adalah komponen pokok dari sebuah sistem
informasi dan perkembangan serta penggunaan basis data harus dilihat
dari sudut pandang kebutuhan perusahaan (Connoly & Begg, 2005,
pg283).
2.1.4 Pengertian Database Management System (DBMS)
Database Management System (DBMS) adalah sebuah perangkat lunak
yang
memungkinkan
pengguna
untuk
mendefinisikan,
membuat,
memelihara dan mengontrol akses ke basis data.
Fasilitas yang disediakan DBMS, yaitu:
Akses kontrol ke basis data, meliputi:
- A security system (Sistem Keamanan), sistem ini untuk mencegah
pengguna yang tidak mempunyai hak akses untuk memasuki
basis data.
- A Integrity System (Sistem Integritas), sistem ini untuk menjaga
konsistensi data yang disimpan dalam basis data.
- A Concurrency System (Sistem Akses Kontrol bersama), sistem
ini untuk mengizinkan akses basis data secara bersamaan.
9
- A Recovery Control System (Kontrol sistem perbaikan), sistem ini
berguna untuk mengembalikan basis data ke kondisi sebelumnya
setelah terjadi kegagalan perangkat lunak atau perangkat keras.
2.1.4.1 Fungsi DBMS
Fungsi yang disediakan DBMS Menurut Connolly dan Begg
(2005, p48) yaitu :
1. Data storage, retrival dan update
DBMS memiliki pengguna dengan kemampuan untuk
menyimpan, mengambil dan mengubah data di dalam
basis data.
2. A user- accessible catalog
DBMS memiliki katalog untuk mengambarkan data yang
disimpan dan dapat diakses oleh pengguna.
3. Transaction support
DBMS memiliki mekanisme yang akan memastikan
apakah semua perubahan sesuai dengan transaksi yang
dilakukan atau tidak.
4.
Concurrency control services
DBMS
harus
memiliki
sebuah
mekanisme
yang
menjamin basis data dapat di-update ketika banyak user
meng-upload basis data secara bersamaan.
5. Recovery services
10
DBMS harus memiliki mekanisme untuk memperbaiki
basis data apabila terjadi kesalahan atau kerusakan.
6. Authorization services
DBMS harus memiliki mekanisme untuk memastikan
bahwa hanya pengguna yang memiliki hak untuk
mengakses basis data.
7. Support for data communication
DBMS harus dapat terintegrasi dengan perangkat lunak
komunikasi.
8. Integrity service
DBMS harus memberikan cara untuk memastikan data di
dalam basis data dan perubahan - perubahan mengikuti
aturan - aturan tertentu.
9. Services to promote data independence
DBMS harus mencakup fasilitas untuk mendukung
independensi program dari struktur aktual basis data.
10. Utility service
DBMS harus menyediakan satu set fasilitas pelayanan.
2.1.4.2 Structure Query Language (SQL)
Structure query language (SQL) adalah bahasa basis data
relational yang paling populer dan yang memungkinkan para
pengguna untuk melakukan berbagai pencarian rumit dengan
11
perintah
yang relatif sederhana (Turban, Rainer, Potter,
2005:p637). SQL memiliki dua komponen utama, yaitu:
1. Data Definition Language (DDL)
Digunakan untuk menentukan struktur basis data dan
mengontrol akses ke data. Perintah SQLnya, yaitu:
a.
CREATE TABLE : untuk membuat tabel.
b. ALTER
TABLE
:
untuk
menambah
atau
memindahkan kolom, menambah atau menghapus
table constraint, menentukan atau menghapus
default kolom.
c.
DROP TABLE : untuk menghapus tabel.
d. CREATE VIEW : untuk membuat view.
e.
DROP VIEW : untuk menghapus view.
2. Data Manipulation Language (DML)
Digunakan untuk me-retrieve dan meng-update data.
Perintah SQLnya, yaitu:
a.
SELECT : untuk memilih data dalam database.
b.
INSERT : untuk memasukkan data ke dalam tabel.
c.
UPDATE : untuk memperbaharui data dalam tabel.
d.
