pengaruh motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja penyuluh

advertisement
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
8 Pages
ISSN 2302-0199
pp. 127- 134
PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA KERJA TERHADAP
KINERJA PENYULUH SERTA DAMPAKNYA PADA
KINERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN
KETAHANAN PANGAN KABUPATEN PIDIE
Zulfikar1, Mukhlis Yunus 2, Hafasnuddin 3
1)
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract The purpose of this study was to determine: (1) the influence of motivation and
working culture on performance of instructor (2) the influence of motivation and working
culture on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board Of Pidie
Regency (3) the influence of performance of instructor on performance of Implementing
Counseling And Food Resilience Board Of Pidie Regency (4) the indirect effect of motivation
and working culture on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board
of Pidie Regency through performance of instructor. This research was conducted at
Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency. As for the object of
this study was the effect of motivation and working culture to performance of instructor and its
impact on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie
Regency, with the number of respondents as many as 101 people. Results showed that the
motivation and working culture simultaneously or partially effect on performance of instructor.
The motivation and working culture simultaneously or partially also effect on performance of
Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency. There are significant
effect the Performance of instructor to performance of Implementing Counseling And Food
Resilience Board of Pidie Regency and there are significant indirect effect the motivation and
working culture to performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board of
Pidie Regency through Performance of instructor.
Keywords: Motivation, Working Culture, Performance of Instructor, Organizational
Performance
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh motivasi dan budaya
kerja terhadap kinerja penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie (2) pengaruh motivasi dan budaya
kerja terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie (3) pengaruh kinerja penyuluh terhadap kinerja
BPPKP Kabupaten Pidie (4) pengaruh tidak langsung motivasi dan budaya kerja terhadap
kinerja BPPKP Kabupaten Pidie melalui kinerja penyuluh. Lokasi penelitian ini dilakukan
pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie. Adapun yang
menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja
penyuluh dan dampaknya terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie, dengan jumlah responden
sebanyak 101 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan budaya
kerja secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja penyuluh, kemudian
motivasi dan budaya kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja
BPPKP Kabupaten Pidie. Kinerja BPPKP juga dipengaruhi oleh kinerja penyuluh dan hasil
penelitian juga menunjukkan terdapat pengaruh tidak langsung antara motivasi dan budaya
kerja terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie melalui kinerja penyuluhnya.
Kata kunci :
127 -
Motivasi, Budaya Kerja, Kinerja Penyuluh, Kinerja Organisasi
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
PENDAHULUAN
Pada
administrasi. Penyuluh pertanian yang lainnya
dasarnya
kinerja
pegawai
menjadi
merupakan hasil proses yang kompleks, baik
lingkup
berasal dari diri pribadi pegawai (internal
pembinaan terhadap petani semakin berkurang.
pejabat
struktural
pemerintah
di
dinas-dinas
daerah,
sehingga
factor) maupun upaya strategis dari institusi.
Pelaksanaan tugas penyuluh pertanian
Faktor-faktor internal misalnya motivasi, tujuan,
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
harapan dan lain-lain, sementara contoh faktor
motivasi penyuluh pertanian yang terbentuk
eksternal adalah lingkungan fisik dan non fisik
dari
organisasi. Kinerja
menghadapi
yang baik tentu saja
sikap
(attitude)
situasi
seseorang
kerja
dalam
yang
dapat
merupakan harapan bagi semua institusi yang
menggerakkan penyuluh agar terarah untuk
mempekerjakan
mencapai
pegawai,
sebab
kinerja
tujuan
kerja.
Budaya
kerja
pegawai ini pada akhirnya diharapkan dapat
(workplace culture) yang membentuk kebiasaan
meningkatkan
pegawai ditempat tugas dan menjadi sikapyang
kinerja
institusi
secara
keseluruhan.
tercermin dalam perilaku, cita-cita, pendapat,
Kinerja
penyuluh
pertanian
Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
pandangan
serta
tindakan
yang
terwujud
sebagai kerja.
