BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1Ruang Lingkup Manajemen

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah manajemen dana yang berkaitan dengan
pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha
pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi pembelanjaan yang efisien.
Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham melaui maksimisasi nilai perusahaan dapat tercapai maka manajer keuangan
harus memahami dengan benar fungsi utam seorang keuangan.
Ada tiga fungsi manajemen keuangan menurut Athur J. Keown (2008) dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Keputusan Investasi
Fungsi keputusan investasi bagi seorang manajer keuangan ialah menetapkan
pengalokasian dana yang paling tepat bagi perusahaan dalam investasi baik
dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
2. Kepuasan Pembelanjaan
Keputusan pembelanjaan akan terpusat pada alternative penggunaan struktur
modal perusahaan yang terbaik sehingga diperoleh suatu
kombinasi pembiayaan yang akan menciptakan struktur keuangan yang
optimal.
3. Keputusan Deviden
Keputusan deviden akan menyangkut bagaimana seorang manajer keuangan
menetapkan seberapa besar imbalan, dalam bentuk presentase laba, yang akan
diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham, sehubungan dengan
investasi yang mereka tanam.
2.2 Pengertian Struktur Modal dan Struktur Keuangan
2.2.1 Pengertian Struktur Keuangan
Menurut Drs. Abdul Halim,M.M;Ak. (2007), Struktur Keuangan adalah
cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya, struktur keuangan
tercermin pada seluruh sisi kanan neraca (balance sheet)yang terdiri dari
hutang jangka panjang dan modal pemegang saham. Hal ini dikemukakan
oleh Weston dan Copeland (2005).
Menurut
E.
Brigham,Eugene
(2006)
yaitu
Struktur
Keuangan
mencerminkan cara bagaimana aktiva perusahaan dibelanjai,dengan demikian
struktur keuangan juga mencerminkan pertimbangan antara keseluruhan
modal asing baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan jumlah
modal sendiri.
2.2.2
Pengertian Struktur Modal
Struktur Modal merupakan perbandingan hutang jangka panjang dan
modal sendiri. Unsur-unsur modal struktur modal perusahaan dapat dilihat
pada seluruh sisi kanan dari neraca perusahaan yang bersifat permanent atau
jangka panjang. Sifat yang permanen ini membedakan struktur modal dengan
struktur keuangan.
Menurut Drs. Abdul Halim,M.M;Ak. (2007), pengertian struktur modal
adalah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanent,
hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
Struktur modal adalah paduan sumber dana jangka panjang yang
digunakan perusahaan. (Dr.Dermawan Sjahrial( 2007).
Struktur Keuangan – Hutang Lancar = Struktur Modal
Jadi perbedaan antara struktur modal dengan struktur keuangan adalah
terletak pada hutang janka pendek. Struktur keuangan memperhitungkan hutang
jangka pendek sedangkan struktur modal tidak memperhitungkannya.
2.3 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Drs. Abdul Halim,M.M;Ak. (2007), faktor-faktor yang mempunyai
pengaruh penting terhadap struktur modal adalah sebagai berikut :
2.3.1
Tingkat Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relative stabil berarti memiliki
aliran kas yang juga relative stabil, maka dapat menggunakan hutang lebih
besar daripada perusahaan dengan penjualan tidak stabil.
2.3.2
Struktur Asset
Perusahaan yang memiliki asset tetap jumlah besar menggunakan
hutang dalam jumlah besar, hal ini disebabkan karena skala perusahaan
besar akan lebih mudah mendapatkan akses dana dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Kemudian besarnya asset tetap dapat digunakan sebagai
jaminan hutang perusahaan.
2.3.3
Tingkat Pertumbuhan Asset
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar
kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspami. Semakin besar kebutuhan
untuk pembiayaan mendatang semakin besar keinginan perusahaan untuk
menahan laba.
2.3.4
Profitabilitas
Profitabilitas periode sebelumnya merupakan factor penting dalam
menentukkan struktur modal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan
akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum hutang perusahaan
2.3.5
Variabel Laba dan Perlindungan Pajak
Variabel ini sangat erat kaitannya dengan stabilitaspenjualan.
Variabilitas laba perusahaan kecil maka perusahaan harus mempunyai
kemampuan yang lebih besar untuk menanggung beban tetap dari hutang.
2.3.6
Skala perusahaan
Perusahaan besar yang sudah go public akan lebih mudah memperoleh
modal di pasar dibanding dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan
akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang juga
lebih besar.