DELETE : untuk menghapus data dalam tabel.
Menurut Connoly & Begg (2005, p19) terdapat 5 komponen utama
dalam lingkungan DBMS, yaitu:
12
Gambar 2.1 DBMS Environment
Keterangan :
a.
Perangkat keras (Hardware)
Perangkat keras dapat berubah single personal computer,
single mainframe, dan sebuah komputer jaringan. Penggunaan
perangkat keras tergantung pada kebutuhan organisasi dan
DBMS yang digunakan.
b.
Perangkat lunak (Software)
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak
DBMS itu sendiri dan program aplikasi, bersama dengan
sistem operasi (OS), termasuk perangkat lunak untuk jaringan
jika DBMS digunakan melalui sebuah jaringan.
c.
Data
Komponen yang paling penting dalam DBMS berasal dari
sudut pandang end user yaitu data. Data bertindak sebagai
jembatan
manusia.
yang
menghubungkan
antara
mesin
dengan
13
d.
Prosedur
Prosedur menunjuk pada instruksi-instruksi dan aturan-aturan
yang mengatur desain dan kegunaan dari basis data.
e.
Pemakai (people)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p22) Ada 4 kelas
pengguna dalam penggunaan DBMS, yaitu:
1.
Data
Administrator
(DA)
dan
Database
Administrator (DBA)
Bertanggung jawab atas sumber data termasuk
perencanaan
basis
data,
pengembangan
dan
pemeliharaan, prosedur, dan konseptual / logikal
desain basis data dan Database Administrator (DBA)
bertanggung jawab atas hubungan (relasi) fisik basis
data, meliputi rancangan fisikal basis data dan
implementasi, keamanan dan pengaturan integritas,
menjaga sistem operasional, dan memastikan kinerja
aplikasi untuk kepuasan pengguna.
2.
Database Designers
Perancang basis data logikal berhubungan dengan
identifikasi data termasuk entitas dan atribut, relasi
antara data, dan batasan pada data untuk disimpan di
basis data.
14
3.
Application Developer
Bertanggung jawab untuk mengimplementasikan
program
aplikasi
yang
menyediakan
syarat
fungsionalitas untuk pengguna terakhir.
4.
End - Users
End users adalah clients dari basis data, atau relasi
basis data yang dirancang, diimplementasikan dan
dijaga untuk kepentingan informasi mereka.
2.1.4.3 Keuntungan dan Kerugian DBMS
2.1.4.3.1 Keuntungan DBMS
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005:25-29),
keuntungan dari penggunaan DBMS yaitu:
1.
Mengurangi data yang redundansi
2.
Menghindari ketidak konsistenan data
3.
Memiliki banyak informasi
4.
Pelaksanaan standardisasi
5.
Keamanan terjamin
6.
Integritas data terpelihara
7.
Memiliki layanan back up dan recovery yang baik
8.
Penggunaan data bersama
9.
Increased concurrency
10. Improved data accessibility and responsiveness
15
11. Meningkatkan produktifitas
2.1.4.3.2 Kerugian DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2005:29-30), adapun
kerugian dari DBMS meliputi:
1.
Kompleksitas
2.
Memerlukan biaya yang mahal
3.
Memerlukan perangkat lunak yang sangat besar
4.
Perubaham sistem dari sistem yang lama ke sistem
yang baru dapat membawa pengaruh besar kepada
perusahaan apabila terjadi kegagalan
5.
Performa sistem dapat tidak sesuai dengan
keinginan
6.
Biaya konversi yang tinggi
2.1.5 Siklus Hidup Basis Data
Siklus hidup basis data merupakan
bagian penting bagi sistem
informasi perusahaan, dengan demikian pembuatan aplikasi basis data
sering dihubungkan dengan daur pembuatan dalam sistem informasi
(Connolly dan Begg, 2005, p283).
Skema siklus hidup basis `data dapat dilihat pada gambar 2.2
16
Gambar 2.2 Siklus Hidup Basis Data
2.1.5.1 Perencanaan Basis Data (Database Planning)
Perencanaan basis data adalah kegiatan manajemen yang
memungkinkan tahapan dari siklus hidup pengembangan sistem
basis data yang dapat direalisasikan seefisien dan seefektif
mungkin (Connolly dan Begg, 2005, p285).