(BPPKP) Kabupaten Pidie dirasakan mulai
Motivasi sebagai suatu bentuk dorongan
menurun sejak berlakunya otonomi daerah.
baik yang bersifat internal maupun eksternal
Penyuluh pertanian banyak yang beralih fungsi
dalam melakukan suatu tindakan tertentu.
menjadi pejabat struktural atau tetap menjadi
Terkait dengan motivasi individu dalam suatu
penyuluh
dapat
organisasi, motivasi dapat dikaitkan dengan
melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada
suatu dorongan pegawai dalam melaksanakan
awalnya penyuluh pertanian merupakan aparat
suatu pekerjaan. Motivasi organisasi adalah
pusat yang bekerja di daerah untuk membantu
proses mempengaruhi atau mendorong dari luar
petani
mengalami
terhadap seseorang atau kelompok agar mau
perubahan bentuk kelembagaan dengan adanya
melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.
otonomi daerah, maka saat ini penyuluh
Motivasi merupakan suatu yang esensial dalam
pertanian yang langsung membina petani
menunjang kinerja pegawai dan pada akhirnya
merupakan aparat pemerintah daerah. Beberapa
akan
daerah tingkat II menganggap bahwa penyuluh
mewujudkan tujuan organisasi.
di
pertanian
pertanian
tetapi
perdesaan.
tidak
tidak
Setelah
penentu
dalam
Keberhasilan pelaksanaan penyu-luhan di
berpengaruh langsung terhadap pendapatan asli
lapangan sangat tergantung pada budaya kerja
daerah (PAD) sehingga beberapa penyuluh
dan
pertanian berpindah profesi menjadi aparat
pertanian di dalam melaksanakan tugasnya.
kecamatan
Istilah motivasi, dalam kehidupan sehari-hari
bertugas
karena
faktor
tidak
untuk
penting
menjadi
sebagai
staf
motivasi
masing-masing
penyuluh
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 128
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
memiliki pengertian yang beragam baik yang
100% dan hasil rekapitulasi absen yang belum
berhubungan dengan perilaku individu maupun
menunjukkan angka 100% serta kurangnya
perilaku
apapun
tanggung jawab pada pekerjaan disebabkan
unsur
belum tumbuh rasa memiliki diantara para
penting dalam diri manusia, yang berperan
penyuluh bahkan masih tergantung pada orang
mewujudkan keberhasilan dalam usaha atau
lain, sehingga pekerjaan tidak terselesaikan
pekerjaan manusia.
dengan baik dan hasilnya tidak memenuhi
organisasi.
pengertiannya
motivasi
Namun,
merupakan
Budaya Kerja adalah suatu falsafah
harapan yang diharapkan. Hal ini kemungkinan
dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-
dipengaruhi oleh beberapa faktor tadi, yaitu
nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga
motivasi dan budaya kerja.
pendorong yang dibudayakan dalam suatu
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis
kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi
tertarik untuk mengetahui pengaruh motivasi
perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta
dan budaya kerja terhadap kinerja penyuluh
tindakan yang terwujud sebagai kerja. Tujuan
serta dampaknya pada Kinerja Badan Pelaksana
budaya kerja adalah untuk mengubah sikap dan
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten
juga perilaku SDM yang ada agar dapat
Pidie, oleh sebab itu penulis tertarik untuk
meningkatkan
menulis
produktivitas
kerja
untuk
thesis
dengan judul,
“Pengaruh
menghadapi berbagai tantangan di masa yang
Motivasi
akan datang.
Kinerja Penyuluh serta dampaknya pada
Penyuluh dinilai baik kinerjanya apabila
melaksanakan
ketentuan
pekerjaan
yang
telah
sesuai
dengan
ditetapkan
dan
Budaya
Kerja
terhadap
Kinerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie”.
oleh
organisasinya. Akan tetapi harapan ini bagi
organisasi sering tidak dapat dipenuhi oleh
penyuluh tersebut. Hal ini terdapat beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
antara
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Kinerja Organisasi
Kinerja adalah penampilan hasil kerja
lain:
Motivasi dan Budaya Kerja.
Berdasarkan hasil pengamatan di Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Pidie menunjukkan bahwa kinerja
penyuluh di lingkungan Badan Pelaksana
personil
Hal ini dapat dilihat dari capaian target dari
beberapa program kinerja yang belum mencapai
Volume 4, No. 1, Februari 2015
maupun
kualitas.
suatu fungsi jabatan kerja atau seluruh aktifitas
kerjanya pada waktu tertentu, suatu kesuksesan
dalam melaksanakan pekerjaan suatu organisasi.