2.3.7
Kondisi Intern Perusahaan dan Ekonomi Makro
Perusahaan perlu menanti saat yang tepat untuk menjual saham
obligasi. Secara umum kondisi yang paling tepat untuk menjual obligasi
akan saham adalah pada saat tingkat bunga pasar sedang rendah dan pasar
sedang stabil.
2.3.8
Keadaan Pasar Modal
Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan disebabkan adanya
gelombang konjuktur. Pada umumnya apabila gelombang meninggi, para
investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya. Oleh karena itu, dalam
usaha untuk mengeluarkan atau menjual berharga haruslah menyesuaikan
dengan keadaan pasar modal tersebut.
2.3.9
Sifat Manajemen
Sifat Manajemen akan berpengaruh langsung dalam pengambilan
keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana. Seorang manajer yang
bersifat optimis mempunyai keberanian untuk menanggung resiko besar, akan
lebih berani untuk membiayai pertumbuhan penjualannya. Dengan dana yang
berasal dari hutang pembelanjaan dengan hutang ini memberikan beban
financial yang tetap.
2.4 Teori Struktur Modal
2.4.1
Modigliani Militer (MM) Teory dengan pajak.
Dengan menentukan struktur yang paling optimal, teory
tersebut telah banyak dikembangkan oleh para pakar dengan
menganalisa komposisi utang dan modal. Teory struktur modal yang
dikenal pertama kali ialah yang dicetus oleh Franco Modigliani dan
Merton Militer ( teory MM ).
Salah satu pernyataan yang sering membingungkan manajer
keuangan adalah hubungan antara struktur modal dan nilai
perusahaan. Pada tahun 1958 MM mengeluarkan asumsi – asumsi
teory yang ilmiah tentang struktur modal perusahaan
Tahun 1963, MM menerbitkan artikel sebagai lanjutan teory
MM tahun 1958. Asumsi yang diubah adalah pajak terhadap
penghasilan perusahaan ( Corporate Income Taxes ).
Dengan adanya pajak ini, MM menyimpulkan bahwa
penggunaan hutang ( leverage ) akan meningkatkan nilai perusahaan
karena biaya hutang yang mengurangi pembayaran pajak.
2.4.2
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut James C. Van Horne and John M. Wachowickz, JR
(2007 : 127) menyatakan bahwa dalam menganalisis pengaruh
struktur modal terhadap nilai perusahaan, maka terdapat tiga
pendekatan yang dapat digunakan. Untuk memudahkan sementara
diasumsikan bahwa pajak peusahaan adalah nol.
2.4.2.1 Pendekatan Laba Bersih ( Net Income Approach )
Pendekatan laba bersih ( NI ), mengasumsikan bahwa investor
mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat
kapitalisasi ( Ks ) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan
jumlah uangnya dengan tingkat biaya hutang ( Kd ) yang konstan
pula, karena Ks dan Kd konstan maka semakin besar jumlah hutang
yang digunakan perusahaan, maka biaya modal rata – rata
tertimbang ( WACC ) akan semakin kecil. Oleh karena itu WACC
semakin kecil akibat penggunaan hutang yang semakin besar. Jika
pendekatan ini benar, sebaiknya perusahaan menggunakan seratus
persen hutang.
2.4.2.2 Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income )
Pendekatan ini melihat bahwa modal rata – rata
tertimbang
konstan
berapapun
tingkat
hutang
yang
digunakan oleh perusahaan. Pertama, diasumsikan bahwa
biaya hutang konstan seperti halnya dalam pendekatan laba
bersih. Kedua, penggunaan hutang yang semakin besar oleh
pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan resiko
perusahaan. Oleh karena itu tingkat keuntungan yang
disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat,
sebagai meningkatnya resiko perusahaan. Konsekuensinya
WACC tidak mengalami perubahan keputusan struktur
modal menjadi tidak penting.
2.4.2.3 Pendekatan Tradisional ( Traditional Approach )
Pendekatan tradisional banyak dianut oleh para
praktisi dan para akademi. Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa suatu leverage tertentu, resiko perusahaan tidak
mengalami perubahan. Sehingga baik Kd maupun Ks
relative konstan. Namun demikian setelah leverage atau
rasio hutang tertentu, biaya hutang dan biaya modal sendiri
meningkat. Peningkatan biaya modal sendiri ini akan
semakin besar dan bahkan akan lebih besar dari pada
penurunan biaya karena penggunaan hutang yang lebih
murah. Akibatnya WACC pada awalnya menurun dan pada
akhirnya akan meningkat.