Sedangkan menurut Taylor 2011, p193 perencanaan basis
data
adalah
suatu
perencanaan
sebelum
memulai
mengkontruksikan basis data, harus mempunyai ide yang jelas
atau sistem konseptual yang telah di modelkan.
17
2.1.5.2 Definisi Sistem (Systems Definition)
Definisi sistem adalah ruang lingkup dan batasan - batasan
dari aplikasi basis data dan tampilan untuk pengguna utama
(Connolly dan Begg, 2005, p286).
2.1.5.3 Analisis
dan
Pengumpulan
Kebutuhan
(Requirement
Collection and Analysis)
Analisis dan pengumpulan kebutuhan adalah proses
mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian dari
organisasi yang akan didukung oleh sistem basis data, dan
menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi persyaratan
sistem yang baru (Connolly dan Begg, 2005, p288).
2.1.5.4 Desain Basis Data (Database Design)
Desain basis data adalah suatu proses menciptakan
perancangan untuk basis data yang akan mendukung keseluruhan
operasi dan tujuan-tujuan perusahaan (Connolly dan Begg, 2005,
p291).
Sedangkan menurut Chapple (2008, p64) desain basis data
adalah setelah penulis menormalisasi desain dan memerlukan
entity relationship diagram ke dalam SQL server untuk merancang
basis data.
2.1.5.5 Seleksi DBMS (DBMS Selection)
Seleksi DBMS adalah pemilihan suatu DBMS yang tepat
untuk mendukung sistem basis data. Berikut ini adalah langkah-
18
langkah untuk seleksi pemilihan DBMS (Connolly dan Begg,
2005, p295).
a.
Mendefinisikan kriteria berdasarkan spesifikasi kebutuhan
pemakai.
b.
Menentukan beberapa produk DBMS.
c.
Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut.
d.
Merekomendasikan produk DBMS.
2.1.5.6 Desain Aplikasi (Application Design)
Desain aplikasi adalah mendesain tampilan pengguna dan
program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data
(Connolly dan Begg, 2005, p299).
Sedangkan menurut Oppel (2010, p82) desain aplikasi
adalah bagian kontruksi dari permulaan suatu aplikasi yang dapat
menemukan kegunaan untuk mengartikan suatu kerangka disetiap
proyek yang diminta.
2.1.5.7 Prototipe (Prototyping)
Prototipe adalah membangun model kerja dari sistem basis
data (Connolly dan Begg, 2005, p304).
Sedangkan menurut Richie (2008, p5) prototipe adalah
proses mendasar dari mengembangkan sistem secara penuh pada
langkah investigasi, merancang impelementasi
dan tiap
perancangan menyajikan impelementasi parsial yang mana
menunjukkan rancangan dan mendemonstrasikan sistem ke
pengguna.
19
2.1.5.8 Implementasi (Implementation)
Implementasi adalah realisasi fisik dari desain basis data
dan aplikasi (Connolly dan Begg, 2005, p304).
Sedangkan menurut Agarwal dan Huddleston (2008, p28)
implementasi adalah proses dari tahapan yang dapat dibagi
menjadi tahap - tahap kecil, harus menyelesaikan setiap tahap dan
dapat meneruskan tahap selanjutnya.
2.1.5.9 Konversi Data dan Pemuatan (Data Loading And Convertion)
Konversi data dan pemuatan adalah mentransfer data yang
ada ke dalam basis data baru dan mengkonversi setiap aplikasi
yang ada untuk berjalan di basis data baru (Connolly dan Begg,
2005, p305).
Sedangkan menurut Giachetti (2010, p411) konversi data
dan pemuatan adalah skema perbedaan antara sistem yang baru
dan yang lama, serta memiliki pengaruh pada konversi yang
dianalisis dan disetujui pada konversi data yang dibuat.