Popovich
(dalam
LAN,
2010:12)
mengemukakan bahwa karakteristik organisasi
berbasis
kinerja/berkinerja
tinggi
adalah
mempunyai misi yang jelas, menetapkan hasil
yang
129 -
kuantitas
Kinerja adalah suatu catatan keluaran hasil pada
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Pidie belum sesuai dengan yang diharapkan.
baik
akan
dicapai
dan
berfokus
pada
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pencapaian
keberhasilan
tersebut,
Dengan pengertian, bahwa tercapainya tujuan
memberdayakan para pegawainya, memotivasi
organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi
individu-individu
para anggota organisasi yang bersangkutan.
dalam
organisasi
untuk
meraih sukses, bersifat fleksibel dan selalu
Motivasi sebagai perilaku yang ditujukan
dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang
pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat
baru, selalu berkompetisi meningkatkan kinerja,
usaha
selalu menyempurnakan prosedur kerja demi
mengejar suatu tujuan, motivasi juga berkaitan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau
dengan kepuasan pekerja dan performansi
masyarakat dan selalu berkomunikasi dengan
pekerjaan. Motivasi adalah keinginan yang
stakeholders (pihak terkait dengan kinerja
tercapai pada diri seseorang/individu yang
organisasi).
merangsangnya untuk melakukan tindakan-
yang
dilakukan
seseorang
dalam
tindakan (Siagian, 2006 :155)
Kinerja Penyuluh
Menurut Mangkunegara (2009:9), kinerja
karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja
adalah
catatan
perolehan
yang
dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu
Budaya Kerja
Menurut
Moeljono
(2005:2)
mengemukakan bahwa: ”Budaya kerja pada
umumnya
dapat
merupakan pernyataan filosofis,
difungsikan
mengikat
pada
sebagai
tuntutan
yang
karena
dapat
karyawan
diformulasikan secara formal. Dalam berbagai
dalam periode tertentu (Gomes, 2006).
Kinerja penyuluh yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hasil kerja, kecepatan kerja,
kualitas kerja atau perilaku nyata penyuluh
yang ditampilkan sesuai dengan peranannya.
peraturan dan ketentuan perusahaan”.
Budaya kerja menurut Mangkunegara
(2009:113) Mendefinisikan bahwa: Budaya
kerja adalah seperangkat asumsi atau sistem
keyakinan,
nilai-nilai
dan
norma
yang
dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan
pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya
Motivasi
Robbins
(2005:79)
mendefinisikan
motivasi sebagai proses yang menjelaskan
intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk
mencapai suatu tujuan. Suwatno (2008:127)
mengemukaan definisi motivasi sebagai daya
dorong bagi seseorang untuk memberikan
kontribusi
yang
sebesar
mungkin
demi
keberhasilan organisasi mencapai tujuannya.
untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan
integrasi internal.
Siregar
mengemukakan
dan
bahwa
Saridewi
budaya
(2010)
kerja
mencerminkan cara mereka melakukan sesuatu
(membuat keputusan, melayani orang, dsb),
yang dapat dilihat dan dirasakan terutama oleh
orang di luar organisasi tersebut.
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 130
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Tika (2006:4) berpendapat bahwa budaya
kerja adalah pokok penyelesaian masalahmasalah
eksternal
dan
internal
yang
HASIL PEMBAHASAN
Pengaruh Motivasi dan Budaya Kerja baik
secara simultan maupun parsial terhadap
Kinerja Penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh
suatu kelompok yang kemudian mewariskan
kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang
tepat untuk memahami,
memikirkan, dan
merasakan terhadap masalah-masalah terkait.
Hasil
penelitian
secara
parsial
menyebutkan bahwa variabel motivasi dan
budaya kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja penyuluh. Hal ini dapat dilihat
dari semua koefisien variabel-variabel tersebut
METODE PENELITIAN
yang lebih kecil dari α = 0,05. Untuk lebih
Lokasi dan Objek Penelitian
jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
Penelitian ini dilakukan pada Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
(BPPKP) Kabupaten Pidie. Objek penelitian ini
adalah ingin melihat pengaruh motivasi dan
budaya kerja terhadap kinerja penyuluh dan
dampaknya pada kinerja Badan Pelaksana
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Pidie.
Tabel 1
Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Substrktur 1
Pegaruh
Antar
Variabel
Koefisien
Jalur
(Beta)
Nilai
Sig.
Hasil
Pengujian
X1 Y
X2 Y
0,357
0,513
0,001
0,000
Ho ditolak
Ho ditolak
Adapun persamaan untuk substruktur 1
adalah sebagai berikut:
Y = 0,357X1 + 0,513X2 + 0,551ε1
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh penyuluh yang bekerja di Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Pidie yaitu sebanyak 101 orang.
Penelitian ini tidak menggunakan pengambilan
sampel
(teknik
sampling)
karena
mengikutsertakan seluruh anggota populasi
yang ada (sampling jenuh) sebesar 101 orang.
