BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin, communicare yang artinya mengatakan sesuatu kepada pihak lain, communicare adalah bentuk infinitif yang masih asli dan belum mengalami perubahan sesuai kata ganti orang. Sebuah komunikasi memiliki hubungan yang sangat erat dengan Public Relations. Dalam hal ini, ditegaskan kembali oleh Robert D. Ross dalam Ruslan (2010: 83) yang mengungkapkan, “bahwa komunikasi merupakan alat yang penting dalam fungsi Public Relations. Publik mengakui dan menghargai suatu kinerja yang baik dalam kegiatan komunikasi secara efektif, dan sekaligus kinerja yang baik tersebut untuk menarik perhatian publik serta tujuan penting yang lainnya dari fungsi Public Relations.” Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan dari pengirim pesan sebagai komunikator dan penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk tercapainya saling pengertian antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan atau informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. (Suprapto, 2009: 5) Ilmu komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antarmanusia, dan karenanya, kita nyatakan ilmu ini sebagai ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antar manusia (Vardiansyah, 2004: 8). 8 9 Karena itu jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, maka kita memiliki ketertarikan atau beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti ketertarikan karena fisik atau cara orang lain dalam berkomunikasi, dan juga kesamaan bahasa atau kesamaan arti simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi. Kevin Ruck dan Mary Welch dalm jurnalnya yang berjudul Valuing internal communication; management and employee perspectives menhgatakan bahwa peran komunikasi merupakan faktor penting dalam pemahaman tentang nilai aset tidak berwujud organisasi (Ritter, 2003: 50). Komunikasi dalam organisasi ini terkait dengan tingkat yang lebih tinggi kinerja dan layanan (Tourish & Hargie, 2009: 1015) menghasilkan modal komunikasi (Malmelin, 2007: 298) dan modal sosial (Lee, 2009), didasarkan pada hubungan organisasi. Bila dikaitkan dengan Public Relations, maka sarana komunikasi tersebut adalah hal yang sangat penting dalam penyampaian pesan-pesan (messages) demi tercapainya tujuan, dan pengertian bersama dengan publik, khalayak sasarannya. Newson and Siefried, mengungkapkan pentingnya peranan komunikasi dalam kegiatsn PR/humas, "Akhirnya dan yang terpenting dari semua, seorang pejabat humas haruslah seseorang yang ahli dalam aspek komunikasi. 2.1.1.1 Prinsip-prinsip Komunikasi Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst (2003: 125) disebut asumsi-asumsi komunikasi. Istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Adapun prinsip-prinsip komunikasi sebagai berikut: 1. Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan. 10 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi, setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus. 3. Komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan, setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimensi isi yang berbeda. 4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan, setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai) 2.1.1.2 Tujuan Komunikasi Kegiatan komunikasi bertujuan mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan mengubah atau mempengaruhi tindakan. Sedangkan dalam Public Relations, tujuan komunikasi dapat dibedakan menjadi tujuan informasi, intruksi, dan persuasi. Idealnya agar sebuah gagasan dapat diterima oleh target yang dituju, 11 cara yang digunakan adalah dengan tidak memaksakan kehendak, tahu lebih secara persuasif. Menurut Effendy (2004: 55) terdapat empat tujuan komunikasi, yaitu : 1. Mengubah sikap (to change the attitude). Adalah kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat akan berubah sikapnya. 2. Mengubah opini atau pendapat (to change the opinion). Adalah informasi pada masyarakat dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan. 3. Mengubah perilaku (to change the behaviour). Adalah kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. 4. Perubahan Sosial (to change the social change) Adalah perubahan sosial dan partisipasi sosial, memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu di sampaikan. (2005: 55) 2.1.1.3 Unsur-unsur Komunikasi Unsur sering juga disebut bagian, komponen, dan elemen. Jadi yang dimaksud dengan komponen atau unsur adalah bagian dari keseluruhan dalam suatu hal. Unsur - unsur komunikasi menurut Wiryanto (2006: 23) sebagai berikut: 12 1. Komunikator Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khlayak atau komunikan. Karena itu komunikator bisa disebut pengirim, sumber, source, encoder. Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Oleh karena itu, seorang komunikator harus terampil berkomunikasi, dan juga kaya ide serta penuh daya kreativitas. 2. Pesan Dalam buku pengantar ilmu komunikasi, pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak – gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. 3. Media Dalam buku pengantar ilmu komunikasi, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, maka media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia seperti mata dan telinga. Pesan – pesan yang diterima selanjutnya oleh pancaindera selanjutnya diproses oleh pikiran 13 manusia untuk mengontrol dan menentikan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Sedangkan dalam buku pengantar ilmu komunikasi, media bentuk jamak dari medium medium komunikasi diartikan sebagai alat perantara yang sengaja dipilih komunikator untuk menghantarkan pesannya agar sampai ke komunikan. Jadi, unsur utama dari media komunikasi adalah pemilihan dan penggunaan alat perantara yang dilakukan komunikator dengan sengaja. Artinya, hal ini mengacu kepada pemilihan dan penggunaan teknologi media komunikasi. 4. Komunikan Komunikan atau penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya. 5. Efek Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikasi, yaitu kognitif (seseorang menjadi tahu tentang sesuatu), afektif (sikap seseorang terbentuk, misalnya setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu), dan konatif (tingkah laku, yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu). 2.1.2 Public Relations Hubungan masyarakat atau sering dikenal dengan Public Relations menurut beberapa pakar dan praktisi berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang dari pengalaman praktek mereka masing-masing. Dalam definisi yang dijabarkan oleh para praktisi bersifat dinamis dan fleksibel mengikuti perkembangan zaman. 14 Harlow melihat definisi itu beragam, dari yang sederhana sampai yang rumit. Beberapa definisi yang lebih ringkas adalah: 1. Penampilan bagus, dihargai masyarakat 2. PR adalah singkatan performance-penampilan dan recognitionpengakuan bekerja dengan baik, sehingga mendapat pujian 3. Tindakan yang diambil untuk menunjang hubungan yang menguntungkan dengan masyarakat umum 4. Usaha-usaha organisasi untuk mendapatkan kerja sama dari sekelompok orang Para penulis buku juga telah merumuskan bermacam-macam definisi. Cutlip, Center, dan Broom menyatakan dalam edisi keenam buku Effective Public Relations bahwa, Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengidentifikasikan, menetapkan, dan memelihara hubungan saling menguntungkan antara organisasi dan segala lapisan masyarakat yang menentukan keberhasilan atau kegagalan Public Relations. (2003: 78-79) Donald K Wright dalam jurnalnya yang berjudul the Role of Corporate Public Relations Executives in the Future of Employee Communications praktek Public Relations telah mengembangkan "penekanan baru pada bangunan, memelihara, dan hubungan main-taining" dengan publik (Kent & Taylor, 2002: 23). Di antara publik strategis yang dihadapi organisasi, karyawan pasti terdiri dari kelompok dengan organisasi mana memiliki koneksi terdekat. Hubungan baik dengan karyawan tidak hanya membantu membangun dan melindungi reputasi organisasi dan gambar dalam lingkungan yang penuh gejolak, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap kinerja. 15 Berbeda dengan Rex Harlow Fungsi manajemen khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam permasalahan atau persoalan membantu manajemen untuk memahami dan tanggap terhadap opini publik menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam membantu mengantisipasi kecenderungan, dan menggunakan penelitian seta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. 2.1.2.1 Tujuan Public Relations Tujuan utama Public Relations adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu ataupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, serta persepsi, sikap dan opininya terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan. Menurut Rosady Ruslan (2010: 246) yang dikutip oleh Umam dalam buku yang berjudul komunikasi & Public Relations, tujuan dari Public Relations adalah sebagai berikut: 1. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen 2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan 3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relations 4. Efektif dalam membangun pengenalan merk dan pengetahuan merk 5. Mendukung bauran pemasaran 16 Jefkins (2003: 54) yang dikutip oleh Umam dalam buku yang berjudul komunikasi & Public Relations, mendefinisikan tujuan Public Relations adalah sebagai berikut: 1. Mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatankegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan 2. Meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai 3. Menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan 4. Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa pasar baru. Secara keseluruhan, tujun Public Relations adalah menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan. 2.1.2.2 Fungsi Public Relations Fungsi PR menurut (Cutlip & Center 2003: 70) adalah sebagai berikut 1. Counselling , konselling atau konsultasi untuk para karyawan dan manajemen. 2. Research, melakukan riset untuk mengevaluasi fungsi, tugas, dan peran yang selama ini di lakukan. 3. Media Relations, membina hubungan singkat dengan wartawan dari berbagai media. 4. Publicity, melakukan publikasi untuk setiap acara kegiatan yang di lakukan PR. 5. Employee Relations, melakukan hubungan dengan karyawan 17 Menurut Maria (2004: 31) yang dikutip oleh Umam dalam buku yang berjudul komunikasi & Public Relations, gambaran tentang fungsi Public Relations yaitu sebagai berikut: 1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak. 2. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas yang bisa dicapai secara optimal. 3. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. 2.1.2.3 Tugas Public Relations Tugas –tugas pokok dari Public Relations perusahaan menurut Colin Couldon Thomas dalam bukunya Public Relations Pedoman Praktis untuk PR adalah sebagai berikut : 1. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan, baik perusahaan sendiri maupun perusahaan saingan juga ancaman dan peluangnya, mendiagnosis masalahmasalah yang dapat dipecahkan melalui sarana-sarana Public Relations, 18 mengidentifikasi masyarakat yang dituju dan saluran-saluran yang paling efektif digunakan untuk menjangkau mereka. 2. Memberi nasihat kepada pihak manajemen di semua tingkatan, terutama mengenai perkembangan intern dan ekstern yang mungkin dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok lain yang menjadi sasaran komunikasi perusahaan. 3. Menjadi ahli depositor karena itu harus mengetahui semua aspek komunikasi perusahaan baik internal maupun eksternal. 4. Membuat kontak dengan para pengambil keputusan eksternal yang penting. 5. Memastikan arus informasi yang efektif untuk kelompok-kelompok masyarakat yang terpilih 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Peranan Definisi peran menurut Banton, Katz &Kahn dalam Bauer (2003: 54) adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dikaitkan dengan seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial. Menurut Dougherty & Pritchard dalam Bauer (2003: 55), teori peran ini memberikan suatu kerangka konseptual dalam studi perilaku di dalam organisasi. Mereka menyatakan bahwa peran itu “melibatkan pola penciptaan produk sebagai lawan dari perilaku atau tindakan”. Lebih lanjut, Dougherty & Pritchard dalam Bauer (2003: 56) mengemukakan bahwa relevansi suatu peran itu akan bergantung pada penekanan peran tersebut oleh para penilai dan pengamat (biasanya supervisor dan kepala sekolah) terhadap produk atau outcome yang dihasilkan. 19 2.2.2 Peranan Public Relations Menurut Dozier (2003:178) dalam Rosady Ruslan (2004: 56-57) peranan praktisi PR dalam organisasi merupakan salah satu kunci penting untuk memahami fungsi Public Relations dan komunikasi organisasi. Peranan praktisi Public Relations juga merupakan salah satu kunci untuk mengembangan pencapaian profesional dari praktisi Public Relations. Peranan Public Relations dibagi menjadi 2 yaitu Public Relations Manager dan Public Relations Technican. Perbedaan mendasar kedua peranan ini adalah pada kegiatan praktisi Public Relations mengambil keputusan di tingkat korporat. Para Teknisi tidak berpartispasi dalam pengambilan keputusan manajemen, sedangkan manager terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Menurut Dozier (2004:256) dalam Rosady Ruslan (2004: 124-125) Praktisi yang ingin menjalankan peran manajer humas membutuhkan pengetahuan dasar untuk menjalankan peran itu. Pengetahuan tersebut dari : 1) Pengetahuan Strategis, berkaitan dengan kemampuan untuk mengetahui bagaimana mengelola kegiatan komunikasi secara strategis dan juga kemampuan untuk mengelola respon organisasi terhadap berbagai masalah dan kemampuan pengembangan sasaran dan tujuan untuk bagian humas. 2) Pengetahuan Riset, berkaitan dengan kemampuan melakukan penelitian untuk segmentasi publik dan riset untuk evaluasi program. 3) Pengetahuan dalam menyusun anggaran untuk kegiatan Public Relations. Menurut Dozier (2003:200) dalam Rosady Ruslan (2004: 20-21) peranan praktisi PR dalam organisasi merupakan salah stau kunci penting untuk memahami fungsi public relations dan komunikasi organisasi. Peranan praktisi Public Relations 20 juga merupakan salah satu kunci untuk mengembangan pencapaian profesional dari praktisi Public Relations. 