2.5 Konsep Biaya Modal
Konsep biaya modal merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelanjaan
aktiva perusahaan. Hal ini diungkapkan oleh Drs. Abdul Halim,M.M:Ak. (2007)
sebagai berikut :
Alasan
pentingnya
biaya
modal
perusahaan
yaitu
:
pertama,
untuk
memaksimalkan nilai perusahaan, membutuhkan biaya input yang minimum,
termasuk biaya modal dan untuk kita harus dapat mengestimasikan. Kedua, keputusan
penganggaran modal membutuhkan perkiraan biaya modal. Ketiga, banyak keputusan
lain termasuk yang berkaitan dengan peraturan umum, leasing, penarikan obligasi,
gaji eksekutif dan pengelolaan aktiva jangka pendek juga membutuhkan perkiraan
biaya modal.
2.6 Komponen- Komponen Struktur Modal
2.6.1
Modal Asing atau Modal Jangka Panjang
Yaitu hutang yang jangka waktunya pada umumnya lebih dari lima
tahun. Jenis-jenis Modal Jangka Panjang adalah :
a. Obligasi
Obligasi
merupakan
surat
pengakuan
hutang
yang
mempunyai nominal tertentu dan pada umumnya tidak dapat
dijamin dengan aktiva tertentu.
Obligasi dapat dibagi menurut jenisnya :
1). Obligasi Biasa
Obligasi biasa adalah obligasi yang bunganya dibayar pada
waktu-waktu tertentu oleh debitur, dengan tidak memandang
apakah debitur tersebut memperoleh keuntungan atau tidak.
2). Obligasi Pendapatan
Obligasi pendapatan adalah obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan dimana bunga hanya akan dibayarkan pada waktu
perusahaan memperoleh laba saja.
3). Obligasi yang dapat ditukar
Obligasi yang dapat ditukar adalah obligasi yang memberikan
kesempatan kepada pemegang surat obligasi untuk suatu tertentu
dapat menukarkan obligasi tersebut dengan saham dari
perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut.
b. Pinjaman hipotik
Hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang dengan aktiva tidak
bergerak dimana kreditur diberi hak hipotik terhadap hak tersebut.
c. Kredit Investasi
Kredit investasi adalah jenis pendanaan yang bersediakan oleh
perbankan dan banyak dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
membiayai investasi.
2.6.2
Modal Sendiri
Modal sendiri pada dasarnya merupakan modal yang berasal dari pemilik, bisa
berasal dari dalam perusahaan berupa keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas modal
sendiri dibagi menjadi
2.6.2.1 Modal Saham
Saham adalah tanda bukti kepemilikan didalam suatu perusahaan.
Adapun jenis-jenis saham yang merupakan sumber dari luar adalah
sebagai berikut :
1). Saham Biasa
Saham biasa merupakan bentuk kepemilikan tanpa hak istimewa.
Artinya adalah para pemilik akan memperoleh pembagian
keuntungan (dalam bentuk deviden) jika perusahaan memperoleh
laba.
2). Saham Preferen
Saham ini merupakan bentuk kepemilikan dengan hak istimewa.
Artinya bahwa pemegang saham preferen berhak atau pembagian
deviden yang besarnya atau jumlahnya tetap, berapapun
keuntungan yang diperoleh perusahaan saat ini.
2.6.2.2 Laba Ditahan
Laba yang ditahan adalah bagian laba yang ditanam kembali dalam
perusahaan. Laba yang diperoleh tidak samuanya dibagikan kepada
para pemilik (pemegang saham)sebagai deviden, tetapi sebagian
akan ditahan dan ditanamkan kembali dalam perusahaan untuk
membiayai keperluan perusahaan.
2.6.2.3 Cadangan
Cadangan dibentuk dari keuntungan yang diperoleh perusahaan
selama beberapa waktu dari tahun berjalan.
2.7 Komponen biaya modal suatu perusahaan terdiri dari :
2.7.1
Biaya Modal
2.7.1.1 Biaya hutang jangka panjang
a .Biayahutang perusahaan adalah tingkat hasil pengembalian yang
diinginkan oleh kreditor seperti yang dikemukakan oleh E.
Brigham, Eugene (2006).
b.
Menurut Weston dan Copeland biaya hutang dihitung atas
dasar setelah pajak karena pembayaran bunga hutang dikurangkan
dari pajak
c. Biaya hutang jangka panjang adalah biaya yang timbul
karena
penggunaan hutang jangka panjang
d.
Aspek terpenting dalam penggunaan hutang jangka panjang
adalah bahwa pembayaran hutang tidak melalui likuiditas dari
aktiva lancar.
e.. Biaya hutang jangka panjang
yang diperhitungkan adalah
biaya hutang jangka panjang setelah pajak.
