Virtual tour: tantangan menarik dalam teknologi

advertisement
 Teknologi berkembang makin pesat.
 Terobosan-terobosan memukau muncul tiap hari: Layar sentuh beresolusi
tinggi, kamera dengan ketajaman yang tinggi, media penyimpan data yang
berkapasitas raksasa, dan berbagai macam penemuan lainnya terus
muncul.
 Selain riset tentang pengembangan perangkat keras, pengembangan
perangkat-perangkat lunak juga terus dilakukan secara paralel. Contoh
yang paling mudah adalah teknologi layar sentuh yang dikembangkan
oleh perusahaan pencipta telepon pintar maupun sabak elektronik
VIRTUAL TOUR
Wisata jenis ini pada dasarnya adalah sebuah pengalaman visual dengan foto
panorama 360º dan real-time. Wisatawan virtual ini juga bisa melihat dan
mengeksplorasi dunia yang diciptakan oleh komputer. Selain efek visual, bisa
juga ditambahkan efek audio maupun efek kinestetik. Sejauh ini, aplikasi
teknologi virtual reality di dalam pengembangan pariwisata biasanya hanya ada
di visualisasi lansekap kota secara tiga dimensi.
TANTANGAN DALAM PENGEMBANGAN
•
Masih digunakannya foto panorama yang hanya menampilkan
visualisasi suatu objek wisata dari satu titik saja. Dari sini pengguna
hanya bisa melihat kondisi sekeliling dari satu titik saja, tanpa bisa
mengeksplorasi objek wisata tersebut.
•
Kebutuhan perangkat keras untuk mengimbangi pengembangan
perangkat lunak. Obyek wisata virtual membutuhkan memori serta
kecepatan prosesor yang tinggi dalam menampilkan gambar beresolusi
tinggi, sehingga pengguna bisa mengeksplorasi obyek wisata lebih
jauh.
•
Bagaimana menciptakan sebuah sistem untuk integrasi obyek-obyek
wisata di dalam suatu kawasan, bahkan suatu negara.
JAWABAN #1: IDENTIFIKASI KEBIJAKAN
PEMERINTAH
•
Perlu dilakukan identifikasi tujuan; apakah objek wisata virtual itu akan
diarahkan untuk media promosi objek wisata, untuk kepentingan arsip
museum, atau untuk menciptakan sebuah replika objek wisata.
•
Penentuan tujuan ini akan menentukan bagaimana pengembangan
teknologi terkait ini sekaligus skema pendanaan dalam pembangunan
dan manajemen objek wisata virtual ini.
•
Selain itu, dibutuhkan pula perencanaan infrastruktur terkait dengan
wisata virtual ini, karena kebutuhan yang besar akan daya listrik serta
perangkat—baik perangkat lunak maupun keras. Contohnya
infrastruktur ini adalah adalah pembangkit listrik dan industri
manufaktur perangkat-perangkat wisata virtual.
JAWABAN #2: PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Secara umum, ketiga tujuan ini memeiliki persamaan, yaitu kebutuhan akan user
interface yang bersifat user-friendly. Sebuah perangkat yang bersifat userfriendly membutuhkan tindakan pengguna sesederhana mungkin, yang
berbanding terbalik dengan kemampuan dari perangkat keras maupun
perangkat lunak yang justru harus mumpuni.
JAWABAN #2: PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Menurut hukum Gordon E. Moore, kecepatan prosesor akan meningkat secara
eksponensial setiap 2 tahun. Namun pada kenyataannya, hukum ini berlaku pada
pengembangan teknologi lainnya seperti kapasitas memori, teknologi sensor,
juga jumlah serta ukuran unit piksel dalam kamera digital. Dalam 10 tahun,
mungkin perkembangan signifikan akan terjadi. Namun dalam 50 hingga 100
tahun tentu akan terjadi perubahan yang sangat signifikan. Bahkan, terdapat
kemungkinan bahwa tak butuh 2 tahun lagi untuk meningkatkan teknologi;
cukup dalam waktu singkat muncul teknologi-teknologi baru yang memenuhi
kebutuhan dari pengguna.
Perkembangan ini tentunya akan berdampak pada pengembangan wisata
virtual. Dengan adanya prosesor berkecepatan tinggi serta monitor dengan
ketajaman warna yang sama tingginya, tentunya wisatawan virtual ini dapat
merasakan objek wisata secara real-time. Terlebih, objek wisata yang ada
sekarang memiliki banyak detail untuk dapat diproses. Contohnya adalah reliefrelief di Candi Borobudur atau kawasan hutan hujan tropis di sepanjang Sungai
Amazon. Dibutuhkan kedetailan tinggi di dalam visualisasi virtual kedua objek
wisata tersebut.
•
Untuk kepentingan konservasi di museum, tentunya dibutuhkan pula sebuah
teknologi di dalam menampilkan objek-objek wisata tadi.
•
Beberapa konsep museum masa depan adalah menciptakan media yang
interaktif—mirip dengan teknologi pemodelan milik Tony Stark di kisah fiktif
Iron Man.
•
Dengan ini, maka wisatawan bisa mengeksplorasi objek wisata yang sudah
hilang, rusak, atau susah dijangkau dalam realita. Misalnya adalah kuil yang
tenggelam di perairan Aegea atau hasil rekonstruksi reruntuhan kuil di kaki
Gunung Vesuvius di Italia.
JAWABAN #3: SISTEM INFORMASI OBJEK WISATA
•
Permasalahan penataan ruang saat ini adalah ketersediaan data spasial
sekaligus tingkat kompatibilitas antardata.
•
Selama ini data spasial yang ada sukar ditemui ketika dibutuhkan karena
seringkali tak ada, sehingga perlu untuk diciptakan terlebih dahulu.
•
Selain itu, seringkali data yang ada tidak bisa digunakan secara bersamaan
karena perbedaan format data.
•
Diperlukan sebuah platform yang sama untuk menjadikan data-data spasial
kompatibel dan dapat digunakan secara bersamaan.
TERIMA KASIH
Download