1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mandibula

advertisement
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mandibula merupakan bagian dari tulang wajah yang membentuk rahang
bawah dan merupakan satu-satunya tulang yang bergerak bebas pada tulang
tengkorak. Mandibula juga merupakan tulang wajah yang terbesar dan terkuat.
Pada bagian permukaan lateral mandibula, terdapat suatu struktur anatomi yang
disebut foramen mentale (Fehrenbach dan Herring, 2012). Foramen mentale
menjadi tempat keluarnya arteri, vena, dan nervus mentalis. Nervus mentalis
merupakan cabang dari nervus alveolaris inferior yang menginervasi bibir bawah,
mukosa labial, gigi kaninus, dan premolar rahang bawah. Pada umumnya,
foramen mentale terletak di bawah antara gigi premolar satu dan premolar dua
rahang bawah (Gupta dan Soni, 2012).
Identifikasi posisi foramen mentale penting dalam bedah periapikal,
implan, prosedur perawatan pada trauma maksilofasial, ortognatik, dan tindakan
anestesi (Al-Khateeb dkk., 2007). Risiko gangguan neurosensoris meningkat
apabila mengabaikan posisi foramen mentale saat melakukan perawatan invasif
pada daerah tersebut (Aher dkk., 2012), sehingga perlu memperhatikan struktur
anatomi foramen mentale secara intraoral maupun radiografi (Fehrenbach dan
Herring, 2012).
Radiografi merupakan gambaran dua dimensi dari objek tiga dimensi yang
dihasilkan dari peralatan radiografi yang menghasilkan sinar X (White dan
Pharoah, 2004). Sinar X pada radiografi dental dapat dimanfaatkan untuk
1
2
membantu dalam menegakkan diagnosis, merencanakan dan mengevaluasi
suatu perawatan (Margono, 1998), serta untuk mengidentifikasi suatu struktur
anatomi seperti foramen mentale (Haring dan Lind, 1993). Gambaran berupa
lingkaran radiolusen tampak pada radiograf yang menunjukkan struktur anatomi
foramen mentale (Fehrenbach dan Herring, 2012).
Posisi foramen mentale dapat dilihat dari bidang horizontal dan bidang
vertikal. Posisi horizontal foramen mentale merupakan posisi yang searah dengan
sumbu longitudinal gigi, dapat terletak di mesial, distal, atau di antara apeks gigi
premolar. Posisi vertikal foramen mentale dalam hubungannya dengan apeks gigi
premolar dapat berada pada koronal apeks, apeks, atau apikal apeks. Posisi-posisi
foramen mentale dapat bervariasi dan dipengaruhi oleh karakteristik individu,
jenis kelamin, usia, ras (Juodzbalys dkk., 2010), suku, dan populasi (Ukoha,
2013). Posisi horizontal foramen mentale pada populasi Maroko paling banyak
terletak di bawah gigi premolar kedua rahang bawah (Chkoura dan Wady, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Haghanifar dan Rokouei (2009) menunjukkan
adanya perbedaan posisi foramen mentale antara laki-laki dan perempuan pada
populasi Iran. Posisi horizontal foramen mentale pada laki-laki paling banyak
terletak di bawah gigi premolar kedua dan pada perempuan terletak paling banyak
di antara gigi premolar pertama dan kedua bawah.
Posisi foramen mentale yang bervariasi antara laki-laki dan perempuan
serta pada populasi yang berbeda, mendorong dilakukan penelitian untuk
membandingkan posisi foramen mentale berdasarkan jenis kelamin pada populasi
yang berbeda. Populasi adalah sekelompok orang atau penduduk di suatu daerah
3
yang memiliki ciri-ciri yang sama (KBBI, 2015). Menurut Neo (1989),
pengetahuan posisi foramen mentale dapat memberikan keakuratan dalam
tindakan anestesi dan menghindari kerusakan saraf dalam prosedur bedah. Hal ini
juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menginterpretasikan struktur
anatomi dalam bidang patologi mulut dan forensik.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan proporsi posisi horizontal foramen mentale
antara pasien laki-laki dan perempuan di RSGM Prof. Soedomo tahun 20132014?
C. Keaslian Penelitian
Haghanifar dan Rokouei telah melakukan penelitian dengan mengevaluasi
posisi horizontal foramen mentale pada populasi Iran (2009). Penelitian serupa
dilakukan pula di beberapa negara lain, misalnya di Arab Saudi (Al-Jasser dan
Nwoku, 1998), Malaysia (Ngeow dan Yuzawati, 2003), Korea (Kim dkk., 2006),
Yordania (Al-Khateeb dkk., 2007), Nigeria Tenggara (Ukoha dkk., 2013),
Maroko (Chkoura dan Wady, 2013), dan India Timur (Budhiraja dkk., 2013).
Kasni (2014) juga telah melakukan penelitian dengan mengidentifikasi letak,
bentuk, dan diameter foramen mentale berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki
dan perempuan di RSGM Kandea, Makassar, Sulawesi Selatan. Sampai saat ini,
berdasar penelusuran pustaka penelitian untuk membandingkan posisi horizontal
4
foramen mentale antara laki-laki dan perempuan di RSGM Prof. Soedomo belum
pernah dilakukan.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi posisi
horizontal foramen mentale antara pasien berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan di RSGM Prof. Soedomo tahun 2013-2014.
E. Manfaat Penelitian
1. Menyediakan informasi ilmiah mengenai posisi horizontal foramen mentale
dalam hubungannya dengan perbedaan jenis kelamin dan populasi.
2. Mendorong penelitian serupa pada populasi lainnya di Indonesia sehingga
dapat diperoleh data untuk seluruh populasi di Indonesia.
Download