Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages ISSN 2302-0199 pp. 127- 134 PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA PENYULUH SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN PIDIE Zulfikar1, Mukhlis Yunus 2, Hafasnuddin 3 1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract The purpose of this study was to determine: (1) the influence of motivation and working culture on performance of instructor (2) the influence of motivation and working culture on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board Of Pidie Regency (3) the influence of performance of instructor on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board Of Pidie Regency (4) the indirect effect of motivation and working culture on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency through performance of instructor. This research was conducted at Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency. As for the object of this study was the effect of motivation and working culture to performance of instructor and its impact on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency, with the number of respondents as many as 101 people. Results showed that the motivation and working culture simultaneously or partially effect on performance of instructor. The motivation and working culture simultaneously or partially also effect on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency. There are significant effect the Performance of instructor to performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency and there are significant indirect effect the motivation and working culture to performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency through Performance of instructor. Keywords: Motivation, Working Culture, Performance of Instructor, Organizational Performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie (2) pengaruh motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie (3) pengaruh kinerja penyuluh terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie (4) pengaruh tidak langsung motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie melalui kinerja penyuluh. Lokasi penelitian ini dilakukan pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja penyuluh dan dampaknya terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie, dengan jumlah responden sebanyak 101 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan budaya kerja secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja penyuluh, kemudian motivasi dan budaya kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie. Kinerja BPPKP juga dipengaruhi oleh kinerja penyuluh dan hasil penelitian juga menunjukkan terdapat pengaruh tidak langsung antara motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie melalui kinerja penyuluhnya. Kata kunci : 127 - Motivasi, Budaya Kerja, Kinerja Penyuluh, Kinerja Organisasi Volume 4, No. 1, Februari 2015 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala PENDAHULUAN Pada administrasi. Penyuluh pertanian yang lainnya dasarnya kinerja pegawai menjadi merupakan hasil proses yang kompleks, baik lingkup berasal dari diri pribadi pegawai (internal pembinaan terhadap petani semakin berkurang. pejabat struktural pemerintah di dinas-dinas daerah, sehingga factor) maupun upaya strategis dari institusi. Pelaksanaan tugas penyuluh pertanian Faktor-faktor internal misalnya motivasi, tujuan, dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya harapan dan lain-lain, sementara contoh faktor motivasi penyuluh pertanian yang terbentuk eksternal adalah lingkungan fisik dan non fisik dari organisasi. Kinerja menghadapi yang baik tentu saja sikap (attitude) situasi seseorang kerja dalam yang dapat merupakan harapan bagi semua institusi yang menggerakkan penyuluh agar terarah untuk mempekerjakan mencapai pegawai, sebab kinerja tujuan kerja. Budaya kerja pegawai ini pada akhirnya diharapkan dapat (workplace culture) yang membentuk kebiasaan meningkatkan pegawai ditempat tugas dan menjadi sikapyang kinerja institusi secara keseluruhan. tercermin dalam perilaku, cita-cita, pendapat, Kinerja penyuluh pertanian Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. (BPPKP) Kabupaten Pidie dirasakan mulai Motivasi sebagai suatu bentuk dorongan menurun sejak berlakunya otonomi daerah. baik yang bersifat internal maupun eksternal Penyuluh pertanian banyak yang beralih fungsi dalam melakukan suatu tindakan tertentu. menjadi pejabat struktural atau tetap menjadi Terkait dengan motivasi individu dalam suatu penyuluh dapat organisasi, motivasi dapat dikaitkan dengan melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada suatu dorongan pegawai dalam melaksanakan awalnya penyuluh pertanian merupakan aparat suatu pekerjaan. Motivasi organisasi adalah pusat yang bekerja di daerah untuk membantu proses mempengaruhi atau mendorong dari luar petani mengalami terhadap seseorang atau kelompok agar mau perubahan bentuk kelembagaan dengan adanya melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. otonomi daerah, maka saat ini penyuluh Motivasi