2.1.5.10
Pengujian (Testing)
Pengujian adalah proses menjalankan sistem basis
data dengan maksud menemukan kesalahan (Connolly dan
Begg, 2005, p305).
2.1.5.11
Pemeliharaan Operasional (Operational Maintenance)
Pemeliharaan
operasional
adalah
proses
pemantauan dan pemeliharaan sistem basis data serta
instalasi (Connolly dan Begg, 2005, p305).
20
2.1.6 Entity Relationship Modeling
Entity Relationship Modeling adalah pendekatan perancangan basis
data top down yang dimulai dengan mengidentifikasi data yang penting
dan data tersebut harus dipresentasikan dalam model (Connolly dan Begg,
2005, p342).
2.1.6.1 Tipe Entitas
Tipe entitas adalah kumpulan dari obyek dengan sifat yang
sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan yang mempunyai
eksistensi yang independen (Connolly dan Begg, 2005, p343).
Seperti yang terlihat pada Gambar 2.3
Entitas Kuat
Entitas Lemah
States
Client
sds {PK}
ClientNo
fname
lName
telNo
Preferences
PrefType
MaxRent
Gambar 2.3 Contoh Tipe Entitas
Entitas kuat adalah entitas yang keberadaannya tidak
bergantung dengan entitas lain. Karakter entitas ini adalah bahwa
setiap kejadian entitas teridentifikasi secara unik menggunakan
atribut primary key. Tipe entitas kuat biasa disebut parent atau
21
owner domain. Sedangkan entitas lemah adalah entitas yang
keberadaanya bergantung dengan entitas lain. Karakter entitas ini
adalah bahwa setiap kejadian entitas tidak dapat teridentifikasi
secara unik hanya dengan menggunakan atribut yang berhubungan
dengan entitas tersebut. Tipe entitas lemah biasa disebut dengan
child, dependent dan subordinate
(Connolly dan Begg, 2005,
p354).
2.1.6.2 Tipe Relasi
Tipe relasi adalah sekumpulan hubungan antara satu atau
lebih tipe entitas yang saling berhubungan (Connolly dan Begg,
2005, p346).
2.1.6.3 Atribut
Atribut adalah sifat - sifat dari sebuah entitas atau tipe
relasi. Setiap atribut boleh memiliki sebuah nilai yang disebut
domain. Atribut domain adalah kumpulan dari nilai yang
diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut (Connolly dan Begg,
2005, p350).
2.1.6.4 Keys
Candidate key adalah sejumlah atribut yang secara unik
dapat mengidentifikasi suatu entitas. Primary key adalah sebagai
candidate key yang dipilih secara unik dan dapat mengidentifikasi
setiap peristiwa dari sebuah tipe entitas. Composite key adalah
sebagai candidate key ang terdiri atas dua atau lebih atribut.
Foreign key adalah sembarang atribut pada primary key pada table
22
berikutnya yang berfungsi menghubungkan antar tabel apabila
sebuah primary key terhubung dengan tabel berikutnya (Connolly
dan Begg, 2005, p352).
Primary key adalah suatu nilai yang bersifat unik (tidak
ada yang kembar) sehingga dapat digunakan untuk membedakan
suatu baris yang lain dalam sebuah tabel. Foreign key adalah
sembarang kolom yang menunjuk ke kunci primer milik tabel lain.
2.1.6.5 Batasan Struktural
Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin terjadi
pada sebuah entitas yang berhubungan ke sebuah occurrence dari
tiap entitas lain pada suatu relasi (Connolly dan Begg, 2005,
p356).
Menurut Connolly dan Begg 2005, p356 ada tiga macam
hubungan binary secara umum, yaitu :
a.
Derajat hubungan one-to-one (1:1)
Derajat hubungan terjadi apabila tiap anggota suatu entitas
hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas
yang lain. Begitu juga sebaliknya, anggota dari entitas
yang lain hanya boleh mempunyai satu anggota dari entitas
tersebut.
23
Gambar 2.4 Multiplicity dengan Tipe Relasi (1:1)
b.