Berdasarkan UU RINo. 10 Tahun 1994 tentang pajak penghasilan
untuk kena pajak, tariff pajak yang berlaku adalah :
UU RI No. 10 Tahun 1994
Tarif
Penghasilan
10 %
Rp. 0 sampai Rp. 25.000.000,-
15%
Rp. 25.000.000,- sampai Rp. 50.000.000,-
30%
Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 100.000.000,-
Rumus untuk menghitung biaya hutang jangka panjang (Kd)
adalah :
Kd = Kb ( 1 – T )
Keterangan : Kb = Tingkat bunga dari hutang
T = Pajak
2.7.1.2 Biaya Saham preferen
Saham Preferen adalah saham yang dengan preferensi
tertentu diatas saham biasa dan dalam hal pembagian deviden dan
pembagian kelayakan dalam pembubaran perusahaan.
Saham preferen mempunyai karakteristik campuran antara hutang
dan saham biasa, mempunyai sifat hutang karena saham preferen
memiliki kewajiban tetap untuk memberikan pembayaran periodik
dan dalam likuidasi perusahaan, pemegang saham preferen
didahulukan haknya sebagai pemegang saham.
Biaya saham preferen adalah tingkat pengembalian
investasi
yang
diharapkan
oleh
pemegang
saham
preferen
perusahaan.
Biaya saham preferen sudah merupakan atas dasar setelah
pajak karena deviden saham preferen dibebankan dari keuntungan
setelah pajak, sehingga tidak perlu diadakan penyesuaian pajak lagi.
2.7.1.3 Biaya Saham Biasa
Biaya sahm biasa dapat didefinisikan rate of return minimal
yang disyaratkan oleh penggunaan modal sendiri atas suatu
investasi agar harga pasar saham tidak berubah.
Menurut Brigham dan Houston(2006) dalam bukunya :
biaya saham biasa adalah tingkat dimana investor mengharapkan
deviden untuk menentukan harga saham perusahaan.
Beberapa asumsi yang digunakan dalam menghitung biaya
ini antara lain bahwa tingkat pertumbuhan ( g ) menyatakan
pertumbuhan dividen, jika deviden tumbuh pada tingkat tertentu
dan rasio pembayaran dividen dengan tingkat laba ditahan adalah
konstan maka laba harus tumbuh pada tingkat itu pula.
Terlihat bahwa terdapat hubungan antara harga saham
biasa, tingkat pertumbuhan laba, dividend an total aktiva
perusahaan.
Rumus untuk menghitung biaya saham biasa ( Ks) adalah :
Ks
= D1 + g
Po
g
= ( 1-D/N1 ) ( N1/Equity )
Keterangan :
Ks
= Biaya saham biasa
D1
= Deviden yang dibayarkan perlembar saham
D
= Deviden yang dibayar
Po
= Nilai harga saham
g
= Tingkat pertumbuhan deviden
N1
= Laba bersih
E
= Ekuitas
Dalam penentuan biaya saham biasa, terdapat 4 metode yang dapat
digunakan, antara lain :
1). Metode CAPM ( Capital Asset Princing model )
Pendekatan CAPM mengemukakan bahwa pada dasarnya tingkat
keuntungan yang disyaratkan oleh investor atas saham biasa
adalah sebesar tingkat bunga bebas resiko ditambah dengan premi
resiko.
Premi
resiko
adalah
hasil
pengurangan
tingkat
pengembalian pasar dengan tingkat bunga bebas resiko dikaitkan
beta. Koefisien beta mengukur kepekaan tingkat keuntungan
suatu saham terhadap perubahan-perubahan dasar. Semakin besar
koefisien beta berarti semakin tinggi kepekaan tingkat keuntungan
terhadap perubahan pasar.
Metode
CAPM merumuskan tingkat hasil pengembalian atas
saham biasa sebagai berikut :
Ks
= Rf + ( Rm – Rf ) βj
Dimana :
Ks
= Tingkat hasil pengembalian atas saham biasa
Rf
= Tingkat bunga bebas resiko
Rm
= Tingkat pengembalian pasar
Βj
= Koefisien beta saham
2).Hasil Obligasi ditambah premi resiko modal, premi yang
dihitung merupakan premi atas biaya hutang jangka panjang.
3). Hasil nyata yang diterima investor
Adalah hasil deviden rata-rata ditambah keuntungan modal ratarata selama 10 tahun metode ini memasukkan penyesuaian
kembali atas proyek perusahaan pada masa mendatang.
4). Model pertumbuhan deviden
Hasil pengembalian atas modal yang diinginkan adalah hasil
deviden yang diharapkan ditambah dengan tingkat pertumbuhan
deviden yang diharapkan.