merupakan suatu yang esensial dalam pertanian yang langsung membina petani menunjang kinerja pegawai dan pada akhirnya merupakan aparat pemerintah daerah. Beberapa akan daerah tingkat II menganggap bahwa penyuluh mewujudkan tujuan organisasi. di pertanian pertanian tetapi perdesaan. tidak tidak Setelah penentu dalam Keberhasilan pelaksanaan penyu-luhan di berpengaruh langsung terhadap pendapatan asli lapangan sangat tergantung pada budaya kerja daerah (PAD) sehingga beberapa penyuluh dan pertanian berpindah profesi menjadi aparat pertanian di dalam melaksanakan tugasnya. kecamatan Istilah motivasi, dalam kehidupan sehari-hari bertugas karena faktor tidak untuk penting menjadi sebagai staf motivasi masing-masing penyuluh Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 128 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala memiliki pengertian yang beragam baik yang 100% dan hasil rekapitulasi absen yang belum berhubungan dengan perilaku individu maupun menunjukkan angka 100% serta kurangnya perilaku apapun tanggung jawab pada pekerjaan disebabkan unsur belum tumbuh rasa memiliki diantara para penting dalam diri manusia, yang berperan penyuluh bahkan masih tergantung pada orang mewujudkan keberhasilan dalam usaha atau lain, sehingga pekerjaan tidak terselesaikan pekerjaan manusia. dengan baik dan hasilnya tidak memenuhi organisasi. pengertiannya motivasi Namun, merupakan Budaya Kerja adalah suatu falsafah harapan yang diharapkan. Hal ini kemungkinan dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai- dipengaruhi oleh beberapa faktor tadi, yaitu nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga motivasi dan budaya kerja. pendorong yang dibudayakan dalam suatu Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi tertarik untuk mengetahui pengaruh motivasi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta dan budaya kerja terhadap kinerja penyuluh tindakan yang terwujud sebagai kerja. Tujuan serta dampaknya pada Kinerja Badan Pelaksana budaya kerja adalah untuk mengubah sikap dan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten juga perilaku SDM yang ada agar dapat Pidie, oleh sebab itu penulis tertarik untuk meningkatkan menulis produktivitas kerja untuk thesis dengan judul, “Pengaruh menghadapi berbagai tantangan di masa yang Motivasi akan datang. Kinerja Penyuluh serta dampaknya pada Penyuluh dinilai baik kinerjanya apabila melaksanakan ketentuan pekerjaan yang telah sesuai dengan ditetapkan dan Budaya Kerja terhadap Kinerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie”. oleh organisasinya. Akan tetapi harapan ini bagi organisasi sering tidak dapat dipenuhi oleh penyuluh tersebut. Hal ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi antara TINJAUAN KEPUSTAKAAN Kinerja Organisasi Kinerja adalah penampilan hasil kerja lain: Motivasi dan Budaya Kerja. Berdasarkan hasil pengamatan di Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie menunjukkan bahwa kinerja penyuluh di lingkungan Badan Pelaksana personil Hal ini dapat dilihat dari capaian target dari beberapa program kinerja yang belum mencapai Volume 4, No. 1, Februari 2015 maupun kualitas. suatu fungsi jabatan kerja atau seluruh aktifitas kerjanya pada waktu tertentu, suatu kesuksesan dalam melaksanakan pekerjaan suatu organisasi. Popovich (dalam LAN, 2010:12) mengemukakan bahwa karakteristik organisasi berbasis kinerja/berkinerja tinggi adalah mempunyai misi yang jelas, menetapkan hasil yang 129 - kuantitas Kinerja adalah suatu catatan keluaran hasil pada Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie belum sesuai dengan yang diharapkan. baik akan dicapai dan berfokus pada Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pencapaian keberhasilan tersebut, Dengan pengertian, bahwa tercapainya tujuan memberdayakan para pegawainya, memotivasi organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi individu-individu para anggota organisasi yang bersangkutan. dalam organisasi untuk meraih sukses, bersifat fleksibel dan selalu Motivasi sebagai perilaku yang ditujukan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat baru, selalu berkompetisi meningkatkan kinerja, usaha selalu menyempurnakan prosedur kerja demi mengejar suatu tujuan, motivasi juga berkaitan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau dengan kepuasan pekerja dan performansi masyarakat dan selalu berkomunikasi dengan pekerjaan. Motivasi adalah keinginan yang stakeholders (pihak terkait dengan kinerja tercapai pada diri seseorang/individu yang organisasi). merangsangnya untuk melakukan tindakan- yang dilakukan seseorang dalam tindakan (Siagian, 2006 :155) Kinerja Penyuluh Menurut Mangkunegara (2009:9), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah catatan perolehan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu Budaya Kerja Menurut Moeljono (2005:2) mengemukakan bahwa: ”Budaya kerja pada umumnya dapat merupakan pernyataan filosofis, difungsikan mengikat pada sebagai tuntutan yang karena dapat karyawan diformulasikan secara formal. Dalam berbagai dalam periode tertentu (Gomes, 