Derajat hubungan one-to-many (1:*)
Derajat hubungan (1:*) terjadi apabila tiap anggota suatu
entitas memiliki lebih dari satu anggota dari entitas yang
lain. Begitu juga sebaliknya, anggota dari entitas yang lain
hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas
tersebut.
Gambar 2.5 Multiplicity dengan Tipe Relasi (1:*)
24
c.
Derajat hubungan many-to-many (*:*)
Derajat hubungan (*:*) terjadi apabila tiap anggota suatu
entitas memiliki lebih dari satu anggota dari entitas lain
dan juga entitas yang lain memiliki lebih dari satu anggota
dari entitas tersebut.
Gambar 2.6 Multiplicity dengan Tipe Relasi (*:*)
2.1.6.6 Normalisasi
Normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan
sejumlah relasi dengan atribut-atribut berdasarkan kebutuhan data
pada
sebuah perusahaan (Connolly dan Begg, 2005, p388).
Tujuan normalisasi adalah mengatur kembali basis data untuk
dimasukkan ke dalam form standar untuk mencegah anomali
(Stephens, 2009, p61).
A.
Tahap - Tahap Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2005, p401) bentuk
proses normalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
25
a.
Unnormalized Form (UNF)
Unnormalized
adalah
sebuah
relation
yang
mengandung satu atau lebih repeating groups.
Repeating group adalah sebuah atribut atau
himpunan didalam tabel yang memiliki lebih dari
satu nilai (multiple value) untuk sebuah primary key
pada tabel tersebut.
b.
First Normal Form (INF)
Sebuah relation dimana hubungan antara tiap baris
dan kolom terdiri dari hanya satu nilai. Kondisi
1NF terjadi jika pada sebuah relasi, repeating
group
sudah
hilang.
Langkah-langkah
untuk
menghilangkan repeating group pada tabel, yaitu:
1. Dengan memasukkan data dari baris yang
mengandung data berulang ke dalam kolom
yang kosong.
2. Dengan menempatkan data yang berulang
bersama primary key didalam atribut pada
relasi yang terpisah.
c.
Second Normal Form (2NF)
Sebuah relation yang sudah menjadi bentuk 1NF,
dimana setiap atribut non primary key mempunyai
ketergantungan
primary key.
functionaly
dependency
pada
26
d.
Third Normal Form (3NF)
Sebuah relation yang sudah menjadi bentuk 1NF
dan 2NF, dimana tidak ada atribut non primary key
mempunyai ketergantungan transitif dependency
pada primary key.
2.1.7 Metodologi Perancangan Basis Data
Perancangan basis data adalah proses pembuatan sebuah rancangan
untuk sebuah basis data yang mendukung operasi tujuan dari perusahaan
(Connolly dan Begg, 2005, p438).
Metodologi perancangan basis data dibagi menjadi tiga tahapan
utama (Connolly dan Begg, 2005, p439), yaitu :
1.
Perancangan Basis Data Konseptual
Perancangan basis data konseptual adalah proses untuk
membuat sebuah model dari informasi yang digunakan dalam
suatu perusahaan, yang berdiri sendiri tanpa memperhatikan
konsep physical design (Connolly dan Begg, 2005, p442).
Tahapan yang dilakukan dalam conceptual database design adalah
membangun model data konseptual lokal untuk setiap view, yang
dapat diuraikan sebagai berikut :
27
•
Menentukan tipe entity
Entity
ditentukan
dengan
mencari
tahu
spesifikasi
kebutuhan user.
•
Menentukan tipe relationship
Mengidentifikasi hubungan - hubungan yang penting
antara tipe - tipe entity yang telah diidentifikasikan.
•
Menentukan dan menghubungkan atribut dengan entity
(relationship)
Menentukan atribut - atribut apa saja yang terdapat dalam
suatu entity.
•
Menentukan atribut domain
Menentukan domain - domain pada setiap atribut yang ada
di dalam model.
•
Menentukan atribut candidate dan primary key
Menentukan candidate key dari suatu entity yang
kemudian akan dipilih sebua primary key dari candidate
key yang ada.
•
Mempertimbangkan
penggunaan
enhanced
modeling
concepts
Mempertimbangkan perlu tidaknya menggunakan konsep
model specialization atau generalisasi, aggregation dan
composition.