1) Expert Prescriber : Praktisi PR membantu manajemen dengan pengalaman dan keterampilan mereka untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah Public Relationship yang dihadapi oleh organisasi. 2. Communication Facilitator : Praktisi PR membantu manajemen dengan menciptakan kesempatan-kesempatan ‘mendengar’ apa kata publik dan menciptakan peluang agar publik mendengar apa yang diharapkan manajemen. 3. Problem –Solving Process Facilitator : Praktisi PR membantu kerja manajemen melalui kerja sama dengan bagian lain dalam organisasi untuk menemukan pemecahan masalah yang memuaskan bagi masalah Public Relations 4. Teknisi Komunikasi: Peranan teknisi komunikasi menjadikan prestasi Public Relations hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan communication in organization. 2.2.3 Kinerja Suyadi (2003: 6-7) yang dikutip oleh Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno dalam jurnalnya (2008) mengemukakan bahwa "Kinerja" adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu". Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang di capai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. 21 Menurut Simanjuntak (2005) yang dikutip oleh Mulyana (2009: 86) "Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atau pelaksanaan tugas tertentu dalam rangka mewujudkan sasaran dan tujuan perusahaan. Di sebagian perusahaan, kinerja karyawan individual merupakan faktor utama yang menentukan sukses atau tidaknya suatu perusahaan. Secara sederhana kinerja dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh seorang karyawan selama kinerja yang tinggi dan baik dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk dapat memiliki kinerja yang baik. Seorang karyawan dalam pekerjaan selama kinerja yang tinggi dan baik dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk dapat memiliki kinerja yang baik. Seorang karyawan dalam pekerjan harus memiliki ketrampilan dan keahlian sesuai dengan bidang pekerjaan yang dia miliki. Menurut Rivai Basri (2005: 14) bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang atau keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Menurut Mathis dan Jackson (2006:378) berpendapat bahwa kinerja (performance), pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang umumnya untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran dan kemampuan bekerja sama. Samsup Jo dalam jurnalnya yang berjudul Paradigm shift of employee communication: The effect of management communication on trusting relationships. Komunikasi karyawan yang menguntungkan telah terbukti untuk meningkatkan 22 kepuasan kerja karyawan dan kinerja dan menghasilkan keberhasilan organisasi (Baskin, Aronoff, & Lattimore, Meskipun pentingnya, komunikasi karyawan telah dibahas dan didefinisikan konteks komunikasi mediasi, misalnya dampak newsletter internal atau taktik komunikasi internal khusus. 2.2.3.1 Faktor-faktor Kinerja Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Mangkunegara, 2009: 13-14): a. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki karyawan. Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, media dan informasi yang diterima. b. Ketrampilan (skill) Kemampuan dan penguasaan teknis operasional dibidang tertentu yang dimiliki karyawan. Seperti ketrampilan konseptual (Conseptual Skill), ketrampilan manusia (Human Skill), dan Ketrampilan Teknik (Technical Skill). c. Kemampuan (ability) Kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab. d. Faktor motivasi (Motivation) Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja dilingkungan perusahaannya. Mereka yang bersikap positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang tinggi sebaiknya jika mereka 23 bersifat negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pemimpin, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja. Kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: 1. Faktor individual, terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi. 2. Faktor psikologis, terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran, motivasi. 