Metode Analisis Data
Hasil
penelitian
secara
simultan
menunjukkan bahwa variabel motivasi dan
budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap
kinerja penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie. Hal
ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (112,109 >
3,09) pada tingkat signifikansi 0,000.
Besarnya pengaruh secara simultan dari
ketiga variabel ini dapat dilihat dari nilai
koefisien R2 dimana nilai R2 adalah sebesar
0,696, artinya sebesar 69,6% nilai dari variabel
Peralatan analisis data yang digunakan
kinerja penyuluh dipengaruhi oleh variabel
untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian
motivasi dan budaya kerja, sedangkan sisanya
ini adalah analisis jalur (path analysis).
30,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar
penelitian ini.
131 -
Volume 4, No. 1, Februari 2015
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Pengaruh Motivasi dan Budaya Kerja baik
secara simultan maupun parsial terhadap
Kinerja BPPKP Kabupaten Pidie
Pengaruh Kinerja Penyuluh Terhadap
Kinerja BPPKP Kabupaten Pidie
Hasil penelitian membuktikan bahwa
Hasil
penelitian
secara
parsial
menyebutkan bahwa variabel motivasi dan
budaya kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie.
Hal ini dapat dilihat dari semua koefisien
variabel-variabel tersebut yang lebih kecil dari
α = 0,05. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 2
.Tabel 2
Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Substrktur 2
Pegaruh
Antar
Variabel
Koefisien
Jalur
(Beta)
Nilai
Sig.
Hasil
Pengujian
X1  Z
X2  Z
0,359
0,498
0,001
0,000
Ho ditolak
Ho ditolak
Pidie.
Hasil
ini
ditunjukkan
oleh
nilai
signifikansinya yang sebesar 0,000 < 0,05.
Hasil penelitian terhadap variabel kinerja
BPPKP
Kabupaten
Pidie
diperoleh
nilai
koefisien beta adalah sebesar 0,793.
Pengaruh Tidak Langsung Motivasi dan
Budaya Kerja terhadap Kinerja BPPKP
Kabupaten Pidie Melalui Kinerja Penyuluh
motivasi dan budaya kerja baik secara langsung
maupun tidak langsung mempunyai pengaruh
terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie
melalui kinerja penyuluh. Pengaruh langsung
adalah sebagai berikut:
dan tidak langsung dari variabel motivasi,
Y = 0,359X1 + 0,498X2 + 0,569ε2
penelitian
signifikan terhadap kinerja BPPKP Kabupaten
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Adapun persamaan untuk sub-struktur 2
Hasil
variabel kinerja penyuluh berpengaruh secara
secara
simultan
budaya kerja dan kinerja penyuluh terhadap
menunjukkan bahwa variabel motivasi dan
kinerja
BPPKP
Kabupaten
budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap
dijelaskan pada gambar 1 berikut ini.
kinerja BPPKP Kabupaten Pidie. Hal ini
ε 2 = 0,569
(X1)
ε2
0,357
0,835
(Y)
Besarnya pengaruh secara simultan dari
ketiga variabel ini dapat dilihat dari nilai
dapat
0,359
ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (102,701 >
3,09) pada tingkat signifikansi 0,000.
Pidie
(Z)
0,793
0,513
(X2)
0,498
ε1
ε 1 = 0,551
koefisien R2 dimana nilai R2 adalah sebesar
0,676, artinya sebesar 67,6% nilai dari variabel
efektivitas organisasi dipengaruhi oleh variabel
Gambar 1
Diagram Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak
Langsung
motivasi dan budaya kerja, sedangkan sisanya
32,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar
penelitian ini.
Gambar di atas memberikan informasi
bahwa motivasi (X1), budaya kerja (X2) dan
kinerja
penyuluh (Y) berpengaruh secara
langsung dan tidak langsung terhadap kinerja
BPPKP Kabupaten Pidie (Z).
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 132
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Hasil
perhitungan
terhadap
besaran
kerja baik secara simultan maupun parsial
pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung
berpengaruh
dan pengaruh total masing-masing variabel
Kabupaten Pidie.
eksogen terhadap variabel endogen dapat dilihat
pada tabel 3 berikut ini.
terhadap
kinerja
BPPKP
4. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
kinerja penyuluh berpengaruh terhadap
kinerja BPPKP Kabupaten Pidie.
