Free Sex di kota Malang Menyamai Bandung dan Yogyakarta Dikirim oleh humas3 pada 30 April 2012 | Komentar : 0 | Dilihat : 18215 Pakar Ginekolog dan Konsultan Seks, Dr. H. Boyke Dian Nugraha, SpOG,MARS Pakar Ginekolog dan Konsultan Seks, Dr. H. Boyke Nugraha, SpOG, MARS mengatakan bahwa perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa di kota Malang hampir sama dengan kota Bandung dan Yogyakarta. Demikian dikatakannya dalam seminar ''Perilaku Seks Bebas Kawula Muda dan Konsekuensinya'' di Gedung Samntha Krida, UB, Minggu malam (29/4). ''Di kota Malang ini perilaku seks bebasnya sudah sama dengan Bandung dan Yogyakarta. Bahkan 50 persen remaja sudah melakukan perilaku seks bebas,'' kata dokter Boyke. Kondisi dan isu seks bebas yang semakin marak di kalangan mahasiswa, muncul karena adanya beberapa faktor, yaitu: video porno, webcam sex, forum porno, pelecehan seksual, phone sex, ayam kampus, dan rokok dan seks. Dokter yang gencar melakukan sosialisasi di kalangan remaja tersebut menambahkan semakin maraknya seks bebas di kalangan remaja saat ini, juga disebabkan karena kebodohan remaja perempuan masa kini. ''Banyak remaja perempuan saat ini menjadi bodoh karena terlalu menuruti keinginan pasangan lawan jenisnya. Jika tidak menurut, katanya nanti akan diputus. Kalau sudah berbuat seperti itu, ujung-ujungnya bingung karena hamil. Dan yang rugi pasti si perempuannya,''kata dokter Boyke memberikan contoh. Kalau sudah terjadi kehamilan di luar menikah, ujungng-ujungnya adalah aborsi, yang tidak hanya membahayakan nyawa si ibu, tapi juga berdampak secara psikologis. ''Perempuaan-perempuan yang telah melakukan aborsi, umumnya melapor ke saya bahwa dia tidak bisa tidur karena selalu dibayang-bayangi oleh bayi yang telah digugurkannya,''kata dokter Boyke. Ia juga menambahkan bahwa kasus aborsi di Indonesia saat ini sudah mencapai 2.3 juta pertahunnya. Dampak lain dari perilaku seks bebas adalah munculnya penyakit HIV/AIDS. Di Jawa Timur sendiri, angka pertumbuhan penderita HIV/AIDS sudah mengalami peningkatan sangat pesat dari 8% (di tahun 1998) menjadi sebanyak 40% pada tahun 2012. ''Prosentase ini mendudukkan Jawa Timur di posisi ke-2 penderita HIV/AIDS terbesar di Indonesia, setelah Papua yang kemudian disusul DKI Jaya di posisi ke 3,''terang dokter Boyke. Di akhir acara, dokter Boyke Dian Nugraha memberikan saran kepada para peserta seminar yang kebanyakan datang dari mahasiswa dan siswa sekolah menengah ke atas, untuk menjauhi seks bebas dan narkoba yang menjadi sumber kehancuran remaja terutama wanita. ''Sebagai seorang remaja atau mahasiswa terutama perempuan, kehancuran utama ada pada seks bebas dan narkoba. Jadi say no to drug dan say no to free sex,'' pesan dokter Boyke di akhir acara. [Oky]