28
•
Cek model untuk redundansi
Memeriksa model data konseptual lokal dengan spesifik
obyek dari pengidentifikasian walaupun ada beberapa
redundansi dan kemudian menghilangkan redundansi
tersebut.
•
Validasi model konseptual lokal dengan transaksi user
Memeriksa apakah model konseptual lokal sudah dapat
memenuhi segala transaksi yang dilakukan user, jika masih
ada transaksi yang tidak dapat dilakukan secara manual
maka perlu dilakukan pembetulan terlebih dahulu.
•
Review model dan konseptual lokal dengan user.
Melakukan
pemeriksaan
ulang
dengan
user
untuk
memastikan apakah model konseptual ini sudah sesuai.
2.
Perancangan Basis Data Logikal
Perancangan basis data logikal adalah proses membangun
model dari informasi yang digunakan di perusahaan berdasarkan
pada model data tertentu tetapi bebas dari DBMS tertentu dan
pertimbangan fisik lainnya (Connolly dan Begg, 2005, p462).
Langkah-langkah dalam metodologi perancangan basis
data logikal sebagai berikut:
29
- Menghapus fitur yang tidak sesuai dengan relational model.
Menghilangkan relasi binary many-to-many, relasi rekursif
many-to-many, relasi kompleks dan atribut multi valued.
-
Membuat Hubungan untuk Model Data Logikal Lokal.
Membuat hubungan model data logikal lokal untuk
mempresentasikan entity, relationship dan atribut yang
telah diidentifikasi.
-
Validasi relasi-relasi menggunakan normalisasi
Normalisasi digunakan untuk meyakinkan suatu resultant
model. Resultant model adalah model yang sudah kosisten,
redundansinya sudah minimal dan stabilitasnya sudah
maksimum.
-
Validasi relasi-relasi dengan transaksi user
Memeriksa relasi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya
apakah mendukung transaksi ini, untuk memastikan tidak
ada kesalahan selama membuat relasi-relasi.
-
Menentukan integrity constraint
Mendefinisikan batasan-batasan yang meliputi required
data, attribute domain constraint, entity integrity, refential
integrity dan enterprise integrity.
-
Review logical model data lokal dengan user
30
Memeriksa kembali model logikal dan menyediakan
dokumentasi untuk user. Menggabungkan model data
logikal lokal ke dalam model global.
Langkah-langkah untuk membuat dan memvalidasi model data
logikal global.
•
Menggunakan ERD, skema relasional, kamus data dan
dokumentasi yang mendukung untuk mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan antara model – model dan juga
membantu untuk menggabungkan model – model tersebut.
•
Memvalidasi model data logikal global
Memvalidasi relasi yang telah dibuat dari model data
logikal global menggunakan teknik normalisasi dan
meyakinkan
relasi
tersebut
mendukung
kebutuhan
transaksi yang ada.
•
Cek untuk perkembangan selanjutnya
Menentukan apakah akan sering terjadi perubahan yang
drastis di masa yang akan datang dan menilai apakah
model data logikal global ini dapat mengakomodasi
perubahan yang terjadi.
•
Review logical data model global dengan user
31
Melakukan pemeriksaan kembali dengan user untuk
menentukan apakah model ini sudah sesuai dengan
representasi perusahaan.
3.
Perancangan Basis Data Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah proses membuat
deksripsi dari suatu basis data pada media penyimpanan yang
mencakup tabel dasar, file organisasi dan indeks - indeks yang
digunakan untuk mengatur akses suatu data dan tingkat keamanan
pada basis data tersebut (Connolly dan Begg, 2005, p495).
