bab i pendahuluan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia secara geologi terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik
utama yaitu Lempeng Eropa-Asia, India-Australia dan Pasifik yang berperan
dalam proses pembentukan gunung api di Indonesia. Kondisi geologi ini
memberikan kontribusi nyata akan ketersediaan energi panasbumi di Indonesia.
Manifestasi panasbumi tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,
kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, pulau Sulawesi, Halmahera dan Irian Jaya,
yang menunjukkan betapa besarnya kekayaan energi panasbumi yang tersimpan
di dalamnya.
Menurut Badan Geologi KESDM (2012), sebaran dari potensi panasbumi
di Indonesia dapat di lihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Peta distribusi potensi panasbumi Indonesia
(https://www.google.co.id/petasebaran+panasbumi+indonesia+KESDM)
1
2
Energi panasbumi adalah energi sumber daya alam berupa air panas atau
uap yang terbentuk dalam reservoar di dalam bumi melalui pemanasan air bawah
permukaan oleh batuan beku panas. Energi panasbumi ini dapat dimanfaatkan
secara langsung untuk pengeringan produksi hasil pertanian, pariwisata dan
kebutuhan rumah tangga ataupun secara tidak langsung sebagai penggerak turbin
pembangkit listrik.
Kabupaten Donggala merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah
yang mempunyai manifestasi panasbumi berupa mata air panas (hot water spring)
dengan potensi yang cukup besar dan mungkin dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan energi listrik dimasa mendatang. Daerah prospek panas
bumi ini terletak di Desa Masaingi, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala,
Sulawesi Tengah.
Salah satu penyelidikan yang digunakan untuk mengetahui potensi
panasbumi adalah metode geofisika. Metode geofisika diterapkan untuk
mengetahui sifat-sifat fisik batuan yang ada di bawah permukaan. Adanya
anomali dari sifat fisik batuan dapat digunakan untuk memperkirakan keberadaan
sistem panasbumi di bawah permukaan. Dalam membantu penginterpretasian
potensi panasbumi suatu daerah penelitian maka data geofisika sangat membantu
untuk mengetahui keberadaan sumber panas (heat source), keberadaan zona
reservoar, dan zona impermeable, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2.
Metode gravitasi adalah salah satu metode geofisika yang dapat digunakan
dalam eksplorasi panasbumi. Metode ini dapat memberikan gambaran bawah
permukaan melalui perbedaan rapat massa antara batuan disekitarnya. Besaran
fisika yang terukur dalam metode gravitasi adalah percepatan gravitasi. Nilai
percepatan gravitasi berbanding lurus dengan rapat massa bawah permukaan,
sehingga percepatan gravitasi merupakan representasi variasi rapat massa. Kontras
rapat massa ini digunakan untuk interpretasi struktur bawah permukaan pada
suatu daerah penelitian.
3
Gambar 1.2 Sistem panasbumi
(https://panas-bumi-sebagai-sumber-energi-masa-depan)
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan
membuat pemodelan tiga dimensi (3D) struktur bawah permukaan bumi daerah
panasbumi Marana, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah dengan
metode gravitasi. Pemodelan 3D dianggap lebih jelas dalam menggambarkan
struktur bawah permukaan bumi dibandingkan dengan pemodelan 2D karena
bentuk model geometri yang dibuat dapat disesuaikan dengan bentuk benda yang
ada di alam dan hasil perhitungannya lebih akurat.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana model tiga dimensi (3D) struktur bawah permukaan panasbumi
Marana, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah menggunakan
metode gravitasi ?
2.
Bagaimana model tentatif panasbumi Marana Kabupaten Donggala, Propinsi
Sulawesi Tengah berdasarkan analisis anomali gravitasi.
4
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Memodelkan tiga dimensi (3D) struktur bawah permukaan panasbumi
Marana, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah menggunakan
metode gravitasi.
2.
Membuat model tentatif panasbumi Marana Kabupaten Donggala, Propinsi
Sulawesi Tengah berdasarkan analisis anomali gravitasi.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Data yang digunakan adalah data sekunder yang di peroleh dari Pusat Sumber
Daya Geologi dan Mineral tahun 2004 sehingga untuk mendapatkan anomali
Bouguer lengkap daerah panasbumi Marana Kabupaten Donggala, Sulawesi
Tengah perlu dilakukan koreksi-koreksi terlebih dahulu terhadap data
gravitasi yang terukur.
2.
Pemodelan tiga dimensi (3D) dilakukan berdasarkan analisis anomali
gravitasi regional hasil kontinuasi ke atas karena dapat menggambarkan efek
yang dalam, sehingga dapat menggambarkan struktur bawah permukaan di
daerah panasbumi Marana, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai beikut:
1.
Memberikan informasi mengenai struktur bawah permukaan di area prospek
panasbumi Marana, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah berdasarkan data
gravitasi sehinggga dapat digunakan sebagai acuan awal untuk eksplorasi
selanjutnya.
2.
Menambah data base kebumian di bidang panasbumi khususnya pada
lapangan Marana, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Download