Tabel 3
Hasil Estimasi Pengaruh Langsung dan Tidak
Langsung
Variabel
Koefisien
Jalur
Pengaruh
X1 →Y
X2 →Y
0,357
0,513
0,357
0,513
X1 → Z
0,359
0,359
X2 → Z
0,498
0,498
Y→Z
0,793
0,793
Langsung
5. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
motivasi dan budaya kerja berpengaruh
secara tidak langsung terhadap kinerja
Tidak
Langsung
Melalui Y
Total
0,357 x
0,793 =
0,283
0,513 x
0,793 =
0,407
-
0,357
0,513
0,359 +
0,283 =
0,642
0,498 +
0,407 =
0,905
0,793
BPPKP Kabupaten Pidie melalui kinerja
penyuluh.
Saran - Saran
1. BPPKP Kabupaten Pidie perlu dilakukan
usaha-usaha untuk meningkatkan motivasi
yaitu
deskriptif,
menunjukkan
para
hasil
penelitian
penyuluh
BPPKP
Kabupaten Pidie sudah termotivasi dengan
baik, begitu juga dengan budaya kerja di
BPPKP Kabupaten Pidie sudah diterapkan
dengan baik. Kemudian, para penyuluh
sudah menunjukkan kinerja yang baik. Hal
ini sejalan dengan kinerja yang dicapai
BPPKP Kabupaten Pidie yang kinerjanya
para penyuluhnya.
2. Dalam
rangka
meningkatkan
kinerja
penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie, perlu
juga
dilakukan
usaha-usaha
untuk
meningkatkan budaya kerja. Hal ini dapat
dilakukan dengan meningkatkan kreativitas
dan kepekaan para penyuluh terhadap
lingkungan
tugasnya,
kepemimpinan
dan
meningkatkan
keteladanan
para
penyuluh dan mengharuskan penyuluh
juga baik.
2. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa motivasi dan budaya kerja baik
simultan
maupun
parsial
berpengaruh terhadap kinerja penyuluh
3. Berdasarkan
hasil
menguasai peralatan-peralatan per-tanian.
3. Untuk meningkatkan kinerja penyuluh yang
akan berdampak pada kinerja organisasi,
BPPKP Kabupaten Pidie perlu melakukan
usaha-usaha seperti meningkatkan sikap
BPPKP Kabupaten Pidie.
penelitian
juga
menunjukkan bahwa motivasi dan budaya
133 -
memperhatikan
aman dan juga kebutuhan aktualisasi diri
Kesimpulan
secara
lebih
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Secara
dengan
Volume 4, No. 1, Februari 2015
kerjasama para penyuluhnya. Usaha lain
yang
perlu
dilakukan
adalah
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
memperhatikan kemudian meningkatkan
kepribadian,
tamahan
kepemimpinan,
dan
penyuluhnya,
integritas
serta
keramah-
pribadi
para
meningkatkan
kesadaran dan kepercayaan dalam hal
kehadiran dan penyelesaian pekerjaan.
Jurnal Penyuluhan Pertanian, Vol. 5 No.
1, Mei, 24,
Suwatno. 2008. Pengantar Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bandung: Fisip UPI.
Tika, Pabundu. 2006, Budaya Organisasi dan
Peningkatan Kinerja Perusahaan, Jakarta:
Bumi Aksara.
4. Kinerja BPPKP Kabupaten Pidie dapat
lebih
ditingkatkan
lagi
dengan
cara
menetapkan kebijakan atau program yang
selalu
berkompetensi,
menyempurnakan prosedur
selalu
kerja
demi
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau
masyarakat dan selalu memberdayakan para
penyuluhnya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Gomes, Faustin Cardoso, 2006, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Andi Offset,
Yogyakarta.
LAN Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan
Lembaga Administrasi Negara, 2010,
Teknik Penyusunan Kinerja/Berkinerja
Tinggi, Cetakan Pertama, LAN, Jakarta.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2009,
Evaluasi Kinerja SDM, Bandung : PT
Refika Aditama.
Moeldjono, D. 2005. Cultured! Budaya
Organisasi Dalam Tantangan. Jakarta : PT
Elex Media Komputindo.
Robbins, Stephen, 2005. Organizational
Behaviour, Terjemahan, Jilid II, Edisi
Bahasa
Indonesia,
Jakarta,
P.T.
Prenhallindo.
Siagian, Sondang, 2006, Teori dan Praktek
Kepemimpinan, Rineka Cipta, Jakarta.
Siregar, A. Nani dan Saridewi, T. Ratna, 2010,
Hubungan Antara Motivasi dan Budaya
Kerja Dengan Kinerja Penyuluh Pertanian
Di kabupaten subang, provinsi Jawa Barat,
Volume 4, No. 1, Februari 2015
- 134
Download