Tahapan yang dilakukan dalam perancangan basis data fisikal
adalah sebagai berikut :
•
Menerjemahkan model data logikal global untuk target
DBMS, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
•
-
Merancang relasi-relasi dasar
-
Merancang representasi dari data yang diturunkan
-
Merancang enterprise constraints
Merancang representasi fisikal, yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
•
-
Menganalisa transaksi
-
Memilih organisasi file
-
Memilih indeks-indeks
-
Memperkirakan kebutuhan disk space
Merancang user view
32
•
Merancang mekanisme keamanan
•
Mempertimbangkan pengenalan dari kontrol redundansi
•
Memonitor dan menjelaskan sistem operasional
2.1.8 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD), adalah sebuah alat yang menggambarkan
aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh
sistem tersebut (Whitten et al.,2004, p326).
Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah :
1.
Process adalah suatu respons terhadap aliran data masuk atau
sebagai kondisi.
Gambar 2.5 Simbol Process
2.
Data flow menunjukkan input data ke proses atau output data dari
proses. Data flow digunakan untuk menunjukkan pembuatan,
pembacaan, penghapusan atau pembaruan data dalam file atau
database.
Gambar 2.6 Simbol Data flow
3.
External Agent adalah mendefinisikan orang, unit organisasi,
sistem, atau organisasi luar yang berinteraksi dengan sistem.
33
Gambar 2.7 Simbol External Agent
4.
Data Store adalah penyimpanan data yang ditujukan untuk
kegunaan selanjutnya. Sinonimnya adalah file dan database.
Gambar 2.8 Simbol Data Store
2.1.9 State Transition Diagram (STD)
State Transition Diagram adalah sebuah modeling tools yang
menggambarkan ketergantungan waktu pada sistem real time dan human.
Notasi yang paling penting dari STD adalah :
1.
State adalah suatu keadaan atau atribut-atribut yang mencirikan
benda atau orang pada keadaan, waktu dan kondisi tertentu.
34
Gambar 2.9 Notasi State
2.
Transaction State menunjukkan perubahan state ditandakan dengan
tanda panah.
Aksi
Kondisi
Gambar 2.10 Notasi Transaction State
2.2
Teori Pendukung
Pembahasan pada teori pendukung adalah pembahasan yang berhubungan
dengan topik yang dibahas pada pembuatan skripsi.
2.2.1
Definisi Penjualan
Penjualan adalah konsep lugas yang diantaranya berupa usaha
membujuk pelanggan untuk membeli sebuah produk (Westwood, 2011,
p4).
2.2.2
Definisi Pembelian
Sistem pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan
barang yang diperlukan oleh perusahan (Mulyadi, 2001, p299).
Tujuan dari kegiatan pembelian, adalah:
a.
Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan pemasok, harga
dan pengiriman yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut.
35
b.
Membantu mengidentifikasi produk dan jasa yang diperoleh
secara eksternal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembelian, yaitu:
Kualitas
Harga
Waktu proses
Pengawasan sangat perlu dilakukan terhadap pelaksanaan proses
pembelian ini, karena proses pembelian menyangkut dana dalam
persediaan dan kelancaran arus barang ke dalam perusahaan.
2.2.3
Definisi Persediaan
Persediaan adalah stok barang yang digunakan untuk mendukung
produksi, mendukung aktivitas dan juga melayani pelanggan (Kerber dan
Dreckshage, 2011, p108).
Menurut (Rudianto 2006, p16-17) ada tiga jenis persediaan :
Persediaan Bahan Baku
Bahan dasar yang menjadi komponen utama dari suatu produk
Persediaan Barang dalam Proses
Bahan baku yang telah diproses untuk diubah menjadi barang jadi,
tetapi sampai pada akhir suatu periode tertentu, belum selesai
proses produksinya.
Persediaan Barang jadi
36
Bahan baku telah diproses menjadi produk jadi yang siap pakai
dan siap dipasarkan.
2.2.4
SQL Server Management Studio
SQL Server Management Studio adalah program yang dibuat oleh
Microsoft untuk membantu pengguna maupun admin dalam melakukan
tugas - tugas yang berhubungan dengan server basis data (Wahana
Komputer, 2010, p40).
2.2.5
Visual Basic .Net (disingkat Vb.NET)
VB.NET adalah merupakan sebuah bahasa pemrograman yang
menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk
membuat program prangkat lunak berbasis sistem operasi microsoft
windows dengan menggunakan model pemrograman.
Download