Model ini dirumuskan sebagai berikut :
Ks
= D1 + g
Po
Dimana :
Ks
= Biaya saham biasa
D1
= Deviden yang dibayarkan perelembar saham
Po
= Nilai harga saham
g
= Tingkat pertumbuhan deviden
Disamping itu, payout ratio adalah proporsi laba bersih yang
dibayarkan sebagai deviden, seperti yang dikemukakan oleh
Brigham dan Gapenski berikut ini :
Payout ratio = Dividens pershare
Net Income
ROE
= Net Income
Common equity
g
= Hasil yang diinvestasikan kembali x ROE
= ( 1- PEYOUT RATIO ) x ROE
= ( 1- dividen ) x Net income
Net income
Common equity
Metode pertumbuhan yang paling banyak digunakan dalam
praktek baik untuk menilai harga saham biasa maupun untuk
menghitung biaya modal ekuitas.
2.7.1.4 Biaya Laba Ditahan
Adalah bagian dari laba perusahaan yang tersedia bagi pemegang
saham yang tidak dibayarkan dalam bentuk deviden. Bagian laba
yang tidak dibagikan itu dimaksudkan untuk diinvestasikan
kembali guna menambah asset perusahaan.
Penggunaan laba ditahan ini pun mengandung biaya. Biaya laba
ditahan adalah tingkat hasil pengembalian yang diharapkan
pemegang saham atas modal yang diperoleh dari laba yang tidak
dibagikan.
Besarnya biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan
adalah sebesar tingkat pendapatan investasi dalam saham yang
yang diharapkan diterima oleh para investor atau dengan kata lain
biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan dana yang
berasal dari saham biasa.
Rumus untuk menghitung biaya laba ditahan adalah :
Kr = Ks
2.7.1.5 Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
Adalah rata-rata tertimbang dari komponen biaya hutang, saham
preferen dan ekuitas saham biasa. Besar kecilnya
biaya modal rata-rata tertimbang tergantung pada proporsi masingmasing komponen sumber dana tersebut.
Biaya modal rata-rata tertimbang adalah rata-rata setelah pajak dari
berbagai sumber dana yang digunakan oleh perusahaan. Bobotnya
mencerminkan proporsi dari tota
Berarti bahwa proporsi dari
hutang, saham preferen dan modal sendiri bersama dengan
komponen modalnya digunakan untuk menghitung biaya modal ratarata.
Rumus untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang adalah :
WACC = Wd.Kd + Wp.Kp + Ws.Ks + Wr.Kr
Dimana :
WACC
= Biaya modal rata-rata tertimbang
Wd
= Presentase hutang jangka panjang
Kd
= Biaya komponen hutang jangka panjang
Wp
= Presentase saham preferen
Kp
= Biaya komponen saham preferen
Ws
= Presentase saham biasa
Ks
= Biaya komponen saham biasa
Wr
= Presentase laba ditahan
Kr
= Biaya komponen laba ditahan
2.8 Pengertian Nilai Perusahaan
Pengertian nilai perusahaan menurut Drs. Abdul Halim, M.M;Ak (2007) yaitu, nilai
perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli seandainya suatu
perusahaan akan dijual sahamnya kemasyarakat. Nilai perusahaan sama dengan nilai
saham dengan nilai pasar perlembar ditambah dengan nilai pasar hutang.Dengan
memaksimumkan nilai perusahaan maka harga tersebut akan meningkat yang akan
menyebabkan meningkatnya kemakmuran perusahaan.
Tujuan akhir dari setiap perusahaan adalah memaksimalkan niali perusahaan bagi
para pemegang saham, dinyatakan oleh Weston Copeland.
Pengertian
memaksimumkan
nilai
perusahaan
adalah
lebih
dari
sekedar
meningkatkan laba perusahaan ataupun peningkatan dalam rentabilitas yang dihitung
atas dasar laporan keuangan perusahaan. Nilai perusahaan tercermin dalam nilai
sekarang dari keuntungan yang diharapkan.
Rumus untuk menghitung nilai perusahaan adalah :
V = EBIT ( 1 – T )
WACC
2.9 Hubungan Biaya Modal Dengan Nilai Perusahaan
Biaya modal yang minimum berhubungan dengan struktur modal yang optimal.
Struktur Modal yang optimal adalah struktur modal yang
meminimumkan biaya modal perusahaan dan memaksimalkan niali perusahaan.
Biaya modal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan nilai perusahaan
yang maksimum, karena apabila seorang manajer keuangan perusahaan dapat
meminimumkan, biaya modalnya maka akan dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
Download