BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pandan wangi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandan wangi merupakan tanaman yang sering dimanfaatkan daunnya
sebagai bahan tambahan makanan, umumnya sebagai bahan pewarna hijau dan
pemberi aroma. Aroma khas dari pandan wangi diduga karena adanya senyawa
turunan asam amino fenil alanin yaitu 2-acetyl-1-pyrroline (Faras et al., 2014).
Selain kegunaan tersebut, pandan wangi juga dilaporkan memiliki aktivitas
antidiabetik pada ekstrak air (Prameswari dan Widjanarko, 2014), antioksidan
pada ekstrak air dan methanol (Ghasemzadeh and Jaafar, 2013), antikanker pada
ekstrak etanol dan metanol (Chong et al., 2012), dan antibakteri pada ekstrak
etanol dan etil asetat (Muhardi dkk., 2007). Beberapa senyawa kimia yang
terkandung dalam pandan wangi diantaranya alkaloid, saponin, flavonoid, tanin,
polifenol, dan zat warna (Margaretta S et.al.,2011). Saponin merupakan senyawa
dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin
membentuk larutan koloidal dalam air dan membentuk busa yang mantap jika
dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam (Harbrone, 1996). Beberapa
saponin bekerja sebagai antimikroba (Robinson, 1995).
Semakin banyaknya kasus resistensi bakteri terhadap antibotik sintetis
menjadi salah satu masalah serius dalam dunia kesehatan. Kasus resistensi S.
aureus terhadap antibiotik golongan penisilin terjadi pada lebih dari 86% kasus
yang ada (Shituu, A.O et al, 2011). Menurut (Ika, 2011), data tahun 2010
menunjukkan 30% strain S. aureus resisten terhadap siprofloksasin. Sehingga
1
2
sebagai alternatif pengobatan digunakan antibakteri yang berasal dari alam yang
lebih aman dan ramah lingkungan yang salah satunya adalah dari daun pandan.
Untuk meningkatkan efisiensi dan kepraktisan dalam penggunaan maka dibuat
dalam bentuk sediaan krim. Penelitian (Mardiyaningsih, 2014) menunjukan
bahwa ekstrak etil asetat daun pandan wangi memiliki daya antibakteri dengan
kadar hambat minimum (KHM) 1,1% terhadap Staphylococcus aureus.
Sediaan krim dipilih sebagai basis krim antibakteri ekstrak daun pandan
wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) karena krim memiliki kelebihan
dibandingkan dengan salep yaitu krim mudah dalam pemakaian. Umumnya
mudah menyebar rata dan dalam hal lain krim dari emulsi jenis minyak dalam air
lebih mudah dibersihkan daripada kebanyakan salep (Ansel, 1989). Krim adalah
bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Anonim, 1995). Sediaan krim
merupakan salah satu sediaan topikal, dimana dalam pembuatannya dibutuhkan
beberapa bahan dasar antara lain pengemulsi, emolien, pengental, humectan,
pengawet, air dan bahan aktif lainnya. Salah satu komponen bahan yang
mempengaruhi stabilitas krim adalah stiffening agent atau pengental.
Stiffening agent adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam suatu
formula, yang berfungsi sebagai pengental/pengeras didalam sediaan lotion/krim
(Rahmanto,2011). Setil alkohol berbentuk butiran serpihan kecil dan licin,
berwarna putih, tidak larut air, berfungsi sebagai stiffening agent atau bahan
pengeras, pelembut dan emulgator lemah. Selain itu, setil alkohol juga dapat
memperbaiki stabilitas emulsi O/W, memperbaiki konsistensi atau zat pembentuk
3
serta sebagai surfaktan nonionik dan bahan pelembut efektif pada produk krim.
Setil alkohol merupakan lemak putih agak keras yang mengandung gugus
hidroksil dan digunakan sebagai penstabil emulsi pada produk seperti krim dan
losion (Mitsui,1997). Cetaceum atau spermaseti berbentuk massa hablur bening,
putih mutiara yang licin serta memiliki bau dan rasa yang lemah (Anonim, 1979).
Fungsinya adalah sebagai emolien dan untuk meningkatkan konsistensi.
Cetaceum larut dalam etanol mendidih dan kloroform, tidak larut dalam air (Rowe
et al. 2009).
Cetaceum dan cetyl alcohol didalam sediaan krim digunakan sebagai
bahan pengental (stiffening agent). Alasan digunakannya cetaseum dan cetyl
alcohol tersebut dikarenakan keduanya memiliki struktur kimia yang berbeda
sehingga dapat mempengaruhi titik leleh dan kepolaran dari masing-masing zat
(Present Z., 2007). Perbedaan kondisi tersebut akan memberikan kekentalan yang
beragam serta menunjukan perbedaan stabilittas fisik maupun kimia pada krim
yang dihasilkan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dilakukan penelitian tentang
formulasi dan uji sifat fisik kimia krim antibakteri tipe M/A ekstrak daun pandan
wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan variasi cetaceum dan cetyl alcohol
sebagai stiffening agent, untuk mengetahui pengaruh cetaceum dan cetyl alcohol
sebagai stiffening agent dalam formulasi krim terhadap sifat fisik kimianya.
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan suatu permasalahan
yaitu
1. Bagaimana pengaruh cetaceum, cetyl alcohol serta kombinasi cetaceum
dengan cetyl alcohol sebagai stiffening agent pada sediaan krim ekstrak
daun pandan terhadap kestabilannya?
2. Berdasarkan uji sifat fisik kimia krim, manakah stiffening agent yang
memberikan hasil paling stabil?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui pengaruh cetaceum, cetyl alcohol serta kombinasi cetaceum
dengan cetyl alcohol sebagai stiffening agent pada sediaan krim ekstrak
daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap stabilitasnya
2. Mengetahui krim dengan stiffening agent yang paling baik stabilitasnya
berdasarkan uji sifat fisik dan kimia
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Meningkatkan perspektif peneliti khususnya yang berkaitan tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi pemanfaatan daun pandan (Pandanus
amaryllifolius Roxb.).
2. Memperoleh informasi tentang uji sifat fisik kimia krim antibakteri tipe
M/A dari ekstrak daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan
5
penggunaan cetaceum, cetyl alcohol dan kombinasi cetaceum-cetyl
alcohol sebagai stiffening agent.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang penggunaan krim
ekstrak daun pandan ( Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai pengganti
obat antibakteri sintetis.
4. Meningkatkan pemanfaatan daun pandan ( Pandanus amaryllifolius Roxb.)
sebagai anti bakteri dalam krim sehingga meningkatkan nilai ekonominya.
Download