2006). Kinerja penyuluh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kerja, kecepatan kerja, kualitas kerja atau perilaku nyata penyuluh yang ditampilkan sesuai dengan peranannya. peraturan dan ketentuan perusahaan”. Budaya kerja menurut Mangkunegara (2009:113) Mendefinisikan bahwa: Budaya kerja adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya Motivasi Robbins (2005:79) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Suwatno (2008:127) mengemukaan definisi motivasi sebagai daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya. untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Siregar mengemukakan dan bahwa Saridewi budaya (2010) kerja mencerminkan cara mereka melakukan sesuatu (membuat keputusan, melayani orang, dsb), yang dapat dilihat dan dirasakan terutama oleh orang di luar organisasi tersebut. Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 130 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tika (2006:4) berpendapat bahwa budaya kerja adalah pokok penyelesaian masalahmasalah eksternal dan internal yang HASIL PEMBAHASAN Pengaruh Motivasi dan Budaya Kerja baik secara simultan maupun parsial terhadap Kinerja Penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait. Hasil penelitian secara parsial menyebutkan bahwa variabel motivasi dan budaya kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja penyuluh. Hal ini dapat dilihat dari semua koefisien variabel-variabel tersebut METODE PENELITIAN yang lebih kecil dari α = 0,05. Untuk lebih Lokasi dan Objek Penelitian jelasnya dapat dilihat pada tabel 1. Penelitian ini dilakukan pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Pidie. Objek penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja penyuluh dan dampaknya pada kinerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie. Tabel 1 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Substrktur 1 Pegaruh Antar Variabel Koefisien Jalur (Beta) Nilai Sig. Hasil Pengujian X1 Y X2 Y 0,357 0,513 0,001 0,000 Ho ditolak Ho ditolak Adapun persamaan untuk substruktur 1 adalah sebagai berikut: Y = 0,357X1 + 0,513X2 + 0,551ε1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penyuluh yang bekerja di Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie yaitu sebanyak 101 orang. Penelitian ini tidak menggunakan pengambilan sampel (teknik sampling) karena mengikutsertakan seluruh anggota populasi yang ada (sampling jenuh) sebesar 101 orang. Metode Analisis Data Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel motivasi dan budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (112,109 > 3,09) pada tingkat signifikansi 0,000. Besarnya pengaruh secara simultan dari ketiga variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien R2 dimana nilai R2 adalah sebesar 0,696, artinya sebesar 69,6% nilai dari variabel Peralatan analisis data yang digunakan kinerja penyuluh dipengaruhi oleh variabel untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian motivasi dan budaya kerja, sedangkan sisanya ini adalah analisis jalur (path analysis). 30,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. 131 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Pengaruh Motivasi dan Budaya Kerja baik secara simultan maupun parsial terhadap Kinerja BPPKP Kabupaten Pidie Pengaruh Kinerja Penyuluh Terhadap Kinerja BPPKP Kabupaten Pidie Hasil penelitian membuktikan bahwa Hasil penelitian secara parsial menyebutkan bahwa variabel motivasi dan budaya kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie. Hal ini dapat dilihat dari semua koefisien variabel-variabel tersebut yang lebih kecil dari α = 0,05. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 .Tabel 2 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Substrktur 2 Pegaruh Antar Variabel Koefisien Jalur (Beta) Nilai Sig. Hasil Pengujian X1 Z X2 Z 0,359 0,498 0,001 0,000 Ho ditolak Ho ditolak Pidie. Hasil ini ditunjukkan oleh nilai signifikansinya yang sebesar 0,000 < 0,05. Hasil penelitian terhadap variabel kinerja BPPKP Kabupaten Pidie diperoleh nilai koefisien beta adalah sebesar 0,793. Pengaruh Tidak Langsung Motivasi dan Budaya Kerja terhadap Kinerja BPPKP Kabupaten Pidie Melalui Kinerja Penyuluh motivasi dan budaya kerja baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie melalui kinerja penyuluh. Pengaruh langsung adalah sebagai berikut: dan tidak langsung dari variabel motivasi, Y = 0,359X1 + 0,498X2 + 0,569ε2 penelitian signifikan terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Hasil penelitian menunjukkan bahwa Adapun persamaan untuk sub-struktur 2 Hasil variabel kinerja penyuluh berpengaruh secara secara simultan budaya kerja dan kinerja penyuluh terhadap menunjukkan bahwa variabel motivasi dan kinerja BPPKP Kabupaten budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap dijelaskan pada gambar 1 berikut ini. kinerja BPPKP Kabupaten Pidie. Hal ini ε 2 = 0,569 (X1) ε2 0,357 0,835 (Y) Besarnya pengaruh secara simultan dari ketiga variabel ini dapat dilihat dari nilai dapat 0,359 ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (102,701 > 3,09) pada tingkat signifikansi 0,000. Pidie (Z) 0,793 0,513 (X2) 0,498 ε1 ε 1 = 0,551 koefisien R2 dimana nilai R2 adalah sebesar 0,676, artinya sebesar 67,6% nilai dari variabel efektivitas organisasi dipengaruhi oleh variabel Gambar 1 Diagram Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung motivasi dan budaya kerja, sedangkan sisanya 32,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Gambar di atas memberikan informasi bahwa motivasi (X1), budaya kerja (X2) dan kinerja penyuluh (Y) berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie (Z). Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 132 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Hasil perhitungan terhadap besaran kerja baik secara simultan maupun parsial pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung berpengaruh dan pengaruh total masing-masing variabel Kabupaten Pidie. eksogen terhadap variabel endogen dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. terhadap kinerja BPPKP 4. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kinerja penyuluh berpengaruh terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie. Tabel 3 Hasil Estimasi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel Koefisien Jalur Pengaruh X1 →Y X2 →Y 0,357 0,513 0,357 0,513 X1 → Z 0,359 0,359 X2 → Z 0,498 0,498 Y→Z 0,793 0,793 Langsung 5. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi dan budaya kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja Tidak Langsung Melalui Y Total 0,357 x 0,793 = 0,283 0,513 x 0,793 = 0,407 - 0,357 0,513 0,359 + 0,283 = 0,642 0,498 + 0,407 = 0,905 0,793 BPPKP Kabupaten Pidie melalui kinerja penyuluh. Saran - Saran 1. BPPKP Kabupaten Pidie perlu dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan motivasi yaitu deskriptif, menunjukkan para hasil penelitian penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie sudah termotivasi dengan baik, begitu juga dengan budaya kerja di BPPKP Kabupaten Pidie sudah diterapkan dengan baik. Kemudian, para penyuluh sudah menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini sejalan dengan kinerja yang dicapai BPPKP Kabupaten Pidie yang kinerjanya para penyuluhnya. 2. Dalam rangka meningkatkan kinerja penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie, perlu juga dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan budaya kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kreativitas dan kepekaan para penyuluh terhadap lingkungan tugasnya, kepemimpinan dan meningkatkan keteladanan para penyuluh dan mengharuskan penyuluh juga baik. 2. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa motivasi dan budaya kerja baik simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja penyuluh 3. Berdasarkan hasil menguasai peralatan-peralatan per-tanian. 3. Untuk meningkatkan kinerja penyuluh yang akan berdampak pada kinerja organisasi, BPPKP Kabupaten Pidie perlu melakukan usaha-usaha seperti meningkatkan sikap BPPKP Kabupaten Pidie. penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi dan budaya 133 - memperhatikan aman dan juga kebutuhan aktualisasi diri Kesimpulan secara lebih kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa KESIMPULAN DAN SARAN 1. Secara dengan Volume 4, No. 1, Februari 2015 kerjasama para penyuluhnya. Usaha lain yang perlu dilakukan adalah Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala memperhatikan kemudian meningkatkan kepribadian, tamahan kepemimpinan, dan penyuluhnya, integritas serta keramah- pribadi para meningkatkan kesadaran dan kepercayaan dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan. Jurnal Penyuluhan Pertanian, Vol. 5 No. 1, Mei, 24, Suwatno. 2008. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Fisip UPI. Tika, Pabundu. 2006, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Jakarta: Bumi Aksara. 4. Kinerja BPPKP Kabupaten Pidie dapat lebih ditingkatkan lagi dengan cara menetapkan kebijakan atau program yang selalu berkompetensi, menyempurnakan prosedur selalu kerja demi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau masyarakat dan selalu memberdayakan para penyuluhnya. DAFTAR KEPUSTAKAAN Gomes, Faustin Cardoso, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta. LAN Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan Lembaga Administrasi Negara, 2010, Teknik Penyusunan Kinerja/Berkinerja Tinggi, Cetakan Pertama, LAN, Jakarta. Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2009, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung : PT Refika Aditama. Moeldjono, D. 2005. Cultured! Budaya Organisasi Dalam Tantangan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Robbins, Stephen, 2005. Organizational Behaviour, Terjemahan, Jilid II, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, P.T. Prenhallindo. Siagian, Sondang, 2006, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Rineka Cipta, Jakarta. Siregar, A. Nani dan Saridewi, T. Ratna, 2010, Hubungan Antara Motivasi dan Budaya Kerja Dengan Kinerja Penyuluh Pertanian Di kabupaten subang, provinsi Jawa Barat, Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 134