3. Faktor organisasi, terdiri dari sumber daya, kepemimpinan penghargaan struktur dan job design 2.2.3.2 Tujuan dan Sasaran Kinerja Tujuan dan sasaran kinerja disusun berdasarkan pada visi, misi, dan rencana strategi suatu organisasi (Wibowo, 2007: 45-47) tujuan dan sasaran kinerja tidak lain adalah untuk menjamin agar proses kinerja dapat berlangsung seperti yang diharapkan dan tercapainya kinerja tinggi. Kinerja merupakan kegiatan pengolahan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan adalah tentang arah secara umum, sifatnya luas, tanpa batasan waktu dan tidak berkaitan dengan prestasi tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tujuan merupakan sebuah aspirasi. Kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap pekerjaan, membantu mendefinisikan harapan kinerja, mengusahakan kerangka kerja bagi supervisor dan pekerja saling berkomunikasi. Tujuan kinerja adalah menyesuaikan harapan kinerja individual dengan tujuan organisasi. Menurut Sheila J. Castello (2003: 4), tujuan mengalir dari atas ke bawah sedangkan tanggung jawab bergerak dari bawah ke atas. di awali dengan 24 membangun visi dan misi organisasi yang ditetapkan oleh pimpinan tingkat atas. Visi dan misi tersebut kemudian diturunkan kepada tujuan jangka panjang organisasi, selanjutnya tujuan jangka panjang tersebut ditindaklanjuti dengan tujuan tahunan. Tujuan tahunan ditindaklanjuti oleh tujuan devisi, bagian, seksi, dan pada akhirnya oleh seluruh karyawan secara berjenjang mulai dari pimpinan atas hingga karyawan. 2.2.4 Kinerja Karyawan Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam instansi. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya instansi untuk mencapai tujuan. Kinerja = Kemampuan x Motivasi Gambar 2.1 Rumus Kinerja Karyawan Sumber: Lijan (2012), Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan implikasi Formula tersebut menjelaskan bahwa kinerja seorang karyawan sama dengan kemampuan karyawan tersebut untuk melakukan tugas-tugas yang dibebankan 25 kepadanya dikalikan dengan motivasi yang ditunjukan untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Dalam hal ini kemampuan tanpa motivasi belum tentu dapat menyelesaikan tugas dengan baik, demikian juga sebaliknya motivasi tinggi yang dimiliki karyawan tanpa pengetahuan yang memadai tidaklah mungkin mencapai kinerja yang baik. 2.3 Pengaruh peranan Public Relations terhadap kinerja karyawan Hubungan Kepegawaian maksudnya adalah sekelompok orang – orang yang sedang bekerja di suatu perusahaan yang jelas baik secara fungsional , organisasi maupun teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang di hadapinya. (Ruslan, 2003: 279). Hubungan dengan karyawan. Seorang Public Relations harus mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan baik secara formal maupun informal untuk mengetahui kritik dan saran mereka sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam organisasi/perusahaan. Seorang Public Relations harus mampu menjembatani komunikasi antara pimpinan dan karyawan. Karena dengan adanya pengaruh Public Relations terhadap kinerja karyawan, diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memilki (sense of belonging), motivasi, kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin. Hubungan kuat karyawan dengan perusahaan sama dengan organisasi yang solid. Jurang yang luas antara gaji pejabat senior dan pekerja umum adalah alasan dari organisasi lain harus peka terhadap komunikasi karyawan. Langkah ke arah globalisasi, termasuk merupakan penggabungan organisasi secara geografis, dan alasan lain adalah untuk fokus meningkatkan kinerja karyawan secara internal. Penulis menunjukkan bahwa perusahaan yang berkomunikasi secara efektif dengan 26 pekerja mereka maka lebih baik daripada yang tidak berurusan dengan publik karyawan. Kegiatan Public Relations untuk memelihara hubungan, khususnya antara manajemen dengan para karyawannya. Hubungan ini dalam rangka kepegawaian secara formal. Employee public / publik pegawai adalah salah satu internal public yang dijadikan salah satu sasaran dari kegiatan Public Relations di dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka merupakan suatu potensi yang sangat berarti dalam organisasi, potensi mana yang dapat dikembangkan lebih baik dari sebelumnya. Elizabeth Gardner dalam jurnalnya yang berjudul PR in the ER: Managing internal organization–public relationships mengatakan bahwa Karyawan adalah kelompok kunci stakeholder untuk setiap organisasi, namun hubungan publik internal (yaitu, mengelola hubungan antara koalisi dominan dan staf) adalah daerah terbelakang dalam penelitian public relations (McCown, 2007). Upaya Public Relations dalam mengelola komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting untuk mencapai misi organisasi dan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal (Kennan & Hazelton, 2006; Ledingham, 2006). menyarankan bahwa baik praktik PR meningkatkan semangat kerja karyawan, meningkatkan kepuasan kerja, dan "memungkinkan organisasi-organisasi untuk membangun hubungan jangka panjang kepercayaan dan kredibilitas dengan publik karyawan strategis". 27 2.4 Kerangka Pemikiran Peran Public Relations Kinerja/ Output Tabel 2.1 Kerangka Pemikiran Dalam kerangka pikiran penulis, memfokuskan pada peran Public Relations trans 7 yang mempengaruhi kinerja karyawan atau output.